KABUPATEN BERAU
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
WARISAN BUDAYA TAK BENDA
TARIAN RAKYAT SUKU BANUA
(BERAU) “JAPPIN”
DAFTAR ISI
A.
Pendahuluan
B.
Pengertian Warisan Budaya Tak Benda
C.
Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Tarian
Rakyat Suku Banua
“Jappin”
1) Asal Mula Tari Jappin Secara Umum
2) Asal-usul Tarian Rakyat Suku Banua
“Jappin”
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
4) Filosofi Tarian Rakyat Suku Banua
“Jappin”
5) Atribut Tarian
6) Sanggar
Tari “Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung”
7) Profil Narasumber
Latar Belakang dan Tujuan
1. Membangun satu Master Referensi Nilai Budaya Tak Benda
2. Membangun Informasi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa yang terintegrasi
Batasan Verifikasi Validasi
1. Verifikasi dan Validasi Tarian Rakyat Suku Banua (Berau) “Jappin”, Kab. Berau Prov. Kalimantan Timur
Waktu Pelaksanaan:
Tgl 15-18 November 2016
Yang Terlibat
-Tim Pusat PDSPK
1) Nurhayati
2) Imarotul Mufidah
-Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau (5 Peserta)
-Narasumber
Warisan Budaya Tak Benda merupakan warisan budaya yang tidak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun
sebuah warisan budaya tak benda (WBTB) hanya bisa diindera dengan telinga dan akal budi.
Warisan Budaya Tak Benda meliputi juga tradisi dan ekspresi lain, termasuk bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat
masyarakat, ritual dan perayaan perayaan.
Contoh dari macam-macam warisan budaya tak benda antara lain lagu daerah, tarian daerah, upacara adat, makanan
tradisional, dan lain sebagainya.
Warisan Budaya Tak Benda Terdiri dari tiga kategori, yaitu :
1. Kategori daftar representatif,
2. Kategori daftar yang memerlukan perlindungan mendesak, dan
3. Kategori praktek terbaik (best practice).
Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/2319/seluk-beluk-warisan-budaya-takbenda
1) Asal Mula Tari Jappin Secara Umum
Jappin dibawa oleh ulama-ulama Arab ke tanah Melayu lewat India. Ada yang menyebutkan,“zapin” berasal dari kata “al-Zappin” yang berarti gerak kaki. Konon sejarahnya bermula ketika Rasulullah saw dalam hijrah telah sampai ke Madinah, beberapa sahabat mengekspresikan kegembiraan mereka atas kedatangan Rasulullah saw dengan selamat, sekaligus menjadi tanda bangkitnya agama Allah di bumi Thaibah (madinah). Oleh karena itu, seraya melantunkan syair kegembiraan, mereka melangkah dan menghentakkan kaki secara teratur bersemangat dengan sorakan lantunan kalimat kalimat pujian kepada Allah dan Rasulnya sehingga kemudian dikenallah dengan sebutan sapin/ zapin.
Akan tetapi, ada pula yang menyebutkannya berasal dari kata“Zaffa”, yakni memimpin pengantin perempuan dalam perarakan perkawinan. Tarian ini berkembang subur di pusat-pusat kerajaan Melayu terutama sejak abad ke-19 M. seperti di Johor, Riau-Lingga, dan Siak, yang juga dimiliki berbagai daerah pesisir lain di Tanah Air, termasuk di Kalimantan. Gerakan-gerakan dalam tarian Jappin dikembangkan sesuai dengan daya kreativitas seniman yang berdasarkan adat istiadat budaya daerah setempat yang sudah barang tentu mengalami perubahan besar dibandingkan dari tanah asalnya, Gerakan jappin memiliki variasi mengikuti perbedaan lagu / pantun yang mengiringinya.
Jappin yang di masa kegemilangan imperium Melayu hanya ditarikan di kalangan istana yang terbatas, sekarang telah berbaur menyatu di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak lagi tampak nilai-nilai eksklusifitas kesenian ini; semua seakan menyatu dan menjadi identitas bagi penari yang jelas-jelas bukan merupakan orang-orang istana. Setelah melewati proses akulturasi, jelaslah bahwa zapin kini lahir menjadi salah satu ikon budaya Melayu.
2) Asal-usul Tarian Rakyat Suku Banua
“Jappin”
Dalam masyarakat Berau khususnya suku Banua, tari Zapin ( dialek melayu ) disebut Jappin. Kalau sebutan dengan bahasa melayu yaitu biasa menyebut zapin, zapen, atau sepen, meskipun jelas kata jepen tersebut merujuk pada kata zapin dalam budaya Melayu. Semua sama dengan orang / masyarakat rumpun melayu yang menyebut zapin dengan jepen / jappin, sehingga dikenal Jappin Banua.
Pada masa sekitar abad ke 1 ( satu ) silam, setelah kerajaan Berau berdiri dan masuknya Agama Islam yang seiring dengan masuknya perdagangan juga penyebaran Agama Islam dari Timur tengah yang melalui penyisiran pesisir Malaysia, Pulau Sumatera, Sulawesi, hingga Pulau Kalimantan, masyarakat Kerajaan Berau belum mengenal yang namanya Zapin atau Jappin. Para Pedagang ini sebenarnya bertujuan untuk menyebarkan Agama Islam melalui Seni syair dan dan musik petikan / kanon. Dan seiring itu juga masyarakat terkesima dengan cara mereka berorientasi, sehingga apa yang terjadi saat penyebaran itu masyarakat melihat, mendengar, mengingat lalu merealisasikan sesuai dengan kondisi budaya suku banua ( Berau ).
Para tokoh Agama, Penasehat Kesultanan, tokoh tokoh yang dihormati pada saat itu dalam pengkajiannya tentang Islam memasyarakatkan Seni yang dibawa pedangang Arab dan untuk berkembangnya Islam mulailah mereka duduk melingkar untuk menyatukan pikiran mereka demi masyarakat Berau, Para tokoh ber-urun rembug untuk mengadopsi seni itu dengan unsur budaya setempat yang berdasarkan tuntunan syariat Islam yang telah diajarkan. Setelah terjadi kesepakatan maka di beri nama TARIAN RAKYAT
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
Ada beberapa unsur yang mesti di taati atau dijadikan dasar dalam tarian Jappin. Inti dari makna langkah tersebut adalah
ciri dan karakter jiwa suku banua, yang muncul dalam budaya dan tradisinya, kuat dengan keyakinan ilmu yang telah
dipelajari dan diamalkan sesuai tuntunan syariat Islam. 7 Unsur Dasar Tersebut yaitu:
1)
Salam / pambuka
2)
Langka Dasar
3)
Kapala bassai
4)
Kambang Cangki
5)
Ballit Kacang
6)
Saliwa / Serong
7)
Waina / penutup
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
a) Salam / pambuka
Berarti memberi salam kepada semua insan di
dunia,
dan
utama
kepada
sang
Khalik.
Hakikatnya
adalah
adanya
kita
sebagai
Hamba karena Allah SWT, hadirnya kita berkat
kuasa Allah SWT.
Selain itu, suatu makna symbol dari diri kita
membuka pintu ilmu yang kita terima dan kita
amalkan, menghormati pada semua kalangan.
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
b) Langka Dasar
Pada hakikatnya adalah berupaya sebagai
akar pertahanan diri, akhlak yaitu pondasi kuat
sebagai sumber karakter budaya dan tradisi.
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
c) Kapala bassai
Hakikatnya adalah langkah yang mencerminkan
suatu upaya , usaha demi mencapai suatu tujuan
berdasarkan niat yang mulia sesuai tuntunan
syariat
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
d) Kambang Cangki
Merupakan symbol tetap mengedepankan tali
persudaraan
antar
sesama,
kokoh
dalam
kebersamaan.
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
e) Ballit Kacang
Yaitu suatu sifat yang memiliki rasa tanggung
jawab, hidup dan berdiri dimanapun akan
selalu menempat diri dengan rendah hati.
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
f) Saliwa / Serong
Sifat lembut, lemah, namun kokoh dalam
pendirian aqidah.
3) Unsur-unsur Dasar Tari Jappin Dan Maknanya
g) Waina / penutup
Mengakhiri dengan salam, namun memberikan
kesan, dan hormat pada semua kalangan
4) Filosofi Tarian Rakyat Suku Banua
“Jappin”
Menjunjung tinggi adab adat isitiadat, menghormati yang tinggi derajat,
menghormati yang sama derajat, bersama saling menjaga arah, kuatkan tali
silaturrahim antar sesama, manyatukan hati bertaqwa kepada Sang Pencipta
alam semesta.
5) Atribut Tarian
Kostum/pakaian
Tidak ada kostum khusus, hanya menggunakan ba
ju kurung layaknya baju khas melayu, akan tetapi
di Kab. Berau ini kostum penarinya identik
berwarna
kuning
yang
mengandung
arti
kemakmuran
Alat Musik
6) Sanggar
Tari “Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung”
Nama
: Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung
Alamat
:Jl. Durian 3 RT 12
Berdiri
:25 Agustus 2007
Pembina dan Pelatih Tari: -Erson Susanto
-Suryatin (33 thn)
Pelatih tari Ibu Suryatin (33 tahun)