• Tidak ada hasil yang ditemukan

JSIKA Vol. 5, No. 4. Tahun 2016 ISSN X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JSIKA Vol. 5, No. 4. Tahun 2016 ISSN X"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

DIGITAL SIGNAGE SISTEM ANTRIAN ELEKTRONIK

SECARA INTERAKTIF DAN REAL-TIME MONITORING PADA

KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA

Iwan Wijaya1) Teguh Sutanto2) Anjik Sukmaaji3)

Program Sudi S1 sistem Informasi Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya

Email : 1)renolfour24@gmail.com, 2)teguh@stikom.edu, 3)anjik@stikom.edu

Abstract:Setia Bhakti Wanita Cooperative has a many activity, one of them its saving and loan. That

activity already used queue system for set member of queue to saving and loan transaction. But the problems for the company its if a server down or electricity turn off would make queue data dissappeared. The next problem its consumers getting difficult for perceived an important information at company, and the last one its consumers difficult to knew number of queue called them. Based from the problems a company need a reliable system to handle queue data storage and using a digital signage for consumers to know an informations of number of queue along an important informations. A report must had improved for newer queue system to directly knew condition of queue service with a real time. A report divided to two report, consumer service graph report and average per service consumer per counter graph report. With a new systems would handle from server down or electricity turn off because the system saving all data of queue with a real-time every minutes. Within this system would make a result for consumers looking after an informations through a Digital Signage Display for knowing a number of queue and an important informations about a company. Manager could monitoring after a queue of consumers from a real-time web applications and knew a report of consumer service graph report and average per service consumer per counter graph report.

Keywords: Saving and Loan, Monitoring, Digital Signage, Queue System.

PENDAHULUAN

Koperasi Setia Bhakti Wanita adalah badan usaha milik sekelompok orang yang mengorganisasikan berbagai kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Koperasi ini mempunyai struktur organisasi yang dipimpin oleh beberapa pengurus yang membawahi karyawan dan Pembimbing Penyuluh Lapangan (PPL). PPL adalah perantara yang diberikan koperasi untuk setiap kelompok yang terdaftar, guna untuk mempererat hubungan antara anggota kelompok dengan koperasi dan membimbing anggota-anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan yang dirancang oleh koperasi. Kegiatan-kegiatannya antara lain yaitu Simpan Pinjam, Swalayan, Learning Center, Griya Tamu, dan E-Kopwan. Dari beberapa kegiatan yang dijalankan, Simpan Pinjam merupakan proses bisnis utama yang paling mendasar karena dari dana Simpan Pinjam anggota yang diolah menjadikan koperasi ini dapat berkembang lebih besar lagi.

Sistem yang ada pada perusahaan Koperasi Setia Bhakti Wanita saat ini dalam

pelaksanaan proses Simpan Pinjam yaitu dapat melakukan pengurutan nomor antrian pada setiap loket-loket yang melakukan transaksi dari bagian Informasi, Penanggung Jawab Kartu, dan Kasir. Loket yang digunakan pada perusahaan ini berjumlah 13 loket terdiri dari 7 loket transaksi pada lantai pertama (bagian Informasi 1, Penanggung Jawab Kartu 4, dan Kasir 2) dan 6 loket pada lantai kedua (bagian Informasi 1, Penanggung Jawab Kartu 3 dan Kasir 2). Pertama kali proses antrian dilakukan oleh anggota yang sudah terdaftar, dengan memilih beberapa fitur pilihan yaitu 4 menu transaksi terdiri dari Penanggung Jawab Kartu Atas, Penanggung Jawab Kartu Bawah, Informasi Atas, dan Informasi Bawah. Beberapa fitur penjelasan sebelumnya bertujuan untuk melakukan pembayaran angsuran pinjaman yang dilakukan pada bagian Penanggung Jawab Kartu dan untuk mengajukan pinjaman pada menu Informasi.

Permasalahan yang terjadi selama ini konsumen atau anggota member koperasi tidak dapat mengetahui jarak nomor urutan antriannya dengan nomor antrian yang berlangsung.

(2)

2

Dikarenakan konsumen membutuhkan informasi akan perkiraan kapan mereka harus menunggu untuk mendapatkan pelayanan yang sebelumnya konsumen hanya mengetahui nomor antrian di setiap loket-loket dan di setiap loket hanya memberikan 1 nomor antrian secara berurutan sehingga tidak diketahui nomor antrian selanjutnya yang dilayani.

Sistem juga tidak dapat melakukan penyimpanan data antrian terakhir, dikarenakan mesin antrian yang digunakan jika terjadi permasalahan pada sistem atau padamnya listrik yang memyebabkan sistem mengulang nomor antrian menjadi nomor antrian baru.

Selanjutnya saat antrian terjadi, nomor urut antrian yang muncul pada setiap loket-loket antrian hanya memberikan 1 informasi antrian digital di setiap loketnya yang terletak pada lantai pertama dengan lantai kedua dan hanya memberikan tampilan nomor antrian satu persatu di setiap loket.

Pihak HRD juga sulit untuk mendapatkan informasi akan jarak waktu layanan yang dilakukan di setiap loket, karena sistem antrian yang sebelumnya tidak memiliki fungsi

log yang didapatkan setiap kali konsumen

melakukan antrian untuk memperhitungkan waktu layanan antrian pertama dengan antrian selanjutnya sehingga tidak didapatkan jarak waktu yang dapat digunakan untuk tolak ukur peningkatan layanan antrian pada setiap loketnya. Dari uraian diatas maka sistem mampu memberikan informasi pemantauan, yang informasi tersebut dapat dijadikan sebuah keputusan manager untuk meningkatkan pelayanan berdasarkan perhitungan jarak waktu antrian serta sistem antrian yang mampu menyimpan secara real-time data antrian setiap anggota.

Sistem juga memberikan informasi antrian yang dikhususkan untuk konsumen agar dapat mengetahui kapan mereka mendapatkan pelayanan berdasarkan informasi nomor urut pelaku antrian dengan antrian yang terakhir.

Sistem mampu memberikan informasi jarak waktu layanan anggota Koperasi Setia Bhakti Wanita yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan peningkatan pelayanan dengan ditentukan dari jumlah waktu pelayanan di setiap kali terjadinya antrian.

Berdasarkan uraian permasalahan yaitu bagaimana cara membuat sistem antrian yang mampu memberikan informasi dari hasil pemantauan untuk pendukung keputusan

manager HRD dan mengkombinasikan sistem

antrian dengan sistem Digital signage.

Sistem yang baru bertujuan agar memberikan informasi pemantauan yang lebih jelas kepada pihak manager HRD untuk meningkatkan pelayanan dan tampilan antrian serta informasi-informasi perusahaan yang interaktif menggunakan digital signage.

Metodologi Penelitian

Mekanisme yang terjadi berawal dari anggota Koperasi Setia Bhakti Wanita memilih layanan pada Komputer Kartu Layanan untuk mendapatkan kartu antrian. Pada Komputer Kartu Layanan terdapat 2 pilihan yaitu, Penanggung Jawab Kartu dan Informasi. Setelah anggota memilih, Komputer Kartu Layanan akan berkomunikasi ke komputer administrasi untuk memberikan data kartu antrian sesuai pilihan fitur, dan dilanjutkan ke Digital Signage

Displays untuk mengetahui nomor keberapa

anggota untuk melakukan antrian. Pilihan anggota akan disesuaikan dengan loket yang tersedia melalui LAN yang terhubungan ke

switch dan di informasi kan ke Digital Signage

Display. Data setiap anggota yang melakukan pilihan fitur, akan disimpan ke Data Server, yang informasi tersebut dapat digunakan untuk

manager HRD.

Anggota

Anggota

Administrasi

Manager HRD

Digital Signage Display / Client

Digital Signage Display / Client Komputer Kartu Layanan

Komputer Kartu Layanan

Internet / LAN

Data Server

Digital Signage Display / Client

Gambar 1. Mekanisme Pemodelan Digital

Signage

UML dengan menggunakan Use Case Driven Object Modelling

Menurut Rosenberg dan Stephens (2007: 3) UML pada pembuatan Use Case dapat dimulai dengan beberapa tahapan yaitu:

1. Tahap Kebutuhan, didefinisikan apa yang sistem harus mampu lakukan. Tergantung pada bagaimana sebuah proyek di organisir, baik

(3)

3

terkaitnya pembuatan kebutuhan fungsi atau kebutuhan yang akan jadi oleh konsumen atau tim dari analisis bisnis.

2. Analisis atau desain awal, melalui tahapan robustness analysis, memperbaharui

domain model, memberikan nama ke semua

fungsi logika perangkat lunak (controllers). 3. Lalu tahapan tinjauan desain awal hingga desain terperinci (sequence diagram), Tinjauan desain kritis (Unit Testing).

Blok

Diagram

Gambar 2. Blok Diagram Sistem Antrian Digital

Signage Koperasi Setia Bhakti Wanita

Pada Gambar 2 menjelaskan kebutuhan perangkat lunak berupa blok diagram yang menggambarkan input, proses dan ouput sebagai berikut :

1. Input

Dibutuhkan data antrian yang bermula dari konsumen menekan tombol antrian yang telah disediakan. Terdapat 3 pilihan untuk melakukan antrian yaitu; bagian informasi, bagian penanggung jawab kartu, dan bagian kasir. Data antrian memiliki data kapan transaksi antrian dilakukan dan nomor antrian yang didapatkan oleh konsumen serta memiliki fungsi dalam menentukan proses-proses kapan ditentukannya konsumen mendapatkan layanan hingga proses laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajer HRD.

2. Proses

Data antrian diteruskan pada tahap proses, yaitu ditangkap terlebih dahulu guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Setelahnya dilakukan proses menentukan nomor antrian yang dibutuhkan oleh konsumen sesuai dengan nomor antrian terakhir. Lalu dilakukan proses perhitungan jarak antara konsumen yang telah melakukan antrian dengan konsumen yang baru melakukan antrian. Pada proses perhitungan jarak antrian ini akan diketahui berapa jumlah tunggu yang dibutuhkan oleh konsumen dalam melakukan antrian sehingga pada kedua proses yang telah dilakukan akan menghasilkan output cetak nomor antrian. Selanjutkan dilakukan proses mengirimkan data antrian yang digunakan untuk proses pembuatan laporan informasi waktu lama antrian loket per pelayanan dan laporan monitoring grafik anggota.

3. Output

Hasil dari proses yang telah dilakukan oleh sistem yaitu:

a. Cetak Nomor Antrian.

Nomor antrian yang dibutuhkan oleh konsumen yang digunakan untuk mendapatkan layanan.

b. View pada digital signage display.

Tampilan ini yang akan digunakan oleh konsumen untuk mengetahui kapan akan dilayani sesuai dengan urutan antrian. c. Informasi Waktu Lama Antrian Loket

per pelayanan.

Informasi ini digunakan untuk pihak manajer HRD agar mengetahui waktu lama pelayanan yang dilakukan oleh setiap petugas koperasi.

d. Menampilkan laporan monitoring grafik anggota.

Informasi ini digunakan untuk pihak manajer HRD dalam menentukan peningkatan pelayanan.

Use Case Diagram

Use Case Diagram antrian Digital Signage ini merupakan sistem keseluruhan pada

INPUT PROSES OUTPUT

View Digital Signage Display View Monitoring Laporan Grafik Anggota Nomer Antrian Data Antrian Informasi Waktu Lama Antrian Loket

per pelayanan Menangkap Data Antrian Proses Menentukan Nomer Antrian Perhitungan Jarak Nomor Antrian Mengirim data ke Server Membuat Laporan Antrian Nomer Antrian

(4)

4

sistem. Mulai dari angota, administrator, dan manager HRD.

Gambar 3. Use Case Diagram Antrian Digital

Signage.

Use Case Description

Use Case Description adalah

pendeskripsian pada setiap aktor dan setiap proses yang terjadi pada Use Case Diagram. Use Case Description memiliki 2 definisi yang digunakan yaitu Basic Path dan Alternate Path, seperti pada Proses Use Case Manage Tampilan

Digital Signage.

Basic Path:

Proses Manage Tampilan Digital

Signage hanya dilakukan oleh administrator

untuk merubah tampilan layout digital signage. Pihak Administrator dapat merubah setiap panel-panel yang terdapat pada layout digital signage yang telah disediakan, yang diasumsikan bahwa tampilan layout ini hanya memberikan tampilan nomor antrian pada setiap loket, panel

multimedia (video, image, powerpoint dan

lain-lain), dan merubah teks pada running text yang disediakan. Pada nomor antrian hanya dapat dirubah letak posisi yang diinginkan dan juga dapat menambahkan jumlah panel nomor antrian sesuai dengan jumlah loket. Panel multimedia dapat dirubah isi dari konten multimedia serta posisinya namun hanya terdapat 1 panel. Selanjutnya pada panel running text dapat diubah posisinya dan diubah teks-nya. Jika setiap proses telah dilakukan setelah itu dengan menekan tombol simpan akan muncul konfirmasi apakah telah sesuai, jika “ya” maka sistem akan melakukan penyimpanan layout pada database dan kembali ke menu utama dan jika memilih “tidak” maka akan tetap ke layout.

Jika administrator memilih tombol batal maka akan muncul konfirmasi apakah akan membatalkan manage tampilan layout digital

signage, jika memilih tombol “ya” maka akan

dibawa ke menu utama tanpa merubah tampilan

layout dan jika memilih “tidak” maka akan tetap

pada menu manage tampilan layout digital

signage.

Alternate Path:

Proses manage tampilan layout digital

signage akan gagal jika tidak terhubung dengan

database Digital Signage. Proses ini juga akan gagal jika panel multimedia tidak sesuai dengan format tampilan pada modul interface digital

signage.

Robustness Diagram

Robustness Diagram yaitu proses

penurunan setelah dilakukan pendeskripsian pada setiap proses Use Case Diagram, dan dibuat

Robustness Diagram agar dapat lebih detail

untuk proses yang terjadi pada setiap Use Case

Diagram.

Gambar 4. Robustness Diagram Olah Tampilan

Digital Signage

Sequence Diagram

Sequence Diagram yaitu proses pengurutan setiap detil proses yang telah dilakukan pada Robustness Diagram. Proses ini dilakukan agar mudah dalam mengembangkan sistem pada program. Setiap proses yang dilakukan pada Sequence Diagram telah menuju tahap pengembangan program.

(5)

5

Gambar 5. Sequence Diagram Olah Tampilan

Digital Signage. DESAIN DATABASE

Conceptual Diagram Model

Gambar 6. Struktur Database CDM Aplikasi Antrian Digital Signage

Physical Diagram Model

Gambar 7. Struktur Database PDM Aplikasi Antrian Digital Signage

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan pada Sistem Informasi Digital Signage Sistem Antrian Elektronik di Koperasi Setia Bhakti Wanita akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Hasil dan Pembahasan terhadap fungsi tampilan Digital Signage yang di atur oleh administrator. Fungsi-fungsi didalamnya meliputi fungsi video, image slide, running text, dan nomor antrian.

Gambar 8. Tampilan Digital Signage Tampilan Digital Signage akan diterapkan pada level administrator, maka pada proses implementasi dan testing pada fungsi tampilan Digital Signage disarankan untuk memasukkan video atau image slide dan running

Aktivitas_loket # o o id_aktivitas_loket petugas_aktivitas_loket tanggal_aktivitas_loket Variable characters (8) Variable characters (5) Date antrian # o o o o o id_antrian no_antrian tanggal_antrian status_antrian mulai_layanan selesai_layanan Variable characters (5) Integer Date Variable characters (15) Date & Time Date & Time

digital_signage # o o o id_digital_signage nama_setting nilai_setting status_setting Variable characters (5) Variable characters (15) Variable characters (150) Variable characters (15) image_slide # o o o o id_image_slide judul_image_slide tanggal_upload_image_slide file_image_slide status_image_slide Variable characters (5) Variable characters (20) Date & Time Variable characters (20) Variable characters (10) loket # o o o o id_loket nama_loket no_urut_loket jenis_layanan status_loket Variable characters (5) Variable characters (15) Integer Variable characters (20) Variable characters (10) modul # o o o o o o o id_modul nama_modul link status_modul aktif_modul urutan content id_parent Variable characters (4) Variable characters (30) Variable characters (50) Variable characters (70) Variable characters (3) Integer Variable characters (50) Integer user # o o o o o o o userid username password nama_lengkap alamat no_telp level blokir Variable characters (5) Variable characters (15) Variable characters (100) Variable characters (20) Variable characters (30) Variable characters (15) Variable characters (15) Variable characters (3) video # o o o o id_video judul_video tanggal_upload_video file_video status_video Variable characters (5) Variable characters (15) Date & Time Variable characters (15) Variable characters (10) menerima_id_loket

menerima_petugas_aktivitas_loket

menerima_id_aktivitas_loket menerima_file_video menerima_file_image

Aktivitas_loket id_aktivitas_loket userid id_loket petugas_aktivitas_loket tanggal_aktivitas_loket varchar(8) varchar(5) varchar(5) varchar(5) date <pk> <fk2> <fk1> antrian id_antrian id_aktivitas_loket no_antrian tanggal_antrian status_antrian mulai_layanan selesai_layanan varchar(5) varchar(8) integer date varchar(15) timestamp timestamp <pk> <fk> digital_signage id_digital_signage id_image_slide id_video nama_setting nilai_setting status_setting varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(15) varchar(150) varchar(15) <pk> <fk2> <fk1> image_slide id_image_slide judul_image_slide tanggal_upload_image_slide file_image_slide status_image_slide varchar(5) varchar(20) timestamp varchar(20) varchar(10) <pk> loket id_loket nama_loket no_urut_loket jenis_layanan status_loket varchar(5) varchar(15) integer varchar(20) varchar(10) <pk> modul id_modul nama_modul link status_modul aktif_modul urutan content id_parent varchar(4) varchar(30) varchar(50) varchar(70) varchar(3) integer varchar(50) integer <pk> user userid username password nama_lengkap alamat no_telp level blokir varchar(5) varchar(15) varchar(100) varchar(20) varchar(30) varchar(15) varchar(15) varchar(3) <pk> video id_video judul_video tanggal_upload_video file_video status_video varchar(5) varchar(15) timestamp varchar(15) varchar(10) <pk>

(6)

6

text. Setelah proses tersebut dilakukan, dibutuhkan refresh pada tampilan Digital

Signage untuk mengetahui hasilnya.

Setelah memasukkan beberapa elemen tersebut, maka hasil counter module pada nomor antrian yang akan muncul pada tampilan Digital Signage. Proses fungsi counter module pada nomor antrian hanya terjadi jika diasumsikan konsumen telah melakukan pemilihan fitur antrian.

Gambar 9. Pengaturan tampilan Digital Signage 2. Hasil dan Pembahasan terhadap fungsi nomor antrian yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen akan melakukan pemilihan nomor antrian berdasarkan loket-loket yang tersedia pada aplikasi sesuai dengan jumlah loket yang tersedia pada perusahaan.

Gambar 10. fitur pilihan antrian konsumen Penerapan fungsi nomor antrian dilakukan oleh konsumen, sehingga nomor antrian dapat terhitung setiap kali konsumen menekan tombol antrian sesuai dengan fitur-fitur antrian yang telah tersedia. Terdapat 3 fitur antrian antara lain; bagian informasi, bagian pertanggung jawaban kartu, dan bagian kasir.

Gambar 11. Nomor antrian tercetak Pemanggilan nomor antrian akan dipicu oleh petugas loket, yang terdiri dari 3 jenis petugas loket sesuai dengan fitur antrian yang ada. Pada form pemanggilan antrian milik petugas loket, terdapat beberapa fungsi yaitu; panggil nomor, mulai melayani konsumen, selesai melayani konsumen, sistem forward ke bagian lain, dan fungsi batal panggilan antrian.

Gambar 12. Fitur pemanggilan konsumen pada loket Informasi

Gambar 13. Fitur pemanggilan konsumen pada loket Penanggung Jawab Kartu

(7)

7

Gambar 14. Fitur pemanggilan konsumen pada loket Kasir

3.

Hasil dan Pembahasan terhadap login sistem yang dilakukan oleh petugas administrasi, petugas loket, dan pihak manager.

Gambar 15. login dilakukan oleh administrator Hasil dan Pembahasan terhadap implementasi ini diterapkan pada level administrator yang memiliki akses untuk menambahkan user serta hak aksesnya. Terdapat 3 user yang dapat mengakses aplikasi ini, yaitu; administrator, petugas loket dan manager.

Pada user administrator memiliki hak akses untuk menambahkan setiap user dari administrator, petugas loket dan manager. Pada user petugas loket memiliki hak akses untuk melakukan pemanggilan konsumen. Pada user manager memiliki hak akses untuk monitoring antrian yang sedang terjadi serta untuk melihat laporan grafik konsumen per loket dan waktu rata-rata per layanan per loket berdasarkan periode tertentu.

4. Hasil dan Pembahasan terhadap

monitoring pada setiap loket yang tersedia pada

aplikasi serta laporan yang dibutuhkan oleh

manager berupa laporan grafik konsumen per

loket dan laporan grafik waktu rata-rata per pelayanan per loket.

Gambar 16. Monitoring antrian yang dilakukan oleh manager

Monitoring dapat dilakukan oleh

manager untuk melakukan pemantauan antrian

yang terjadi pada setiap harinya.

Gambar 17. Bentuk laporan grafik konsumen per loket.

Bentuk laporan ini berupa pelayanan konsumen per loket yang dilayani setiap waktunya, berdasarkan kebutuhan manager sesuai berapa jangka waktu periodenya.

Gambar 18. Bentuk laporan grafik waktu rata-rata per pelayanan per loket.

Bentuk laporan ini berupa berapa waktu rata-rata per pelayanan pada setiap loketnya, dan dapat disesuaikan periodenya dengan kebutuhan manager.

(8)

8

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan testing terhadap Rancang Bangun Digital Signage Sistem Antrian Elektronik Secara Interaktif dan

Real-Time Monitoring Pada Koperasi Setia

Bhakti Wanita maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi tersebut layak dipergunakan. Hal ini didukung oleh beberapa fitur yang diberikan antara lain:

1. Jika terjadi server down atau listrik padam maka nomor antrian yang telah dilakukan oleh konsumen tetap tersimpan pada database hingga server up atau listrik menyala.

2. Manager HRD secara langsung dapat

melakukan pemantauan pada antrian yang sedang berlangsung.

3. Manager HRD dapat mengetahui

laporan grafik laporan konsumen per loket serta laporan rata-rata waktu per pelayanan per loket dengan periode yang sesuai kebutuhan.

4. Konsumen mendapatkan informasi secara langsung pada tampilan Digital Signage serta mengetahui nomor antrian pada 1 layar saja.

SARAN

Terdapat beberapa saran yang diberikan pada peneliti selanjutnya apabila akan mengembangkan aplikasi yang telah dibuat agar menjadi lebih baik. Sistem yang telah dibuat berpotensi untuk berkembang menjadi sistem yang lebih kompleks, misalnya mengintegrasikan sistem absensi karyawan atau mengintegrasikan sistem yang ada dengan sistem simpan pinjam pada Koperasi Setia Bhakti Wanita.

REFERENSI

Amsler, G. M., Findley, H. M., & Ingram, E., 2009, Performance monitoring: guidance for the modern workplace. Supervision, 70, 12-19.

Chong, T. A., 2005, The synergies of the

learning organization, visual factory management, and on the job training. Performance Improvement, 44, 15-20.

Dumas, Joseph A., Redish, Janice C. 1999. A

Practical Guide to Usability Testing.

Portland: Intellect.

Ersyad A.Z., Devianto D., 2012. Jurnal: Identifikasi Model Antrian Pada Antrian Bus Kampus Universitas

Andalas Padang. Padang: Universitas Andalas.

Gede I. M. W., 2013. Rancang Bangun Sistem Antrian Berbasis Perangkat Lunak Dengan Real Time Monitoring Pada Pelayanan Customer. Skripsi: Diterbitkan STIKOM Surabaya. Mercy Corps, 2005, Design, monitoring, and

evaluation guidebook.

Ravnik R., Solina F., 2012. International

Journal of Advanced Robotic Systems: Interactive and Audience Adaptive Digital Signage Using Real-time

Computer Vision. Slovenia:

University of Ljubljana.

Revo M. D. P., 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Antrian Pada Koperasi Setia Bhakti Wanita Berbasis WEB. Skripsi: Diterbitkan STIKOM Surabaya.

Romeo, 2003. Testing dan Implementasi Sistem

Edisi Pertama. Surabaya: STIKOM.

Rosenberg D., Stephens M.,2007. Use Case

Driven Object Modelling With UML Theory and Practice. New York:

Springer-Verlag.

Wrihatnolo, 2008, Monitoring, evaluasi, dan

pengendalian: Konsep dan

Gambar

Gambar 1. Mekanisme Pemodelan Digital  Signage
Gambar 2. Blok Diagram Sistem Antrian Digital  Signage Koperasi Setia Bhakti Wanita  Pada  Gambar  2  menjelaskan  kebutuhan  perangkat  lunak  berupa  blok  diagram  yang  menggambarkan input, proses dan ouput sebagai  berikut :
Gambar 3. Use Case Diagram Antrian Digital  Signage.
Gambar 5. Sequence Diagram Olah Tampilan  Digital Signage.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dibutuhkan pengembangan motor BLDC yang sangat efisien dan spesifik aplikasi membantu meningkatkan motor BLDC dalam industri untuk memperoleh hasil yang optimal,

Banyak insinyur dan perusahaan di bidang keinsinyuran telah menciptakan berbagai inovasi teknologi yang diharapkan terus berkembang dan memacu pihak lain untuk melakukan hal

Secara teoriris, tetap menjadikan Islam sebagai sumber hukum dan agama resmi negara, sekalipun dalam realitasnya belum dipraktekkan; sistem kedua adalah sistem

Hasil penelitian pada iklan korporat Telkomsel versi “paling Indonesia” ini menunjukkan bahwa setiap scene memiliki makna denotatif, konotatif, dan mitos yang

Perhitungan kemampuan pendinginan konveksi alam Bulk shielding reaktor Kartini telah dilakukan dengan Code PARET/ANL dengan daya pin bahan bakar bekas 5,0 % dari daya

Tumpukan cairan yang banyak itu tampak pada CT Scan kepala di gambar kanan bawah, area berwarna putih seperti kupu-kupu itu adalah cairan yang menumpuk dalam ventrikel/rongga

Peralatan yang disuluhkan tidak diketaui spesifikasinya sebab bahan-bahan penyuluhan merupakan gambar-gambar, video-video yang diambil dari internet tentang pembuatan

Program udunan online adalah program unggulan bapak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi yang mendukung visi Terwujudnya kota Sukabumi yang religius, nyaman, dan