109 Karsini
KepalaSDN Sumberjo IV Margomulyo Bojonegoro Email :[email protected]
Abstrak: Manajemen berbasis sekolah (MBS) bertujuan memberdayakan sekolah secara mandiri melalui pemberian kewenangan yang lugas kepada sekolah dalam rangka untuk meningkatkan mutu sekolah. Penelitian yang dilaksanakan mengambil sampel pelaksanaan MBS di sekolah.Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.Secara umum pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran secara aktif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Berdasar hasil penelitian, terjadi peningkatkan kegiatan komite sekolah SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, hal ini dapat dilihat pada peningkatan prosentase dari 32 % pada awal pertemuan menjadi , 47% pada pertemuan 1, dan menjadi 62 % pertemuan 2 dan terus meningkat menjadi 83% pada pertemuan 3. Adapun kenaikan kualitas kegiatan komite sekolah dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan hasil observasi klinis pra dan pasca kegiatan penelitian yang telah melakukan tanya jawab dengan 4 (empat) komponen yang melibatkan komite sekolah, siswa, karyawan sekolah, komite sekolah adalah 22 tingkat (74-52 = 22). Kenyataan ini cukup memberikan dasar bahwa pelaksanaan metode observasi klinis efektif dalam meningkatkan kinerja komite sekolah dalam kegiatan MBS.
Kata Kunci:Manajemen Berbasis Sekolah, Observasi Klinis Keberadaan otonomi daerah
menyebabkan bahwa pembaharuan sistem pendidikan nasional harus memiliki sinergi dengan keberlangsungan otonomi pendidikan.Sehingga dalam perubahan pengelolaan pendidikan, termasuk pengelolaan Sekolah Dasar (SD) dari Sentralisasi Pendidikan menjadi Desentralisasi Pendidikan.Pemberlakuan dan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu bentuk dari desentraliasasi pendidikan yang dimaksud.
Dalam pelaksanaan MBS hal terpenting yang harus diwujudkan suatu wadah yang dapat mengakomodasikan pandangan, aspirasi dan menggali potensi masyarakat dan komponen sekolah untuk menjamin terciptanya demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas pendidikan.Keberadaan dewan pendidikan di tingkat Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan.
Fokus awal pelaksanaan metode observasi klinis ini difokuskan kepada aspek
partisipasi dan peran masyarakat dalam pelaksanaan MBS.Harapan dari penerapan metode observasi klinis ini adalah untuk memunculkan sekolah yang lebih bertanggungjawab, kreatif dalam bertindak dan mempunyai wewenang lebih dan dapat dituntut pertanggung jawabannya oleh pemerintah dan masyarakat. Peran serta masyarakat merupakan kontribusi terbesar dari proses peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Pembaharuan sistem pendidikan nasional perlu pula disesuaikan dengan pelaksanaan otonomi daerah.Yang akhirnya terjadi perubahan pengelolaan pendidikan, termasuk pengelolaan SD dari Sentralisasi Pendidikan menjadi Desentralisasi Pendidikan.
MBSdiartikan sebagai pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (steak holders) secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk
memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Dari pengertian tersebut sekolah memiliki kewenangan lebih besar dari sebelumnya dalam rangka mengelola sekolahnya serta pengambilan keputusan partisipatif.
MBS bertujuan memberdayakan sekolah secara mandiri melalui pemberian kewenangan yang lugas kepada sekolah dalam rangka untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan demikian MBS yang akan dikembangkan merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah serta peran serta masyarakat yang tinggi tapi masih dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan mengambil sampel pelaksanaan MBS di sekolah.Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.Pemilihan lokasi penelitian ini lebih disebabkan karena kondisi pelaksanaan MBS di sekolah masih rendah apabila dilihat dari aspek peran partisipasi masyarakat. Subyek Tindakan
Dalam penelitian ini yang diambil sebagai subyek penelitian adalah semua wali murid SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Pengurus Komite Sekolah SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, dengan alasan mereka sudah mempunyai banyak pengalaman dibandingkan yang lain.
Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian metode observasi klinis ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan dilaksanakan pada minggu
kesatu bulan November 2015 tanggal 2 sampai dengan 7 November 2015.
2. Pelaksanaan penelitian minggu ketiga dan minggu keempat bulan November 2015, tanggal 21, 22, 23 November 2015.
3. Pelaporan penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 pada minggu keempat. Rancangan Pelaksanaan Penelitian
Dalam pengumpulan data peneliti membuat 3 (tiga) tahapan penelitian, sebagai berikut:
1. Kegiatan Pra Penelitian
Merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum mengadakan penelitian dengan melakukan observasi klinis mengenai kinerja MBS yang selama ini terlaksana di SDN Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Observasi klinis ini dilaksanakan melalui proses tanya jawab dengan 4 (empat) komponen yang meliputi; komite sekolah, siswa, karyawan, dan komite sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran tentang penilaian umum mengenai kinerja komite sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 2. Kegiatan Penelitian
Pertemuan I
a. Sasaran penelitian komite sekolah SDN Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro yang sedang melaksanakan perencanaan program kerja. b. Materi penyusunan program kerja komite sekolah dan pelaksanaan MBS di sekolah. c. Langkah – langkah kegiatan terdiri dari:
1) Planning/perencanaan seperti menyiap kan instrumen untuk mencatat kegiatan pembinaan komite sekolah, menentukan masalah yang akan diteliti, menentukan cara kerja dan alokasi waktu pelaksanaan penelitian.
2) Pelaksanaan, peneliti menyampaikan materi tentang penyusunan program kerja komite sekolah dan indikator penilaian yang harus dilaksanakan dan pelaksanaan MBS sekolah yang efektif dan berdaya guna.
3) Pengamatan, pengamatan dilakukan pada waktu komite sekolah melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, untuk diketahui peningkatannya dari kajian awal dengan pertemuan pertama, dan dicatat di lembar instrumen.
4) Hasil dan kesimpulan, berdasarkan hasil lembar observasi klinis bisa diketahui peningkatan hasil kegiatan penyusunan program kerja komite sekolah di SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Pertemuan II
a. Sasaran penelitian komite sekolah yang sedang melaksanakan kegiatan
b. Komite sekolah sedang melaksanaan kegiatan rapat pertemuan bersama pihak sekolah dengan menggunakan alat peraga dan metode yang digunakan
c. Langkah – langkah kegiatan terdiri dari: 1) Perencanaan. Pada pertemuan II ini
peneliti mengadakan observasi klinis kegiatan pertemuan komite sekolah dengan pihak sekolah di SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.
2) Pelaksanaan. Peneliti mengadakan observasi klinis kegiatan pertemuan evaluasi pelaksanaan MBS yang dilakukan oleh komite sekolah. Peneliti mencatat hasil observasi klinis komite sekolah yang sedang memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan MBS
3) Pengamatan. Peneliti mengamati kegiatan rapat evaluasi pelaksanaan MBS di sekolah tentang penggunaan teknik dan metode yang digunakan oleh komite sekolah.
4) Hasil dan kesimpulan. Berdasarkan lembar observasi klinis pada pertemuan II, maka dapat diketahui kegiatan evaluasi pelaksanaan MBS di SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Pemerintah Kabupaten Bojonegoro diharapkan ada peningkatan.
Pertemuan III
Pertemuan dengan pihak sekolah bersama dengan komite sekolah tentang perencanaan tindak lanjut kegiatan evaluasi
pelaksanaan MBS di sekolah. Pertemuan ini merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti setelah mengadakan penelitian dengan melakukan observasi klinis mengenai pelaksanaan MBS di sekolah. Observasi klinis kali ini dilaksanakan kepada 4 (empat) komponen yang meliputi; komite sekolah, siswa, karyawan, dan komite sekolah bertujuan untuk mengetahui kualitas pelaksanaan MBS pasca kegiatan observasi klinis.
Instrumen dan Teknik Analisis Data
Yang dimaksud dengan instrument penelitian adalah suatu alat/bahan yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang diinginkan dari sumber data.Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah:
1. Lembar Penilaian Pelaksanaan MBS Lembar penilaian digunakan untuk mengamati kinerja MBS selama ada disekolah. Lembar observasi klinis ini hanya digunakan sebelum kegiatan. Untuk mengetahui tingkat kualitas pelaksanaan MBS di sekolah bisa dilihat dari perolehan tabel skor dibagi 100 kemudian dikalikan 100.Jika perolehan skor mencapai 75 – 100 maka komite sekolah termasuk aktif tingkat tinggi.Jika perolehan skor mencapai 55 – 74 maka komite sekolah termasuk aktip tingkat sedang dan jika perolehan skor mencapai 1 – 54 maka tingkat keaktipan komite sekolah rendah.
2. Lembar Observasi klinis
Lembar observasi klinis digunakan untuk mengamati aktivitas komite sekolah dalam melaksanakan kegiatan MBS di sekolah. Dengan menggunakan teknik observasi klinis terstruktur, dan juga untuk mengamati perubahan yang terjadi pada komite sekolah setiap pertemuan yang dilakukan. Untuk menganalisa data hasil penelitian kegiatan komite sekolah dalam rangka pelaksanaan MBS dibuatlah tabulasi hasil observasi klinis pertemuan I dan II, kemudian hasil observasi klinisnya direkap
dan dianalisis untuk dibandingkan penelitian pada pertemuan I dan II.
Hasil observasi klinis digunakan untuk melihat interaksi sekolah dan komite sekolah dalam kegiatan pelaksanaan MBS di sekolah dan mengungkapkan permasalahan, hasil observasi klinis digunakan oleh Kepala Sekolah untuk memperbaiki proses kegiatan pelaksanaan MBS. Penelitian II dilakukan pada saat terdapat pertemuan antara pihak sekolah dan komite untuk mengevaluasi pelaksanaan MBS selama ini.
HASIL PENELITIAN Pra Penelitian
Dalam pengumpulan data, penulis hanya menggunakan metode wawancara, mengingat jumlah Pengurus Komite Sekolah SD Negeri Sumberjo IVKecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro jumlahnya tidak terlalu banyak dan berdomisili tidak terlalu jauh dengan sekolah. Disamping itu Pengurus Komite Sekolah sudah dianggap cukup untuk mewakili semua wali murid dengan pertimbangan, mereka merupakan tokoh-tokoh yang cukup banyak pengalaman dibidang pendidikan.
Penulis mengundang Pengurus Komite Sekolah SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro dengan hasil wawancara sebagai berikut :
1. Bidang Perencanaan.
Perencanaan sekolah yang semula menjadi kewenangan pihak sekolah saja, maka setelah dilaksanakan manajemen berbasis sekolah (MBS), terungkap dalam hasil wawancara bahwa masyarakat melalui Komite Sekolah dilibatkan dalam merencanakan berbagai hal demi kemajuan sekolah, baik dalam hal kesiswaan, kurikulum maupun hubungan masyarakat.
2. Bidang Pelaksanaan.
Menurut penjelasan dari Pengurus Komite Sekolah, bahwa apa yang direncanakan bersama tersebut dalam pelaksanaannya sekolah selalu berkonsultasi dengan masyarakat.
Sekolah selalu melibatkan masyarakat dalam melaksanakan apa yang direncanakan.
Dalam mengawali kegiatan penelitian ini, peneliti sebagaimana telah ditetapkan dalam rancangan penelitian memberikan pra penelitian yang harus dijawab komponen perwakilan yang melibatkan unsur; komite sekolah, siswa, karyawan, komite sekolah.Materi tanya jawab berkisar pada bagaimana pelaksanaan MBS alami ini disekolah.
Dari data yang diperoleh maka kinerja komite sekolah dalam kegiatan belajar mengajar masih sangat rendah yakni 55. Selanjutnya peneliti mengobservasi klinis kegiatan dan program kerja MBS yangt telah disusun di sekolah, untuk memperoleh gambaran secara umum pada kegiatan MBS yang dilaksanakan di SD Negeri Sumberjo IV. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penyusunan rencana program. Pertemuan I
Skor yang diperoleh dari hasil observasi klinis pada pertemuan I adalah 47 %, berarti ada peningkatan dibandingkan pada awal sebelumya yaitu 32 %, namun kegiatan perencanaan program komite sekolah tergolong masih rendah.
Dalam observasi klinis peneliti menemukan beberapa hal antara lain :
Temuan Positif :
a. Komite sekolah sudah menyiapkan silabus namun belum sempurna
b. Komite sekolah sudah membuat promes sebagai bahan program
c. Komite sekolah sudah menyiapkan rencana program
Temuan Negatif :
a. Komite sekolah masih kurang mampu menyampaikan hasil evaluasi dengan baik b. Komite sekolah tidak menggunakan
instrumen dengan skala ukur tertentu c. Komite sekolah belum menggunakan
metode perencanaan yang sesuai Tindakan Pertemuan II
Dari hasil pengamatan pada pertemuan II kegiatan komite sekolah SD Negeri
Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo mencapai skor 62 %, berarti kualitas kegiatan pertemuan II ini tergolong sedang, namun demikian sudah ada peningkatan dari 47 % menjadi 62 % yang artinya mengalami peningkatan 15 %.
Sebagai hasil pengamatan ada berapa temuan antara lain :
Temuan Positif
a. Komite sekolah dalam melaksanakan evaluasi nampak bergairah
b. Komite sekolah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi sudah dapat menyesuaikan program yang ada.
Temuan Negatif
a. Komite sekolah kurang memperhatikan permasalahan lain secara keseluruhan b. Komite sekolah kurang mempunyai
kecakapan khusus dalam memaparkan permasalahan
Tindakan Pertemuan III
Adapun peneliti dalam mengamati kegiatan pada pertemuan III melalui observasi klinis tersetruktur. Berdasar data yang diperoleh bahwa jumlah skor yang diperoleh dari hasil observasi klinis mencapai skor 83 %, berarti kualitas pertemuan pada pertemuan III tergolong tinggi. Kalau kita bandingkan kegiatan pertemuan komite sekolah dengan pertemuan II hasilnya sudah signifikan yaitu dari 62 % menjadi 83 % sehingga mengalami peningkatan 21 %, jika dibandingkan dengan pertemuan I ada peningkatan yang sangat tajam yaitu dari 47 % menjadi 83 % meningkat 36 %, hal ini terjadi setelah peneliti mengadakan penelitian dengan pendekatan metode observasi klinis. Dengan demikian kegiatan komite sekolah SD Negeri
Sumberjo IV Kecamatan
MargomulyoKabupaten Bojonegoro sudah mengalami peningkatan sesuai dengan harapan sekolah. Dalam pengamatan peneliti ada beberapa temuan antara lain :
Temuan Positif :
a. Komite sekolah lebih bergairah dalam kegiatan MBS di sekolah
b. Komite sekolah juga lebih siap membuat perangkat program.
c. Komite sekolah sudah melaksanakan evaluasi
d. Komite sekolah sudah melaksanakan analisis hasil evaluasi
Temuan Negatif :
Pelaksanaan kegiatan MBS Komite sekolah SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan MargomulyoKabupaten Bojonegoro kurang tepat waktu
Tindakan Pasca Penelitian
Adapun pasca kegiatan penelitian peneliti sebagaimana rancangan penelitian selanjutnya melakukan osbservasi seperti pada tindakan pra penelitian awal. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa telah ada kenaikan kinerja komite sekolah pasca kegiatan penelitian, peningkatan ini ditunjukkan oleh skor penilaian 74 yang terkategori sedang.
PEMBAHASAN
Dari hasil data yang diperoleh sebelum di adakan tindakan sampai dengan tindakan pertemuan I, II, dan III dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan metode observasi klinis terstruktur dapat meningkatkan hasil kegiatan Komite sekolah SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, hal ini dapat dilihat pada data dan grafik keberhasilan tahapan sebelum tindakan dan sesudah tindakan dilakukan oleh peneliti.
Tabel 1 Peningkatan Kualitas Kegiatan Komite sekolah
No Keterangan Perolehan Skor
1 Kajian Awal 32 %
2 Pertemuan I 47 %
3 Pertemuan II 62 %
4 Pertemuan III 83 %
Peningkatkan hasil kegiatan komite sekolah SD Negeri Sumberjo IV Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, hal ini dapat dilihat pada peningkatan prosentase dari 32 % pada awal pertemuan menjadi , 47% pada pertemuan 1, dan menjadi 62 % pertemuan 2 dan terus meningkat menjadi 83% pada pertemuan 3.
Adapun kenaikan kualitas kegiatan komite sekolah dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan hasil observasi klinis pra dan pasca kegiatan penelitian yang telah melakukan tanya jawab dengan 4 (empat) komponen yang melibatkan komite sekolah, siswa, karyawan sekolah, komite sekolah adalah 22 tingkat (74-52 = 22). Kenyataan ini cukup memberikan dasar bahwa pelaksanaan metode observasi klinis efektif dalam meningkatkan kinerja komite sekolah dalam kegiatan MBS.
KESIMPULAN
Kepala Sekolah dan Komite sekolah mempunyai ruang lingkup yang Iebih luas serta dapat dengan bebas berinisiatif dalam batas kewenangannya dan tetap berada dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Lebih dari itu sekolah dalam mengambil kebijakan tidak selalu menanti instruksi melalui jalur birokrasi yang sangat panjang, akan tetapi cukup dimusyawarahkan dengan orang tua murid dalam hal ini komite sekolah dan masyarakat.
Masalah aktifitas sekolah yang telah dilaksanakan, disamping dilaporkan kepada pemerintah dengan adanya pengelolaan sekolah menganut sistem manajemen berbasis sekolah, maka sekolah berkewajiban
melaporkan hasil aktifitas tersebut kepada masyarakat. Masyarakat yang semula tidak begitu peduli dengan pengelolaan sekolah dan paling banter hanya berpartisipasi dalam masalah dana, maka didalam program ini masyarakat diberi kesempatan masuk lebih dalam, ikut menentukan kebijakan agar sekolah dapat berkembang lebih maju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar (SD) dapat ditanggulangi melalui manajemen berbasis sekolah (MBS). SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut dan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang merupakan peluang dapat dimanfaatkan maka perlu disampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Agar Kepala sekolah dan komite sekolah dapat menangkap peluang dan memanfaatkan MBS sebagai program yang apabila dilaksanakan dengan konsekuen akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar.
2. Dukungan wali murid dan masyarakat harap ditingkatkan, dengan diterapkannya otonomi sekolah ini dukungan terhadap sekolah tidak sekedar berupa dana akan tetapi partisipasi bahan pengambilan keputusan perlu diberikan kepada sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Amatembun, N.A. 1982. Supervisi Pendidikan, Bandung : IKIP - Bandung. Idris, Zahara. 1984. Dasar-Dasar Kependidikan,Bandung : Angkasa. Nasution, 5.1982.Didaktik Azas-Azas Mengajar,Bandung : Jemamars. Nawawi, Hadari. 1984. Administrasi Pendidikan,Jakarta : Gunung Agung
Pangaribuan, P.(ed). 1982 Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Medan: FIP-IKIP Medan. Rooijakers, Ad. 1982. Mengajar Dan Sukses,Jakarta : Gramedia.
Sahertian, Piet, A. Mataheru, Fras. 1981. Prinsip Dan Teknik Supervisi, Surabaya : Usaha Nasional Soetopo, Hendyat, Soemanto, Wasty. 1984. Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan,Jakarta ;