• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN UMUM BANGUNAN PIP2B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETENTUAN UMUM BANGUNAN PIP2B"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

bab 3

KETENTUAN UMUM BANGUNAN PIP2B

3.1 FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN PIP2B

3.1.1 PENETAPAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG PIP2B

Penetapan fungsi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang berlaku adalah: a. Menurut Fungsi Usaha, bangunan gedung PIP2B dikategorikan sebagai

bangunan gedung perkantoran pemerintah

b. Menurut Fungsi Sosial dan Budaya, bangunan gedung PIP2B dikategorikan sebagai bangunan gedung pelayanan umum

3.1.2 PENETAPAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG PIP2B

Adapun penetapan klasifikasi bangunan gedung PIP2B menurut ketentuan yang berlaku adalah:

a. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Kompleksitas, bangunan gedung PIP2B diklasifikasikan sebagai bangunan tidak sederhana, yaitu bangunan gedung negara yang memiliki kompleksitas dan atau teknologi tidak sederhana. Masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.

Bangunan gedung PIP2B dapat dijelaskan sebagai gedung kantor dengan luas lebih dari 500 m2.

b. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Permanensi, bangunan gedung PIP2B diklasifikasikan sebagai bangunan permanen

c. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Risiko Kebakaran, bangunan gedung PIP2B diklasifikasikan sebagai bangunan gedung tingkat resiko kebakaran rendah

d. Klasifikasi berdasarkan Ketinggian, bangunan gedung PIP2B merupakan bangunan gedung bertingkat rendah

e. Klasifikasi berdasarkan Kepemilikan, bangunan gedung PIP2B merupakan bangunan gedung milik negara

(2)

f. Klasifikasi berdasarkan lokasi pada Zonasi Gempa adalah sesuai dengan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang (Gambar 3-1)

Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, di mana Wilayah Gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun yang nilai rata-ratanya untuk setiap Wilayah Gempa ditetapkan dalam Gambar 1 dan table 3-1. Hal ini perlu dilakukan karena adanya perbedaan percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa dan untuk masing-masing jenis tanah yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur gedung dalam rangka menjamin kekekaran (robustness) minimum dari struktur gedung tersebut.

Tabel 3-1 Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia(berdasarkan SNI 1726-2002).

Wilayah Gempa

Percepatan Puncak Batuan

Dasar (`g)

Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)

Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak Tanah

Khusus 1 2 3 4 5 6 0,03 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,04 0,12 0,18 0,24 0,28 0,33 0,05 0,15 0,23 0,28 0,32 0,36 0,08 0,20 0,30 0,34 0,36 0,38 Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi

Gambar 3- 1 Zonasi Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun (berdasarkan SNI 1726-2002)

(3)
(4)

g. Klasifikasi berdasarkan kepadatan lokasi (padat, sedang, renggang), ditetapkan oleh instansi yang berwenang di daerahnya masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku.

3.2 STANDAR PERENCANAAN BANGUNAN PIP2B

3.2.1 STANDAR LUAS RUANG KERJA

Dalam menghitung luas ruang kerja pada bangunan gedung kantor PIP2B, ditentukan berdasarkan ketentuan standar luas ruang kerja pada gedung kantor pemerintah dengan klasifikasi tidak sederhana, yaitu rata-rata sebesar 10,7 m2 per-personil.

Kebutuhan total luas ruang kerja dihitung berdasarkan jumlah personil yang akan ditampung dikalikan standar luas sesuai dengan klasifikasi bangunannya. Berdasarkan persyaratan kelembagaan bahwa institusi PIP2B akan dipimpin oleh pejabat eselon III, maka perkiraan luas ruang kerja bagi gedung PIP2B adalah sekitar 246,10 m2 (Tabel 3- 2)

Tabel 3- 2 Acuan Standar Umum Ruang Kantor PIPB

Struktur Organisasi 23 orang 10.7 m2     246.10 m2 Jumlah Personil Standar Total Luas

Adapun untuk merencanakan tata ruang dalam gedung PIP2B, digunakan standar detail luas ruangan kerja kantor pemerintah seperti yang tercantum pada Tabel C pada buku Pedoman Pembangunan Bangunan Negara, adalah sbb:

Tabel 3- 3 Standar Detail Luas Ruangan Kerja bagi Kantor Pemerintah

R. Kerja R. Tamu R. Rapat R. Sekr R. Tunggu R. Simpan R. Toilet

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Eselon III          6.00          6.00          ‐        3.00          ‐        3.00        ‐        18.00 m2 2 Staff          2.00        ‐          ‐          ‐          ‐          ‐        ‐          2.00 m2 Jabatan No. Jumlah Luas Ruang

3.2.2 PROGRAM KEBUTUHAN LUAS RUANGAN

Kebutuhan ruang bangunan gedung PIP2B terdiri atas sarana ruang kerja serta sarana ruang-ruang pelayanan informasi bagi masyarakat.

Perkiraan luas ruang-ruang pelayanan informasi dihitung berdasarkan perkiraan kapasitas tampung, studi banding di lapangan, maupun menurut standar dan ketentuan yang berlaku.

(5)

Tabel 3- 4 memperlihatkan perkiraan kebutuhan ruang untuk bangunan gedung PIP2B, dengan perkiraan luas total lantai bangunan adalah sekitar 949,13 m2.

Tabel 3- 4 Studi Kebutuhan Ruang Gedung PIP2B

3.2.3 KARAKTERISTIK DAN KRITERIA RUANGAN PELAYANAN

Sifat kegiatan yang ditampung di dalam ruang-ruang pelayanan informasi bagi masyarakat dan kriteria disain standar bagi masing-masing ruang dapat dilihat pada Tabel 3- 5, 3- 6 dan 3- 7.

Tabel 3- 5 Sifat Kegiatan Penyebarluasan Informasi dan Kriteria Disain Standar Ruangan

Ruangan  Kegiatan  Kriteria Disain Standar 

Fungsi  Fisik  Lingkungan 

1  2  3  4  5  6  A  SARANA PENYEBARLUASAN INFORMASI         1. R. Pamer  Outdoor  Dapat menampung  materi‐materi pameran  ke‐Cipta Karya‐an yang  bersifat permanen  maupun temporer dan  eventual  sesuai dengan  kebutuhan daerah,  seperti:   ‐ Model  RISHA  ‐ Prototipe rumah  tahan gempa  ‐ Beberapa model  sistem struktur  ‐ Berupa outdoor plasa multifungsi ‐ Meningkatkan kualitas lingkungan dan bangunan ‐ Menampung kapasitas 500 orang ‐ Merupakan bagian terintegrasi dari disain bangunan dan lingkungan ‐ Memperbaiki iklim mikro ‐ Tetap dapat berfungsi meningkatkan resapan air RUANG

Publik Pameran Indoor 200 org          0,90 m2      180,00 m2 R. Display 1 bh        20,00 m2        20,00 m2 R. Audiovisual 20 org          2,00 m2        40,00 m2 Perpustakaan 1 bh        60,00 m2        60,00 m2 E‐Library 1 bh        32,00 m2        32,00 m2

Semi Publik R. Asosiasi Profesi 6 org          6,00 m2        36,00 m2 R. Rapat 23 org          1,20 m2        27,60 m2

R. Kerja Setingkat Eselon III 23 org        10,70 m2      246,10 m2 Ruang Arsip 23 org          0,40 m2       9,20 m2 Ruang Server & IT 1 bh        12,00 m2        12,00 m2

Penunjang Toilet Publik (2m2/25 org) 8 sat          4,00 m2        32,00 m2 Toilet Penyandang Cacat 1 bh          6,00 m2       6,00 m2 Toilet Karyawan Pria 2 sat          4,00 m2       8,00 m2 Toilet Karyawan Wanita 2 sat          4,00 m2       8,00 m2 Mushola 23 org          0,80 m2        18,40 m2 Gudang 2 bh          6,00 m2        12,00 m2 Pantry 1 bh          6,00 m2       6,00 m2 Utility 1 bh          6,00 m2       6,00 m2 Ruang Sirkulasi 25%     759,30 m2      189,83 m2 LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN      949,13 m2 SATUAN LUAS LUAS KAPASITAS

(6)

‐ Dsb  2.  R. Pamer  Indoor  Dapat menampung  materi‐materi pameran  ke‐Cipta Karya‐an yang  bersifat temporer dan  eventual seperti :   ‐ Pameran  ‐ Seminar    ‐ Berupa indoor hall yang bersifat multifungsi untuk memamerkan produk-produk ke-Cipta Karya-an maupun teknologi bangunan terkini ‐ Menampung kapasitas ruang Pamer 200 orang ‐ Memiliki ceiling yang tinggi, atau void dengan ceiling > 1 lantai ‐ Konsep Ruangan Hemat Energi ‐ Dual pengkondisian: penghawaan alami maupun AC ‐ Sistem pencahayaan alami ‐ Sistem pencahayaan buatan secara gabungan, merata maupun setempat 3.  R. Display  Dapat  menampung  materi‐materi  display ke‐ Cipta Karya‐an yang  dipasang sepanjang  tahun, seperti:   ‐ Banner UUBG  ‐ Running Text    ‐ Merupakan bagian yang menyatu dengan R. Pamer Indoor ‐ Display ditempatkan pada bagian yang mengundang, dan informatif ‐ Isi display dapat berganti-ganti sesuai tema ‐ Panel display atau apapun yang menjadi media display ‐ Konsep Ruangan Hemat Energi ‐ Dual pengkondisian: penghawaan alami maupun AC ‐ Sistem pencahayaan alami ‐ Sistem pencahayaan buatan secara gabungan, merata maupun setempat 4.  R. Audio  Visual  Dapat menampung  materi ke‐Cipta Karyaan  yang ditampilkan secara  audio visual  ‐ Berupa ruang kelas yang siap dengan peralatan audio visual ‐ Menampung kapasitas ruang Pamer 20-30 orang ‐ Konsep Ruangan tertutup ‐ Menggunakan insulasi penahan suara ‐ Pengkondisian udara menggunakan AC ‐ Pencahayaan buatan menggunakan pengendalian dg system switching dan dimming untuk memperoleh efek pencahayaan 5.  R. Pertemuan  Dapat menampung  pertemuan staff maupun  dengan pihak luar  ‐ Berupa ruang rapat yang siap dengan peralatan presentasi ‐ Menampung kapasitas ruang untuk pertemuan 10-12 orang ‐ Konsep Ruangan secara tata suara tertutup, secara visual dapat transparan ‐ Pengkondisian udara menggunakan AC ‐ Pencahayaan buatan ‐ Dalam keadaan display, ruangan dapat menjadi gelap dan tidak silau

(7)

Tabel 3- 6 Sifat Kegiatan Pelayanan Pengembangan/ Dokumentasi Informasi dan Kriteria Disain Standar Ruangan

Ruangan  Kegiatan  Kriteria Disain Standar 

Fungsi  Fisik  Lingkungan 

1  2  3  4  5  6  SARANA PELAYANAN  PENGEMBANGAN/   DOKUMENTASI INFORMASI         1. R.  Perpustakaan  Dapat  menampung buku‐ buku terbitan/  bahan cetakan  yang terkait  dengan ke‐Cipta  Karya‐an &  melayani  kebutuhan  informasi  masyarakat    ‐ Rak buku sesuai standar ‐ Ruang Baca sesuai standar ‐ Menampung kapasitas ruang baca 8-12 orang ‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC) ‐ Pencahayaan buatan secara merata ‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind 2. R.  Perpustakaan  Elektronik  Melayani  kebutuhan  informasi  masyarakat dalam  bentuk digital     ‐ Ruang browsing komputer sesuai standar ‐ Menampung kapasitas 6-8 komputer ‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara ‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC) ‐ Pencahayaan buatan secara merata ‐ Pencahayaan alami yang dapat dikendalkan melalui blind 3. R. Server  Menampung  informasi dalam  bentuk digital     ‐ Ruang Komputer Terpusat ‐ Menampung kapasitas 1 bh server komputer ‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara ‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC) ‐ Pencahayaan buatan secara merata 4. R.  Pengolahan  Informasi  Meng up‐date  database informasi  dalam bentuk  digital     ‐ Ruang Kerja untuk memasukkan dan memantau informasi digital ‐ Menampung kapasitas 2 komputer ‐ Jaringan kabel tersembunyi, namun mudah dipelihara ‐ Memungkinkan untuk melakukan pemeliharaan data dan reparasi computer ‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC) ‐ Pencahayaan buatan secara merata

(8)

Tabel 3- 7 Sifat Kegiatan Pelayanan Konsultasi dan Advokasi Teknis dan Kriteria Disain Standar Ruangan

Ruangan  Kegiatan  Kriteria Disain Standar 

Fungsi  Fisik  Lingkungan 

1  2  3  4  5  6  SARANA PELAYANAN KONSULTASI  DAN ADVOKASI TEKNIS   1. R. Konsultasi  Dapat digunakan  untuk keperluan  konsultasi   ‐ Berupa ruang kerja dengan kursi hadap ‐ Terdiri atas 1 atau 2 orang yang merupakan konsultan dan 2 atau 4 orang yang berkonsultasi ‐ Konsep Ruangan tertutup secara tata suara, namun dapat transparan secara visual ‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC) ‐ Pencahayaan buatan secara merata ‐ Pencahayaan alami

yang dapat dikendalkan melalui blind 2. R. Diskusi  Dapat digunakan  untuk keperluan  diskusi kecil  ‐ Merupakan ruang multifungsi yang berkaitan dengan kegiatan konsultasi ‐ Berupa ruang pertemuan dengan kapasitas 6-8 orang ‐ Konsep Ruangan tertutup secara tata suara, namun dapat transparan secara visual ‐ Ruangan dengan pengkondisian buatan (AC) ‐ Pencahayaan buatan secara merata ‐ Pencahayaan alami

yang dapat dikendalkan melalui blind

(9)

3.2.4 HUBUNGAN ANTAR RUANG

Hubungan antara ruang-ruang di dalam bangunan PIP2B ditetapkan berdasarkan matriks hubungan antar ruang pada gambar 3-2. Hubungan antar ruang dibedakan atas:

• Hubungan Langsung, yaitu ruang berdekatan dan terhubung oleh pintu

• Dekat dengan Hubungan Tidak Langsung, yaitu ruang berdekatan tetapi tidak perlu terhubung oleh pintu

• Tidak Berhubungan, artinya ruang tidak perlu berdekatan maupun terhubung oleh pintu.

(10)

3.3 PERSYARATAN LOKASI

Penentuan lokasi bangunan gedung PIP2B mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:

1. Peraturan Tata Ruang Kota

Lokasi disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan mendapat persetujuan pemerintah daerah yang bersangkutan untuk mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), termasuk rencana pengembangan lahan dan bangunannya.

2. Radius Pencapaian

Gedung PIP2B dibangun pada lokasi-lokasi di ibukota propinsi, dengan asumsi kepadatan penduduk yang dilayani dapat mendukung kegiatan pelayanan informasi bagi masyarakat. Lokasi harus dekat dengan masyarakat pengguna dengan pencapaian mudah. Radius pencapaian lokasi ditentukan oleh jarak dan waktu tempuh dari pusat kota. Jarak tempuh maksimum 5 km dari pusat kota atau tidak lebih dari waktu tempuh 20 menit perjalanan dengan kendaraan umum pada saat normal (tidak macet).

3. Aksesibilitas

Lokasi gedung PIP2B harus dapat dicapai oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Apabila gedung PIP2B terletak di dalam sebuah kompleks perkantoran yang tidak dapat dicapai secara langsung oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, maka jarak tempuh maksimum dari titik transit adalah 10 menit berjalan kaki. Pencapaian secara berjalan kaki harus terhindar dari lalu lintas berkepadatan tinggi.

4. Kesiapan Prasarana

Lokasi gedung PIP2B harus memiliki prasarana yang memadai, mencakup: jalan lingkungan, drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah, jaringan listrik dan telepon.

(11)

3.4 PENENTUAN LUAS TAPAK

3.4.1 SARANA RUANG LUAR

Dalam rangka menentukan luas tapak yang dibutuhkan bagi sarana dan fasilitas bangunan PIP2B, harus dipertimbangkan tersedianya sarana sebagai berikut:

• Ruang Pamer Outdoor, yang cukup luas agar dapat menampung materi-materi pameran ke-Cipta Karya-an yang bersifat permanen maupun temporer dan eventual sesuai dengan kebutuhan di daerahnya masing-masing. Beberapa contoh produk pameran outdoor yang permanen adalah: Model RISHA, Prototipe Rumah Tahan Gempa, dan beberapa model system struktur.

• Parkir dan sirkulasi mobil kantor maupun karyawan, dengan rasio 1 kendaraan setiap 100 m2 luas lantai

• Parkir dan sirkulasi mobil bagi penyandang cacat, disediakan minimal untuk 2 kendaraan

• Parkir dan sirkulasi mobil pengunjung, disediakan minimal untuk 5 kendaraan • Parkir dan sirkulasi motor baik karyawan maupun pengunjung, disediakan

minimal untuk 25 kendaraan • Jalur pedestrian yang memadai

• Ruang Terbuka Hijau, minimal 40% dari luas total lahan diperuntukkan bagi penghijauan dan lansekap

3.4.2 SARANA PUBLIK DI LANTAI DASAR

Dalam merencanakan bangunan PIP2B, harus dipertimbangkan sarana dan fasilitas pelayanan bagi publik wajib untuk ditempatkan di lantai dasar. Sehingga sarana dan fasilitas pelayanan tersebut memungkinkan untuk dapat diakses pula oleh masyarakat penyandang cacat.

Sarana ruang minimum yang harus disediakan serta posisinya baik di lantai dasar atau di lantai atas ditentukan dalam tabel 3- 8.

(12)

Tabel 3- 8 Posisi Ruang RUANG Publik Pameran Indoor     180,00 m2    180,00 m2 R. Display       20,00 m2      20,00 m2 R. Audiovisual       40,00 m2      40,00 m2 Perpustakaan       60,00 m2      60,00 m2 E‐Library       32,00 m2      32,00 m2 Semi Publik R. Asosiasi Profesi       36,00 m2         36,00 m2 R. Rapat       27,60 m2         27,60 m2 R. Kerja Setingkat Eselon III       246,10 m2       246,10 m2 Ruang Arsip         9,20 m2       9,20 m2 Ruang Server & IT       12,00 m2         12,00 m2 Penunjang Toilet Publik       32,00 m2      32,00 m2 Toilet Penyandang Cacat         6,00 m2        6,00 m2 Toilet Karyawan Pria         8,00 m2       8,00 m2 Toilet Karyawan Wanita         8,00 m2       8,00 m2 Mushola       18,40 m2         18,40 m2 Gudang       12,00 m2      12,00 m2 Pantry         6,00 m2       6,00 m2 Utility         6,00 m2        6,00 m2 Sub Total        759,30 388,00     m2       371,30 m2 Ruang Sirkulasi 25%     189,83 m2      97,00 m2         92,83 m2 LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN     949,13 m2    485,00 m2      464,13 m2 Lantai Dasar Lantai Atas LUAS

3.4.3 LUAS LAHAN MINIMUM

Dalam merencanakan bangunan PIP2B, perlu disadari kondisi terbatasnya lahan terutama di daerah kota besar, metropolitan dan pusat kota. Beberapa kemungkinan harus dipertimbangkan sehubungan dengan lokasi bangunan PIP2B.

• Alternatif apabila lokasi bangunan PIP2B terletak di pusat kota, maka pemanfaatan lahan yang efisien mengakibatkan bangunan terdiri atas 2 lantai. Luas tapak yang dibutuhkan adalah minimum 2,200 m2

• Alternatif apabila lokasi bangunan PIP2B terletak di tepian kota, atau di kota yang masih relatif rendah intensitasnya, maka bangunan PIP2B memungkinkan untuk dikembangkan sebagai 1 lantai saja dengan lahan yang lebih luas. Luas tapak yang dibutuhkan adalah minimum 3,100 m2.

Perhitungan kebutuhan luas tapak bangunan dan penentuan luas lahan minimum untuk kedua alternatif diatas dapat dilihat pada tabel 3-9 dan 3-10, sedangkan simulasi rancangan digambarkan dalam gambar 3-3 dan 3-4.

(13)

Tabel 3- 9 Perhitungan Kebutuhan Luas Tapak Bangunan PIP2B

Kapasitas Satuan Luas Jumlah Luas Alternatif Bangunan 1 lantai Total Lantai Bangunan        949.13 Ruang Pamer Outdoor        500.00       0.70        350.00 Parkir & Sirkulasi Mobil (1mobil:100m2)        9.49       30.00        284.74 Parkir & Sirkulasi Penyandang Cacat        2.00       34.10       68.20 Parkir & Sirkulasi Motor          25.00       5.00        125.00 Pedestrian          50.00 0.8       40.00 Ruang Hijau 40%        3,028.45         1,211.38 Total Luas Lahan Minimum PIP2B (1 lt)         3,028.45

Kapasitas Satuan Luas Jumlah Luas Alternatif Bangunan 2 lantai Total Lantai Bangunan        949.13 Bangunan Lantai Dasar thd total lantai 60%       949.13        569.48 Ruang Pamer Outdoor        500.00       0.70        350.00 Parkir & Sirkulasi Mobil (1mobil:100m2)        9.49       30.00        284.74 Parkir & Sirkulasi Penyandang Cacat        2.00       34.10       68.20 Parkir & Sirkulasi Motor          25.00       5.00        125.00 Pedestrian          50.00 0.8       40.00 Ruang Hijau 40%        2,395.70        958.28 Total Luas Lahan Minimum PIP2B (2lt)         2,395.70

Tabel 3- 10 Penentuan Luas Lahan Minimum Bangunan PIP2B

Perkiraan Luas Luas Total Lantai Bangunan     949.13 m2          920 m2 Alternatif Bangunan PIP2B 1 lantai Perkiraan Luas Lantai Dasar 100% thd luas total     949.13 m2 % Lt Dasar  30% thd luas lahan Perkiraan Luas Lahan Min 3,163.77 m2       3,100 m2 Alternatif Bangunan PIP2B 2 lantai Perkiraan Luas Lantai Dasar 70% thd luas total     642.25 m2 % Lt Dasar  30% thd luas lahan Perkiraan Luas Lahan Min 2,140.83 m2       2,200 m2 Luas Minimum

(14)

Gambar 3- 4 Simulasi Rencana Tapak untuk Bangunan PIP2B 1 lantai dengan Luas Lahan Minimum 3,100 m2

Gambar 3- 5 Simulasi Rencana Tapak untuk Bangunan PIP2B 2 lantai dengan Luas Lahan Minimum 2,200 m2

(15)

3.5 PERSYARATAN ADMINISTRASI

Setiap bangunan gedung PIP2B harus memenuhi persyaratan administrasi baik dalam tahap pembangunan maupun tahap pemanfaatan sebagaimana bangunan gedung negara. Persyaratan administrasi bangunan gedung negara meliputi pemenuhan persyaratan:

1. DOKUMEN PEMBIAYAAN

Setiap kegiatan pembangunan bangunan gedung PIP2B harus disertai/memiliki bukti tersedianya anggaran yang diperuntukkan untuk pembiayaan kegiatan tersebut yang disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundangan yang berlaku yang dapat berupa Daftar Isian Proyek (DIP) atau dokumen lainnya yang dipersamakan, termasuk surat penunjukan/penetapan Pimpinan Proyek.

Dalam dokumen pembiayaan pembangunan bangunan gedung negara terdiri atas: a. biaya pelaksanaan konstruksi fisik;

b. biaya perencanaan konstruksi;

c. biaya manajemen konstruksi/pengawasan konstruksi; d. biaya pengelolaan proyek.

2. STATUS HAK ATAS TANAH

Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki kejelasan tentang status hak atas tanah lokasi tempat bangunan gedung PIP2B berdiri. Kejelasan status atas tanah ini dapat berupa hak milik atau hak guna bangunan. Status hak atas tanah ini dapat berupa sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah Instansi/lembaga pemerintah/negara yang bersangkutan.

3. PERIZINAN

Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen perizinan yang berupa: Izin Mendirikan Bangunan, dan Izin Penggunaan Bangunan dalam hal Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan mengharuskan adanya IPB dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat.

4. DOKUMEN PERENCANAAN

Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen perencanaan, yang dihasilkan dari proses perencanaan teknis, baik yang dihasilkan oleh Penyedia

(16)

Jasa Perencana Konstruksi atau Tim Swakelola Perencanaan. Di dalam proses perencanaannya, asistensi terhadap instansi pemerintah pusat harus dilakukan.

5. DOKUMEN PEMBANGUNAN

Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen pembangunan yang terdiri atas: Dokumen Perencanaan, Izin Mendirikan Bangunan, Dokumen Pelelangan, Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi, dan As Built Drawings, hasil uji coba/test run operational, dan Sertifikat Penjaminan atas Kegagalan bangunan sesuai ketentuan yang berlaku.

6. DOKUMEN PENDAFTARAN

Setiap bangunan gedung PIP2B harus memiliki dokumen pendaftaran untuk pencatatan dan penetapan HDNO meliputi:

a. Fotokopi Dokumen Pembiayaan/DIP (otorisasi pembiayaan); b. Fotokopi sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah; c. Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;

d. Berita Acara Serah Terima I dan II;

e. As built drawings (gambar sesuai yang dilaksanakan) disertai gambar leger; f. Fotokopi Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Surat Izin Penggunaan Ba-

ngunan (IPB) dalam hal Peraturan DaerahKabupaten/Kota yang bersangkutan mengharuskan adanya IPB.

Gambar

Tabel 3-1 Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah  untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia (berdasarkan SNI 1726-2002)
Tabel 3- 2 Acuan Standar Umum Ruang Kantor PIPB
Tabel 3- 4 memperlihatkan perkiraan kebutuhan ruang untuk bangunan gedung  PIP2B, dengan perkiraan luas total lantai bangunan adalah sekitar 949,13 m2
Tabel 3- 6 Sifat Kegiatan Pelayanan Pengembangan/ Dokumentasi Informasi dan Kriteria  Disain Standar Ruangan
+5

Referensi

Dokumen terkait