• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI AYO MEMBAYAR ZAKAT SISWA KELAS VI SDN WILAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI AYO MEMBAYAR ZAKAT SISWA KELAS VI SDN WILAS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI AYO MEMBAYAR ZAKAT SISWA KELAS VI SDN WILAS

Dedy Ruwimartin

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : ruwimartin@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan Model Problem Based Learning sebagai langkah konkret untuk meningkatkan hasil belajar Ayo Membayar Zakat karena model ini memunculkan masalah sebagai langkah awal mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru sehingga membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran pun menjadi lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI pada Materi Ayo Membayar Zakat di SDN Wilas.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan satu kali pertemuan dimulai dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, tes tertulis, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan analisis data hasil penelitian bahwa penerapan Model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Materi Ayo Membayar Zakat siswa Kelas VI SD Negeri Wilas pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023, ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum 70%, diperoleh data sebagai berikut: pada pra tindakan ada 6 siswa yang tuntas atau 40,00% ketuntasan klasikal, siklus I ada 11 siswa yang tuntas atau 73,33% ketuntasan klasikal, dan siklus II ada 13 siswa yang tuntas atau 86,67% ketuntasan klasikal.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Hasil Belajar PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Aspek yang biasanya paling dipertimbangkan adalah proses penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No.

20 Tahun 2003/ pasal 3 menyebutkan bahwa “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

(2)

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab”. Dari penjelasan tersebut aspek afektif dan psikomotorik juga menjadi prioritas dalam tujuan pendidikan nasional bukan hanya aspek kognitif. Jadi pendidikan nasional juga bertujuan untuk menyeimbangkan hasil belajar peserta didik di sekolah dengan perilakunya. Jadi tujuan pendidikan di sini ialah kedewasaan baik jasmani maupun rohani.

Tujuan pendidikan dapat dicapai dalam proses pembelajaran yang memuat interaksi edukatif yakni terjadinya proses kegiatan belajar mengajar antara seorang guru dan siswa. Peranan guru tidak hanya sebagai seorang pengajar yang menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi guru juga berperan sebagai pemimpin yang menentukan ke mana kegiatan siswa akan diarahkan. Selain itu guru juga berperan sebagai sumber belajar bagi siswa karena dalam pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi saja akan tetapi guru juga dapat mensimulasikan terkait dengan materi dalam bentuk praktik sebagaimana terdapat dalam materi PAI.

Menurut Marimba (Azis, 2019:3) Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang penting, karena Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diajarkan pada semua tingkat pendidikan dan Agama merupakan kunci sukses seseorang meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 25 November 2022 dapat diketahui bahwa pada saat kegiatan pembelajaran ditemukan permasalahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, yaitu motivasi belajar dan keaktifan siswa juga rendah. Penyebab motivasi dan keaktifan rendah di antaranya adalah metode pembelajaran yang tidak melibatkan keaktifan siswa, misalnya hanya menerapkan metode ceramah. Selain itu pembelajaran kurang menyenangkan dan guru sering tidak menerapkan media dalam pembelajaran.

Hasil dokumentasi menunjukkan bahwa hasil post-test siswa pada Materi Ayo Membayar Zakat di kelas VI SDN Wilas masih ada sebagian siswa yang hasil belajarnya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), di mana rata-rata nilai 60 dengan ketuntasan klasikal 40%. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang disampaikan masih menerapkan metode konvensional yaitu metode ceramah tanpa model,

(3)

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VI SDN Wilas khususnya pada Materi Ayo Membayar Zakat guru lebih berorientasi kepada teacher center, sehingga siswa kelas kelas VI SDN Wilas kurang aktif dalam pembelajaran. Kondisi seperti ini juga belum dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah pada Materi Ayo Membayar Zakat.

Akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berusaha memberikan salah satu solusi yaitu menerapkan Model Problem Based Learning (PBL). Dalam hal ini diharapkan, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya karena ia akan memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar mengenai materi yang sedang dipelajari. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah ini membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok dengan permasalahan yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok. Pembagian kelompok juga dilakukan secara heterogen sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain walaupun bukan per kelompoknya, meningkatkan partisipasi, saling membantu, dan saling bekerjasama dalam berdiskusi memecahkan permasalahan yang mereka dapatkan serta berperan aktif di dalam pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Wilas yang terdiri dari 15 orang, 7 orang laki- laki dan 8 orang perempuan. Obsever dalam penelitian ini terdiri dari dua orang yaitu Kepala Sekolah (observer 1) dan Guru Wali Kelas VI (observer 2). Tempat Peneltian ini dilaksanakan di SDN Wilas yang beralamat di Jalan Lapangan Olahraga Desa Wilas Kecamatan Kelumpang Utara Kabupaten Kotabaru pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2022/2023 tanggal 25 November 2022 sampai dengan 31 Desember 2022.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus I dan dilanjutkan siklus II yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, tes tertulis, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

(4)

HASIL PENELITIAN Siklus I

Hasil observasi Pembelajaran/Aktivitas Siswa pada Siklus I, pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada observasi pembelajaran/aktivitas siswa ditemukan masih belum optimal. Hal tersebut ditunjukkan masih ada beberapa siswa yang belum optimal mengidentifikasi permasalahan, siswa belum maksimal berusaha menanggapi pertanyaan, siswa belum aktif berdiskusi, siswa belum optimal mengembangkan materi untuk mencari solusi, siswa belum optimal menyajikan hasil diskusi, siswa belum optimal memberi tanggapan terhadap kelompok penyaji. Disimpulkan bahwa penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam Materi Ayo Membayar Zakat untuk siklus I masih mencapai 60 % dan dikategorikan cukup baik.

Hasil Observasi Pembelajaran/Aktivitas Guru pada Siklus I, pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada observasi langkah-langkah pembelajaran/aktivitas guru sudah dilaksanakan dengan baik namun belum optimal berjalan karena aktivitas pembelajaran siswa masih terdapat beberapa kekurangan. Disimpulkan bahwa penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan aktivitas guru dalam Materi Ayo Membayar Zakat untuk siklus I sudah mencapai 100 % dan dikategorikan sangat baik.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan siklus I sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) Model Problem Based Learning (PBL) sudah dapat diterapkan dan dapat mengurangi metode ceramah yang digunakan selama ini.

b) Ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari 6 siswa atau 40,00%

menjadi 11 siswa atau 63,33%.

2) Kekurangan

a) Pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Siswa belum optimal mengidentifikasi permasalahan, belum maksimal menanggapi pertanyaan, belum aktif berdiskusi, belum optimal mengembangkan materi untuk mencari solusi, belum optimal menyajikan hasil diskusi dan belum optimal memberi tanggapan terhadap kelompok penyaji.

b) Sekalipun ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum siklus dengan setelah siklus I, namun belum mencapai ketuntasan

(5)

3) Faktor Yang Menyebabkan

a) Siswa tidak mengerti cara mengidentifikasi masalah.

b) Siswa tidak percaya diri, malu dan takut salah.

c) Siswa tidak mengerti apa yang harus dilakukan d) Siswa malas berpikir

e) Siswa tidak banyak memiliki memiliki pengetahuan tentang materi 4) Alasan Tindakan Perbaikan

a) Karena penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada siklus I belum maksimal meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b) Karena ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal belum mencapai ketuntasan 85 %.

Berdasarkan catatan yang didapati dari kedua observer di atas, peneliti akan memperbaiki segala peramasalan atau kekurangan yang ada. Untuk itu, peneliti akan melanjutkan melaksanakan siklus II dengan tetap menerapkan Model Problem Based Learning (PBL).

Ketuntasan tes hasil belajar siswa yang di peroleh dari penialaian akhir siklus I pada Materi Ayo Membayar Zakat, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa telah meningkat daripada sebelumnya, yaitu 60,00 pada pra tindakan menjadi 72,67 pada siklus I. Dari 15 siswa, 6 siswa pada pra tindakan meningkat menjadi 11 siswa pada siklus I yang telah mencapai KKM 70 dan dikategorikan tuntas dalam belajar, berarti bertambah 5 siswa dari pembelajaran pra tindakan. Ketuntasan klasikal juga telah meningkat dari 40,00% pada pra tindakan menjadi 63,33% pada siklus I, akan tetapi belum juga mencapai KKM 85% yang telah ditetapkan. Untuk itu, penelitian akan dilanjutkan melalui siklus II dengan tetap menerapkan Model Problem Based Learning (PBL).

Siklus II

Hasil observasi Pembelajaran/Aktivitas Siswa Siklus II, pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada observasi pembelajaran/aktivitas siswa sudah dapat dikatakan optimal walaupun masih terdapat dua buah permasalahan atau kekurangan. Hal tersebut ditunjukkan masih ada beberapa siswa belum optimal mengembangkan materi untuk mencari solusi dan siswa belum optimal memberi tanggapan terhadap kelompok penyaji. Disimpulkan bahwa penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam Materi Ayo Membayar Zakat untuk siklus II sudah mencapai 86,67% dan dikategorikan sangat baik.

(6)

Hasil Observasi Pembelajaran/Aktivitas Guru pada Siklus II, Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada observasi langkah-langkah pembelajaran/aktivitas guru sudah dilaksanakan dengan baik dan optimal. Disimpulkan bahwa penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan aktivitas guru dalam Materi Ayo Membayar Zakat untuk siklus II sudah mencapai 100% dan dikategorikan baik.

Ketuntasan tes hasil belajar siswa yang di peroleh dari penialaian akhir siklus II pada Materi Ayo Membayar Zakat, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa telah meningkat daripada sebelumnya, yaitu 72,67 pada siklus I menjadi 83,33 pada siklus II. Dari 15 siswa, 11 siswa pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa pada siklus II yang telah mencapai KKM 70 dan dikategorikan tuntas dalam belajar, bertambah 2 siswa dari pembelajaran Siklus I.

Ketuntasan klasikal juga telah meningkat dari 63,33% pada Siklus I menjadi 86,67% pada siklus II, berarti telah mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan.

Untuk itu, penelitian ini dihentikan sampai siklus II.

A. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Guru dalam Menerapkan Model Problem Based Learning (PBL)

Pelaksanaan pembelajaran pratindakan menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab seperti yang sering digunakan guru dalam menyapaikan materi. Sehingga pelaksanaannya kurang membuat siswa aktif dalam belajar. Siswa lebih banyak menunggu penjelasan dari guru daripada menemukan sendiri materi pembelajaran. Akibatnya, hasil belajar siswa belum mencapai KKM 70% dan ketuntasan klasikal 85%. Setelah diterapkan Model Problem Based Learning (PBL), pada siklus I pelaksanaannya belum dapat diterapkan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengerti cara mengidentifikasi masalah; tidak percaya diri, malu dan takut salah; tidak mengerti apa yang harus dilakukan; siswa malas berpikir; siswa tidak banyak memiliki pengetahuan tentang materi. Sehingga masih banyak siswa yang tidak aktif atau diam.

Berdasarkan pengamatan pada siklus II, secara umum terlihat aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan, hal ini dapat diketahui bahwa guru tidak lagi mengulang kesalahan pada siklus I. Guru telah melakukan refleksi pada pembelajaran siklus I, dan memperbaiki segala permasalahan atau kekurangan yang ada. Walaupun telah terlaksana dengan baik, namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu siswa belum optimal mengembangkan materi untuk mencari solusi dan memberi tanggapan terhadap

(7)

Keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran ditandai dengan meningkatnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Sebelum diterapkan Model Problem Based Learning (PBL), Dari 15 orang siswa rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai KKM sebesar 70% dan ketuntasan klasikal 85%, dengan nilai rata-rata hasil belajar hanya 60,00 dan baru 6 orang siswa saja yang tuntas dalam belajar serta hanya mencapai 40% ketuntasan klasikal. Setelah diterapkan Model Problem Based Learning (PBL) siklus I, rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 72,67 dan 11 siswa yang tuntas belajar dengan KKM 70% serta masih mencapai 73,33% ketuntasan klasikal jadi belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 85%. Dengan adanya beberapa perbaikan, pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar secara signifikan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rata-rata hasil belajar menjadi 83,33 dan 13 orang siswa yang tuntas belajar serta ketuntasan klasikal 86,67%, sehingga sudah mencapai hasil yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini dihentikan pada siklus II.

B. Peningkatan Hasil Belajar Materi Ayo Membayar Zakat

Berdasarkan hasil tes siswa belajar pada akhir pembelajaran setiap pertemuan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1.

Hasil Belajar Siswa

No Pertemuan Rata-rata Ketuntasan Klasikal

1 Pra Tindakan 60,00 40,00 %

2 Siklus I 72,67 73,33 %

3 Siklus II 83,33 86,67%

Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar hasil belajar Materi Ayo Membayar Zakat siswa secara klasikal, maka diberikan grafik berikut:

Gambar 1. Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

1 2 3

40.00

73.33

86.67

(8)

Dari tabel dan grafik di atas, dapat dilihat perbedaan hasil belajar Materi Ayo Membayar Zakat siswa Kelas VI SDN Wilas sebelum dengan setelah menerapkan Model Problem Based Learning (PBL). Ketuntasan klasikal terus naik setelah diterapkan Model Problem Based Learning (PBL) pada siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus II, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil Materi Ayo Membayar Zakat siswa, dan ketuntasan klasikal telah mencapai target yang diinginkan.

KESIMPULAN

Sesuai dengan hasil analisis dan pembahasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran berbasis masalah tersebut berciri khas memecahkan masalah-masalah pada kehidupan nyata dan menekankan kepada aktivitas penyelidikan dalam memecahkan masalah. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) sebagai langkah konkret yang untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karena model ini memunculkan masalah sebagai langkah awal mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru sehinga membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran pun menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Materi Ayo Membayar Zakat siswa Kelas VI SD Negeri Wilas pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Dari analisis ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 70 %, diperoleh data sebagai berikut: pada pra tindakan ada 6 siswa yang tuntas atau 40,00%

ketuntasan klasikal, siklus I ada 11 siswa yang tuntas atau 73,33% ketuntasan klasikal, dan siklus II ada 13 siswa yang tuntas atau 86,67%, ini berarti telah melampaui ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85% dan dinyatakan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Jakarta:

Kencana.

Ariani, Desi, dkk. Penerapan Model Based Learning Berbantu Kartu Domino Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD. Didaktika Dwija Indria. Volume 6 No.8:136-150.

Asrori, Muhammad. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Wacana Prima.

Azis, A. Rosmiyati. 2019. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sibuku.

(9)

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasanah, Uswatun, dkk. 2019. Psikologi Pendidikan. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.

Jasiah. 2006. Pengantar Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Byakta Cendikia.

Jasiah. 2009. Ilmu Pendidikan. Banjarmasin: Antasari Press.

Jasiah. Relasi Filsafat dan Teori Pendidikan. Harati: Jurnal Sosial Budaya, Ekonomi, dan Politik, volume 04 No. 08. 2013 : 81-180

Muniasari. 2008. Kiat Jitu Belajar Bermutu. Jakarta : PT. Perca.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta : Kencana.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Syachtiyani, Wulan Rahayu. Analisis Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Di Masa Pandemi Covid-19. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan, volume 2 2021: 93.

Zaini, Hisyam. dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Referensi

Dokumen terkait

Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini,

Jakarta Soekarno-Hatta International Airport is the biggest and the busiest airport in Indonesia. Seeing the condition of this airport as a concern, new airport in

[r]

Sesuai dengan pernyataan Mandey (2009) di dalam penelitiannya bahwa gaya hidup merupakan bagian dari perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi tindakan konsumsi dalam

Setelah dilakukan penelitian tentang efektivitas terapi kombinasi jus bayam dan tomat terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia, diketahui

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri

Gambaran anak Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan anak adalah setiap anak Indonesia hidup dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan yang sehat

Penelitian ini dilakukan di perumahan Dusun Parimono Desa PlandiKecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan pengujian bakteri Escherichia coli pada air PDAM siap minum