• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ADAPTASI MASYARAKAT KELURAHAN SICANANG TERHADAP DAERAH RAWAN BANJIR DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA ADAPTASI MASYARAKAT KELURAHAN SICANANG TERHADAP DAERAH RAWAN BANJIR DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

POLA ADAPTASI MASYARAKAT KELURAHAN

SICANANG TERHADAP DAERAH RAWAN BANJIR DI

KECAMATAN MEDAN BELAWAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Andre Syahputra S 05310982

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Sehubungan dengan berakhir batas ujian meja hijau untuk calon wisudawan/I

periode April 2012 (07 Maret 2012) maka saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Andre Syahputra S

NIM : 0531982

Jurusan : Pendidikan Geografi

Menyatakan bahwa saya tidak akan menuntut pihak manapun di Unimed jika

saya tidak diikutsertakan menjadi calon wisudawan periode April 2012.

Demikian surat pernyataan ini saya buat tanpa tekanan dari pihak manapun.

Medan, 15 Maret 2012 Hormat Saya

(5)

vi ABSTRAK

Andre Syahputra. NIM 05310982.Pola Adaptasi Masyarakat Kelurahan Sicanang Terhadap Daerah Rawan Banjir Di Kecamatan Medan Belawan, Maret 2012. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.

Penelitian Pola Adaptasi Masyarakat Kelurahan Sicanang Terhadap Daerah Rawan Banjir Di Kecamatan Medan Belawan, bertujuan untuk mengetahui (1)Pola Adaptasi kebudayaan masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah rawan banjir yang dihubungkan dengan bentuk perumahan, aktifitas masyarakatnya, interaksi social, dan tingkat pendidikannya.(2)Pola perekonomian masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah rawan banjir yang dihubungkan dengan mata pencaharian, dan pendapatan. (3)Pola pengelolaan lahan masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah rawan banjir yang dihubungkan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang ada.

Populasi sasaran adalah seluruh wilayah administrasi Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Alat pengumpul data yang dipakai adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil Penelitian menunjukkan Masyarakat kelurahan Sicanang memiliki usia produktif yang tinggi yaitu 93,4% atau 85 responden. Sehingga masyarakat sicanang dapat dikategorikan mampu beradaptasi dilingkungan yang rawan banjir. Namun dengan pendidikan yang rendah tamat SD 45,10%, sehingga mempersulit masyarakat

kelurahan sicanang dalam beradaptasi, Tetapi masyarakat Sicanang dapat

bekerjasama dan saling tolong menolong. Dengan beberapa program dari Kelurahan dan LSM membuat masyarakat untuk dapat lebih mandiri. Hal ini menjadi pemicu masyarakat untuk terus maju dan mempelajari lingkungannya, sehingga dengan penghasilan rata-rata Rp. 1.500.000 masyarakat memanfaatkan segala apa yang ada untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang rawan akan banjir. Termasuk membangun rumahnya menjadi layak huni, setidaknya dapat mengurangi dampak buruk banjir.

(6)
(7)
(8)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 8

B. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.. Lokasi Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 28

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data ... 29

E. Teknik Analisa Data ... 30

BAB IV : DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Fisik Wilayah Penelitian ... 31

B. Keadaan Non Fisik ... 37

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 58

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(9)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Luas Wilayah Untuk Setiap Lingkungan ... ... 32

2. Fasilitas Pendidikan ... ... 34

3. Penggunaan Lahan ... ... 36

4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... ... 37

5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... ... 38

6. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... ... 39

7. Komposisi Responden Menurut Jumlah Tanggungan ... ... 44

8. Komposisi Responden Menurut Umur ... ... 44

9. Komposisi Responden Menurut Suku ... ... 45

10. Kondisi Bangunan Rumah Responden ... ... 48

11. Status Kepemilikan Bangunan Rumah Responden... ... 49

12. Tingkat Pendidikan Responden ... ... 52

13. Mata Pencaharian Responden ... ... 53

14. Tingkat Pendapatan Responden ... ... 55

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Kerangka Berpikir ... ... 26

2. Peta Administrasi Kecamatan Belawan ... ... 40

3. Peta Administrasi Kota Medan ... ... 41

4. Salah Satu Kawasan Pemukiman Penduduk ... ... 48

5. Bentuk rumah di Kelurahan Sicanang ... 48

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sekilas tentang Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan menjadi

sasaran banjir rob yang rutin setiap tahunnya, Seperti diberitakan dalam surat kabar

harian Sumut Pos pada tanggal 18 Oktober 2010 dan website lokal MedanPunya.com

pada tanggal 26 Oktober 2010 : “Ribuan rumah warga Kecamatan Medan Belawan,

tergenang air akibat hujan yang melanda daerah itu selama dua setengah jam,

Minggu (17/10) malam sekitar pukul 19.00 hingga pukul 20.30. Air yang

mengenangi pemukiman warga itu terjadi akibat parit atau drainase di kawasan

padat penduduk itu tidak berfungsi karena tumpat, diperkecil dan rusak. "Banjir rob

sebenarnya hampir setiap tahun sekali melanda Belawan, tetapi pada tahun 2010 ini

tergolong cukup parah dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Syahrial, warga

Belawan. Banjir rob atau air laut pasang yang melanda sebagian kawasan pesisir

utara Kota Medan, belum mengganggu aktivitas bongkar muat barang dan lalulintas

truk di kawasan Pelabuhan. "Banjir rob yang melanda sebagian wilayah Belawan

belum mengganggu aktivitas pelayanan dan jasa di Pelabuhan Belawan," kata

Asisten Manager PT (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Cabang Belawan

Jonathan Ginting di Medan. Belawan. Beberapa kelurahan di Belawan yang

tergolong cukup luas digenangi air di antaranya Sicanang, Belawan Bahagia I,

Belawan Bahagia II, dan Belawan Bahari. Banjir rob yang melanda Belawan

merupakan siklus tahunan dan pada periode tertentu ketinggian air dapat mencapai

(13)

2

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan (archiphelagic state) dengan

jumlah pulau besar dan kecil lebih dari 17.500 buah dan panjang garis pantai lebih

dari 81.000 km (Dahuri R, 2001) menjadikan wilayah pesisir memiliki potensi

sumberdaya alam yang sangat besar. Sebagai negara kepulauan, wilayah pesisir

dimiliki oleh seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Berdasarkan data jumlah

Kabupaten/kota yang ada di Indonesia pada tahun 2002, sebanyak 219

kabupaten/kota (68%) diantaranya memiliki wilayah pesisir.

Setiap kabupaten / kota di Indonesia masing-masing memiliki karakteristik

fisik wilayah pesisir yang satu sama lain berbeda. Sehingga potensi dan

permasalahan wilayah pesisir masing-masing juga berbeda. Hal ini telah banyak

dikemukakan oleh para pakar kelautan dan pesisir. Permasalahan wilayah pesisir

yang dikemukakan oleh Rohmin Dahuri (2001) merupakan permasalahan umum

yang banyak dijumpai di Indonesia. Dikemukakan bahwa permasalahan wilayah

pesisir meliputi : pencemaran, kerusakan habitat pantai, pemanfaatan sumberdaya

yang berlebihan, abrasi pantai, konversi kawasan lindung , banjir dan bencana alam.

Masalah tersebut tidak terlepas dari apa dan bagaimana adaptasi masyarakat

itu sendiri terhadap lingkungan nya. Sehingga adaptasi masyarakat pesisir di daerah

pesisir cenderung berbeda dengan adaptasi masyarakat pegunungan yang tinggal di

daerah pegunungan. Hal ini dikarenakan masyarakat yang hidup di sekitar wilayah

pesisir memanfaatkan sumber kelautan sebagai tumpuan hidupnya. Ketergantungan

masyarakat terhadap sektor kelautan ini memberikan identitas tersendiri sebagai

masyarakat pesisir dengan pola hidup yang dikenal sebagai kebudayaan pesisir.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebudayaan itu adalah

(14)

3

membentuk aktifitas budaya masyarakat yang tinggal di lingkungan itu. Berdasarkan

aktifitas budaya masyarakat pesisir itu sehingga menciptakan paradigma mengenai

mata pencaharian daerah pesisir dan pendapatan masyarakat daerah pesisir yang

yang dikenal dengan pola perekonomian masyarakat pesisir. Aktifitas budaya

masyarakat pesisir juga mempengaruhi lahan pesisir itu sendiri, dimana dalam objek

kali ini hanya melihat bagaimana masyarakat pesisir menggunakan lahannya dalam

beradaptasi dengan lingkungan yang rawan banjir yang dihubungkan dengan

pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah pesisir, hal ini dikarekan

banyaknya sumber daya alam yang terdapat di daerah pesisir, seperti pemanfaatan

ekosistem hutan mangrove, pemanfaatan sumberdaya kelautan, dan pemanfaatan

lahan untuk tempat tinggal.

Kembali ke aktifitas budaya. Apabila pengaruh dari aktifitas tersebut

menimbulkan suatu masalah-masalah seperti banjir, hal itu harus membuat

masyarakat nya mengubah pola hidup mereka terhadap lingkungannya. Selain

mengubah kebiasaan yang menimbulkan banjir setiap tahunnya mereka juga harus

merubah ketergantungan mereka terhadap sektor kelautan yang menjadi tumpuan

hidupnya. Bagaimana caranya? Tergantung bagaimana tingkat kebudayaan mereka

dan bagaimana mata pencaharian mereka, serta bagaimana mereka menggunakan

lahan pesisir itu untuk bertahan hidup. Apakah mereka harus merubah

kebudayaannya, merubah mata pencaharian, merubah kebiasaan mereka dalam

pemanfaatan sumber daya alam dan lahan mereka sendiri, atau bahkan mereka juga

harus merubah segala bentuk aspek kehidupannya. Hal ini lah yang membuat penulis

merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam. Namun, dalam hal ini penulis hanya

(15)

4

daerah kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir di

kotamadya Medan Provinsi Sumatra Utara. Selaku masayarakat pesisir di kecamatan

Medan Belawan, akan membawa budaya, kebiasaan, ilmu pengetahuan yang

seadanya sebagai pedoman hidup dan akan berhadapan dengan lingkungan alam

yang berbeda. Hal ini tentu merupakan suatu tantangan yang harus dilakukan

masyarakat pesisir medan belawan dalam kehidupan mereka guna terciptanya

suasana yang nyaman dalam menjalani hidup mereka. Untuk itu diperlukan suatu

interaksi terhadap lingkungan alam yang rawan bencana dengan menggunakan skill

ataupun ilmu pengetahuan yang mereka miliki untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan wilayah pesisir.

Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis berniat untuk melakukan penelitian

dengan judul“Pola Adaptasi Masyarakat Kelurahan Sicanang Terhadap Daerah

(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Untuk mencapai pengetian bagaimana Pola Adaptasi Masyarakat Kelurahan

Sicanang Terhadap Daerah Rawan Banjir di Kecamatan Medan Belawan penulis

mencoba mengkajinya dalam tiga indikator pola adaptasi, yaitu :

1. Pola kebudayaan masyarakat terhadap lingkungan rawan banjir yang

dihubungkan dengan bentuk perumahan, aktifitas masyarakatnya, Interaksi

social, dan tingkat pendidikan.

2. Pola perekonomian masyarakat terhadap lingkungan rawan banjir yang

dihubungkan dengan mata pencaharian dan pendapatan.

3. Pola penggunaan lahan masyarakat terhadap lingkungan rawan banjir yang

dihubungkan dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

permasalahan dalam penelitian ini di kelurahan sicanang yaitu:

1. Pola kebudayaan masyarakat kelurahan sicanang terhadap lingkungan rawan

banjir yang dihubungkan dengan bentuk perumahan, aktifitas masyarakatnya,

interaksi soaial, dan tingkat pendidikan.

2. Pola perekonomian masyarakat kelurahan sicanang terhadap lingkungan

rawan banjir yang dihubungkan dengan mata pencaharian dan pendapatan.

3. Pola penggunaan lahan masyarakat kelurahan sicanang terhadap lingkungan

rawan banjir yang dihubungkan dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang

(17)

6

D. Rumusan Masalah

Setelah diidentifikasi dan dirumuskan penulis membuat rumusan masalah

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pola kebudayaan masyarakat kelurahan sicanang terhadap

lingkungan rawan banjir yang dihubungkan dengan bentuk perumahan,

aktifitas masyarakatnya, interaksi social, dan tingkat pendidikan.

2. Bagaimana pola perekonomian masyarakat kelurahan sicanang terhadap

lingkungan rawan banjir yang dihubungkan dengan mata pencaharian dan

pendapatan.

3. Bagaimana pola penggunaan lahan masyarakat kelurahan sicanang terhadap

lingkungan rawan banjir yang dihubungkan dengan pemanfaatan sumberdaya

alam yang ada.

E. Tujuan Penelitian

Setelah menggambarkan bagaimana pola masyarakat terhadap daerah rawan

banjir secara umum melalui latar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini

adalah menggambarkan dan mendeskripsikan pola adaptasi masyarakat kelurahan

sicanang terhadap daerah rawan banjir di kecamatan medan belawan yang ditinjau

dari tiga indikator berdasarkan identifikasi masalah, yaitu :

1. Pola kebudayaan masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah rawan

banjir yang dihubungkan dengan bentuk perumahan, aktifitas masyarakatnya,

interaksi social, dan tingkat pendidikannya.

2. Pola perekonomian masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah rawan

(18)

7

3. Pola pengelolaan lahan masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah

rawan banjir yang dihubungkan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang

ada.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, penulis mengharapkan agar penelitian

ini bermanfaat untuk :

1. Menambah wawasan peneliti dalam pengembangan disiplin ilmu Geografi.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam kajian yang sama, dengan

waktu yang berbeda.

3. Persyaratan dalam meraih gelar sarjana di jurusan Pendidikan Geografi,

(19)

60

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sebagai aktif dari tulisan ini, maka penulis membuat suatu kesimpulan yang

didapat dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan. Maka dapat

diambil suatu kesimpulan :

1. Bahwa Pola kebudayaan masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah

rawan banjir yang dihubungkan dengan bentuk perumahan yang layak huni,

aktifitas masyarakatnya yang saling menjaga alam, interaksi sosial yang baik

yang saling bekerja sama, walau tingkat pendidikannya masih rendah, namun

sudah cukup mampu dalam beradaptasi terhadap lingkungan nya yang rawan

banjir

2. Pola perekonomian masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah rawan

banjir yang dihubungkan dengan, mata pencaharian utama dan secara

mayoritas sebagai nelayan, dan pendapatan rata-rata Rp.1.500.000 membuat

masayarakat mencari penghasilan tambahan, sehingga kebutuhan sehari-hari

masyarakat kelurahan sicanang dapat terpenuhi.

3. Pola pengelolaan lahan masyarakat kelurahan sicanang terhadap daerah

rawan banjir yang dihubungkan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang

(20)

61

B. SARAN

Sebagai saran dari penulis berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Agar Pemerintah lebih dapat memperhatikan Masyarakat Kelurahan Sicanang

2. Bantuan Pemerintah sangat dibutuhkan, terutama untuk mengatasi masalah

banjit

3. Sebaiknya masyarakat tidak memanfaatkan hutan mangrove untuk menambah

penghasilan, karena hutan mangrove dapat mencegah banjir

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Understand specific details and information in simple longer texts on a range of familiar topics. Guess the meaning of unfamiliar words in a variety of text types on

Judul : Dampak Pemberian Pupuk Urea Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap C organik, Total Dan Serapan N, Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Inceptisol Asal Kwala Bekala.. Nama

Hasil analisis rasio panjang-lebar palea-lemma menunjukan bahwa perlakuan sitokinin yang dicobakan berpengaruh sangat nyata terhadap rasio panjang lebar palea-

 Acquires good understanding of the listening skills in identifying the main ideas and specific details in a text.  Shows good understanding of classroom instructions,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian pupuk urea dan pupuk kandang ayam terhadap C-Organik, total dan serapan N serta pertumbuhan tanaman jagung ( Zea

Dengan berlakunya Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang terkait dengan pengawasan yaitu Bahwa Bawaslu (Badan

 Board mikrokontroler jenis Arduino Uno yang terhubung dengan modul sensor IR, PIR, RFID reader, saklar tekan, dan buzzer.  Relay 5V yang terhubung dengan power

Telah dilakukan analisis kandungan logam berat mangan dan nikel pada sedimen di sekitar Pesisir Teluk Lampung.. Konsentrasi logam mangan dan nikel ditentukan