• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Humanistik FIA UB Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Warga Muharto Di Kampung Muharto Kota Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Humanistik FIA UB Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Warga Muharto Di Kampung Muharto Kota Malang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

Peranan Humanistik FIA UB Dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat Warga Muharto Di Kampung Muharto Kota Malang

Moch Afnul Zahied Zidan a , Farida Nurani ᵇ

a

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia

Corresponding author. e-mail: zahiedzidan@student.ub.ac.id

A B S T R A C T

Muharto village is identical with slum and densely populated village and the village is dominated by Madurese population. The level of welfare of Muharto residents can be said to be unfavorable due to several factors including educational factors, health factors and apathetic community factors. The role of Humanistik FIA UB in practicing Tri Dharma in Higher Education is one of them is devotion. The aim of this Humanistik service is to provide solutions to problems faced by the Muharto village. The solution carried out by Humanistik is through the work program of the Social Community division. The program is the Public Social Project. The result of this work program is that it is able to change Muharto residents who initially did not care about the environment, did not care about their health and lack of enthusiasm for learning. Now the village has totally changed into a citizen who cares about the environment, cares about health and a citizen who is passionate about studying. This was felt by the devotion done by Humanistik to be able to improve the welfare of the people of Muharto.

INTISARI

Kampung Muharto identik dengan kampung yang kumuh dan padat penduduk serta kampung tersebut didominasi penduduk dari suku Madura. Tingkat kesejahteraan warga Muharto dapat dikatakan kurang baik dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor pendidikan, faktor kesehatan dan faktor warga yang apatis. Peranan Humanistik FIA UB dalam pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi salah satunya ialah pengabdian. Tujuan dari pengabdian Humanistik ini adalah memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi kampung Muharto. Solusi yang dilakukan oleh Humanistik adalah melalui program kerja divisi Sosial Masyarakat. Program itu adalah

Public Social Project. Hasil dari adanya program kerja tersebut ialah mampu

mengubah warga Muharto yang awalnya tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, tidak peduli terhadap kesehatannya dan kurangnya semangat belajar. Sekarang kampung ini berubah total menjadi warga yang peduli lingkungan, peduli terhadap kesehatan dan warga yang semangat dalam menuntut ilmu. Hal ini dirasa pengabdian yang dilakukan oleh Humanistik mampu meningkatkan kesejahteraan warga Muharto.

.

Keyword : Kesejahteraan, Pengabdian, Tri Dharma Perguruan Tinggi

(2)

2 1. Pendahuluan

Perguruan Tinggi wajib untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat. salah satu upaya untuk menjalankan Tri Dharma yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (Humanistik) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya melaksanakan pengabdian di Kampung Muharto gang 5 kota Malang. Kampung Muharto merupakan kampung binaan Humanistik sejak tiga tahun yang lalu.

Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (Humanistik) Fakultas Ilmu Administrasi merupakan himpunan yang menaungi mahasiswa jurusan ilmu administrasi publik strata-I. Humanistik terdiri dari beberapa departemen yaitu departemen Edukasi Mahasiswa, departemen Fund Raising, departemen Hubungan Mahasiswa, departemen Advokasi dan Sosial Masyarakat, dan departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa. Departemen Advokasi dan Sosial Mahasiswa merupakan departemen yang memiliki tugas untuk melaksanakan pengabdian masyarakat kampung muharto.

Kampung Muharto terletak di tengah kota Malang, di Kelurahan Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang. Kampung ini identik dengan kampung yang kumuh dan padat penduduk serta kampung tersebut didominasi penduduk dari suku Madura. Sebagian penduduk kampung Muharto bermatapencaharian pedagang, tukang parkir serta pengepul barang – barang bekas. Kesejahteraan warga kampung Muharto dapat dikatakan kurang dikarenakan warga kampung Muharto lebih mengutamakan untuk mencari nafkah dibandingkan dengan memberikan partisipasi untuk membangun dan meningkatkan kualitas warga serta lingkungan kampung Muharto.

Humanistik memilih kampung Muharto dengan tujuan untuk membangun kampung tersebut menjadi kampung yang mampu meningkatkan kemandirian warganya. Warga di kampung Muharto yang dapat dikatakan apatis memerlukan dorongan dari pihak eksternal guna meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan warga Muharto. Menyadari keterbatasan kemampuan berbagai sektor yang terlibat dalam peningkatan kualitas lingkungan permukiman, dan adanya potensi masyarakat yang besar, maka pendekatan perberdayaan masyarakat merupakan pilihan yang terbaik. Realisasi dari tujuan Humanistik di kampung Muharto melalui program kerja Public Social

Project (PSP). 2. Teori

2.1 Tri Dharma Perguruan Tinggi

Sebagaimana telah diketahui, bahwa perguruan tinggi mengemban tiga tugas utama kegiatan akademik, yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, yang selama ini dikenal sebagai Tridarma Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan kegiatan penyampaian Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS), Penelitian merupakan kegiatan penemuan, penciptaan dan pengembangan IPTEKS, dan Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan kegiatan penerapan IPTEKS yang meliputi kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pembudayaan IPTEKS. Ini berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat harus saling menunjang dan melengkapi.

Ketiga darma tersebut harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh, dan tidak boleh dipisahkan. Kualitas pelaksanaan setiap darma saling bergantung antara satu dengan yang lain. Kualitas pendidikan dan pengajaran akan mempengaruhi kualitas penelitian, dan kualitas penelitian akan mempengaruhi kualitas pengabdian kepada masyarakat, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, penyelenggara dan pengelola perguruan tinggi harus memandang Tridarma Perguruan Tinggi tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisah, sehingga tidak perlu menunjuk mana darma yang lebih penting dan darma yang kurang penting. Hal ini perlu dipahami, karena keberhasilan perguruan tinggi dalam menjalankan kegiatan akademiknya, dapat dinilai dari kualitas pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat, secara bersamasama.

2.2 Pengabdian

Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (2011), Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia antara lain dalam hal perluasan wawasan, pengetahuan maupun peningkatan keterampilan yang dilakukan oleh civas akademika sebagai perwujudan dharma bakti serta wujud kepedulian untuk berperan aktif meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan masyarakat luas terlebih bagi masyarakat ekonomi lemah.

Sebagai pegangan dalam penetapan kebijaksanaan, penyusunan strategi pengembangan, serta pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi, para pengabdi selayaknya memahami asas atau prinsip - prinsip dasar kegiatan pengabdian kepada masyarakat itu sendiri. Asas - asas yang harus dianut dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat adalah :

a. Asas kelembagaan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan program yang direncanakan oleh perguruan tinggi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut harus

(3)

3

dilakukan oleh, atas nama dan disetujui oleh pimpinan perguruan tinggi.

b. Asas kerjasama

Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang menimbulkan hubungan “mitra kerja” yang saling menguntungkan, antara perguruan tinggi dan khalayak sasaran, dalam rangka menjalankan misi dan mencapai tujuan masingmasing.

c. Asas kesinambungan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan sangat baik bila dilakukan secara sinambung, dalam arti bahwa selesainya suatu kegiatan akan diikuti oleh kegiatan lain, meskipun pelaksananya berbeda. Program pengabdian yang baik adalah program yang berjalan terus menerus dengan metode yang mengikuti perkembangan kegiatan yang dilakukan dan kebutuhan khalayak sasarannya.

d. Asas edukatif dan pengembangan

Pengabdian kepada masyarakat, di samping merupakan kegiatan pelayanan dan pendidikan kepada masyarakat, juga merupakan kegiatan penerapan dan pengembangan produk perguruan tinggi dari dua darma lainnya.

2.3 Humanistik

Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik atau biasa dikenal Humanistik Fakultas Ilmu Administrasi adalah sebuah himpunan yang menaungi mahasiswa jurusan ilmu administrasi publik strata-I. Humanistik terdiri dari beberapa departemen yaitu departemen Edukasi Mahasiswa, departemen Fund Raising, departemen Hubungan Mahasiswa, departemen Advokasi dan Sosial Masyarakat, dan departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa. Departemen Advokasi dan Sosial Mahasiswa merupakan departemen yang memiliki tugas untuk melaksanakan pengabdian masyarakat kampung muharto.

Departemen Advokasi dan Sosial Mahasiswa dibagi menjadi dua divisi yaitu divisi advokasi dan divisi sosial masyarakat. Divisi advokasi merupakan divisi yang bergerak melayani dan mendampingi Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik dalam bidang akademik maupun non akademik. Sedangkan divisi sosial masyarakat yang biasa disebut sosma ialah divisi yang menjadi wadah bagi Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik dalam menyalurkan kepedulian sosial. Sudah sejak tiga tahun yang lalu divisi sosial masyarakat departemen advokasi dan sosial masyarakat memilih kampung Muharto sebagai kampung binaannya.

2.4 Kesejahteraan

Kesejahteraan Menurut BKKBN (2014) keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan

yang selaras, serasi, dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Kesejahteraan adalah sebuah kondisi dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir maupun batin. (Fahrudin, 2012)

Menurut Prabawa (1988) kesejahteraan sering diartikan secara luas yaitu sebagai kemakmuran, kebahagiaan, dan kualitas hidup manusia baik pada tingkat individu atau kelompok keluarga dan masyarakat. Keadaan sejahtera dapat ditunjukkan oleh kemampuan mengupayakan sumber daya keluarga untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang dianggap pentig dalam kehidupan berkeluarga. Dengan demikian kesejahteraan adalah terpenuhinya seluruh kebutuhan baik barang maupun jasa dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga Negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat. Konsep kesejahteraan menurut Nasikun (1993) dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator yaitu: (1) Rasa aman (security), (2) kesejahteraan (welfare), (3) kebebasan (freedom), dan (4) jati diri (identity). Indikator tersebut merupskan hal yang digunakan untuk melihat tingkat kesejahetraan yang mana terciptanya rasa aman, kesejahteraan, kebebasan dan jati diri seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.

Menurut Kolle (Bintarto,1989), kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan: 1) Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitasrumah, bahan pagan dan sebagainya.; 2) Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan sebagainya; 3) Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya; 4) Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan sebagainya.

3. Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus yang bertujuan mengumpulkan data dari warga Muharto. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982) mengenai pengertian studi kasus yang merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu

(4)

4

tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi:

a. Sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen.

b. Sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

Dalam mengumpulkan data serta informasi yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Obsevasi adalah suatu pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang objek tersebut dengan melakukan pengamatan dan peninjauan langsung ke lokasi penelitian. Teknik ini digunakan penulis dengan terjun langsung ke tempat kampung Muharto

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan yang diwawancarai sehingga terjadi tanya jawab untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data dari warga Muharto. (Prabawa, 1998)

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Permasalahan kampung Muharto

Kampung Muharto ialah kampung yang identik dengan suatu kondisi yang kumuh dan padat penduduk. Selain itu kampung tersebut didominasi oleh penduduk dari suku Madura. Sebagian penduduk kampung Muharto bermatapencaharian pedagang, tukang parkir serta pengepul barang – barang bekas. Tingkat kesejahteraan warga kampung Muharto dapat dikatakan masih kurang, hal ini dapat dilihatdari sikap warga kampung Muharto lebih mengutamakan untuk mencari nafkah dibandingkan dengan berpartisipasi dalam membangun dan meningkatkan kualitas warga serta lingkungan kampung Muharto.

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Abdul Rohman selaku anggota karang taruna kampung Muharto. Semenjak tahun 1995, warga Muharto sudah membuang sampah di tepi sungai. Hal itu disebabkan karena tidak adanya tempat pengumpulan sampah disekitar kampung tersebut. Sehingga, warga Muharto memilih membuang sampah di sekitar sungai tanpa memikirkan akibatnya. Namun kini terdapat upaya dari warga Muharto yang masih peduli terhadap lingkungan. Upaya yang dilakukan warga tersebut adalah

membangun pagar dari bambu potong dan botol bekas guna menutupi tepi sungai supaya tidak ada lagi warga yang mencoba membuang sampah di tepi sungai. Namun lambat laun bambu yang sudah dibangun tersebut rapuh sehingga menyebabkan pagar tersebut rusak. Pada akhirnya warga Muharto kembali lagi membuang sampah di tepi sungai. Hingga saat ini belum ada upaya lain dari warga Muharto untuk mengatasi masalah tersebut. Tingkat partisipati masyarakat dalam memperbaiki kualitas lingkungan kampung Muharto cenderung rendah, mereka hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.

Selain masalah di yang dijelaskan sebelumya, terdapat pula masalah lain yang menyebabkan tingkat kesejahteraan warga Muharto rendah. Menurut hasil wawancara dengan Abdul Rohman selaku anggota Karang Taruna kampung Muharto, pendidikan adalah salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kesejahteraan warga Muharto rendah. Mayoritas warga Muharto hanya lulusan Sekolah Menengah Atas. Mereka tidak memiliki minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Para remaja di kampung Muharto lebih mementingkan bekerja dibandingkan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal itu yang menyebabkan mayoritas penduduk kampung Muharto hanya bekerja sebagai pedagang, pemulung, gojek dan pengamen. Pengalaman kerja yang minim, kurangnya semangat bekerja dan rendahnya pengetahuan akan teknologi membuat hanya sedikit warga Muharto yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil atau pun bekerja di kantoran.

4.2 Upaya yang dilakukan HUMANISTIK dan Stakeholder ( Ketua RT)

1. Ketua RT

Upaya - upaya yang dilakukan oleh ketua RT dalam mengatasi masalah yang dihadapi kampung Muharto yaitu:

1. Menggerakkan Karang Taruna kampung Muharto

2. Banyak berkomunikasi dengan warga Muharto 3. Sering mengadakan kegiatan kerja bakti

4. Meminta bantuan dari rekan – rekan mahasiswa 2. Humanistik

Didalam Organisasi Humanistik terdapat beberapa Departemen didalamnya, salah satunya yaitu Departemen Advokasi dan Sosial Masyarakat. Departemen tersebut dibagi lagi menjadi dua divisi yaitu divisi Advokasi dan Divisi Sosial Masyarakat. Divisi Sosial Masyarakat atau yang biasa disebut Divisi Sosma ialah divisi yang terjun langsung ke pada masyarakat sebagai contoh yaitu Kampung Muharto. Divisi Sosma memiliki program kerja unggulan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kampung Muharto adalah

Public Social Project. Program kerja ini diadakan satu

bulan sekali. Setiap bulannya program kerja Public

(5)

5

Disini penulis akan menjelaskan tiga kegiatan dari beberapa program kerja Public Social Project antara lain :

1. Public Social Project May

Public Social Project kali ini, dilakukan dengan

mengadakan kegiatan berupa pembelajaran di kelas yang ditujukan kepada anak – anak kecil yang ada di Kampung Muharto. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan bakat dan potensi anak – anak kecil di Kampung Muharto dalam pengembangan softskill dan meningkatkan kemampuan kognitif anak - anak di kampung tersebut serta membuat mereka memiliki semangat dalam belajar. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, pihak Humanistik bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Malang.

2. Public Social Project July

Public Social Project kali ini dilakukan dengan

mengadakan sosialisasi kepada warga Muharto. Sosialisasi ini mengambil tema tentang sampah. Kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan warga di kampung tersebut agar tidak membuang sampah di tepi sungai dan memberi edukasi kepada warga mengenai bahaya yang ditimbulkan jika membuang sampah di tepi sungai. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Humanistik bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup kota Malang.

3. Public Social Project October

Public Social Project pada bulan Oktober

dilakukan dengan mengadakan pelayanan kesehatan gratis. Kegiatan ini ditujukan kepada warga Muharto yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga dan membantu warga Muharto yang kurang mampu dalam perekonomiannya supaya tetap dapat berobat secara gratis. Dalam pelaksanaan kegiatan ini Humanistik bekerja sama dengan Malang Care.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis, kampung Muharto identik dengan kampung yang kumuh dan padat penduduk serta kampung tersebut didominasi penduduk dari suku Madura. Disamping itu warga kampung Muharto dapat dikatakan tingkat kesejahteraannya kurang baik. Kesejahteraan yang kurang baik itu disebabkan karena warga Muharto banyak yang hanya berpendidikan sampai Sekolah Dasar. Oleh karena itu sebagian besar bermatapencaharian sebagai pedagang, pemulung, gojek, dll. Selain Pendidikan ada faktor lain yang menyebabkan tingkat kesejahteraan kurang yaitu faktor kesehatan.

Peranan Humanistik sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi kampung Muharto. Melalui program kerja yang disusun oleh divisi Sosial Masyarakat, kampung Muharto yang dulu identik dengan kampung kumuh dan kampung yang tidak terawat sekarang berubah menjadi kampung yang mulai

peduli terhadap kesejahteraan warganya. Contohnya dulu warga Muharto membuang sampah di tepi sungai sekarang sudah tidak lagi membuang sampah di tepi sungai. Program Kerja yang dilakukan oleh divisi Sosial Masyarakat yaitu pertama, adalah mengadakan sosialisasi kepada warga Muharto mengenai bahaya membuang sampah sembarangan, kedua adalah mengadakan pembelajaran di kelas guna memberikan motivasi belajar kepada anak- anak warga Muharto, ketiga adalah mengadakan pelayanan kesehatan gratis.

Daftar Pustaka

Bintarto, R. (1989). Interaksi Desa Kota dan

Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

BKKBN. (2014). Panduan Siaran Kependudukan

Keluarga Berencana dan Pembangunan

Keluarga Untuk Komunitas Baru. Jakarta:

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Bogdan dan Biklen Kopp Sari (1982). Qualitative

Research for Education : An Introduction to Theory and Methods. Boston London: Allyn and

Bacon Inc .

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia. (2011). Panduan Pengajuan

Proposal Hibah Pengabdian kepada

Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Fahrudin, A. (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Prabawa, S. (1998). Sumberdaya keluarga dan tingkat kesejahteraan petani. 35.

Surachmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Belajar

Mengajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Jarak antara titik A dan bidang adalah panjang ruas garis AA’ dengan titik A’ merupakan proyeksi titik A pada bidang. 4) Jarak Antara Dua Garis Sejajar.. Menentukan

[r]

yang paling optimal adalah struktur rangka bresing tahan tekuk dengan konfigurasi V terbalik dengan tingkat kinerja Life Safety, sedangkan untuk konfigurasi Diagonal Sederhana

Survei oleh Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa indeks penjualan ritel pada Mei tumbuh 8,3% y - y yang ditopang oleh. penjualan sandang, pangan, minuman,

Tahun 1969 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik.. Indonesia Nomor

Pasien yang immobilisasi lama (prolonged bed-rest) akan mengalami resiko terjadinya orhostatic hipotensi karena terjadi penurunan kemampuan saraf otonom untuk memenuhi

Dalam prinsip yang mengacu pada pengaitan pendapatan dengan beban ( matching principal ), seluruh biaya yang perlu terjadi untuk memperoleh dan beban sehubungan

dengan tetap memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip- prinsip kehati-hatian; (2) Teori Manajemen Aset dan Liabilitas (Asset and Liability Management) sesuai