• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH UNIT KEDAWUNG PDAM SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH UNIT KEDAWUNG PDAM SRAGEN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH

UNIT KEDAWUNG PDAM SRAGEN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Di susun oleh :

ARIF WIJANARKO

NIM : I 8707029

PROGRAM D3 INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting di samping kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup dan sehat dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal, sumur dalam, mata air, air permukaan dan penampung air hujan. Air tanah sebagai salah satu sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mempunyai kelemahan sumber air yang terbatas. Apabila pemanfaatannya tidak dibatasi dikhawatirkan akan terjadi penurunan tanah (PDAM Sragen, 2009).

Tidak semua masyarakat mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan air bertambah, ini berarti bertambah pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus negara-negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkambang tidak lepas dari permasalahan penyediaan air bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air bersih dan belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih terutama di pedesaan dan sumber air bersih yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal.

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen telah membangun sarana dan prasarana air bersih yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat agar kebutuhan air bersih terpenuhi. Dari 20 kecamatan

(3)

commit to user

di Kabupaten Sragen belum semua kecamatan dapat terlayani air bersih dari PDAM atau baru sebagian dari 14 kecamatan yang dapat terlayani. Hal ini disebabkan karena letak geografis daerah dan jarak yang jauh antar desa di kecamatan tersebut. Konsumen yang berada pada daerah dengan topografi tinggi pada jam-jam tertentu terutama pagi dan sore hari air tekanan air menjadi sangat rendah bahkan ada beberapa wilayah yang tidak mendapatkan air. Demikian pula pada lokasi-lokasi yang berada di ujung daerah pelayanan, tekanan air juga rendah walaupun berada pada topografi rendah. Pada lokasi tertentu yang berada pada topografi yang sama namun lebih dekat ke sumber, tekanan air sangat besar. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air yang semakin meningkat, tiap tahunnya dan keterbatasan debit sumber air, maka PDAM Kabupaten Sragen perlu mangkaji kembali kebutuhan air bersih untuk wilayah Kabupaten Sragen. Sampai dengan tahun 2020 terutama untuk wilayah pelayanan unit Kedawung sampai tahun 2020, agar kebutuhan masyarakat wilayah kecamatan Kedawung khususnya dan wilayah pelayanan unit Kedawung akan air bersih dapat terpenuhi (PDAM Sragen, 2009).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Berapa besar total kebutuhan air bersih di wilayah pelayanan Kedawung pada tahun 2020

2. Berapa kapasitas reservoir untuk mencukupi kebutuhan air di wilayah pelayanan Kedawung pada tahun 2020

3. Berapa kemampuan debit air produksi unit Kedawung untuk mencukupi kebutuhan air pada tahun 2020

(4)

commit to user 1.3. Batasan Masalah

Karena terbatasnya waktu pembuatan Tugas Akhir, maka perlu adanya batasan-batasan dalam:

1. Daerah penelitian di Kabupaten Sragen khususnya wilayah yang dilayani oleh unit Kedawung, menggunakan air yang berasal dari sumur dalam.

2. Perhitungan perkiraan jumlah kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2020, digunakan sehingga didapatkan jumlah kebutuhan air yang harus tersedia untuk semua jenis pelanggan.

1.4. Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah:

1. Mengetahui kebutuhan air bersih yang harus di penuhi oleh unit Kedawung PDAM Sragen pada tahun 2020.

2. Mengetahui kebutuhan kapasitas reservoir wilayah pelayanan unit Kedawung pada tahun 2020.

3. Mengetahui kemampuan debit air produksi unit Kedawung untuk mencukupi kebutuhan air pada tahun 2020.

4. Mengetahui anggaran biaya yang dibutuhkan untuk biaya operasional unit Kedawung perbulan pada tahun 2010.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui kebutuhan air bersih unit Kedawung. 2. Dapat mengetahui kebutuhan reservoir unit Kedawung. 3. Dapat mengetahui debit air produksi unit Kedawung.

(5)

commit to user

4

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Air

Pengertian air atau definisi air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Penempatan Air sebagian besar terdapat di laut/ air asin dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (run off, meliputi mata air, muara dan sungai) menuju laut.

Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebabkan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

2.1.1. Pengertian Air Bersih dan Air Minum 2.1.1.1. Air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/ IX/1990).

(6)

commit to user 2.1.1.2. Air Minum

Pengertian air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dapat diminum. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas air minum adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia. Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990, yang membedakan kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.

2.1.2. Sumber Air

Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber baku yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai berikut :

2.1.2.1. Air Hujan

Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan adalah sebagi berikut :

a. Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air murni (H2O), oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung

mineral relatif rendah yang bersifat lunak.

b. Gas-gas yang ada di atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan terkontaminasi dengan gas seperti CO2, menjadi agresif. Air hujan yang

beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau daerah industri akan

menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal dengan “acid rain”

(7)

commit to user

c. Kontaminan lainnya adalah partikel padat seperti: debu, asap, partikel cair, mikroorganisme seperti virus, bakteri.

Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah hujan, sehingga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat digunakan secara terus menerus karena tergantung pada musim.

2.1.2.2. Air Permukaan

Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih adalah :

1. Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai) 2. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)

3. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)

Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di Indonesia.

2.1.2.3. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang mengalir ke permukaan tanah secara alami karena adanya gaya gravitasi atau gaya tekanan tanah (Kimpraswil, 2002; Wanielista, et all, 1990). Menurut Soetrisno (2004) penggunaan mata air sebagai sumber air bersih dapat dilakukan jika mata air tersebut dihasilkan dari aliran air di bawah tekanan hidrostatik sebagai akibat dari gaya gravitasi.

Dalam segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, pada umumnya mata air cukup jernih dan tidak mengandung zat padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan mati, karena mata air melalui proses penyaringan alami dimana lapisan tanah atau batuan menjadi media penyaring.

(8)

commit to user 2.1.2.4. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air). Kecepatan aliran air tanah ini secara alami sangatlah kecil, yaitu berkisar antara 1,5 m/hari - 2 m/hari (Kashef, 1987 dan Verruijt, 1970). Air tanah pada umumnya jernih dan memiliki kualitas air yang konstan sepanjang waktu. Air tanah pada akuifer bebas kualitasnya dapat dipengaruhi oleh pembuangan sampah. Sampah yang membusuk akan mengalami dekomposisi dengan menguraikan zat organik menjadi materi lain seperti padatan total, Nitrogen organik, Nitrat, Phospor, Kalsium, Magnesium, Photasium, Sodium, Clorida, Sulfat, Besi dan lain-lain. Zat-zat ini akan larut ke dalam air sebagai air sampah (Leachate) dan akan meresap ke dalam tanah sehingga mencemari air tanah (Nusa Idaman Said, 2005)

2.2. Kebutuhan Air

Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum dan kebutuhan air untuk mengganti kebocoran (Moegijantoro, 1996).

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pemakaian air (PERPAMSI, 1994).

Kebutuhan air di kategorikan menjadi kebutuhan air domestik dan non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, yaitu untuk keperluan air minum, memasak, mandi, mencuci serta keperluan lainnya. Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air yang

(9)

commit to user

digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran maupun kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan niaga.

Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen (kelompok per Sambungan Rumah) dalam perencanaan dan perhitungan digunakan asumsi-asumsi atau pendekatan-pendekatan berdasarkan kategori kota seperti pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota No Kategori Kota Jumlah Penduduk

(jiwa) Sistem

Tingkat Pemakaian Air (liter/orang/hari) 1 Kota Metropolitan > 1.000.000 Non Standar 190 2 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 Non Standar 170 3 Kota Sedang 100.000 – 500.000 Non Standar 150 4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130 5 Kota Kecamatan < 20.000 Standar IKK 100 6 Kota Pusat

Pertumbuhan < 3.000 Standar DPP 30

(10)

commit to user Tabel 2.2. Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 liter/hari

2 Rumah Sakit 200 liter/hari

3 Puskesmas (0,5 - 1) m3/unit/hari 4 Peribadatan (0,5 - 2) m3/unit/hari

5 Kantor (1 - 2) m3/unit/hari

6 Toko (1 - 2) m3/unit/hari

7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari

8 Hotel/Losmen (100 - 150) m3/unit/hari 9 Pasar (6 - 12) m3/unit/hari 10 Industri (0,5 - 2) m3/unit/hari 11 Pelabuhan/Terminal (10 - 20) m3/unit/hari 12 SPBU (5 - 20) m3/unit/hari 13 Pertamanan 25 m3/unit/hari

Sumber : SK-SNI Air Bersih, 1990

Pengkategorian kelompok pelanggan air bersih PDAM Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Sosial a. Sosial umum

Pelanggan yang kegiatan setiap harinya melayani kepentingan umum, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, antara lain: Kamar Mandi Umum, Kran Umum dan Terminal Air.

b. Sosial khusus

Pelanggan yang kegiatan setiap harinya melayani kepentingan umum serta mendapatkan sumber dana sebagian dari kegiatannya antara lain: Pondok Pesantren, Yayasan Sosial, Panti Asuhan, Tempat Ibadah.

(11)

commit to user 2. Kelompok Non Niaga

a. Rumah Tangga I ( R1 )

Pelanggan rumah tangga yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan kriteria antara lain: luas bangunan kurang dari 36 m2, rumah tinggal golongan ekonomi lemah, fisik bangunan sederhana, keluarga miskin / KK miskin (SK Bupati )

b. Rumah Tangga II ( R2 )

Pelanggan Rumah tangga yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan kriteria antara lain: luas bangunan kurang dari 90 m2, rumah tinggal golongan ekonomi menengah, fisik bangunan permanen.

c. Rumah Tangga III ( R3 )

Pelanggan rumah tangga dengan luas bangunan lebih dari 90 m2, fisik bangunan permanen mewah / bertingkat, rumah tinggal golongan ekonomi atas.

d. Sekolah Negeri / Swasta e. Instansi Pemerintah

Lembaga Intansi Pemerintah, Lembaga Pemerintah Kantor / Asrama Milik Pemerintah, Asrama TNI / POLRI, Pasar / Kolam Renang Milik Pemerintah, Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah Tipe D.

3. Kelompok Niaga

Pelanggan yang setiap harinya berhubungan dengan suatu usaha yang dapat mendatangkan keuntungan walaupun tidak berhubungan langsung dengan penggunaan air, antara lain:

a. Niaga Kecil

Kios, Warung, Koperasi, Kios Telepon, Penjahit kecil, Pedagang eceran / atau kaiki lima, Bengkel kecil, Salon kecil, Lembaga bantuan hukum, Praktek Akupuntur, Ahli gigi, Reparasi Elektronik, Hotel Melati 1 dan 2, Usaha Fotocopy dan penjilidan kecil, Studio Foto kecil.

(12)

commit to user b. Niaga Menengah

Praktek Bidan, Wartel, Persewaan Alat-alat Pesta, Penjahit besar, Rumah Makan kecil, Terminal / Angkutan Darat, Usaha Fotocopy dan penjilidan besar, Asrama Swasta/Tempat Kost, BUMD, Hotel Melati 3 dan 4, Kantor Pengacara, Klinik Bersalin, Praktek Dokter Umum, Salon Besar, Rias Pengantin, Bengkel Menengah, Sanggar Senam/musik, Hotel Bintang 1, Usaha Boga, Pertokoan Menengah / Ruko / Swalayan kecil, Jual beli Kendaraan Motor Bekas, Percetakan Skala Menengah, Rumah Makan Besar, Gudang Penyimpanan Barang, Rumah Sakit Pemerintah tipe B dan C, Perusahaan Mebel Pemerintah, MCK Umum dikomersialkan, Kolam Renang yang dikomersialkan, Usaha Pertanian, Usaha Isi Ulang Air Mineral, Tempat penjualan Jasa lainnya.

c. Niaga Besar

BUMN, Perusahaan Jasa, Kantor Akuntan Publik, Notaris Konsuliteran, Kantor Swasta, Jasa Perdagangan, Studio Foto Profesional, Praktek Dokter Spesialis, Praktek Dokter Bersama, Laboratorium, Apotek, Hotel Bintang 2 dan 3, Bengkel Besar, Restoran Besar, Rumah Sakit Swasta, SPBU (Pom Bensin), Distributor / Pedagang Besar, Rumh Sakit Pemerintah Tipe A, Percetakan Skala Besar, Dealer Kendaraan Baru, Usaha besar lainnya. 4. Kelompok Industri

Pelanggan yang dalam kegiatan / usaha setiap harinya merubah suatu barang menjadi barang yang lebih tinggi nilainya untuk mendapatkan suatu keuntungan yang terdiri dari:

a. Industri Kecil

Industri Rumah Tangga, Industri Kerajinan, Penggergajian Kayu, Penggilingan Padi, Peternak Kecil, Usaha Industri lainnya.

b. Industri Menengah

Konveksi, Pabrik Minuman, Pabrik Es, Pabrik Kayu, Pabrik Tenun, Produksi Air Mineral, Pabrik Skala Menengah.

(13)

commit to user c. Industri Besar

Peternakan Besar, Pabrik Kimia, Pabrik Mobil, Pertambangan, Industri Tekstil, Pabrik Skala Besar.

2.2.1. Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air

Pemakaian air bertitik tolak dari jumlah air yang terpakai. Pemakaian air dapat terbatas oleh karena terbatasnya air yang tersedia belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Pemakaian air perkapita dapat bervariasi dari satu komunitas ke komunitas lainnya disebabkan berbagai faktor antara lain : tergantung dari tingkat hidup, pendidikan, dan tingkat ekonomi masyarakat. Untuk daerah pedesaan, pemakaian jauh lebih kecil. Dari catatan yang ada, pemakaian air di pedesaan dan pemakaian air dengan pelayanan melalui kran-kran umum berkisar antara 20-60 liter/orang/hari. Untuk perbandingan, pemakaian air dapat bervariasi mulai dari 20-60 liter/orang/hari untuk daerah pedesaan sampai lebih dari 400 liter/orang/hari di kota-kota besar (PERPAMSI, 1994).

Pemakaian air rata-rata per orang per hari dapat dilihat pada Tabel 2.3. (Lihat Nur Bambang & Marimura, 1993).

(14)

commit to user Tabel 2.3. Pemakaian Air Rata-rata per Orang per Hari

No Jenis Gedung Pemakaian air rata-rata sehari (liter) Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari (jam) Perbandingan luas lantai efektif / total (%) Keterangan

1 Perumahan mewah 250 8-10 42-45 Setiap Penghuni

2 Rumah Biasa 160-250 8-10 50-53 Setiap Penghuni

3 Apartemen 8-10 45-50 Mewah 250 liter Menengah 180 liter Bujangan 120 liter 4 Asrama 120 8 - Bujangan 5 Rumah Sakit Mewah > 1000 Menengah 500-1000 Umum 350-500 8-10 45-48

Setiap tempat tidur pasien Pasien Luar : 8 liter Staf / Pegawai : 120 liter Kelurga Pasien : 160 liter

6 Sekolah dasar 40 5 58-60 Guru : 100 liter

7 SLITERP 50 6 58-60 Guru : 100 liter

8 SLITERA & lebih

tinggi 80 6 - Guru / Dosen : 100 liter

9 Rumah - Toko 100-200 8 - Penghuninya : 160

10 Gudang Kator 100 8 60-70 Setiap Pegawai

11

Toserba

( Toko serba ada ) departement store

3 7 55-60

Pemakaian air hanya untuk kakus belum termasuk untuk bagian

restoranya 12

Pabrik/ industri Buruh Pria : 60

Wanita : 100 8 -

Per orang setiap giliran (kalau kerja lebih dari 8 jam sehari)

13 Stasiun/ Terminal 3 15 - Setiap penumpang yang tiba

maupun berangkat

14 Restoran 30 5 - Untuk Penghuni : 160 liter

15 Restoran Umum 15 7 -

Untuk Penghuni : 160 liter 70% dari jumlah tamu perlu 15 liter

per orang untuk kakus, cuci tangan dan sebagainya

16 Gedung Pertunjukan 30 5 53-55

Kalau digunakan siang dan malam pemakaian air dihitung per penonton jam pemakaian air dalam

tabel adalah untuk satu kali pertunjukan

17 Gedung Bioskop 10 3 idem

18 Toko Pengecer 40 6 -

Pedagang Besar : 30 liter/ tamu 150 liter/ staf atau 5 liter per hari

setiap m2 luas lantai

19 Hotel/ Penginapan 250-300 10 - Untuk setiap tamu, untuk staf

150-200 liter, penginapan 150-200 liter

20 Gedung Peribadatan 10 2 - Didasarkan jumlah jama’ah perhari

21 Perpustakaan 25 6 - Untuk setiap pembaca yang tinggal

22 Bar 30 6 - Setiap Tamu

23 Perkumpulan Sosial 30 - - Setiap Tamu

24 Kelab Malam 120-350 - - Setiap Tempat Duduk

25 Gedung

Perkumpulan 150-200 - - Setiap Tamu

26 Laboratorium 100-200 8 - Setiap Staf

Sumber : Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing

(15)

commit to user Faktor yang mempengaruhi pemakaian air antara lain: 1. Iklim

Kebutuhan air untuk mandi, menyiram tanaman, pengaturan udara, dan sebagainya akan lebih besar pada iklim yang hangat dan kering daripada di iklim yang lembab. Pada iklim yang sangat dingin, air mungkin diboroskan di kran-kran untuk mencegah bekunya pipa-pipa.

2. Ciri-ciri penduduk

Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dari pelanggan. Pemakaian per kapita di daerah miskin jauh lebih rendah daripada di daerah kaya. Di daerah tanpa pembuangan limbah, konsumsi dapat sangat rendah hanya sebesar 10 gcpd (40 liter/kapita/hari).

3. Masalah lingkungan hidup

Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian sumber daya telah menyebabkan berkembangnya alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di daerah pemukiman.

4. Faktor sosial ekonomi

Yaitu populasi, besarnya kota, iklim, tingkat hidup, pendidikan, dan tingkat ekonomi. Penggunaan air per kapita pada kelompok masyarakat yang mempunyai jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota besar daripada kota kecil.

5. Faktor teknis

Yaitu keadaan sistem, tekanan, harga, dan pemakaian meter air. Pengaruh dari faktor teknis, pada umumnya seperti kurang bekerjanya meter air dengan baik pada sambungan rumah.

2.2.2. Fluktuasi Penggunaan Air

Pada umumnya kebutuhan air di masyarakat tidaklah konstan, tetapi berfluktuasi dengan adanya kebiasaan hidup dan keadaan iklim di tiap bagian di bumi ini. Seperti pada negara-negara dengan 4 musim setahunnya bahwa pemakaian air sangat meningkat mencapai 20% - 30% lebih tinggi pada musim panas yaitu pada bulan Juni, Juli, Agustus, September. Di musim dingin, pemakaian air biasanya

(16)

commit to user

20% lebih rendah dari rata-rata pemakaian tahunan. Dilihat dari segi iklim, maka untuk daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia, perbedaan antara faktor maksimum per hari cenderung lebih kecil dari negara yang mempunyai 4 musim.

Pada hari tertentu di setiap minggu, bulan atau tahun akan terdapat pemakaian air yang lebih besar daripada kebutuhan rata-rata perhari. Pemakaian air tersebut disebut pemakaian harian maksimum. Demikian pada jam-jam tertentu di dalam satu hari, pagi atau sore. Pemakaian air akan memuncak lebih besar dari pada kebutuhan air rata-rata perhari. Pemakaian air tersebut dinamakan pemakaian jam puncak. Pada saat jumlah produksi air bersih lebih besar daripada jumlah pemakaian air, maka kelebihan air tersebut untuk sementara disimpan dalam reservoir, dan digunakan kembali untuk memenuhi kekurangan air pada saat jumlah produksi air bersih lebih kecil daripada jumlah pemakaian air.

2.3. Teori Yang Digunakan Dalam Analisis Data 2.3.1. Perkiraan Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk pada beberapa tahun mendatang, sesuai dengan periode perencanaan yang diinginkan. Data yang diperlukan adalah jumlah penduduk maupun persentase kenaikan jumlah penduduk rata-rata pertahun yang diperoleh dari analisis data jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir, serta rata-rata kenaikan jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir. Ada 3 rumus untuk menentukan proyeksi jumlah penduduk yang dipakai, yaitu metode aritmatik, geometrik dan Least Sequare, sesuai dengan “ Petunjuk Teknis Perencanaan, Rencana Induk Sistem, Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan”, masing masing metode tersebut dilakukan untuk mencari standar deviasi, kemudian untuk menentukan pilihan rumus yang tepat adalah metode yang memberikan standar deviasi terkecil. Ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut:

(17)

commit to user 2.3.1.1. Metode Geometrik Pn = Po (1 + r)n ... (2.1) r = 0 n Tahun Tahun n Pertambaha % Jumlah  ... (2.2)

dengan, Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi, Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi, r = Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun, n = selisih waktu (tahun).

2.3.1.2. Metode aritmatik Pn = Po + Ka (Tn – To) ... (2.3) Ka = 1 2 1 2 T T P P   ... (2.4) dengan, Pn = jumlah penduduk pada tahun n,

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal,

Tn = Tahun ke n,

To = Tahun dasar,

Ka = Konstanta aritmatik,

P1 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke n,

P2 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir,

T1 = Tahun ke 1 yang diketahui,

T2 = Tahun ke 2 yang diketahui.

2.3.1.3. Metode Regresi Linier

Ŷ = a + bX ... (2.5) dengan, Ŷ = nilai variabel berdasarkan garis regresi,

X = variabel independen, a = konstanta,

(18)

commit to user Persamaan a dan b adalah:

a = 2 2 2 ) ( . . X X n XY X X Y         ... (2.6) b = 2 2 ) ( . . X X n Y X Y X n         ... (2.7) Rumus standar deviasi untuk ketiga metode di atas adalah:

s = n X Xi )2 (   ... (2.8) dengan, s = standar deviasi,

Xi = variabel independen X (jumlah penduduk), X = rata-rata jumlah penduduk,

n = jumlah data.

2.3.2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

Sesuai dengan Millenium Development Goals (MDG) pedoman yang perlu diketahui selain proyeksi jumlah penduduk dalam memprediksi jumlah kebutuhan air bersih adalah:

2.3.2.1. Tingkat Pelayanan Masyarakat

Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata-rata tingkat nasional adalah 80% dari jumlah penduduk.

Cp = 80% x Pn ... (2.9) dengan, Cp = Cakupan pelayanan air bersih,

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi.

2.3.2.2. Pelayanan Sambungan Langsung / Rumah

Jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih melalui sambungan rumah adalah:

SI = 80% x Cp ... (2.10) dengan: SI = Konsumsi air dengan sambungan langsung,

(19)

commit to user

2.3.2.3. Sambungan Tak Langsung atau Sambungan Bak Umum

Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum adalah sambungan untuk melayani penduduk tidak mampu dimana sebuah bak umum dapat melayani kurang lebih 100 jiwa atau sekitar 20 keluarga. Jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih melalui Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum dihitung dengan rumus:

Sb = 20% x Cp ... (2.11) dengan, Sb = Konsumsi air bak umum,

Cp = Cakupan pelayanan air bersih.

2.3.2.4. Konsumsi Air bersih

Konsumsi Kebutuhan Air bersih sesuai dengan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002 diasusikan sebagai berikut:

1. Konsumsi air bersih untuk sambungan rumah / sambungan langsung sebanyak 100 liter/orang/hari.

2. Konsumsi air bersih untuk sambungan tak langsung / bak umum untuk masyarakat kurang mampu sebanyak 30 liter/orang/hari.

3. Konsumsi air bersih non rumah tangga (kantor, sekolahan, tempat ibadah, industri, pemadam kebakaran dan lain-lain) ditentukan sebesar 15 % dari jumlah pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan rumus sebagai berikut:

Kn = 15% ( SI + Sb ) ... (2.12) dengan, Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga,

SI = Konsumsi air dengan sambungan langsung, Sb = Konsumsi air bak umum.

2.3.2.5. Kehilangan Air

Kehilangan air diasumsikan sebesar 20 % dari total kebutuhan air bersih. Perkiraan kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang bocor, pipa yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan,

(20)

commit to user

pencucian pipa, kerusakan water meter, pelimpah air di menara air, dan lain-lain.

Lo = 20% x Pr ... (2.13) dengan, Lo = Kehilangan air,

Pr = Produksi air.

2.3.2.6. Analisis Kebutuhan Air PDAM

Analisis produksi air total yang dibutuhkan oleh PDAM adalah jumlah konsumsi air sambungan langsung ditambah dengan konsumsi air dari bak umum dan konsumsi air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan air akibat kebocoran pipa atau penggelontoran air.

Pr = SI + Sb + Kn + Lo ... (2.14) dengan, Pr = Produksi air,

SI = Konsumsi air dengan sambungan langsung, Sb = Konsumsi air dari bak umum,

Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga, Lo = Kehilangan air.

2.3.2.7. Analisis Kebutuhan Harian Maksimum

Kebutuhan harian maksimum adalah banyaknya air yang dibutuhkan terbesar dalam satu tahun. Kebutuhan air pada harian maksimum digunakan untuk mengetahui kapasitas pengolahan dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut:

Ss = f1 x Sr ... (2.15)

dengan, Ss = kebutuhan harian maksimum,

Sr = jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik,

(21)

commit to user

2.3.2.8. Analisis Pemakaian Air pada Waktu Jam Puncak

Pemakaian air pada waktu jam puncak adalah pemakaian air tertinggi pada jam-jam tertentu dalam suatu hari. Kebutuhan air pada waktu jam puncak digunakan untuk mengetahui kapasitas distribusi, diameter pipa dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut:

Debit waktu puncak = f2 x Sr ... (2.16)

dengan, Sr = Jumlah total kebutuhan air Domestik dan Non Domestik, f2 = 1,5–1,8 (Standar yang dipakai PDAM Kabupaten Sragen 1,6).

2.3.3. Volume Reservoir

Reservoir adalah suatu tempat cadangan air untuk menyimpan dan juga mengalirkan air karena berbagai kebutuhan. Volume reservoir dapat ditentukan dari jumlah sambungan. Volume reservoir adalah 10-20% dari kebutuhan total harian, sehingga dapat dirumuskan:

(22)

commit to user

21

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif, studi untuk mengetahui kebutuhan air bersih pelanggan unit Kedawung PDAM Sragen, serta meninjau ketersediaan sumber air dalam.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah pelanggan, jenis-jenis pelanggan, penduduk Kecamatan Kedawung dan debit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan air PDAM Sragen.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dimaksud untuk mempermudah jalannya penelitian, seperti: pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi: 1. Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk memberikan arahan dan wawasan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, analisis maupun dalam penyusunan laporan.

2. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi/tempat dilakukannya pengambilan data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian.

(23)

commit to user 3.3.2 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini diperoleh melalui studi literatur serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi terkait, dalam hal ini adalah Kecamatan Kedawung PDAM Sragen.

Adapun data tersebut adalah:

1. Data jumlah penduduk Kecamatan Kedawung selama 5 tahun terakhir 2. Data pelanggan menurut jenis-jenis pelanggan selama 5 tahun terakhir 3. Data kebutuhan air bersih untuk pelanggan Kedawung

4. Peta lokasi Kecamatan Kedawung

3.3.3 Analisis

Pada tahap analisis dilakukan dengan menghitung data yang ada untuk mencari laju perubahan dari masing-masing elemen dan mengetahui kebutuhan air bersih. Data yang diperlukan dari segi kuantitas yaitu penambahan pelanggan PDAM menurut variabel-variabelnya selama 5 tahun terakhir, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan rumus-rumus untuk mencari kebutuhan air bersih periode 10 tahun mendatang.

Untuk memudahkan analisis digunakan diagram alir penelitian seperti pada Gambar 3.1. sebagai berikut:

(24)

commit to user

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan data penduduk

Kedawung 5 tahun terakhir

Analisis pertambahan penduduk 5 tahun terakhir

Prediksi pertumbuhan penduduk 10 tahun yang

akan datang

Prediksi kebutuhan Air bersih 10 tahun yang akan datang

Kebutuhan Reservoir untuk 10 tahun mendatang

Pengumpulan data pelanggan aktif daerah pelayanan Kedawung 5 tahun terakhir Analisis pertambahan pelanggan PDAM 5 tahun terakhir Prediksi pertumbuhan pelanggan 10 tahun

yang akan datang Pengumpulan data debit Sumur dalam Data tersedia SELESAI MULAI Kesimpulan rekomendasi untuk perencanaan Analisis Debit Air

(25)

commit to user

24

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Penelitian

4.1.1. Data Penduduk

1. Berdasarkan Jumlah Penduduk Kecamatan Kedawung

Data jumlah penduduk kecamatan Kedawung selama 5 tahun terakhir dapat diperhatikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Penduduk Kecamatan Kedawung

No. Tahun Jumlah

1 2005 44.720

2 2006 44.915

3 2007 45.192

4 2008 45.421

5 2009 45.513

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen 2005-2009

2. Berdasarkan Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Unit Kedawung

Daerah pelayanan unit Kedawung tidak mencakup secara keseluruhan Kecamatan Kedawung. Daerah pelayanan hanya di beberapa kelurahan di Kedawung, dan beberapa kelurahan disekitar Kedawung. Data dapat dapat diperhatikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data Penduduk Daerah Pelayanan Unit Kedawung

No. Tahun Jumlah

1 2005 26.613

2 2006 26.780

3 2007 26.803

4 2008 26.801

5 2009 26.920

(26)

commit to user 4.1.2. Data Pelanggan PDAM

Data yang diperoleh dari PDAM bagian pelanggan selama 5 tahun terakhir dapat diperhatikan pada Tabel 4.3. sebagai berikut :

Tabel 4.3. Jumlah Pelanggan PDAM Tahun 2005 - 2009 Jenis Pelanggan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 RT 1 147 91 154 159 159 RT 2 909 779 928 964 1005 RT 3 1 1 1 1 1 Hidran Umum 18 13 22 24 24 Pemerintahan 17 15 17 17 16 Sosial 16 14 19 20 21 Niaga 5 3 5 5 5 Jumlah 1113 916 1146 1190 1231

Sumber : PDAM Sragen, 2009 Catatan : 1 SR = 5 jiwa

4.1.3. Data Debit Air PDAM yang tersedia

Data debit air PDAM Sragen unit Kedawung yang didapat dari PDAM Sragen selama 5 tahun terakhir dapat diperhatikan dalam Tabel 4.4

Tabel 4.4. Data Kapasitas dan Jumlah Produksi Sumur Dalam

No. Uraian Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 1. Kapasitas Sumber

( liter/detik) 16 16 16 16 16

2. Kapasitas Produksi/pompa

( liter/detik) 13 13 13 13 13

(27)

commit to user 4.2. Analisis Data

4.2.1. Prediksi Jumlah Penduduk

Perkiraan jumlah penduduk Kecamatan Kedawung dianalisis dengan menggunakan 3 metode, yaitu Metode Geometrik, Metode Aritmatik, dan Metode Regresi Linier, untuk memperoleh keakuratan jumlah penduduk. Selanjutnya dipilih korelasi (r) yang lebih besar. Data jumlah penduduk yang didapat dari PDAM Sragen sejak tahun 2005 sampai 2009, dengan prediksi hingga tahun 2020. Dibawah ini perhitungan ketiga Metode tersebut.

Tabel 4.5. Data Penduduk Kecamatan Kedawung Selama 5 Tahun Terakhir

Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Jiwa % 2005 44.720 - - 2006 44.915 195 0,436 2007 45.192 277 0,617 2008 45.421 229 0,507 2009 45.513 91 0,200 Jumlah 792 1,760

Rata-rata pertambahan penduduk dari tahun 2005-2009 adalah: Ka = 2005 2009 05 09  P P Ka = 4 720 . 44 513 . 45  Ka = 198,25 jiwa/tahun

Persentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun: r = 0 n Tahun Tahun n Pertambaha % Jumlah  r = 4 % 1,760 r = 0,44 %

(28)

commit to user

Dengan bertolak dari data penduduk tahun 2005 menghitung pertambahan jumlah penduduk pertahun dari tahun 2005-2009 dengan menggunakan Metode Geometrik, Metode Aritmatik, dan Metode Regresi Linier.

1. Metode Geometrik Pn = Po x (1+r)n P09 = P05 x (1+0,0044)(09-05) P09 = P05 x (1,0044)4 P05 = P09 / (1,0044)4 P05 = 45.513 / (1,0044)4 P05 = 44720,71 jiwa 2. Metode Aritmatik Ka = 1 2 1 2 T T P P   Ka = 2005 2009 44.720 45.513   Ka = 198,25 jiwa/tahun Pn = P09 = 45.513 jiwa Pn = P05 + Ka x (Tn- To) P05 = 45.513 - 198,25 x (2009-2005) P05 = 44720 jiwa

3. Metode Regresi Linier

bX a Y   ^ 2 2 2 ) ( . . . X X n XY X X Y a          2 2 ) ( . . . X X n Y X XY n b        

(29)

commit to user Tabel 4.6. Metode Regresi Linier

Tahun Tahun ke (X) Jumlah Penduduk (Y) X.Y X 2 2005 1 44.720 44.720 1 2006 2 44.915 89.830 4 2007 3 45.192 135.576 9 2008 4 45.421 181.684 16 2009 5 45.513 227.565 25 Jumlah 15 225.761 679.375 55

Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu:

a = 2 2 2 ) ( . . . X X n XY X X Y         a = 2 ) 15 ( ) 55 5 ( ) 679.375 15 ( ) 55 225.761 (   x x x a = 44524,6 b = 2 2 ) ( . . . X X n Y X XY n        b = 2 ) 15 ( ) 55 5 ( ) 225.761 15 ( ) 679.375 5 (   x x x b = 209,2 Y05 = a + b.(T05-T05) Y05 = 44524,6 + 209,2.(0) Y05 = 44524,6

Dengan cara perhitungan yang sama, hasil perhitungan mundur jumlah penduduk selengkapnya disajikan dalam Tabel 4.5. dibawah ini.

(30)

commit to user Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk

Tahun (X)

Stastistik Jumlah Penduduk (Y)

Hasil Perhitungan Mundur

Aritmatik Geometrik Regresi Linier

2005 44.720 44720 44720,71 44524,6 2006 44.915 44918,25 44917,48 44733,8 2007 45.192 45116,5 45115,11 44943 2008 45.421 45314,75 45313,62 45152,2 2009 45.513 45513 45513 45361,4 Jumlah 225.761 - - -

Selanjutnya hasil Standar deviasi perhitungan Aritmatik, Geometik, dan Regresi Linier akan disajikan pada Tabel 4.8; 4.9; 4.10.

Tabel 4.8. Standar Deviasi Perhitungan Aritmatik

Tahun Tahun ke (X) Stastistik Jumlah Penduduk Perhitungan Aritmatik (Yi) Yi-Ymean (Yi-Ymean)2 2005 1 44.720 44720 -432 186.797 2006 2 44.915 44918,25 -234 54.733 2007 3 45.192 45116,5 -36 1.274 2008 4 45.421 45314,75 163 26.423 2009 5 45.513 45513 361 130.177 Jumlah 15 225.761 - - 399.403 Ymean - 45152,2 - - - Standar deviasi - - - - 282,631

(31)

commit to user Tabel 4.9. Standar Deviasi Perhitungan Geometrik

Tahun Tahun ke (X) Stastistik Jumlah Penduduk Perhitungan Geometrik (Yi) Yi-Ymean (Yi-Ymean)2 2005 1 44.720 44720,71 -431 186.187 2006 2 44.915 44917,48 -235 55.095 2007 3 45.192 45115,11 -37 1.375 2008 4 45.421 45313,62 161 26.056 2009 5 45.513 45513 361 130.177 Jumlah 15 225.761 - - 398.891 Ymean - 45152,2 - - - Standar deviasi - - - - 282,450

Tabel 4.10. Standar Deviasi Perhitungan Regresi Linier

Tahun Tahun ke (X) Stastistik Jumlah Penduduk Perhitungan Regresi Linier (Yi) Yi-Ymean (Yi-Ymean)2 2005 1 44.720 44524,6 -628 393.882 2006 2 44.915 44733,8 -418 175.059 2007 3 45.192 44943 -209 43.765 2008 4 45.421 45152,2 0 0 2009 5 45.513 45361,4 209 43.765 Jumlah 15 225.761 - - 656.470 Ymean - 45152,2 - - - Standar deviasi - - - - 362,345

Hasil perhitungan Standar deviasi memperlihatkan angka yang berbeda untuk ketiga metode proyeksi. Angka terkecil adalah hasil perhitungan proyeksi dengan metode Geometrik. Jadi untuk memperkirakan jumlah penduduk Kecamatan Kedawung pada tahun 2020 mendatang dipilih metode Geometrik.

(32)

commit to user

1. Berdasarkan Jumlah Penduduk Kecamatan Kedawung

Perkiraan jumlah penduduk Kecamatan Kedawung dianalisis dengan menggunakan rumus geometrik dengan data jumlah penduduk yang didapat dari PDAM Sragen sejak tahun 2005 sampai 2009 dengan prediksi hingga tahun 2020. Dengan menggunakan Rumus (2.1)

Pn = Po (1 + r)n

Dengan : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi. Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi. r = Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun. n = waktu (tahun).

Tabel 4.11. Pertambahan Jumlah Penduduk Kecamatan Kedawung

Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Jiwa % 2005 44.720 - - 2006 44.915 195 0,436 2007 45.192 277 0,617 2008 45.421 229 0,507 2009 45.513 91 0,200 Jumlah 792 1,760

Persentase pertambahan jumlah penduduk : r = 4 760 , 1 r = 0,44 %

Pertambahan jumlah penduduk dari tahun 2009 – 2020 adalah: P2020 = P2009 (1 + r)n

= 45.513 ( 1 + (0,0044))11 = 47764,93681 ≈ 47.765 jiwa

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan penduduk cenderung bertambah/mengalami kenaikan. Jumlah penduduk Kecamatan Kedawung tahun 2020 sebesar 47.765 jiwa.

(33)

commit to user

2. Berdasarkan Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Unit Kedawung

Perkiraan jumlah penduduk daerah pelayanan Kedawung dianalisis dengan menggunakan rumus geometrik, dengan prediksi hingga tahun 2020, dengan menggunakan Rumus (2.1)

Tabel 4.12.Pertambahan Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Unit Kedawung

Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Jiwa % 2005 26.613 - - 2006 26.780 167 0,627 2007 26.803 23 0,086 2008 26.801 -2 0,007 2009 26.920 119 0,444 Jumlah 307 1,164

Persentase pertambahan jumlah penduduk : r = 4 164 , 1 r = 0,291 %

Pertambahan jumlah penduduk dari tahun 2009 – 2020 adalah: P2020 = P2009 (1 + r)n

= 26.920 ( 1 + (0,00291))11 = 27794,357 ≈ 27.795 jiwa

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan penduduk cenderung bertambah/mengalami kenaikan. Jumlah penduduk daerah pelayanan unit Kedawung tahun 2020 sebesar 27.795 jiwa.

(34)

commit to user 4.2.2. Prediksi Pertambahan Pelanggan

Prediksi pertambahan pelanggan PDAM dihitung dengan metode geometrik untuk masing-masing jenis pelanggan, kemudian dijumlahkan sehingga akan diperoleh data yang lebih akurat untuk perencanaan. Data-data pelanggan dianalisis dengan Rumus (2.1)

1. Pelanggan Rumah Tangga 1 Tabel 4.13. Pelanggan Rumah Tangga 1

Tahun SR Pertambahan Pelanggan

Selisih % 2005 147 - - 2006 91 -56 -38,095 2007 154 63 69,231 2008 159 5 3,247 2009 159 0 0,00 Jumlah 12 34,383

Persentase pertambahan jumlah pelanggan rumah tangga 1 : r = 4 383 , 34 r = 8,596 %

Pertambahan jumlah pelanggan rumah tangga 1 dari tahun 2009 – 2020 adalah : M11 = 159 ( 1 +0,08596)11

= 393,867 ≈ 394 SR

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan pelanggan Rumah Tangga 1 cenderung bertambah/mengalami kenaikan. Jumlah pelanggan Rumah Tangga 1 tahun 2020 sebesar 394 SR.

(35)

commit to user 2. Pelanggan Rumah Tangga 2

Tabel 4.14. Pelanggan Rumah Tangga 2

Tahun SR Pertambahan Pelanggan

Selisih % 2005 909 - - 2006 779 -130 -14,301 2007 928 149 19,127 2008 964 36 3,879 2009 1005 41 4,253 Jumlah 96 12,958

Persentase pertambahan jumlah pelanggan rumah tangga 2 : r =

4 12,958

r = 3,2395 %

Pertambahan jumlah pelanggan rumah tangga 2 dari tahun 2009 – 2020 adalah : M11 = 1005 ( 1 + 0,032395)11

= 1427,154 ≈ 1428 SR

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan pelanggan Rumah Tangga 2 cenderung bertambah/mengalami kenaikan. Jumlah pelanggan Rumah Tangga 2 tahun 2020 sebesar 1428 SR.

(36)

commit to user 3. Pelanggan Rumah Tangga 3

Tabel 4.15. Pelanggan Rumah Tangga 3

Tahun SR Pertambahan Pelanggan

Selisih % 2005 1 - - 2006 1 - - 2007 1 - - 2008 1 - - 2009 1 - - Jumlah - -

Berdasarkan Tabel 4.15. di atas pada tahun 2005 - 2009 di daerah pelayanan Kedawung hanya terdapat 1 pelanggan PDAM jenis rumah tangga 3, hal ini dapat dikatakan jumlah pelanggan pemerintahan tahun 2020 tetap sebesar 1 SR.

4. Pelanggan Hidran Umum Tabel 4.16. Pelanggan Hidran Umum

Tahun SR Pertambahan Pelanggan

Selisih % 2005 18 - - 2006 13 -5 -27,778 2007 22 9 69,231 2008 24 2 9,091 2009 24 - - Jumlah 6 50,544

Persentase pertambahan jumlah pelanggan hidran umum : r = 4 544 , 50 r = 12,636 %

(37)

commit to user

Pertambahan jumlah pelanggan hidran umum dari tahun 2009 – 2020 adalah : M11 = 24 ( 1 +(0,12636))11

= 88,851 ≈ 89 SR

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan pelanggan Hidran umum cenderung bertambah/mengalami kenaikan. Jumlah pelanggan Hidran umum tahun 2020 sebesar 89 SR.

5. Pelanggan Pemerintah Tabel 4.17. Pelanggan Pemerintah

Tahun SR Pertambahan Pelanggan

Selisih % 2005 17 - - 2006 15 -2 -11,765 2007 17 2 13,333 2008 17 - - 2009 16 -1 -5,882 Jumlah -1 -4,314

Persentase pertambahan jumlah pelanggan pemerintahan : r = 4 314 , 4  r = 1,0785 %

Pertambahan jumlah pelanggan pemerintahan dari tahun 2009 – 2020 adalah : M11 = 16 ( 1 + - 0,010785)11

= 14,201 ≈ 15 SR

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan pelanggan pemerintah cenderung berkurang/mengalami penurunan. Jumlah pelanggan pemerintah tahun 2020 sebesar 15 SR.

(38)

commit to user 6. Pelanggan Sosial

Tabel 4.18. Pelanggan Sosial

Tahun SR Pertambahan Pelanggan

Selisih % 2005 16 - - 2006 14 -2 -12,5 2007 19 5 35,714 2008 20 1 5,263 2009 21 1 5 Jumlah 5 33,477

Persentase pertambahan jumlah pelanggan sosial : r = 4 477 , 33 r = 8,369 %

Pertambahan jumlah pelanggan sosial dari tahun 2009 – 2020 adalah : M11 = 21 ( 1 + 0,08369)11

= 50,836 ≈ 51 SR

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan pelanggan sosial cenderung bertambah/mengalami kenaikan. Jumlah pelanggan sosial tahun 2020 sebesar 51 SR.

(39)

commit to user 7. Pelanggan Niaga

Tabel 4.19. Pelanggan Niaga

Tahun SR Pertambahan Pelanggan

Selisih % 2005 5 - - 2006 3 - 2 - 40 2007 5 2 66,667 2008 5 - - 2009 5 - - Jumlah 0 26,667

Persentase pertambahan jumlah pelanggan niaga : r = 4 667 , 26 r = 6,667 %

Pertambahan jumlah pelanggan niaga dari tahun 2009 – 2020 adalah : M11 = 5 ( 1 + 0,06667)11

= 10,169 ≈ 11 SR

Berdasarkan hasil perhitungan di atas pertambahan pelanggan niaga cenderung bertambah/mengalami kenaikan. Jumlah pelanggan niaga tahun 2020 sebesar 11 SR.

Dari perhitungan diatas prediksi jumlah pelanggan PDAM tahun 2020 = RT 1 + RT 2 + RT 3 + Hidran Umum + Pemerintahan + Sosial + Niaga = 394 + 1428 + 1 + 89 + 15 + 51 + 11

(40)

commit to user

4.2.3. Prediksi kebutuhan air bersih pada tahun 2020

Prediksi kebutuhan air bersih pada tahun 2020 dihitung dengan mengacu pada hasil prediksi pertambahan masing-masing jenis pelanggan. Perhitungan tersebut dihitung dengan asumsi setiap perubahan data / selisih dianggap selalu positif.

1. Berdasarkan jumlah penduduk daerah pelayanan a. Kebutuhan air bersih domestik (SI)

SI = 0,8 x Cp Cp = 0,8 x Pn SI = 0,8 x ( 0,8 x Pn ) SI = 0,8 x ( 0,8 x 27.795) x 100 liter/orang/hari SI = 1778880 liter/hari SI = 20,589 liter/detik

b. Kebutuhan air bersih untuk bak umum (Sb) Sb = 0,2 x Cp

Cp = 0,8 x Pn

Sb = 0,2 x ( 0,8 x 27.795 ) x 30 liter/orang/hari Sb = 133416 liter/hari

Sb = 1,544 liter/detik

c. Kebutuhan air bersih untuk non domestik (Kn) Kn = 15 % x ( SI + Sb )

Kn = 15 % x (20,589 + 1,544) Kn = 3,3199 liter/detik

d. Total Prediksi Kebutuhan Air Bersih tahun 2020 Pr = SI + Sb + Kn + Lo Pr = SI + Sb + Kn + 0,2 Pr 0,8 Pr = SI + Sb + Kn Pr = 8 , 0 Kn Sb SI 

(41)

commit to user Pr = 8 , 0 3,3199 1,544 + 20,589  Pr = 31,816 liter/detik e. Kehilangan air (Lo)

Lo = 0,2 x Pr

Lo = 0,2 x 31,816 liter/detik Lo = 6,3632 liter/detik f. Kebutuhan Harian Maksimum

Ss = f1 x Pr

Ss = 1,2 x 31,816 liter/detik Ss = 38,1792 liter/detik

g. Pemakaian Air pada Waktu Jam Puncak Debit waktu puncak = f2 x Pr

= 1,6 x 31,816 liter/detik = 50,906 liter/detik

Data prediksi kebutuhan air bersih terhadap jenis pelanggan kemudian di plot pada Grafik 4.1. seperti di bawah ini:

Grafik 4.1. Prediksi Kebutuhan Air Bersih Menurut Jumlah Penduduk

20,59 3.3199 1.544 6.363 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 Jumlah Pelanggan Q (lt/dt)

Prediksi Kebutuhan Air Bersih Menurut Jumlah Penduduk

Domestik Non Domestik Sosial/umum Kehilangan Air

(42)

commit to user

Kebutuhan air bersih daerah pelayanan Kedawung tahun 2020 menurut prediksi jumlah penduduk adalah 31,82 liter/detik, kebutuhan harian maksimum 38,18 liter/detik, dan debit pada jam puncak 50,91 liter/detik.

2. Berdasarkan prediksi masing-masing jenis pelanggan a. Pelanggan Domestik ( SI ) SI = R1 + R2 + R3 + R4 SI = 394 + 1428 + 1 + 0 SI = 1823 SR SI = 1823 x 5 x 100 liter/hari SI = 911.500 liter/hari SI = 10,5498 liter/detik

b. Pelanggan Non Domestik ( Kn )

Kn = Niaga + Sekolahan + Pemerintah Kn = 11 + 0 + 15 Kn = 26 SR Kn = 26 x 6 x 100 liter/hari Kn = 15.600 liter/hari Kn = 0,1805 liter/detik c. Pelanggan Sosial ( Sb )

Sb = Sosial umum + Sosial khusus + Hidran Umum Sb = 51+ 89

Sb = ((51 x 50) + (89 x 25)) x 30 liter/hari Sb = 143.250 liter/hari

(43)

commit to user

d. Total Prediksi Kebutuhan Air Bersih tahun 2020 Pr = 8 , 0 Sb Kn SI  Pr = 8 , 0 658 1, 0,1805 10,5498  Pr = 15,4854 liter/detik e. Kehilangan Air ( Lo ) Lo = 0,2 x Pr Lo = 0,2 x 15,4854 liter/detik Lo = 3,0971 liter/detik f. KebutuhanHarian Maksimum

Ss = f1 x Pr

Ss = 1,2 x 15,4854 liter/detik Ss = 18,5825 liter/detik

g. PemakaianAir pada Waktu Jam Puncak Debit waktu puncak = f2 x Pr

= 1,6 x 15,4854 liter/detik = 24,777 liter/detik

Data prediksi kebutuhan air bersih terhadap jenis pelanggan kemudian di plot pada Grafik 4.2. seperti di bawah ini:

(44)

commit to user

Grafik 4.2. Prediksi Kebutuhan Air Bersih Menurut Jumlah Jenis Pelanggan

Kebutuhan air bersih Kecamatan Kedawung tahun 2020 menurut prediksi masing-masing jenis pelanggan adalah 15,48 liter/detik, kebutuhan harian maksimum 18,58 liter/detik, dan debit pada jam puncak 24,78 liter/detik.

4.2.4. Analisis Terhadap Cakupan Pelayanan Air Bersih

Cakupan target pelayanan air bersih dari PDAM diambil 80 % jumlah pendududuk, adapun 20 % jumlah penduduk diharapkan mencukupi sendiri kebutuhan air bersih dari sumur, mata air dan lain-lain, maka prediksi cakupan pelayanan air bersih PDAM unit Kedawung pada tahun 2020 sebagai berikut: CPkecamatan = 80 % x Pn = 80 % x 47.765 = 38.212 jiwa CPdaerah pelayanan = 80 % x Pn = 80 % x 27.795 = 22.236 jiwa 10.5498 0.1805 1.658 3.0971 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah Pelanggan Q (lt/dt)

Prediksi Kebutuhan Air Bersih Menurut Jumlah Pelanggan

Domestik

Non Domestik

Sosial/umum

(45)

commit to user Prediksi berdasarkan jenis pelanggan.

 Domestik S1 = R1 + R2 + R3 + R4 S1 = 394 + 1428 + 1 + 0 S1 = 1823 x 5 S1 = 9115 jiwa  Non Domestik Kn = Niaga +Sekolah+Pemerintah Kn = 11 + 0 + 15 Kn = 26 SR Kn = 26 x 6 Kn = 156 jiwa  Pelanggan Sosial ( Sb )

Sb = Sosial Umum+Sosial Khusus+Hidran Umum Sb = 51+ 89

Sb = (51 x 50) + (89 x 25) Sb = 4.775 jiwa

 Total jumlah pelanggan pada tahun 2020 Pn = S1 + Kn + Sb

= 9115 + 156 + 4775 = 14.046 jiwa

 CP kecamatan Kedawung tahun 2020 % pelayanan =

47765 14046

= 29,41 %

 CP daerah pelayanan Kedawung tahun 2020 % pelayanan = 27795 14046 = 50,53 % x 100 % x 100 %

(46)

commit to user

Cakupan pelayanan PDAM pada tahun 2020 baru mencapai 29,41% untuk kecamatan Kedawung dan 50,53% untuk daerah pelayanan unit Kedawung, sehingga cakupan pelayanan masih dibawah standar nasional yaitu 80% dari jumlah penduduk.

4.2.5. Analisis Kapasitas Reservoir

Kapasitas reservoir yang ada 200 m3. Untuk memenuhi kebutuhan air tahun 2020, maka prediksi kapasitas reservoir tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan jumlah sambungan saat ini

Konsumsi air harian rata-rata = 15,4854 liter/detik Jumlah Sambungan = 1989 SR

Kehilangan Air (Lo) = 20% x Konsumsi air harian rata-rata = 20% x 15,4854 liter/detik

= 3,0971 liter/detik

Kebutuhan rata-rata = Konsumsi air harian rata-rata + Lo = 15,4854 + 3,0971

= 18,5825 liter/detik Kebutuhan air harian = 18,5825 liter/detik

= 1605,528 m3 Kebutuhan reservoir = 1605,528 x 0,2

= 321,11 m3

Kekurangan kapasitas reservoir = 321,11 m3 - 200 m3 = 121,11 m3

(47)

commit to user 4.3. Analisis Debit Air

4.3.1. Analisis Kebutuhan Air Bersih Terhadap Kapasitas Produksi Sumur Dalam Kedawung

Perhitungan kebutuhan air bersih di unit Kedawung berdasarkan prediksi masing-masing jenis pelanggan, di hitung menggunakan Rumus 2.14, didapat hasil seperti pada Tabel 4.20. sebagai berikut:

Tabel 4.20. Debit yang Dibutuhkan Unit Kedawung No. Tahun Q (liter/detik)

1 2009 9,32581 2 2010 9,761285 3 2011 10,1917 4 2012 10,64887 5 2013 11,1263 6 2014 11,65075 7 2015 12,20052 8 2016 12,76476 9 2017 13,35576 10 2018 14,04297 11 2019 14,73163 12 2020 15,48539

Data kebutuhan air bersih unit Kedawung terhadap tahun prediksi kemudian di plot pada Grafik 4.3. sebagai berikut:

(48)

commit to user

Grafik 4.3. Prediksi Debit yang Dibutuhkan Unit Kedawung

Dari Grafik 4.3. di atas dapat disimpulkan bahwa debit yang dibutuhkan semakin bertambah setiap tahunnya.

4.3.2. Analisis Debit Sumur Dalam unit Kedawung

Berdasarkan Tabel 4.3. diatas, kapasitas debit sumber sumur dalam unit Kedawung pada tahun 2005-2009 berturut-turut adalah 16,0 liter/detik, dan kapasitas debit pompa bertururt-turut adalah 13,0 liter/detik. Hal ini dapat diasumsikan kapasitas debit sumur dalam pada tahun 2020 tetap. Kapasitas debit sumber sumur dalam 16,0 liter/detik, dan kapasitas debit pompa 13,0 liter/detik. Tabel 4.21. Debit Kebutuhan Air dengan Debit Sumur Dalam Unit Kedawung

No. Tahun Q kebutuhan Air (liter/detik) Kapasitas Sumber (liter/detik) Kapasitas Produksi (liter/detik) Kekurangan Produksi (liter/detik) 1 2009 9,32581 16,0 13,0 - 2 2010 9,761285 16,0 13,0 - 3 2011 10,1917 16,0 13,0 - 4 2012 10,64887 16,0 13,0 - 5 2013 11,1263 16,0 13,0 - 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Q ( lite r/det ik ) Tahun

Kebutuhan Air Bersih

(49)

commit to user Lanjutan Tabel 4.21 No. Tahun Q kebutuhan Air (liter/detik) Kapasitas Sumber (liter/detik) Kapasitas Produksi (liter/detik) Kekurangan Produksi (liter/detik) 6 2014 11,65075 16,0 13,0 - 7 2015 12,20052 16,0 13,0 - 8 2016 12,76476 16,0 13,0 - 9 2017 13,35576 16,0 13,0 0,35576 10 2018 14,04297 16,0 13,0 1,04297 11 2019 14,73163 16,0 13,0 1,73163 12 2020 15,48539 16,0 13,0 2,48539

Data kebutuhan air dengan debit sumur dalam unit Kedawung kemudian di plot pada Grafik 4.4. sebagai berikut:

Grafik 4.4. Prediksi Kebutuhan Air dengan Kapasitas Sumur Dalam

Dari Grafik 4.4. diatas dapat disimpulkan bahwa debit kapasitas sumber sumur dalam masih mencukupi sampai tahun 2020. Kapasitas Produksi/debit pompa dari tahun 2009 sampai tahun 2016 dapat mencukupi kebutuhan air bersih unit Kedawung, tapi mulai tahun 2017 ke atas debit pompa sumur dalam sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan air.

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Q ( lite r/det ik ) Tahun

Debit Kebutuhan Air dengan Kapasitas Sumur Dalam

Kebutuhan air (liter/detik) Kapasitas Produksi (liter/detik) Kapasitas Sumber (liter/detik)

(50)

commit to user 4.4. Rencana Anggaran Biaya Operasional 4.4.1. Biaya Sumber

1. Biaya Pegawai

Anggaran biaya pegawai untuk produksi air bersih tiap bulan adalah sebesar Rp. 2.603.000,00.

2. Biaya Listrik PLN

Anggaran biaya Listrik PLN untuk operasional tiap bulan pengoperasian pompa dan kebutuhan listrik tiap bulan adalah sebesar Rp. 13.148.000,00.

3. Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan sumber tidak setiap bulan dianggarkan karena biasanya terjadi dalam setahun sekali atau dua kali dalam setahun. Karena pemeliharaan sumber terkait dengan pemeliharaan pompa yang dilakukan apabila telah beroperasi selama 10.000 jam.

4. Biaya Air Baku

Anggaran biaya air baku untuk sumber produksi air tiap bulan adalah sebesar Rp. 464.000,00.

4.4.2. Biaya Pengolahan 1. Pegawai

Anggaran untuk biaya pegawai pengolahan tidak dianggarkan karena sudah termasuk dalam biaya pegawai sumber.

2. Bahan Kimia

Anggaran biaya bahan kimia untuk pengolahan tiap bulan adalah sebesar Rp.196.000,00.

3. Pemeliharaan

Anggaran biaya pemeliharaan untuk pengolahan tiap bulan adalah sebesar Rp. 25.000,000.

(51)

commit to user 4.4.3. Biaya Transmisi dan Distribusi

1. Biaya Operasi

Anggaran biaya operasi untuk transmisi dan distribusi tiap bulan adalah sebesar Rp. 3.707.000,00.

2. Biaya Pemeliharaan

Anggaran biaya pemeliharaan untuk transmisi dan distribusi tiap bulan adalah sebesar Rp. 500.000,00.

4.4.4. Biaya Umum dan Administrasi 1. Biaya Pegawai

Anggaran biaya pegawai untuk umum dan administrasi tiap bulan adalah sebesar Rp. 3.193.000,00.

2. Biaya Kantor

Anggaran biaya kantor untuk umum dan administrasi tiap bulan adalah sebesar Rp. 425.000,00.

3. Biaya Hubungan Langganan

Anggaran untuk biaya untuk hubungan langganan tidak dianggarkan tiap bulan karena tidak selalu dilakukan, karena biaya ini berkaitan dengan survei terhadap langganan.

4. Biaya Pemeliharaan Kantor

Anggaran biaya pemeliharaan kantor untuk umum dan administrasi tiap bulan adalah sebesar Rp. 587.000,00. Anggaran ini bisa bertambah apabila perlu perbaikan kantor yang bersifat kerusakan sarana kantor.

5. Biaya Rupa-Rupa Biaya Umum

(52)

commit to user 4.4.5. Biaya Penyusutan dan Amortisasi

1. Biaya Penyusutan Sumber Air dan Pemompaan

Anggaran biaya penyusutan sumber air dan pemompaan tiap bulan adalah sebesar Rp. 1.141.000,00.

2. Biaya Penyusutan Pengolahan Air

Anggaran biaya penyusutan pengolahan air tiap bulan adalah sebesar Rp. 20.000,00.

3. Biaya Penyusutan Transmisi dan Distribusi

Anggaran biaya penyusutan transportasi dan distribusi tiap bulan adalah sebesar Rp. 1.878.000,00.

4. Biaya Penyusutan Instalasi umum dan Amortisasi

Anggaran biaya penyusutan instalasi umum dan amortisasi tiap bulan adalah sebesar Rp. 2.673.000,00.

(53)

commit to user Tabel 5.1. Rencana Anggaran Biaya Operasional

Jenis Biaya Anggaran Jumlah

Biaya Sumber

Pegawai Rp. 2.603.000,00

Listrik PLN Rp. 13.148.000,00

Biaya Pemeliharaan -

Biaya Air baku Rp. 464.000,00

Jumlah Rp. 16.215.000,00 Biaya Pengolahan Pegawai - Bahan Kimia Rp. 196.000,00 Pemeliharaan Rp. 25.000,000 Jumlah Rp. 221.000,00 Biaya Transmisi dan Distribusi

Operasi Rp. 3.707.000,00

Pemeliharaan Rp. 500.000,00

Jumlah Rp. 4.207.000,00 Biaya Umum dan Administrasi

Pegawai Rp. 3.193.000,00

Kantor Rp. 425.000,00

Hubungan Langganan -

Pemeliharaan Kantor Rp. 587.000,00

Penyisihan piutang -

Rupa-rupa Biaya Umum Rp. 239.000,00

Jumlah Rp. 4.444.000,00 Jumlah Sebelum Penyusutan dan Amortisasi Rp. 25.087.000,00 Biaya Penyusutan dan Amortisasi

Penyusutan Sumber Air dan

Pemompaan Rp. 1.141.000,00

Penyusutan Pengolahan Air Rp. 20.000,00 Penyusutan Transmisi dan Distribusi Rp. 1.878.000,00 Penyusutan Instalasi Umum dan

Amortisasi Rp. 2.673.000,00

Jumlah Rp. 5.712.000,00

(54)

commit to user 4.5. Pembahasan

Dari analisis data hasil prediksi kebutuhan air bersih pada tahun 2020, dengan metode cakupan pelayanan 80% penduduk, kebutuhan air bersih daerah pelayanan kedawung sebesar 31,82 liter/detik. Kebutuhan air bersih daerah pelayanan unit kedawung tahun 2020 menurut prediksi masing-masing jenis pelanggan adalah 15,48 liter/detik, kebutuhan harian maksimum 18,58 liter/detik, dan debit pada jam puncak 24,78 liter/detik. Cakupan pelayanan PDAM pada tahun 2020 baru mencapai 29,41% untuk Kecamatan Kedawung dan 50,53% untuk daerah pelayanan unit kedawung, sehingga cakupan pelayanan masih dibawah standar nasional yaitu 80% dari jumlah penduduk.

Jumlah pelanggan pada tahun 2020 meningkat menjadi 1989 SR, maka kebutuhan reservoir Kedawung menjadi 321,11 m3. Kapasitas saat ini sebesar 200 m3 akan mengalami kekurangan sebesar 121,11 m3 pada tahun 2020.

Kapasitas produksi/debit pompa yang dipakai saat ini sebesar 13 liter/detik, dan kapasitas debit sumur dalam sebesar 16 liter/detik. kebutuhan air bersih unit kedawung meningkat setiap tahun karena jumlah pelanggan bertambah, maka kebutuhan air bersih tahun 2020 menjadi 15,48 liter/detik. Kapasitas pompa produksi mulai tahun 2017 sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan air. Pada tahun 2020 mengalami kekurangan sebesar 2,48 liter/detik. Kapasitas debit sumur dalam masih mampu mencukupi kebutuhan sampai tahun 2020.

Anggaran biaya operasional unit kedawung perbulan saat ini sebesar Rp. 30.799.000,00 pada tahun 2010. Anggaran biaya tiap tahun akan meningkat karena jumlah produksi bertambah untuk melayani kebutuhan air bersih. Pada tahun 2020 anggaran biaya operasional akan meningkat karena jumlah air yang diproduksi bertambah, terutama pada biaya listrik, karena jam operasi pompa akan bertambah untuk melayani kebutuhan air.

(55)

commit to user

54

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan didepan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebutuhan air bersih daerah pelayanan Kedawung tahun 2020 menurut jumlah penduduk sebesar 31,816 liter/detik, Kebutuhan air bersih menurut Prediksi masing-masing jenis pelanggan adalah 15,4854 liter/detik.

2. Prediksi jumlah pelanggan PDAM Sragen unit Kedawung tahun 2020 adalah 1989 SR (Pelanggan atau Sambungan Rumah)

3.a Prediksi Kapasitas reservoir yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air unit Kedawung tahun 2020 adalah sebesar 321,1056 m3 sedangkan reservoir berkapasitas 200m3 , sehingga diperlukan adanya penambahan kapasitas reservoir sebesar 121,1056

b Kekurangan debit pompa produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih wilayah pelayanan unit Kedawung pada tahun 2020 adalah sebesar 2,48539 lt/dt.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kebutuhan air bersih semakin meningkat setiap tahunnya, khususnya untuk wilayah pelayanan unit Kedawung PDAM Sragen, untuk meminimalkan kekurangan air, maka perlu dilakukan efisiensi dalam pemakaian air.

2. Mengurangi tingkat kehilangan air, sehingga produksi lebih efisien.

3. Optimalisasi sumur dalam unit Kedawung dengan mengganti pompa submersibel dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan produksi.

(56)

commit to user

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1998. Petunjuk Teknis Perencanaan, Rencana Induk Sistem, Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya.

Anonim. 1998. Petunjuk Praktis Pembangunan Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya.

Anonim. 1994. Diklat Tenaga Teknik Penyediaan Air Minum. PERPAMSI & ITB: Bandung.

Anonim. 2002. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. PERPAMSI & ITB: Bandung.

Anonim. 2009. PDAM Sragen. Sragen.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen. 2005; 2006; 2007; 2008; 2009. Sragen Dalam Angka 2005; 2006; 2007; 2008; 2009 Kabupaten Sumberlawang. Sragen.

Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990. Moegijantoro. 1996. Kebutuhan Air. PT Empat Sekawan: Surabaya.

Nusa Idaman Said. 2005. Pengantar Umum Perencanaan Fasilitas Pengolahan Air Minum.

SK-SNI Air Bersih. 1990.

Soufyan M.Noerbambang & Takeo Morimura. 1993. Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing. Tabel Pemakaian air rata-rata per orang setiap hari.

Gambar

Tabel 2.1. Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota  No  Kategori Kota  Jumlah Penduduk
tabel adalah untuk satu kali  pertunjukan
Gambar 3.1 Diagram Alir PenelitianPengumpulan data penduduk
Tabel 4.1. Data Penduduk Kecamatan Kedawung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada siklus II, guru guru menggunakan media dengan baik menggunakan jam matahari yang sudah di sediakan oleh guru, guru sudah memberikan arahan kepada siswa

(4) Pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan abstraksi rendah, untuk mengkaji perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti model

Beberapa faktor yang mengakibatkan depresi menurut Hadi (2004) yaitu kehilangan dan reaksi terhadap stres. Kehilangan seseorang atau sesuatu yang dekat dengan dirinya dapat

Improvisasi tidak akan terlepas dari teknik, untuk memberikan informasi dan menjelaskan tentang teknik arpegio yang relevan penulis menggunakan buku Don Mock yang berjudul

Setelah dilakukan beberapa pengujian statistik pada pola asuh orangtua dan tingkat kecerdasan emosional anak usia prasekolah dapat diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan biji mangga sebagai bahan baku pembuatan tepung.. Penelitian ini kemudian diuji melalui

- Pengendalian: Tanaman yang terserang ulat daun disemprot dengan menggunakan Nematoda Entomopatogen dengan dosis ½ juta IJ/M 2 aplikasi dilakukan pada sore hari jam

Bila dilihat dari pengamatan pihak Manajemen Operasi, maka lebih menyangkut terhadap masalah manfaat yang telah diperoleh, kinerja dari sistem dan kemudian dibandingkan