• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SCIENTIA

Jurnal Farmasi dan Kesehatan

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus

Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia

7 (2) ; 113 – 119, 2017

VALIDASI METODE DAN PENETAPAN KADAR NITRIT (NO

2-

)

PADA SOSIS SAPI CURAH DAN SOSIS SAPI KALENG YANG

DIJUAL DI SWALAYAN KOTA PALEMBANG SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Romsiah, Sintya Lara Marista, dan Ahmad Fatoni

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi

Email : romsiahchan@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian validasi metode dan penetapan kadar nitrit pada sosis sapi curah dan sosis sapi kaleng yang dijual di swalayan kota Palembang secara spektrofotometri UV-Vis. Metode ini menggunakan pereaksi Griess yang didasarkan pada reaksi diazotasi antara asam sulfanilat oleh asam nitrit yang diikuti reaksi pengikat dengan naftilendiamin membentuk suatu senyawa berwarna dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm. Hasil identifikasi nitrit menunjukan semua sampel positif mengandung nitrit. Hasil validasi metode analisis yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi 0,999; batas deteksi dan batas kuantitas masing-masing 0,0170 ppm dan 0,0568 ppm; nilai perolehan kembali 98,55%; nilai standar deviasi, koefisien variasi dan ketelitian alat pada uji presisi masing-masing sebesar 0,0174; 1,25% dan 98,75%.Hasil pengujian menunjukan bahwa terdapat 2 sampel (B = 77,36mg/kg dan C = 82,38 mg/kg) melebihi batas maksimum penggunaan nitrit yang ditetapkan oleh BPOM tahun 2013 tentang bahan tambahan makanan yaitu sebesar 30 mg/kg. Kata Kunci : Nitrit, validasi metode, sosis sapi curah, sosis sapi kaleng

ABSTRACT

A research has been done about method validation and determination of nitrites in bulk beef sausage and beef sausage cans that sold in supermarkets in Palembang city by using UV-Vis spectrophotometry. The method used the reagent Griess based on diazotation reaction between sulfanilamide acid followed by coupling reactions with naftilendiamin formed colored compounds and the absorbance was measured at wavelength of 540 nm. Qualitative analysis of nitrite showed positive result in all samples. The validation of analysis method resulted values of correlation coefficient at 0.999; limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) each at 0.0170 ppm and 0.0568 ppm; the average recovery at 98.55%; value of standard deviation, coefficient of variation and correctness of appliance at precision test each at 0.0174; 1.25 % and 98.75 % respectively. Test result showed that two samples (B = 77,36mg/kg and C = 82,38 mg/kg) exceeded the maximum limit of nitrite set by BPOM in 2013 which was 30 mg/kg.

Keywords: Nitrite, method validation, beef sausage bulk, beef sausage cans

(2)

PENDAHULUAN

Era globalisasi sekarang ini, banyak masyarakat yang menginginkan sesuatu secara instan, contohnya makanan siap saji. Makanan siap saji yang saat ini digemari masyarakat, salah satunya sosis. Sosis merupakan produk olahan daging yang mempunyai nilai gizi tinggi, berbentuk silindris dengan panjang kira-kira 8 - 10 cm, bukan hanya digemari oleh anak-anak dan remaja bahkan orang tua juga menyukai sosis (Nur, 2012). Menurut Cahyadi (2012), pada tahap pembuatan sosis sering ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP) seperti pengawet. Bahan pengawet yang ditambahkan pada sosis berfungsi untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah ketengikan pada daging atau memperbaiki tekstur produk pangan.

Nitrit merupakan salah satu pengawet yang digunakan dalam proses pengolahan daging untuk memperoleh warna yang baik dan mencegah pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum. Penggunaan nitrit sebagai pengawet diizinkan, akan tetapi perlu diperhatikan penggunaannya dalam makanan agar tidak melampaui batas, sehingga tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia (Lestari dkk, 2011).

Senyawa nitrit dapat bereaksi dengan amina sekunder dalam produk makanan atau dalam sistem pencernaan yang membentuk turunan nitrosamin yang bersifat toksis. Efek samping utama dari nitrit adalah dapat menimbulkan kanker. Efek lain yang diketahui adalah menurunkan transport oksigen pada aliran darah melalui mekanisme oksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin yaitu hemoglobin yang tidak berdaya lagi mengangkut oksigen, efek pada bayi dapat menyebabkan wajah bayi menjadi biru disebut syndrom baby blues (Zahran, 2011).

Berdasarkan Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan tambahan makanan, membatasi penggunaan maksimum pengawet natrium nitrit di dalam produk daging olahan yaitu sebesar 125 mg/kg (Cahyadi, 2012). Pada peraturan terbaru yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.36 Tahun 2013 tentang pengawet nitrit di dalam produk olahan daging yaitu sebesar 30 mg/kg.

Pada penelitian Nur dan Suryani (2011), tentang analisis kandungan nitrit dalam sosis pada distributor sosis di kota Yogyakarta, berdasarkan 5 sampel yang diuji secara uji kualitatif, semua sampel mengandung nitrit, sedangkan kadar nitrit pada semua sampel merk sosis bervariasi. Rentang kadar nitrit terendah pada sosis merk C yaitu sebesar 83,354 mg/kg dan rentang kadar nitrit tertinggi pada sosis merk E yaitu sebesar 211,294 mg/kg. Walaupun kadar nitrit pada beberapa sampel sosis yang diteliti masih berada dibawah batas maksimum yang telah ditetapkan Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999, namun mengkonsumsi sosis yang beredar di pasaran tetap perlu diperhatikan karena nitrit bersifat kumulatif dalam tubuh.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui kadar nitrit pada sosis sapi curah dan sosis sapi kaleng dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis yang telah di validasi sebelumnya.

METODE PENELITIAN Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis (1700 Shimadzu), blender, neraca analitik, pipet gondok, pipet volumetri, pipet tetes, alat mikropipet, erlenmeyer (Pyrex), beaker glass (Pyrex), labu ukur (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), penyaring (milipore), pengaduk kaca, corong kaca, kertas saring (Whatman), stopwatch dan tabung reaksi.

(3)

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baku standar nitrit, sulfanilamid (Pro analyse Merck), N-(1naftil) etilendiamindihidroklorida (NED) (Pro analyse Merck), asam asetat (glasial), merkuri(II) klorida (HgCl2) (Pro analyse

Merck), aquabidestilata, sosis sapi curah

merk A, B, C dan sosis sapi kaleng merk 1, 2, 3.

METODE PENELITIAN

Pembuatan Larutan Pereaksi Griess Larutan I disiapkan dengan melarutkan 0,5 g asam sulfanilat dalam 150 ml asam asetat 30% v/v. Larutan II disiapkan dengan cara dididihkan 0,1 g naftiletilendiamin dalam 20 ml aquabidest sampai larut dan dituangkan dalam keadaan panas ke dalam 150 ml asam asetat 30% v/v. Dicampurkan larutan I dan larutan II dalam wadah botol berwarna coklat (Cahyadi, 2012).

Analisis Kualitatif Nitrit

Ditimbang sebanyak 5 gram sampel yang telah dihaluskan kemudian ditambah aquabidest 25 ml aduk hingga homogen, kemudian disaring dengan kertas saring. Diambil filtrat sebanyak 5 ml, kemudian ditambahkan 1 ml pereaksi Griess. Diamati perubahan warna yang terjadi, perubahan warna dari bening menjadi merah atau rose menunjukan bahwa sampel mengandung nitrit (Lestari dkk, 2011).

Pembuatan Larutan Baku Nitrit

Dipipet sebanyak 10 ml larutan baku standar nitrit 1000 ppm, larutkan dengan aquabidest sampai volumenya tepat 100 ml hingga diperoleh konsentrasi 100 ppm. Dari konsentrasi 100 ppm diambil 5 ml dilarutkan dalam 100 ml aquabidest hingga diperoleh konsentrasi 5 ppm. Dari larutan baku 5 ppm dipipet 4, 6, 8, 10, 12, 14 ml dan diencerkan dengan aquabidest sampai volumenya tepat 50 ml sehingga diperoleh seri konsentrasi 0,4 0,6 0,8 1,0, 1,2 dan 1,4 ppm (Lestari dkk, 2011).

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Larutan baku nitrit konsentrasi 1,4 ppm diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi Griess selanjutnya dibaca absorbansinya pada λ 480-580 nm diperoleh panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum (Lestari dkk, 2011).

Penentuan Operating Time

Larutan baku nitrit konsentrasi 1,4 ppm diambil 10 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi Griess selanjutnya dibaca absorbansinya pada λ max setiap 6, 9, 12, 15, 18 dan 21 menit. Ditentukan operating

time-nya (Lestari dkk, 2011).

Validasi Metode

Pembuatan Kurva Baku (Linearitas) Larutan baku nitrit dengan konsentrasi 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 1,2; dan 1,4 ppm, masing-masing diambil 10 ml dan ditambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan dibiarkan selama operating time kemudian dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada λ max. Persamaan yang di dapat digunakan untuk menentukan kadar nitrit dalam sosis sapi curah dan sosis sapi kaleng. Data hasil absorbansi selanjutnya dibuat kurva baku sehingga diperoleh persamaan garis y = bx + a. Dari kurva hubungan antara konsentrasi natrium nitrit dengan absorbansi, diperoleh nilai koefisien korelasi tersebut dapat ditentukan linearitasnya baik atau tidak (Lestari dkk, 2011).

Ketelitian (Precision)

Larutan baku nitrit dengan konsentrasi 1,4 ppm, diambil 10 ml sebanyak enam kali, dimasukkan dalam enam tabung reaksi dan masing-masing ditambah 2 ml pereaksi Griess. Larutan di biarkan selama operating time dan dibaca absorbansinya pada λ max, kemudian dihitung nilai RSD (Lestari dkk, 2011).

(4)

Ketepatan (Accuracy)

Diambil salah satu sampel sebanyak 5 g sampel yang telah halus ditimbang secara seksama, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml. Sampel selanjutnya ditambah dengan 40 ml aquabidest yang telah dipanaskan sampai suhu 80oC lalu diaduk dengan pengaduk kaca, ditambahkan air panas hingga 250 ml, dipanaskan selama 2 jam dengan hotplate sambil digoyang-goyang. Ditambahkan 5 ml HgCl2, digoyangkan dalam suhu kamar,

dikocok dan disaring dengan kertas saring, Selanjutnya disaring dengan penyaring

millipore. Penyaringan dilakukan dengan

menyaring 2 kali dengan erlenmeyer terpisah. Untuk penambahan larutan standar 20 ppm, ambil sebanyak 9,9 ml filtrat dengan pipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml, tambahkan 0,1 ml larutan standar 20 ppm dengan menggunakan alat mikropipet, lalu tambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan dibiarkan selama operating

time dan dibaca absorbansinya pada λ max

dan dihitung presentase perolehan kembali dengan rumus (Harmita, 2004).

% Perolehan Kembali = X 100% Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitas (LOQ)

Batas deteksi dan batas kuantitas dapat dihitung secara statistika melalui persamaan garis linear dari kurva baku. Nilai pengukuran akan sama dengan b pada persamaan garis linear y = bx + a, sedangkan simpangan baku residual (Sy/x) (Lestari dkk, 2011).

Preparasi Nitrit pada Sampel a. Sosis sapi curah

Sebanyak 5 g sampel yang telah halus ditimbang secara seksama, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml. Sampel selanjutnya ditambah dengan 40 ml aqua bidest yang telah dipanaskan sampai suhu 80oC lalu diaduk dengan pengaduk kaca, kemudian ditambahkan air panas hingga 250 ml dan dipanaskan selama 2 jam dengan hotplate sambil digoyang-goyang. Ditambahkan 5 ml HgCl2, digoyangkan dalam suhu kamar, dikocok dan disaring dengan kertas saring, Selanjutnya disaring dengan penyaring

millipore. Penyaringan dilakukan dengan

menyaring 2 kali dengan erlenmeyer terpisah. Diambil sebanyak 10 ml filtrat kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml, dan ditambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan di biarkan selama operating

time dan di baca absorbansinya pada λ max

(SNI, 01-2894-1992). b. Sosis sapi kaleng

Sebanyak 20 g sampel yang telah halus ditimbang secara seksama, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml. Sampel selanjutnya ditambah dengan 40 ml aquabidest yang telah dipanaskan sampai suhu 80oC lalu diaduk dengan pengaduk kaca, kemudian ditambahkan air panas hingga 250 ml dan panaskan selama 2 jam dengan hotplate sambil digoyang-goyang. Ditambahkan 5 ml HgCl2, digoyangkan

dalam suhu kamar, dikocok dan disaring dengan kertas saring, Selanjutnya disaring dengan penyaring millipore. Penyaringan dilakukan dengan menyaring 2 kali dengan erlenmeyer terpisah. Diambil sebanyak 10 ml filtrat kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml, dan ditambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan di biarkan selama

operating time dan di baca absorbansinya

pada λ max (SNI, 01-2894-1992).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Kualitatif Nitrit

Pemeriksaan nitrit dengan pereaksi Griess digunakan untuk uji kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan nitrit pada sampel uji menggunakan metode Griess yang didasarkan pada reaksi diazotasi oleh asam nitrit yang diikuti reaksi pengikat dengan naftilendiamin yang membentuk suatu zat pewarna azo yang berwarna merah/ rose (Vogel, 1990). Analisis kualitatif harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan penetapan kadar sampel uji. Berdasarkan hasil analisis kualitatif pada 3 sampel sosis sapi curah dan 3 sampel sosis sapi kaleng diketahui bahwa semua sampel uji positif mengandung nitrit sebagai pengawet sehingga dapat dilanjutkan untuk menetapkan kadar sampel uji.

(5)

Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Nitrit

Pada penelitian ini penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara 480-580 nm, diperoleh panjang gelombang maksimum 540 nm pada konsentrasi 1,4 ppm sebagai konsentrasi tertinggi pada larutan seri standar nitrit yang memberikan puncak yang baik dan hampir sesuai dengan literatur yang ada. Hasil panjang gelombang yang diperoleh mengalami sedikit pergeseran dari panjang gelombang literatur yaitu 543 nm.

Penentuan Operating Time

Setelah penentuan panjang gelombang maksimum perlu dilakukan

Operating time untuk mengetahui waktu

yang dibutuhkan oleh suatu larutan untuk mencapai absorbansi yang konstan (Lestari dkk, 2011). Penentuan operating time ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang yang terlebih dahulu ditentukan yaitu 540 nm pada konsentrasi 1,4 ppm dengan rentang waktu 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 menit. Berdasarkan (Tabel I) diperoleh absorbansi konstan pada menit ke-15 dengan hasil absorbansi 0,792 yang memiliki selisih absorbansi yang kecil dibandingkan menit yang lain.

Tabel I : Data Operating Time larutan standar nitrit konsentrasi 1,4 ppm

Validasi Metode

Validasi metode analisa yang dilakukan bertujuan untuk membuktikan bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, sesuai dengan tujuan penggunaannya, sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan

merupakan hasil yang baik dan dapat di percaya (Harmita, 2004).

Pembuatan Kurva Kalibrasi (Linearitas) Persamaan kurva kalibrasi (linearitas) menunjukan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan standar. Pengukuran kurva kalibrasi (linearitas) diukur dengan konsentrasi 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8 ppm, 1,0 ppm, 1,2 ppm, dan 1,4 ppm dibuat dari larutan baku nitrit 5 ppm. Dalam pemipetan larutan baku nitrit harus dilakukan dengan tepat sehingga memberikan hasil serapan absorbansi yang baik. Dari hasil kurva kalibrasi (linearitas) diperoleh persamaan regresi linear yaitu y = 0,5579 x + 0,0064 dengan nilai r = 0,999 (Gambar 1).

Gambar 1 : Kurva kalibrasi (linearitas) larutan standar nitrit

Aturan umum, nilai 0,90 < r < 0,95 menunjukan kurva yang cukup baik, nilai 0,95 < r < 0,99 menunjukan kurva yang baik dan nilai r > 0,99 menunjukan linearitas yang sangat baik. Nilai maksimum dari r adalah 1 yang menunjukan adanya koefisien korelasi yang tepat antara konsentrasi dan absorbansi. Berdasarkan data yang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999 yang artinya menunjukan linearitas yang sangat baik (Lestari dkk, 2011).

Presisi (precision)

Pengukuran uji presisi dilakukan pada salah satu konsentrasi. Presisi merupakan parameter yang menunjukan bahwa hasil yang didapat dalam pengukuran tidak memiliki perbedaan yang jauh dari hasil sebenarnya. Untuk menentukan presisi diukur dari simpangan

(6)

baku atau simpangan baku relatif (koefisien

variasi). Uji presisi dinyatakan memenuhi

persyaratan atau kriteria apabila nilai % RSD-nya kurang atau sama dengan 5 % dan ketelitian alat mendekati 100 % (Rahman, 2007).

Dari hasil pengukuran uji presisi pada salah satu larutan standar nitrit pada konsentrasi 1,4 ppm dengan 6 kali pengulangan kemudian dibaca absorbansinya. Dari hasil perhitungan simpangan baku (SD) sebesar 0,0174, nilai % RSD-nya yaitu sebesar 1,25% dengan ketelitian alat sebesar 98,75 % sehingga uji presisi yang diukur pada salah satu larutan standar nitrit telah memenuhi persyaratan atau kriteria yaitu nilai % RSD-nya kurang dari 5 % dan ketelitian alat mendekati 100%.

Akurasi (accuracy)

Pada parameter validasi selanjutnya yaitu akurasi yang dinyatakan sebagai persen perolehan kembali atau (% recovery) analit yang di tambahkan. Akurasi dapat ditentukan dengan 2 cara yaitu, metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan bahan baku (standart

addition method) (Harmita, 2004). Dalam

penelitian ini mengunakan metode simulasi (spiked-placebo recovery) yaitu menambahkan sejumlah analit kedalam larutan sampel lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang sebenarnya. Hasil perhitungan nilai % recovery yang diperoleh sebesar 98,55 % dimana persen perolehan kembali ini menunjukan bahwa metode yang digunakan memenuhi syarat akurasi yang baik yaitu 90-107% (Harmita, 2004).

Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitas (LOQ)

Setelah didapatkan kurva kalibrasi (linearitas) yang telah memenuhi persyaratan, selanjutnya diolah untuk menentukan batas deteksi dan batas kuantitas. Batas deteksi (LOD) digunakan untuk mengetahui konsentrasi analit terendah dalam suatu sampel yang masih dapat dideteksi. Batas kuantitas (LOQ) digunakan untuk mengetahui kuantitas

analit terkecil yang masih dapat menghasilkan pengukuran yang teliti dan saksama (Harmita, 2004). Persamaan regresi dari kurva baku (linearitas) diketahui batas deteksi yang diperoleh sebesar 0,0170 ppm dan batas kuantitas yang diperoleh sebesar 0,0568 ppm. Menurut Lestari dkk (2011), menyatakan apabila pengukuran dilakukan dan mendapatkan absorbansi melebihi batas LOD dan LOQ berarti seluruh sampel terdeteksi dan masih dapat memberikan kecermatan analisis.

Penetapan Kadar Nitrit Pada Sosis Pereaksi Griess yang ditambahkan bertujuan untuk memperpanjang ikatan rangkap terkonjugasi, yang mana asam nitrit mereaksikan sulfanilamid dan naftilendiamin yang menghasilkan senyawa berwarna merah/ rose. Penambahan HgCl2

pada preparasi nitrit pada sampel bertujuan untuk mengendapkan protein yang terdapat pada sosis. Pelarut yang digunakan adalah aquabidestilata dengan tujuan agar pelarut tidak mengandung mineral terutama nitrit, keuntungan aquabidestilata tidak berwarna dan tidak memiliki sistem rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya (Lestari dkk, 2011).

Nitrit yang terdapat pada masing-masing sampel sosis (Tabel II dan III) berbeda-beda, dilihat dari karateristiknya dimana harga menentukan kualitas yaitu sampel yang memiliki harga yang murah mengandung kadar nitrit yang tinggi, ada yang hampir dan bahkan melebihi batas yang telah ditetapkan sedangkan sampel yang memiliki harga yang cukup mahal mengandung kadar nitrit yang rendah dan masih dibawah batas maksimum yang telah ditetapkan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari BPOM dan Depkes terkait dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa kadar nitrit pada sampel A dan B yang melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 36 tahun 2013.

(7)

Tabel II : Hasil Pengukuran kadar nitrit sosis sapi curah

Tabel III : Hasil Pengukuran kadar nitrit sosis sapi kaleng

Walaupun sampel masih ada dibawah batas maksimum, akan tetapi mengkonsumsi makanan yang mengandung nitrit harus tetap dibatasi karena bersifat kumulatif didalam tubuh manusia dan apabila dalam jangka waktu yang panjang dapat berpotensi menimbulkan kanker (Nur dan Suryani, 2012). Oleh karena itu masyarakat harus mengurangi makanan yang mengandung nitrit karena berbahaya apabila dikonsumsi terlalu banyak.

KESIMPULAN

1. Uji validasi metode analisis dengan spektrofotometri UV-Vis menunjukan semua parameter metode memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

2. Kadar nitrit pada sampel sosis sapi curah A, B, dan C diperoleh sebesar 77,36 mg/ kg, 82,38 mg/ kg dan 26,76 mg/kg. Sedangkan pada sampel sosis sapi kaleng I, II, dan III diperoleh sebesar 5,81 mg/kg, 5,03 mg/kg dan 6,91 mg/kg.

3. Terdapat 2 sampel sosis sapi curah merk A dan B yang melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas obat dan makanan No. 36 Tahun 2013 yaitu 30 mg/kg.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (BSN), 1992, Standar Nasional Indonesia No 01-2894-1992 Tentang Cara Uji Bahan Pengawet Makanan Dan Bahan Tambahan Yang Dilarang Untuk Dimakan, BSN, Jakarta.

BPOM RI, 2013, Peraturan Kepala BPOM

RI No 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, Menkumham RI, Jakarta.

Cahyadi, W., 2012, Analisis Dan Aspek

Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, (Edisi III), Bumi Aksara,

Jakarta.

Harmita, 2004, Petunjuk Validasi Metode dan Cara Perhitungan, Jurnal Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3),

117-135.

Lestari, P., Sabilkis, dan Utami, P.I., 2011, Analisis Natrium Nitrit Secara Spektrofotometri Visibel Dalam Daging Burger Yang Beredar Di Swalayan Purwokerto. Jurnal Pharmacy, 8 (3), 88-98.

MenKes RI., 1999, PerMenKes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999

Tentang Sediaan BTP Pengawet Dan Pangan Mengandung Pengawet. DepKes RI, Jakarta.

Nur, H. Hayati dan Suryani D., 2012, Analisis Kandungan Nitrit Dalam Sosis Pada Distributor Sosis Dikota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (1), 1-12.

Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis. (Edisi I), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Vogel, 1990, Buku Teks Analisis

Anorganik Kualitatif Makro Dan Semi Mikro, Edisi V, PT. Kalman

Media Pustaka, Jakarta.

Zahran, Dalia A., and Gehan M.A.K., 2011, Residual Nitrite In Some Egyptian Meat Products And The Reduction Effect Of Electron Beam Irradiation, Journal Of Food Science And Tecnology, 3 (5),

Gambar

Tabel  I  :  Data  Operating  Time  larutan  standar nitrit konsentrasi 1,4 ppm
Tabel  II  :  Hasil  Pengukuran  kadar  nitrit  sosis sapi curah

Referensi

Dokumen terkait

• Pancasila sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang hukum,

14) Amplop kosong yang telah dibubuhi perangko kilat dimasukan dalam berkas lamaran yang ditujukan kepada alamat lengkap pelamar disertai Nomor Telepon/HP yang mudah

Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri (PSBI) dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengacu pada model Dick &amp; Carey (2001) dengan tujuan untuk menghasilkan

Guru agama harus berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa, dengan menciptakan kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya sekedar

PELAKSANAAN POLA KERJA PENGELOLAAN DATA CENTER DAN D/SASTER RECOWRY CENTER PADA PUSAT SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI KEUANGAN.. Menetapkan mekanisme pelaksanaan

Puji syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul

Berdasarkan pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa zeolit alam dapat digunakan sebagi pengganti debu batu pada filler dalam campuran perkerasan laston (AC), dengan

Kepada Bapak Kepala Desa Tawang Sari, beliau dengan hormat kami silakan.. Sambutan