• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN BATANG MENGGUNAKAN METODE MATERIAL FLOW ANALYSIS (MFA), LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA), DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN BATANG MENGGUNAKAN METODE MATERIAL FLOW ANALYSIS (MFA), LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA), DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor Urut : 004 A/UN7.F3.6.8.TL/DL/VII/2022 008 A/UN7.F3.6.8.TL/DL/VII/2022 038 A/UN7.F3.6.8.TL/DL/VII/2022

Laporan Tugas Akhir

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN BATANG MENGGUNAKAN METODE

MATERIAL FLOW ANALYSIS (MFA), LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA), DAN ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP)

Disusun oleh:

MUHAMAD IQBAL JULIANGGARA 21080119130095

RIFDA TSAQIFARANI HARITSA 21080119130116

ZA’IM FALIQ NUGROHO 21080119120004

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2023

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

ABSTRAK

Persampahan menjadi salah satu masalah yang ada di Kabupaten Batang. Hal ini dapat ditinjau dari keberadaan TPA Randukuning yang mulai menggunung dengan jumlah sampah yang masuk berkisar 2.160,25 m3/hari. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan sistem pengelolaan sampah domestik meliputi lima aspek yaitu aspek kelembagaan, pembiayaan, peraturan, peran serta masyarakat, serta teknis operasional yang meliputi sub sistem pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan akhir. Skema alir perencanaan pengelolaan sampah menggunakan metode Material Flow Analysis. Selain itu, perencanaan ini juga menerapkan pemanfaatan teknologi windrow composting yang telah dipilih menggunakan metode Life Cycle Assessment dan Expert Choice. Teknologi windrow composting menghasilkan angka GWP yang rendah dibandingkan dengan menerapkan penggunaan teknologi Black Soldier Fly ataupun Refused Derived Fuel. Hasilnya bahkan dapat berkali lipat jauh lebih rendah emisi jika dikomparasikan dengan dua opsi teknologi yang lain. Total biaya perencanaan pengelolaan sampah domestik di Kabupaten Batang pada tahun 2032 sebesar Rp 50.207.343.591. Implementasi lapangan pengelolaan persampahan di Kabupaten Batang nantinya akan dilaksanakan oleh UPT Persampahan Kabupaten Batang dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup dan berkolaborasi dengan masyarakat untuk mewujudkan manajemen persampahan yang baik. Selain itu, penerapan teknologi Windrow Composting juga menjadi solusi karena dapat mereduksi sampah sebesar 200 ton/hari guna menjadi nilai ekonomi dan membuat kinerja TPA Randukuning tidak terlalu berat dan memiliki umur yang panjang.

Kata kunci : Perencanaan Pengelolaan Sampah Domestik; Material Flow Analysis;

Life Cycle Assessment; Windrow Composting

(6)

v

ABSTRACT

Garbage is one of the problems in Batang Regency. This can be seen from the existence of the Randukuning Landfill, which is starting to mount with the amount of incoming waste ranging from 2.160,25 m3/day. Therefore, it is necessary to plan a domestic waste management system covering five aspects: institutional aspects, financing, regulations, community participation, and technical operations, including the sub-systems of receptacle, collection, transfer, transportation, and final processing. The waste management planning flow scheme uses the Material Flow Analysis method. In addition, this plan also applies the use of windrow composting technology that has been selected using the Life Cycle Assessment and Expert Choice methods. Windrow Composting technology produces a lower GWP figure compared to applying Black Soldier Fly or Refused Derived Fuel technology.

The results can even be many times lower in emissions when compared with the other two technology options. The total cost of planning for domestic waste management in Batang Regency in 2032 is IDR 50.207.343.591. Field implementation of solid waste management in Batang Regency will later be carried out by the UPT Garbage Unit of Batang Regency under the auspices of the Environment Services and in collaboration with the community to realize good waste management. In addition, the application of Windrow Composting technology is also a solution because it can reduce waste by 200 tons/day to become economic value and make the performance of the Randukuning Landfill less heavy and have a long life.

Keywords : Domestic Waste Management Planning; Material Flow Analysis; Life Cycle Assessment; Windrow Composting

(7)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permasalahan terkait persampahan merupakan suatu masalah yang kompleks bagi setiap provinsi yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertambahan jumlah penduduk, perubahan gaya hidup yang semakin konsumtif, urbanisasi, dan ekonomi booming telah menjadi penyebab persampahan di Indonesia terus mengalami kenaikan (Faisal 2014). Peningkatan timbulan sampah yang terjadi harus diiringi dengan teknik dan metode pengelolaan persampahan yang ideal untuk dapat mengurangi dampak negatif akan sampah itu sendiri. Pengelolaan dari hulu hingga hilir sudah seharusnya menerapkan paradigma baru dan meninggalkan paradigma lama (kumpul-angkut-buang) yang sangat merugikan dari sisi lingkungan karena tidak memberikan solusi yang ideal agar terciptanya pengurangan sampah (Damanhuri and Padmi 2019). Kegiatan paradigma lama justru membuat kondisi persampahan semakin menumpuk di TPA dan memberikan dampak negatif yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

Kabupaten Batang merupakan suatu kawasan yang terletak pada 6°51’46’’

dan 7°11’47’’ Lintang Selatan dan antara 109° 40’ 19’’ dan 110° 03’ 06’’ Bujur Timur tepatnya pada pesisir pantai utara Pulau Jawa. Meskipun letak Kabupaten Batang di kawasan pesisir pantai utara, wilayah Kabupaten Batang juga meliputi dataran tinggi sehingga dilakukan sampling di beberapa kecamatan yang menjadi representatif beberapa wilayah lainnya. Wilayah yang menjadi representatif ini di antaranya Kecamatan Batang, Warungasem dan Bawang. Ketiga kecamatan ini memenuhi variabel sosial ekonomi, administratif dan geografi (Damanhuri and Padmi 2019). Jumlah penduduk Kabupaten Batang pada tahun 2021 mencapai 810.393 jiwa dan ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan kondisi kepadatan penduduk tertinggi terletak pada Kecamatan Batang (BPS Kabupaten Batang, 2022). Akan tetapi, Kabupaten Batang hanya memiliki TPA Randukuning sebagai tempat pemrosesan akhir sampah satu-satunya di Kabupaten ini. Kondisi

(8)

I-2

TPA Randukuning berdasarkan kondisi eksisting saat survei ke lapangan masih menggunakan metode open dumping dengan tidak adanya pengurangan secara masif sebelum sampah menuju ke TPA. Keadaan TPA Randukuning ini mengharuskan pemerintah untuk mengerjakan pekerjaan rumah terkait pengelolaan sampah (Darmasaputra and Hariani 2019).

Keadaan eksisting yang mengkhawatirkan inilah yang menjadikan Pemerintah Kabupaten Batang memiliki solusi dengan menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah dengan harapan kesehatan masyarakat terjamin, kondisi lingkungan semakin membaik dan dapat memanfaatkan sampah sebagai sumber daya. Meskipun dalam penerapannya masih minim karena data yang ada pada Badan Pusat Statistik tentang perkembangan volume sampah yang terangkut menunjukkan hanya sebesar 47,46% sampah terangkut untuk disalurkan pada sarana dan prasarana persampahan di wilayah Kabupaten Batang (BPS Kabupaten Batang, 2022). Padahal Kabupaten Batang memiliki target pelayanan persampahan yang diatur pada Peraturan Bupati No. 40 Tahun 2019 untuk sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga sebesar 74% pada tahun 2021. Kondisi ini menjadi pertimbangan tersendiri agar nantinya pemerintah dapat merencanakan suatu manajemen persampahan untuk pengelolaan sampah yang baik di Kabupaten Batang.

Disamping perlunya manajemen persampahan, perkembangan teknologi persampahan juga dapat dijadikan solusi bagaimana pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Salah satu cara untuk mengidentifikasi teknologi yang akan digunakan dengan memanfaatkan tiga metode, yaitu metode Material Flow Analysis (MFA), Life Cycle Assessment (LCA), dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ketiga metode ini saling berkaitan untuk dapat memberikan solusi yang ada pada masalah persampahan. Metode MFA menggunakan software STAN untuk menentukan aliran kritis sistem pengelolaan sampah kawasan Kabupaten Batang dengan memperhatikan hasil dari input yang masuk yaitu berupa sampah dan proses yang terjadi sehingga nantinya akan menimbulkan output seberapa banyak dan apa saja atau dapat dikatakan untuk mengetahui skenario yang ada di lapangan (Wahyono 2016). Nantinya, setelah diperoleh aliran kritis sampah yang ada

(9)

I-3

menggunakan metode MFA, LCA akan digunakan untuk menilai dampak lingkungan dari teknologi yang akan dipilih dan memberikan beberapa rekomendasi teknologi yang akan diterapkan pada TPA Randukuning dengan mengidentifikasi potensi dampak lingkungan dari setiap teknologinya (Fikri 2021).

Selanjutnya, metode AHP akan menjawab beberapa gambaran rekomendasi yang ada pada LCA untuk dijadikan pilihan dengan mempertimbangkan beberapa opsi yang telah disediakan (Handayani 2015). Oleh sebab itu, tindak lanjut pengelolaan sampah di Kabupaten Batang memerlukan bantuan dari seluruh komponen baik instansi pemerintahan maupun masyarakat untuk dapat saling bersinergi mewujudkan pengelolaan sampah.

Identifikasi Masalah

Permasalahan-permasalahan yang dapat dijadikan pedoman untuk melaksanakan perencanaan ini sebagai berikut:

1. Peningkatan jumlah penduduk berpotensi menghasilkan sampah di Kabupaten Batang.

2. Kabupaten Batang belum memenuhi target pelayanan persampahan yang sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebesar 74% pada tahun 2021.

3. Belum adanya teknologi pengolahan sampah yang efisien pada tahap akhir sebelum dibuang ke TPA Randukuning.

Dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, perlu adanya perencanaan pengelolaan sampah domestik yang meliputi aspek peraturan/hukum, kelembagaan/institusi, teknik operasional, finansial, dan peran serta masyarakat serta teknologi pengolahan sampah di TPA Randukuning.

Rumusan Masalah

Perencanaan ini memiliki perumusan masalah yang diuraikan dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana permasalahan yang ada pada kondisi eksisting pengelolaan sampah domestik yang meliputi aspek teknis operasional, pembiayaan,

(10)

I-4

peraturan, kelembagaan, dan aspek peran serta masyarakat di Kabupaten Batang?

2. Bagaimana perencanaan pengelolaan sampah yang tepat untuk diterapkan di Kabupaten Batang?

3. Bagaimana potensi dampak lingkungan dari masing-masing teknologi yang diterapkan di TPA Randukuning terhadap proses daur hidup sampah berdasarkan analisis Life Cycle Assessment (LCA)?

4. Bagaimana perencanaan teknologi pengolahan sampah yang diterapkan di TPA Randukuning yang telah dianalisis menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP)?

Rumusan Tujuan

Tujuan dari perencanaan pengelolaan sampah domestik Kabupaten Batang dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kondisi eksisting pengelolaan sampah domestik di wilayah Kabupaten Batang mengenai teknis operasional, pembiayaan, regulasi, kelembagaan, dan peran serta masyarakat.

2. Merencanakan sistem pengelolaan sampah domestik dan skema pengelolaan sampah domestik menggunakan metode Material Flow Analysis (MFA) di Kabupaten Batang.

3. Menganalisis potensi dampak lingkungan dari masing-masing teknologi pada proses daur hidup limbah yang akan diterapkan di TPA Randukuning dengan skenario untuk meminimalkan dampak lingkungan berdasarkan analisis Life Cycle Assessment (LCA).

4. Merencanakan teknologi pengolahan sampah yang diterapkan di TPA Randukuning yang ditentukan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).

Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada perencanaan ini sebagai berikut:

1. Perencanaan pengelolaan sampah domestik meliputi lima aspek pengelolaan sampah yaitu aspek teknis operasional, pembiayaan dan investasi,

(11)

I-5

kelembagaan, peraturan, serta peran serta masyarakat dilakukan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

2. Proyeksi timbulan sampah dan jumlah penduduk dihitung sampai tahun 2032.

3. Sampah domestik yang akan diidentifikasi hanya berasal dari Kabupaten Batang.

4. Metode Material Flow Analysis (MFA) digunakan untuk membuat skema perencanaan pengelolaan sampah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

5. Metode Life Cycle Asessment (LCA) digunakan untuk menganalisis potensi dampak lingkungan pada proses pengolahan teknologi yang digunakan di TPA Randukuning.

6. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan teknologi yang akan digunakan di TPA Randukuning.

Rumusan Manfaat

Manfaat yang diharapkan pada perencanaan ini sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Dengan adanya perencanaan ini, penulis dapat memperoleh wawasan terkait perencanaan pengelolaan sampah domestik di Kabupaten Batang dan dapat diaplikasikan secara langsung dari ilmu yang telah diperoleh di dunia perkuliahan

2. Bagi Pemerintah

Perencanaan yang akan dilakukan penulis dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun perencanaan pengelolaan sampah domestik di Kabupaten Batang.

3. Bagi Masyarakat

Perencanaan yang akan dilakukan penulis dapat membantu masyarakat dalam menangani permasalahan sampah yang ada pada kawasan Kabupaten Batang dan dapat dijadikan informasi terkait penyediaan fasilitas yang seharusnya dapat dimanfaatkan.

(12)

vi

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F. (2011). "Aspek Kelembagaan pada Pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional." Jurnal Permukiman 6(2): 78-84.

Annisa, B. (2013). Pengaruh Recycle dan Recovery Sampah terhadap Jumlah Sampah yang Masuk ke TPA Cipayung, Depok dengan Menggunakan Model MFA (Material Flow Analysis), Tesis, Program Magister Teknik Sipil Universitas Indonesia, Depok.

Annisa, B. (2017). Asesmen Aliran Kritis Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan di TPA Sampah. SPECTA Journal of Technology, 1(2), 41-53.

Aswadi, M. (2011). "Perencanaan Pengelolaan Sampah Di Perumahan Tavanjuka Mas." MEKTEK 13(2).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang. (2022). Kabupaten Batang Dalam Angka 2022.

Badan Standardisasi Nasional. (1994). SNI 19-3964-1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan komposisi Sampah Perkotaan.

Departemen Pekerjaan Umum : Bandung.

Badan Standardisasi Nasional. (1995). SNI 19-3983-1995. Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia.

Badan Standardisasi Nasional. (2002). SNI 19-2454:2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.

Badan Standardisasi Nasional. (2008). SNI 3242:2008 Tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman.

Badan Standardisasi Nasional. (2016). SNI ISO 14040:2016 - Manajemen lingkungan — Penilaian daur hidup (ISO 14040:2006, IDT).

Badan Standardisasi Nasional. (2017). SNI ISO 14044:2017 - Manajemen lingkungan — Penilaian daur hidup — Persyaratan dan panduan (ISO 14044:2006, IDT).

Badan Standardisasi Nasional. (2018). SNI 8632:2018 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah Perkotaan.

Baumann, H. and A.-M. Tillman (2004). "The hitch hiker’s guide to LCA."

Bernasconi, M., et al. (2010). "The analytic hierarchy process and the theory of measurement." Management science 56(4): 699-711.

Brunner, P. H. and H. Rechberger (2004). "Methodology of MFA." Practical Handbook of Material Flow Analysis; Lewis Publishers©: Boca Raton, FL, USA: 34-166.

Brunner, P. H. and H. Rechberger (2016). Handbook of material flow analysis: For environmental, resource, and waste engineers, CRC press.

Cherubini, F., et al. (2009). "Life cycle assessment (LCA) of waste management strategies: Landfilling, sorting plant and incineration." Energy 34(12):

2116-2123.

dalam Sugiyono, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, CV.

Damanhuri, E. (2006). Teknologi dan pengelolaan sampah kota di indonesia.

Workshop Nasional Biokonversi Limbah.

(13)

vii

Damanhuri, E. and T. Padmi (2010). "Pengelolaan sampah." Diktat kuliah TL 3104:

5-10.

Damanhuri, E. and T. Padmi (2016). Pengelolaan Sampah Terpadu (Bandung, ITB Press.

Damanhuri, E. and T. Padmi (2019). Pengelolaan sampah terpadu, ITB Press.

Darmasaputra, A. B. and D. Hariani (2019). "IMPLEMENTATION OF REGIONAL REGULATION NUMBER 3 OF 2016 CONCERNING WASTE MANAGEMENT IN BATANG REGENCY (CASE STUDY OF THE FINAL RANDU KUNING TEGALSARI REGENCY IN BATANG REGENCY)." Journal of Public Policy and Management Review 9(1): 205- 219.

Darmasetiawan, M. (2004). "Sampah dan Sistem Pengelolaannya." Jakarta:

Ekamitra Engineering.

Education, G. (2009). "Handbook for Life Cycle Assessment (LCA), Using the GaBi Education Software Package."

Faisal, M. (2014). "Analisis Laju Alir Sampah Dan Emisi Carbon Yang Dihasilkan Kota Banda Aceh." Jurnal Teknik Kimia USU 3(4): 6-11.

Farid, S., & Purba, A. (2020). Perencanaan Pengembangan Aspek Teknis Operasional Dan Finansial Pengelolaan Sampah Kabupaten Mesuji. Jurnal Profesi insinyur Universitas Lampung, 1(2), 1-12.

Fikri, E. (2021). Menilai Dampak Lingkungan Dengan Analisis Daur Hidup (LCA), Pustaka Setia.

Handayani, R. I. (2015). "Pemanfaatan Aplikasi Expert Choice Sebagai Alat Bantu Dalam Pengambilan Keputusan (Studi Kasus: PT. BIT Teknologi Nusantara)." Jurnal Pilar Nusa Mandiri 11(1): 53-59.

Hansono, N. (2012). "Analysis Lifecycle Bioetanol Berbasis Singkong dan Tandan Kosong Kelapa Sawit di Indonesia." Skripsi, Fakultas Teknik, Prodi Teknologi Bioproses, UI.

Mertenat, A., Diener, S., & Zurbrügg, C. (2019). Black Soldier Fly biowaste treatment–Assessment of global warming potential. Waste management, 84, 173-181.

Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 18 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3/PRT/M/2013. Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP- SPP).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, (2012).

(14)

viii

Putri, H. P. (2017). Life cycle assessment (lca) emisi pada proses produksi bahan bakar minyak (bbm) jenis bensin dengan pendekatan metode analytical hierarchy process (ahp), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Rimantho, D., & Tamba, M. (2021). Usulan strategi pengelolaan sampah padat di TPA Burangkeng Bekasi dengan pendekatan SWOT dan AHP. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(2), 383-391.

Saaty, T. L. (2008). "Decision making with the analytic hierarchy process."

International journal of services sciences 1(1): 83-98.

Susiloningtyas, P. (2018). Evaluasi Dan Perencanaan Aspek Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Kabupaten Bantul.

Sugiyono, S. (2015). Metode penelitian pendidikan:(pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta, CV.

Ula, R. A., Prasetya, A., & Haryanto, I. (2021). Life Cycle Assessment (LCA) Pengelolaan Sampah di TPA Gunung Panggung Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Jurnal Teknologi Lingkungan, 22(2), 147-161.

Utina, R. (2009). "Pemanasan global: dampak dan upaya meminimalisasinya."

Jurnal Saintek UNG 3(3).

Wahyono, S. (2016). "Analisis Efektivitas Konsep Pengelolaan Sampah Organik melalui Teknologi Komposting (Studi Kasus di Kota Probolinggo, Jawa Timur)." Jurnal Teknologi Lingkungan 17(1): 37-44.

Referensi

Dokumen terkait