• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Channel Youtube Beauty Vlogger Rachel Goddard

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Channel Youtube Beauty Vlogger Rachel Goddard"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab 4 akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan, yaitu mengenai pengaruh terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW. Dari hasil penelitian ini, akan dijelaskan mengenai gambaran umum channel youtube beauty vlogger Rachel Goddard, karakteristik responden, karakteristik variabel, dan uji hipotesis dalam menjawab rumusan masalah.

4.1 Gambaran Umum Channel Youtube Beauty Vlogger Rachel Goddard Rachel Goddard sudah membuat akun channel Youtube sejak tanggal 16 September 2012. Selain konten beauty vlog ada beberapa video lain yang diunggah Rachel mulai dari berbagai challenge yang seru hingga travel vlog dengan nuansa yang asik dan lucu. Hingga saat ini Rachel Goddard memiliki 2,14 juta subscribers dengan 470 unggahan video.

Rachel Goddard sudah menekuni dunia kecantikan sejak lama. Awalnya ia bekerja di Bella Magazine kurang lebih selama 8 tahun. Di saat mulai bosan dengan kegiatannya, Rachel mulai mempelajari tentang make up dan skincare lalu memutuskan menjadi beauty vlogger di tahun 2014. Sukses menjadi beauty vlogger yang populer, Rachel Goddard mendapat banyak kesempatan bekerjasama dengan berbagai brand kecantikan kemudian ia review produk tersebut melalui akun beauty vlog-nya. Dalam beauty vlog nya Rachel tidak hanya review produk kecantikan tetapi ia juga berbagi teknik dalam ber make up atau biasa disebut tutorial make up. Kemudian berbagi tips merawat wajah yang benar untuk berbagai jenis kulit. Semua hal yang peneliti paparkan tersebut termasuk dalam konten beauty vlog Rachel Goddard dalam vlog-nya yang berjudul Ask Me Anything part 1 dan part 2.

Rachel Goddard berbeda dengan beauty vlogger pada umumnya. Ia memiliki gaya dan ciri khas dalam konten beauty vlog-nya yang berisi tentang

(2)

beauty, parody, dan travel vlog. Dalam setiap video yang diunggahnya Rachel selalu menyisipkan ekspresi wajah yang lucu serta cara bicaranya yang sangat khas di video tutorial make-up ataupun ketika ia sedang me-review produk kecantikan. Kelebihan dalam unggahan beauty vlog milik Rachel Goddard yaitu ia selalu me-review dengan jujur pada semua produk kecantikan yang ia coba dari produk kecantikan yang lokal maupun produk dari luar negeri. Jika dalam review-nya hasilnya terlihat bagus dan cocok untuk digunakan, ia mengatakan produk tersebut memanglah bagus dan layak untuk digunakan, begitupun sebaliknya, jika produk kecantikan yang Rachel pakai hasilnya tidak bagus maka ia mengatakan tidak bagus ataupun tidak cocok digunakan. 4.2 Karakteristik Responden

Sebelum mengukur pengaruh, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai karakteristik responden untuk mengetahui gambaran umum tentang responden yang dijadikan sampel dalam penelitian.

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia No. Usia Frequency

(F) Percent (%) 1. 19 tahun 14 14% 2. 20 tahun 3 3% 3. 21 tahun 7 7% 4. 22 tahun 33 33% 5. 23 tahun 32 32% 6. 24 tahun 4 4% 7. 25 tahun 7 7% Total 100 100%

(3)

Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden mahasiswi UKSW terdapat diantaranya berusia 19 tahun berjumlah 14 orang, usia 20 tahun berjumlah 3 orang, usia 21 tahun berjumlah 7 orang, usia 22 tahun berjumlah 33 orang, usia 23 tahun berjumlah 32 orang, usia 24 tahun berjumlah 4 orang, dan usia 25 tahun berjumlah 7 orang. Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan jumlah terbesar adalah berusia antara 22 tahun yaitu sebanyak 33 orang dan 23 tahun sebanyak 32 orang dari 100 responden yang menonton channel Youtube video beauty vlogger Rachel Goddard. Menurut peneliti, mahasiswi UKSW yang berusia 22-23 tahun ingin mengikuti tren perkembangan dalam dunia kecantikan untuk menunjang penampilannya serta ingin mengetahui berbagai tips perawatan wajah agar kulit mereka tetap sehat walaupun sering menggunakan berbagai jenis produk kecantikan.

4.2.2 Durasi Responden Menonton Youtube dalam Sehari

Dalam teori Kultivasi milik Gerbner yang dipaparkan pada bab sebelumnya dijelaskan bahwa pada dasarnya terdapat dua karakteristik penonton yaitu, Heavy Viewer yaitu mereka yang menonton lebih dari 4 jam setiap harinya, dan Light Viewer yaitu mereka yang menonton kurang dari 4 jam setiap harinya.

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019 Diagram 4.1

(4)

Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa 59% (59 responden) yang menonton Youtube dalam sehari termasuk dalam tipe Heavy Viewers dimana dalam sehari mereka menonton lebih dari 4 jam, dan sisanya 41% (41 responden) yang menonton dalam sehari termasuk dalam tipe Light Viewers dimana dalam sehari mereka menonton kurang dari 2 jam. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswi UKSW memiliki banyak waktu untuk menonton Youtube dalam sehari, yaitu pada tingkat Heavy Viewers dimana mereka menonton lebih dari 4 jam dalam sehari.

Menurut peneliti, mahasiswi UKSW yang menonton Youtube lebih dari 4 jam dalam sehari dikarenakan segala informasi yang dibutuhkan dari segala penjuru dapat dengan mudah diakses melalui Youtube. Sebagai mahasiswa wajar apabila mereka ingin mendapatkan berbagai informasi yang sedang berkembang agar lebih memperbanyak pengetahuannya.

4.2.3 Internet Behaviour

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan ke 100 responden, berikut hasil yang didapatkan peneliti :

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019 Diagram 4.2

(5)

Pada diagram tersebut dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden, sebanyak 66 responden (66%) ketika mengakses Youtube, mereka lebih suka menonton beauty vlog. Menurut Fischer (2014:5) salah satu video yang paling popular di Youtube adalah video tutorial kecantikan atau biasa disebut beauty vlog. Hal tersebut mendukung data peneliti dengan melihat hasil temuan data dari mahasiswi UKSW yang menunjukkan angka 66% responden mengakses Youtube untuk menonton video beauty vlog.

Dalam video beauty vlogger berisi informasi seputar kecantikan seperti tutorial make-up, review produk, tips perawatan wajah yang baik sehingga penonton dapat dengan mudah untuk mengaplikasikannya dengan menonton video beauty vlog. Oleh karena itu, mahasiswi UKSW lebih banyak mengakses Youtube untuk menonton video beauty vlogger karena mereka ingin mendapatkan berbagai informasi tentang dunia kecantikan demi menunjang penampilan diri mereka dalam sehari-hari maupun untuk persiapan penampilannya di dunia kerja nantinya.

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019 Diagram 4.3

Diagram Analisis Butir Pernyataan

(6)

Pada diagram 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 52 responden mahasiswi UKSW (52%) menonton konten beauty vlog setiap hari, dan sisanya 48 responden (48%) tidak menjadikan konten beauty vlog yang akan ditonton setiap hari. Dapat disimpulkan bahwa 52% mahasiswi UKSW sebagai wanita mereka ingin tampil cantik luar dalam, maka tidak heran jika pengetahuan mengenai kecantikan untuk menunjang penampilan dianggap penting, oleh karena itu sebanyak 52 mahasiswi UKSW menonton konten beauty vlog setiap hari. Menurut peneliti, hal itu juga dikarenakan kemudahan yang dirasakan oleh mahasiswi UKSW dalam mengakses video beauty vlog di Youtube. Kemudahan ini hanya disyaratkan dengan adanya kuota internet ataupun wifi dan aplikasi yang dapat membuka Youtube. Karena menonton video di Youtube tidak hanya pada orang yang men-download aplikasi Youtube, melainkan dapat dibuka melalui aplikasi pencarian yang lain contohnya Google, Opera Mini, Mozila Firefox, dan lain sebagainya. Selain itu, tanpa menjadi member dalam media Youtube, mereka dapat tetap menikmati konten video beauty vlog di Youtube.

Sedangkan sisanya 48% mahasiswi UKSW memiliki kebutuhan lain selain pemenuhan kepuasan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kecantikan. Konten ini bisa saja dianggap menjadi konten yang penting, namun penting di sini didefinisikan sebagai sebuah hal yang belum menjadi urgent, sehingga tidak memaksa penontonnya untuk menonton setiap hari.

4.2.4 Screening

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar ke 100 responden, berikut hasil yang di dapat peneliti pada pernyataan “Saya mengetahui Rachel Goddard dari…” :

(7)

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019 Diagram 4.4

Screening

Diagram 4.4 menunjukkan presentase responden berdasarkan screening. Pada diagram tersebut dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden, sebanyak 91 responden (91%) menjawab mengetahui Rachel Goddard dari Internet dan sosial media (website, facebook, Instagram, twitter, atau youtube). Menurut penelitian yang dilakukan oleh We Are Social, perusahaan media yang berasal dari Inggris yang bekerjasama dengan Hootsuite, rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 23 menit untuk mengakses Internet dan media sosial, serta YouTube menempati posisi pertama dengan persentase 88% Most Active Social Media Platforms.

(8)

Sumber : We Are Social, Hootsuite, Januari 2019 Gambar 4.1

Most Active Social Media Platforms

Dari riset tersebut menguatkan data peneliti bahwa Rachel Goddard dapat dikenal di berbagai kalangan melalui sosial media. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswi UKSW mengetahui Rachel Goddard dan konten beauty vlog-nya karena eksistensi di dunia sosial media khususnya di Youtube.

Menurut peneliti, seperti yang terbukti pada diagram 4.4, mahasiswi UKSW lebih banyak mengetahui Rachel Goddard dari internet karena mudahnya internet dalam mengaksesnya serta banyaknya informasi dan berbagai tren yang dapat dengan mudah diikuti oleh para mahasiswi dari mengakses internet. Salah satunya adalah tren mengenai perkembangan informasi kecantikan yang semakin bervariasi mulai dari daily make-up, make-up no make-up, tutorial make-up untuk kuliah, tutorial make-up untuk acara pernikahan, tutorial make-up untuk jalan-jalan, tutorial make-up untuk kerja, tutorial make-up untuk travelling, dan lain-lain.

(9)

Salah satu beauty vlogger yang banyak pengikutnya adalah Rachel Goddard yang memiliki 2,14 juta subscribers. Keunggulannya dalam review jujur berbagai produk kecantikan yang dipakainya membuat penonton mempercayainya. Hal tersebut ada dalam konten video beauty vlog-nya. Maka tidak heran apabila sebanyak 91% dari 100 responden mengetahui Rachel Goddard dari internet karena eksistensinya dalam akun video beauty vlog-nya khususnya di Youtube.

4.3 Karakteristik Variabel X (Terpaan Video Beauty Vlogger Rachel Goddard)

Variabel X dalam penelitian ini meliputi 3 indikator, antara lain Frekuensi, Durasi, dan Atensi. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran indikator terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard, maka digunakan empat kategori yang menunjukkan kesetujuan dan ketidaksetujuan terhadap setiap item pernyataan yang digunakan yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Analisis yang digunakan dalam keseluruhan indikator menggunakan skala likert karena data bersifat ordinal. 4.3.1 Frekuensi

Dalam indikator frekuensi terdapat 4 jenis pernyataan yang menunjukkan berapa kali atau seberapa sering mahasiswi UKSW menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Untuk mengetahui tingkat skala perhitungan rata-rata, digunakan interval sebagai berikut : = nilai jawaban maksimum – nilai jawaban minimum

Jumlah kategori = 16-4 = 3

(10)

Tabel 4.2

Interval Kategori Jawaban Indikator Frekuensi Variabel X Tingkat

Skala

Interval Interpretasi Frekuensi Presentase (%) 1 4 – 7 Sangat Tidak Setuju 7 7% 2 7 – 10 Tidak Setuju 45 45% 3 10 – 13 Setuju 38 38% 4 13 – 16 Sangat Setuju 10 10% Total 100 100%

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Pada indikator frekuensi variabel X menunjukkan sebanyak 45 responden tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang frekuensi menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang ditunjukkan dengan jumlah 100 responden. Salah satu pernyataannya yaitu “Saya menonton lebih dari 5 video nya dalam sehari” hasilnya adalah 66 responden dari 100 responden menjawab tidak setuju. Menurut peneliti, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi UKSW yang menonton beauty vlogger Rachel Goddard hanya menonton saat mereka membutuhkan informasi tentang kecantikan saja, dan sisa waktunya digunakan untuk mengerjakan hal yang lain atau menonton konten lain.

Kemudian untuk indikator frekuensi variabel X ada 38 responden yang setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang frekuensi menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang salah satunya pada pernyataan “Saya sering menonton review produk dalam beauty vlog Rachel Goddard ketika akan membeli produk kecantikan”. Pada pernyataan tersebut sebanyak 68 responden menjawab setuju. Menurut peneliti, hal itu dikarenakan mahasiswi UKSW merasa bahwa video beauty vlogger Rachel Goddard adalah video yang akan memberikan

(11)

landasan penguat akan keputusan yang akan mereka ambil. Video beauty vlogger Rachel Goddard memiliki pengaruh yang kuat terhadap langkah pembelian yang akan mereka lakukan saat membutuhkan informasi mengenai produk yang akan dibeli. Karena responden tidak ingin membeli produk yang salah, maka dorongan untuk mencari review tentang produk tersebut sangat besar.

Dengan keunggula Rachel Goddard dalam review produk kecantikan dengan jujur membuat penontonnya tertarik dan juga mempercayainya. Review jujur tersebut ada dalam salah satu kontennya yang berjudul “Buy or Bye”. Rachel Goddard sudah sering dijadikan endors untuk berbagai produk kecantikan. Hal tersebut dapat dijadikan peluang usaha nagi penontonnya untuk menjadi seorang endorser produk kecantikan ataupun menjadi seorang yang membuat konten kreatif dengan sering menonton video beauty vlog Rachel Goddard. Karena dengan menonton, mereka dapat belajar menjadi seorang endorser ataupun membuat konten yang kreatif dengan modal pengetahuan atau informasi yang banyak didapat dari menonton video beauty vlogger Rachel Goddard.

4.3.2 Durasi

Pada indikator durasi terdapat 3 jenis pernyataan yang menunjukkan berapa lama responden mengikuti dan menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Untuk mengetahui tingkat skala perhitungan rata-rata, digunakan interval sebagai berikut :

= nilai jawaban maksimum – nilai jawaban minimum Jumlah kategori

= 12-3 = 2,25 4

(12)

Tabel 4.3

Interval Kategori Jawaban Indikator Durasi Variabel X Tingkat

Skala

Interval Interpretasi Frekuensi Presentase (%) 1 3 – 5,25 Sangat Tidak Setuju 0 0% 2 5,25 – 7,5 Tidak Setuju 9 9% 3 7,5 – 9,75 Setuju 49 49% 4 9,75 - 12 Sangat Setuju 42 42% Total 100 100%

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Pada indikator durasi variabel X menunjukkan sebanyak 49 responden setuju dan 42 responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang durasi menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang ditunjukkan dengan jumlah 100 responden. Hal ini menunjukkan bahawa pada indikator durasi, responden memiliki ketertarikan saat menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Dibuktikan dengan 3 pernyataan yaitu “Saya menonton video-nya lebih dari 5 menit” sebanyak 57 responden (57%) menjawab setuju dan 38 responden (38%) menjawab sangat setuju. Kemudian pada pernyataan “Saya menonton tayangan video-nya sampai selesai”, ada 60 responden (60%) menjawab setuju dan 33 responden (33%) menjawab sangat setuju. Lalu yang terakhir pada pernyataan “Saya tidak melewatkan 1 scene pun saat menonton” sebanyak 44 responden (44%) menjawab setuju, dan 22 responden (22%) menjawab sangat setuju. Hal ini dikarenakan mahasiswi UKSW ingin terlihat lebih cantik dengan mengikuti teknik make-up Rachel Goddard dalam video beauty vlog-nya. Dibuktikan dengan data yang peneliti peroleh melalui google form dalam butir pernyataan “Saya ingin terlihat lebih cantik dengan

(13)

mengikuti teknik make-up Rachel”. Pada pernyataan tersebut, sebanyak 76% responden menjawab setuju.

4.3.3 Atensi

Pada indikator atensi terdapat 6 jenis pernyataan yang menunjukkan seberapa tinggi atensi responden untuk menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Untuk mengetahui tingkat skala perhitungan rata-rata, digunakan interval sebagai berikut :

= nilai jawaban maksimum – nilai jawaban minimum Jumlah kategori

= 24-6 = 4,5 4

Tabel 4.4

Interval Kategori Jawaban Indikator Atensi Variabel X Tingkat

Skala

Interval Interpretasi Frekuensi Presentase (%) 1 6 – 10,5 Sangat Tidak Setuju 0 0% 2 10,5 – 15 Tidak Setuju 1 1% 3 15 – 19,5 Setuju 49 49% 4 19,5 - 24 Sangat Setuju 50 50% Total 100 100%

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Pada indikator atensi variabel X menunjukkan sebanyak 50 responden sangat setuju dan 49 responden setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang atensi menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang ditunjukkan dengan jumlah 100 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa atensi yang dimiliki mahasiswi UKSW

(14)

untuk menonton video beauty vlogger Rachel Goddard sangatlah tinggi. Dari data yang peneliti dapat melalui google form yang peneliti sebar, peneliti mendapatkan jawaban bahwa 76 mahasiswi UKSW selalu fokus ketika menonton video beauty vlogger Rachel Goddard dan memperhatikan langkah-langkah setiap detail yang ada di dalam video tersebut. Bahkan mereka terhibur ketika menoton ekspresi wajah lucu pada vlog Rachel Goddard, ditunjukkan dengan jawaban 54% responden sangat setuju, dan 44% responden setuju.

Keunggulan Rachel Goddard dalam video beauty vlog-nya selain me-review produk kecantikan dengan jujur adalah ia selalu menampilkan ekspresi wajah lucunya dalam setiap video yang diunggahnya, sehingga membuat penontonnya tidak bosan dan dapat berlama-lama menonton video-nya dengan fokus.

4.4 Karakteristik Variabel Y (Perilaku Imitasi Mempercantik Diri Mahasiswi UKSW)

Variabel Y atau perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW dalam penelitian ini terdiri dari 4 indikator yaitu proses perhatian (attention), proses mengingat (retention), proses reproduksi motoris, dan proses motivasi dimana terdiri dari 18 butir pernyataan. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran indikator perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW, maka digunakan empat kategori yang menunjukkan kesetujuan dan ketidaksetujuan terhadap setiap item pernyataan yang digunakan yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Analisis yang digunakan dalam keseluruhan indikator menggunakan skala likert karena data bersifat ordinal.

4.4.1 Proses Perhatian (Attention)

Pada indikator perhatian (attention) terdapat 5 jenis pernyataan yang menunjukkan seberapa tinggi perhatian responden dalam mengamati setiap detail secara langsung berupa pemikiran, sikap, dan

(15)

pandangan responden dalam menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Untuk mengetahui tingkat skala perhitungan rata-rata, digunakan interval sebagai berikut :

= nilai jawaban maksimum – nilai jawaban minimum Jumlah kategori

= 20-5 = 3,75 4

Tabel 4.5

Interval Kategori Jawaban Indikator Perhatian (Attention) Variabel Y Tingkat

Skala

Interval Interpretasi Frekuensi Presentase (%) 1 5 – 8,75 Sangat Tidak Setuju 0 0% 2 8,75 – 12,5 Tidak Setuju 9 9% 3 12,5 – 16,25 Setuju 53 53% 4 16,25 – 20 Sangat Setuju 38 38% Total 100 100%

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Pada tabel 4.5 menunjukkan sebanyak 53 responden setuju dan 38 responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang perhatian (attention) dalam menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang ditunjukkan dengan jumlah 100 responden. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswi UKSW dalam menonton video beauty vlog Rachel Goddard benar-benar mengamati perkembangan serta tahap-tahap setiap detail tutorial make-up nya, mengamati penggunaan produk kecantikan serta perawatan wajah yang cocok

(16)

untuk berbagai jenis kulit wajah, bahkan responden tertarik untuk mempraktekkkan tutorial make-up Rachel Goddard, dibuktikan dengan data yang peneliti peroleh yaitu dari 100 orang responden, 60% responden menjawab setuju dan 27% menjawab sangat setuju, sedangkan sisanya 13% yang menjawab tidak setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswi UKSW benar-benar ingin tampil cantik untuk menunjang penampilannya dengan memperhatikan serta mengamati setiap detail tutorial kecantikan dalam beauty vlog Rachel Goddard.

4.4.2 Proses Mengingat (Retention)

Pada indikator mengingat (retention) terdapat 3 jenis pernyataan yang menunjukkan seberapa tinggi proses ingatan responden dalam mengingat setiap detail tahap-tahap tutorial make-up dan perawatan wajah yang ada di video beauty vlogger Rachel Goddard. Untuk mengetahui tingkat skala perhitungan rata-rata, digunakan interval sebagai berikut :

= nilai jawaban maksimum – nilai jawaban minimum Jumlah kategori

= 12-3 = 2,25 4

Tabel 4.6

Interval Kategori Jawaban Indikator Mengingat (Retention) Variabel Y Tingkat

Skala

Interval Interpretasi Frekuensi Presentase (%) 1 3 – 5,25 Sangat Tidak

Setuju

0 0%

(17)

3 7,5 – 9,75 Setuju 60 60% 4 9,75 – 12 Sangat Setuju 29 29%

Total 100 100%

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Pada tabel 4.6 menunjukkan sebanyak 60 responden setuju dan 29 responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang mengingat (retention) dalam menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang ditunjukkan dengan jumlah 100 responden. Sedangkan sisanya ada 11 responden yang menjawab tidak setuju. Menurut peneliti, mahasiswi UKSW banyak menjawab setuju dikarenakan mereka tertarik dalam mengamati serta memperhatikan setiap detail tahapan yang ada di video beauty vlogger Rachel Goddard, sehingga mereka mudah untuk mengingat hal-hal yang mereka sukai dalam hal kecantikan untuk mempercantik dirinya.

4.4.3 Proses Reproduksi Motoris

Dalam indikator reproduksi motoris terdapat 5 jenis pernyataan yang menunjukkan seberapa tinggi proses hasil ingatan responden yang meningkat dan berubah menjadi perilaku. Hal ini dalam perubahan ingatan menjadi bentuk perilaku setelah menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Untuk mengetahui tingkat skala perhitungan rata-rata, digunakan interval sebagai berikut :

= nilai jawaban maksimum – nilai jawaban minimum Jumlah kategori

= 20-5 = 3,75 4

(18)

Tabel 4.7

Interval Kategori Jawaban Indikator Reproduksi Motoris Variabel Y Tingkat

Skala

Interval Interpretasi Frekuensi Presentase (%) 1 5 – 8,75 Sangat Tidak Setuju 2 2% 2 8,75 – 12,5 Tidak Setuju 21 21% 3 12,5 – 16,25 Setuju 59 59% 4 16,25 – 20 Sangat Setuju 18 18% Total 100 100%

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Pada tabel 4.7 menunjukkan sebanyak 59 responden setuju dan 18 responden sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang reproduksi motoris dalam menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang ditunjukkan dengan jumlah 100 responden. Sedangkan sisanya ada 21 responden yang menjawab tidak setuju dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju.

Dari hasil tersebut menurut peneliti, mahasiswi UKSW dapat dikategorikan sebagai mahasiswi yang mencari review produk kecantikan di beauty vlog Rachel Goddard sebelum membeli, dibuktikan dengan data yang peneliti dapat dalam butir pernyataan tersebut bahwa 57% dari 100 responden menjawab setuju, dan 23% menjawab sangat setuju. Dorongan untuk membeli sebuah produk kecantikan hasil review adalah karena sifat manusia yang menginginkan kualitas yang baik untuk hasil yang memuaskan. Kemudian pada butir penyataan “Saya membeli produk kecantikan yang direkomendasikan Rachel”, 59% responden menjawab setuju, dan 10% menjawab sangat

(19)

setuju. Bahkan 46% responden menjawab setuju, dan 5% menjawab sangat setuju bahwa mereka mengganti produk pilihannya setelah terkena paparan review produk oleh Rachel Goddard. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan mahasiswi UKSW sudah terkena paparan persuasif yang mendorong mereka untuk mulai melakukan tindakan yang sama seperti yang telah mereka tonton. Jadi mereka akan cenderung lebih terdorong dalam melakukan hal tersebut karena merasa review dari Rachel Goddard adalah pernyataan jujur.

4.4.4 Proses Motivasi

Dalam indikator motivasi terdapat 5 jenis pernyataan yang menunjukkan seberapa tinggi proses motivasi responden dalam dorongan perilaku ke arah pemenuhan pada tujuan tertentu, hal ini dalam menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Untuk mengetahui tingkat skala perhitungan rata-rata, digunakan interval sebagai berikut :

= nilai jawaban maksimum – nilai jawaban minimum Jumlah kategori

= 20-5 = 3,75 4

Tabel 4.8

Interval Kategori Jawaban Indikator Motivasi Variabel Y Tingkat

Skala

Interval Interpretasi Frekuensi Presentase (%) 1 5 – 8,75 Sangat Tidak Setuju 2 2% 2 8,75 – 12,5 Tidak Setuju 23 23%

(20)

3 12,5 – 16,25

Setuju 35 35%

4 16,25 – 20 Sangat Setuju 40 40%

Total 100 100%

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Pada tabel 4.8 menunjukkan sebanyak 40 responden sangat setuju dan 35 responden setuju dengan pernyataan-pernyataan tentang motivasi dalam menonton video beauty vlogger Rachel Goddard yang ditunjukkan dengan jumlah 100 responden. Sedangkan sisanya ada 23 responden yang menjawab tidak setuju dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju.

Menurut peneliti, mahasiswi UKSW memiliki dorongan perilaku ke arah pemenuhan pada tujuan tertentu yaitu ingin lebih mempercantik dirinya dengan menonton video beauty vlogger Rachel Goddard. Salah satunya dalam butir pernyataan “Saya ingin terlihat lebih cantik dengan mengikuti teknik make-up Rachel”. Pada pernyataan tersebut 45% dari 100 responden menjawab setuju, dan 31% menjawab sangat setuju. Kemudian dengan menonton beauty vlog tersebut, mahasiswi UKSW merasa bahwa wajahnya tampak lebih cerah dan segar setelah melakukan perawatan wajah sesuai rekomendasi Rachel. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan data yang peneliti peroleh yaitu 49% responden dari 100 responden menjawab setuju, dan 18% menjawab sangat setuju. Mereka juga menjadi merasa puas dan percaya diri dengan kemampuannya dalam berias diri dan perawatan wajah yang lebih baik setelah menonton beauty vlog tersebut.

Hasil data tersebut dapat diperkuat dengan hasil data yang peneliti peroleh dalam tabel 4.3 yaitu sebanyak 91% mahasiswi UKSW menjawab setuju dalam butir-butir pernyataan variabel X pada indikator durasi yaitu pada pernyataan dimana mereka setuju bahwa mereka

(21)

menonton tayangannya sampai selesai tanpa melewatkan satu scene-pun saat menonton.

4.5 Analisis Tabulasi Silang

Untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara durasi menonton dengan perilaku imitasi mempercantik diri dengan mengkategorikan tipe penonton menurut teori Kultivasi milik Gerbner, yaitu Heavy Viewers dan Light Viewers, maka data akan diolah dengan menggunakan analisis tabulasi silang yaitu metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu tabel. Dan hasil tabulasi silang dengan menggunakan aplikasi SPSS 16 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9

Tabulasi Silang antara Durasi Menonton Light Viewers dan Heavy Viewers terhadap Perilaku Imitasi Mempercantik Diri

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

(22)

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui responden yang setuju dengan adanya perilaku imitasi mempercantik diri setelah menonton video beauty vlogger Rachel Goddard adalah sebanyak 49 responden yang berada pada kategori tipe Heavy Viewers. Hal tersebut membuktikan bahwa teori Kultivasi yang dikemukakan Gerbner mengenai tipe Heavy Viewers yaitu khalayak yang menonton lebih dari 4 jam dalam sehari dan lebih terpengaruh kepada realitas yang dibentuk oleh media dibandingkan dengan kepercayaannya terhadap realitas secara langsung. Hal tersebut terjadi dalam penelitian ini dimana responden yang tergolong ke dalam kategori Heavy Viewers memiliki perilaku imitasi mempercantik diri yang lebih besar dibandingkan dengan responden Light Viewers yang menonton kurang dari 4 jam dalam sehari.

Dalam hal ini juga menunjukkan kuatnya daya tarik video beauty vlogger Rachel Goddard pada responden dengan menunjukkan adanya efek kuatnya media dalam memberikan terpaannya kepada perubahan perilaku seseorang dalam perilaku imitasi mempercantik dirinya.

4.6 Uji Hipotesis

Sebelum peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan aplikasi pengolah data SPSS 16, peneliti membuat hipotesis yang telah dicantumkan pada bab sebelumnya. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :

H0: Tidak ada pengaruh antara terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW.

H1: Ada pengaruh antara terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW.

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW, sebelumnya peneliti akan melakukan uji asumsi klasik terhadap data yang didapat melalui google form yang meliputi 4 tahapan, antara lain Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Multikolineritas, dan Uji

(23)

Autokorelasi. Apabila pengujian tersebut dinyatakan lolos, selanjutnya peneliti akan menganalisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan menggunakan aplikasi statistic SPSS 16 untuk mengetahui hasil penelitian ini.

4.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Kolmogorov – Smirnov. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas dengan teknik Kolmogorov – Smirnov adalah jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.10

Tabel Hasil Uji Normalitas

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0.897 > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diteliti berdistribusi normal dan tidak terkena masalah normalitas.

(24)

4.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variandari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual itu tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan apabila varians dari residual itu berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas dan dasar pengambilan keputusan pada uji Heteroskedastisitas yaitu:

1. Jika nilai signifikasi > 0,05 berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas.

2. Jika nilai signifikasi < 0,05 berarti terjadi Heteroskedastisitas. Hasil Uji Heteroskedastisitas pada SPSS 16 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Berdasarkan output diatas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel X atau “terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard” sebesar 0,460 dan lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel yang diuji tidak terjadi Heteroskedastisitas.

4.6.3 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

(25)

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi Multikolinieritas). Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal.

Dasar pengambilan keputusan pada uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Melihat nilai Tolerance - Jika nilai Tolerance > 0,10 = tidak terjadi Multikolinieritas pada data yang diuji. - Jika nilai Tolerance < 0,10 = terjadi Multikolinieritas pada data yang diuji.

2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) - Jika nilai VIF < 10,00 = tidak terjadi Multikolinieritas pada data yang diuji - Jika nilai VIF > 10,00 = terjadi Multikolinieritas pada data yang diuji. Setelah melakukan olah data pada SPSS 16, diperoleh hasil outputnya sebagai berikut:

Tabel 4.12

Tabel Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai tolerance variabel X atau “terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard” 1,000 lebih besar dari 0,10; dan nilai VIF menunjukkan pada angka 1,000 lebih kecil dari 10,00. Maka dapat disimpulkan pada penelitian ini tidak terjadi Multikolinieritas.

(26)

4.6.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui gangguan data yang bersifat time series (data berdasarkan waktu). Model regresi seharusnya bebas dari autokorelasi, sehingga kesalahan prediksi (selisih data asli dengan data hasil regresi) bersifat bebas untuk tiap nilai X (variabel independen).

Dalam pengolahan dengan SPSS, deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari besarnya angka DURBIN-WATSON (D-W). Secara umum pedoman besaran D-W adalah:

1. Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

korelasi.

3. Jika angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Setelah melakukan uji autokorelasi pada SPSS 16, hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Tabel Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Berdasarkan hasil tabel diatas diketahui bahwa besarnya angka D-W adalah sebesar 1,718 dan berada diantara -2 sampai +2. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penelitian ini tidak terjadi adanya autokorelasi.

(27)

Dilihat dari uji asumsi klasik yang di analisis, yaitu Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Multikolinieritas, dan Uji Autokorelasi diketahui bahwa semua tahap dalam uji asumsi tersebut dikatakan lolos, sehingga setelah melakukan uji asumsi peneliti dapat melakukan analisis regresi sederhana.

4.6.5 Uji Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik analisis regresi linear sederhana, dan hasil dari SPSS 17 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.14

Tabel Korelasi Terpaan Video Beauty Vlogger Rachel Goddard terhadap Perilaku Imitasi Mempercantik Diri Mahasiswi UKSW

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Dari hasil analisis yang ditampilkan pada tabel diatas (Tabel Model Summary) diketahui bahwa korelasi parsial antara terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard dan perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW dengan korelasi product moment by pearson didapat nilai r hitung sebesar 0,748 dan berarti nilai korelasi tersebut tergolong kuat (>0,500-0,799) dan memiliki nilai positif (arah korelasi positif) dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi responden menonton video beauty vlogger Rachel Goddard, maka perilaku imitasi mempercantik diri semakin tinggi.

(28)

Berdasarkan uji tabel korelasi tersebut, koefisien determinasinya (R square) yang ditemukan yaitu sebesar 0,559 atau sebesar 55,9% (R2 x 100%). Artinya dalam penelitian ini pengaruh terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard (Variabel X) terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW (Variabel Y) sebesar 55,9% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain diluar penelitian ini.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW, maka dapat dilihat pada tabel ANOVA sebagai berikut:

Tabel 4.15 Tabel ANOVA

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Dasar pengambilan keputusan dalam ANOVA dilihat berdasarkan : - Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

- Jika probabilitas < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak ada pengaruh antara terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW.

(29)

H1 : Ada pengaruh antara terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha 0,05. Jadi H1 diterima dan H0 ditolak dan artinya terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard mempengaruhi perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW.

Tabel 4.16

Tabel Model Persamaan Regresi

Sumber : Analisis data primer, tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh berdasarkan perhitungan diatas adalah sebagai berikut:

Y= a + bX

Y perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW = 3,062 + 1,297 terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard - Konstanta sebesar 3,062 menunjukkan bahwa apabila tidak ada

nilai variabel tingkat terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard, maka besarnya nilai perilaku imitasi mempercantik diri adalah 3,062.

- Koefisien regresi sebesar 1,297 pada variabel terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard, artinya bahwa setiap penambahan 1 nilai variabel terpaan video beauty vlogger

(30)

Rachel Goddard, maka akan meningkatkan perilaku imitasi mempercantik diri sebesar 4,359.

Selain menggambarkan persamaan regresi output ini, peneliti juga akan menampilkan uji signifikasi dengan uji t yang bertujuan untuk mengetahui apakan ada pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y.

Dari output model persamaan regresi pada tabel 4.15, model persamaan regresi diketahui bahwa nilai t hitung = 11,150 dengan nilai signifikasi 0,000. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

- Jika nilai probabilitas > 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak - Jika nilai probabilitas < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima

Jadi kesimpulannya adalah berdasarkan probabilitasnya menunjukkan bahwa variabel terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard secara signifikan mempengaruhi terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW (0,000 < 0,05).

4.7 Pembahasan

Dalam penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Terpaan Video Beauty Vlogger Rachel Goddard terhadap Perilaku Imitasi Mempercantik Diri”, peneliti menyebarkan kuesioner melalui google form kepada 100 responden dengan karakteristik yang telah dipaparkan pada bab 3, yaitu mahasiswi yang terdaftar pada Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan masih aktif mengikuti kegiatan perkuliahan dan berusia 19 sampai 25 tahun, serta sudah pernah menonton channel Youtube khususnya konten beauty vlog Rachel Goddard. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu terpaan media dan perilaku imitasi mempercantik diri, dimana setiap variabel memiliki beberapa indikator. Terpaan media dalam penelitian ini diukur menggunakan 3 indikator, antara lain frekuensi, durasi, dan atensi. Sedangkan perilaku imitasi mempercantik diri dalam penelitian ini diukur menggunakan 4 indikator yaitu

(31)

proses perhatian (attention), proses mengingat (retention), proses reproduksi motoris, dan proses motivasi.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, rata-rata responden yang menonton channel Youtube video beauty vlogger Rachel Goddard berusia 22 tahun penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara menonton video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW. Signifikasi hubungan antara variabel X dengan variabel Y dibuktikan dengan uji hipotesis yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara menonton video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW.

Berdasarkan indikator pada variabel perilaku imitasi mempercantik diri (Y) menunjukkan sikap responden melalui berbagai proses dalam Teori Pembelajaran Sosial oleh Albert Bandura. Untuk berimitasi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara lain terdapatnya minat dan perhatian yang cukup besar terhadap sesuatu yang ingin diimitasi. Kemudian adanya sikap yang menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang hendak diimitasi. Dalam penelitian ini responden mengamati tahap-tahap serta perkembangan setiap detail tutorial make-up dan tahap-tahap perawatan wajah yang baik sesuai jenis kulit wajah oleh Rachel Goddard (Attention), bahkan mereka tertarik untuk mempraktekkan tutorial make-up tersebut, yang kemudian setelah menonton, mereka ingat tahap-tahap tutorial make-up saat akan berdandan, dan juga ingat tahap-tahap perawatan wajah yang baik (retention). Lalu mereka melakukan tahap-tahap tutorial make-up serta perawatan wajah yang dilakukan oleh Rachel. Mereka juga mencari review produk kecantikan di beauty vlog Rachel Goddard sebelum membeli dan kemudian membeli produk yang direkomendasikan Rachel Goddard (Reproduksi Motoris). Hal-hal tersebut dilakukan karena mereka memiliki tujuan yaitu ingin terlihat lebih cantik dengan mengikuti teknik make-up Rachel Goddard. Setelah tujuannya terpenuhi, mereka merasa puas dan percaya diri dengan

(32)

kemampuannya dalam berias diri setelah menonton video beauty vlogger Rachel Goddard, bahkan mereka merasa wajahnya tampak lebih cerah dan segar setelah melakukan perawatan wajah sesuai yang direkomendasikan Rachel Goddard dalam video-nya (Motivasi).

Perilaku imitasi merupakan bentuk pembelajaran sosial yang mengarah pada pengembangan tradisi dan budaya sehingga terjadi transfer informasi dalam bentuk perilaku, sikap, kebiasaan, dan lainnya tanpa harus melalui pewarisan genetik. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya imitasi adalah adanya minat atau perhatian yang besar terhadap seseorang yang akan diimitasi atau ditiru. Serta kepuasan untuk menjadikan dirinya seperti tokoh yang diidolakan. Hal ini terlihat pada data yang peneliti dapatkan bahwa mahasiswi UKSW melakukan teknik merias diri (make-up) sama seperti yang dilakukan oleh Rachel Goddard pada video beauty vlog-nya untuk mempercantik diri mereka. Bahkan mereka sampai membeli produk kecantikan yang sama seperti yang diaplikasikan oleh Rachel Goddard pada wajahnya dalam video beauty vlog miliknya.

Berdasarkan uji hipotesis, nilai korelasi r hasil adalah 0,748 dan nilai korelasi ini tergolong kuat (>0,500-0,799) dan memiliki nilai positif (arah korelasi positif). Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi responden menonton video beauty vlogger Rachel Goddard, maka perilaku imitasi mempercantik diri juga semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin jarang orang menonton video beauty vlogger Rachel Goddard, maka perilaku imitasi mempercantik diri semakin rendah. Dalam hal ini responden yang menonton video beauty vlogger Rachel Goddard lebih dari 4 jam dalam sehari (heavy viewers) cenderung mempunyai dampak yang lebih besar untuk terjadinya perilaku imitasi mempercantik diri dibandingkan dengan responden yang menonton video beauty vlogger Rachel Goddard kurang dari 2 jam dalam sehari (light viewers). Dengan adanya hasil ini, semakin memperkuat dugaan bahwa ada dampak secara nyata antara menonton video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri.

(33)

Besarnya koefisien determinasi pengaruh terpaan menonton video beauty vlogger Rachel Goddard terhadap perilaku imitasi mempercantik diri adalah sebesar 55,9% dan sisanya 44,1% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian ini. Pada uji regresi ditentukan Y perilaku imitasi mempercantik diri mahasiswi UKSW = 3,062 + 1,297 terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard. Artinya bahwa setiap penambahan 1 nilai variabel terpaan video beauty vlogger Rachel Goddard, maka akan meningkatkan perilaku imitasi mempercantik diri sebesar 4,359 (tabel 4.16)

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang pengaruh terpaan video beauty vlogger terhadap perilaku imitasi. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinda Puspitasari (Universitas Muhammadiyah Malang) 2018, tentang Pengaruh Terpaan Video Beauty Vlogger di Youtube terhadap Perilaku Imitasi Mahasiswi dalam Merias Wajah dengan 65 responden diperoleh nilai t sebesar 5,744> t tabel 1.998, maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel terpaan video beauty vlogger di Youtube terhadap variabel perilaku imitasi mahasiswi dalam merias wajah. Besarnya koefisien determinasi adalah 0,346 yang berarti terpaan video beauty vlogger di Youtube memberikan efek yang cukup besar yaitu 34,6% terhadap perilaku imitasi mahasiswi dalam merias wajah. Pada uji regresi ditentukan persamaan Y = 2.902 + 1.107x, artinya setiap peningkatan variabel terpaan video beauty vlogger di Youtube sebesar 1% dapat meningkatkan tingkat perilaku imitasi mahasiswi dalam merias wajah 1.107.

Begitu juga dengan hasil penelitian oleh Kania Farrahdita (Universitas Jenderal Soedirman) 2017, tentang Pengaruh Terpaan Vlog Tutorial Make-Up di Youtube terhadap Perilaku Imitasi Mahasiswi FISIP Universitas Jenderal Soedirman dengan 91 responden diperoleh hasil bahwa terpaan vlog tutorial make-up di Youtube memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku imitasi mahasiswi. Hal tersebut diperoleh dari nilai R2 sebesar 0,610 atau 61,0%. Selain itu, diperoleh angka signifikasi 0.00 dimana angka 0.00< 0.05,

(34)

sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh terpaan vlog tutorial make-up di Youtube terhadap perilaku mahasiswi FISIP Universitas Jenderal Soedirman.

New media dengan berbagai kelebihannya telah mampu mempengaruhi khalayak yang melihatnya untuk ikut meniru dan memotivasi para khalayaknya, ditambah lagi dengan kuatnya daya tarik konten video beauty vlogger Rachel Goddard dan semakin banyaknya konten video beauty vlogger yang menarik dan menyuguhkan berbagai tutorial kecantikan memberikan sebuah fenomena baru yang memberikan efek kuatnya new media terhadap responden dalam memberikan sebuah terpaan yang menyebabkan terjadinya perubahan kepada penontonnya yaitu meningkatkan perilaku imitasi mempercantik diri terhadap terpaan tersebut. Media sangatlah berperan aktif untuk dapat menarik perhatian khalayak khususnya konten video beauty vlogger Rachel Goddard dalam memberikan suatu hiburan yang memiliki daya tarik dari video tersebut dalam bentuk audiovisual, beauty vlogger yang menarik, serta informasi-informasi seputar kecantikan yang membuat penontonnya tertarik untuk menonton hingga melakukan hal yang sama seperti apa yang telah mereka tonton dalam video tersebut.

Gambar

Diagram 4.4  Screening
Tabel Korelasi Terpaan Video Beauty Vlogger Rachel Goddard terhadap  Perilaku Imitasi Mempercantik Diri Mahasiswi UKSW

Referensi

Dokumen terkait

Modul wifi sesuai gambar 8 digunakan sebagai komunikasi data antara mikrokontroler ke basis data. modul wifi ini akan mengunggah data pembacaan dari sensor arus, sensor

Sementara itu, tingkat keuntungan yang dapat dicapai tampak nyata sangat dipengaruhi oleh varietas dan sistem tanam (tumpangsari) yang digunakan dibandingkan dengan monokultur,

Kualitas penduduk yang baik akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang baik pula. Jumlah penduduk yang besar tetap akan berarti bila sebagian besar dari

Pusdiklat akan mendata dan menseleksi hasil ujian seleksi untuk selanjutnya akan ditetapkan para peserta yang dipanggil untuk mengikuti ujian tahap II (hanya bagi beberapa

tepi penderita PJK stabil pada kelompok yang diberikan ekstrak umbi ubijalar ungu dan vitamin C dosis rendah, sedangkan pada dosis sedang dan tinggi pemberian vitamin C menunjukkan

Selanjutnya penelitian Putro, (2019:51) yang menyatakan bahwa pemahaman adalah suatu proses memahami, menanamkan dan memahamkan. Jadi, seorang siswa dikatakan

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat dilihat bahwa ada

[r]