• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) di PT BPR TANGGUL MITRA KARYA pada tahun 2019 ini dibuat dan disampaikan dalam rangka untuk memenuhi kewajiban BPR sebagaimana telah diamanatkan di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, dan memenuhi surat dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan No.S.69/KO.043/2017 tanggal 13 Januari 2017 perihal laporan penilaian sendiri (self Assesment) atas penerapan tata kelola Bank Perkreditan Rakyat.

Secara garis besar dapat kami jelaskan, bahwa laporan tentang Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) di PT BPR TANGGUL MITRA KARYA menggambarkan proses implementasi Tata Kelola sepanjang tahun 2019 yang mencakup:

 Governance Structure atau struktur Tata Kelola;

 Governance Process atau proses dari pelaksanaan Tata Kelola; dan

 Governance Outcome atau hasil dari pelaksanaan Tata Kelola.

dimana untuk itu penilaian pelaksanaan Tata Kelola dilakukan dengan metoda self assessment yang dilengkapi dengan laporan-laporan dan bukti-bukti dokumen pendukung lainnya, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penilaian kinerja BPR.

Laporan ini selain dibuat untuk memenuhi kewajiban kepada Otoritas Jasa Keuangan, dapat pula digunakan untuk kepentingan stakeholders lain untuk mengetahui secara lebih jelas tentang Kinerja BPR, sebagai bentuk kepatuhan Manajemen PT BPR TANGGUL MITRA KARYA terhadap Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku, dan nilai-nilai etika sebagai pondasi dari prinsip dasar Tata Kelola (GCG), yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Demikian yang dapat kami laporkan untuk memperoleh pembinaan selanjutnya dari Otoritas Jasa Keuangan.

-o0o-

(2)

Latar Belakang

Implementasi Tata Kelola (GCG) yang baik dan benar selalu akan menjadi fokus dan prioritas bagi Manajemen PT BPR TANGGUL MITRA KARYA dalam menjalankan seluruh aktivitas usaha dan operasional BPR. Proses implementasi Tata Kelola (GCG) di BPR sepanjang tahun 2019 telah dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan, dengan fokus dan kepatuhan kepada 5 (lima) Prinsip Dasar Tata Kelola (GCG), yaitu tranparancy (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggungjawaban), independency (independensi), fairness (kewajaran).

Dalam proses implementasi tersebut diatas, berbagai perbaikan dan penyempurnaan telah dilakukan khususnya yang berhubungan dengan penyempurnaan Governance Structure atau Struktur Tata Kelola, optimalisasi tugas, wewenang, dan tanggungjawab Pengurus BPR dan Komite- komite, serta penyempurnaan Governance Process atau Proses Tata Kelola, dengan cakupan sebagai berikut:

1. STRUKTUR TATA KELOLA BPR (GOVERNANCE STRUCTURE)

Sebagaimana masalah yang dihadapi oleh mayoritas BPR, masih ada banyak kendala khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan (jumlah) dan kualitas SDM BPR untuk dapat membangun Struktur Tata Kelola BPR yang "memadai" dalam rangka Penerapan Tata Kelola BPR yang sehat sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor:

4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015, mengenai Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

Secara umum, jumlah, komposisi, dan tingkat kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah memenuhi "persyaratan minimum" sesuai dengan ketentuan/regulasi tentang Tata Kelola BPR. Namun demikian, dengan memperhitungkan kompleksitas usaha BPR yang masih relatif sederhana, maka penguatan pada Struktur Tata Kelola BPR hanya terbatas dilaksanakan dengan pembentukan fungsi-fungsi tanpa membentuk komite-komite dibawah Dewan Komisaris, yaitu: Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, yang hanya diwajibkan bagi BPR dengan modal inti diatas Rp 80 milyar dan satuan-satuan kerja dibawah direksi yang hanya diwajibkan untuk BPR dengan modal inti sekurang-kurangnya Rp. 50 milyar.

Dengan demikian, maka Struktur Tata Kelola PT BPR TANGGUL MITRA KARYA pada posisi laporan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

 Rapat Umum Pemegang Saham

 Dewan Komisaris

 Direksi

= Anggota Direksi yang membawahkan kepatuhan

= Direktur

 Fungsi Audit Internal

 Fungsi Kepatuhan

 Fungsi Kerja Manajemen Risiko

2. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

Dalam tahun 2019, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dengan beberapa keputusan penting/strategis yang dihasilkan, sebagai berikut:

(3)

a) Menyetujui dan menerima dengan beberapa catatan, Laporan Keuangan BPR Tahun Buku 2019 yang diajukan oleh Direksi, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi dalam upaya pencapaian Kinerja BPR sesuai dengan komitmen dalam Rencana Bisnis BPR tahun 2019;

b) Menyetujui dan menerima dengan baik Laporan Hasil Pengawasan Dewan Komisaris untuk Periode Semester II tahun 2019 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019;

c) Susunan Pengurus PT BPR TANGGUL MITRA KARYA menjadi sebagai berikut:

Komisaris Utama : Sdr. Su’ud Herman Komisaris : Sdri. Nany Purwandani Direktur Utama : Sdri. Ramiyati

Direktur : Sdr. Nur Taufik Hidayat

d) Menetapkan alokasi Laba Bersih BPR (setelah pajak) Tahun Buku 2019 sebagai dana penyisihan Cadangan Tujuan dalam rangka Penguatan Modal Inti BPR sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 5/POJK.03/2015, tanggal 31 Maret 2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Kewajiban Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank Perkreditan Rakyat, dan dana penyisihan Cadangan Umum dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 70 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tentang Perseroan Terbatas. Atas sisa laba bersih tersebut, akan dibukukan sebagai laba ditahan.

3. DEWAN KOMISARIS

Jumlah, Komposisi, dan Independensi

Sampai saat ini PT.BPR. TANGGUL MITRA KARYA, belum mempunyai komisaris independen, maka komposisi komisaris :

Komisaris Utama : Sdr. Su’ud Herman Komisaris : Sdri. Nany Purwandani.

Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dalam menjalankan setiap tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya, Dewan Komisaris PT BPR TANGGUL MITRA KARYA berkewajiban untuk melaksanakannya secara Transparan, Akuntabel, dan Independen.

Secara lebih rinci, tugas, wewenang, dan tanggung jawab Dewan Komisaris yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2019 adalah sebagai berikut:

a) Menjalankan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi, yaitu dengan cara mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi kinerja Direksi, khususnya untuk memastikan bahwa pengelolaan BPR telah dilaksanakan sesuai dengan Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principles), Anggaran Dasar BPR, serta Ketentuan dan Perundang-undangan yang berlaku;

b) Memastikan telah diselenggarakannya secara baik dan benar Penerapan Tata Kelola dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional BPR pada seluruh jenjang organisasi;

c) Memberikan saran-saran kepada Direksi BPR berkaitan dengan isu-isu dan kebijakan strategis, dan proses pengambilan keputusan bisnis yang memiliki dampak signifikan

(4)

terhadap kegiatan usaha BPR sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar BPR dan Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku;

d) Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal-hal yang berkaitan dengan "penyediaan dana kepada pihak terkait" sebagaimana dalam ketentuan yang mengatur tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan;

e) Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada huruf (d) merupakan bagian dari tugas pengawasan, sehingga tetap menjadi tanggungjawab dari Direksi atas tugas pengurusan BPR;

f) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti seluruh hasil (temuan) audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal, Audit Eksternal, dan hasil pemeriksaan Pengawas Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Otoritas lainnya;

g) Dalam situasi dan kondisi tertentu, Dewan Komisaris dapat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) maupun Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sesuai dengan Anggaran Dasar BPR dan Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku;

h) Memberitahukan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak ditemukannya:

1. Pelanggaran Katentuan/Peraturan Perundang-undangan di bidang Keuangan dan Perbankan; dan/atau

2. Keadaan atau perkiraan keadaan (berhubungan dengan kegiatan operasional BPR) yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR.

4. RAPAT DEWAN KOMISARIS

Pada tahun 2019 Dewan Komisaris PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris sebanyak 4 (empat) kali, dengan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris sebagai berikut:

Nama Peserta Rapat Kehadiran Pada Rapat Dewan Komisaris

Su’ud Herman 4 Kali

Nany Purwandani 4 Kali

(Terlampir Daftar Hadir Rapat Dewan Komisaris.) 5. D I R E K S I

Jumlah, Komposisi, dan Independensi Direksi

Jumlah komposisi Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA yang telah ditunjuk dan diangkatnya Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA pada posisi tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

N a m a J a b a t a n Persetujuan BI / Otoritas Jasa Keuangan

(5)

Nomor Surat OJK Tanggal

Ramiyati Direktur Utama Direksi lama Th.2000

Nur Taufik Hidayat Direktur S.273/KO.351/2014 15.12.2014

Seluruh anggota Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA merupakan tenaga profesional yang memiliki pengalaman pada industri BPR dan telah lulus dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Susunan Direksi tersebut telah tercatat dalam administrasi Otoritas Jasa Keuangan / Bank Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan.

Seluruh anggota Direksi tidak melakukan rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank dan/atau perusahaan lainnya. Meskipun dimungkinkan untuk aktif menjadi pengurus Asosiasi BPR (Perbarindo) sesuai Pasal 8 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015, pada saat ini, dengan pertimbangan untuk lebih fokus pada pelaksanaan tugas sebagai Direksi BPR, tidak ada Anggota Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA yang aktif sebagai pengurus Asosiasi BPR.

Seluruh anggota Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi, dan/atau anggota Dewan Komisaris. Seluruh anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, tidak memiliki saham sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih dari modal disetor pada Bank dan/atau menjadi pemegang saham mayoritas di lembaga jasa keuangan non Bank.

Seluruh anggota Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah membuat Surat Pernyataan bahwa yang bersangkutan tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, dan kepemilikan saham di BPR, dan/atau tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan/atau Pemegang Saham Pengendali BPR.

Jumlah, komposisi, Indepedensi, kompetensi, dan integritas dari seluruh anggota Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah memenuhi persyaratan "kebutuhan minimal" kegiatan operasional BPR, dan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, antara lain:

1. Jumlah anggota Direksi 2 (dua) orang, sama dengan jumlah anggota Dewan Komisaris;

2. Anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama atau kota/kabupaten yang berbeda, tetapi pada propinsi yang sama dengan lokasi Kantor Pusat BPR;

3. Seluruh anggota Direksi telah memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 (lima) tahun di bidang operasional perbankan, termasuk sebagai Pejabat Eksekutif BPR;

4. Tidak ada seorangpun anggota Direksi yang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan fungsi dan tugas Direksi;

5. Telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015;

6. Telah lulus dari proses Fit and Proper Test dan telah memperoleh Surat Persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Direksi

(6)

Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA bertanggungjawab atas pelaksanaan kepengurusan BPR. Untuk itu, Direksi wajib mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana telah diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan Ketentuan/Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya, dalam tahun 2019 Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah mengerjakan hal-hal sebagai berikut :

a) Menjalankan pengelolaan BPR secara profesional, konservatif dan independen, dengan memperhatikan Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principles), Anggaran Dasar BPR, serta Ketentuan dan Perundang-undangan yang berlaku;

b) Merealisasikan pencapaian target/sasaran Kinerja Keuangan BPR sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis dan Rencana Strategis BPR melalui proses kegiatan operasional yang berlandaskan Prinsip-prinsip Tata Kelola (GCG) yang "baik dan sehat"

pada seluruh jenjang organisasi BPR;

c) Menunjuk dan mengangkat Pejabat Eksekutif yang membawahi Fungsi Audit Intern, fungsi Manajemen Risiko dan Fungsi Kepatuhan;

d) Melaksanakan Tata Kelola BPR dengan memperhatikan aspek kecukupan jumlah SDM BPR dan kompetensinya. Hal ini tercermin dari pemisahan tugas dan tanggungjawab antara satuan/unit kerja yang menangani pembukuan, operasional, dan kegiatan penunjang operasional, serta penunjukan pejabat yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap unit kerja lain;

e) Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (apabila diperlukan) sebagaimana telah diatur di dalam Ketentuan Perundang-undangan dan Anggaran Dasar BPR;

f) Menindaklanjuti seluruh hasil temuan dan rekomendasi yang yang diterima dari audit internal, audit eksternal, hasil pengawasan Dewan Komisaris, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Otoritas lain. Tindak lanjut tersebut dalam bentuk action plan dengan tenggat waktu (deadline) yang wajar, monitoring yang ketat, dan hasilnya pada kesempatan pertama dilaporkan kepada seluruh stakeholders terkait;

g) Menyampaikan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu, kepada Dewan Komisaris dalam rangka efektivitas "Pengawasan Aktif Pengurus" sesuai dengan ketentuan dalam Manajemen Risiko BPR;

h) Menyampaikan kebijakan BPR yang "bersifat strategis" dalam bidang Kepegawaian kepada seluruh Pegawai BPR;

i) Mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya dalam pengelolaan BPR kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham melalui forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.

Pendidikan & Pengembangan Kualitas SDM Direksi

Anggota Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menjalankan proses pembelajaran secara berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya dalam upaya mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya di BPR.

(7)

Sepanjang tahun 2019, kegiatan training, seminar, dan workshop yang telah diikuti oleh anggota Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA adalah sebagai berikut:

Sdri Ramiyati

1. Implementasi Manajemen Risiko.

2. Workshop Manajemen Risiko Lanjutan.

3. Sosialisasi Aplikasi Lapbul 4. Evaluasi Kinerja BPR 5. Sosialisasi LPS

6. Sosialisasi Tipologi & Penanganan Dugaan Kejahatan Bank 7. Implementasi RBB BPR Berbasis Risiko

Sdr. Nur Taufik Hidayat 1. Bantuan Teknik Slip 2. Sosialisasi Analisa Kredit 3. Pelatihan SOP Kredit 6. RAPAT DIREKSI

Sepanjang tahun 2019, Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menyelenggarakan Rapat Direksi sebanyak 6 (enam) kali.

Secara keseluruhan, jumlah tingkat kehadiran anggota Direksi dalam Rapat Direksi pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Nama Peserta Rapat Jumlah Kehadiran Pada Persentase Rapat Direksi Kehadiran

Ramiyati 6 Kali 100 %

Nur Taufik Hidayat 6 Kali 100 %

7. KEPEMILIKAN SAHAM, HUBUNGAN KELUARGA & KEUANGAN DENGAN PENGURUS

Kepemilikan saham anggota dewan komisaris dan hubungan keuangan dan / atau hubungan keluarga anggota dewan komisaris dengan anggota komisaris lain, anggota direksi dan / anggota pemegang saham BPR sbb.:

A. PT.BPR.Tanggul Mitra Karya, Jember Pemegang Saham

Sdr.Tedjo Sunarjadi BSc adalah pemegang saham pengendali sebanyak 90% dan Sdri.Tjio Fei Fang sebanyak 10%.

Sdri.Tjio Fei Fang adalah keponakan dari pemegang saham pengendali.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama adalah Sdr.Su’ud Herman dan Komisaris Ny.Nany Purwandani, SH.

Sedangkan hubungan keuangan antara pemegang saham dengan dewan komisaris dan direksi tidak ada.

B. PT.BPR.Balung Artha Guna, Jember

(8)

Pemegang Saham

Sdr.Tedjo Sunarjadi BSc adalah pemegang saham pengendali sebesar 70% dan Ibu Lina sebesar 30% dan Tjioe Ke Ning sebesar10%.

Hubungan keluarga yaitu Ibu Lina adalah Istri dari Sdr.Tedjo Sunarjadi BSc dan Tjioe Ke Ning adalah adik ipar dari Sdr.Tedjo Sunarjadi BSc atau suami dari adik kandung Sdr.Tedjo Sunarjadi BSc.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama yaitu Sdr.Tedjo Sunarjadi, BSc dan Komisaris Sdr.Su’ud Herman Direksi

Ny.Usik Aisyah, SE selaku Direktur Utama

C. PT.BPR.Bumi Masyarakat Sejahtera, Genteng Pemegang Saham

Sdr.Tedjo Sunarjadi BSc adalah pemegang saham pengendali sebesar 70% dan Sdr. Kevin Sunaryadi sebesar 30%

Sdr.Kevin Sunaryadi adalah anak dari Sdr. Tedjo Sunarjadi BSc.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama yaitu Sdr.Su’ud Herman dan Komisaris Ny.Nany Purwandani, SH Direksi

Sdr.Ir.Farid Usman selaku Direktur Utama dan Sdr.I Kayan Yudiaso selaku Direktur

Sedangkan hubungan keuangan antara pemegang saham dengan dewan komisaris dan direksi tidak ada.

D. PT.BPR Yuka Jaya Pasirian, Lumajang Pemegang Saham

Sdr.Tedjo Sunarjadi BSc adalah pemegang saham pengendali sebesar 80% dan Sdr. Kevin Sunaryadi sebesar 20%

Sdr.Kevin Sunaryadi adalah anak dari Sdr. Tedjo Sunarjadi BSc.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama yaitu Sdr.Tedjo Sunarjadi, BSc dan Komisaris Ny.Nany Purwandani, SH Direksi

Sdr.Ganang Sri Pandoyo, S.Sos selaku Direktur Utama dan Ny.Alinawati, SE selaku Direktur

Tidak ada hubungan keuangan antara pemegang saham dengan dewan komisaris dan direksi.

8. PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BPR

Sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 Pasal 51 dan 52, maka PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menunjuk seorang anggota Direksi untuk membawahkan Fungsi Kepatuhan. Sehubungan dengan jumlah modal inti BPR yang kurang dari Rp 50 milyar hingga 31 Desember 2019 Direksi sudah menunjuk dan mengangkat Pejabat Eksekutif yang menjalankan Fungsi Kepatuhan. Pejabat Eksekutif Fungsi

(9)

Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan langkah-langkah dalam upaya membangun Budaya Kepatuhan, antara lain dengan :

a) Memastikan bahwa seluruh Unit Kerja di BPR memiliki pedoman kerja yang terkini sesuai dengan job description dan struktur organisasi BPR;

b) Melakukan sosialisasi ketentuan internal dan eksternal baik secara tidak langsung yaitu melalui Surat Edaran Direksi BPR, atau secara langsung dengan melakukan tatap muka dan/atau mengadakan sosialisasi;

c) Melakukan pemantauan secara konsisten terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian khususnya yang berkaitan dengan proses pemberian kredit untuk nasabah besar yang akan berdampak signifikan terhadap usaha BPR;

d) Melakukan review (kaji ulang) terhadap rancangan kebijakan internal BPR yang akan diterbitkan untuk memastikan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e) Melakukan pembinaan dan/atau penindakan pada Unit Kerja BPR, dan Kantor Kas, sesuai dengan Laporan Hasil Temuan Audit Internal terkait dengan bidang operasional, dana, dan kredit;

f) Memberikan tanggapan maupun jawaban atas surat dari pihak PPATK yang berkaitan dengan Penerapan Program APU dan PPT;

g) Memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang telah dibuat BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan, misalnya yang berkaitan dengan komitmen Penguatan Modal Inti BPR sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 5/POJK.03/2015, tanggal 31 Maret 2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Kewajiban Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank Perkreditan Rakyat;

h) Memantau kewajiban penyampaian laporan BPR sesuai ketentuan, misalnya kewajiban Pengawasan Dewan Komisaris, dan lain-lain.

Realisasi Kerja Tahun 2019

Dengan ditunjuk dan diangkatnya Pejabat Eksekutif Kepatuhan maka pada tahun 2019 sudah terrealisasi kerja atas tugas dan tanggung jawab fungsi kepatuhan tersebut diatas.

9. PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO BPR

Laporan tentang Penerapan Manajemen Risiko BPR ini merupakan bagian dari kewajiban sebagaimana pada Pasal 63 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 13/POJK.03/2015, tentang Penerapan Manajemen Risiko BPR, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA sesuai dengan jumlah modal intinya, hanya diwajibkan untuk menerapkan 4 (empat) jenis risiko yaitu: Risiko Operasional, Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, dan Risiko Kepatuhan.

Penerapan Manajemen Risiko pada BPR diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

13/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 1/SEOJK.03/2019, tanggal 21 Januari 2019, dengan melakukan penilaian atas Risiko BPR dari 2 (dua) aspek, yaitu Risiko Inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR).

Berdasarkan hasil analisis atas kondisi internal dan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam Pengelolaan Risiko BPR pada tahun 2019, maka Profil Risiko atau Risk Profile dari PT

(10)

BPR TANGGUL MITRA KARYA pada posisi 30 Juni 2019 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

JENIS RISIKO

Peringkat Risiko Inheren Kualitas Manajemen Risiko Peringkat Risiko 31-06-2019 31-12-2019 31-06-2019 31-12-2019

30-06-2019 31-12-2019 (Internal) ( O J K ) (Internal) ( O J K )

Risiko Kredit Moderate Moderate Fair Fair 3 3

Risiko Operasional Moderate Moderate Fair Fair 3 3

Risiko Likuiditas Low Moderate Satisfactory Fair 3 3

Risiko Kepatuhan Low Low Satisfactory Satisfactory 2 2

Pernyataan Risk Appetite (Risk Appetite Statement)

Perkembangan Pasar Keuangan Global yang sangat dinamis membutuhkan kemampuan SDM BPR dalam memahami, mengevaluasi, dan menetapkan strategi dan kebijakan untuk melakukan mitigasi risiko secara lebih baik. Penerapan Manajemen Risiko sudah menjadi kewajiban bagi BPR sebagaimana diatur dalam Pasal 63 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

Secara teknis, penerapannya dijalankan dengan mengacu pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 1/SEOJK.03/2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPR.

Risk Appetite

Risk Appetite adalah tingkat risiko yang "wajar" yang bersedia diambil oleh Manajemen PT BPR TANGGUL MITRA KARYA dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, yaitu pada Peringkat 1 atau Low, dengan mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.

1/SEOJK.03/2019 sebagai hasil penilaian terhadap aspek Inherent Risk dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko;

Risk Tolerance

Risk Tolerance adalah tingkat risiko maksimum yang ditetapkan oleh Manajemen BPR dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Dengan mengacu kepada Surat Edaran Jasa Keuangan No. 1/SEOJK.03/2019, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA mengambil Risk Tolerance pada Tingkat 2 sebagai hasil kombinasi dari aspek Inherent Risk dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko;

Risk Limit

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA akan merumuskan kebijakan tentang manajemen resiko.

Kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi :

Risk Tolerance pada level unit-unit kerja BPR dengan parameter Risk Limit yang telah disetujui dan wajib dipatuhi oleh seluruh jajaran Manajemen BPR.

Parameter tersebut merupakan batasan atau threshold sebagai ukuran pengendalian risiko.

(11)

PARAMETER Risk Risk Tgl. Laporan

K e t e r a n g a n Appetite Tolerance 31 Des 2019

RISIKO OPERASIONAL:

- Kasus Internal Fraud 0 ≤ 2 3 Limit Break

- Komplain Deposan/Penabung 0 ≤ 3 2 Tolerance in-line

- Komplain Nasabah Kredit 0 ≤ 5 3 Tolerance in-line

RISIKO KREDIT:

- NPL Gross (total) ≤ 2,00% ≤ 4,00% 1,31 % Appetite in-line

- NPL Gross 25 Debitur Terbesar ≤ 3,00% ≤ 5,00% - % Appetite in-line - NPL Gross Sektor Pertanian ≤ 5,00% ≤ 5,00% 0,58 % Appetite in-line - NPL Gross Sektor Perdagangan ≤ 2,00% ≤ 3,00% 0,65 % Appetite in-line

- NPL Gross Sektor Jasa ≤ 2,50% ≤ 3,50% -% Appetite in-line

RISIKO LIKUIDITAS:

- Loan to Deposit Ratio (LDR) ≤ 83,00% ≤ 91,00% 88,31% Tolerance in-line

- Cash Ratio (CR) ≥ 12,50% ≤ 25,00% 16,16% Tolerance in-line

- Capital Adequacy Ratio (CAR) ≤ 35,00% ≤ 50,00% 73,01% Limit Break

Pengukuran, Monitoring, dan Pengendalian Risiko

Dalam tahun 2019, Satuan Kerja Manajemen Risiko PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menjalankan langkah-langkah yang dibutuhkan terkait dengan pemantauan, evaluasi, dan mitigasi risiko, antara lain dengan cara:

a) Melakukan pengukuran risiko likuiditas dengan membuat proyeksi arus kas bulanan, membuat maturity profile report mingguan, menghitung rasio likuiditas harian, dan melakukan stress test bulanan;

b) Melakukan pengukuran risiko kredit dengan proses monitoring yang ketat terhadap kualitas kredit 25 debitur terbesar, portofolio kredit sektor pertanian, dan portofolio kredit sektor jasa, khususnya jasa konstruksi.

c) Melakukan pengukuran risiko operasional dengan mengembangkan teknik analisis data historis dan analisis perilaku.

Pada Tahun 2019 tidak diketemukan hasil temuan audit internal terkait kasus fraud yang dilakukan pegawai BPR, baik di Kantor Pusat, maupun Kantor Kas;

d) Memperbaiki fungsi dan mekanisme penagihan kredit, khususnya untuk kredit pada kondisi terlambat bayar (late payment) ≤ 90 hari yang pada Bank Umum kualitasnya telah tergolong dalam "special mention/Dalam Pengawasan Khusus" sementara pada BPR masih dikelompokkan sebagai kredit lancar;

Sesuai dengan POJK.No.33/POJK.3/2018 mulai 1 Desember2019 telah ditetapkan bahwa kondisi terlambat bayar ≤ 90 hari masuk dalam kategori Dalam Pengawasan Khusus, mulai saat ini kami mulai melakukan penagihan terhadap debitur yang terlambat bayar ≤ 90 hari agar tidak masuk dalam Dalam Pengawasan Khusus.

e) Melakukan peninjauan Kebijakan Risk Limit secara berkala, karena pentingnya Risk Limit sebagai Parameter Manajemen Risiko dan Early Warning Signals.

10. PELAKSANAAN AUDIT INTERN.

Secara umum mekanisme audit internal pada PT BPR TANGGUL MITRA KARYA dirancang dan dilaksanakan berdasarkan internal control framework yang mencakup aspek-aspek seperti

(12)

pengendalian risiko, aktivitas, informasi, dan pemantauan. Secara reguler, Fungsi Kerja Audit Internal melakukan pemeriksaan yang bersifat ex-post (memeriksa tahun sebelumnya) terhadap seluruh unit kerja; termasuk Kantor Kas.

Sepanjang tahun 2019, telah ada penunjukkan dan pengangkatan Pejabat Eksekutif/ Audit Intern maka pengawasan di PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah dilaksanakan Audit Intern.

11. PELAKSANAAN AUDIT EKSTERNAL

Dalam rangka memenuhi seluruh aspek Tata Kelola terkait dengan proses penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik, sesuai Pasal 62 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola (GCG) Bagi Bank Perkreditan Rakyat, antara lain:

 Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan;

 Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk tidak melebihi masing-masing 3 (tiga) tahun dan 5 (lima) tahun secara berturut-turut;

 Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Interen (SKAI) melalui Dewan Komisaris.

Berhubung hingga 31 Desember 2019 dengan total asset masih kurang dari Rp. 10 Milyar, maka PT.BPR TANGGUL MITRA KARYA belum wajib di audit oleh Akuntan Publik.

12. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis tentang penyediaan dana, baik kepada pihak terkait atau related party maupun kepada debitur besar atau debitur inti (large exposure), dengan berpedoman kepada Ketentuan dan Regulasi tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

Sesuai dengan kriteria dan kebijakan yang ada, baki debet total penyediaan dana kepada pihak-pihak tersebut diatas pada posisi 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Penyediaan Dana J u m l a h

Debitur Nominal (Ribuan Rp)

Kepada Pihak Terkait - -

Kepada Debitur Inti:

- Individu 25 2.190.939

- Kelompok - -

Penyediaan Dana kepada Pengurus BPR

Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana tersebut diatas, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA sampai dengan posisi 31 Desember 2019 tidak memberikan pinjaman kepada pihak terkait.

13. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Dalam rangka memenuhi ketentuan sebagaimana diatur pada Pasal 69 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penanganan Benturan Kepentingan, maka

(13)

Manajemen PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menyusun dan mengesahkan kebijakan intern yang mengatur mengenai prosedur pemberian persetujuan serta pengungkapan benturan kepentingan berkaitan dengan segala aktivitas dan transaksi keuangan yang melibatkan kepentingan pihak terkait, dalam hal ini Pengurus BPR dan/atau Pemegang Saham BPR.

Secara keseluruhan, data seluruh aktivitas dan/atau transaksi keuangan yang mempunyai benturan kepentingan di PT BPR TANGGUL MITRA KARYA pada posisi 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Pihak yang memiliki

Benturan Kepentingan Nama dan Jabatan

Pengambil Keputusan Jenis

Transaksi Nilai

Transaksi Jangka Waktu PT BPR TANGGUL MITRA

KARYA

Sdr. Tedjo Sunarjadi

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA

Sdr. Ramiyati (Dirut) Sewa Kantor Rp. 250 Juta 10 Tahun PT BPR TANGGUL MITRA

KARYA

Sdr. Tedjo Sunarjadi

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA

Sdr. Ramiyati (Dirut) Sewa Kendaraan

Granmax Rp 3,5 Juta 1 Tahun

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA

Sdr. Tedjo Sunarjadi

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA

Sdr. Ramiyati (Dirut)

Sewa Kendaraan Calya

Rp. 1 Juta 1 Tahun

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA

Sdr. Tedjo Sunarjadi

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA

Sdr. Ramiyati (Dirut)

Genset. Rp. 2.5 Juta 1 Bulan

14. PERMASALAHAN HUKUM DAN STATUS PENYELESAIAN

Tidak ada Permasalahan hukum yang sedang dihadapi oleh PT BPR TANGGUL MITRA KARYA beserta status penyelesaiannya hingga posisi tanggal 31 Desember 2019.

15. PENYIMPANGAN INTERNAL, UPAYA PENCEGAHAN & PENYELESAIANNYA

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA akan mengembangkan Sistem Pengendalian Internal . Padahal sebagai bagian inheren dari internal control framework, proses implementasinya akan dilakukan oleh Pejabat Eksekutif Audit Internal dengan target atau sasaran sebagai berikut:

a. Pencegahan

Sebagai salah satu pilar terpenting dalam strategi anti fraud, langkah-langkah dalam upaya pencegahan atau prevention dilakukan dengan:

 Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh unit kerja tentang berbagai modus kejahatan perbankan dan tindak pencegahannya;

 Memperbanyak frekuensi "surprise audit" untuk "membunuh niat" dari pihak-pihak tertentu di internal BPR yang karena tugas, wewenang, dan jabatannya, mempunyai kesempatan untuk melakukan penyimpangan dan/atau fraud;

(14)

b. Deteksi Dini

Sebagai pilar penting lainnya dalam strategi anti fraud, upaya deteksi atau detection sangat efektif dalam pencegahan fraud. Untuk itu, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA “akan”

mengembangkan whistle blowing system, yaitu dengan memberikan kesempatan dan akses yang seluas-luasnya kepada seluruh pegawai pada seluruh jenjang jabatan untuk berperan aktif sebagai whistleblower agents, dengan menyampaikan informasi tentang indikasi penyimpangan/fraud melalui telpon, email, sms, dan sarana/media komunikasi lainnya.

c. Identifikasi dan Investigasi

Menindaklanjuti setiap informasi yang dianggap relevan dan signifikan terkait dengan potensi penyimpangan/fraud di bidang operasional dan perkreditan dengan cara:

 Mengikuti aliran dana dari nasabah kepada pegawai BPR yang diindikasikan terlibat dalam penggelapan dana nasabah, atau diindikasikan meminta fee untuk pencairan kredit kepada debitur yang bersangkutan;

 Melakukan analisis dan identifikasi terhadap lonjakan NPL di sebuah Kantor Kas yang sebelumnya memiliki kinerja baik. Langkah ini untuk memastikan apakah telah terjadi penyimpangan/fraud, atau kurangnya kehati-hatian dalam proses pemberian kredit yang berpotensi menimbulkan Kredit Macet (NPL).

 Melakukan kunjungan lapangan atau on-site visit dalam rangka verifikasi informasi yang secara psikologis dapat "membangun efek jera" kepada seluruh pegawai BPR agar tidak melakukan penyimpangan/fraud.

d. Tindak Lanjut dan Pelaporan

Manajemen BPR “akan” melakukan tindak lanjut atas seluruh kasus internal fraud, baik yang proses penyelesaiannya dilakukan secara internal maupun yang dilakukan melalui proses litigasi (secara hukum) karena kasusnya dianggap telah memenuhi unsur-unsur Tindak Pidana Perbankan yang menimbulkan kerugian bagi Bank secara finansiil dan reputasi.

Kasus-kasus internal fraud yang tindak lanjut penyelesaiannya ditempuh melalui secara yudiris melalui proses litigasi, telah dilaporkan tersendiri pada bagian lain dari Laporan Penerapan Tata Kelola BPR ini.

Di PT BPR TANGGUL MITRA KARYA pada tahun 2019 “ tidak “ terjadi fraud baik dilakukan oleh debitur maupun oleh pengurus dan karyawan.

16. KEBIJAKAN REMUNERASI DAN RASIO GAJI PEGAWAI

Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 75 ayat (2) huruf (d) dan huruf (e) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Paket Kebijakan Remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris, serta tentang Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah, sesuai data pada biaya tenaga kerja/honorarium di PT BPR TANGGUL MITRA KARYA, total remunerasi yang telah dibayarkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalan tahun 2019 adalah sebagai berikut:

(15)

Jenis Remunerasi & Fasilitas Lainnya

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris D i r e k s i Orang Ribuan Rp Orang Ribuan Rp Remunerasi (gaji, honor, bonus, tunjangan rutin,

tantiem, dan berbagai fasilitas lain dalam bentuk

non natura) 2 87.845 2 160.155

Fasilitas lain dalam bentuk natura, seperti: premi asuransi kesehatan, iuran dana pensiun/ hari tua,

tunjangan transportasi, perumahan, dan lain-lain - - - -

Paket remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA pada tahun 2018 dapat dikelompokan berdasarkan tingkat penghasilan, sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun

( untuk yang diterima secara tunai ) D i r e k s i Dewan Komisaris

Diatas Rp 1.000,00 Juta - -

Diatas Rp 500,00 Juta sd. Rp 999,00 Juta - -

Diatas Rp 300,00 Juta sd. Rp 500,00 Juta - -

Diatas Rp 200,00 Juta sd. Rp 299,00 Juta - -

Diatas Rp 100,00 Juta sd. Rp 199,00 Juta - -

Artinya dalam 1 tahun tingkat penghasilan per orang dalam 1 tahun belum mencapai 100 juta.

Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

Berdasarkan data pada posisi 31 Desember 2019, Rasio Gaji tertinggi dan terendah pada PT BPR TANGGUL MITRA KARYA adalah sebagai berikut:

a) Rasio Gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah : 1,16 : 1,00 b) Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah : 1,62 : 1,00 c) Rasio Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah : 1,43 : 1,00 d) Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan Pegawai yang tertinggi : 2,72 : 1,00 17. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL

Berdasarkan ketentuan pada Pasal 75 ayat (2) huruf (J) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial & Kegiatan Politik baik secara nominal maupun penerima dana, hal ini sejalan dengan ketentuan regulasi mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Sehubungan dengan itu, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA juga menyadari betapa pentingnya mengimplementasikan Program CSR tidak sekedar untuk memenuhi ketentuan regulasi, akan tetapi meningkatkan nilai-nilai luhur CSR sebagai wujud apresiasi perusahaan kepada masyarakat/komunitas dan lingkungan sekitar wilayah operasional BPR, dengan saling berbagi dan membangun nilai-nilai kebersamaan secara berkelanjutan.

Pada tahun 2018, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah mengadakan Program CSR berupa kegiatan sosial yang antara lain pemberian zakat dalam rangka hari raya fitri Tahun 2019 sebesar Rp1.774.000,- (Satu juta tujuh ratus tujuh puluh empat ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut :

(16)

Program CSR Penerima Sumbangan Nilai Sumbangan

Pemberian Zakat Masyarakat tidak mampu disekitar

Perusahaan 1.774.000,-

18. RENCANA STRATEGIS BPR

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menyusun Rencana Strategis BPR periode 2020-2021 yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang sekaligus mengesahkan Rencana Bisnis BPR tahun 2020. Proses penyusunan Rencana Strategis BPR telah melalui serangkaian diskusi internal dengan menyerap berbagai feedback dari seluruh unit kerja yang dilanjutkan dengan diskusi-diskusi yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris, dan seluruh unit kerja di BPR.

Beberapa isu dalam Rencana Strategis BPR tahun 2020-2021 yang akan menjadi perhatian dalam fokus dalam proses internalisasi nilai-nilai atau core values, antara lain:

 Penyempurnaan Visi dan Misi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA yang telah disusun secara lebih sederhana, tetapi lebih realistis dan lebih mudah untuk diimplementasikan;

 Penyempurnaan Kode Etik Pegawai sebagai bagian yang melekat dan tak terpisahkan dari proses implementasi Tata Kelola BPR;

 Penyempurnaan praktek prinsip kehati-hatian atau prudential banking principles dalam seluruh aspek operasional BPR, khususnya dalam strategi dan kebijakan penyaluran kredit, dengan mempertimbangkan semakin ketatnya kondisi persaingan usaha, dan semakin kompleksnya regulasi pada sektor jasa keuangan.

Secara garis besar, rencana jangka panjang (Corporate Plan) PT BPR TANGGUL MITRA KARYA sebagaimana diuraikan dalam Rencana Strategis BPR adalah sebagai berikut:

BIDANG PERKREDITAN:

 Strategi & Kebijakan Pertumbuhan Kredit:

Perluasan basis nasabah atau customer base khususnya segmen kredit mikro;

 Pengembangan pembiayaan sektor pertanian organik;

Peningkatan secara selektif portofolio pembiayaan dengan skema channeling;

 Strategi & Kebijakan Pengelolaan Kualitas Kredit:

Penguatan fungsi control mulai dari proses loan appraisal sampai loan approval;

Antisipasi dini dan pencegahan NPL mulai dari kondisi special mention khususnya dalam rangka antisipasi dini atas pemberlakuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

33/POJK.03/2018 tentang KAP dan PPAP;

 Percepatan proses penyelesaian Kredit Macet melalui penagihan, restrukturisasi, dan penjualan agunan kredit.

BIDANG PENDANAAN:

 Strategi Komposisi Sumber Dana:

 Pengembangan produk tabungan sebagai sumber dana murah;

Penyempurnaan kualitas layanan nasabah melalui service excellence;

Pengembangan layanan produk berbasis e-banking;

(17)

BIDANG OPERASIONAL:

 Penurunan Rasio BOPO melalui:

 Peningkatan pengawasan dalam rangka efisiensi biaya operasional BPR;

Penurunan biaya dana atau cost of fund melalui perbaikan struktur (komposisi) sumber dana;

 Perampingan SDM BPR melalui peningkatan produktivitas dan kompetensi;

LIKUIDITAS, PERMODALAN, DAN TINGKAT KESEHATAN BPR:

 Pemenuhan Komitmen Kinerja Keuangan BPR:

 Penguatan Modal Inti BPR sesuai dengan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 5/POJK.03/2015, tanggal 31 Maret 2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Kewajiban Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank Perkreditan Rakyat;

 Menjaga risiko likuiditas dengan memperbesar portofolio pinjaman berjangka waktu panjang (3 tahun), karena sebagian besar deposito berjangka BPR berjangka waktu 1-3 bulan;

 Mempertahankan Tingkat Kesehatan BPR pada level yang "SEHAT" sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, antara lain dengan:

- Peringkat Risiko Inheren ≤ 2 - Peringkat KPMR ≤ 2

- Peringkat Komposit ≤ 2 19. RENCANA BISNIS BPR TAHUN 2020

PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah menyusun Rencana Bisnis BPR tahun 2020 yang telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang sekaligus juga mengesahkan Rencana Strategis BPR tahun 2020-2021 baru akan disusun dan disampaikan tanggal 28 November 2019. Proses penyusunan Rencana Bisnis BPR tahun 2020 dilakukan melalui serangkaian diskusi internal dengan menyerap berbagai feedback dari seluruh unit kerja yang dilanjutkan dengan diskusi-diskusi yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris, dan seluruh unit kerja di BPR.

Dengan berpedoman kepada Rencana Strategis BPR tahun 2020 sebagai salah satu acuan utama, beberapa isu dalam Rencana Bisnis BPR tahun 2020 yang akan menjadi perhatian dalam fokus dalam proses internalisasi nilai-nilai atau core values, antara lain:

 Implementasi Visi dan Misi PT BPR TANGGUL MITRA KARYA yang telah disempurnakan dan disusun secara lebih sederhana, mudah dipahami, realistis, dan lebih mudah untuk dilaksanakan oleh seluruh Pegawai BPR;

 Implementasi Kode Etik Pegawai sebagai bagian yang melekat dan tak terpisahkan dari proses implementasi Tata Kelola BPR, yang harus tercermin dari perubahan perilaku dan budaya kerja yang lebih baik;

 Implementasi praktek prinsip kehati-hatian atau prudential banking principles dalam seluruh aspek operasional BPR, khususnya dalam hal strategi dan kebijakan penyaluran kredit, dengan mempertimbangkan semakin ketatnya kondisi persaingan usaha, risiko kredit UMKM yang semakin tinggi, dan semakin kompleksnya regulasi pada sektor jasa keuangan.

(18)

Secara garis besar, Rencana Bisnis Tahun 2020 dari PT BPR TANGGUL MITRA KARYA dapat diuraikan sebagai berikut:

BIDANG PERKREDITAN:

 Kebijakan Pertumbuhan Kredit:

Memperluas basis nasabah (customer base) khususnya segmen kredit mikro, karena selama ini peningkatan jumlah penyaluran kredit BPR sebagian besar berasal dari peningkatan plafon kredit debitur lama (existing customer), sehingga berdampak pada meningkatnya average loan size atau rata-rata kredit per akun, dimana hal ini secara otomatis akan meningkatkan credit risk;

 Mengembangkan pembiayaan pada sektor pertanian organik, hal ini sejalan dengan global trend terkait dengan green banking sebagai bagian dari green economy, yaitu pembiayaan sektor ekonomi produktif yang berwawasan lingkungan, dimana sektor pertanian organik menjadi salah satu potensi yang perlu digali dan dikembangkan di Indonesia;

Meningkatkan secara selektif portofolio kredit dengan skema channeling, karena saat ini banyak tawaran dari Bank Umum BUMN kepada BPR berkinerja "Sehat" untuk ikut menyalurkan dana KUR Mikro.

 Melakukan reviuw tingkat suku bunga kredit dengan mengacu kepada persaingan pasar setempat.

 Kebijakan Pengelolaan Kualitas Kredit:

Meningkatkan fungsi control mulai dari proses loan appraisal sampai loan approval sebagian mekanisme yang terintegrasi. Hasil temuan audit internal atas beberapa kasus NPL antara lain kredit dipergunakan orang lain, jaminan dipindah-tangankan.

 Mengantisipasi secara dini untuk mencegah terjadinya NPL, yang mulai dari kondisi special mention (terlambat bayar < 90 hari), karena hingga saat ini kredit dengan kondisi tersebut masih termasuk "Kolektibilitas Lancar", padahal langkah-langkah penagihan sudah harus dilakukan secara intensif ketika mulai terjadi tunggakan;

sebagai antisipasi dini terhadap pemberlakuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

33/POJK.03/2018 tentang KAP dan PPAP;

 Sesuai dengan POJK NO.33/POJK.03/2018 per 1 Desember 2019 ditetapkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif yang menunggak pokok dan / atau bunga ≤ 90 hari masuk dalam kategori “Dalam Pengawasan Khusus” oleh sebab itu untuk mengantisipasi ketentuan tersebut mulai saat ini PT.BPR.Tanggul Mitra Karya melakukan penagihan secara intensif agar nasabah yang terlambat bayar ≤ 90 hari diusahakan bayar, sehingga tidak termasuk Dalam Pengawasan Khusus.

 Mempercepat proses penyelesaian Kredit Macet melalui penagihan, restrukturisasi, dan penjualan agunan kredit.

BIDANG PENDANAAN:

 Kebijakan Komposisi Sumber Dana:

 Mengembangkan produk tabungan seperti: Tabungan Pelajar, Tabungan Hari Raya dan Tabungan Pensiun, sebagai sumber dana murah yang dapat berkontribusi untuk menurunkan cost of fund atau biaya dana BPR;

(19)

Menyempurnakan kualitas layanan nasabah melalui service excellence, agar dapat meningkatkan kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah (customer satisfaction and customer loyalty) kepada BPR;

Pengembangan layanan produk berbasis e-banking khususnya untuk produk-produk layanan yang bekerjasama dengan Bank Umum, (Western Union) yang saat ini sudah banyak dilakukan dalam rangka jasa remittance atau kiriman uang. Manfaat dari produk ini selain sebagai fee based income juga "pengendapan dana" (walaupun cuma sehari) yang dapat membantu likuiditas BPR.

BIDANG OPERASIONAL:

 Menurunkan Rasio BOPO melalui langkah-langkah:

 Memperketat mekanisme pengawasan internal untuk meningkatkan efisiensi biaya dalam kegiatan operasional BPR. Hal ini antara lain dilakukan dengan memperketat pengeluaran dana-dana non operasional BPR;

Menurunkan biaya dana atau cost of fund melalui restrukturisasi sumber dana, yaitu dengan upaya meningkatkan proporsi sumber dana murah (tabungan), bernegosiasi dengan deposan besar untuk menurunkan suku bunga deposito, dan mengajukan permohonan penurunan suku bunga linkage program dari Bank Umum, khususnya Bank Umum BUMN;

 Merampingkan SDM BPR melalui kebijakan peningkatan produktivitas, kompetensi dan ketrampilan (khusus front liner), namun dengan mematuhi sepenuhnya koridor dalam Penerapan Tata Kelola BPR. Tentu saja langkah-langkah dalam peningkatan produktivitas, kompetensi dan ketrampilan SDM ini perlu disertai dengan komitmen untuk memperbaiki merit system di BPR.

LIKUIDITAS, PERMODALAN, DAN TINGKAT KESEHATAN BPR:

 Memenuhi Komitmen Kinerja Keuangan BPR dengan:

 Kebijakan Penguatan Modal Inti BPR sesuai dengan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 5/POJK.03/2015, tanggal 31 Maret 2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Kewajiban Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank Perkreditan Rakyat, walaupun PT BPR TANGGUL MITRA KARYA sendiri telah memenuhi ketentuan dengan Modal Inti Minimum untuk tenggang waktu 31 Desember 2019 sebesar Rp 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) maupun Modal Inti Minimum untuk tenggang waktu 31 Desember 2024 sebesar Rp 6.000.000.000,- (enam milyar rupiah);

Dalam bulan Desember 2019 pemenuhan modal inti minimum sudah mencapai Rp3.896.000 ribu, sudah melebihi ketentuan POJK No.5/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015.

 Menjaga risiko likuiditas dengan memperbesar portofolio pinjaman bertenor panjang (sampai dengan 5 tahun) khususnya dari Bank Umum BUMN, karena sebagian besar deposito berjangka BPR bertenor 1-3 bulan. Hal ini sejalan dengan Risk Assessment yang mengambil posisi 31 Desember 2019, dimana rasio Kewajiban Likuid terhadap total Dana Pihak Ketiga adalah 88,31%, sementara itu Risk Tolerance hanya 91% artinya telah terjadi "Limit Break" yang bermakna bahwa BPR dalam kondisi Risiko Likuiditas yang tinggi;

(20)

 Mempertahankan Tingkat Kesehatan BPR pada level yang "SEHAT" sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yaitu dengan memperhitungan Peringkat Risiko Komposit pada level Low to Moderate.

PENGEMBANGAN SDM DAN INFRASTRUKTUR:

 Meningkatkan Kualitas SDM BPR dan Infrastruktur Pendukung Operasional melalui:

Proses rekrutmen dan pelatihan melalui program in-house training yang berkualitas secara berkesinambungan. Proses ini ditindaklanjuti dengan kebijakan penempatan pegawai yang profesional, bersih dari unsur kolusi dan nepotisme;

 Mengoptimalkan jumlah dan komposisi pegawai di seluruh unit kerja BPR dengan berbasis komitmen kerja yang tinggi, pengalaman operasional yang memadai, serta memiliki mindset dan risk awareness yang sejalan dengan Visi dan Misi BPR;

Menyempurnakan Core Banking System BPR agar dapat lebih mendukung kegiatan operasional BPR, mulai dari data processing, information system, decision support system dan IT security, sehingga BPR dapat beroperasi secara lebih aman, produktif, dan efisien.

20. PERLINDUNGAN NASABAH

Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pasal 67 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang kewajiban BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan/atau jasa layanan penggunaan data nasabah BPR, hal ini tidak lain adalah dalam rangka pengaturan mengenai perlindungan konsumen sektor jasa keuangan yang menjadi salah satu tugas pokok dari Otoritas Jasa Keuangan.

Untuk itu, PT BPR TANGGUL MITRA KARYA telah memiliki Pedoman dan Kebijakan mengenai Pengaduan Nasabah yang berpedoman kepada:

 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.07/2018, tentang Layanan Pengaduan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan; dan

 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 17/SEOJK.07/2018, tentang Pedoman Pelaksanaan Layanan Pengaduan Kosumen di Sektor Jasa Keuangan.

Pada kesempatan yang sama, akan ditunjuk dan diangkat seorang pegawai yang bertugas sebagai unit khusus yang bertanggungjawab dalam menangani dan menyelesaikan setiap pengaduan nasabah.

21. HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN TATA KELOLA BPR

Perhitungan secara self assessment atas Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) pada tahun 2019 di PT BPR TANGGUL MITRA KARYA menghasilkan nilai komposit dengan predikat Cukup Baik.

Penilaian tersebut diperoleh dari penjumlahan atas Governance Structure, Governance Process, dan Governance Outcome dari 11 (sebelas) indikator, yaitu :

(21)

No. Kriteria / Indikator Bobot

01 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 20,00%

02 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 15,00%

03 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 0,00%

04 Penanganan Benturan Kepentingan 10,00%

05 Penerapan Fungsi Kepatuhan 10,00%

06 Penerapan Fungsi Audit Internal 10,00%

07 Penerapan Fungsi Audit Eksternal 0,00%

08 Penerapan Manajemen Risiko (termasuk Pengendalian Internal) 10,00%

09 Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar 7,50%

10 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG 7,50%

11 Rencana Strategis BPR 10,00%

Total 100,00%

Nilai Komposit: Predikat:

< 1 ≥ < 1,8 Sangat Baik

≥ 1,80 < 2,60 Baik

≥ 2,60 < 3,40 Cukup Baik

≥ 3,40 < 4,20 Kurang Baik

≥ 4,20 < 5,00 Tidak Baik

PT BPRTANGGUL MITRA KARYA

Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment Tahun 2018

No. Aspek Yang Dinilai Bobot (a)

Peringkat (b)

Nilai

(a) x (b) Analisis

01 Pelaksanaan Tugas & Tanggung

Jawab Direksi 20,00% 1,56 0,31

Seluruh persyaratan tentang tugas dan tanggung jawab Direksi telah dipenuhi dan dilaksanakan cukup baik.

02 Pelaksanaan Tugas & Tanggung

Jawab Dewan Komisaris 15,00% 1,67 0,25

Seluruh persyaratan tentang tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dipenuhi dan dilaksanakan dengan baik.

03 Kelengkapan dan Pelaksanaan

Tugas Komite 0,00% 0,00 0,00

BPR belum membentuk Komite-komite karena belum diwajibkan sehubungan dengan modal inti masih < Rp 50 milyar 04 Penanganan Benturan

Kepentingan 10,00% 2,10 0,21

BPR telah memiliki kebijakan interen ttg penanganan benturan kepentingan, tapi belum diterapkan secara konsisten.

05 Penerapan Fungsi Kepatuhan

BPR 10,00% 2,19 0,22

Direksi dan Satuan Kerja Kepatuhan telah melaksanakan tugasnya dengan cukup baik dan efektif.

06 Penerapan Fungsi Audit

Internal BPR 10,00% 2,28 0,23

SKAI telah melakukan tugasnya dengan cukup baik dan independen, akan tetapi masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki.

07 Penerapan Fungsi Audit

Eksternal BPR 0,00% 0,00 0,00

BPR belum melakukan penunjukkan KAP sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan KAP telah bekerja cukup profesional.

08 Penerapan Manajemen Risiko

dan Pengendalian Internal 10,00% 0,00 0,00

BPR belum cukup baik dalam melakukan Identifikasi, Pengukuran, dan Mitigasi Risiko sesuai dengan kompleksitas usaha.

Penerapan Pengendalian Internal masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki.

09 Penyediaan Dana kepada Pihak

Terkait dan Debitur Besar 7,50% 2,50 0,19

BPR telah memiliki Kebijakan & Prosedur yang cukup baik ttg penyediaan dana kpd Pihak Terkait. Penyediaan Dana kepada Debitur Besar relatif tinggi terhadap total portfolio kredit.

10 Transparansi Kondisi Keuangan

& Non Keuangan, Laporan

7,50% 2,00 0,15 BPR menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan dengan cukup baik dan

(22)

Pelaksanaan GCG

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Laporan Pelaksanaan GCG telah disusun dengan format yg cukup baik dan lengkap.

11 Rencana Strategis BPR 10,00% 2,00 0,20

Rencana Bisnis BPR telah disusun dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat, serta konsisten dg Visi dan Misi BPR.

Total Nilai Komposit 1,76 Peringkat Komposit = BAIK

P e n u t u p

Disadari bahwa Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) pada PT BPR TANGGUL MITRA KARYA ini masih terdapat banyak kekurangan yang sewaktu-waktu perlu disempurnakan, lebih-lebih pada era perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan semakin kompleks, seringkali membutuhkan penyempurnaan terhadap Regulasi, Ketentuan dan Perundang-undangan.

a) Oleh karenanya, hal-hal yang masih kurang dan/atau belum lengkap disampaikan dalam Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) ini, dalam kesempatan pertama akan segera kami revisi dan sempurnakan sesuai ketentuan yang berlalu dan petunjuk dari Pengawas Otoritas Jasa Keuangan;

b) Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR ini sewaktu-waktu dapat disempurnakan dan/atau direvisi seperlunya oleh Manajemen BPR dengan memperhatikan kebutuhan operasional BPR, sepanjang penyempurnaan/revisi tersebut tidak bertentangan dengan Regulasi dan Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku, khususnya yang berkaitan dengan Ketentuan tentang Tata Kelola BPR;

c) Laporan Pelaksanaan Tata Kelola BPR ini sepenuhnya disusun dengan berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2015, tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR, dan Ketentuan Pelaksanaannya yang diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SEOJK.03/2016, tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR, pada tanggal 10 Maret 2016.

Jember, 8 April 2020

PT. BPR. TANGGUL MITRA KARYA DIREKSI:

Ramiyati, SE Nur Taufik Hidayat, S.AB Direktur Utama D i r e k t u r

Menyetujui : Dewan Komisaris

Su’ud Herman Nany Purwandani, SH Komisaris Utama Komisaris

(23)

JL. HOS COKROAMINOTO NO.55 TANGGUL JEMBER Desember, 2019

Rp3,896,000 Rp7,457,507

Bobot Faktor BPR A

Pengisian Faktor Tata Kelola BPR

Pengisian Indikator SEMPURNA

Terisi 106

Belum terisi 0

Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko

Nilai Komposit 1.95 Nilai Komposit 1.76

Predikat Komposit Baik Predikat Komposit Sangat Baik

Lihat Kertas Kerja Lihat Kertas Kerja

Cetak Laporan Cetak Laporan

Cetak Hasil Penilaian Cetak Hasil Penilaian

Alamat BPR* Posisi Laporan* Modal Inti BPR* Total Aset BPR*

*) wajib diisi oleh BPR

Mulai Mulai Tata Cara Pengisian

Tata Cara Pengisian

Faktor Penilaian Faktor Penilaian

(24)
(25)

Referensi

Dokumen terkait

Namun hal penting yang disampaikan Dr Jaenal Effendi selaku Direktur Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan adalah bahwa unit bisnis yang ada di IPB University juga harus

Sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor.../POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS, Rencana Bisnis BPR paling sedikit mencakup

Sering kali saya merasa saya dapat mengubah apa yang akan terjadi besok dengan kelakuan saya hari ini.. Apa yang harus terjadi akan terjadi juga sekeras apapun saya

Sesuai dengan ketentuan POJK No. 04/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, BPR HISOBHAN telah melakukan pengangkatanPejabat Eksekutif yang

kertas suara dari masing-masing kotak suara untuk dihitung oleh Sekretaris Panitia Pemilihan sesuai dengan jumlah pemilih yang telah memberikan suara.. (4) Penghitungan

“Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Simposium

Sehingga dapat menimbulkan beberapa masalah yaitu masih terjadinya kesalahan perhitungan penjualan sehingga hasil laporan penjualan kurang akurat, pencatatan transaksi

Penerapan model pembelajaran mind map dapat meningkatkan hasil belajar IPS Tema Sejarah Peradaban Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sruweng tahun ajaran