• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi setiap birokrasi honor merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai timbal balik atas kontribusi pegawai dalam pencapaian tujuan birokrasi, pegawai honorer yang telah menjalankan kewajibannya kemudian digaji oleh pemerintah. Lambannya kinerja birokrasi pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sangat erat kaitannya dengan masih minimnya gaji dan kesejahteraan yang diterima pegawai.

Kecenderungan untuk mencari penghasilan tambahan secara ilegal akhirnya menjadi salah satu aktivitas yang semakin membudaya. Salah satu faktor yang diduga memicu praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah tingkat gaji pegawai yang rendah. Hal ini mengakibatkan kemerosotan kinerja para apartur pemerintah yang hanya mau bekerja apabila pekerjaan itu bersifat proyek bagi dirinya sendiri. Rendahnya gaji honorer di Indonesia menjadi isu yang sangat menonjol dan selalu dikaitkan dengan berbagai isu lain seperti rendahnya produktivitas kerja, buruknya pelayanan publik dan terjadinya pungli dalam tubuh birokrasi.

Menjadi bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah dambaan banyak orang. Apalagi bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menanti kejelasan nasib untuk diangkat menjadi PNS. Dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara sudah sangat jelas perbedaan Tenaga Honorer dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau disebut PPPK.

Menurut UU Nomor 5 tahun 2014, ASN dibagi menjadi dua yaitu PNS dan PPPK. PNS merupakan pegawai yang diangkat tetap oleh Pembina kepegawaian serta memiliki nomor induk pegawai (NIP) yang terdaftar secara nasional, PNS adalah singkatan dari Pegawai Negeri Sipil. dan PPPK adalah gagasan terbaru pemerintah, PPPK adalah singkatan dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Formasi yang disediakan oleh pemerintah pusat untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja adalah sebanyak 25 ribu pegawai dari jatah formasi keseluruhan adalah 35 ribu PPPK. Seleksi Aparatur Sipil Negara tahun ini tentu menjadi hal yang sangat ditunggu oleh para pelamar umum ataupun honorer yang tidak mengikuti tes pada tahun 2013. Karena jumlah formasi yang disediakan oleh pemerintah sangat banyak yaitu 100 ribu pegawai yang terbagi menjadi 65 ribu untuk Pegawai Negeri Sipil dan 35 ribu untuk PPPK.

(2)

Jika jumlah PPPK yang disediakan untuk daerah adalah 25 ribu, maka sisanya sebanyak 10 ribu adalah untuk daerah. Sistem penggajian perlu dilakukan secara adil berdasarkan beban dan tugas pegawai agar bisa menjadi insetif bagi birokrasi bekerja secara efektif. Berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan hidup honorer, maka pemerintah harus secara efektif memberikan gaji sesuai dengan beban kerja yang diterima. Namun, masih rendahnya gaji pokok yang diterima pegawai honorer dianggap belum dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Sehingga dengan gaji dan kesejahteraan yang kecil, hal itu berpengaruh pada semangat kerja dan mengakibatkan penurunan kinerja pegawai honorer dalam melakukan tugas dan pekerjaannya. Pegawai Honorer adalah seseorang yang diangkat secara resmi oleh pejabat yang berwenang (pemimpin unit kerja) dan disahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu yang gajinya diberikan pada APBN dan APBD (Laporan Kajian Penataan Pegawai Honorer Daerah Laporan Tahun 2006).

Pegawai honorer atau Tenaga Harian Lepas Sukarela (THLS) pada realitanya sebagai pegawai honorer dilihat dari praktiknya tidak seluruh pengangkatannya didasarkan atas kebutuhan sumber daya aparatur. Pengangkatan pegawai honorer juga memiliki dimensi-dimensi lain yang melebihi batas rasional antara beban dan jumlah sumber daya aparatur, dimensi politis merupakan salah satu pengangkatan pegawai honorer yang dapat berfungsi sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan politik pada pemilihan kepala daerah.

Pengelolaan pegawai honorer tampak ada pola atau bentuk pengelolaan pegawai yang baku, realistis dan menyeluruh. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, Propinsi, Kabupaten atau Kota.Untuk mengatur pegawai honorer bersifat parsial dan variatif. Parsial artinya bahwa kebijakan pengelolaan pegawai belum sepenuhnya diletakkan dalam konteks pembinaan sumber daya aparatur secara menyeluruh dan pemerintah lainnya, sedangkan variatif dalam arti kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan pegawai honorer daerah sangat beragam dan berbeda-beda antar satu pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lainnya.

Tenaga honorer ini kemudian dibedakan menjadi 2 yaitu tenaga honorer kategori K1 dan tenaga honorer kategori K2. Tenaga honorer kategori I (KI) adalah tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai APBN atau APBD, jumlah yang sudah divalidasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencapai 67 ribu. Sedangkan tenaga honorer kategori II (K II) adalah tenaga honorer yang penghasilannya tidak dibiayai APBN dan APB.

(3)

Dinas Perhubungan Kota Cilegon mempunyai komponen tersendiri dalam penghitungan honor non pegawai. Ada beberapa komponen yang dijadikan standar dalam perhitungan honor non pegawai, diantaranya gaji pokok, golongan, dan tunjangan.

Saat ini, penghitungan honor non pegawai dengan beberapa komponen diatas masih dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel. Cara ini dirasa sangat kurang efisien karena banyaknya data yang dikelola menyebabkan sering terjadinya kekeliruan dan kesalahan dalam proses input data, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap proses penghitungan gaji honor non pegawai. Membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama dalam proses penghitungan dan proses pembaharuan data. Terkadang data yang telah diolah hilang, maka penentuan tunjangan pegawai menggunakan nilai tunjangan terdahulu tanpa dihitung ulang atau menggunakan nilai tunjangan pegawai lain yang dirasa setingkat (sama). Adanya standarisasi yang berbeda dalam penentuan tunjangan dikarenakan golongan yang berbeda tingkatannya. Selain itu, Kepala Dinas Perhubungan mengalami kesulitan jika ingin melihat laporan atau rekap data laporan slip gaji setiap bulannya.

Dengan adanya beberapa kendala tersebut, maka perlu dibangun sistem yang dapat membantu pekerjaan dalam perhitungan dan pencatatan untuk menentukan besaran gaji honor non pegawai. Maka dibuatlah Aplikasi yang berjudul “Aplikasi Sistem Honor Non Pegawai Pada Dinas Perhubungan Kota Cilegon”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang ada antara lain:

1. Bagaimana cara menghitung honor non pegawai dengan menggunakan aplikasi ? 2. Bagaimana cara rekapitulasi laporan slip gaji untuk setiap bulannya secara

terkomputerisasi dalam satu penyimpanan ?

3. Bagaimana cara membuat aplikasi yang dapat menghilangkan kesalahan penghitungan honor non pegawai ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu hanya dibuat untuk kalangan non pegawai negeri yang terdiri dari Tenaga Kerja Kontrak, Tenaga Harian Lepas, Tenaga Kerja Sukarela. Pembahasan penelitian ini mengenai perhitungan data-data honor non

(4)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dilakukan antara lain:

1. Untuk memaksimalkan kinerja staf bendahara dalam penentuan tunjangan dan proses penghitungan gaji honorer.

2. Untuk meningkatkan keakuratan data dan mengurangi kekeliruan dalam pemberian honor.

1.4.2 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan teori maupun praktek, belajar menganalisa dan melatih daya fikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan yang ada didalam pemerintahan, khususnya di Kantor Dinas Perhubungan Kota Cilegon.

2. Bagi Instansi Pemerintahan

Dapat memudahkan staf bendahara dalam penginputan honor pegawai, karena dilakukan dengan komputerisasi dengan sistem database, sehingga data lebih akurat dan terhindar dari kesalahan perhitungan.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain atau para akademis yang akan mengambil tugas akhir dalam kajian yang sama.

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini untuk memperoleh sumber data digunakan metode field

research (penelitian lapangan) yaitu mendatangi perusahaan secara langsung dan

penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh langsung dari responden dan mengamati secara langsung tugas-tugas yang berhubungan dengan proses penggajian yang terjadi dalam pemerintahan. Adapun analisa data yang digunakan bersifat kualitatif dimana analisa dilakukan dengan melakukan penggambaran dari kumpulan data yang telah diperoleh. Sedangkan eksplanasi hasil laporan pada penelitian

(5)

ini menggunakan metode deskriptif dimana peneliti berusaha menggambarkan objek sesuai dengan apa adanya.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh sumber data sebagai bahan penulisan tugas akhir dan pembahasan masalah menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengamati langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan, dalam hal ini saya mengadakan pengamatan pada sistem dan prosedur pemberian honor pada bagian keuangan.

2. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan staf bendahara, Kepala seksi dan pegawai honorer yang dapat memberikan data-data yang diperlukan.

3. Dokumen

Metode ini dilakukan dengan mengamati dari slip gaji dan rekap laporan penggajian.

1.5.3 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini menggunakan sistem metode waterfall yang terdiri dari sebagai berikut:

1. Planning

Dalam tahap ini merencanakan perbaikan sistem yang digunakan oleh staf bendahara untuk penghitungan gaji honor non pegawai pada Dinas Perhubungan Kota Cilegon. Di mulai dari mencari penyebab permasalahan dan memperbaiki sistem tersebut.

2. Analisis

Dalam tahap ini saya menggunakan metode diagram fishbone, seperti mengindentifikasi masalah dengan mengkaji penyebab permasalahan pada perhitungan honor non pegawai, yaitu kesalahan dalam perhitungan tunjangan dan kekeliruan dalam pemberian honor.

3. Desain

Tahapan berikutnya adalah pembuatan desain dengan Unified Modeling Language (UML), UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi

(6)

mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan.

4. Pengkodean

Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL, dan Framework CodeIgniter (CI)

5. Pengujian

Setelah aplikasi selesai maka dilakukanlah pengujian sistem, sistem di uji menggunakan black box testing untuk menguji kelayakan hasil terjemahan data dalam bentuk bahasa pemrograman.

1.6 Sistematika Penulisan

Uraian singkat mengenai struktur penelitian pada masing-masing bab adalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan, metode penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian, yang menjadi dasar bagi pemecahan masalah dan didapat dengan melakukan studi pustaka sebagai landasan dalam melakukan penelitian.

3. BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menggambarkan tentang gambaran umum penggajian, sistem yang dipakai saat ini, penggunaan teknologi yang sesuai didalamnya, serta masalah-masalah penggajian yang dihadapi dikantor Dinas Perhubungan Kota Cilegon. Selain itu akan dibahas perancangan sistem yang akan diusulkan.

4. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini akan membahas mengenai penerapan sistem kepada kantor Dinas Perhubungan Kota Cilegon yang sudah dirancang pada bab sebelumnya.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah merancang algoritma penjadwalan produksi pada mesin blow moulding agar dapat mereduksi jumlah job tardy pada proses

JCI mencoba breakout Resistance 5.987, bila berhasil berpeluang melanjutkan penguatan dengan mencoba next Resistance 6.027 dan 6.050. Namun, bila JCI tidak berhasil breakout

Setelah selesai mendapatkan data area tersebut dilanjutkan dengan menentukan hal-hal yang harus diperhatikan seperti: menentukan jenis lampu yang akan dipasang,

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR

tersebut belum diterapkan di laboratorium BPPTKG sehingga perlu dilakukan verifikasi.Verifikasi metode ini bertujuan untuk memastikan laboratorium BPPTKG dapat

(5)Pemberhentian anggota karena tidak memenuhi lagi syarat sebagaimana yang dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, dan/atau huruf f, dan/atau karena

Rapat anggota dilaksanakan setiap tahun sekali yang biasa disebut dengan RAT (Rapat Anggota Tahunan). RAT bertujuan melaporkan pertanggung jawaban pengurus kepada

Diceritakan  bahwa  Raja  Sungging  Perbangkara  tengah  pergi  berburu.  Di  tengah  hutan  Sang