• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT JENDERAL

REHABILITASI SOSIAL LANJUT

USIA TAHUN 2016

(2)

1

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia menuju masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, mandiri dan bermartabat.

Keberhasilan pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia tidak mungkin dapat terwujud tanpa didukung oleh Sumber Daya Pegawai yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam bidang tugasnya masing-masing, transparan, profesional dan akuntabel. Setiap penyelenggara pemerintahan harus mampu menampilkan akuntabilitas kinerjanya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan ideal yang dicanangkan dengan keluaran dan manfaat yang dihasilkan. Untuk mewujudkan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia yang profesional serta sesuai dengan tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan koordinasi yang optimal agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan efektif, stabil dan dinamis. Selain itu, diperlukan instrumen yang mampu mengukur indikator pertanggungjawaban setiap penyelenggara Sosial dan Pemerintahan.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan peranannya, dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya, berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan, serta berlandaskan peraturan perundang-undangan, antara lain :

1. Ketetapan MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Bebas KKN.

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Fakir Miskin

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia

(3)

2

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian.

9. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia

10. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Program Nasional tahun 2011.

11. Instruksi Presiden Nomor3 Tahun 2011 tentang Program Pembangunan yang berkeadilan.

12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Sosial, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, di bawah Kementerian Sosial RI.

1. Kedudukan

Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial.

2. Tugas Pokok

Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Rehabilitasi sosial lanjut usia.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

(4)

3

b. Penyiapan pelaksanaan kebijaksanaan di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya; dan

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Dalam rangka pelaksanaan fungsi Advokasi sebagai tindak lanjut dari upaya

peningkatan kesejahteraan Lanjut Usia telah mendapat berbagai dukungan yang dikoordinasikan melalui Komisi Nasional Lanjut Usia (KOMNAS LANSIA) yang dibentuk berdasarkan Keppres No. 52 tahun 2004. Adapun tugas Komnas Lansia adalah:

a. Mengkoordinasikan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia.

b. Memberikan saran/masukan kepada Presiden dalam upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia.

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud penyusunan LAKIP sebagai bahan dokumentasi yang dapat dijadikan dasar untuk pertanggungjawaban administratif dan teknis pelaksanaan Program dan Kegiatan di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

2. Tujuan

a. Bahan evaluasi untuk mewujudkan Akuntabilitas Instansi Pemerintah bagi pihak yang membutuhkan.

b. Sarana untuk mengkomunikasikan hasil yang telah dicapai dan proses pencapaiannya.

c. Penyempurnaan pelaksanaan berbagai kebijakan, program dan kegiatan. d. Penyediaan dan Penyempurnaan dokumentasi program dan kegiatan.

(5)

4

D. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam susunan organisasi dan tata kerja tersebut, sesuai Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Sosial, susunan Organisasi Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia terdiri dari :

1. Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi; 2. Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia; 3. Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut;

4. Subdirektorat Sumber Daya; dan 5. Subbagian Tata Usaha

6. Kelompok Jabatan Fungsional;

Struktur dan Susunan Organisasi Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

(6)

5

1. Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi a. Tugas

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang identifikasi dan rencana intervensi.

b. Fungsi

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi;

2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi;

3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi;

4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi; dan

5) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi.

c. Uraian Tugas

1) Merencanakan kegiatan Identifikasi dan Rencana Intervensi, meliputi perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan evaluasi dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2) Memberikan arahan / petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi para Kepala Seksi.

3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi sesuai dengan bidang tugas agar beban kerja terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan.

4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi.

(7)

6

5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

2) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi secara lintas program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

3) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program Identifikasi dan Rencana Intervensi.

4) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi dalam rapat dan pertemuan lain sesuai dengan instruksi Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

5) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi.

6) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi agar proses dan hasilnya sesuai dengan rencana.

7) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi kepada Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

8) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

9) Melaksanakan penyusunan program dan sasaran tahunan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia berdasarkan kebijakan dan program Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dan pelaksanaan sebelumnya, serta perkiraan yang akan datang.

10) Melaksanakan penyusunan program kerja dan rencana kerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan tugas.

1.a. Kepala Seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan. a. Tugas

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan

(8)

7

teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis dan identifikasi permasalahan.

b. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan agar melaksanakan tugas dengan baik.

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Analisis dan Identifikasi Permasalahan rehabilitasi sosial lanjut usia.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Analisis dan Identifikasi Permasalahan rehabilitasi sosial lanjut usia.

7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Analisis dan Identifikasi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Analisis dan Identifikasi Permasalahan Rehabilitasi social lanjut usia.

9) Mengkoordinasikan kegiatan seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf seksi di Analisis dan Identifikasi Permasalahan.

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan kepada Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2.b. Kepala Seksi Rencana Intervensi

a. Tugas

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang rencana intervensi.

(9)

8

1) Merencanakan kegiatan seksi Rencana Intervensi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf seksi Rencana Intervensi sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan seksi Rencana Intervensi baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf seksi Rencana Intervensi agar melaksanakan tugas dengan baik.

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis Rencana Intervensi di bidang Rehabilitasi sosial lanjut usia.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rencana Intervensi Rehabilitasi sosial lanjut usia.

7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Rencana Intervensi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rencana Intervensi Rehabilitasi sosial lanjut usia.

9) Mengkoordinasikan kegiatan seksi Rencana Intervensi dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf seksi Rencana Intervensi pada Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi. 11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Rencana Intervensi kepada

Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2. Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia a. Tugas

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia.

b. Fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi;

2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi;

(10)

9

3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi;

4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supevisi di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi; dan 5) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi.

c. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan operasional Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia, meliputi perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan evaluasi dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi para Kepala Seksi.

3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia sesuai dengan bidang tugas agar beban kerja terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan. 4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang

timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia.

5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

6) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia secara lintas program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

7) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program standarisasi, evaluasi dan pelaporan.

(11)

10

8) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia dalam rapat dan pertemuan lain sesuai dengan instruksi Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

9) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia.

10) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia agar proses dan hasilnya sesuai dengan rencana.

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia kepada Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2. a. Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusi a. Tugas :

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam institusi.

b. Uraian Tugas

1) Merencanakan kegiatan Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusisebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusisesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan seksi Rehabilitasi sosial dalam pantibaik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusiagar melaksanakan tugas dengan baik.

(12)

11

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Rehabilitasi sosial lanjut usia dalam panti.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rehabilitasi sosial dalam panti.

7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusiuntuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rehabilitasi sosial dalam panti. 9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia

Dalam Institusidengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusi pada Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia .

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusi kepada Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia .

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2. b. Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi

a. Tugas :

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam institusi.

(13)

12 b. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan. 3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di

lingkungan seksi Rehabilitasi sosial luar pantibaik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi agar melaksanakan tugas dengan baik.

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Rehabilitasi sosial lanjut usia luar panti.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rehabilitasi sosial luar panti.

7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rehabilitasi sosial luar panti. 9) Mengkoordinasikan kegiatan Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan

Lanjut Usia Luar Institusi dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi pada Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia .

(14)

13

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi kepada Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia .

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3. Kepala Sub Direktorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut a. Tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang reintegrasi dan bimbingan lanjut.

b. Fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang Reintegrasi dan Bimbingan LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang Reintegrasi dan Bimbingan LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang Reintegrasi dan Bimbingan LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang Reintegrasi dan Bimbingan LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

5) Penyiapan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang. Reintegrasi dan Bimbingan LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

b. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan operasional Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut, meliputi perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan evaluasi dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2) Memberikan arahan / petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi para Kepala Seksi.

(15)

14

3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut sesuai dengan bidang tugas agar beban kerja terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan.

4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

6) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut secara lintas program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

7) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

8) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut dalam rapat dan pertemuan lain sesuai dengan instruksi Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

9) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan SubdirektoratReintegrasi dan Bimbingan Lanjut serta kegiatan Rehabilitasi sosial lanjut usia.

10) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut agar proses dan hasilnya sesuai dengan rencana.

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut kepada Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

(16)

15

3. a. Kepala Seksi Reintegrasi a. Tugas :

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang reintegrasi.

b. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan Seksi Reintegrasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf Seksi Reintegrasi sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan Seksi Reintegrasi baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Reintegrasi agar melaksanakan tugas dengan baik.

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Pembinaan Lembaga.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Pembinaan Lembaga.

7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Reintegrasi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Pembinaan Lembaga.

9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Reintegrasi dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Reintegrasi pada Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Reintegrasi kepada Kepala Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

(17)

16

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3.b. Kepala Seksi Bimbingan Lanjut

a. Tugas :

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang bimbingan lanjut

b. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan Seksi Bimbingan Lanjut sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf Seksi Bimbingan Lanjut sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan Seksi Bimbingan Lanjut baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Bimbingan Lanjut agar melaksanakan tugas dengan baik.

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Kerjasama Kelembagaan.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Kerjasama Kelembagaan.

7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Bimbingan Lanjut untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Kerjasama Kelembagaan.

9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Bimbingan Lanjut dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

(18)

17

10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Bimbingan Lanjut pada Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Bimbingan Lanjut kepada Kepala Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjutatau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

4. Kepala Sub Direktorat Sumber Daya a. Tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang sumber daya.

b. Fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya;

2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya;

3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya;

4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya

5) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya

c. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan operasional Subdirektorat Sumber Daya, meliputi perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan evaluasi dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2) Memberikan arahan / petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Sumber Daya baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi para Kepala Seksi.

3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan Subdirektorat Sumber Daya sesuai dengan bidang tugas agar beban kerja terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan.

(19)

18

4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Sumber Daya.

5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Sumber Daya untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

6) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Sumber Daya secara lintas program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

7) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program Sumber Daya.

8) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Sumber Daya dalam rapat dan pertemuan lain sesuai dengan instruksi Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

9) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Subdirektorat Sumber Daya serta kegiatan Rehabilitasi sosial lanjut usia.

10) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat Sumber Daya agar proses dan hasilnya sesuai dengan rencana.

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Sumber Daya kepada Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

4.a. Kepala Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya a. Tugas :

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pemetaan dan analisis potensi sumber daya.

(20)

19

1) Merencanakan kegiatan Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya agar melaksanakan tugas dengan baik.

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Advokasi Sosial.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Advokasi Sosial. 7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Advokasi Sosial.

9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya pada Subdirektorat Sumber Daya.

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya kepada Kepala Subdirektorat Sumber Daya.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Sumber Daya atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

(21)

20

4. b Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

a. Tugas :

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kapasitas sumber daya

b. Uraian Tugas :

1) Merencanakan kegiatan Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya agar melaksanakan tugas dengan baik.

5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Rehabilitasi Sosial Kedaruratan.

6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rehabilitasi Sosial Kedaruratan.

7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rehabilitasi Sosial Kedaruratan.

9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia. 10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Peningkatan Kapasitas

(22)

21

11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya kepada Kepala Subdirektorat Sumber Daya.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Sumber Daya atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) a. Tugas :

Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, dan rumah tangga serta administrasi perencanaan program dan anggaran Direktorat.

b. Uraian Tugas :

1) Menyusun rencana kegiatan Subbagian Tata Usaha sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

2) Membagi tugas kepada staf Subbagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

3) Membimbing dan mengawasi staf dalam pelaksanaan tugas. 4) Melakukan urusan persuratan dan kearsipan Direktorat.

5) Melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan Direktorat. 6) Melakukan urusan keuangan Direktorat.

7) Melakukan urusan kepegawaian Direktorat.

8) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data lingkup Direktorat. 9) Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan anggaran serta

pelaporan kegiatan di lingkungan direktorat.

10) Mendukung pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi Direktorat. 11) Menyiapkan urusan tata laksana, hukum dan humas Direktorat.

12) Melaporkan pelaksanaan kegiatan Subbagian Tata Usaha kepada Direktur.

13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Direktur atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

E. Lingkungan Strategis yang berpengaruh

Pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakan peningkatan usaha Kesejahteraan Sosial. Hal ini

(23)

22

dilatarbelakangi oleh kenyataan akan besarnya permasalahan sosial yang tumbuh dan berkembang serta dihadapi oleh sebagian besar masyarakat.

Kemiskinan, ketelantaran, kecacatan dan ketunaan sosial merupakan permasalahan sosial yang menonjol serta memerlukan penanganan secara khusus dan berkeseimbangan sebagai wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial dipengaruhi oleh lingkungan strategis sebagai berikut :

1. Stabilitas ekonomi dengan mengutamakan perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha bagi sebagian besar penduduk terutama PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial).

2. Kecepatan penanganan wilayah tertinggal, terpencil dan terisolasi, daerah minus, daerah kumuh perkotaan, daerah pantai dan kantong kemiskinan lainnya.

3. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan melalui peningkatan akuntabilitas dan transparansi.

4. Pengembangan dan penguatan kelembagaan sosial lanjut usia terutama yang berbasis masyarakat baik lembaga maupun SDM-nya.

Dalam perencanaan dan pelaksanaannya, sektor/kegiatan strategis lain yang terkait perlu diintegrasikan dengan strategi pembangunan dan penanganan masalah sosial.

(24)

23

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2016 A. Perencanaan

Perencanaan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia pada hakekatnya merupakan komitmen bersama mengenai upaya yang terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan, peraturan perundang-undangan bidang Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia termasuk pembinaan terhadap akhlak dan perilaku pelaksana Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia serta evaluasi, pengawasan dan pengendalian manajemen, agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas dalam pelaksanaan pemerintahan.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang harus diemban, maka Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dalam penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial lanjut usia dilaksanakan secara sistematis, terencana dan berkesinambungan. Termasuk penyelenggaraan program/kegiatan tahun 2015 merupakan tindak lanjut kegiatan sebelumnya yang terarah, untuk pencapaian dan penjabaran visi dan misi yang telah ditetapkan.

B. Visi dan Misi

Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia menetapkan Visi dan Misi sebagaimana tersebut :

1. Visi

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Nilai dan Semangat Gotong Royong”

2. Misi

“Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”

C. TUJUAN

1. Terlaksananya/ terwujudnya kesejahteraan sosial lanjut usia melalui rehabilitasi sosial lanjut usia sesuai dengan standar pelayanan baik dalam maupun luar panti 2. Meningkatnya kemampuan, keterampilan dan kepadulian masyarakat dalam

memberikan rehabilitasi kepada lanjut usia

3. Tersalurkannya bantuan sarana dan prasarana rehabilitasi lanjut usia dan kepedulian masyarakat dalam melayani lanjut usia melalui lembaga kesejahteraan sosial

(25)

24

D. Arah Kebijakan dan Strategi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

1. Arah Kebijakan

a. Mewujudkan dukungan keluarga dan masyarakat terhadap kehidupan lanjut usia;

b. Mewujudkan sistem perlindungan dan jaminan sosial yang dapat meningkatkan kehidupan penduduk lanjut usia;

c. Mewujudkan kesempatan kerja dan aktivitas untuk mengaktualisasikan diri dalam keluarga dan masyarakat;

d. Mewujudkan iklim kehidupan yang mendorong lanjut usia dapat melakukan kegiatan sosial keagamaan dan kerohanian;

e. Mewujudkan aksesibilitas lanjut usia terhadap sarana dan rehabilitasi umum serta sumber lainnya.

f. Mewujudkan profesionalisme petugas rehabilitasi sosial lanjut usia.

g. Mewujudkan lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia yang mandiri dan mempunyai jaringan kerja yang luas

2. Strategi

a. Kemitraan

Yaitu kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan dan jaringan kerja untuk menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat/orsos dan dunia usaha dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial lanjut usia.

b. Pemberdayaan

Yaitu peningkatan profesionalisme dan kinerja pelaku rehabilitasi social lanjut usia, termasuk aparatur pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah, masyarakat, organisasi sosial, dunia usaha serta penerima rehabilitasi untuk mencegah dan mengatasi masalah yang ada serta merealisasikan aspirasi dan harapan untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.

c. Partisipasi

Yaitu meliputi prakarsa, peran aktif dan keterlibatan lanjut usia serta seluruh unsur komponen masyarakat termasuk dunia usaha dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial lanjut usia.

d. Advokasi Sosial

Meliputi pendampingan, konsultasi dan perlindungan dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi sosial bagi lanjut usia.

e. Rehabilitasi Sosial

Adalah proses bantuan pertolongan, perlindungan, bimbingan, santunan dan perawatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan social lanjut usia.

(26)

25 E. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perjanjian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 adalah sebagai berikut :

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET

Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar Family Support Kedaruratan Bedah rumah

Jumlah lanjut usia terlantar yang menerima bantuan sosial

31.250 orang SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia Pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia SDM yang meningkat kapasitasnya dalam

melaksanakan rehabilitasi sosial

lanjut usia orang 870

Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

Pemberian bantuan kepada lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/ 60 lembaga Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia Penyusunan dan penyempurnaan pedoman, juklak dan juknis, peraturan, produk literasi yang dirancang/ diterbitkan terkai akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia

Jumlah inisiasi/ regulasi/

peraturan/ produk literasi yang dirancanag/ diterbitkan terkait akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia

8 Pedoman

Perjanjian kinerja tersebut merupakan perjanjian untuk memberikan rehabilitasi sosial lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan pusat. Selain kegiatan pusat masih ada kegiatan yang dilaksanakan melalui UPT dan melalui dana dekosentrasi. Perjanjian kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

(27)

26

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET

Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia Layanan SBK PSTW UEP Day care Home Care Nursing Care Penjangkauan PSTW

Jumlah lanjut yang mendapatkan rehabilitasi sosial di dalam panti Jumlah lanjut yang mendapatkan rehabilitasi sosial di luar panti Jumlah lanjut usia terlantar yang mendapatkan bantuan sosial

23.365 orang SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia Pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia SDM yang meningkat kapasitasnya dalam

melaksanakan rehabilitasi sosial

lanjut usia orang 3.111

Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

Pemberian bantuan Operasional kepada Komda propinsi / Kab/Kota

Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/

15 lembaga

Perjanjian kinerja yang dicapai melalui UPT dan dana dekonsentrasi dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yag mendukung berbagai sasaran rehabilitasi sosial lanjut usia. Sasaran Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia dica[ai dengan program Layanan SBK PSTW, UEP, Day care, Home Care, Nursing Care dan Penjangkauan yang dilaksanakan oleh PSTW dengan target sebayak 23.365 orang.

Sasaran SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia dicapai dengan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia yang ditujukan kepada pendamping ASLUT dengan target sebanyak 3.111 orang. Sasaran Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia dicapai dengan Pemberian bantuan Operasional kepada Komda propinsi / Kab/Kota dengan target sebanyak 15 lembaga.

Untuk capaian yang dilaksanakan melalui UPT dan dana dekonsentrasi akan dilaporkan oleh masing-masing kepala satker pelaksana kegiatan karena merupakan tanggung jawab dan sebagai capaian kinerja masing-masing kepala satker.

(28)

27

BAB III

Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia menyusun penetapan kinerja tahun 2016 sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi. Penetapan kinerja tersebut menjadi tolak ukur akuntabilitas kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

A. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target di penetapan kinerja dengan realisasi target yang dilaksanakan selama tahun 2016.

(29)
(30)

29 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

SASARAN KINERJA UTAMA INDIKATOR TARGET REALISASI HASIL CAPAIAN (%) PROGRAM ANGGARAN OUT PUT OUT COME

Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia

Jumlah lanjut usia terlantar yang menerima bantuan sosial 31.250 orang 32.089 orang 103 % 20 % dari realisasi lanjut usia telah terpenuhi kebutuhan dasarnya Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar Family Support Kedaruratan Bedah rumah 76.363.274.000 SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia SDM yang meningkat kapasitasnya dalam melaksanakan rehabilitasi sosial lanjut usia 870 orang 770 orang 88 % 20 % SDM penyelenggar an pelayanan sosial lanjut usia meningkat kapasitasnya Pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia 5.970.560.000 Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/ 60 lembaga 2 Lembaga 3 % 20 % meningkatny a kualitas rehabilitasi sosial lanjut usia yang dilakukan masyarakat melalui LKS LU Pemberian bantuan kepada lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia 533.490.000

(31)

30

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI HASIL CAPAIAN (%) PROGRAM ANGGARAN OUT PUT OUT COME

Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia Jumlah inisiasi/ regulasi/ peraturan/ produk literasi yang dirancanag/ diterbitkan terkait akses

lingkungan inklusif bagi lanjut usia 8 Pedoman 10 Pedoman 125 20 Meberikan pemahaman kepada pelaksana/ pendamping rehabilitasi sosial lanjut usia (petugas pusat, propinsi, kab/kota) Penyusunan dan penyempurnaan pedoman, juklak dan juknis, peraturan, produk literasi yang dirancang/ diterbitkan terkai akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia 1.141.750.000

(32)

31

B. Capaian Kinerja

Capaian Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 dilakukan dengan cara mengukur sasaran strategis. Sasaran strategis diukur dengan indikator kinerja yang tercantum dalam penetapan kinerja tahun 2016. Capaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Sasaran 1 : Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia

Sasaran lanjut usia yang mendapatkan Rehabilitasi merupakan sasaran Rehabilitasi yang ditujukan langsung kepada lanjut usia dan manfaatnya dapat dirasakan oleh lanjut usia. Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah lanjut usia miskin atau terlantar yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dalam upaya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.

Pengukuran sasaran ini masih bersifat kualitatif karena penerima bantuan jumlahnya jauh lebih besar dari pada pelayanan yang ada. Selain itu kondisi awal lanjut usia sebelum menerima bantuan tidak diketahui sehingga tidak bisa mengukur perubahan yang terjadi terhadap lanjut usia pada saat sudah menerima bantuan. Fokus utama sasaran ini adalah peningkatan jumlah lanjut usia yang mendapatkan Rehabilitasi sosial. Target yang telah dicapai dalam pemberian pelayanan kepada lanjut usia dari tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :

(33)

32

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan jumlah target. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2012. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan yang signifikan karena mendapatkan reword anggaran yang digunakan sepenuhnya untuk peningkatan sasaran langsung kepada lanjut usia. Pada tahun 2014 terjadi penurunan sasaran. Penurunan ini terjadi karena adanya pengalihan target yang semula ditangani oleh pusat dialihkan ke daerah baik dekon maupun UPT, sehingga sasaran di pusat turun dan sasaran Rehabilitasi melalui dana dekonsentrasi dan UPT meningkat.

Pada tahun 2015 terjadi peningkatan sasaran yang sangat signifikan hal ini disebabkan karena adanya tambahan anggaran (APBNP). Penambahan anggaran tersebut digunakan untuk program-program yang langsung ditujukan pada peningkatan target lanjut usia.

Pada tahun 2016 terjadi penurunan sasaran lagi karena sasaran pelayanan dialokasikan melalui dana dekonsentrasi. Selain itu adanya penghematan anggaran yang terjadi sampai dua kali penghematan. Sebelum penghematan target Direktorat Rehabilitasi Sosial lanjut usia berjumlah 31.750 orang turun menjadi 31.250 orang serta bantuan ASLUT yang semula 12 bulan menjadi 10 bulan.

Permasalahan utama yang dihadapi adalah pengembangan sasaran sangat tergantung dengan anggaran yang tersedia (APBN) dan belum adanya kemampuan dalam menggali sumber dana lain baik dari dalam maupun luar negeri sehingga target sasaran tidak dapat naik secara signifikan.

Capaian kinerja sasaran lanjut usia yang mendapatkan Rehabilitasi diukur keberhasilannya melalui perbandingan target dan realisasi yang dapat dilihat pada tabel berikut:

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian % 1 Jumlah lanjut usia terlantar yang

(34)

33

Lanjut usia yang mendapatkan Rehabilitasi sosial di luar panti merupakan Rehabilitasi yang diberikan langsung kepada lanjut usia. Lanjut usia penerima Rehabilitasi adalah lanjut usia yang berada di masyarakat dan tidak tinggal di dalam panti. Kriteria Lanjut Usia Terlantar yang mendapat Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar adalah lanjut usia miskin, sakit-sakitan dan atau badridden untuk kriteria penerima bantuan pemenuhan kebutuah hidup. Sedangkan kriteria Lanjut Usia yang mendapatkan rehabilitasi sosial di luar Panti adalah lanjut usia miskin, masih memiliki keluarga maupun lanjut usia yang berada dalam situas darurat baik bencana alam maupun bencana sosial bagi lanjut usia yang menerima bantuan kedaruratan.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator kinerja ini adalah sebagai berikut:

a. Asistensi Sosial Lanjut UsiaTerlantar

Asistensi Sosial Lanjut Usia adalah program pemberian bantuan secara tunai kepada lanjut usia terlantar yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan lanjut usia terlantar. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan bantuan tunai sebesar Rp. 200.000,- per bulan selama satu tahun. Sasaran asistensi sosial lanjut usia adalah berjumlah 30.000 orang yang tersebar di 34 propinsi, 359 kabupaten/kota, 1188 Kecamatan dan 3.039 desa. Pelaksanaan program bekerjasama dengan PT. POS Indonesia untuk lembaga penyalur. Kerjasama dilakukan dengan PT. POS Indonesia karena sebagai pemenang lelang, PT. POS Indonesia mempunyai jaringan sampai ke tingkat kecamatan yang berdekatan dengan penerima bantuan agar pendamping dapat mengambil uang ke PT. Pos terdekat dengan penerima bantuan dengan menunjukkan surat kuasa dan SK sebagai pendamping dan selanjutnya diserahkan ke penerima.

Karena keterbatasan anggaran yang ada, penerima bantuan antara lain ditentukan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana bantuan digunakan untuk pemenuhan sebagian kebutuhan dasar lansia penerima program. Dalam pelaksanaannya, selain mendapatkan dana bantuan ASLUT setiap bulannya, lanjut Usia telantar penerima program mendapatkan

(35)

34

pendampingan psikososial dari seorang pendamping yang berasal dari unsur masyarakat yang ditentukan oleh dinas/ instansi sosial kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan tugasnya pendamping mendapatkan honor dan transport secara berkala. Satu pendamping rata rata mendampingi 10 – 15 orang lanjut usia di satu desa. Tugas dari pendamping antara lain adalah memberikan kemudahan bagi lanjut usia dalam menerima bantuan, memantau penggunaan bantuan serta memberikan bimbingan dan konseling psikososial secara simple kepada lanjut usia.

Pemberian bantuan kepada lanjut usia terlantar melalui program ASLUT semula selama 12 bulan namun karena adanya penghematan anggaran maka pemberian bantuan ASLUT hanya diberikan selama 10 bulan.

Perkembangan jumlah penerima bantuan ASLUT dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut:

JUMLAH PENERIMA ASLUT TAHUN 2012-2016

Perkembangan jumlah penerima pada tahun 2012-2014 tidak ada kenaikan target penerima ASLUT. Hal ini disebabkan alokasi anggaran sejak tahun 2012 cenderung untuk menurun. Peningkatan sasaran terjadi pada tahun

(36)

35

2015 sebanyak 500 lanjut usia, menjadi 27.000 lanjut usia dan pada tahun 2016, naik menjadi 30.000 orang.

(37)

36

b. Rehabilitasi Lanjut Usia Dalam Situasi Darurat

Kegiatan kedaruratan bertujuan untuk memberikan Rehabilitasi kepada lanjut usia yang berada dalam situasi darurat baik berupa bencana, penelantaran , tindak kekerasan dan eksploitasi. Bantuan diberikan dalam bentuk konseling, penanganan trauma, Reunifikasi, pemenuhan kebutuhan dasar dan rujukan dengan jumlah sasaran sebanyak 250 orang lanjut usia. Namun karena adanya penghematan anggaran II yaitu berupa blokir mandiri maka sasaran yang bisa teralisasi berjumlah 30 orang bagi korban bencana tanah longsor di Desa Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Disamping pemberian bantuan sosial dimaksud Dit RSLU juga melakukan penanganan kedaruratan dan pendampingan bagi korban bencana, serta penanganan kasus lansia terlantar dengan rincian sebagai berikut :

No Lokasi Jumlah Keterangan

1. Kab. Garut 41 Jiwa Banjir bandang 2. Kab. Sumedang 40 Jiwa Tanah longsor 3. Kab. Pidie jaya 650 Jiwa Gempa bumi 4. Kota Bima 171 Jiwa Banjir bandang

5. Kab. Karawang 38 Jiwa Konflik/sengketa tanah 6. DKI Jakarta 19 Jiwa Kasus lansia terlantar

Total 959 Jiwa

.

Secara keseluruhan target rehabilitasi sosial lanjut usia dalam situasi darurat berjumlah 989 orang dengan rincian lanjut usia yang mendapat bantuan sosial sebanyak 30 orang dan yang mendapatkan pendampingan psikosial sebanyak 959 orang.

(38)

37 c. Program Fammily Support

Program family support merupakan kegiatan pemberdayaan terhadap keluarga miskin yang memiliki lanjut usia tidak potensial. Kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan bantuan kepada keluarga lanjut usia melalui keluarganya untuk peningkatan ekonomi keluarga dan diharapkan mampu memberikan pelayanan terhadap lanjut usia sehingga lanjut usia terhindar dari keterlantaran. Dalam memberikan pelayanan Family Support terdapat 5 (lima) dukungan terhadap keluarga :

1. Dukungan Emosional

Dukungan ini memberikan Lanjut Usia perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga Lanjut Usia merasa berharga. 2. Dukungan Penghormatan

Dukungan ini memberikan penghormatan yang positif, memberikan pernyataan setuju, pujian dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan penampilan Lanjut Usia.

(39)

38 3. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata, suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah.

4. Dukungan Informasi

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh Lanjut Usia.

5. Dukungan Kelompok

Dukungan ini merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat memberikan motivasi bagi seseorang dalam usaha untuk mengurangi tekanan yang dirasakan. Melalui dukungan ini Lanjut Usia merasa menjadi bagian dari kelompok dimana anggotanya dapat saling berbagi

(network support).

Dalam pelaksanaan Family Support Lanjut Usia Kementerian Sosial bekerjasama dengan Bank BNI 46 untuk pencairan dana melalui MOU. Pendampingan dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk menjadi pendamping program Family Support dengan perbandingan 1 orang pendamping mendampingi 10 orang lanjut usia.

Program Family Support tahun 2016 merupakan penguatan dari tahun sebelumnya. Sasaran tahun ini berjumlah 1.000 orang lanjut usia dan keluarganya dengan mendapatkan bantuan sebesar Rp. 1.500.000,- per orang. Semula bantuan sebesar Rp. 3.000.000,- sehubungan dengan adanya penghematan anggaran maka besaran bantuan menjadi Rp. 1.500.000,-. Bantuan digunakan untuk pengembangan usaha keluarga

(40)

39

lanut usia dan pemenuhan kebutuhan lanjut usia. Uji coba ini dilaksanakan di propinsi Sumatera Barat, DIY, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Utara.

(41)

40 d. Bedah Rumah Lanjut Usia

Bedah rumah lanjut usia merupakan program rehabilitasi rumah lanjut usia bagi lanjut usia miskin terlantar. Tujuan dari program ini adalah agar lanjut usia memiliki rumah yang layak huni, sehat dan aman. Rehabilitasi rumah dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong. Besar bantuan yang diberikan Rp. 15.000.000,-. Bantuan tersebut diperuntukkan hanya pembelian bahan bangunan sedangkan untuk kebutuhan pendukung lainnya berasal dari masyarakat atau pemerintah setempat.

Pada tahun 2016 target sebanyak 300 unit rumah. Namun karena adanya penghematan anggaran maka bantuan untuk bedah rumah dihemat namun sebagai pengganti bantuan diusulkan melalui dana hibah dalam negeri dalam bentuk uang.

Foto bedah rumah

Sasaran 2 : SDM yang meningkat kapasitasnya dalam melaksanakan rehabilitasi sosial lanjut usia

Sasaran yang ke dua adalah pengembangan SDM rehabilitasi sosial lanjut usia. SDM yang dimaksud adalah masyarakat baik swasta maupun pemerintah yang terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial lanjut usia. Unsur masyarakat maupun pemerintah tersebut adalah pendamping program

(42)

41

rehabilitasi sosial lanjut usia, pimpinan dan petugas administrasi LKS LU, lembaga/instansi terkait pemerintah daerah/propinsi yang terkait dengan Rehabilitasi sosial lanjut usia.

Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia dibidang kelanjutusiaan.

Saat ini masih banyak pendamping dan pimpinan/petugas administrasi LKS LU yang belum memahami Rehabilitasi dan permasalahan sosial lanjut usia sehingga dalam melaksanakan tugasnya hasilnya kurang maksimal. Hal ini juga terjadi pada pegawai lembaga/instansi terkait yang disebabkan kerena seringnya mutasi pegawai di daerah.

SDM perlu mendapatkan bimbingan teknis karena mereka secara langsung memberikan Rehabilitasi terhadap lanjut usia sehingga dituntut untuk mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan Rehabilitasi. Selain itu, pelaksana dilapangan baik tingkat desa, kebupaten/kota dan propinsi merupakan kepanjangan tangan dan implementator kegiatan yang merupakan hasil kebijakan dari pusat sehingga memerlukan kemampuan dan keterampilan yang memadai.

Capaian kinerja SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi sosial lanjut usia dilakukan melalui indikator kinerja jumlah SDM yang mendapatkan bintek melalui kegiatan Pembinaan Dan Pemantapan yang target dan realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Jumlah SDM yang mendapatkan

bintek melalui kegiatan Pembinaan Dan Pemantapan

870 770 90

Pencapaian indikator dilakukan melalui kegiatan : 1. Rakor Kerukunan Purnakaryawan

2. Rapat Koordinasi Penguatan Managerial Pengelolaan LKS LU

3. Penguatan dan Pengembangan Managerial Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia

(43)

42

4. Bimbingan Teknis Pelaksana UEP Lanjut Usia

5. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaksana Ekonomi Produktif

6. Pengembangan Keterampilan Pendamping Home Care dan Day Care 7. Bimbingan Teknis Keterampilan Pendamping Asistensi Lanjut Usia

Terlantar

8. Koordinasi dan Sinkronisasi Kelembagaan Lanjut Usia

9. Rapat Koordinasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia

Jumlah target SDM yang mendapatkan bintek melalui kegiatan Pembinaan Dan Pemantapan dari tahun 2012 – 2016 adalah sebagai berikut:

Dari diagram di atas terlihat sasaran untuk SDM naik dan turun. Hal ini dikarenakan sedikit banyak jumlah SDM tergantung pada kebutuhan dilapangan. Namun setiap tahun diupayakan dapat meningkat karena banyaknya SDM pelaksana Rehabilitasi yang belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam penanganan permasalahan kelanjutusiaan.

Sasaran 3 : Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

Sasaran ketiga yaitu lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia yang mendapatkan bantuan. Sasaran ini bertujuan untuk membentuk dan memberikan penguatan lembaga Rehabilitasi sosial lanjut usia yang baru

(44)

43

maupun yang lama sehingga lembaga tersebut mampu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan serta mampu memberikan Rehabilitasi terhadap lanjut usia secara maksimal. Selain itu lembaga penerima bantuan diharapkan menjadi lembaga yang mandiri.

Target lembaga yang mendapatkan bantuan adalah lembaga lanjut usia yang dikelola oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena lembaga yang dikelola oleh masyarakat masih lemah terutama dalam pelaksanaan operasional dan pemberian Rehabilitasi terhadap lanjut usia. Dengan adanya dukungan berupa bantuan baik operasional maupun pemberian bantuan untuk rehabilitasi terhadap kelayannnya, diharapkan dapat memperkuat lembaga dan meningkatkan rehabilitasi lembaga yang bersangkutan.

Disisi lain, sasaran ini dapat memacu daerah lain yang belum ada lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia untuk membentuk lembaga Rehabilitasi sosial lanjut usia karena adanya perhatian dan dukungan yang diberikan sehingga mempercepat dan mempermudah akses lanjut usia terlantar yang membutuhkan pertolongan.

Sasaran ini dicapai melalui indikator kinerja jumlah lembaga lanjut usia yang mendapatkan bantuan, dimana indikator kinerja target dan realisasinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Indikator Target Realisasi Capaian

Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/dikembangkan

60 2 3

Perkembangan jumlah lembaga lanjut usia yang mendapatkan bantuan dari tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

(45)

44

Dilihat dari grafik diatas dari tahun 2012 dan 2014 mengalami penurunan dan kanaikan, tahun 2015 mengalami kenaikan dan tahun 2016 kembali mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan besar anggaran yang disalurkan ke lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia tergantung dari alokasi anggaran yang tersedia. Sebenarnya tren pertumbuhan lembaga lanjut usia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan namun yang dibantu melalui anggaran pusat mengalami penurunan karena tergantung dari anggaran yang teralokasi. Namun diharapkan bantuan terhadap lembaga kesejahteraan sosial Lanjut Usia terus akan meningkat karena lembaga lanjut usia merupakan ujung tombak dalam Rehabilitasi terhadap lanjut usia.

Pada tahun 2016, semula target pengembangan lembaga mempunyai sasaran sebanyak 60 lembaga karena adanya penghematan dan blokir mandiri maka pengembangan kelembagaan menjadi 2 lembaga.

Sasaran 4 : Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia

Sasaran ke empat yaitu pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia. Tujuan sasaran ini adalah memberikan pedoman, juklak dan juknis pelaksanaan pelayanan sosial di bidang pelayanan sosial lanjut usia yang merupakan implementasi kebijakan pusat. Sasaran ini digunakan untuk

Gambar

Foto bedah rumah

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pola makan fast food yang umumnya mengandung kolesterol tinggi terus meningkat, terutama terjadi di Anak-anak dan remaja perkotaan sudah sangat banyak peringatan

masalah dan membuat keputusan. Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai

22 Memberikan order kepada karyawan Membuat nota, jadwal pengiriman dan SAP Holcim Menerima dan mengkonfi rmasi pemesanan Memberikan data tagihan kepada keuangan

Hasil dari penelitian menunjukan evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2008 mengenai pendaftaran penduduk di Kota Pekanbaru pada dasarnya sudah berjalan

(2) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan

(3) Pelayanan jasa Medik Veteriner sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan atas permintaan klien atau menindaklanjuti keputusan Pemerintah Pusat dan/atau pemerintah

(2) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan

(1) Seksi Pemasaran dan Kemetrologian mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dan kebijakan