Pelatihan
Orientasi Parameter Kesetaraan Gender
Komnas Perempuan-Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak
26 Juni 2012
Konstitusi dan Konvensi Penghapusan S
egala
Bebas dari Diskriminasi = HAM
Hak untuk bebas dari
diskriminasi dijamin
Ide Konstitusionalisme
1
Doktrin kebebasan sebagai hak manusia yang tak hanya asasi akan tetapi juga kodrati, juga bukan hak hasil pemberian para penguasaHak Asasi Manusia dan Hak
Konstitusionalisme
Hak Asasi Manusia
adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena HAM telah tercantum dalam UUD NRI 1945 maka menjadi hak konstitusional setiap warga negara atau “constitutional rights”.
Hak Konstitusional adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Analisis Non-Diskriminasi
Memahami analisis non-diskriminasi untuk memastikan
pemenuhan hak warga negara
Prinsip CEDAW
Non diskriminasi
Kesetaraan substantif
C. Kewajiban Negara
'prisma' hak asasi perempuan, yang menjadi lensa untuk
memeriksa dan mengoreksi segala bentuk
A. Prinsip non diskriminasi
Pasal 1 Konvensi Cedaw memberikan makna yg komprehensif ttg
diskriminasi
Diskriminasi terhadap perempuan berarti “setiap pembedaan,
pengucilan, atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan, atau penggunaan
hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya bagi
Pengurangan atau penghapusan tersebut
mungkin terkait dengan:
1) Pengakuan: pernyataan (
acknowledgement
)
2) Penikmatan: pengaturan struktutal
Pengurangan atau Penghapusan
tersebut terjadi karena:
Ideologi
: Alasan, seperti
gender
, ras, suku bangsa, agama,
afiliasi politik, dan lain-lain.
Aksi:
Tindakan yang secara langsung ataupun tidak langsung
Lanjutan….
Itikad
: Dengan ataupun tanpa niat atau tujuan aksi
Akibat:
Hambatan yang dimaksud adalah dalam hal
Klasifikasi Diskriminasi
2.
Diskriminasi sebagai tindakan;
3.
Diskriminasi sebagai maksud/tujuan;
-Diskriminasi Langsung
-
Diskriminasi Tidak Langsung
1. Diskriminasi Sebagai Tindakan
Pembedaan; Yang dimaksud sebagai tindakan membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan sebagai
suatu bentuk diskriminasi di sini adalah pembedaan sebagai akibat dari pandangan yang menganggap laki-laki dan perempuan tidak setara
Pembatasan;
Pembatasan adalah suatu tindakan untuk untuk mengurangi dan membatasi penggunaan mengurangi dan membatasi penggunaan atau penikmatan atas hak-hak yang diakui
atau penikmatan atas hak-hak yang diakui. Sebagai contoh pembatasan jam kerja, .
pembatasan gerak, atau pengenaan syarat untuk memperoleh ijin dari wali atau suami bagi perempuan yang akan bekerja
Pengucilan
Pengucilan adalah pengingkaran atas hak-hak dan kebebasan perempuan
Contoh Diskriminasi Sebagai Tindakan Dalam Kebijakan Daerah
Pencegahan Perkosaan dan Pelecehan Seks
Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 10 Tahun 2003 tentang
Pencegahan Maksiat
Pasal 6 : Setiap perempuan dilarang berjalan sendirian atau berada di luar perempuan dilarang berjalan sendirian atau berada di luar
rumah tanpa ditemani muhrimnya pada selang waktu pukul 24.00 sampai
rumah tanpa ditemani muhrimnya pada selang waktu pukul 24.00 sampai
dengan pukul 04.00
dengan pukul 04.00 kecuali dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan (Pembatasan)
Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu No. 4 Tahun 2001 tentang
Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu Nomor 7 Tahun tentang Prostitusi
2. Diskriminasi Sebagai Maksud/Tujuan
Diskriminasi langsungDiskriminasi dapat terjadi akibat suatu tindakan yang diniatkandiniatkan oleh pelakunya yang
disebut sebagai tindakan untuk menimbulkan akibat terdiskriminasinya seseorang atau sekelompok orang;
Diskriminasi tidak langsung terjadi dalam suatu kondisi netralkondisi netral yang membawa dampak diskriminatif
meskipun dampak tersebut tidak diniatkan.
Contoh diskriminasi tidak langsung terjadi sebagai dampak dari suatu tindakan atau posisi tidak bertindak yang
mengasumsikan bahwa antara laki-laki dan perempuan itu tidak setara, dengan standar yang melemahkan dan menghilangkan hak-hak perempuan atau akses untuk memperoleh kesempatan yang sama dengan laki-laki.
Contoh Diskriminasi Sebagai Maksud/Tujuan Dalam
Kebijakan Daerah
Diskriminasi Langsung
Peraturan Desa Muslim Padang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba No. 05 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Hukum Cambuk
Dilarang wanitabepergian dengan laki-laki yang bukan muhrimnya kecuali ada bepergian dengan laki-laki yang bukan muhrimnya kecuali ada
izin dari oarng tua atau wali
izin dari oarng tua atau wali
Diskriminasi Tidak Langsung
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Penertiban Pelacuran di Daerah Kota Kupang
Pasal 4
(2) Setiap orang yang tingkah lakunyaSetiap orang yang tingkah lakunya teridentifikasi sebagai pelacur, tidak sebagai pelacur, tidak diperbolehkan untuk menghuni ataupun menggunakan rumah bordil, hotel,
diperbolehkan untuk menghuni ataupun menggunakan rumah bordil, hotel,
losmen……
3. Diskriminasi Sebagai Akibat
Untuk mengangkat persoalan diskriminasi ini, perlakuan yang berbeda, pembatasan atau pengucilan tidak hanya dibatasi oleh asumsi jender tentang perempuan namun juga harus menunjuk kepada akibat dari upaya-upaya pengurangan dan penghapusanakibat dari upaya-upaya pengurangan dan penghapusan
atas pengakuan, penikmatan dan penggunaan hak-hak asasi manusia.
Pengurangan ini terjadi bilamana suatu kualifikasi atau persyaratan dilekatkan pada kualifikasi atau persyaratan dilekatkan pada
suatu hak
suatu hak, sehingga pada akhirnya terjadi pembatasan atau penyurutan pengakuan atas hak tersebut atau kemampuan untuk mempertahankannya, sedangkan
penghapusan adalah suatu keadaan dimana terjadi pembatalan secara totalpembatalan secara total atas
Contoh Diskriminasi Sebagai Akibat Dalam
Kebijakan Daerah
Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor 421.2/Kep.326 A/Sos/2001 tentang
Persyaratan Memasuki Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Tasikmalaya
Bagi anak-anak yang beragama Islam yang telah lulus pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI atau yang sederajat yang akan melanjutkan se Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/MTs atau yang sederajat) diharuskan sudah memiliki sertifikat /
STTB/ Ijazah Madrasah Diniyah dan Awaliyah) (Pengurangan Hak)
Surat Edaran Bupati Tasikmalaya Nomor 451/SE/04/Sos/2001 tentang
Upaya Peningkatan Kualitas Keimanan dan Ketakwaan
Tindakan Affirmasi
Mengoreksi ketidakberuntungan yang dialami perempuan pada saat ini
(contemporary) atau yang sudah lama berlangsung (historic)
Tindakan affirmasi merupakan sarana/cara yang dapat dan harus digunakan
untuk mengatasi masalah ketidakberuntungan perempuan. Hukum
internasional mengakui adanya ”diskriminasi korektif” atau ”diskriminasi penyeimbang” seperti itu.
Walaupun istilah diskriminasi positif biasa dipakai untuk menyebutkan
B. Prinsip Kesetaraan
Ada 3 pendekatan tentang Kesetaraan
2.
Pendekatan Proteksionis
3.Pendekatan Persamaan
1. Pendekatan Konvensional
'proteksionis
Pendekatan yang tradisional dan yang paling umum “seolah melindungi
padahal mendiskriminasi” Tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan terhadap perempuan namun di saat yang sama justru mempersalahkan perempuan dan mengabaikan akar persoalan.
Contoh: larangan perempuan keluar malam, dengan alasan melindungi
perempuan dari kekerasan seksual namun abai terhadap kebutuhan perempuan terhadap hak atas rasa aman di ruang publik.
Pendekatan ini mengatasnamakan perlindungan untuk tindakan yang
2. Pendekatan formal atau pendekatan
kesamaan (sameness)
•
memperlakukan perempuan sama dengan laki-laki.
•Pendekatan ini percaya bahwa setiap pengakuan atas
perbedaan gender dalam hukum berarti pengakuan terhadap
adanya stereotip negatif yang dilekatkan kepada perempuan
yang memperkuat posisi subordinasi mereka terhadap
laki-laki.
•
Tujuan utama yang ingin dicapai adalah "
perlakuan yang
Lanjutan..
Karena perempuan dan laki-laki dianggap sama, legislasi yang
memperlakukan perempuan berbeda dianggap melanggar prinsip kesetaraan.
Dengan demikian, hukum harus netral gender dan aturan harus
didasarkan pada "satu standar.“
Namun, pendekatan ini memiliki kekurangan karena tidak
Lanjutan..
•
tujuan memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama,
pendekatan ini menyuburkan "buta gender – gender
blindness" yang akan memperkuat standar dominan yang
hanya didasarkan pada pengalaman dan kepentingan laki-laki
•
pendekatan ini bukan pada pengakuan atas perbedaan, tetapi
3. Kesetaraan Substantif
Korektif
menerima perbedaan tersebut dan memperkuatnya dengan
pemberian perlakuan yang berbeda-beda
berfokus pada asumsi-asumsi di balik pembedaan tersebut
serta dampaknya terhadap perempuan,
membantu mengidentifikasi dan mengoreksi
ketidakberuntungan akibat perbedaan
pendekatan 'korektif' atau
model kesetaraan substantif
CEDAW mengadopsi model kesetaraan
substantif.
Tujuan kesetaraan menurut CEDAW adalah
•
menghasilkan keluaran untuk memastikan persamaan
kesempatan (hukum, kebijakan, program), kesetaraan dalam
akses, dan kesetaraan dalam memperoleh manfaat nyata/riil.
•
Konvensi mewajibkan setiap negara untuk memastikan
dicapainya persamaan dalam hasil (equality of outcomes), dan
dengan demikian, memberikan kewajiban kepada negara
C. Prinsip Tanggung Jawab Negara
Lebih dari sekedar kepastian konstitusional, pelaksanaan
program, kebijakan dan inisiatif yang meliputi tindakan
publik dan privat dalam setiap bidang.
Lebih penting lagi, dalam tanggung jawab negara
Tanggung Jawab Negara
Kewajiban yang bersumber dari ratifikasi hukum internasional hak asasi
manusia
Tidak tergantung pada sistem politik, apakah struktur pemerintahan
federal atau suatu negara kesatuan
Merupakan suatu kewajiban yang diemban oleh negara sebagai suatu
kesatuan untuk meningkatkan pemenuhan harapan yang absah (legitimate expectation) bagi terpenuhinya hak asasi manusia dalam wilayah
yurisdiksinya
Negara-negara Pihak diwajibkan untuk menyampaikan laporan periodik
Kewajiban setiap Negara
Memahami dan mempunyai pengetahuan mengenai kekerasan
PASAL 1 : Definisi tentang Diskriminasi
PASAL 2 : Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan untuk menghapuskan Diskriminasi.
PASAL 3 : Penghapusan diskriminasi thd perempuan di berbagai bidang
PASAL 4 : Tindakan Afirmasi
PASAL 5 : Nilai-nilai sosial budaya yang non diskriminatif PASAL 6 : Penghapusan trafiking dan eksploitasi prostitusi
perempuan
PASAL 7 : Kehidupan politik dan publik yg non diskriminatif PASAL 8 : Partisipasi internasional yg sama antara laki-laki & perempuan
PASAL 9 : Kewarganegaraan
PASAL 10 : Pendidikan yg non diskriminatif
PASAL 11 : Ketenagakerjaan yg non diskriminatif PASAL 12 : Kesehatan yg non diskriminatif
PASAL 13 : Bidang sosial ekonomi yg non diskriminatif PASAL 14 : Penghapusan diskriminasi thd perempuan
perdesaan
PASAL 15 : Persamaan dalam hukum
PASAL 16 : Penghapusan diskriminasi terhadap perempuan dalam perkawinan
Lingkup dan Cakupan Konvensi
CEDAW
menerapkan kerangka dasarnya pada 12 bidang diskriminasi
gender yang dijabarkan dalam Pasal 5 sampai 16.
12 bidang ini merupakan beberapa bidang yang dominan dan
bukan merupakan cakupan menyeluruh Konvensi
Rekomendasi Umum Komite CEDAW merupakan bagian
1. Kesetaraan Sosial
(Pasal 5 CEDAW, Rekomendasi Umum 19, dan
Rekomendasi Umum 3)
Pasal 5:
•
Mengharuskan dihapuskannya perilaku atau praktek-praktek yang
didasarkan pada subordinasi perempuan/stereotip gender.
•
Mewajibkan negara mengubah stereotip sosial budaya, norma,
praktek dan kebiasaan yang diskriminatif, termasuk dalam
keluarga
•
Memperluas tanggungjawab bersama pengasuhan anak antara
REKOMENDASI UMUM 19:
Mendorong penghapusan hal-hal yang akan mengekalkan subordinasi
perempuan, meliputi antara lain sikap, prasangka, dan praktek tradisional yang membenarkan kekerasan berbasis gender seperti kekerasan dalam rumah tangga, perkawinan paksa, kematian sebagai mas kawin (dowry deaths), sunat perempuan, dll, tidak hanya di dalam rumah dan di masyarakat, tetapi juga dalam semua bidang kehidupan.
REKOMENDASI UMUM 3:
Merekomendasikan adopsi program pendidikan dan informasi publik
untuk mencapai kesetaraan sosial (social equality).
2. Kewajiban negara
(PASAL 6 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)
Pasal 6:
Mewajibkan setiap negara untuk memberantas eksploitasi prostitusi
perempuan.
REKOMENDASI UMUM 19:
Mendisain langkah-langkah yang spesifik gender dalam mengatasi
kondisi yang menambah kerentanan perempuan, diperlukan
3. Kehidupan Politik dan Publik
(Pasal 7 CEDAW, Rekomendasi Umum 23)
Pasal 7:
Untuk memilih dan dipilih dan berkompetisi dalam pemilihan di
lembaga-lembaga publik, dan menduduki jabatan publik;
Membuat keputusan dan melaksanakannya; dan
Berpartisipasi dalam organisasi non-pemerintah atau asosiasi-asosiasi
REKOMENDASI UMUM 23
Mengubah sikap-sikap yang diskriminatif;
Menempatkan perempuan dalam jabatan senior pembuatan keputusan; Mewujudkan keseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan dalam
posisi-posisi yang didasarkan pada pemilihan;
Meminta pendapat perempuan dalam berbagai isu;
Mendorong partai politik, serikat dagang, organisasi non pemerintah, dll.
untuk menganut prinsip kesetaraan dalam kesempatan;
Melaksanakan tindakan-tindakan khusus sementara untuk memastikan
penikmatan hak partisipasi perempuan dalam kehidupan publik;
Mencermati sikap budaya dan sosial dan mendorong perempuan untuk
4. Partisipasi dan Perwakilan Internasional
(Pasal 8 CEDAW, Rekomendasi Umum 8, 23)
Pasal 8:
Memastikan adanya kesempatan yang sama bagi perempuan untuk mewakili negara
di tingkat internasional dan bekerja dalam organisasi-organisasi internasional.
Memperluas partisipasi dan perwakilan perempuan dari arena lokal dan nasional ke
arena internasional.
REKOMENDASI UMUM 8:
Segera melaksanakan dan menggunakan 'tindakan khusus sementara' yang secara
kusus direkomendasikan untuk meningkatkan perwakilan perempuan. [Ayat 43] REKOMENDASI UMUM 23:
Tindakan Khusus Sementara dirancang untuk memastikan terwujudnya
5.
Kewarganegaraan (Pasal 9 CEDAW, Rekomendasi Umum 21)Pasal 9:
Memastikan perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki
untuk memperoleh, mengubah atau mempertahankan kewarganegaraannya.
Menjamin bahwa perkawinan dengan orang asing maupun perubahan
kewarganegaraan oleh suami selama perkawinan tidak secara otomatis mengubah kewarganegaraan isteri, menjadikannya tidak
berkewarganegaraan atau memaksakan kewarganegaraan suaminya kepadanya.
Memastikan perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki
REKOMENDASI UMUM 21:
Kewarganegaraan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat
berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Tanpa status sebagai warga negara atau penduduk, perempuan tidak berhak untuk memiliki hak pilih atau memiliki jabatan publik dan tidak berhak memperoleh akses terhadap berbagai layanan publik dan memilih tempat tinggal.
Kewarganegaraan harus dapat diubah oleh seorang perempuan dewasa dan tidak bisa dicabut dengan sewenang-wenang karena pernikahan atau perceraian atau karena suami atau ayahnya merubah
6. Pendidikan
(Pasal 10 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)
• Menciptakan kondisi yang sama untuk bimbingan karir dan pekerjaan terkait
melalui akses dan capaian pada semua tingkatan pendidikan;
• Menciptakan akses yang sama untuk memperoleh pendidikan di semua
tingkatan, standar pendidikan yang sama, infrastruktur pendidikan, program untuk melanjutkan pendidikan dan informasi pendidikan khusus tentang
kesehatan dan keluarga berencana;
• Menghapus stereotip gender dalam pendidikan dan mengurangi angka
putus-sekolah siswa perempuan; dan
• Menciptakan kesempatan yang sama untuk memperoleh beasiswa, hibah
REKOMENDASI UMUM 19:
Merekomendasikan agar pendidikan dan informasi publik
7. Pekerjaan
(Pasal 11 CEDAW, Rekomendasi Umum 13,16,19)
• Hak bekerja, kebebasan memilih profesi dan kesempatan kerja yang sama;
• Hak untuk memperoleh upah, tunjangan dan kondisi pelayanan yang sama;
• Hak atas jaminan sosial, perlindungan kesehatan dan kondisi kerja yang aman, termasuk perlindungan fungsi reproduksi perempuan dengan memberikan cuti hamil dengan tetap menerima bayaran dan tunjangan lainnya; dan
• Mencegah terjadinya diskriminasi terhadap perempuan berkaitan dengan status perkawinan dan kehamilan, dan pada saat yang sama menciptakan model kesetaraan substantif untuk meningkatkan layanan kehamilan di tempat kerja.
REKOMENDASI UMUM 13,16,19
REKOMENDASI UMUM 13
• Merekomendasikan ratifikasi Konvensi ILO No. 100 untuk melaksanakan prinsip upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
REKOMENDASI UMUM 16
• Negara wajib mengambil langkah-langkah untuk memastikan diberikannya jaminan sosial
dan tunjangan sosial bagi perempuan yang bekerja di perusahaan keluarga.
REKOMENDASI UMUM 19
• Rekomendasi ini mendefinisikan pelecehan seksual sebagai salah satu bentuk diskriminasi
gender di tempat kerja dan menganggap bahwa hal tersebut membatasi kesetaraan bagi perempuan dalam pekerjaan. Secara khusus diberikan rekomendasi untuk diberikannya pelatihan, kesempatan kerja dan pemantauan kondisi pekerja rumah tangga untuk
8. Perawatan Kesehatan
(Pasal 12, Rekomendasi Umum 14,15,19,24)
Pasal 12:
• Menghapus diskriminasi terhadap perempuan untuk memperoleh layanan kesehatan dan pelayanan
kesehatan lain yang spesifik gender seperti yang terkait dengan kehamilan dan layanan pasca
melahirkan. Beberapa konteks yang penting dalam Rekomendasi Umum yang berdampak terhadap kesehatan perempuan disebutkan di bawah ini.
REKOMENDASI UMUM 14
• Direkomendasikan beberapa langkah yang perlu diambil untuk menghapus sunat perempuan,
seperti monitoring dan pengumpulan data; diseminasi data untuk merubah sikap; mendukung usaha organisasi perempuan, pendidikan umum; kebijakan kesehatan yang sesuai dan kerjasama dengan lembaga/badan PBB.
REKOMENDASI UMUM 15
• Sebagai antisipasi terhadap resiko dan dampak AIDS, terutama bagi perempuan dan anak-anak,
direkomendasikan adanya program untuk memerangi AIDS yang menintegrasikan hak dan
REKOMENDASI UMUM 19
• Rekomendasi ini menyatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan secara umum
akan membawa resiko bagi kesehatan dan kehidupan mereka . [Ayat 19,20,24(m)]
REKOMENDASI UMUM 24
• Hubungan kekuasaan yang tidak setara yang berdasarkan gender dan berbagai
praktek tradisional yang berbahaya seperti mutilasi alat kelamin perempuan,
poligami dan perkosaan dalam perkawinan menyebabkan perempuan rentan terhadap AIDS Negara diminta memastikan hak perempuan untuk mendapat informasi
• kesehatan seksual, pendidikan dan layanan (termasuk bagi penduduk ilegal
9. Kehidupan Ekonomi dan Sosial
(Pasal 13 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)•
Perlu dipastikan kesetaraan di bidang sosial dan ekonomi, di
dalam dan di luar keluarga
•
Kesetaraan dalam kehidupan ekonomi dan sosial meliputi:
3.
Tunjangan keluarga;
4.Kredit keuangan; dan
REKOMENDASI UMUM 19
Negara wajib mengambil langkah-langkah dalam hal-hal yang memerlukan
perhatian sebagai berikut:
Partisipasi dalam aktifitas kemasyarakatan, dalam perencanaan dan
implementasi program pembangunan sehingga kebutuhan perempuan terintegrasi dalam semua aspek pembangunan; dan
Akses pada fasilitas kesehatan, pendidikan, pelatihan, kondisi hidup yang
10. Perempuan Pedesaan
(Pasal 14 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)
Kekhususan konteks dimana mereka hidup sangat menentukan status dan tingkat
kerentanan perempuan
Agar negara membuat peraturan-peraturan yang tepat untuk menghapus disktiminasi
terhadap wanita di daerah pedesaan, dan menjamin bahwa mereka ikut serta dalam dan mengecap manfaat dari pembangunan pedesaan atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan
REKOMENDASI UMUM 19
Perempuan pedesaan hidup dengan resiko kekerasan berbasis gender yang khusus karena
adanya sikap-sikap tradisional dan keterpaksaan melakukan migrasi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.
Dengan demikian sangat diperlukan akses untuk mendapat layanan bagi para korban
11. Persamaan Di Hadapan Hukum
(Pasal 15 CEDAW, Rekomendasi Umum 21)
Pasal 15:
Perlunya persamaan di hadapan hukum dalam urusan sipil,
prosedur, maupun pembuatan kontrak, dan melarang dibatasinya
kecakapan hukum perempuan (misalnya hak yang sama untuk
REKOMENDASI UMUM 21
Pembatasan bagi perempuan untuk menandatangani
kontrak, akses pada kredit keuangan, menganggap kesaksian
perempuan kurang bernilai, atau pilihan domisili, semuanya
merupakan pengingkaran hak atas kesetaraan. Pembatasan,
penghapusan atau menyebabkan kapasitas perempuan
12. Hukum Perkawinan dan Keluarga
(Pasal 16 CEDAW, Rekomendasi Umum 19, 21)
Pasal ini menyorot diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam
unit utama ranah privat – yaitu keluarga
Hak-hak sebelum memasuki jenjang perkawinan, selama
Hak-hak selama perkawinan dan bila terjadi
perceraian
Rekomendasi Umum 19,21 meliputi
hal-hal:
Hak reproduksi, penentuan jumlah anak, dan jarak kelahiran, hak dan
tanggung jawab yang sama berkaitan dengan status perkawinan, hak yang sama dalam adopsi anak, pengasuhan dan hal-hal sejenis.
Kebebasan pribadi – hak yang sama dalam memilih nama keluarga, profesi,
REKOMENDASI UMUM 19
• Mewajibkan sterilisasi dan aborsi merupakan pelanggaran hak perempuan untuk
memutuskan jumlah dan jarak kelahiran. [Ayat 22]
• Kekerasan terhadap perempuan dalam keluarga mengurangi hak mereka untuk
berpartisipasi dalam kehidupan keluarga dan kehidupan publik. [Ayat 23]
• Penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga dilakukan melalui langkah-langkah
REKOMENDASI UMUM 21
• Hukum dan tradisi yang memberi hak kepada laki-laki untuk memperoleh harta
benda lebih banyak (melalui waris, pemutusan perkawinan atau hubungan de-facto) adalah tindakan diskriminatif.
• Negara harus mengakui dan memfasilitasi pemberian hak yang sama untuk
memiliki, menjual atau memperoleh keuntungan dari harta benda yang dikumpulkan dan dimiliki selama perkawinan atau hubungan de-facto.
• Mengenai pembagian harta benda, sumbangan finansial dan non-finansial harus
13. Kekerasan Berbasis Gender
(Rekomendasi Umum 19)
Walaupun tidak terdapat pasal khusus dalam Konvensi mengenai kekerasan
terhadap perempuan, Rekomendasi Umum 19 menyatakan kekerasan terhadap perempuan sebagai bentuk diskriminasi gender yang berkaitan dengan berbagai ketentuan substantif Konvensi.
Rekomendasi ini mendefinisikan kekerasan berbasis gender sebagai tindakan
Tantangan
Mentransformasikan CEDAW
sebagai dokumen legal