Fakultas Program Studi SKS Kode MK Di susun Oleh
FFIKes DIII -
Keperawatan
2
WAT.013 Frida L Saragih, M.Kes MODUL PERKULIAHANPROMOSI KESEHATAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN MODUL 1. IDENTITAS MODUL
MATA KULIAH : PROMOSI KESEHATAN SEMESTER : DUA (II)
TAHUN AKADEMIK : 2019/2020 2. IDENTITAS DOSEN
NAMA :Frida Liharris Saragih,S.Pd, M.Kes NIDN :0101026203
DISETUJUI DAN DISAHKAN DI:MEDAN TANGGAL : MARET 2020 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
KETUA,
Ns.Flora Sijabat S.Kep,MNS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas hadiratNya kami dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Promosi
Kesehatan. Modul ini disusun untuk menambah bahan bacaan dan memandu kegiatan mahasiswa dalam belajar mengajar selama mengikuti perkuliahan Promosi Kesehatan.
Modul ini berisikan tentang uraian materi tentang Konsep Dasar Promosi Kesehatan. Area Tindakan Promosi Kesehatan, Strategi
Pendekatan Promosi Kesehatan, Perencanaan Promosi Kesehatan, Monitoring dan Evaluasi Promosi Kesehatan. Konsep Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, dan Aplikasi Promosi Kesehatan dalam Asuhan Keperawatan pada Individu, Keluarga, dan Kelompok.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu segala masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan modul ini.
Medan, Maret 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI ... 3
BAB I Konsep Dasar Promosi Kesehatan
1. Definisi Promosi Kesehatan 1
2. Tujuan Promosi Kesehatan 2
3. Sasaran Promosi Kesehatan 2
4. Perilaku Promosi Kesehatan 2
5. Upaya Promosi Kesehatan 4
BAB II Area dan Tindakan Promosi Kesehatan 1. Membangun Kebijakan Publik 6
2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Kesehatan 9
3. Pemberdayaan Masyarakat 9
4. Mengembangkan Kemampuan Persona 11
5. Tanggung Jawab Sosial terhadap Kesehatan 12
6. Konsolidasi dan Kerjasama Bidang Kesehatan 13
BAB III Strategi Pendekatan Promosi Kesehatan) 1. Kebijakan berwawasan kesehatan 13 2. Lingkungan yang mendukung 14
3. Pelayanan Kesehatan 14
4. Keterampilan individu 14 5. Gerakan masyarakat 15 6. Primary care 15 7. Pendidikan kesehatan 15
8. Partisipasi pendidikan kesehatan BAB IV Perencanaan Promosi Kesehatan 1. Definisi Perencanaan 15
2. Tujuan Promosi Kesehatan 16
3. Penyusunan SAP 17
4. Metode Promosi Kesehatan 18
5. Media Promosi Kesehatan . 20
BAB V Monitoring dan Evaluasi Promosi Kesehatan
1. Definisi Monitoring dan Evaluasi 24
2. Tujuan dan Manfaat Monitoring 25
3. Jenis-jenis Evaluasi 26
4. Langkah-langkah Monitoring dan evaluasi 28
BAB VI Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1. Definisi PHBS 31
2. Manfaat PHBS 32
3. Tatanan PHBS 33
4. Strategi Pengembangan PHBS 36
BAB VII Aplikasi PHBS pada Individu
1. Metode dan Prosedur Kerja 39
2. Strategi Pembelajaran 40
BAB VIII Aplikasi PHBS pada Keluarga
1. Metode dan Prosedur Kerja 41
2. Strategi Pembelajaran 42
BAB X Aplikasi PHBS pada Kelompok
1. Metode dan Prosedur Kerja ... 44 2. Strategi Pembelajaran ... 45
BAB I KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN POKOK BAHASAN : 1. Definisi Promosi Kesehatan
2. Tujuan Promosi Kesehatan 3. Sasaran Promosi Kesehatan 4. Perilaku Promosi Kesehatan 5. Upaya Promosi Kesehatan
DESKRIPSI : Bab ini membahas promosi kesehatan. Pada kegiatan ini akan mempelajari tentang konsep promosi kesehatan dengan sasaran dan upaya sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
KOMPETENSI
METODE
: Mahasiswa mampu dan memahami teori konsep promosi kesehatan.
Contextual Learning PEMBELAJARAN :
URAIAN MATERI
1. Definisi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada masa yang lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga supaya mampu menjembatani perubahan perilaku, baik di masyarakat, organisasi dan lingkungan (Nurmala, 2018).
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana, 2009).
2. Tujuan Promosi Kesehatan
a) Tujuan Program atau disebut tujuan jangka panjang
b) Tujuan Pendidikan, tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, c) Tujuan Perilaku, tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan
dengan pengetahuan, sikap, tindakan
3. Sasaran Promosi Kesehatan
Pelaksanaan promosi kesehatan ditujukan kepada sasaran yang telah disesuaikan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sasaran primer upaya promosi kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga atau rumah tangga yang diharapkan dapat mengubah perilaku, misalnya mengubah perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
2. Sasaran sekunder upaya promosi kesehatan yaitu para pemuka masyarakat baik pemuka informal seperti pemuka adat dan pemuka agama, maupun pemuka formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta organisasi kemasyarakatan dan media massa yang diharapkan dapat turut serta dalam upaya peningkatan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga.
3. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan, bidang lainnya yang berkaitan dan pihak yang memfasilitasi sumber daya
4. Perilaku Promosi Kesehatan
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan bentuk respons, maka perilaku dibedakan menjadi dua yaitu Perilaku tertutup (covert behavior) merupakan respons seseorang terhadap stimulus alam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Selanjutnya, Perilaku terbuka (overt behavior)
merupakan Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perilaku sehat dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan yang berupa pengetahuan, sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, budaya, sarana fisik, pengaruh atau rangsangan yang bersifat internal. Menurut Green dalam Notoatmodjo mengklasifikasikan faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, yaitu :
a. Faktor Predisposing (predisposing factor) merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, kelompok, dan masyarakat yang mempermudah individu berperilaku seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan budaya.
b. Faktor pendukung (enabling factor) yaitu lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana prasarana kesehatan.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
5. Upaya Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan yaitu
a) Upaya promotif yaitu upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat.
Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun.
b) Upaya preventif yaitu upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi.
Tujuannya upaya preventif untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak jatuh/ menjadi sakit (primary prevention).
c) Upaya kuratif yaitu upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis.
Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention)
d) Upaya Rehabilitatif yaitu upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan
(tertiary prevention).
LATIHAN :
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan ?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrence Green ?
3. Sebutkan dan berikan salah satu contoh upaya promosi kesehatan untuk mencegah masyarakat agar tidak jatuh sakit ?
TUGAS :
Membuat makalah tentang perilaku kesehatan oleh para ahli.
REFERENSI
Maulana, Herry. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurmala, I, et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press.
BAB II AREA DAN TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN POKOK BAHASAN : 1. Membangun Kebjakan Kesehatan Publik
2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Kesehatan
3. Pemberdayaan Masyarakat
4. Mengembangkan Kemampuan Personal 5. Tanggung Jawab Sosial terhadap Kesehatan 6. Konsolidasi dan Kerjasama Bidang Kesehatan 7. Membangun Infrastruktur yang Kuat
DESKRIPSI
Bab ini membahas area dan tindakan promosi kesehatan yang merupakan kelanjutan dari topik promosi kesehatan. Pada kegiatan ini akan mempelajari area promosi kesehatan yang dikembangkan yang terarah dengan tujuan yang diharapkan.
KOMPETENSI :
Mahasiswa mampu dan memahami konsep Area dan Tindakan Promosi Kesehatan
METODE Contextual Learning PEMBELAJARAN :
URAIAN MATERI AREA PROMOSI KESEHATAN 1. Membangun Kebijakan Kesehatan Publik
A. Definisi
Kebijakan publik (Public Policy) merupakan tindakan terarah yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk bertindak yang dibuat oleh badan/kantor pemerintah untuk mencapai tujuan.
Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan kesehatan publik dikembangkan sebagai unsur fundamental promosi kesehatan secara konseptual atau secara empirik.
Kebijakan promosi kesehatan diarahkan pada upaya peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Tujuan kegiatan ini adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting. Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut (Soekidjo Notoatmodjo, 2010)
B. Langkah-langkah membangun kebijakan
Beberapa tahapan dalam melakukan advokasi adalah Pertama, mengetahui atau menyadari adanya masalah. Kedua, tertarik untuk ikut mengatasi masalah. Ketiga, peduli terhadap pemecahan masalah (dengan mencari alternatif pemecahan masalah). Keempat, sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih caranya. Kelima, memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Bahan-bahan advokasi pun perlu disiapkan terlebih dahulu dan matang, diataranya ialah sesuai minat dan sasaran advokasi, memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah, memuat peran sasaran dalam pemecahan masalah, berdasarkan fakta dan bukti.
C. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
Peran Kebijakan Nasional di dalam promosi kesehatan ada keterlibatan tiap-tiap sektor dalam membuat hingga menjalankan kebijakan. Mulai dari peran tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat Kabupaten/Kota.
1) Peran Tingkat Pusat
a) Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional
b) Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang effektif untuk pengembangan model promosi kesehatan di daerah
c) Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi kesehatan di tingkat pusat
d) Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang terkait
e) Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara nasional
f) Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi.
2) Peran Tingkat Provinsi
a) Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan promosi kesehatan lokal (provinsi)
b) Meningkatkan dan menggerakkan kemampuan Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang pemberdayaan masyarakat
c) Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku level provinsi
d) Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas sektor
3) Peran Tingkat Kabupaten
a) Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
b) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
c) Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat
d) Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas sector
4) Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan
a) Peran perawat dalam tatanan individu dan keluarga sebagai
Educator, Role model dan Fasilitator
b) Peran perawat dalam sarana kesehatan, institusi pendidikan dan tempat umum
c) Peran perawat dalam organisasi masyarakat
d) Peran perawat dalam tatanan program sebagai Koordinator, Kolaborator dan Administrator
e) Peran perawat dalam tatanan lembaga pemerintah/politisi dan swasta
2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Kesehatan
Lingkungan yang mendukung adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.
Kegiatan ini ditujukan kepada pemimpin masyarakat dengan harapan memperhatikan dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat.
Lingkungan harus mendukung manusia untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kepercayaan diri dalam kesehatan. Hal ini meliputi tempat tinggal, komunitas lokal, rumah, tempat bekerja, fasilitas umum, termasuk akses pada sumber daya kesehatan.
Menciptakan lingkungan yang mendukung (baik lingkungan fisik maupun non fisik) yang kondusif bagi masyarakat termotivasi melakukan upaya positif bagi kesehatan dan mengembangkan suasana yang mendukung maka perlu adanya pemimpin organisasi masyarakat, dan pengelola tempat-tempat umum.
3. Pemberdayaan Masyarakat A. Definisi
Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
B. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat :
1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi individu, kelompok atau masyarakat.
2. Timbulnya kemauan atau kehendak sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan pemahaman terhadap obyek kesehatan. Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan.
3. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat, baik seara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku sehat.
C. prinsip, model atau bentuk, dan langkah kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat
Menurut Maulana (2009) ada beberapa prinsip, model atau bentuk, dan langkah kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu :
1) Prinsip :
a. Menumbuh- kembangkan potensi masyarakat.
b. Menumbuhkan kontribusi masyarakat dalam upaya kesehatan c. Mengembangkan kegiatan kegotong- royongan di masyarakat d. Bekerja sama dengan masyarakat
e. Promosi, pendidikan dan pelatihan dengan sebanyak mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi setempat
f. Upaya dilakukan secaran kemitraan dengan berbagai pihak g. Desentralisasi (sesuai dengan keadaan dan budaya setempat) 2)
Model dan bentuk :
a. Pemberdayaan pimpinan masyarakat
b. Pengembangan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
c. Pemberdayaan pendanaan masyarkat d. Pemberdayaan sarana masyarakat e. Peningkatan pengetahuan masyarakat f. Peningkatan pengetahuan masyarakat
g. Pengembangan teknologi tepat guna Langkah kegiatan di tingkat operasional 1 3) Langkah Kegiatan :
a. Pendekatan pada pimpinan masyarakat
b. Survei atau pengkajian masalah di masyarakat (community diagnosis)
c. Perumusan masalah dan kesepakatan bersama dalam musyawarah masyarakat desa (community prescription)
d. Pemecahan masalah bersama (community treatment) e. Pembinaan dan pengembangan (development) f. Jenis Pemberdayaan Masyarakat
Jenis Pemberdayaan Masyarakat bisa dari institusi/lembaga atau kelompok yaitu Pelayanan Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polindes, Lembaga Swadaya Masyarakat, Dana Sehat, Upaya Kesehatan Traditional, Pos Obat, Pos Gizi, Pos KB, Pos UKK, Pokmair, dan Karang Taruna Husada.
4. Mengembangkan Kemampuan Personal A. Definisi
Personal Skill adalah keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengenali dan merespon sikap dan perilaku, dan seseorang mampu membangun hubungan dengan orang lain dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal dengan tujuan untuk pengembangan kerja secara optimal.
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, keterampilan indvidu sangat diperlukan agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
B. Tujuan Personal Skill
a) Mampu memelihara kesehatannya
b) Mampu mengenal penyakit dan penyebabnya c) Mampu mencegah penyakit
d) Mampu meningkatkan kesehatannya
e) Mampu mencari pengobatan yang layak ketika mengalami sakit 5. Tanggung Jawab Sosial terhadap Kesehatan
1. Definisi Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab social atau dukungan social adalah kegiatan yang ditujukan kepada tokoh masyarakat baik formal maupun informal yang mempunyai pengaruh di masyarakat.
Dukungan sosial ialah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha/swasta media massa, organisasi profesi, pemerintah, dan lain sebagainya.
6. Konsolidasi dan Kerjasama Bidang Kesehatan 1. Definisi Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu individu, kelompokkelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ” partner.
Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.
Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masingmasing.
2. Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh masing-masing naggota kemitraan yaitu:
a. Prinsip Kesetaraan. Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
b. Prinsip Keterbukaan. Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumber daya
yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain.
Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan
(mitra).
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit Individu) organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing- masing. Kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama
3. Langkah-langkah Kemitraan
Kemitraan memberikan nilai tambah kekuatan kepada masing- masing sektor untuk melaksanakan visi dan misinya. Namun kemitraan juga merupakan suatu pendekatan yang memerlukan persyaratan, untuk itu diperlukan langkah langkah tahapan sebagai berikut:
a. Pengenalan masalah b. Seleksi masalah
c. Melakukan identifikasi calon mitra
d. Melakukan identifikasi peran mitra/jaringan kerjasama antar sesama mitra dalam upaya mencapai tujuan, melalui: diskusi, forum pertemuan, kunjungan kedua belah pihak,
e. Menumbuhkan kesepakatan yang menyangkut bentuk kemitraan, tujuan dan tanggung jawab, penetapan rumusan kegiatan memadukan sumberdaya yang tersedia di masing-masing mitra kerja, dll. Kalau ini sudah ditetapkan, maka setiap pihak terbuka kesempatan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang lebih bervariasi sepanjang masih dalam lingkup kesepakatan.
f. Menyusun rencana kerja dan pembuatan penyusunan rencana kerja dan jadwal kegiatan, pengaturan peran, tugas dan tanggung jawab
g. Melaksanakan kegiatan terpadu: menerapkan kegiatan sesuai yang telah disepakati bersama melalui kegiatan, bantuan teknis, laporan berkala,
h. Pemantauan dan evaluasi
EVALUASI :
1. Sebutkan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat ?
2. Promosi kesehatan dengan sasaran para pengambil keputusan di berbagai sector yang terkait dengan masalah kesehatan merupakan tindakan promosi kesehatan ?
3. Buatlah contoh kegiatan dari keterampilan individu (personal skill) 4. Jelaskan tanggung jawab sosial dalam program kesehatan ?
5. Buatlah contoh pemberdayaan masyarakat pada individu, keluarga, dan kelompok
TUGAS :
1. Buatlah contoh kemitraan dengan berdasarkan langkah-langkah kemitraan pada instansi kesehatan
2. Jelaskan dan telaah peran perawat dalam lingkungan rumah sakit, puskesmas dan posyandu dalam menjalankan kebijakan Nasional Promosi kesehatan dengan fenomena-fenomena dan sumber data yang ada sekarang.
REFERENSI :
Agustini, Aat. 2014. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Deepublish.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.
Maulana, H. D. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbiit Buku Kedokteran EGC
BAB III Strategi Pendekatan Promosi Kesehatan)
POKOK BAHASAN : 1. Kebijakan berwawasan kesehatan 2. Lingkungan yang mendukung 3. Pelayanan kesehatan
4. Keterampilan individu 5. Gerakan masyarakat
DESKRIPSI : Bab ini membahas promosi kesehatan. Pada kegiatan ini akan mempelajari tentang konsep promosi kesehatan dengan sasaran dan upaya sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
KOMPETENSI
METODE
: Mahasiswa mampu dan memahami teori strategi pendekatan promosi kesehatan
Contextual Learning
Pengertian strategi promosi kesehatan
Untuk mengwujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien,diperlukan cara dan pendekatan yang strategis.
Cara ini sering disebut strategi yakni teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Ada beberapa lima (5) Strategi Pendekatan Promosi Kesehatan : 1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Healt Public Policy)
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau membuat kebijakan, agar mereka ,mengeluarkan kebijakan- kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan.
Dengan perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesehatan public. Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk
mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan kata lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).
2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum lainnya:
tersedianya tempat samapah, tersedianya tempat buang air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall dan sebagainya, harus menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service) Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada 3 provider´ dan 3 consumer´.
Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah, harus diorientasikan lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu.
Realisasida rireontitas pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan,tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan. Dalam meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat penting.
4. Keterampilan Individu (Personnel Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu- individu, keluarga-keluarga dan kelompok- kelompok tersebut t erwujud. Oleh sebab itu, strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individu daripada massa.
5. Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan.
Oleh karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi kesehatan.
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial (Social support), dan Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment). Di dalam piagam Ottawa dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy), Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment), Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service), Keterampilan Individu (Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat (Community Action).
Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan agar masyarakat lebih mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pemilihan srategi promosi kesehatan yaitu diantaranya Ceramah, Media Massa, Instruksi individual, Simulasi,Modifikasi Perilaku dan Pengembangan Masyarakat. Dalam pemilihan srategi promosi
kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar srategi promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah sasaran.
TUGAS :
1. Membuat tugas makalah tentang strategi pendekatan promosi kesehatan
REFERENSI
http://prasko17.blogspot.com/2015/03/strategi-promosi-kesehatan.html....
Strategi Promosi Kesehatan
https://www.slideshare.net/RobbyCandraPurnama1/kul4-strategi-
promosikesehatan... Bahan Kuliah Strategi Promosi by Candra Purnama,M.Kes Apt
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/02/promosi-kesehatan- dalamkesehatan.html... Promosi Kesehatan dalam kesehatan asyarakat
BAB IV PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN
POKOK BAHASAN : 1. Penyusunan SAP
2. Pengembangan Media Promosi
3. Metode dan Tekhnik Promosi Kesehatan
KOMPETENSI : Mahasiswa mampu membuat dan menyusun SAP dan Menyesuaikan Pengembangan dalam Media Promosi Kesehatan
DESKRIPSI :
Pada bab ini akan mempelajari tentang bagaimana melakukan perencanaan suatu kegiatan promosi kesehatan. Hal ini dimaksudkan supaya bias terarah dalam penyusunan SAP sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
METODE Contextual Learning PEMBELAJARAN :
URAIAN MATERI 1. Definisi Perencanaan
Perencanaan promosi kesehatan merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri dari tiga fase, yaitu, fase perencanaan yang akan dilaksanakan dengan cara-cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Implementasi yaitu pelaksanaan rencana, dan evaluasi hasil yang diperoleh melalui upaya pelaksanaan kegiatan yang direncanakan.
Evaluasi diperlukan untuk pemantauan promosi kesehatan atau sebagai alat bantu untuk membuat perencanaan selanjutnya.
2. Tujuan Promosi Kesehatan
Ada tiga tujuan utama promosi kesehatan, yaitu peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat, peningkatan perilaku masyarakat yang mendukung status kesehatan, peningkatan status kesehatan
masyarakat. Tujuan promosi yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Specific/operational artinya berupa perilaku khusus yang mencerminkan perilaku baru yang diharapkan.
b. Measurable artinya dapat diukur karena pada setiap akhir kegiatan akan ada evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
c. Appropiate artinya sesuai dengan permasalahan yang ada sehingga program atau kegiatan yang dilaksanakan memberi manfaat konkrit kepada masyarakat.
d. Reasonable artinya didasari alasan yang logis, subjektivitas atau pertimbangan yang tidak wajar sebagai dasar penyusunan tujuan promosi kesehatan.
e. Time bound ada batas waktu pencapaian. Suatu program dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, seorang pendidik kesehatan harus dapat memberi batas waktu yang jelas dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada.
f. Dinyatakan dalam bentuk performance
3. Penyusunan SAP
Satuan Acara Penyuluhan adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan ditampilkan termasuk topik, tempat, pemateri, dan pemateri.
Langkah dalam perencanaan penyuluhan promosi kesehatan adalah : 1) Mengenal masalah, masyarakat dan wilayah
2) Menentukan prioritas masalah. Prioritas dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah yang ditentukan oleh program yang ditunjang
3) Menentukan tujuan penyuluhan. Tujuan dari penyuluhan kesehatan diantaranya adalah tujuan jangak pendek, menengah, dan tujuan jangka panjang.
4) Menentukan sasaran penyuluhan
5) Menentukan isi penyuluhan
6) Menentukan metode penyuluhan yang akan dipergunakan. Yang dilihat adalah jenis metode, aspek penilaian metode, dan klasifikasi metode
7) Menentukan media penyuluhan/ alat bantu penyuluhan yang dibutuhkan.
8) Menyusun rencana penilaian
9) Menyusun rencana kerja atau pelaksana kegiatan
4. Metode Promosi Kesehatan
Pemilihan metode dalam pelaksanaan promosi kesehatan harus memperhatikan materi atau informasi yang akan disampaikan, keadaan penerima informasi (termasuk sosial budaya) atau sasaran, dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan komunikasi seperti ruang dan waktu.
Berikut ini diuraikan beberapa metode pendidikan dan promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
1) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Metode yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Setiap orang memiliki masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Untuk metode pendekatan individual maka menggunakan cara sebagai berikut :
a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidence and counceling)
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien dengan petugas dan setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu penyelesainnya.
b. Wawancara (interview)
Untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi yang diberikan (prubahan perilaku ynag diharapkan).
2) Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pada kelompok,yang harus diperhatikan adalah besarnya kelompok sasaran dan tingkat pendidikan formalnya.
Besarnya kelompok sasaran mempengaruhi efektifitas metode yang digunakan.
a. Kelompok besar a) Ceramah
b) Sasaran dapat berpendidikan tinggi maupun rendah.
Penceramah harus menyiapkan dan menguasai materi serta mempersiapkan media. Metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan. Metode ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama.
c) Seminar
d) Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil a) Diskusi kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima informasi, biasanya untuk mengatasi masalah.
Metode ini mendorong penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
b) Curah pendapat (Brain storming)
Diskusi dimana pada awal diskusi diberi kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta.
c) Bola salju (snow balling)
Metode dimana kesepakatan akan di dapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar.
d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah kemudian kesepakatan di kelompok kecil disampaikan oleh tiap kelompok dan kemudian di diskusikan untuk diambil kesimpulan.
e) Memainkan peranan (role play)
f) Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.
g) Permainan simulasi (simulation game)
Merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok 3) Metode Pendidikan Massa
Metode ini untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Metode ini bertujuan untuk mengguagah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi. Metode ini biasanya bersifat tidak langsung.
a. Ceramah umum (public speaking) b. Pidato/diskusi
c. Simulasi
d. Menggunakan media televise e. Menggunakan media surat kabar f. Bill board
5. Media Promosi Kesehatan 1. Definisi
Alat bantu pendidikan adalah alat alat yang digunakan oleh pemateri dalam menyampaikan bahan, materi, atau pesan kesehatan
2. Manfaat Media
a) Menimbulkan minat sasaran
b) Mencapai sasaran yang lebih banyak
c) Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman d) Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain e) Memudahkan penyampaian informasi
f) Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran
g) Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami dan mendapat pengertian yang lebih baik
h) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu menegakkan pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama tersimpan dalam ingatan.
3. Jenis alat Bantu/ Media
Pembagian alat media secara garis besarnya ada tiga macam alat bantu yaitu :
1) Alat bantu lihat (Visual aids)
Alat ini digunakan untuk membantu menstimulasi indera penglihatan pada saat proses pendidikan. Terdapat dua alat bantu visual, yaitu : Alat bantu yang diproyeksikan seperti slide, OHP, dan film strip. Alat bantu yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi seperti gambar, peta, dan bagan. Termasuk alat bantu cetak dan tulis misalnya leaflet, poster, lembar balik, dan buklet. Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia dan boneka.
2) Alat bantu dengar (Audio Aids)
Alat ini digunakan untuk menstimulasi indera pendengar misalnya piringan hitam, radio, tape, CD.
3) Alat bantu dengar dan lihat (Audio visual aids)
Alat bantu ini digunakan untuk menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran seperti televisi, film dan video.
4. Media Promosi Kesehatan
Yang dimaksud dengan media promosi kesehatan adalah saluran untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. berdasarkan fungsinya penyalur pesan-pesan kesehatan dapat dilihat sebagai berikut :
1) Media cetak
a. Buklet, merupakan media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
b. Leaflet, merupakan selembar kertas yang terdiri dari 200-400 kata dengan tulisan cetak yang berisi tentang informasi atau pesan- pesan kesehatan. Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar atau informasi dapat berupa gambar atau kombinasi.
c. Flyer (selembaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
d. Flip chart (lembar balik), merupakan alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar. Lembar balik mempunyai dua ukuran, ukuran besar terdiri dari lembaran-lembaran yang berukuran kecil 38x50 cm. Lembar balik yang berukuran lebih kecil 21x28 cm disebut flip book atau flip chart meja.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
f. Poster merupakan bentuk media yang berisi pesan-pesan singkat atau informasi kesehatan yang biasanya menempel di dinding, tempat-tempat umum atau kendaraan umum dan dalam bentuk gambar.
g. Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
2) Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesanpesan atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya. Antara lain: a.
Televisi
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sietron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato(ceramah), TV Spot, kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya.
b. Radio
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan mealui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan(tanya-jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan sebagainya.
c. Video
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video.
d. Slide
Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-informasi kesehatan.
e. Film Strip
Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesanpesan kesehatan.
3) Media Papan (Billboard)
Papan (Billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).
EVALUASI :
1. Jelaskan pengertian perencanaan promosi kesehatan
2. Jelaskan tekhnik pembuatan perencanaan promosi kesehatan 3. Sebutkan metode-metode promosi kesehatan dan sesuaikan
dengan kegiatan yang dilakukan
4. Sebutkan media yang dilakukan berdasarkan fungsinya
5. Media yang berupa kertas atau papan yang berisikan gambar dan sedikit kata-kata adalah media
TUGAS :
1. Buatlah SAP tentang salah satu promosi kesehatan
REFERENSI :
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nurmala, I, et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press.
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
POKOK BAHASAN : 1. Definisi monitoring dan evaluasi
2. Tujuan dan manfaat monitoring dan evaluasi 3. Jenis jenis Evaluasi
4. Langkah-langkah Monitoring dan Evaluasi
DESKRIPSI Pada bab ini akan membahas Promosi kesehatan yang keberlangsungannya dilakukan dengan monitoring dan evaluasi yang baik dengan tahapan-tahapannya. Monitoring dilakukan untuk mengetahui kesinambungan dari perencanaan pada bab sebelumnya dan apakah memberikan dampak seperti yang diharapkan.
KOMPETENSI :
Mahasiswa mampu memahami dan mampu melakukan monitoring dan evaluasi Promosi
Kesehatan
METODE Contextual Learnin PEMBELAJARAN :
URAIAN MATERI 1. Definisi Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati dan mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi kegiatan dari berbagai komponen program yang telah direncanakan, waktu pelaksanaan program yang telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program (UNESCO).
Monitoring merupakan upaya reviewe kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi dilakukan secara selektif untuk menjawab pertanyaan spesifik, yang akan dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau
manajer, serta untuk menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang melatar belakangi suatu program adalah valid, apakah program berhasil atau tidak berhasil dan mengapa. Evaluasi biasanya bertujuan untuk memastikan atau menilai apakah suatu program itu relevan, dirancang dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan dapat berkesinambungan.
2. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Tujuan Monitring
a) Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang mencakup standar
b) Melakukan koreksi pada pelaksanaan program, baik yang sedang berjalan ataupun pengembangan program selanjutnya
c) Memberikan laporan tentang adanya perubahan perubahan yang harus ditindaklanjuti
d) Memberikan informasi tentang akuntabilitas program dan hasil kinerja secara kontiniu
e) Menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat Tujuan Evaluasi
a) Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi program yang sedang berjalan dan intervensi di masa mendatang.
b) Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/
kegiatan kepada pihak yang berkepentingan.
3. Jenis-Jenis Evaluasi
Perbedaan antara jenis-jenis evaluasi itu sebagian besar hanya terletak pada frekuensi dan waktu pelaksanaannya. Evaluasi proses adalah evaluasi yang paling sering dilakukan, sedangkan evaluasi dampak adalah evaluasi yang paling jarang dilakukan. Evaluasi isi berfokus pada efek langsung pengajaran pada jangka waktu yang lebih lama.
Pelaksanaan evaluasi proses memerlukan lebih sedikit sarana
dibandingkan evaluasi dampak, yang memerlukan sangat banyak sarana dalam pelaksanaannya. Berikut jenis-jenis evaluasi menurut Fertman &
Allensworth (2010) :
1. Evaluasi formatif yaitu suatu bentuk evaluasi yang menekankan pada informasi dan materi-materi selama program perencanaan dilaksanakan dan pada tahap pengembangan program dan sebelum program dimulai. Evaluasi yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu program. Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang bermaksud mengukur kesesuaian program dengan masalah dan atau kebutuhan masyarakat ini dering disebut dengan studi penjajakan kebutuhan.
2. Evaluasi proses atau evaluasi pada informasi sistematis yang didapat selama implementasinya. Proses evaluasi memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan ada dan terjangkaunya elemen-elemen fisik dan structural dari pada program. Evaluasi yang dilakukan di sini adalah pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan program ini yaitu monitoring dan penilaian berkala.
3. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini menilai sesudah program tersebut berjalan. Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program telah selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu mengukur keluaran (output) serta mengukur dampak (impact) yang dihasilkan
4. Evaluasi hasil adalah apakah program ini memberikan hasil sampai sejauh mana perubahan perilaku yang didapatkan. Evaluasi hasil menilai perubahan-peerubahan atau perbaikan dalam morbiditas, mortalitas atau indicator status kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu.
Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program dilakukan sebagai berikut :
a. Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan (feedforward evaluation)
b. Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation)
c. Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut sebagai evaluasi akhir kegiatan/ program (feedback evaluation).
Menurut kriteria kegiatan/ program yaitu sebagai berikut :
a. Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam kegiatan/ program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi, procedure, dan lain-lain
b. Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal ketaatan waktu pelaksana an, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan2 yang ditemukan dan lain-lain
c. Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dan lain-lain
d. Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output, misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada kehamilan dan persalinan dan lain-lain e. Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau
tercapainya outcome, misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya AKI dan AKB
4. Langkah-langkah Monitoring dan Evaluasi
1) Penetapan indikator dan standar pelaksanaan kegiatan, biasanya sudah dilaksanakan pada dengan perencanaan kegiatan.
Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indilator dan standar.Indikator adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil kegiatan. Pada umumnya penetapan indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan proses perencanaan. Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar evaluasi. Tiga bentuk standar yang sering dipakai adalah :
a. Standar fisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan lain-lain
b. Standar moneter adalah biaya satuan produk atau sasaran program/kegiatan.
c. Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesaikan kegiatan tertentu atau untuk pencapaian tujuan tertentu
2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai penuntun tahap ini, yaitu:
a. Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, misalnya sekali, bulanan, tahunan.
b. Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan, menginpeksi visual (pengamatan), menghitung, menimbang c. Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi
d. Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasil nya dapat diolah dan dianalisa
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata harus dilakukan untuk dapat melakukan evaluasi kegiatan/ program. Beberapa cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
a. Pengamatan (observasi)
b. Laporan baik lisan maupun tertulis c. Mertode-metode otomatis
d. Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu
e. Penelitian atau survai sampel
4) Pembandingan hasil ukur dengan standar Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran (pealaksanaan atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan atau dengan standar yang ditetapkan. Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi, yang berarti mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
5) Merancang dan melakukan tindakan koreks. Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi), merancang koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta melaksanakan intervensi/ tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa:
a. Mengubah standar: memperbaiki prosedur atau metode dalam pelaksanaan kegiatan
b. Menggantii kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel c. Menambah sarana dan prasarana kegiatan
d. Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dan lain-lain
EVALUASI :
1. Apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi 2. Sebutkan langkah-langkah monitoring dan evaluasi
TUGAS :
Pilihlah salah satu program Indonesia sehat yang dilaksanakan di Puskesmas ataupun Rumah Sakit yang kurang berhasil dengan capaian kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya program tersebut, maka aplikasikanlah monitoring dan evaluasi sesuai dengan langkahlangkahnya.
REFERENSI
Fertman & Allensworth. 2010. Health Promotion Program. San
Fransisco, US : A Willey Imprint
Maulana, Herry. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
BAB V KONSEP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
POKOK BAHASAN : 1. Definisi Perilaku Hidup Bersih Sehat 2. Manfaat PHBS
3. Tatanan PHBS
4. Strategi pembinaan PHBS 5. Program PHBS
DESKRIPSI : Dari pembahasan sebelumnya dan untuk mencapai kegiatan yang diharapkan. Maka, akan dilakukan perilaku hidup bersih sehat pada tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, umum dan instansi kesehatan.
KOMPETENSI :
Mahasiswa mampu memahami teori dan konsep PHBS
Mahasiswa mampu menjelaskan indicator tatanan PHBS dalam masing-masing tatanan
Mahasiswa mampu membuat manajemen program dan prosedur PHBS
METODE Contextual Learning PEMBELAJARAN :
URAIAN MATERI 1. Definisi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebabai hasil pembelajaran, yang menjadikan individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dalam kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
Tujuan utama dari PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan menjadi awal dari kontribusi individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.
2. Manfaat Perilaku Hidup Bersih Sehat
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.
Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
1) Manfaat PHBS Di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan.
Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas anggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi
2) Manfaat PHBS Di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di
Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.
3) Manfaat PHBS Di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif 4) Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
3. Tatanan Perilaku Hidup Bersih Sehat
Tatanan adalah suatu tempat dimana manusia secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga menciptakan dan mengatasi berbagai masalah-masalahnya dalam bidang kesehatan. Jelas bahwa setiap tatanan memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan masing-masing tatanan. Ada lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan.
1) Tatanan rumah tangga
Tatanan PHBS rumah tangga bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat. Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat
dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku hidup bersih dan sehat pad. Berikut ini 10 indikator PHBS yang menjadi acuan dalam setiap tatanan :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
b. Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada tingkat rumah tangga.
c. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi.
Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi.
Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
d. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
e. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
f. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
g. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
h. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
j. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
2) Tatanan institusi pendidikan
Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
3) Tatanan tempat kerja
Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja BerPHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentk nyamuk dan lain-lain.
4) Tatanan tempat umum
Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
5) Tatatan fasilitas kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
4. Strategi Pengembangan PHBS strategi Promosi Kesehatan untuk pembinaan PHBS yang bersifat menyeluruh mengacu pada Piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang merupakan hasil dari Konferensi Internasional Promosi Kesehatan tiga strategi pokok yang harus dilaksanakan dalam promosi kesehatan adalah advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan. Ketiga strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk tindakan-tindakan sebagai berikut.
1) Advocacy yaitu mengupayakan agar para penentu kebijakan di berbagai sektor menetapkan kebijakan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Pihak-pihak yang terkait bias berupa tokoh masyarakat yg berperan sebagai penentu kebijakan.
2) Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran agar menjadi mau, dan mampu melaksanakan perilaku yang