• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM PEMBENTUKAN PERUNDANG-UNDANGAN 9401584824. 9401584824

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM PEMBENTUKAN PERUNDANG-UNDANGAN 9401584824. 9401584824"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan

Orientasi Parameter Kesetaraan Gender

Komnas Perempuan-Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak

26 Juni 2012

Konstitusi dan Konvensi Penghapusan S

egala

(2)

Bebas dari Diskriminasi = HAM

Hak untuk bebas dari

diskriminasi dijamin

(3)

Ide Konstitusionalisme

1

Doktrin kebebasan sebagai hak manusia yang tak hanya asasi akan tetapi juga kodrati, juga bukan hak hasil pemberian para penguasa
(4)
(5)
(6)

Hak Asasi Manusia dan Hak

Konstitusionalisme

Hak Asasi Manusia

adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena HAM telah tercantum dalam UUD NRI 1945 maka menjadi hak konstitusional setiap warga negara atau “constitutional rights”.

Hak Konstitusional adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

(7)
(8)

Analisis Non-Diskriminasi

Memahami analisis non-diskriminasi untuk memastikan

pemenuhan hak warga negara

(9)

Prinsip CEDAW

Non diskriminasi

Kesetaraan substantif

C. Kewajiban Negara

'prisma' hak asasi perempuan, yang menjadi lensa untuk

memeriksa dan mengoreksi segala bentuk

(10)

A. Prinsip non diskriminasi

Pasal 1 Konvensi Cedaw memberikan makna yg komprehensif ttg

diskriminasi

Diskriminasi terhadap perempuan berarti “setiap pembedaan,

pengucilan, atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan, atau penggunaan

hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya bagi

(11)

Pengurangan atau penghapusan tersebut

mungkin terkait dengan:

1) Pengakuan: pernyataan (

acknowledgement

)

2) Penikmatan: pengaturan struktutal

(12)

Pengurangan atau Penghapusan

tersebut terjadi karena:

Ideologi

: Alasan, seperti

gender

, ras, suku bangsa, agama,

afiliasi politik, dan lain-lain.

Aksi:

Tindakan yang secara langsung ataupun tidak langsung

(13)

Lanjutan….

Itikad

: Dengan ataupun tanpa niat atau tujuan aksi

Akibat:

Hambatan yang dimaksud adalah dalam hal

(14)

Klasifikasi Diskriminasi

2.

Diskriminasi sebagai tindakan;

3.

Diskriminasi sebagai maksud/tujuan;

-

Diskriminasi Langsung

-

Diskriminasi Tidak Langsung

(15)

1. Diskriminasi Sebagai Tindakan

Pembedaan;

Yang dimaksud sebagai tindakan membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan sebagai

suatu bentuk diskriminasi di sini adalah pembedaan sebagai akibat dari pandangan yang menganggap laki-laki dan perempuan tidak setara

Pembatasan;

Pembatasan adalah suatu tindakan untuk untuk mengurangi dan membatasi penggunaan mengurangi dan membatasi penggunaan atau penikmatan atas hak-hak yang diakui

atau penikmatan atas hak-hak yang diakui. Sebagai contoh pembatasan jam kerja, .

pembatasan gerak, atau pengenaan syarat untuk memperoleh ijin dari wali atau suami bagi perempuan yang akan bekerja

Pengucilan

Pengucilan adalah pengingkaran atas hak-hak dan kebebasan perempuan

(16)

Contoh Diskriminasi Sebagai Tindakan Dalam Kebijakan Daerah

Pencegahan Perkosaan dan Pelecehan Seks

Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 10 Tahun 2003 tentang

Pencegahan Maksiat

Pasal 6 : Setiap perempuan dilarang berjalan sendirian atau berada di luar perempuan dilarang berjalan sendirian atau berada di luar

rumah tanpa ditemani muhrimnya pada selang waktu pukul 24.00 sampai

rumah tanpa ditemani muhrimnya pada selang waktu pukul 24.00 sampai

dengan pukul 04.00

dengan pukul 04.00 kecuali dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan (Pembatasan)

Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu No. 4 Tahun 2001 tentang

Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu Nomor 7 Tahun tentang Prostitusi

(17)

2. Diskriminasi Sebagai Maksud/Tujuan

Diskriminasi langsungDiskriminasi dapat terjadi akibat suatu tindakan yang diniatkandiniatkan oleh pelakunya yang

disebut sebagai tindakan untuk menimbulkan akibat terdiskriminasinya seseorang atau sekelompok orang;

Diskriminasi tidak langsung terjadi dalam suatu kondisi netralkondisi netral yang membawa dampak diskriminatif

meskipun dampak tersebut tidak diniatkan.

Contoh diskriminasi tidak langsung terjadi sebagai dampak dari suatu tindakan atau posisi tidak bertindak yang

mengasumsikan bahwa antara laki-laki dan perempuan itu tidak setara, dengan standar yang melemahkan dan menghilangkan hak-hak perempuan atau akses untuk memperoleh kesempatan yang sama dengan laki-laki.

(18)

Contoh Diskriminasi Sebagai Maksud/Tujuan Dalam

Kebijakan Daerah

Diskriminasi Langsung

Peraturan Desa Muslim Padang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba No. 05 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Hukum Cambuk

Dilarang wanitabepergian dengan laki-laki yang bukan muhrimnya kecuali ada bepergian dengan laki-laki yang bukan muhrimnya kecuali ada

izin dari oarng tua atau wali

izin dari oarng tua atau wali

Diskriminasi Tidak Langsung

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Penertiban Pelacuran di Daerah Kota Kupang

Pasal 4

(2) Setiap orang yang tingkah lakunyaSetiap orang yang tingkah lakunya teridentifikasi sebagai pelacur, tidak sebagai pelacur, tidak diperbolehkan untuk menghuni ataupun menggunakan rumah bordil, hotel,

diperbolehkan untuk menghuni ataupun menggunakan rumah bordil, hotel,

losmen……

(19)

3. Diskriminasi Sebagai Akibat

Untuk mengangkat persoalan diskriminasi ini, perlakuan yang berbeda, pembatasan atau pengucilan tidak hanya dibatasi oleh asumsi jender tentang perempuan namun juga harus menunjuk kepada akibat dari upaya-upaya pengurangan dan penghapusanakibat dari upaya-upaya pengurangan dan penghapusan

atas pengakuan, penikmatan dan penggunaan hak-hak asasi manusia.

Pengurangan ini terjadi bilamana suatu kualifikasi atau persyaratan dilekatkan pada kualifikasi atau persyaratan dilekatkan pada

suatu hak

suatu hak, sehingga pada akhirnya terjadi pembatasan atau penyurutan pengakuan atas hak tersebut atau kemampuan untuk mempertahankannya, sedangkan

penghapusan adalah suatu keadaan dimana terjadi pembatalan secara totalpembatalan secara total atas

(20)

Contoh Diskriminasi Sebagai Akibat Dalam

Kebijakan Daerah

Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor 421.2/Kep.326 A/Sos/2001 tentang

Persyaratan Memasuki Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Tasikmalaya

Bagi anak-anak yang beragama Islam yang telah lulus pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI atau yang sederajat yang akan melanjutkan se Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/MTs atau yang sederajat) diharuskan sudah memiliki sertifikat /

STTB/ Ijazah Madrasah Diniyah dan Awaliyah)  (Pengurangan Hak)

Surat Edaran Bupati Tasikmalaya Nomor 451/SE/04/Sos/2001 tentang

Upaya Peningkatan Kualitas Keimanan dan Ketakwaan

(21)

Tindakan Affirmasi

Mengoreksi ketidakberuntungan yang dialami perempuan pada saat ini

(contemporary) atau yang sudah lama berlangsung (historic)

Tindakan affirmasi merupakan sarana/cara yang dapat dan harus digunakan

untuk mengatasi masalah ketidakberuntungan perempuan. Hukum

internasional mengakui adanya ”diskriminasi korektif” atau ”diskriminasi penyeimbang” seperti itu.

Walaupun istilah diskriminasi positif biasa dipakai untuk menyebutkan

(22)

B. Prinsip Kesetaraan

Ada 3 pendekatan tentang Kesetaraan

2.

Pendekatan Proteksionis

3.

Pendekatan Persamaan

(23)

1. Pendekatan Konvensional

'proteksionis

Pendekatan yang tradisional dan yang paling umum “seolah melindungi

padahal mendiskriminasi” Tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan terhadap perempuan namun di saat yang sama justru mempersalahkan perempuan dan mengabaikan akar persoalan.

Contoh: larangan perempuan keluar malam, dengan alasan melindungi

perempuan dari kekerasan seksual namun abai terhadap kebutuhan perempuan terhadap hak atas rasa aman di ruang publik.

Pendekatan ini mengatasnamakan perlindungan untuk tindakan yang

(24)

2. Pendekatan formal atau pendekatan

kesamaan (sameness)

memperlakukan perempuan sama dengan laki-laki.

Pendekatan ini percaya bahwa setiap pengakuan atas

perbedaan gender dalam hukum berarti pengakuan terhadap

adanya stereotip negatif yang dilekatkan kepada perempuan

yang memperkuat posisi subordinasi mereka terhadap

laki-laki.

Tujuan utama yang ingin dicapai adalah "

perlakuan yang

(25)

Lanjutan..

Karena perempuan dan laki-laki dianggap sama, legislasi yang

memperlakukan perempuan berbeda dianggap melanggar prinsip kesetaraan.

Dengan demikian, hukum harus netral gender dan aturan harus

didasarkan pada "satu standar.“

Namun, pendekatan ini memiliki kekurangan karena tidak

(26)

Lanjutan..

tujuan memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama,

pendekatan ini menyuburkan "buta gender – gender

blindness" yang akan memperkuat standar dominan yang

hanya didasarkan pada pengalaman dan kepentingan laki-laki

pendekatan ini bukan pada pengakuan atas perbedaan, tetapi

(27)

3. Kesetaraan Substantif

Korektif

menerima perbedaan tersebut dan memperkuatnya dengan

pemberian perlakuan yang berbeda-beda

berfokus pada asumsi-asumsi di balik pembedaan tersebut

serta dampaknya terhadap perempuan,

membantu mengidentifikasi dan mengoreksi

ketidakberuntungan akibat perbedaan

pendekatan 'korektif' atau

model kesetaraan substantif

(28)

CEDAW mengadopsi model kesetaraan

substantif.

Tujuan kesetaraan menurut CEDAW adalah

menghasilkan keluaran untuk memastikan persamaan

kesempatan (hukum, kebijakan, program), kesetaraan dalam

akses, dan kesetaraan dalam memperoleh manfaat nyata/riil.

Konvensi mewajibkan setiap negara untuk memastikan

dicapainya persamaan dalam hasil (equality of outcomes), dan

dengan demikian, memberikan kewajiban kepada negara

(29)

C. Prinsip Tanggung Jawab Negara

Lebih dari sekedar kepastian konstitusional, pelaksanaan

program, kebijakan dan inisiatif yang meliputi tindakan

publik dan privat dalam setiap bidang.

Lebih penting lagi, dalam tanggung jawab negara

(30)

Tanggung Jawab Negara

Kewajiban yang bersumber dari ratifikasi hukum internasional hak asasi

manusia

Tidak tergantung pada sistem politik, apakah struktur pemerintahan

federal atau suatu negara kesatuan

Merupakan suatu kewajiban yang diemban oleh negara sebagai suatu

kesatuan untuk meningkatkan pemenuhan harapan yang absah (legitimate expectation) bagi terpenuhinya hak asasi manusia dalam wilayah

yurisdiksinya

Negara-negara Pihak diwajibkan untuk menyampaikan laporan periodik

(31)

Kewajiban setiap Negara

Memahami dan mempunyai pengetahuan mengenai kekerasan

(32)
(33)

PASAL 1 : Definisi tentang Diskriminasi

PASAL 2 : Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan untuk menghapuskan Diskriminasi.

PASAL 3 : Penghapusan diskriminasi thd perempuan di berbagai bidang

PASAL 4 : Tindakan Afirmasi

PASAL 5 : Nilai-nilai sosial budaya yang non diskriminatif PASAL 6 : Penghapusan trafiking dan eksploitasi prostitusi

perempuan

PASAL 7 : Kehidupan politik dan publik yg non diskriminatif PASAL 8 : Partisipasi internasional yg sama antara laki-laki & perempuan

(34)

PASAL 9 : Kewarganegaraan

PASAL 10 : Pendidikan yg non diskriminatif

PASAL 11 : Ketenagakerjaan yg non diskriminatif PASAL 12 : Kesehatan yg non diskriminatif

PASAL 13 : Bidang sosial ekonomi yg non diskriminatif PASAL 14 : Penghapusan diskriminasi thd perempuan

perdesaan

PASAL 15 : Persamaan dalam hukum

PASAL 16 : Penghapusan diskriminasi terhadap perempuan dalam perkawinan

(35)

Lingkup dan Cakupan Konvensi

CEDAW

menerapkan kerangka dasarnya pada 12 bidang diskriminasi

gender yang dijabarkan dalam Pasal 5 sampai 16.

12 bidang ini merupakan beberapa bidang yang dominan dan

bukan merupakan cakupan menyeluruh Konvensi

Rekomendasi Umum Komite CEDAW merupakan bagian

(36)

1. Kesetaraan Sosial

(Pasal 5 CEDAW, Rekomendasi Umum 19, dan

Rekomendasi Umum 3)

Pasal 5:

Mengharuskan dihapuskannya perilaku atau praktek-praktek yang

didasarkan pada subordinasi perempuan/stereotip gender.

Mewajibkan negara mengubah stereotip sosial budaya, norma,

praktek dan kebiasaan yang diskriminatif, termasuk dalam

keluarga

Memperluas tanggungjawab bersama pengasuhan anak antara

(37)

REKOMENDASI UMUM 19:

Mendorong penghapusan hal-hal yang akan mengekalkan subordinasi

perempuan, meliputi antara lain sikap, prasangka, dan praktek tradisional yang membenarkan kekerasan berbasis gender seperti kekerasan dalam rumah tangga, perkawinan paksa, kematian sebagai mas kawin (dowry deaths), sunat perempuan, dll, tidak hanya di dalam rumah dan di masyarakat, tetapi juga dalam semua bidang kehidupan.

REKOMENDASI UMUM 3:

Merekomendasikan adopsi program pendidikan dan informasi publik

untuk mencapai kesetaraan sosial (social equality).

(38)

2. Kewajiban negara

(PASAL 6 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)

Pasal 6:

Mewajibkan setiap negara untuk memberantas eksploitasi prostitusi

perempuan.

REKOMENDASI UMUM 19:

Mendisain langkah-langkah yang spesifik gender dalam mengatasi

kondisi yang menambah kerentanan perempuan, diperlukan

(39)

3. Kehidupan Politik dan Publik

(Pasal 7 CEDAW, Rekomendasi Umum 23)

Pasal 7:

Untuk memilih dan dipilih dan berkompetisi dalam pemilihan di

lembaga-lembaga publik, dan menduduki jabatan publik;

Membuat keputusan dan melaksanakannya; dan

Berpartisipasi dalam organisasi non-pemerintah atau asosiasi-asosiasi

(40)

REKOMENDASI UMUM 23

Mengubah sikap-sikap yang diskriminatif;

Menempatkan perempuan dalam jabatan senior pembuatan keputusan;Mewujudkan keseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan dalam

posisi-posisi yang didasarkan pada pemilihan;

Meminta pendapat perempuan dalam berbagai isu;

Mendorong partai politik, serikat dagang, organisasi non pemerintah, dll.

untuk menganut prinsip kesetaraan dalam kesempatan;

Melaksanakan tindakan-tindakan khusus sementara untuk memastikan

penikmatan hak partisipasi perempuan dalam kehidupan publik;

Mencermati sikap budaya dan sosial dan mendorong perempuan untuk

(41)

4. Partisipasi dan Perwakilan Internasional

(Pasal 8 CEDAW, Rekomendasi Umum 8, 23)

Pasal 8:

Memastikan adanya kesempatan yang sama bagi perempuan untuk mewakili negara

di tingkat internasional dan bekerja dalam organisasi-organisasi internasional.

Memperluas partisipasi dan perwakilan perempuan dari arena lokal dan nasional ke

arena internasional.

REKOMENDASI UMUM 8:

Segera melaksanakan dan menggunakan 'tindakan khusus sementara' yang secara

kusus direkomendasikan untuk meningkatkan perwakilan perempuan. [Ayat 43] REKOMENDASI UMUM 23:

Tindakan Khusus Sementara dirancang untuk memastikan terwujudnya

(42)

5.

Kewarganegaraan (Pasal 9 CEDAW, Rekomendasi Umum 21)

Pasal 9:

Memastikan perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki

untuk memperoleh, mengubah atau mempertahankan kewarganegaraannya.

Menjamin bahwa perkawinan dengan orang asing maupun perubahan

kewarganegaraan oleh suami selama perkawinan tidak secara otomatis mengubah kewarganegaraan isteri, menjadikannya tidak

berkewarganegaraan atau memaksakan kewarganegaraan suaminya kepadanya.

Memastikan perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki

(43)

REKOMENDASI UMUM 21:

Kewarganegaraan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat

berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Tanpa status sebagai warga negara atau penduduk, perempuan tidak berhak untuk memiliki hak pilih atau memiliki jabatan publik dan tidak berhak memperoleh akses terhadap berbagai layanan publik dan memilih tempat tinggal.

Kewarganegaraan harus dapat diubah oleh seorang perempuan dewasa dan tidak bisa dicabut dengan sewenang-wenang karena pernikahan atau perceraian atau karena suami atau ayahnya merubah

(44)

6. Pendidikan

(Pasal 10 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)

Menciptakan kondisi yang sama untuk bimbingan karir dan pekerjaan terkait

melalui akses dan capaian pada semua tingkatan pendidikan;

Menciptakan akses yang sama untuk memperoleh pendidikan di semua

tingkatan, standar pendidikan yang sama, infrastruktur pendidikan, program untuk melanjutkan pendidikan dan informasi pendidikan khusus tentang

kesehatan dan keluarga berencana;

Menghapus stereotip gender dalam pendidikan dan mengurangi angka

putus-sekolah siswa perempuan; dan

Menciptakan kesempatan yang sama untuk memperoleh beasiswa, hibah

(45)

REKOMENDASI UMUM 19:

Merekomendasikan agar pendidikan dan informasi publik

(46)

7. Pekerjaan

(Pasal 11 CEDAW, Rekomendasi Umum 13,16,19)

Hak bekerja, kebebasan memilih profesi dan kesempatan kerja yang sama;

Hak untuk memperoleh upah, tunjangan dan kondisi pelayanan yang sama;

Hak atas jaminan sosial, perlindungan kesehatan dan kondisi kerja yang aman, termasuk perlindungan fungsi reproduksi perempuan dengan memberikan cuti hamil dengan tetap menerima bayaran dan tunjangan lainnya; dan

Mencegah terjadinya diskriminasi terhadap perempuan berkaitan dengan status perkawinan dan kehamilan, dan pada saat yang sama menciptakan model kesetaraan substantif untuk meningkatkan layanan kehamilan di tempat kerja.

(47)

REKOMENDASI UMUM 13,16,19

REKOMENDASI UMUM 13

Merekomendasikan ratifikasi Konvensi ILO No. 100 untuk melaksanakan prinsip upah

yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

REKOMENDASI UMUM 16

Negara wajib mengambil langkah-langkah untuk memastikan diberikannya jaminan sosial

dan tunjangan sosial bagi perempuan yang bekerja di perusahaan keluarga.

REKOMENDASI UMUM 19

Rekomendasi ini mendefinisikan pelecehan seksual sebagai salah satu bentuk diskriminasi

gender di tempat kerja dan menganggap bahwa hal tersebut membatasi kesetaraan bagi perempuan dalam pekerjaan. Secara khusus diberikan rekomendasi untuk diberikannya pelatihan, kesempatan kerja dan pemantauan kondisi pekerja rumah tangga untuk

(48)

8. Perawatan Kesehatan

(Pasal 12, Rekomendasi Umum 14,15,19,24)

Pasal 12:

Menghapus diskriminasi terhadap perempuan untuk memperoleh layanan kesehatan dan pelayanan

kesehatan lain yang spesifik gender seperti yang terkait dengan kehamilan dan layanan pasca

melahirkan. Beberapa konteks yang penting dalam Rekomendasi Umum yang berdampak terhadap kesehatan perempuan disebutkan di bawah ini.

 

REKOMENDASI UMUM 14

Direkomendasikan beberapa langkah yang perlu diambil untuk menghapus sunat perempuan,

seperti monitoring dan pengumpulan data; diseminasi data untuk merubah sikap; mendukung usaha organisasi perempuan, pendidikan umum; kebijakan kesehatan yang sesuai dan kerjasama dengan lembaga/badan PBB.

REKOMENDASI UMUM 15

Sebagai antisipasi terhadap resiko dan dampak AIDS, terutama bagi perempuan dan anak-anak,

direkomendasikan adanya program untuk memerangi AIDS yang menintegrasikan hak dan

(49)

REKOMENDASI UMUM 19

Rekomendasi ini menyatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan secara umum

akan membawa resiko bagi kesehatan dan kehidupan mereka . [Ayat 19,20,24(m)]

REKOMENDASI UMUM 24

Hubungan kekuasaan yang tidak setara yang berdasarkan gender dan berbagai

praktek tradisional yang berbahaya seperti mutilasi alat kelamin perempuan,

poligami dan perkosaan dalam perkawinan menyebabkan perempuan rentan terhadap AIDS Negara diminta memastikan hak perempuan untuk mendapat informasi

kesehatan seksual, pendidikan dan layanan (termasuk bagi penduduk ilegal

(50)

9. Kehidupan Ekonomi dan Sosial

(Pasal 13 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)

Perlu dipastikan kesetaraan di bidang sosial dan ekonomi, di

dalam dan di luar keluarga

Kesetaraan dalam kehidupan ekonomi dan sosial meliputi:

3.

Tunjangan keluarga;

4.

Kredit keuangan; dan

(51)

REKOMENDASI UMUM 19

Negara wajib mengambil langkah-langkah dalam hal-hal yang memerlukan

perhatian sebagai berikut:

Partisipasi dalam aktifitas kemasyarakatan, dalam perencanaan dan

implementasi program pembangunan sehingga kebutuhan perempuan terintegrasi dalam semua aspek pembangunan; dan

Akses pada fasilitas kesehatan, pendidikan, pelatihan, kondisi hidup yang

(52)

10. Perempuan Pedesaan

(Pasal 14 CEDAW, Rekomendasi Umum 19)

Kekhususan konteks dimana mereka hidup sangat menentukan status dan tingkat

kerentanan perempuan

Agar negara membuat peraturan-peraturan yang tepat untuk menghapus disktiminasi

terhadap wanita di daerah pedesaan, dan menjamin bahwa mereka ikut serta dalam dan mengecap manfaat dari pembangunan pedesaan atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan

REKOMENDASI UMUM 19

Perempuan pedesaan hidup dengan resiko kekerasan berbasis gender yang khusus karena

adanya sikap-sikap tradisional dan keterpaksaan melakukan migrasi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.

Dengan demikian sangat diperlukan akses untuk mendapat layanan bagi para korban

(53)

11. Persamaan Di Hadapan Hukum

(Pasal 15 CEDAW, Rekomendasi Umum 21)

Pasal 15:

Perlunya persamaan di hadapan hukum dalam urusan sipil,

prosedur, maupun pembuatan kontrak, dan melarang dibatasinya

kecakapan hukum perempuan (misalnya hak yang sama untuk

(54)

REKOMENDASI UMUM 21

Pembatasan bagi perempuan untuk menandatangani

kontrak, akses pada kredit keuangan, menganggap kesaksian

perempuan kurang bernilai, atau pilihan domisili, semuanya

merupakan pengingkaran hak atas kesetaraan. Pembatasan,

penghapusan atau menyebabkan kapasitas perempuan

(55)

12. Hukum Perkawinan dan Keluarga

(Pasal 16 CEDAW, Rekomendasi Umum 19, 21)

Pasal ini menyorot diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam

unit utama ranah privat – yaitu keluarga

Hak-hak sebelum memasuki jenjang perkawinan, selama

(56)

Hak-hak selama perkawinan dan bila terjadi

perceraian

Rekomendasi Umum 19,21 meliputi

hal-hal:

Hak reproduksi, penentuan jumlah anak, dan jarak kelahiran, hak dan

tanggung jawab yang sama berkaitan dengan status perkawinan, hak yang sama dalam adopsi anak, pengasuhan dan hal-hal sejenis.

Kebebasan pribadi – hak yang sama dalam memilih nama keluarga, profesi,

(57)

REKOMENDASI UMUM 19

Mewajibkan sterilisasi dan aborsi merupakan pelanggaran hak perempuan untuk

memutuskan jumlah dan jarak kelahiran. [Ayat 22]

Kekerasan terhadap perempuan dalam keluarga mengurangi hak mereka untuk

berpartisipasi dalam kehidupan keluarga dan kehidupan publik. [Ayat 23]

Penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga dilakukan melalui langkah-langkah

(58)

REKOMENDASI UMUM 21

Hukum dan tradisi yang memberi hak kepada laki-laki untuk memperoleh harta

benda lebih banyak (melalui waris, pemutusan perkawinan atau hubungan de-facto) adalah tindakan diskriminatif.

Negara harus mengakui dan memfasilitasi pemberian hak yang sama untuk

memiliki, menjual atau memperoleh keuntungan dari harta benda yang dikumpulkan dan dimiliki selama perkawinan atau hubungan de-facto.

Mengenai pembagian harta benda, sumbangan finansial dan non-finansial harus

(59)

13. Kekerasan Berbasis Gender

(Rekomendasi Umum 19)

Walaupun tidak terdapat pasal khusus dalam Konvensi mengenai kekerasan

terhadap perempuan, Rekomendasi Umum 19 menyatakan kekerasan terhadap perempuan sebagai bentuk diskriminasi gender yang berkaitan dengan berbagai ketentuan substantif Konvensi.

Rekomendasi ini mendefinisikan kekerasan berbasis gender sebagai tindakan

(60)

Tantangan

Mentransformasikan CEDAW

sebagai dokumen legal

menjadi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gejala fisik yang dilihat langsung oleh para peternak, dengan perhitungan metode bayes diketahui jenis penyakit yang dialami ternak babi.. Jenis penyakit yang

Aliran ini sambil mengalir melakukan pengikisan tanah dan bebatuan yang dilaluinya (Ilyas, 1990 dalam Setijanto, 2005). Sungai merupakan bentuk ekosistem perairan mengalir

dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05. Sedangkan variabel lainnya Growth Opportunities memiliki pengaruh tidak signifikan karena nilai signifikansi lebih dari

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sikap, subjective norma dan behavioral control terhadap purchase intention pelanggan SOGO department store di

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) TAHUN PELAJARAN :2014/2015 Nama Sekolah : SD Negeri 5 Karanganyar Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn

Hasil uji statistik menggunakan Spearmank Rank dari hubungan dukungan instrumental keluarga dengan beban pada anggota keluarga yang mengalami skizofrenia di Poli

Cara belajar siswa yang kurang teratur dapat terlihat pada hasil pengisian kuesioner yang telah diberikan pada responden rata-rata adalah 30,05 yang berarti

Dalam rangka program seleksi proposal program pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :1.