• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN EXTREME PROGRAMMING UNTUK PENGARSIPAN AKTA PADA KANTOR NOTARIS DAN PPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN EXTREME PROGRAMMING UNTUK PENGARSIPAN AKTA PADA KANTOR NOTARIS DAN PPAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

268

PEMODELAN EXTREME PROGRAMMING UNTUK

PENGARSIPAN AKTA PADA KANTOR NOTARIS

DAN PPAT

Eri Bayu Pratama 1), Muhamad Syarif 2)

1,2Fakultas Teknis dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika Kampus

Pontianak

Jl. Abdurrahman Saleh, No. 18, Pontianak Tenggara 1[email protected], 2[email protected]

ABSTRACT

The use of information technology is very much needed in helping the performance of a company agency, coupled with so many filing so that the space for file storage is reduced if it is still carried out in a conventional manner. Designing a system certainly requires the right software development method so that the needs of a system can be met from both the user and the system side. This study describes how to make a computerized application using extreme programming modeling by following the stages starting from planning, designing, coding and testing for filing deeds in notary offices and PPAT. Data collection techniques used consisted of observation, interviews and literature study. The design of this system consists of two levels of access, namely the administration and the notary. The administration department can process applicant data, letter categories, sub categories, incoming letters, outgoing letters and contracts or contracts. Notaries can process user data, access applicant reports, incoming mail reports, outgoing mail reports, notary deed reports, PPAT reports, expense reports and contract approvals. The notary deed filing system is designed with the PHP programming language. The design of the notary deed filing information system is expected to assist the Notary Office and PPAT in managing the filing of deeds.

Keywords: Extreme Programming Modeling, Deed Filing

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam membantu kinerja dari suatu instansi perusahaan, ditambah lagi dengan pemberkasan yang begitu banyak sehingga ruang untuk penyimpanan berkas menjadi berkurang jika dilakukan masih bersifat konvensional. Merancang sistem tentunya memerlukan metode pengembangan perangkat lunak yang tepat agar kebutuhan dari suatu sistem tersebut dapat terpenuhi baik dari sisi pengguna dan sistem. Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana membuat suatu aplikasi yang terkomputerisasi dengan menggunakan pemodelan extreme programming dengan mengikuti tahapan mulai dari perencanaan (planning), perancangan (design), pengkodingan (coding) dan pengujian (testing) untuk pengarsipan akta pada kantor notaris dan PPAT. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari observasi, wawancara dan studi pustaka. Rancangan sistem ini terdiri dari dua level akses, yaitu bagian administrasi dan notaris. Bagian administrasi dapat mengolah data pemohon, kategori surat, sub kategori, surat masuk, surat keluar dan akad atau kontrak. Notaris dapat mengolah data pengguna, mengakses laporan pemohon, laporan surat masuk,

(2)

269

slaporan surat keluar, laporan akta notaris, laporan PPAT, laporan biaya dan approval kontrak. Sistem pengarsipan akta notaris dirancang dengan bahasa pemrograman PHP. Rancangan sistem informasi pengarsipan akta notaris ini diharapkan membantu Kantor Notaris dan PPAT dalam mengelola pengarsipan akta.

Kata Kunci: Pemodelan Extreme Programming, Pengarsipan Akta

1. PENDAHULUAN

Sistem informasi atau aplikasi yang tersedia saat ini memiliki berbagai macam jenis, seperti aplikasi yang

membantu dalam melakukan

perhitungan sampai dengan suatu

aplikasi yang menyediakan sarana untuk melakukan manajemen atau pengolahan data. Sistem informasi atau aplikasi ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu membantu meningkatkan performa unit kerja. Suatu sistem yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan dan

penyimpanan data-data dengan

penerapan teknologi komputer baik dari

segi hardware maupun software,

sehingga seluruh proses kegiatan dapat

terkelola menjadi informasi yang

bermanfaat dalam pengelolaan

manajemen dan pengambilan

keputusan-keputusan bagi pengguna. Dalam

implementasi penggunaan aplikasi,

dalam hal ini pengarsipan, merupakan

sebuah teknik untuk

mendokumentasikan atau menyimpan informasi yang bersifat konvensional ataupun terkompiterisasi. Tujuan dari pengarsipan adalah untuk mengamankan data atau informasi. Informasi yang disimpan dalam berkas harus persisten, dalam artian tidak hilang sewaktu proses berhenti. Berkas-berkas ini diatur oleh sistem operasi, bagaimana strukturnya, namanya, aksesnya, penggunaannya, perlindungannya, dan implementasinya.

Dalam hal ini terkait pengarsipan data, mengambil studi kasus pada kantor notaris dan PPAT. Notaris merupakan jabatan umum atau publik, karena notaris diangkat dan diberhentikan oleh

pemerintah, pekerjaan notaris

merupakan pekerjaan yang banyak menyangkut tentang pembuatan akta otentik seperti, pendirian yayasan, pendirian badan usaha-badan usaha lainya, kuasa untuk menjual, perjanjian jual beli, keterangan hak waris, wasiat, pendirian CV termasuk perubahanya, pengakuan utang, perjanjian kredit dan pemberian hak tanggungan, kontrak kerja) [1]. Dalam pembuatan akta khususnya untuk pembuatan akta, segala

ketentuan biaya dan pelayanan

pertanahan diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 13/2010 tentang jenis tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada BPN dan untuk pelayanan pengukuran tercantum dalam pasal 4 ayat 1. Semua akta yang dibuat oleh Notaris yaitu MINUTA (Asli

Akta) yang merupakan dokumen

Negara. Pada kebanyakan di kantor

notaris dan PPAT, sistem

pengarsipannya dapat dikatakan masih kurang efisien dan efektif. Karena semua

proses masih dilakukan secara

konvensional, seperti tempat

penyimpanan untuk akta MINUTA, surat keluar, surat masuk dan laporan masih berupa folder yang kurang teratur, selain itu untuk pengarsipan surat masuk hanya menggunakan rak file sebagai tempat penyimpanannya. Bila klien meminta duplikasi aktanya yang hilang, pihak notaris kesulitan membuat akta duplikasi dikarenakan harus mencari

data akta dan terkadang harus

membuatnya lagi dari awal.

Sebagai penunjang dalam penelitian ini, penulis meninjau dari beberapa literatur terdahulu, sebagai acuan agar penelitian yang penulis lakukan ini

(3)

270

memiliki nilai lebih dalam

pengembangan penelitian. Pada

penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pengelolaan Arsip Surat Berbasis Web Menggunakan Metode Waterfall” dengan penulis Ade Suryadi dan Yuli Siti Zulaikhah, menjelaskan bahwa segala bentuk urusan yang ada mengenai surat menyurat pada Kantor Desa Karangrau Banyumas masih bersifat konvensional sehingga terjadi kesulitan dalam pencarian surat yang

dibutuhkan. Penulis menyimpulkan

bahwasannya pada penilitian yang dilakukan ini masih menggunakan metode pengembangan perangkat lunak model waterfall, yang dimana sesuai dengan tahapan yang dilakukan mulai

dari perencanaan, desain, coding,

implementasi dan testing [2]. Peneliti meninjau kembali dari literartur yang peniliti temukan dengan judul “Sistem Pengarsipan Surat Masuk Surat Keluar Digital Berbasis Web” dengan penulis Eddy Hartono dan Ni Wayan Wardani, menjelaskan bahwa dalam penelitian yang dilakukannya membuat suatu

sistem berbasis web agar dapat

mempercepat proses kerja dan

memudahkan dalam melakukan

pengelolaan surat dan menjadikan surat lebih teratur dan rapi. Dan dalam menunjang penelitian yang mereka

lakukan, peneliti tersebut hanya

menjelaskan menggunakan metode

SDLC untuk perancangan sistemnya, tidak menggunakan model metode apa yang ada digunakan yang ada pada

metode SDLC tersebut, seperti,

waterfall, prototipe, RAD, spilar dan model lainnya [3]. Tinjauan literatur

yang penulis lakukan berikutnya,

mengambil tinjauan dari penelitian yang berjudul “Pembangunan Aplikasi Arsip Pegawai PT. PLN Persero Wilayah Suluttenggo” dengan penulis Arje Cerullo Djamen dan Stralen Pratasik, menjelaskan bahwa penyimpanan dosir

arsip yang dilakukan masih

menggunakan model konvensional yang masih belum terkelola dengan baik, maka dari itu penulis tersebut merancang sebuah aplikasi dosir menggunakan

model extreme programming [4].

Menganalisa dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penelitian yang akan dibuat ini akan merancang suatu aplikasi pengarsipan pada kantor notaris dan PPAT dengan menggunakan pemodelan extreme programming. Yang dimana dari metode tersebut akan dilakukan tahapan-tahapan dari mulai

planning (perencanaan), design

(perancangan), Coding (pengkodingan) dan testing (pengujian). Language). Dari ketiga tinjauan yang penulis ambil dan kemudian penulis rangkum, penulis akan merancang dengan sedemikian rupa membuat suatu aplikasi untuk arsip pada kantor notaris dan PPAT dengan

menggunakan model extreme

programming dan pendeskrispsian dari

rancangan tersebut dijelaskan

menggunakan melalui use case diagram. 2. METODE PENELITIAN

2.1. Extreme Programming

Dalam penelitian ini metode

yang digunakan adalah Extreme

Programming (XP). Extreme Programming (XP) merupakan sebuah

proses rekayasa perangkat lunak yang cenderung menggunakan pendekatan berorientasi objek. Sasaran dari metode ini adalah tim yang dibentuk dalam skala kecil hingga besar sehingga jika dihadapkan dengan kebutuhan yang tidak jelas ataupun terjadi suatu perubahan pada kebutuhan sistem dapat dilakukan dengan cepat sehingga lebih adaptif dan flexible [5] [6].

Berikut tahapan-tahapan yang ada pada metode Extreme Programming seperti gambar berikut ini:

(4)

271

Sumber: Irmawati Carolina dan Adi Supriyatna [7]

Gambar 1. Model Extreme Programming

Dan berikut penjelasan dari beberapa tahapan pada gambar tersebut, sama halnya dengan tahapan yang telah penulis sebutkan di pendahuluan:

a. Planning (Perencanaan)

Tahapan ini dimulai dengan

mendengarkan kumpulan kebutuhan

aktifitas suatu sistem

yang memungkinkan pengguna

memahami proses bisnis untuk sistem dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fitur utama, fungsionalitas dan keluaran yang

diinginkan, sehingga sistem

pengarsipan akta yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dari pengguna dalam pengelolaan serta menyajikan data tersebut [8] [9].

b. Design (Perancangan)

Design merupakan tahapan

rancangan dimana pada tahapan ini dilakukan kegiatan pemodelan yang dimulai dari pemodelan sistem, pemodelan arsitektur sampai dengan

pemodelan basis data sesuai

kebutuhan pengguna. Sehingga

perancangan dapat dibuat dengan terukur dan terarah[10].

c. Coding (Pengkodingan)

Coding merupakan bentuk dari kode program, yang dimana sistem arsip

ini di coding menggunakan

pengkodean dengan menggunakan bahasa pemrograman Php [11]. d. Testing (Pengujian)

Pengujian merupakan tahapan yang dimana aplikasi diuji menggunakan

black-box. Pengujian black-box

merupakan pengujian fungsionalitas aplikasi dalam hal ini pengujian dilakukan pada sistem pengarsipan untuk mengetahui hasil dari model yang digunakan untuk menemukan

kesalahan seperti kesalahan

interface, kesalahan dalam

mengakses database, kesalahan

kinerja, dan inisialisasi [12]. 2.2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Teknik ini ditujukan untuk

mengamati objek penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti bersama anggota

peneliti mengunjungi secara

langsung objek penelitian dan untuk

mendapatkan data-data yang

dibutuhkan. Pada teknik ini juga

peneliti mengunjungi secara

langsung beberapa kantor notaris. b. Wawancara

Teknik pengumpulan data lainnya yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan wawancara ke beberapa notaris atau pejabat pembuat akta tanah.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan sebagai pendukung pada tinjauan literatur yang bersumber dari referensi jurnal sebelumnya.

(5)

272

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini diperoleh dari tahapan pemodelan metode extreme programming, diantaranya:

a. Planning (perencanaan)

Tahapan ini dimulai dengan

mendengarkan kumpulan kebutuhan

aktifitas suatu sistem yang

memungkinkan pengguna

memahami proses bisnis untuk sistem dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fitur utama, fungsionalitas dan keluaran yang

diinginkan, sehingga sistem

pengarsipan akta yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dari pengguna dalam pengelolaan serta menyajikan data tersebut. Berikut kebutuhan yang dijelaskan berdasarkan dari kebutuhan pengguna dan sistem, diantaranya:

1. Kebutuhan Pengguna

Tabel 1. Kebutuhan Pengguna

Pengguna Fungsionalitas Administrasi - Mengelola data pemohon - Mengelola kategori • Notaris • PPAT - Sub.kategori • Surat masuk • Surat keluar • Akad / Kontrak Notaris - Mengelola data user - Mengelola laporan • Laporan pemohon • Laporan surat masuk • Laporan surat keluar • Akta notaris • PPAT • Biaya • Approval Sumber : Penelitian, 2020 2. Kebutuhan Sistem

Tabel 2. Kebutuhan sistem

Pengguna Fungsionalitas Administrasi - Administrasi harus melakukan login terlebih dahulu untuk dapat mengakses aplikasi dengan memasukan username dan password - Administrasi melakukan logout setelah selesai menggunakan aplikasi - Sistem dapat menampilkan dan memproses pengolahan data sesuai dengan

menu yang ada

- Sistem dapat menampilkan data pemohon dan kategori pengajuan pembuat akta dengan kategori pencarian - Sistem dapat mengkalkulasikan biaya sesuai dengan kategori pengajuan

pembuat akta tanah

- Sistem dapat

mengelola laporan

sesuai dengan

(6)

273 Notaris - Melakukan login dengan memasukan username dan password agar mendapat akses - Melakukan logout

jika telah selesai menggunakan aplikasi - Sistem dapat menampilkan dan memproses pengolahan data sesuai dengan

menu yang tersedia

- Sistem dapat menampilkan data user dengan kategori pencarian - Sistem dapat mengelola laporan sesuai dengan kategori laporan Sumber : Penelitian, 2020 b. Design (Perancangan)

Design merupakan tahapan

rancangan dimana pada tahapan ini dilakukan kegiatan pemodelan yang dimulai dari pemodelan sistem, pemodelan arsitektur sampai dengan

pemodelan basis data sesuai

kebutuhan pengguna. Sistem

didesain dengan menggunakan use

case diagram. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi anatra satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibangun [13]. Use case bekerja dengan mendeskripsikan tipikal interaksi antara user sebuah sistem dengan sistemnnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sistem itu dipakai [14]. Desain use case diagram dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 2. Use case Diagram

c. Coding (Pengkodingan)

Coding merupakan bentuk dari kode

program, yang dimana sistem arsip

ini di coding menggunakan

pengkodean dengan menggunakan bahasa pemrograman Php. Sesuai

dengan fungsional yang telah

ditetapkan, sebelum dapat

menggunakan aplikasi sistem arsip administrasi dan notaris harus akses login dahulu untuk mendapatkan akses.

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 3. Halaman Login

Admin dan notaris yang telah

melakukan proses login, dapat

mengakses beranda sesuai dengan level akses. Adapun fasilitas atau

(7)

274

administrasi terdiri dari data pemohon, kategori, sub kategori, surat masuk, surat keluar dan akad/kontrak dan notaris terdiri dari data pengguna, approval, dan mengakses laporan.

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 4. Beranda Admin

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 5. Beranda Notaris

Halaman data surat masuk dan surat keluar merupakan halaman yang berfungsi untuk mengelola data surat masuk ataupun surat keluar. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.

Akan tetapi kedua Halaman ini

menyediakan fasilitas berupa tambah, ubah, hapus dan cari. Dan akses yang diberikan kepada user admin.

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 6. Halaman Surat Masuk

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 7. Halaman Surat Keluar

Berikutnya halaman akad / kontrak yang berfungsi untuk mengelola data

akad/kontrak. Halaman ini

menyediakan fasilitas berupa tambah, ubah, hapus dan cari. Dan halaman ini dimiliki oleh pengaksesan sebagai admin.

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 8. Halaman akad / kontrak

Halaman approval merupakan

halaman yang berfungsi untuk

mengelola persetujuan akad/kontrak. Halaman ini menyediakan fasilitas berupa tambah, ubah, hapus dan cari. Dan halaman ini hanya dapat diakses oleh notaris.

Sumber : Penelitian, 2020

Gambar 9. Halaman approval akad/kontrak

(8)

275

d. Testing (Pengujian)

Pengujian black-box merupakan

pengujian fungsionalitas aplikasi dalam hal ini pengujian dilakukan pada sistem pengarsipan untuk mengetahui hasil dari model yang digunakan.

Tabel 3. Pengujian blackbox pada halaman data surat masuk

No Pengujian Hasil yang diharapkan 1 Tambah surat masuk Dapat menambah surat masuk 2 Edit surat masuk Dapat mengubah surat masuk 3 Hapus surat masuk Dapat menghapus surat masuk 4 Pencarian Dapat melakukan pencarian surat masuk Sumber : Penelitian, 2020

Tabel 4. Pengujian blackbox pada halaman data surat keluar

No Pengujian Hasil yang diharapkan 1 Tambah surat keluar Dapat menambah surat keluar 2 Edit surat keluar Dapat mengubah surat keluar 3 Hapus surat keluar Dapat menghapus surat keluar 4 Pencarian Dapat melakukan pencarian surat keluar Sumber : Penelitian, 2020

Tabel 5. Pengujian blackbox pada halaman data akad / kontrak

No Pengujian Hasil yang diharapkan 1 Tambah data akad Dapat menambah data akad 2 Edit data akad Dapat mengubah data akad 3 Hapus data akad Dapat menghapus data akad 4 Pencarian Dapat melakukan pencarian data akad Sumber : Penelitian, 2020

Tabel 6. Pengujian blacxbox pada halaman approval

No Pengujian Hasil yang diharapkan 1 Tombol Approval akad Dapat memproses approval 2 Pencarian Dapat melakukan pencarian data akad yang di approval Sumber : Penelitian, 2020

Berdasarkan pengujian terhadap

aplikasi yang dirancang dengan

menerapkan pemodelan extreme

programming yang terdiri dari planning (perencanaan), design (perancangan), coding (pengkodingan), dan testing

(pengujian). Perencanaan yang

dilakukan terlebih dahulu untuk

menemukan permasalahan, sehingga aplikasi yang dibuat dapat menjadi solusi. Selanjutnya dalam perancangan, merancang kebuthan dari akses siapa saja yang akan dapat mengakses aplikasi tersebut dan akses apa saja yang

(9)

276

perancangan maka diperlukan

pengkodean untuk

mengimplementasikan aplikasi

bagaimana dari sisi fungsi menu yang disediakan dan interface yang dirancang. Berdasarkan tahap selanjutnya pada pemodelan XP (extreme programming) yaitu tahap pengujian didapat bahwa hasil yang diharapkan menghasilkan kesesuaian secara keseluruhan, sehingga hal ini membuktikan bahwa penggunaan tahapan yang dimiliki oleh XP dapat digunakan dalam merancang apalikasi, yang dimana disini merancang aplikasi pengarsipan akta pada kantor notaris dan PPAT. Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditindaklanjuti dengan adanya penyimpanan data secara keseluruhan, tidak hanya untuk bagian pengelolaan arsip / surat masuk dan keluar saja tetapi

juga untuk bagian pengelolaan

kepegawaian.

4. KESIMPULAN

Aplikasi pengarsipan akta notaris ini dibuat untuk memberikan alternatif pada Kantor Notaris dan PPAT dalam upaya pengelolaan data-data yang berkaitan dengan akta notaris dan PPAT

menggunakan sistem yang

terkomputerisasi. Data-data yang

berkaitan dengan akta notaris dan PPAT tersimpan rapi di basis data serta dapat digunakan atau di manipulasi kembali

apabila terjadi kesalahan dalam

pengisian data akta notaris dan PPAT. Pada akses level yang diberikan memiliki fungsi-fungsi yang terdiri dari dua (2) level akses, yaitu Admin dan Notaris. Admin dapat mengolah data bahan baku, data pemohon, data kategori, data sub kategori, surat masuk, surat keluar dan akad/kontrak. Notaris dapat mengelola data pengguna (user), mengakses laporan yang terdiri dari laporan pemohon, laporan surat masuk, laporan surat keluar, laporan akta

notaris, laporan PPAT, laporan biaya notaris (pendapatan) dan approval dari akad/kontrak yang telah olah oleh Admin. Dan penggunaan metode model XP telah sesuai digunakan dengan tahapan yang ada pada model XP

tersebut, diantaranya perencanaan,

perancangan, pengkodingan dan

pengujian semua telah dijelaskan pada hasil dan pembahasan.

5. SARAN

Sistem yang dirancang ini dapat dirancang atau dikembangkan lebih lanjut lagi dengan menggunakn metode pengembangan perangkat lunak lainnya agar dapat menemukan perbandingan dari sisi efisiensi pengerjaan dan agar

dapat lebih memenuhi kebutuhan

pengguna dan sistem. Dari sisi pengguna dapat dibuatkan akses penyediaan level

akses bagi pemohon (konsumen)

sehingga dapat melakukan pengajuan pembuatan akad/kontrak, dengan cara

registrasi terlebih dahulu untuk

mendapatkan fasilitas ini. Dari sisi sistem dapat dilakukan konversi sistem pengarsipan akta notaris yang awalnya berbasis web menjadi berbasis mobile. DAFTAR PUSTAKA

[1] P. Berkaitan, D. Kepentingan, P.

Wiriya, A. Utama, and G. Anand, “Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Pengganti Dalam,” J.

Panor. Huk., vol. 3, no. 1, pp.

105–124, 2018.

[2] A. Suryadi, “Rancang Bangun

Sistem Pengelolaan Arsip Surat

Berbasis Web Menggunakan

Metode Waterfall (Studi Kasus :

Kantor Desa Karangrau

Banyumas),” J. Khatulistiwa

Inform., vol. 7, no. 1, pp. 13–21,

2019.

[3] E. Hartono and N. W. Wardani,

(10)

277

Surat Keluar Digital Berbasis Web,” J. Teknol. Inf. dan

Komput., vol. 5, no. 2, pp. 204–

211, 2019.

[4] A. C. Djamen and S. Pratasik,

“Pembangunan Aplikasi Arsip

Pegawai PT. PLN Persero

Wilayah Suluttenggo,” CogITo

Smart J., vol. 6, no. 1, p. 60, 2020.

[5] A. Supriyatna, “Metode Extreme

Programming Pada Pembangunan Web Aplikasi Seleksi Peserta Pelatihan Kerja,” J. Tek. Inform., vol. 11, no. 1, pp. 1–18, 2018.

[6] E. B. Pratama, “Pendekatan

Metodologi Extreme

Programming pada Aplikasi

e-Commerce Berbasis

M-Commerce Studi Kasus : Toko Buku An ’ N ur di Pontianak,” vol. V, no. 2, pp. 92–102, 2017.

[7] I. Carolina, A. M. H. Pardede, and

A. Supriyatna, “Penerapan

Metode Extreme Programming

Dalam Perancangan Aplikasi

Perhitungan Kuota Sks Mengajar Dosen,” vol. 3, no. 1, pp. 106– 113, 2019.

[8] F. Fatoni and D. Irawan,

“Implementasi Metode Extreme

Programming dalam

Pengembangan Sistem Informasi Izin Produk Makanan,” J.

Sisfokom (Sistem Inf. dan Komputer), vol. 8, no. 2, p. 159,

2019.

[9] M. Silalahi and Y. E,

“Implementasi Extreme

Programming Pada Sistem

Inventory Mebel Pada Cv

Profestama Kurnia Nisa,” Klik -

Kumpul. J. Ilmu Komput., vol. 6,

no. 2, p. 197, 2019.

[10] L. Rusdiana, “Extreme

Programming untuk rancang

bangun aplikasi pengelolaan surat

keterangan kependudukan,”

Regist. J. Ilm. Teknol. Sist. Inf.,

vol. 4, no. 1, p. 49, 2018.

[11] R. I. Borman, A. T. Priandika, and

..., “Implementasi Metode

Pengembangan Sistem Extreme Programming (XP) pada Aplikasi Investasi Peternakan,” JUSTIN

(Jurnal Sist. dan …, vol. 8, no. 3,

pp. 272–277, 2020.

[12] T. Gumelar, R. Astuti, and A. T.

Sunarni, “Sistem Penjualan

Online Dengan Metode Extreme Programming,” J. Telemat., vol. 9, no. 2, pp. 87–90, 2017.

[13] sianturi setiawan simatupang

julianto, “PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI

PEMESANAN TIKET BUS

PADA PO. HANDOYO

BERBASIS ONLINE Julianto,”

Simatupang, Julianto Sianturi, Setiawan, vol. 3, no. 2, pp. 11–25,

2019.

[14] D. W. T. Putra and R. Andriani, “Unified Modelling Language

(UML) dalam Perancangan

Sistem Informasi Permohonan Pembayaran Restitusi SPPD,” J.

Gambar

Gambar 1. Model Extreme  Programming
Tabel 1. Kebutuhan Pengguna  Pengguna  Fungsionalitas  Administrasi  -  Mengelola  data pemohon - Mengelola kategori •  Notaris •  PPAT  -  Sub.kategori  •  Surat masuk  •  Surat keluar  •  Akad  /  Kontrak  Notaris  -  Mengelola  data user - Mengelola lap
Gambar 3. Halaman Login  Admin  dan  notaris  yang  telah  melakukan  proses  login,  dapat
Gambar 4. Beranda Admin

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan didalam dunia tekhnologi informasi yang sangat pesat saat ini, hampir segala aspek yang berhubungan dengan kegiatan mengunakan teknologi

Kondisi rata – rata terumbu karang pada Pantai Ulee Kareung Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen dikedalaman dangkal ( shallow ) sebanyak 28,55% dan dalam

Tabel 2. Makin rendah tingkat suku bunga pinjaman bank maka semakin baik nilai NPV proyek. Seringkali usaha kehutanan yang berjangka waktu panjang kurang menarik bagi

Implikasi dalam penelitian ini efektivitas video tutorial praktikum ayunan bandul sederhana yang diberikan kepada peserta didik kelas XII.IA.1 SMAN 3 PINRANG ini memberikan

Kinshikei pada data 2 juga sesuai apa yang dijelaskan oleh Namatame (dalam Firmansah, 2018:28) yaitu Kinshikei adalah jenis tindak tutur ilokusi direktif menyuruh

Secara sederhana cara kerja dioda pada saat diberi bias maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju, maka electron akan bergerak dari terminal negative batere

1) Menteri Kelautan dan Perikanan menggunakan kepala surat dengan lambang negara berwarna emas dan bertuliskan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Kebijakan akuntansi, penyajian dan metode perhitungan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ringkas interim adalah sesuai dengan yang digunakan dalam