LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI
DALAM RANGKA PENINJAUAN
PENANGANAN PASCA BANJIR DAN GEMPA
KE KABUPATEN PIDIE, PROVINSI ACEH
TGL. 19 - 21 JANUARI 2017
KOMISI V DPR-RI
JAKARTA, 2017
1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 2
A. Dasar Hukum 2
B. Maksud dan Tujuan 2
C. Lokasi dan Waktu 3
II. HASIL KUNJUNGAN 3
A. Temuan/Permasalahan/Usulan 3
B. Kesimpulan/Rekomendasi 6
III. PENUTUP 7
IV. LAMPIRAN
A. Daftar Anggota Komisi V DPR RI 8
2
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI
DALAM RANGKA PENINJAUAN PENANGANAN PASCA BANJIR DAN GEMPA KE KABUPATEN PIDIE, PROVINSI ACEH
TANGGAL 19 - 21 JANUARI 2017 I. PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
1) Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;
2) Undang-Undang RI Nomor 42 Tahun 2014 Tentang Perubahan Terhadap Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3) Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari kunjungan kerja ke Pidie ini adalah dalam rangka melaksanakan sebagian fungsi dan tugas Dewan, khususnya yang berkaitan dengan fungsi pengawasan dan fungsi anggaran. Kunjungan Kerja ke Kabupaten Pidie ini bermaksud untuk:
1) Melihat secara langsung proses tanggap, rekonstruksi, dan rehabilitasi pasca gempa 2016 dan banjir 2017 di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.
2) Untuk memperoleh laporan secara riil mengenai proses penanganan bencana baik oleh mitra Komisi V maupun oleh Pemda setempat.
3) Untuk memastikan koordinasi lintas sektor dalam proses penanganan pasca bencana.
4) Untuk memperoleh masukan-masukan mengenai masalah atau kendala dalam proses penanganan pasca bencana, agar proses pemulihan bisa dicapai secepat dan sekomprehensif mungkin.
5) Untuk memperoleh masukan-masukan baik dari Mitra, Pemda, maupun masyarakat umum mengenai upaya-upaya (regulasi dan anggaran) agar bencana yang sama tidak terulang lagi, khususnya bencana banjir dan longsor. Ini erat kaitannya dengan prasarana fisik pengendali banjir.
Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja ini adalah dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas Dewan sesuai dengan Pasal 58, ayat (3), Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yaitu:
butir a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta
peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;
3
Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa: “Dalam melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat:
butir f mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan kerja spesifik
dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti.
C. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi: Kabupaten Pidie.
2. Pelaksanaan Kunjungan diadakan pada Tanggal 19-21 Januari 2017. II. HASIL KUNJUNGAN
II.1. Temuan/Permasalahan/Usulan a. SDA (Embung Seumayam)
Pada tanggal 01 Januari 2017 telah terjadi bencana alam banjir Sungai Krueng Padang Tiji
Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie yang menimpa daerah-daerah sebagai berikut: Meunasah Tanjong, Seumayam, Meunasah Kupula, Desa Pasar, Desa Leun, Cot Ketapang, Siren Tanjong, Meria dan Khang Tanjong.
Banjir tersebut diakibatkan tingginya intensitas curah hujan sehingga meningkatnya volume air
di sungai hingga meluap ke daerah permukiman masyarakat, areal pertanian serta rusaknya
infrastruktur sayap kiri Embung Seumayam. Kerusakan tersebut sangat mengancam
permukimam penduduk dan areal persawahan apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Adapun penangan yang telah dilakukan adalah:
Pembersihan sampah-sampah yang di bawa oleh banjir pada areal genangan
Embung Seumayam.
Penimbunan tanah pada sisi sayap sebelah kiri tubuh Embung Seumayam.
Pemasangan batu boulder pada sisi sayap kiri tubuh Embung Seumayam (arah hulu
tubuh embung).
Panangan dilakukan oleh Satuan Kerja BWS S-I
b. PUPR
1. Data Awal Dampak Bencana Gempa (dari Rusak Ringan Sampai Rusak Berat):159 unit Fasilitas Pendidikan; 72 unit Masjid; 318 unit Meunasah; 30 unit Kantor Pemerintahan; 11 unit Pasar; 1 unit Rumah Sakit (roboh); 9.460 unit Rumah; 88,53 km Jalan; 83 unit Jembatan; dan, 357 unit Ruko
2. Jumlah Korban: 104 jiwa meninggal dunia; 922 jiwa luka-luka; dan, 86.417 jiwa pengungsi di 124 titik
3. Ada beberapa ruas jalan nasional di Pidie dan Pidie Jaya mengalami keretakan dan beberapa jembatan mengalami pergeseran. Setelah 10 hari setelah gempa langsung ada beberapa penanganannya dengan anggaran kurang lebih Rp 2,8 miliar (termauk penanganan 8 jembatan). Butu dana sekitar 28 miliar untuk rekonstruksi bebrapa spot yang berat dan 2 jembatan yang cukup berat di Pidie Jaya. Untuk 221 Bina Marga (Balai Kecil Aceh) untuk Aceh ada Rp 800 miliar.
4. Timeline Penanganan Bencana oleh Kementerian PUPR a) Tanggap darurat (7 – 20 Desember 2016)
4
Air Minum dan Sanitasi (80 HU, 14 MTA, 30 WC, 100 jiregen air)
Verifikasi kerusakan bangunan
Perobohan Bangunan Rusak Berat oleh TNI
b) Transisi pemulihan (21 Desember 2016 – 21 Maret 2017)
Lanjutan Verifikasi
Pembangunan Kelas Sekolah Sementara
Pembangunan Kelas Madrasah Sementara
Pembangunan RSUD Sementara
Pembangunan Masjid At- Taqarrub (design and build)
Pembangunan Institut Azziyah di Mudi Mesra (design and build)
c) Rehabilitasi dan rekonstruksi (mulai 22 Maret 2017)
Rekonstruksi (21 Sekolah, 8 Madrasah, 18 Masjid, 17 Meunasah, 6 Pasar, 1 RSUD
Rehabilitasi untuk bangunan Sekolah, Madrasah, Meunasah, Fasilitas Kesehatan,
Pasar akan dilakukan setelah verifikasi lebih lanjut
(Cat: Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi menunggu Terbitnya INPRES)
5. Kendala dalam Pelaksanaan
Sering terjadinya hujan dengan durasi panjang mengakibatkan tertundanya aktivitas
pembangunan
Penyediaan lahan untuk bangunan sementara lambat
Pembersihan puing hasil perobohan masih berada dalam site
Libur Natal dan Tahun Baru yang menunda penyediaan material (sebagian besar
material dari Kota Medan)
6. Target Penyelesaian Bangunan Sementara
Sekolah Sementara Akhir Januari 2017
Madrasah Pertengahan Februari 2017
RSUD Akhir Maret 2017
7. Pelaksana Bangunan Sementara oleh BUMN
o Ada 7 kontraktor (Hutama Karya, Wijaya Karya, Waskita Karya, Pembangunan
Perumahan, Brantas Adipraya, Nindya Karya, Adhi Karya)
o Ada 3 konsultan (Virama Karya, Yodya Karya, dan Bina Karya)
c. Pemda Pidie
1. Dampak Bencana Banjir Tanggal 02 Januari 2017 Terhadap Infrastruktur Di Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie
a) Waduk Seumayam
Bendungan jebol;
Tanggul/Tebing Rusak Berat
Saluran Primer Rusak Berat
b) Ruas Jalan Nasional: banjir menggenangi ruas jalan nasional di Gampong Leun Tanjong dan Kupula Tanjong dan mengakibatkan kerusakan bahu jalan
5
2. Kebutuhan Pelebaran/Penggandaan Jembatan pada Ruas Jalan Nasional Kabupaten Pidie
3. Kondisi Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Pusat di Kabupaten Pidie
Permasalahan: Kondisi saat ini debit andalan Q80% pada Krueng Baro sebesar 3,46 m³/dt dan Krueng Tiro 2,66 m³/dt Debit tersebut pada saat musim kemarau sub D.I Krueng Baro hanya tarairi 6.147 Ha. Sedangkan Sub D.I Tiro yang dapat terairi 2.643 Ha. Intensitas tanaman dari sub D.I tersebut hanya mencapai 140% pertahun
UPAYA YANG DIPERLUKAN: Untuk memenuhi kekurangan ketersediaan air untuk areal irigasi tersebut maka perlu dibangun Bendungan Rukoh - Tiro
4. Prasarana Pengaman Pantai Kabupaten Pidie
Pada beberapa lokasi dibutuhkan penanganan untuk mengantisipasi abrasi pantai yang terjadi pada musim angin timur dan kondisi pasang yang tinggi, antara lain;
Pembangunan Revetment Pantai Pasi Jeumerang Kec. Kb. Tanjong
Pembangunan Revetment Pantai Pasi Pusong Kec. Kb. Tanjong
Pembangunan Revetment Pantai Geunteng Timur Kec. Batee
Pembangunan Revetment Pantai Geunteng Barat Kec. Batee
Normalisasi dan Revetment Muara Krueng Kale Kec. Muara Tiga
6
5. Perumahan
d. BMKG
Sosialisasi produk BMKG berjalan baik dengan bekerja sama dnegan berbagai pihak.
Kontur tanah yang labil dan juga bahan bangunan yang tidak memenuhi standar di Pidie
Jaya.
Berusaha membantah hoax yang beredar tentang akan adanya genpa susulan yang akan
berdamak tsunami.
e. Perhubungan (Bus Rapid Transit Banda Aceh)
BRT di Banda Aceh teroperasionalisasi dengan baik untuk kepentingan masyarkat.
Minat masyarakat cukup tinggi. Load facor di bulan-bulan pertama sekitar 34%.
Sekarang sedang disubsidi ole Pemda Provinsi 2 tahun ke depan. Nanti kalau load
factornya sudah mencapai 75% baru diberikan ke investor.
Pemda Aceh telah membuka lagi beberapa jalur baru yang sudah diengkapi dengan
haltenya. Untuk itu dibutuhkan penambahan bus rapid transit baru. II.2. Kesimpulan/Rekomendasi
1) Perlu ada kajian komprehensif dari Pemkab sesuai dengan kebutuhan dan syaratnya agar Waduk Semayam dapat dibantu dari APBN sehingga dapat dibangun permanen dan dapat mengairi sawah masyarakat dalam area yang lebih luas lagi.
2) Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah untuk memperbaiki jalan nasional ruas Lamlo-Tangse-Geumpang masih rusak. Selain itu, perlu perbaikan jalan nasional di Kawasan Simpang Beutong Laweung yang mengalami penurunan permukaan.
3) Pemerintah Pusat, khususnya Kemnterian Pekerjaan Umum dan Perumhan Rakyar perlu memperhatikan standar lebar ruas jalan nasional di daerah.
4) Perlu ada koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam mengawasi material dan konstruksi bangunan di Kabuaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya serta daerah
7
rawan gempa lainnya agar tidak menimbulkan korban jiwa apabila terjadi gempa di waktu mendatang. Pemerintah Daerah dalam mengeluarkan izin membangun bangunan perlu memperhatikan SNI yang telah ditetapkan oleh pemerintah Pusat.
5) Pemerintah Pusat, melalu Kementerian PUPR perlu memperhatikan kondisi rumah para nelayan di kabupaten Pidie yang sangat memprihatinkan dan rawan terhadap gempa.
6) Komisi V DPR RI mendorong Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk terus mengembangkan dan mendukung BRT (Bus Rapid Transit) di daerah, khususnya bagi daerah yang telah mengelola BRT secara baik.
III. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam Rangka Peninjauan Penanganan Pasca Banjir dan Gempa di Kabupaten Pidie. Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI akan menjadikan laporan ini sebagai data/informasi yang akan disampaikan dalam Rapat Komisi V DPR RI
Jakarta, 04 Januari 2017
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI
DALAM RANGKA PENINJAUAN PENANGANAN PASCA BANJIR DAN GEMPA KE KABUPATEN PIDIE, PROVINSI ACEH
TANGGAL 19 - 21 JANUARI 2017
MENGETAHUI,
Ir. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.SI
8
LAMPIRAN
A. Daftar Anggota Komisi V DPR RI
NO NO ANGG N A M A FRAKSI JABATAN
1. A -101 Ir. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.SI PKS KETUA TIM/ WAKIL KETUA
2. A -201 Hj. SADARESTUWATI, SP, M.MA PDIP ANGGOTA
3. A-265 H. DANIEL MUTAQIN SYAFIUDIN, ST PG ANGGOTA
4. A-390 H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, SE GERINDRA ANGGOTA
5. A-352 H. SUBARNA, SE, M.SI GERINDA ANGGOTA
6. A-452 Dr. Ir. H. BAHRUM DAIDO, M.SI PD ANGGOTA
8. A-04 SAHAT SILABAN NASDEM ANGGOTA
9. A-487 H. SUNGKONO PAN ANGGOTA
B. Daftar Mitra Pendamping
NO. N A M A JABATAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1. EDDI, A.MD.LLAJ.SOS.MM DIREKTUR PEMBINAAN KESELAMATAN
2. WAHYUDI KASUBDIR PROMOSI DAN KEMITRAAN
3. WISMAN RUSDIYANTO, SH KEPALA KSOP KELAS III LHOKSEUMAWE
4. EDDY JUSLAN, SE KSOP KELAS IV MALAHAYATI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1. IR FATHURAHMAN, M.ST KEPALA BPJN I BANDA ACEH
BASARNAS
1 SUYATNO KEPALA KANTOR SAR ACEH
2 FAHRIZA STAF PERENCANAAN
BMKG
1 SUBARDJO KEPALA BIRO PERENCANAAN
2 DJAMIN SEKRETARIS KOPRI UNIT NASIONAL BMKG