• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solusi Filter Kalman Semi-infinite Positif untuk Solusi Sistem Diskrit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Solusi Filter Kalman Semi-infinite Positif untuk Solusi Sistem Diskrit"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Solusi Filter Kalman Semi-infinite Positif untuk Solusi Sistem Diskrit

Budi Rudianto1, Narwen2

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Kampus UNAND Limau Manis, Padang 25163

[email protected] Abstrak

Pada makalah ini dibahas Solusi Masalah Filter Kalman Deterministik Diskrit pada interval yang semi-infinite untuk model kontrol pelacakan linear-kuadrat dengan kondisi awal tidak tetap. Dengan memperhatikan solusi masalah deterministik dan ruang keadaan filter Kalman, akan ditentukan nilai π‘₯, 𝑒, π‘₯0 agar fungsi tujuan pada persamaan 𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 = min12 βˆžπ‘˜=1 π‘’π‘˜π‘‡π‘…π‘˜π‘’π‘˜ + (𝐢π‘₯ π‘˜βˆ’ 𝑦 π‘˜)𝑇𝑄(𝐢π‘₯ π‘˜ βˆ’ 𝑦 )π‘˜ menjadi optimal.

Kata kunci: Filter Kalman deterministik, interval semi-infinite 1 Pendahuluan

Sontag [4] menjelaskan tentang analogi deterministik dari masalah Filter Kalman pada interval-finite. Model deterministik memungkinkan perluasan secara alami menjadi interval yang semi-infinite. Perluasan interval ini menjadi menarik karena untuk masalah kontrol stokastik dengan linear-kuadrat dapat diperluas menjadi interval semi- infinite yang mengarah kepada kelengkapan fungsi tujuan (lihat contoh [1]). Menurut Sontag [4], model yang akan diperhatikan adalah model yang berbentuk

𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 = 𝑒0+∞ 𝑇𝑅𝑒 + (𝐢π‘₯ βˆ’ 𝑦 )𝑇𝑄(𝐢π‘₯βˆ’ 𝑦 ) 𝑑𝑑 , (1) π‘₯ = 𝐴π‘₯ + 𝐡𝑒 , (2) π‘₯ 0 = π‘₯0 , (3) Selanjutnya, diasumsikan bahwa pasangan π‘₯, 𝑒 ∈ π‘Žπ‘₯0+ 𝑍 , dengan 𝑍 adalah subruang vektor pada Ruang Hilbert 𝐿𝑛2[0, +∞) Γ— πΏπ‘š2[0, +∞) , (dengan 𝐿𝑛2[0, +∞) Ruang Hilbert pada 𝑅𝑛 sebagai nilai fungsi kuadrat yang terintegralkan). Sementara itu, 𝑍 didefinisikan sebagai

(2)

𝑍 = π‘₯, 𝑒 ∈ 𝐿𝑛2 0, +∞ Γ— πΏπ‘š2 0, +∞ , π‘₯ ∈ 𝐿𝑛2 0, +∞ , π‘₯ = 𝐴π‘₯ + 𝐡𝑒 , π‘₯ 0 = π‘₯0

Perhatikan bahwa A adalah matriks bujursangkar berukuran 𝑛 Γ— 𝑛, B matriks bujursangkar berukuran 𝑛 Γ— π‘š, 𝑅 = 𝑅𝑇 matriks berukuran 𝑛 Γ— 𝑛 dan definit postif, 𝑄 = 𝑄𝑇 matriks berukuran π‘Ÿ Γ— π‘Ÿ dan definit postif , C matriks berukuran π‘Ÿ Γ— 𝑛.

Sedangkan nilai 𝑦 , ditentukan oleh 𝑦 ∈ πΏπ‘Ÿ2 0, +∞ .

2 Metode Penelitian

Pada makalah ini dapat diperhatikan bahwa pada persamaan (1)-(3) untuk π‘₯0 yang tidak ditentukan, maka untuk memenuhi kriteria tersebut haruslah semua peubah berbentuk

π‘₯, 𝑒, π‘₯0 ∈ 𝐿𝑛2 0, +∞ Γ— πΏπ‘š2 0, +∞ Γ— 𝑅𝑛.

Sehingga interpretasi persamaan (1)-(3) merupakan estimasi dari bentuk : π‘₯ = 𝐴π‘₯ + 𝐡𝑒,

𝑦 = 𝐢π‘₯ + 𝑣,

Selanjutnya, akan ditentukan nilai π‘₯ yang memenuhi pengamatan 𝑦 dengan melakukan minimisasi perturbasi 𝑒, 𝑣 dan memilih kondisi awal π‘₯0.

3 Hasil Dan Pembahasan

Solusi Masalah Deterministik

Misalkan persamaan aljabar Riccati diberikan sebagai :

𝐾𝐴 + 𝐴𝑇𝐾 + 𝐾𝐿𝐾 βˆ’ 𝐢𝑇𝑄𝑇 = 0 , (4) dengan 𝐿 = π΅π‘…βˆ’1𝐡𝑇 . Selanjutnya, dengan mengasumsikan bahwa pasangan 𝐴, 𝐡 dapat distabilkan (stabilizable) dan pasangan 𝐢, 𝐴 dapat dideteksi (detectable), maka terdapat solusi simetrik 𝐾𝑠𝑑 yang definit negatif pada (4) sedemikian hingga matriks 𝐴 + 𝐿𝐾𝑠𝑑 adalah stabil. Dengan menggunakan hasil pada [2], dapat dijelaskan bahwa untuk π‘₯0 yang ditentukan akan diperoleh solusi optimal.

Karena terdapat solusi unik

𝜌0 ∈ 𝐿𝑛2 0, +∞

yang memenuhi persamaan differensial berikut :

𝜌 = βˆ’ 𝐴 + 𝐿𝐾𝑠𝑑 π‘‡πœŒ βˆ’ 𝐢𝑇𝑄𝑦 (5)

(3)

Maka, secara eksplisit 𝜌0 dapat dinyatakan dalam persamaan :

𝜌0 𝑑 = exp⁑[0+∞ 𝐴 + 𝐿𝐾𝑠𝑑 π‘‡πœ] 𝐢𝑇𝑄𝑦 𝑑 + 𝜏 π‘‘πœ. (6) Solusi optimal π‘₯, 𝑒 pada persamaan (1)-(3) memiliki bentuk persamaan

π‘₯ = 𝐴 + 𝐿𝐾𝑠𝑑 π‘₯ + 𝐿𝜌0, dan π‘₯ 0 = π‘₯0 (7) 𝑒 = π‘…βˆ’1𝐡𝑇 𝐾𝑠𝑑π‘₯ + 𝜌0 (8) Karena 𝜌0 tidak bergantung pada π‘₯0, maka untuk menyelesaikan permasalahan pada persamaan (1)-(3) dapat diselesaikan dengan menentukan nilai minimal dari fungsional (1) terhadap π‘₯0.

Teorema 1. Jika diberikan π‘₯, 𝑒 sebagai solusi optimal persamaan (1)-(3) dengan π‘₯0 tetap yang diperoleh dari persamaan (5)-(8). Maka

𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 = βˆ’π‘₯0𝑇𝐾𝑠𝑑π‘₯0βˆ’ 2𝜌0 0 𝑇π‘₯0+ 𝑦 0+∞ 𝑇𝑄𝑦 βˆ’ 𝜌0π‘‡πΏπœŒ0 𝑑𝑑. (9)

Perhatikan bahwa 𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 merupakan fungsi konveks dari π‘₯0, dan nilai minimum dari 𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 yang dipenuhi oleh nilai

π‘₯0π‘œπ‘π‘‘ = βˆ’πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝜌0 0 (10)

Sehingga persamaan (5)-(8) memberikan solusi lengkap untuk persamaan awal (1)-(3).

Bukti. Misalkan 𝑦, 𝑀 ∈ π‘Žπ‘₯0+ 𝑍 sebagai solusi fisibel untuk persamaan (1)-(3), dengan π‘₯0 ditentukan. Tetapkan persamaan berikut :

βˆ† 𝑦, 𝑀 = 𝑀 βˆ’ π‘…βˆ’1𝐡𝑇 𝐾𝑠𝑑𝑦 + 𝜌0 ]𝑇𝑅 𝑀 βˆ’ π‘…βˆ’1𝐡𝑇 𝐾𝑠𝑑𝑦 + 𝜌0 . yang bergantung pada waktu. Sementara itu βˆ† π‘₯, 𝑒 = 0. Oleh karena itu

βˆ† 𝑦, 𝑀 = βˆ†1+ βˆ†2+ βˆ†3 dengan

βˆ†1= 𝑀𝑇𝑅𝑀

βˆ†2= βˆ’2 𝐾𝑠𝑑𝑦 + 𝜌0 𝑇𝐡𝑀

βˆ†3= 𝐾𝑠𝑑𝑦 + 𝜌0 𝑇𝐿 𝐾𝑠𝑑𝑦 + 𝜌0 Selanjutnya pilih 𝐡𝑀 = 𝑦 βˆ’ 𝐴𝑦. Akibatnya, diperoleh

βˆ†2= βˆ’2 𝑦𝑇𝐾𝑠𝑑+ 𝜌0𝑇 𝑦 βˆ’ 𝐴𝑦

(4)

Sehingga diperoleh

βˆ†2= 𝑦𝑇 𝐾𝑠𝑑𝐴 + 𝐴𝑇𝐾𝑠𝑑 𝑦 βˆ’ 2𝑦𝑇𝐾𝑠𝑑𝑦 βˆ’ 2𝜌0𝑇𝑦 + 2πœŒπ‘‡π΄π‘¦, βˆ†3= 𝑦𝑇𝐾𝑠𝑑𝐿𝐾𝑠𝑑𝑦 + 𝜌0π‘‡πΏπœŒ0+ 2𝜌0𝑇𝐿𝐾𝑠𝑑𝑦

Akibatnya diperoleh

βˆ† 𝑦, 𝑀 = 𝑀𝑇𝑅𝑀 + 𝜌0π‘‡πΏπœŒ0 + 𝑦𝑇 𝐾𝑠𝑑𝐿𝐾𝑠𝑑 + 𝐾𝑠𝑑𝐴 + 𝐴𝑇𝐾𝑠𝑑 𝑦 βˆ’π‘‘π‘‘π‘‘(𝑦𝑇𝐾𝑠𝑑𝑦)

βˆ’ 2𝑑𝑑𝑑(𝜌0𝑇𝑦) + 2𝜌0𝑇𝑦 + 2𝜌0𝑇𝑦 + 2𝜌0𝑇𝐿𝐾𝑠𝑑𝑦 + 2𝜌0𝑇𝐴𝑦.

Dengan menggunakan persamaan (4) dan (5), diperoleh

βˆ† 𝑦, 𝑀 = 𝑀𝑇𝑅𝑀 + 𝜌0π‘‡πΏπœŒ0+ 𝑦𝑇𝐢𝑇𝑄𝐢𝑦 βˆ’π‘‘π‘‘π‘‘(𝑦𝑇𝐾𝑠𝑑𝑦) βˆ’ 2𝑑𝑑𝑑(𝜌0𝑇𝑦) βˆ’ 2 𝐢𝑇𝑄𝑦 𝑇𝑦

Jadi

βˆ† 𝑦, 𝑀 = 𝑀𝑇𝑅𝑀 + 𝜌0π‘‡πΏπœŒ0βˆ’π‘‘π‘‘π‘‘(𝑦𝑇𝐾𝑠𝑑𝑦) βˆ’ 2𝑑𝑑𝑑(𝜌0𝑇𝑦) βˆ’ 𝑦 βˆ’ 𝐢𝑦 𝑇𝑄 𝑦 βˆ’ 𝐢𝑦 βˆ’ 𝑦 𝑇𝑄𝑦 .

Sehingga, dengan mengambil nilai 𝜌0(𝑑) β†’ 0, kemudian 𝑦(𝑑) β†’ 0, dan 𝑑 β†’ +∞, akan diperoleh persamaan

βˆ† 𝑦, 𝑀 𝑑𝑑

+∞

0

= [𝑀𝑇𝑅𝑀 + 𝑦 βˆ’ 𝐢𝑦 𝑇𝑄 𝑦 βˆ’ 𝐢𝑦 ] 𝑑𝑑

+∞

0

+ 𝜌+∞ 0π‘‡πΏπœŒ0 βˆ’ 𝑦 𝑇𝑄𝑦 𝑑𝑑 + 2𝜌0(0)𝑇π‘₯0+ π‘₯0𝐾𝑠𝑑

0

π‘₯0

Jadi diperoleh

βˆ† 𝑦, 𝑀 𝑑𝑑+∞

0

= 𝐽 𝑦, 𝑀, π‘₯0 + 2𝜌0(0)𝑇π‘₯0+ π‘₯0𝐾𝑠𝑑π‘₯0+ 𝑐

dengan

𝑐 = 𝜌0π‘‡πΏπœŒ0βˆ’ 𝑦 𝑇𝑄𝑦 𝑑𝑑

+∞

0

Akibatnya, βˆ† 𝑦, 𝑀 β‰₯ 0 dan βˆ† π‘₯, 𝑒 ≑ 0. Hal ini menunjukkan bahwa π‘₯, 𝑒 merupakan solusi optimal pada persamaan (1)-(3), untuk nilai π‘₯0 ditentukan dan terbukti persamaan (9). ∎

(5)

Steady State Filter Kalman Deterministik

Perhatikan persamaan (10), dengan menggunakan proses

𝑧 𝑑 = βˆ’πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝜌0 𝑑 , dengan 𝑑 ∈ [0, +∞) (11) sebagai estimasi solusi optimal persamaan (1)-(3). Selanjutnya akan ditentukan persamaan differensial dari 𝑧 𝑑 .

Proposisi 1. Perhatikan bahwa persamaan differensial 𝑧 𝑑 dapat dinyatakan sebagai :

𝑧 = 𝐴𝑧 + πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐢𝑇𝑄 𝑦 βˆ’ 𝐢𝑧 (12) Perhatikan bahwa πΎπ‘ π‘‘βˆ’1 merupakan solusi untuk persamaan aljabar

𝐿 βˆ’ 𝑃𝐢𝑇𝑄𝐢𝑃 + 𝐴𝑃 + 𝑃𝐴𝑇 = 0. (13) Selanjutnya persamaan differensial (12) merupakan analog deterministik untuk persamaan differensial stokastik yang menjelaskan estimasi optimal sebagai keadaan yang steady (steady state) pada masalah filter Kalman.

Bukti. Dengan menggunakan persamaan (5) dan persamaan (11), diperoleh : 𝑧 = πΎπ‘ π‘‘βˆ’1 𝐴 + 𝐿𝐾𝑠𝑑 π‘‡πœŒ0+ πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐢𝑇𝑄𝑦

= βˆ’(πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐴𝑇 + 𝐿)(𝐾𝑠𝑑𝑧) + πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐢𝑇𝑄𝑦 Sehingga 𝐾𝑠𝑑 merupakan solusi dari persamaan (4), akibatnya diperoleh

βˆ’πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐴𝑇𝐾𝑠𝑑 βˆ’ 𝐿𝐾𝑠𝑑 = 𝐴 βˆ’ πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐢𝑇𝑄𝐢 ,

sehingga

𝑧 = 𝐴𝑧 βˆ’ πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐢𝑇𝑄𝐢𝑧 + πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐢𝑇𝑄𝑦 .

Oleh sebab itu, terpenuhilah bahwa

𝑧 = 𝐴𝑧 + πΎπ‘ π‘‘βˆ’1𝐢𝑇𝑄 𝑦 βˆ’ 𝐢𝑧 ∎

4 Solusi Masalah Deterministik Diskrit

Perhatikan bahwa untuk kasus diskrit persamaan (1)-(3), dapat dinyatakan sebagai 𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 = min12 βˆžπ‘˜=1 π‘’π‘˜π‘‡π‘…π‘˜π‘’π‘˜+ (𝐢π‘₯ π‘˜βˆ’ 𝑦 π‘˜)𝑇𝑄(𝐢π‘₯ π‘˜βˆ’ 𝑦 )π‘˜ (14)

π‘₯π‘˜+1 = 𝐴π‘₯π‘˜+ π΅π‘’π‘˜ , (15) π‘₯ 0 = π‘₯0 , (16)

(6)

Selanjutnya π‘₯ menyatakan barisan π‘₯π‘˜ ∈ 𝑅𝑛 untuk π‘˜ = 0 … ∞. Dapat diperoleh bahwa π‘₯ ∈ 𝐼2𝑛(𝑁) jika βˆžπ‘–=1 π‘₯𝑖 2 < ∞. Dan π‘₯, 𝑒 ∈.

Seperti pada kasus kontinu, diasumsikan bahwa pasangan π‘₯, 𝑒 ∈ π‘Žπ‘₯0+ 𝑍, dengan Z adalah subruang dari Ruang Hilbert 𝐼2𝑛 𝑁 Γ— 𝐼2π‘š 𝑁 . Pandang hasil kali dalam pada H memenuhi persamaan

π‘₯, 𝑦 , 𝑒, 𝑣 𝐻 = π‘₯π‘˜, π‘’π‘˜ + π‘¦π‘˜, π‘£π‘˜

∞

π‘˜=0

Sedangkan subruang Z, berbentuk :

𝑍 = π‘₯, 𝑒 ∈ 𝐻: π‘₯π‘˜+1 = 𝐴π‘₯π‘˜ + π΅π‘’π‘˜, π‘˜ = 0,1, … , π‘₯0 = 0

Pada persamaan (14)-(16) merupakan estimasi masalah dari bentuk : π‘₯π‘˜+1 = 𝐴π‘₯π‘˜+ π΅π‘’π‘˜

𝑦 π‘˜ = 𝐢π‘₯π‘˜+ π·π‘£π‘˜, (17) Dengan tujuan dicari π‘₯ sedemikian hingga 𝑦 diperoleh melalui meminimumkan perturbasi u dan v, serta kondisi awal π‘₯0.

Selanjutnya dapat ditentukan bahwa cost function masalah kontrol linear kuadratik diskrit dengan pendekatan linier pada cost function dapat berbentuk

𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 = min1

2 π‘₯π‘˜π‘‡π‘„π‘˜π‘₯π‘˜+ π‘’π‘˜π‘‡π‘…π‘˜π‘’π‘˜ +

∞

π‘˜=1

π‘₯π‘˜π‘‡πœ‘π‘˜ + π‘’π‘˜π‘‡βˆ…π‘˜

Solusi dari persamaan tersebut dapat dijelaskan dengan pendekatan Persamaan Riccati, yaitu

𝐾 = 𝐴𝑇𝐾𝐴 βˆ’ 𝐴𝑇𝐾𝐡(𝑅 + 𝐡𝑇𝐾𝐡)βˆ’1(𝐴𝑇𝐾𝐡)𝑇 + 𝑄

Asumsikan bahwa persamaan tersebut mempunyai solusi definit positif 𝐾𝑠𝑑, maka dari persamaan

𝐽 π‘₯, 𝑒, π‘₯0 = min1

2 π‘’π‘˜π‘‡π‘…π‘˜π‘’π‘˜+ (𝐢π‘₯ π‘˜βˆ’ 𝑦 π‘˜)𝑇𝑄(𝐢π‘₯ π‘˜βˆ’ 𝑦 )π‘˜

∞

π‘˜=1

Diperoleh bahwa πœ‘π‘˜ = βˆ’πΆπ‘‡π‘„π‘¦ π‘˜, dan βˆ…π‘˜ = 0, dengan π‘˜ = 0,1, …, oleh karena itu 𝜌 = 𝜌 π‘˜ 𝐼2π‘š 𝑁

Sehingga

πœŒπ‘˜ = 𝐴𝑇 βˆ’ (𝐴𝑇𝐾𝑠𝑑𝐡)(𝑅 + 𝐡𝑇𝐾𝑠𝑑𝐡)βˆ’1π΅π‘‡πœŒπ‘˜+1+ 𝐢𝑇𝑄𝑦 π‘˜ Selanjutnya dengan menyatakan

(7)

𝑅 = (𝑅 + 𝐡𝑇𝐾𝑠𝑑𝐡) Dan 𝐿 = 𝐡𝑅 βˆ’1𝐡𝑇, sehingga diperoleh

πœŒπ‘˜ = 𝐴𝑇 βˆ’ 𝐴𝑇𝐾𝑠𝑑𝐿 πœŒπ‘˜+1 + 𝐢𝑇𝑄𝑦 π‘˜ Sedangkan

𝐾 = 𝐴𝑇𝐾𝐴 βˆ’ 𝐴𝑇𝐾𝐡 𝑅 βˆ’1 𝐴𝑇𝐾𝐡 𝑇 + 𝐢𝑇𝑄𝐢, atau

𝐾 = 𝐴𝑇𝐾𝐴 βˆ’ 𝐴𝑇𝐾𝐿𝐾𝐴 + 𝐢𝑇𝑄𝐢.

Akibatnya solusi optimal pada persamaan (14)-(16) akan diperoleh, jika π‘₯π‘˜+1 = (𝐴𝑇 βˆ’ 𝐴𝑇𝐾𝑠𝑑𝐿)𝑇π‘₯π‘˜+ 𝐿𝜌 π‘˜ +1

π‘’π‘˜ = βˆ’π‘… βˆ’1𝐡𝑇𝐾𝑠𝑑𝐴π‘₯π‘˜+ 𝑅 βˆ’1π΅π‘‡πœŒ π‘˜+1.

Kesimpulan

Persamaan differensial (12) merupakan salah satu estimasi dari 𝑧 𝑑 yang didasarkan pada pengamatan 𝑦 , sehingga diperoleh 𝑧 0 = π‘₯0π‘œπ‘π‘‘, dengan

𝑧 0 = βˆ’πΎπ‘ π‘‘βˆ’1 0+∞exp⁑[ 𝐴 + 𝐿𝐾𝑠𝑑 π‘‡πœ] 𝐢𝑇𝑄𝑦 𝜏 π‘‘πœ .

Untuk kasus deterministik diskrit persamaan (14)-(16) akan memperoleh solusi optimal, jika

π‘₯π‘˜+1 = (𝐴𝑇 βˆ’ 𝐴𝑇𝐾𝑠𝑑𝐿)𝑇π‘₯π‘˜+ 𝐿𝜌 π‘˜ +1 π‘’π‘˜ = βˆ’π‘… βˆ’1𝐡𝑇𝐾𝑠𝑑𝐴π‘₯π‘˜+ 𝑅 βˆ’1π΅π‘‡πœŒ π‘˜+1.

Daftar Pustaka

[1] M. H. A. Davis. 1997. Linear Estimation and Stochastic Control, Chapman and Hall, London.

[2] L. Faybusovich and T. Mouktonglang. 2003. Linear-Quadratic Control Problem with a Linear Term on Semi-infinite Interval: Theory and Applications, Technical Report, University of Notre Dame.

[3] L. Faybusovich, T. Mouktonglang and T. Tsuchiya (2006). Implementation of infinite dimensional interior point method for solving multi criteria linear-quadratic control problem, Optm. Methods Softw. 2(2): 315-341.

[4] E. D. Sontag, 1990. Mathematical Control Theory, Springer.

[5] W. M. Wonham, 1974. Linear Multivariable Control: A Geometric Approach, Springer.

Referensi

Dokumen terkait