• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBINAAN MORALITAS SISWA KELAS VII SMPN 2 SECANGGANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBINAAN MORALITAS SISWA KELAS VII SMPN 2 SECANGGANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Pernyataan Keaslian Tulisan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Sugiarti

Nim : 308111083 Jurusan : PPKn Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan. Skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Medan, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,

(4)

viii ABSTRAK

(5)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

4. Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

5. Pengertian Moralitas ... 16

6. Peranan Guru Dalam Pembinaan Moral Siswa ... 20

B. Kerangka Berpikir ... 22

(6)

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 27

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28

1. Variabel Penelitian ... 28

2. Defenisi Operasional ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 29

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pengujian Hipotesis ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

(7)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengetahuan siswa yang mengetahui pengertian moral ... 32

Tabel 2 Pengetahuan siswa tentang pengertian norma ... 33

Tabel 3 Pengetahuan siswa tentang pengertian norma kesusilaan. ... 34

Tabel 4 Pengetahuan siswa tentang pengertian norma kesopanan. ... 35

Tabel 5 Pengetahuan siswa tentang hakikat norma... 36

Tabel 6 Pendapat siswa terhadap pentingnya belajar pendidikan nilai dan moral .... 37

Tabel 7 Kejujuran siswa pernah atau tidak membolos sekolah ... 38

Tabel 8 Kejujuran siswa pernah atau tidak dihukum karena ketahuan membolos sekolah ... 39

Tabel 9 Kejujuran siswa pernah atau tidak melawan guru ... 40

Tabel 10 Kejujuran siswa pernah atau tidak mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah ... 41

Tabel 11 Kejujuran siswa pernah atau tidak membantu teman ... 42

Tabel 12 Kejujuran siswa pernah atau tidak berkelahi dengan teman ... 43

Tabel 13 Kejujuran siswa pernah atau tidak dimarahi guru apabila ribut di kelas ketika guru sedang menerangkan materi di depan kelas ... 44

Tabel 14 Yang dilakukan siswa jika salah seorang temannya terkena musibah dan harus diberi bantuan... 45

Tabel 15 Yang dilakukan siswa apabila melihat teman berkelahi di dalam kelas ... 46

(8)

xii

Tabel 17 Yang dilakukan siswa apabila diperintah orang tuanya untuk menyapu

halaman ... 48

Tabel 18 Yang dilakukan siswa apabila diperintah guru untuk membantu membawa buku ke kantor ... 49

Tabel 19 Sikap seorang siswa jika berjalan di depan orang yang lebih tua ... 50

Tabel 20 Sikap siswa jika berbicarra dengan teman sebaya ... 51

(9)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket

2. Daftar Wawancara 3. Nota Tugas

4. Surat Izin Penelitian dari Jurusan

5. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas 6. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian 7. Kartu Bimbingan Skripsi

8. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian

9. Surat Keterangan Perpustakaan dari Jurusan PPKn 10.Pernyataan Keaslian Tulisan

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia; demikian pula bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang cukup penting, karena melalui pendidikanlah kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa dibentuk dan ditingkatkan. Sehubungan dengan hal tersebut maka suasana belajar dan proses pembelajaran harus direncanakan sedemikian rupa agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya guna memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa maupun negara.

(11)

2 Pendidikan Nasional memiliki fungsi sebagaimana yang tercantum pada pasal 3, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam penyelenggaraan pendidikan, pemerintah harus menjamin agar pelaksanaan pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha dasar yang dilakukan oleh pendidik melalui suatu bimbingan, pengajaran, pembinaan dan latihan untuk membantu peserta didik menuju kearah tercapainya kepribadian yang dewasa. Dengan demikian, pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikansebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sekitar.

(12)

3 Mudyaharjo (2001:3) mengatakan secara luas :

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungandan sepanjang hidup. Sedangkan secara sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dengan kata lain pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.

Salah satu item yang tersurat dalam tujuan pendidikan itu adalah membentuk peserta didik yang berakhlak mulia. Untuk membentuk peserta didik sebagaimana yang dimaksud tersebut bisa diwujudkan melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Sebab, pelajaran PKn menitikberatkan pada pendidikan moral yang bermuara pada sikap disiplin, jujur, bertanggungjawab, sopan santun, pantang menyerah, dan yang lebih penting mencintai bangsa dan negaranya.

Tetapi, pada kenyataannya banyak permasalahan yang sering muncul saat proses pembelajaran berlangsung, misalnya kurang sopan santunnya peserta didik, baik kepada guru maupun teman sebayanya, atau saat proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Kurang sopannya peserta didik, misalnya, ditunjukkan dengan tidak sopannya cara berpakaian, tidak sopannya cara berbicara, dan lain sebagainya.

(13)

4 Bertolak dari permasalahan di atas, sopan santun pada anak merupakan masalah yang tidak sederhana, maka guru yang mempunyai peranan dalam pembinaan moral siswa. Guru merupakan profesi yang sangat mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan peran dan tanggung jawab seorang guru. Peran guru bukanlah sebatas yang harus dilaksanakan didepan kelas saja, namun seluruh hidupnya didedikasikan untuk pendidikan. Peran seorang guru dalam membentuk kepribadian siswa sangat diperlukan. Hal ini diawali dari sejak seorang anak mengecap pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimanakah peranan guru PKn dalam pembinaan moralitas siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Secanggang tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Identifikasi Masalah

(14)

5 Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini. Agar penelitian menjadi terarah dan jelas tujuannya maka perlu diadakannya pengidentifikasian masalah. Namun masalah-masalah itu yang berhubungan dengan peranan guru PKn dalam pembinaan moralitas siswa. Dengan demikian, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : “Peranan guru PKn dalam pembinaan moralitas siswa”.

C. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah mutlak dilakukan dalam setiap penelitian, agar penulis fokus pada masalah yang akan diteliti. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sugiono (2009:385) dimana beliau mengemukakan pendapatnya bahwa:

Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.

(15)

6 D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:” bagaimanakah peran guru PKn dalam pembinaan moralitas siswa?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian, maka perlu adanya tujuan penelitian, Ali (2002) mengatakan bahwa :

“Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap komponen atau elemen generalisasi yang lain, terutama metode teknik alat maupun generalisasi yang diperoleh. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama seseorang merumuskan tujuan penelitian yang akan dilakukan, karena tujuan penelitian pada dasarnya titik anjak atau titik unjuk yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan”.

Sesuai rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui gambaran faktual peran guru PKn dalam pembinaan moralitas siswa .

F. Manfaat penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti tidak sia-sia. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

(16)
(17)
(18)
(19)

64

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2003. Penelitian Pendidikan. Jakarta : Pustaka Aman.

Arikunto.2000. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:RinekaCipta

Djati Sidi, Indra. 2001. Menuju masyarakat Belajar menggagas, Paradigma bagi pendidikan. Jakarta: Paradigma Logos Wacana Ilmu.

Hamalik, Oemar, 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Jhonson.2000.Pengertian Peran Guru dalam pendidikan. http://www.google.co.id diakses:20 Februari 2012

Mudyahardjo,Redja.2001.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Mudjiono,2006. Belajar Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Nazir,Muhammad.2008. Metode Penelitian.Jakarta: Balai pustaka

Partin,Ronald L,2009. Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta:PT Macanan Jaya Cemerlang.

Salam,Burhanuddin.1997.Etika sosial.Jakarta:PT RINEKA CIPTA.

Sardiman,2009.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Rajawali Pers. Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka Cipta

Soemantri, Numan, Muhammad. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung PT Remaja Rosdakarya.

Sugiono,2009.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta.

Internet

Media internet, http://loudy92.wordpress.com/2011/03/12/pengertian-moral/

Gambar

Tabel 17 Yang dilakukan siswa apabila diperintah orang tuanya untuk menyapu

Referensi

Dokumen terkait

Apabila ternyata data yang saya isi terbukti tidak benar, saya bersedia dinyatakan gugur dalam proses

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Langgeng Wening Puji Universitas

Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Menggunakan SPSS 16.. Model

Karena itulah, dalam kaitannya dengan peran negara para informan memiliki kesamaan pandangan bahwa negara harus terlibat dalam urusan agama dalam rangka menciptakan ketertiban

Persepsi yang paling utama bagi pelanggan adalah kepuasan fisik dan mutu, kepuasan konsumen merupakan determinan yang signifikan dari pengulangan pembelian,

The Portrayal of Gender Roles in Textbooks for Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Simulasi UAN bagi siswa sangatlah penting untuk bisa mengetahui seberapa besarkah tingkat kecerdasan siswa tersebut, oleh karena itu di dalam melaksanakannya dibutuhkan ketepatan

Berdasarkan hasil uji statistik disimpulkan bahwa: (1) pembelajaran dengan model penemuan terbimbing efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa,