• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ajeng Putri Mahendra 1 Cahyannisa Pertiwi 2 Muhammad Fauzi Abdullah 3 Rofiul Wahyudi 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ajeng Putri Mahendra 1 Cahyannisa Pertiwi 2 Muhammad Fauzi Abdullah 3 Rofiul Wahyudi 4"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Profitabilitas Perbankan Syariah Indonesia dan Malaysia di Masa Pandemi Covid-19

Ajeng Putri Mahendra1 Cahyannisa Pertiwi2 Muhammad Fauzi Abdullah3

Rofiul Wahyudi4

1Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan

e-mail: [email protected]

2Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan

e-mail: [email protected]

3Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan

e-mail: [email protected]

4Author Korespondensi Universitas Ahmad Dahlan e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja bank syariah Indonesia dan Malaysia. Hal ini mengingat bahwa kedua negara tersebut merupakan pusat keuangan syariah dunia. Kedua negara tersebut sedang menghadapi persoalan yang sama, yaitu turbulensi kinerja akibat dampak pandemi Covid-19. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif dengan data sekunder berupa laporan keuangan triwulan periode 2020. Populasi yang digunakan seluruh perbankan syariah yang ada di Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel yang berjumlah 3 bank syariah di Indonesia (BRIS, BNIS, BSM) dan 3 bank syariah di Malaysia (Maybank Islamic Berhad, CIMB Islamic Bank Berhad, Bank Rakyat Malaysia). Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. Penelitian ini akan mengukur Rasio Profitabilitas berupa ROA dan ROE dengan menggunakan uji Wilcoxon Signe Rank Test. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ROA dan ROE bank syariah di Indonesia mengalami penurunan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Sedangkan ROA dan ROE bank syariah di Malaysia mengalami peningkatan di masa pandemi Covid-19. Implikasi penelitian ini perbankan syariah dapat menyiapkan strategi untuk mengurangi kemungkinan risiko krisis-krisis yang akan datang.

Kata Kunci: Bank Syariah; Covid-19; Indonesia; Malaysia; Profitabilitas

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini seluruh dunia sedang dihadapkan pada bencana pandemi Corona Virus Disease 2019 atau biasa disebut dengan Covid-19. Covid-19 ini pertama kali di temukan di kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Pandemi Covid-19 merupakan bentuk bahaya (hazard) yang memiliki potensi mengancam segala aspek kehidupan masyarakat, seperti sosial, ekonomi, kesehatan, dan psikologis. Virus ini bisa ditularkan dengan sangat cepat dari manusia ke manusia, sehingga jumlah positif kasus Covid-19 setiap harinya semakin bertambah banyak. Data yang terdapat pada (WHO, 2021) sampai tanggal 15 November sudah tercatat bahwa sebanyak 253.163.330 orang terpapar oleh virus corona ini.

Indonesia merupakan negara yang terdampak pandemi Covid-19. Pemerintah Indonesia mengumumkan angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 4.249.323 kasus (WHO Indo, 2021). Tidak hanya Indonesia, negara Malaysia yang per tanggal 15 November 2021 lalu,

(2)

pemerintah Malaysia memberitahukan angka kasus terindentifikasi positif Covid-19 sebanyak 2.546.309 kasus (WHO Malaysia, 2021). Sebagai respon atas pandemi ini, berbagai kebijakan pemerintah baik Indonesia dan Malayasia telah diberlakukan untuk mengurangi dampak terhadap berbagai sektor diantaranya Lock down, Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), PPKM (Juaningsih et al., 2020).

Covid 19 ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan saja akan tetapi, juga berdampak pula pada sektor perekonomian. Selain itu, sektor perbankan juga terimbas dampaknya seperti perlambatan pertumbuhan pembiayaan, mengkatnya pembiayaan bermasalah akibat dari banyaknya masyarakat kehilangan pekerjaan (Khair Anwar et al., 2020; Surya & Asiyah, 2020).

Beberapa penelitian terkait kinerja perbankan syariah di masa pandemi telah dilakukan oleh (Mardhiyaturrositaningsih, 2021; Riftiasari & Sugiarti, 2020; Surya & Asiyah, 2020, Diana et al., 2021; Ilhami & Thamrin, 2021; Putri Diesy Fitriani, 2020; Restu Wulan Daru, Muhammad Iqbal Fasa, 2021; Yuni et al., 2021; Yuserizal Bustami, Elex Sarmigi, 2021). Penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada perbandingan kinerja antara bank syariah dan konvensional atau sebaliknya.

Selain itu, periode penelitian bervariatif dengan menggunakan data bulanan, triwulanan atau semester. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan lebih banyak berfokus pada kinerja semua bank umum syariah, dan atau BPR Syariaah.

Kinerja bank yang baik biasanya mencerminkan bank yang menjanjikan. Dalam melakukan penilaian suatu kinerja keuangan bank dapat dikerjakan dengan cara meninjau data laporan keuangan, membanding, menghitung dan mengukur. Dalam melakukan perhitungan untuk menganalisis kinerja keuangan perbankan bisa dilakukan beberapa teknik analisis, salah satunya ialah analisis rasio. Analisis rasio biasanya digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos dalam laporan keuangan yaitu laporan keuangan laba rugi dan neraca. Banyak analisis rasio yang dapat dipergunakan antaranya yaitu rasio profitabilitas (Bustami et a., 2021).

Secara pengertian, yang dimaksud dengan rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama satu periode perhirungan akuntansi, serta sebagai alat ukur tingkat efisiensi operasional pada saat menggunakan aktiva yang dimilikinya. Adapun ROA (Return On Asset) dan ROE (Return on Equity) digunakan sebagai indicator untuk mengukur kinerja profitabilitas bank. Rasio tersebut berfungsi sebagai penunjuk jumlah laba bersih yang dihasilkan per dolar aset. Semakin tinggi ROA, maka akan memberikan keuntungan bagi bank (Kumbirai & Webb, 2013).

Rasio ini banyak digunakan sebagai proxy untuk profitabilitas. Petersen & Schoeman, (2008) menafsirkan ROA sebagai alat penting yang menunjukkan efisiensi operasional bank (Siraj &

P.Sudarsanan Pillain, 2012). Sedangkan ROE adalah indikator terpenting dari profitabilitas dan potensi pertumbuhan bank dan merupakan persentase pengembalian atas setiap dolar ekuitas yang diinvestasikan di bank (Kumbirai & Webb, 2013). Rasio yang lebih tinggi menunjukkan penggunaan modal yang lebih baik. Ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas.

Total ekuitas adalah jumlah total modal dan cadangan (Siraj & Pillain, 2012). Kedua rasio ini sangat luas digunakan untuk menggambarkan profitabilitas (Petersen & Schoeman, 2008). Karena itu, penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas untuk melihat profitabilitas bank syariah di masa pandemi covid-19.

Tujuan penelitian ini untuk membandingkan kinerja keuangan yaitu profitabilitas antara bank syariah di Indonesia dan Malaysia di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena akan berkontribusi terhadap beberapa poin penting diantaranya, memperoleh gambaran kinerja bank syariah di dua negara dengan mayoritas penduduknya muslim. Selain itu, untuk menguji sejauh mana kinerja bank syariah di tengah krisis kesehatan dan juga turbulensi ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selanjutnya, industri perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia merupakan salah satu sub keuangan syariah global di dunia. Dan yang paling

(3)

penting adalah penelitian ini akan berkontribusi bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang efektif. Dengan demikian kontribusi utama dari penelitian ini adalah untuk memenuhi gap research tentang kinerja bank syariah di masa pandemi covid-19.

Beberapa penelitian sebelum dan selama pandemi telah dilakukan investigasi kinerja bank syariah yang menggambarkan tidak adanya perbedaan kinerja sebelum dan selama pandemi covid- 19 (Andriansyah, 2021; Azura Salsabilla, Allselia Riski Azhari, Rofiul Wahyudi , Dwi Santosa Pambudi, 2021; Diana et al., 2021; Ilhami & Thamrin, 2021; Mardhiyaturrositaningsih, 2021; Yuni et al., 2021; Yuserizal Bustami, Elex Sarmigi, 2021).

Penelitian lain Azhari dan Wahyudi (2020) yang menganalisis tentang bagaimana kinerja perbankan syariah dimasa pandemi COVID-19. Penelitian tersebut mencoba mengkaji data sekunder berupa data panel laporan keuangan periode Januari – Juli 2020, menggunakan metode deskriptif dengan sampel 14 Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa kinerja dengan basis debt financing dan pada sisi DPK mengalami fluktuasi. Pada sisi pembiayaan sewa mengalami penurunan yang konstan. Adapun dengan basis equity financing pertumbuhan cukup signifikan dan stabil.

Adapun Riftiasari dan Sugiarti (2020) melakukan penelitian dengan menggunakan metode komparatif, dengan membandingkat kinerja antara kinerja keuangan yang ada di bank BCA konvensional dan kinerja yang ada di bank BCA syariah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent sample t-test. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan periode Maret- April- Juni 2020 yang dimiliki oleh bank BCA Konvensional dan bank BCA Syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel CAR, ROA, LDR, NPL, dan BOPO tidak terdapat perbedaan yang signifikan selama pandemi Covid-19.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Saputri dan Hannase (2021). Penelitian tersebut menganalisis pengaruh indikator makroekonomi terhadap kinerja keuangan bank syariah selama pandemi Covid-19. Adapun Indikator yang digunakan adalah inflasi, suku bunga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Sampel yang diambil 14 Bank Syariah di Indonesia dengan variabel yang digunakan yaitu, rasio CAR, NPF Net, BDR, ROA, NOM, BOPO, FDR dan STM berupa time-series bulanan Januari-November 2020, dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian tersebut adalah adanya pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank Syariah, dan tidak memiliki pengaruh terhadap aspek permodalan, BDR, dan FDR. Dari hasil regresi parsial inflasi dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap NPF Net, ROA, NOM, BOPO dan STM, serta IHSG berpengaruh signifikan terhadap BDR.

Mansour et al. (2021) menganalisis respons polemik bank syariah di Bahrain, Brunei, Indonesia, Kuwait, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Turki, dan UEA terhadap pandemi Covid-19 dengan indikator ukuran, profitabilitas, pembiayaan bermasalah, dan stabilitas serta kecukupan modal menggunakan teknik analisis VARX bivarat. Hasil temuannya menunjukkan terdapat perbedaan respons bank syariah di setiap negara terhadap Pandemi Covid-19, Arab Saudi, UEA, Kuwait cenderung tidak terpengaruh. Bahrain, Brunei, Malaysia, Pakistan, dan Turki relative terganggu serta Indonesia yang paling terpengaruh. Hasil penelitian ini merekomendasikan pendekatan dan kebijakan regulasi oleh Pemerintah untuk implementasi tanggapan khusus bank syariah terhadap pandemi Covid-19.

Menurut penelitian Anwar et al. (2020) yang mengkaji dampak pandemi Covid-19 terhadap industri perbankan syariah di Malaysia. Hasil temuannya adalah pemerintah menerapkan kebijakan moratorium terhadap debitur atas pinjaman, moratorium pajak penghasilan, dan bantuan keuangan bagi nasabah UKM. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Shaharuddin (2020) hasil temuannya terdapat dua masalah utama adanya persyaratan syariah yang berkaitan dengan akad ijarah dan UU HP 1967, bertambahnya angsuran yang dibebankan pasca berakhirnya moratorium. Sehingga

(4)

hadirnya inisiatif BNM dalam perumusan untuk meminimalkan dampak mortarium terhadap sektor perbankan.

Penelitian Arafat et al. (2021) menganalisis dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja dan stabilitas bank konvensional dan bank syariah dengan data sekunder triwulanan periode 2019 hingga Juni mencakup 21 bank syariah dan 44 bank konvensional yang terdaftar di wilayah GCC, Malaysia, dan Pakistan. Dan indikator kinerja nya adalah ROA, ROE dan stabilitas nya Z-score. Hasil temuan menunjukkan terdapat dampak yang signifikan dan cenderung negative Covid-19 terhadap kinerja keuangan kedua jenis bank tersebut dan berpengaruh secara signifikan selama pandemi dan tidak adanya bukti signifikan dampak pandemi Covid-19 terhadap stabilitas.

Penelitian Rizwan et al. (2021) menganalisis risiko sistemik bank syariah dan bank konvensional dengan menggunakan sampel 10 negara yang menganut dual-banking. Hasil temuan nya menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan risiko sistemik selama babak pertama diikuti pemulihan di paruh kedua, selama pandemi Covid-19 terdapat peningkatan spillover, efek risiko sistematis, dan abnormal return yang cenderung lebih tinggi dan menunjukkan hubungan negatif antara kinerja dan spillover serta adanya sensitivitas terhadap harga minyak adalah faktor risiko sistemik bagi bank syariah.

Tujuan penelitian ini untuk membangan hubungan indikator keberlanjutan utama perbankan syariah dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UN SDGs) supaya menjadi pedoman kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan berdasarkan maqasid syariah untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 (Jan et al., 2021).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif tujuannya untuk membandingkan kinerja keuangan antara perbankan syariah Indonesia dan Malaysia di masa pandemi covid-19. Data penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan triwulan periode 2020 yang bersumber dari website resmi masing-masing bank syariah. Populasi yang digunakan seluruh perbankan syariah yang ada di Indonesia dan Malaysia.

Teknik purposive sampling digunakan dalam penenentuan sampel dengan kriteria BUS- BUMN dengan aset terbesar sehingga sampel ini berjumlah 3 bank syariah di Indonesia (BRIS, BNIS, BSM) dan 3 bank syariah di Malaysia (Maybank Islamic Berhad, CIMB Islamic Bank Berhad, Bank Rakyat Malaysia). Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Signe Rank Test. Sebelum dilakukan uji beda, dilakukan uji asumsi klasik. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data statistik deskriptif

.

(5)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROA_BI

ROA_B

M ROE_BI ROE_BM

N 5 5 5 5

Normal Parametersa,b Mean 6,6960 2,7440 53,1520 26,2160 Std.

Deviation

5,63446 2,41323 44,77749 23,00543

Most Extreme Differences

Absolute ,420 ,322 ,410 ,335

Positive ,420 ,322 ,410 ,335

Negative -,303 -,209 -,303 -,217

Test Statistic ,420 ,322 ,410 ,335

Asymp. Sig. (2-tailed) ,004c ,098c ,006c ,068c Sumber: Data diolah SPSS, 2021

Keterangan:

ROA : Return of Asset ROE : Return of Equity

BI : Bank Indonesia (BNIS, BRIS, BSM)

BM : Bank Malaysia (CIMB Islamic Berhad, Maybank Islamic Malaysia, Bank Rakyat Malaysia) Berdasarkan tabel Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov data ROA Bank Indonesia, ROA Bank Malaysia, ROE Bank Indonesia, dan ROE Bank Malaysia selama masa Pandemi Covid19 tidak berdistribusi normal, hal tersebut nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari masing-masing bank masih dibawah 0,05. Sehingga data tidak berdistribusi normal akan dilakukan Uji Wilcoxon

.

Tabel 2 Hasil Uji Wilcoxon

Sumber: Data diolah SPSS, 2021

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

ROA_BM - ROA_BI Negative Ranks 5a 3.00 15.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 5

ROE_BM - ROE_BI Negative Ranks 5d 3.00 15.00

Positive Ranks 0e .00 .00

Ties 0f

Total 5

(6)

Tabel 2 menggambarkan bahwa selisih (negatif) antara ROA dan ROE bank syariah di Indonesia dengan Malaysia adalah tiga. Artinya, bank syariah di Malaysia lebih rendah dari nilai bank syariah di Indonesia. Selanjutnya, selisih (positif) antara ROA dan ROE bank syariah di Indonesia dengan Malaysia adalah 0. Artinya, bank syariah di Malaysia lebih tinggi dari nilai bank syariah di Indonesia. Sedangkan untuk ties menunjukkan arti bahwa antara bank syariah di Indonesia dan bank syariah di Malaysia memiliki nilai yang sama besar.

Tabel 3 Test Statisticsa

ROA_BM - ROA_BI ROE_BM - ROE_BI

Z -2.023b -2.023b

Asymp. Sig. (2-tailed) .043 .043

a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.

Sumber: Data diolah SPSS, 2021

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai Signifikansi sebesar 0.043. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia dan bank syariah di Malaysia yang diwakili oleh ROA dan ROE. Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh yang cukup berbeda kepada kedua negara ini. Hal ini dapat ditunjukkan (grafik 1) oleh kinerja ROA bank syariah di Malaysia triwulan I sampai IV periode 2020 lebih rendah dibandingkan bank syariah di Indonesia. Meskipun demikian, secara agregat terjadi peningkatan dalam setiap triwulan. Berbanding terbalik dengan bank syariah di Indonesia secara agregat ROA mengalami penurunan pada setiap triwulannya.

Grafik 1. Perbandingan ROA Bank Syariah di Indonesia dan Bank Syariah di Malaysia

Sedangkan kinerja ROE tidak mengalami perbedaan yang signifikan dengan ROA yang ditunjukkan (grafik 2). Selama triwulan I sampai dengan IV peridoe 2020 ROE bank syariah di Indonesia mengalami penurunan, meskipun secara agregat lebih tinggi dibandingkan bank syariah yang ada di Malaysia. Berbeda dengan kinerja ROE bank syariah di Malaysia mengalami peningkatan triwulan I sampai dengan IV peridoe 2020. Meskipun secara agregat lebih rendah dibandingkan bank syariah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan temuan Arafat et al. (2021) yang menyimpulkan bahwa bank syariah cenderung negative Covid-19 terhadap kinerja keuangan kedua jenis bank tersebut dan berpengaruh secara signifikan selama pandemi dan tidak adanya bukti signifikan dampak pandemi Covid-19 terhadap stabilitas.

triwulan I triwulan II triwulan III triwulan IV

BNIS BRIS

BSM CIMB Islamic Berhad Malaysia

Maybank Islamic Malaysia Bank Rakyat Malaysia

(7)

Grafik 2. Perbandingan ROE Bank Syariah di Indonesia dan Bank Syariah di Malaysia

Temuan penelitian ini menunjukkan adanya dampak yang signifikan yang ditunjukkan menurunnya ROA dan ROE triwulan I sampai dengan IV periode 2020 bank syariah di Indonesia, padahal pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan restrukturasi pembiayaan. Hal ini diduga kebijakan tidak berjalan secara efektif. Disisi lain sebagian besar sektor pembiayaan seperti UMKM, pariwisata, penerbangan, pertambangan, dan lain-lain terdampak. Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Anwar et al. (2020) yang menjelaskan bahwa semua sektor terdampak pandemi Covid-19.

Sementara bank syariah di Malaysia mengalami peningkatan ROA dan ROE selama triwulan I sampai dengan IV peridoe 2020. Hal ini menurut Anwar et al. (2020) disebabkan oleh adanya keberpihakan pemerintah Malaysia yang mengeluarkan kebijakan berupa memberikan penundaan pembayaran angsuran pembiayaan bank, penundaan pembayaran pajak penghasilan dan pemberian bantuan keuangan kepada UMKM. Selain itu, kebijakan bank sentral yang menurunkan tingkat suku bunga acuan yang pada akhirnya memberikan stimulus perbaikan ekonomi pasca pandemi covid-19.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap bank syariah di Indonesia dan bank syariah di Malaysia (Effendi dan Hariani, 2020; Arafat et al., 2021).

Pemerintahan Indonesia dan bank sentral telah mengeluarkan kebijakan guna menstimulus perbankan di masa pandemi Covid-19, demikian juga di Malaysia (Jan et al., 2021; Mansour et al., 2021; Silalahi & Ginting, 2020) akan tetapi hal tersebut belum cukup efektif sehingga profitabilitas perbankan syariah di Indonesia mengalami penurunan. Sedangkan profitabilitas perbankan syariah di Malaysia mengalami kenaikkan dengan adanya kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintahannya. Meskipun demikian perbankan kedua negara harus meningkatkan daya tahan permodalan, kehati-hatian (prudential banking), serta mengelola manajemen resiko sebagai upaya mempertahankan kepercayaan stakeholder.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan profitabilitas antara bank syariah di Indonesia dan bank syariah di Malaysia. Perbedaan terletak pada peningkatan profitabilitas bank syariah di Malaysia dan sebaliknya bank syariah di Indonesia mengalami penurunan pada triwulan I sampai dengan IV periode 2020. Keterbatasan penelitian ini observasi data sangat terbatas hanya satu tahun operasional, variabel dan sampel yang terbatas. Karena itu temuan ini penting untuk dilanjutkan dengan menambah jumlah obsevasi, variabel dan sampel untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang profitabilitas bank syariah di masa pandemi Covid-19.

triwulan I tirwulan II triwulan III triwulan IV

BNIS BRIS

BSM CIMB Islamic Berhad Malaysia

Maybank Islamic Malaysia Bank Rakyat Malaysia

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah. (2021). Analisis Perbandingan Non Performing Financing ( Npf ) Dan Financing To Deposite Ratio ( Fdr ) Antara Bank Umum Syariah Dengan Unit Usaha Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19. Journal of Banking and Financial Innovation (JBFI), 03(19), 33–46.

Arafat, Q. Y., Abdul Rashid, & Qazi Waseem Jan. (2021). Impact of COVID-19 on the Performance and Stability of Conventional and Islamic Banks in the GCC Region, Malaysia, and Pakistan.

Islamic Banking and Finance Review, 8(1), 25–37. https://doi.org/10.32350/ibfr/2021/08/1076 Azhari, A. R., & Wahyudi, R. (2020). Analisis Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia : Studi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia), 10(2), 96–102.

https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JESI/article/view/1462/1415

Azura Salsabilla, Allselia Riski Azhari, Rofiul Wahyudi , Dwi Santosa Pambudi, R. (2021). Impact of the Covid 19 Pandemic on The Profitability of Islamic Banks in Indonesia. IHTIFAZ: Islamic Economics, Finance, and Banking, 5, 96–105. https://doi.org/10.33938/215-96

Diana, S., Sulastiningsih, S., Sulistya, E., & Purwati, P. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 1(1), 111–125. https://doi.org/10.32477/jrabi.v1i1.327

Effendi, I., & Hariani, P. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Bank Syariah : Impact of Covid-19 on Islamic Banks. EKONOMIKAWAN : Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 20(79), 221–230.

Hilman, I. (2020). Komparasi Performa Keuangan Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Malaysia. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, 18(1), 1–14.

Ilhami, & Thamrin, H. (2021). Analisis Dampak Covid 19 Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking and Finance, 4(1), 37–45.

https://doi.org/10.25299/jtb.2021.vol4(1).6068

Jan, A., Mata, M. N., Albinsson, P. A., Martins, J. M., Hassan, R. B., & Mata, P. N. (2021).

Alignment of islamic banking sustainability indicators with sustainable development goals:

Policy recommendations for addressing the covid-19 pandemic. Sustainability (Switzerland), 13(5), 1–38. https://doi.org/10.3390/su13052607

Juaningsih, I. N., Consuello, Y., Tarmidzi, A., & NurIrfan, D. (2020). Optimalisasi Kebijakan Pemerintah dalam penanganan Covid-19 terhadap Masyarakat Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(6), 509–518. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i6.15363

Khair Anwar, S. I., Mansor, A. N., Shamsudin, M. S., & Fatzel Mohd, F. H. (2020). The Impact of COVID-19 Outbreak towards Islamic Banking: The Case of Malaysia. Proceeding of the 7th International Conference on Management and Muamalah 2020 (ICoMM 2020), 2020(March), 2756–8938.

http://conference.kuis.edu.my/icomm/7th/images/eprosiding/14_IRDA_SYAHIRA.pdf Kumbirai, M., & Webb, R. (2013). A financial ratio analysis of commercial bank performance in

South Africa. African Review of Economics and Finance, 2(1), 30–53.

Mansour, W., Ajmi, H., & Saci, K. (2021). Regulatory policies in the global Islamic banking sector in the outbreak of COVID-19 pandemic. Journal of Banking Regulation, 0123456789.

https://doi.org/10.1057/s41261-021-00147-3

Mardhiyaturrositaningsih. (2021). Kinerja Perbankan Syariah di Masa Pandemi Covid-19 : Studi Kasus Pada BPRS di Jawa Barat. Islamic Economics, Finance, and Banking, June, 92–112.

Petersen, P. M. A., & Schoeman, I. (2008). Modeling of Banking Profit via Return-on-Assets and Return-on-Equity. Lecture Notes in Engineering and Computer Science, 2171(1), 828–833.

Riftiasari, D., & Sugiarti. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Bank Bca Konvesional Dan Bank Bca Syariah Akibat Dampak Pandemi Covid-19. Jurnal Manajemen Bisnis, 33(2), 78–86.

(9)

Rizwan, M. S., Ahmad, G., & Ashraf, D. (2021). Systemic Risk, Islamic banks and the COVID-19

pandemic: An empirical investigation.

Https://Papers.Ssrn.Com/Sol3/Papers.Cfm?Abstract_id=3824207.

Saputri, O., & Hannase, M. (2021). Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking and Finance, 4(1), 139–151. https://doi.org/10.25299/jtb.2021.vol4(1).6590

Shaharuddin, A. (2020). Do Islamic Banks Act ‘Islamic’ During COVID-19 Pandemic? The Journal of Muamalat and Islamic Finance Research, 17(March), 3–12.

Silalahi, D. E., & Ginting, R. R. (2020). Strategi Kebijakan Fiskal Pemerintah Indonesia Untuk Mengatur Penerimaan dan Pengeluaran Negara Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(2), 156–167. https://doi.org/10.36778/jesya.v3i2.193 Siraj, K. ., & P.Sudarsanan Pillain. (2012). Comparative study on performance of islamic and conventional banks in MENA region. E3 Journal of Business Management and Economics, 7(1), 072–088. https://doi.org/10.18685/ejbme(7)2_ejbme-16-011

Surya, Y. A., & Asiyah, B. N. (2020). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 7(2), 170–187. https://doi.org/10.1905/iqtishadia.v7i2.3672

WHO. (2021). Coronavirus disease (COVID-19) pandemic.

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-

2019?adgroupsurvey=%7Badgroupsurvey%7D&gclid=Cj0KCQiAhMOMBhDhARIsAPVml- HIJ0J97mIWEr2o70eBqHbZvN9FYHg148iFz_JYemxQM07pq-IIjsUaAggMEALw_wcB WHO Indo. (2021). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report - 80.

https://cdn.who.int/media/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/external-situation- report-80_10-november-2021.pdf?sfvrsn=422ed65d_13

WHO Malaysia. (2021). Malaysia Situation. https://covid19.who.int/region/wpro/country/my Yamali, F. R., & Putri, R. N. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia. Ekonomis:

Journal of Economics and Business, 4(2), 384. https://doi.org/10.33087/ekonomis.v4i2.179 Yuni, R., Salim, M. A., & Priyono, A. A. (2021). Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank

Syariah Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19 (Studi Pada

Bank Syariah Yang Terdaftar Di OJK). E-JRM Prodi Manajemen, 2020, 123–141.

Yuserizal Bustami, Elex Sarmigi, A. M. (2021). Analisis Perbandingan Profitabilitas Bank Umum Syariah Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19. E-Journal Al-Fidoh FEBI IAIN Kerinci, 2 (1), 28–36.

Gambar

Tabel  2  menggambarkan  bahwa  selisih  (negatif)  antara  ROA  dan  ROE  bank  syariah  di  Indonesia  dengan Malaysia  adalah tiga
Grafik 2. Perbandingan ROE Bank Syariah di Indonesia dan Bank Syariah di Malaysia

Referensi

Dokumen terkait