• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAKSI. kata kunci : kebangkrutan, metode Z-score, metode Zmijewski

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAKSI. kata kunci : kebangkrutan, metode Z-score, metode Zmijewski"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE DAN METODE ZMIJEWSKI PADA PT EXPRESS

TRANSINDO UTAMA TBK PERIODE 2014-2018

Tommy Kuncara., SE., MMSI., CA., ACPA., CTA Fakultas Ekonomi, Akuntansi Universitas Gunadarma

tommy_kuncara@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAKSI

Dengan kehadiran transportasi online saat ini menimbulkan pengaruh terhadap transportasi konvensional khususnya dalam hal ini taksi konvensional. Minat dalam menggunakan taksi konvensional terus menurun karena persaingan harga, kemudahan dan keamanan dengan transportasi online. Jika perusahaan tidak melakukan inovasi-inovasi baru maka akan tertinggal dan akan mengalami kebangkrutan. Sebelum kebangkrutan terjadi, perusahaan dapat melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui perusahaan dalam keadaan zona aman atau tidak aman. Seperti dengan metode Altman Z-score dan metode Zmijewski. Tujuan dari penulisan ini untuk menganalisis potensi kebangkrutan pada perusahaan jasa PT Express Transindo Utama Tbk Periode 2014-2018 dengan menggunakan metode Altman Z-score dan metode Zmijewski.

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan PT Express Transindo Utama Tbk periode 2014-2018 yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

Dari hasil penulisan ilmiah ini, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan dari PT Express Transindo Utama Tbk terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan berada pada keadaan yang kurang sehat, sebaiknya perusahaan waspada karena kondisi perusahaan berada pada zona berbahaya dan mengalami resiko yang tinggi terhadap kebangkrutan.

(2)

2 A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dengan populasi sekitar 269 juta jiwa (Worldometers, 2019). Maka dari itu, transportasi merupakan salah satu sektor pembangunan yang penting untuk mobilitas masyarakat sehari-hari. Karena kebutuhan itu menjadikan peluang besar untuk perusahaan di bidang transportasi.

Di era modern ini perkembangan teknologi sangat pesat memberikan banyak perubahan dalam berbagai sektor, salah satunya sektor transportasi. Munculnya trasportasi berbasis online sejak tahun 2011 di Indonesia yang mudah diakses di mana pun dan kapan pun membuat persaingan antara transportasi konvensional dengan transportasi online.

Alasan masyarakat lebih memilih transportasi online dibandingkan transportasi konvensional secara umum beranggapan bahwa transportasi online lebih murah 84,1%, lebih cepat 81,9%, lebih nyaman 78,8% dan lebih aman 61,4% berdasarkan hasil riset Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

Dengan beralihnya masyarakat dari transportasi konvensional ke transportasi

online membuat penurunan laba operasi perusahaan transportasi konvensional

yang signifikan. Jika transportasi konvensional tidak membuat inovasi baru atau tidak dapat bersaing dengan transportasi online maka akan mengalami kebangkrutan.

Perusahaan didirikan dengan harapan akan beroperasi dalam jangka panjang dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun, banyak perusahaan yang tidak dapat mempertahankan kondisi tersebut. Banyak perusahaan yang di tengah-tengah perjalanan usahanya mengalami kondisi yang menurun dari sebelumnya.

Perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan pada keputusan pengadilan yang berwenang atau berdasarkan permohonan sendiri jika memiliki dua atau lebih kreditur dan perusahaan tidak mampu membayar sedikitnya satu utangnya yang telah jatuh tempo menurut UU Kepailitan No. 4 Tahun 1998.

Apabila ditinjau dari kondisi keuangan ada tiga keadaan yang menyebabkan kebangkrutan yaitu, faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal,

(3)

3

besarnya beban utang dan bunga serta menderita kerugian. Dari ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Oleh karena itu, harus dijaga keseimbangan agar perusahaan terhindar dari kondisi financial distress yang mengarah pada kondisi kebangkrutan (Rusnlinawati, 2017).

Kondisi keuangan perusahaan dapat menjadi tolak ukur suatu perusahaan sampai sejauh mana perusahaan tersebut mampu menjaga kelancaran operasi perusahaan agar sesuai dengan tujuan awal perusahaan. Dalam upaya untuk mencapai tujuan, perusahaan perlu melakukan analisis dan evaluasi dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri dan kondisi ekonomi yang bisa memberikan gambaran lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan (Hanafi dan Abdul, 2002:63).

Maka dari itu agar perusahaan dapat mengantisipasi kebangkrutan, perusahaan jasa transportasi perlu melakukan analisis potensi kebangkrutan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan. Ada berbagai macam metode untuk menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan seperti metode Altman Z-score dan metode Zmijewski.

Metode Altman (Z-Score) merupakan metode prediksi kebangkrutan yang mengacu pada rasio-rasio keuangan perusahaan. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Altman (1968) dengan menyusun suatu model yang bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dan dikenal dengan istilah Altman’s Bankcruptcy Prediction Model (Z-Score) (Arifin, 2007:95).

Metode Zmijewski Score merupakan metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan cara mengkombinasikan beberapa rasio keuangan umum yang memberikan bobot yang berbeda dengan lainnya. Metode ini menekankan pada jumlah utang sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan. (Rudianto, 2013;264).

PT Express Transindo Utama Tbk merupakan salah satu perusahaan taksi terkemuka di Indonesia. Secara komersial memulai kegiatan operasionalnya pada bulan April 1989 sebagai anak perusahaan Rajawali Corpora. Taksi Express ini

(4)

4

basisnya di wilayah Jabodetabek dan telah berkembang di kota-kota besar lainnya termasuk Medan, Surabaya, Semarang, Bandung, Bali dan Lombok.

PT Express Transindo Utama Tbk disinyalir sejak tahun 2016 mengalami kerugian yang terus meningkat hingga tahun 2018 karena persaingan yang sangat ketat dengan transportasi online. Karena terus mengalami kerugian hingga gagal bayar utang tepat waktu PT Express Transindo Utama Tbk sampai menjual asetnya. Pertama, pada 11 Januari 2019, perseroan menjual 6 bidang tanah di Kota Bekasi senilai Rp112,15 miliar. Kedua, pada 23 Januari 2019, perseroan menyerahkan dua bidang tanah yang berlokasi di Tangerang, Banten senilai Rp43,44 miliar. Tidak hanya aset tanah dan bangunan saja armada sekitar 1.200 unit juga dijual (tirto.id).

B. TINJAUAN PUSTAKA Metode Altman Z-Score

Perhitungan Altman Z-Score untuk Perusahaan Non Manufaktur baik yang sudah Go Publik atau belum Go Publik

(Rudianto, 2013:257) Keterangan :

Z : Overall Indeks (indeks keseluruhan)

X1 : Working Capital to Total Assets (Modal Kerja / Total Aktiva)

X2 : Retained Earning to Total Assets (Laba yang Ditahan / Total

Aktiva)

X3 : Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba Sebelum

Bunga dan Pajak / Total Aktiva)

X4 : Market Value of Equity to Book Value of Liabilities (Nilai Buku

Ekuitas / Nilai Buku Hutang)

(5)

5

Nilai Titik Cut Off

Perusahaan Non Manufaktur baik yang Go Publik atau belum Go Publik

Nilai Cut Off Keterangan

Z > 2,60 Zona Aman >>> Perusahaan dalam kondisi sehat sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi.

1,1 < Z < 2,60 Zona Abu-abu >>> Perusahaan dalam kondisi rawan (grey area). Pada kondisi ini, perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan cara yang tepat.

Z < 1,1 Zona Berbahaya >>> Perusahaan dalam kondisi bangkrut (mengalami kesulitan keuangan dan risiko yang tinggi).

Metode Zmijewski

Untuk menerapkan metode Zmijewski untuk berbagai jenis perusahaan menggunakan persamaan :

(Rudianto, 2013:265) (Rudianto, 2013:265) Keterangan :

Z : Overall Indeks (indeks keseluruhan)

X1 : Net Profit to Total Assets (Laba Bersih / Total Aktiva)

X2 : Total Liabilities to Total Asset (Total Utang / Total Aktiva)

X3 : Current Asset to Current Liability (Aktiva Lancar / Utang Lancar)

Kriteria yang digunakan dalam metode Zmijewski adalah semakin besar hasil yang didapat dengan rumus tersebut berarti semakin besar pula potensi kebangkrutan perusahaan bersangkutan. Dengan kata lain, jika perhitungan dengan metode Zmijewski menghasilkan nilai positif maka

(6)

6

perusahaan berpotensi bangkrut. Semakin besar nilai positifnya, semakin besar pula potensi kebangkrutannya. Sebaliknya, jika perhitungan dengan menggunakan metode Zmijewski menghasilkan nilai negatif, maka perusahaan tidak berpotensi bangkrut. (Rudianto, 2013:265)

C. METODOLOGI PENELITIAN

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan PT Express Transindo Utama Tbk periode 2014-2018 yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengolahan Data Z-Score

Berikut ini adalah hasil perhitungan yang penulis lakukan dengan menggunakan metode Altman Z-Score. Perhitungan ini dilakukan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2014 sampai dengan 2018 dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Rumus Altman Z-Score yang digunakan :

Tabel 4.8

(Rudianto, 2013:254)

Perhitungan Altman Z-Score PT Express Transindo Utama Keterangan X1(6,56) X2(3,26) X3(6,72) X4(1,05) Z-score 2014 0,3473 0,3763 0,3423 0,4381 1,5040 2015 0,4379 0,4317 0,1182 0,4927 1,4805 2016 1,3793 0,2523 -0,5870 0,4249 1,4695 2017 -0,2638 -0,4729 -1,6452 0,1468 -2,2352 2018 -5,7069 -2,8830 -4,4313 -0,4837 -13,5049

Sumber : Data diolah peneliti, 2019

(7)

7

Setelah dilakukan perhitungan seperti diatas maka didapatkan hasil prediksi yang penulis buat dalam bentuk tabel dan grafik agar dapat dilihat dengan jelas dan mudah dalam menganlisis perkembangan nilai Z-Score dari kurun waktu 2014 – 2018. Table dan grafiknya adalah sebagai berikut

Hasil Perhitungan Altman Z-Score PT Express Transindo Utama

Sumber : Data diolah peneliti, 2019

Tabel di atas adalah tabel penggolongan atas keadaan perusahaan yang dilihat dari hasil perhitungan Altman Z-Score apakah masuk dalam keadaan aman, dalam keadaan perlu perhatian khusus atau dalam keadaan resiko kebangkrutan. Dari table selanjutnya dapat digambarkan dalam sebuah grafik.

Perkembangan Nilai Overall Z-Score PT Express Transindo Utama

1,504 1,4805 1,4695 -2,2352 -13,5049 -16 -14 -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

Tahun Z-score Titik Cut-off Prediksi 2014 1,5040 1,1 < Z < 2,60 Zona Abu-abu

2015 1,4805 1,1 < Z < 2,60 Zona Abu-abu

2016 1,4695 1,1 < Z < 2,60 Zona Abu-abu

2017 -2,2352 Z < 1,81 Zona Berbahaya

(8)

8 Hasil Pengolahan Data Zmijewski

Berikut ini adalah hasil perhitungan yang penulis lakukan dengan menggunakan metode Zmijewski. Perhitungan ini dilakukan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2014 sampai dengan 2018 dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Rumus Zmijewski yang digunakan :

(Rudianto, 2013:265

Perhitungan Zmijewski PT Express Transindo Utama

Keterangan X1(4,5) X2(5,7) X3(0,004) Zmijewski 2014 0,1777 3,0106 0,0052 -0,4724 2015 0,0504 3,8796 0,0058 -0,4766 2016 -0,3242 4,0579 0,0123 0,0698 2017 -1,2017 5,0009 0,0034 1,7993 2018 -2,9674 8,3258 0,0012 6,9919

Sumber : Data diolah peneliti, 2019

Setelah dilakukan perhitungan seperti diatas maka didapatkan hasil prediksi yang penulis buat dalam bentuk table dan grafik agar dapat dilihat dengan jelas dan mudah oleh penulis dalam menganlisis perkembangan nilai Zmijewski dari kurun waktu 2014 – 2018. Tabel dan grafiknya adalah sebagai berikut :

Hasil Perhitungan Zmijewski PT Express Transindo Utama

Tahun Zmijewski KRITERIA Prediksi

2014 -0,4714 Negatif Tidak Berpotensi Bangkrut

2015 -0,4766 Negatif Tidak Berpotensi Bangkrut

2016 0,0698 Positif Berpotensi Bangkrut

2017 1,7993 Positif Berpotensi Bangkrut

(9)

9

2018 6,9919 Positif Berpotensi Bangkrut

Sumber : Data diolah peneliti, 2019

Tabel diatas adalah tabel penggolongan atas keadaan perusahaan yang dilihat dari hasil perhitungan Zmijewski apakah masuk dalam keadaan aman, dalam keadaan perlu perhatian khusus atau dalam keadaan resiko kebangkrutan. Dari table selanjutnya dapat digambarkan dalam sebuah grafik.

Perkembangan Nilai Overall Zmijewski PT Express Transindo Utama

E. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Altman Z-score pada PT Express Transindo Utama, Tbk periode 2014-2018 menunjukkan hasil prediksi di tahun 2014 menurut titik cut-off pada metode z-score dikategorikan berada di kondisi zona abu-abu dengan nilai 1,1 < 1,5040 < 2,60 yang berarti perusahaan dalam keadaan rawan, perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani secara cepat. Pada tahun 2015

-0,4714 -0,4766 0,0698 1,7993 6,9919 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

(10)

10

menurut titik cut-off pada metode z-score dikategorikan berada di kondisi zona abu-abu dengan nilai 1,1 < 1,4805 < 2,60 berarti perusahaan dalam keadaan rawan, perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani secara cepat. Pada tahun 2016 menurut titik cut-off pada metode z-score dikategorikan berada di kondisi zona abu-abu dengan nilai 1,1 < 1,4895 < 2,60 berarti perusahaan dalam keadaan rawan, perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani secara cepat. Sedangkan di tahun 2017 dan 2018 berdasarkan nilai titik cut-off pada metode z-score perusahaan berada di zona berbahaya dengan nilai Z < 1,1 yang berarti perusahaan terindikasi berada pada posisi ancaman kebangkrutan yang serius sehingga perlu ditindak lanjuti oleh pihak manajemen agar tidak terjadi kebangkrutan. 2. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Zmijewski pada PT

Express Transindo Utama, Tbk periode 2014-2018 menunjukkan hasil prediksi di tahun 2014-2015 menurut kriteria pada metode zmijewski bernilai negatif yang berarti perusahaan dalam keadaan sehingga tidak termasuk dalam kategori berpotensi bangkrut. Sedangkan di tahun 2016 sampai 2018 berdasarkan kriteria pada metode zmijewski perusahaan bernilai positif yang berarti perusahaan terindikasi berada pada posisi ancaman kebangkrutan yang serius sehingga perlu ditindak lanjuti oleh pihak manajemen agar tidak terjadi kebangkrutan.

Saran

1. Bagi perusahaan diharapkan mengambil langkah serius dengan meningkatkan pelayanan, melakukan promosi, dan menambah strategi perusahaan dengan berbasis online dalam pemasarannya.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mencoba perhitungan dengan metode

springate untuk menganalisis potensi kebangkrutan dan dapat membandingkan hasilnya.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

M Khairul Luthfi. 2018. “Analisis Financial Distress Menggunakan Metode Atlman, Springate, Grover dan Zemijewski untuk Memprediksi Kebangkrutan pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI 2013-2016”. Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim

Hery. 2015. Pengantar Akuntansi Comprehensive Edition. Jakarta : PT Grasindo, anggota Ikapi.

Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2017. Akuntansi

Keuangan Menengah. Jakarta : Salemba Empat.

Dian Puspita Arum dan Siti Ragil Handayani. 2018. “Analisis Perbandingan Metode Altman (Z-score), Springate (S-score) dan Zmijewski (X-score) dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 60 No. 1 Juli 2018

Ria Effendi. 2018. “Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Metode Altman, Springate, Zmijewski, Foster, Dan Grover Pada Emiten Jasa Transportasi” Parsimonia Vol. 4 No. 3 Januari 2018 : 307-318 ISSN 2355-5483.

Mey Handayani Setiawati. 2017. “Analisis Metode Altman Z-Score, Springate, Dan Zmijewski Untuk Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan

Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode

2011-2015”. Skripsi Universitas Bandar Lampung

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan

Strategis. Jakarta : Erlangga.

Safinatun Khoiriyah. 2019. “Analisis Financial Distress, Perbandingan Dan Tingkat Akurasi Menggunakan Model Altman Z-Score, Grover, Springate Dan Zmijewski Untuk Memprediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Delisting Di Bei Tahun 2012-2017)”. Skripsi IAIN Surakarta.

Zaki Baridwan. 2014. Intermediate Accounting. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi.

Gambar

Tabel di atas adalah tabel penggolongan atas keadaan perusahaan yang dilihat  dari hasil perhitungan Altman Z-Score apakah masuk dalam keadaan aman, dalam  keadaan  perlu  perhatian  khusus  atau  dalam  keadaan  resiko  kebangkrutan
Tabel diatas adalah tabel penggolongan atas keadaan perusahaan yang dilihat  dari  hasil  perhitungan  Zmijewski  apakah  masuk  dalam  keadaan  aman,  dalam  keadaan  perlu  perhatian  khusus  atau  dalam  keadaan  resiko  kebangkrutan

Referensi

Dokumen terkait

Maket pada perancangan sistem ini adalah sebagai visualisasi dari sistem aliran daya yang ada pada praktikum distribusi dan transmisi dimana terdapat dua pembangkit dan lima

Hasil dari data yang didapat dan dianalisis menggunakan metode Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) diperoleh lapisan dari yang paling dominan yaitu

Penelitian ini berjudul “Peranan Waduk Sempor Dalam Bidang Sosial Ekonomi Bagi Masyarakat Desa Sempor Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Tahun 1978-2013”.. Tujuan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan serta pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan metode statistik maka dari penelitian ini

Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil, pegawai non Pegawai'Negeri Sipil, atau pihak lain, atas perintah pejabat yang berwenang di

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen FMIPA

Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban

Hasil penelitian pada RSUD Kabupaten Morowali yang terlihat dari tanggapan responden tentang pengaruh stres kerja di RSUD Kabupaten Morowali yang terdiri dari intimidasi