• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATT PAKPAK BHARAT. Menimbang : a.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATT PAKPAK BHARAT. Menimbang : a."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATT

PAKPAK

BHARAT

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT

NOMOR

{€

TAHUN 2011

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL

YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Menimbang

:

a.

Mengingat

:

1. b.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

bahwa untuk

melakukan pengelolaan

bantuan

sosial

yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah agar pelaksanaanya tertib, akuntabel dan transparan perlu diatur Pedoman pemberian bantuan sosial;

bahwa Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 untuk memenuhi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 mengisyaratkan bahwa pemberian bantuan sosial diatur dengan peraturan kepala Oaerini

bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf "a" dan

"b"

diatas, perlu mengatur Pedoman Pemberian Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam suatu Peraturan Bupati;

Undang-Undang

Nomor

8

Tahun 1985 tentang

Organisasi Kemasyarakatan

(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1985 Nomor

44,

Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3298);

Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias

selatan,

Kabupaten Pakpak Bharat

dan

Kabupaten Hurnbang Hasundutan di

Provinsi Sumatera

Utara

(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4272);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4286);

Undang-Undang Nomor

1

Tahun

2004 tentang

perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik

lndonesia

Tahun 2004 Nomor

5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor aao$;

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun 2004

tentang

pemerintahan

Daerah (Lembaran

Negara

Republik lndonesia

Tahun

2004

Nom

or

125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua

atas

Undang-undang Nomor

32

Tahun

2oo4

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

4844;

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat

dan

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

lndonesia

Tahun

2004

Nomor

120, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4438);

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sogial Nasional (Lembaran

Negara

Republik lndonesia

Tahun

2004 Nomor 1s0,

Tambahan

Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

4a1e;

2. 3. 4. 5. 6. 7, 8.

(2)

17. 18. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 19. 20. 26. 27.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967),

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun 2011

tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 201'1 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

5234;

Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor

5

Tahun

1997 tentang

Tuntutan Perbendahataan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah ;

Peraturan

Pemerintah

Nomor

24

Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik lndonesia

Tahun 2005 Nomor

49, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4503);

Peraturan Pemerintah Nomor

57

Tahun

2005 tentang

Hibah Kepada Daerah (Lembaran

Negara

Republik lndonesia

Tahun

2005 Nomor 139,

Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4577);

Peraturan Pemerintah Nomor

58

Tahun 2005

tentang

Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia

Tahun

2005

Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4578);

Peraturan

Pemerintah

Nomor

8

Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

ailQ;

Peraturan

Pemerintah

Nomor

38

Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia No 4737);

Peraturan Pemerintah Nomor

41

Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 47a1);

Peraturan Pemerintah Nomor

71

Tahun

2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik lndonesia

Tahun

2010 Nomor

123, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5165);

Peraturan Pemerintah

Nomor 10 Tahun 2011

tentang

Tata Cara

Pengadaan

Pinjaman

Luar

Negeri

dan

Penerimaan

Hibah (Lembaran Negra

Republik

lndonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan

Lembaran

Negara

Republik lndonesia Nomor 5165);

Peraturan Presiden Nomor

54

Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Produk Hukum Daerah;

Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor

16

Tahun

2006 tentang

Pedoman Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor

13

Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

21

Tahun 2011

tentang Perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita Negara Republik lndonesia Tahun 201 1 Nomor 310).

Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor

17

Tahun

2OO7

tentang

Teknis Pengelolaan Barang Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor

13

Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor

32

Tahun 2011 tentang

Pedoman

Pemberian

Hibah

dan

Bantuan

Sosial

Yang

Bersumber

Dari

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah;

Peraturan

Daerah

Kabupaten Pakpak

Bharat Nomor

6

Tahun 2008

tentang Organisasi dan

Tata

Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 59);

28.

Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak

Bharat

Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Pokok-pokok Pengelolaan

dan

Pertanggungjawaban Keuangan

Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 Nomor

11,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 64);

21. 22. 23. 24. 25. 2

(3)

Menetapkan

MEMUTUSKAN :

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL

YANG

BERSUMBER

DARI

ANGGARAN PENDAPATAN

DAN

BELANJA DAERAH

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1.

pemerintah Daerah

adalih

Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

2.

Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat

3.

Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat.

4.

Keuangan

Daerah adalah semua hak dan

kewajiban

daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemeri-ntahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

5.

Anggaran Pendapatan

dan

Belanja Daerah

yang

selanjutnya disingkat

APBD adalah

rencana t<euingan tahunan pemerintahan daerah yang telah disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

O.

Satuan Kerja Pengelola KLuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD.

7.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pehgelola keuangan

daerah

yang

mempunyai

tugas

melaksanakan

pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.

L

Bantuan sosiai adalah pemberian bantuan berupa uang/barang

dari

pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya

tidak

secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

9.

Tim Anggaian

Pemerintah Daerah

yang

selanjutnya disingkat

TAPD

adalah

tim yang

dibentuk dengan -lieputusan kepala daerah

dan

dipimpin

oleh

sekretaris daerah

yang

mempurygl tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya

terdiri

dari

pejabat

perencana

daerah, PPKD dan pejabat

lainnya

sesuai

dengan kebutuhan.

BAB II

BANTUAN SOSIAL

Bagian Kesatu Pasal 2

Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada anggota/kelompok masyarakat sesuai kemampuan keuangan daerah.

Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan memperhatikan asas keadilan, kepaturan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.

Pasal 3

Anggotaikelompok masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi:

a.

individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum;

b.

lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok, dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. (1)

(4)

Pasal 4

(1) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2

ayal (1) harus:

a.

selektif;

b.

memenuhi persyaratan sebagai penerima bantuan;

c.

bersifat sementara, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan;

d.

sesuai tujuan penggunaan.

(2) Kriteria

selektif

sebagaimana dimaksud

pada ayat

(1)

huruf

a

hanya

diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untuk melindungidari kemungkinan resiko bencana sosial.

(3) Persyaratan penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a.

memiliki identitas yang jelas; dan

b.

berdomisili dalam wilayah administratif pemerintahan daerah.

(4) Kriteria bersifat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diartikan bahwa pemberian bantuan sosialtidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran.

(5)

Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah bantuan sosial dapat diberikan setiap

tahun

anggaran sampai penerima bantuan

telah

lepas

dari

resiko sosial.

(6)

Pengguna Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari:

a.

Bantuan Keagamaan;

b.

Bantuan Kesenian;

c.

Bantuan Olah Raga;

d.

Bantuan Pendidikan;

e.

Bantuan Veteran;

f.

Bantuan Penyuluhan;

g.

Bantuan Badan Kerjasama Kabupaten Seluruh lndonesia;

h.

Bantuan Kelembagaan Adat;

i.

Bantuan Kepemudaan;

j.

Bantuan Petani;

k.

Bantuan Masyarakat yang mengalami musibah;

l.

Bantuan Ormas - Lainnya;

m.

Bantuan Kepada Partai Politik;

n.

Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa

-

Bantuan ADD. Pasal 5

(1) Bantuan sosialdapat berupa uang atau barang yang diterima langsung oleh penerima bantuan. (2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada prinsipnya adalah diperuntukkan untuk

kebutuhan:

a.

biaya operasional;

b.

biaya pembinaan;

c.

biaya kesejahteraan;

u

d.

peningkatan kesejahteraan;

e.

bantuan pendidikan,

f.

bantuan kerjasama;

g

bantuan stimulus. Bagian Kedua Penganggaran Pasal 6

(1) Anggota/Kelompok masyarakat menyampaikan usulan tertulis kepada kepala daerah.

(2) Kepala daerah menunjuk SKPD

terkait

untuk melakukan evaluasi usulan

tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayal

(2)

menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi kepada kepala daerah melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

(4)

Tim

Anggaran Pemerintah

Daerah

memberikan pertimbangan

atas

rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

(5)

(1)

(2)

Pasal 7

Rekomendasi kepala SKPD

dan

pertimbangan

Tim

Anggaran Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal

6

ayat (3)

dan

ayat

(4)

menjadi

dasar

pencantuman alokasi anggaran bantuan sosial dalam rancangan KUA dan PPAS.

Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayal (2), meliputi anggaran bantuan sosial berupa uang dan/atau barang.

Pasal 8

Bantuan sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD Bantuan sosial berupa barang dicantumkan dalam RKA-SKPD

RKA-PPKD

dan

RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan

ayat

(2)

menjadi dasar penganggaran bantuan sosial dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

(1) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8

ayat (1)

dianggarkan dalam kelompok belanja

tidak

langsung,

jenis

belanja bantuan sosial, obyek,

dan

rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.

(2) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8

ayat (2) dianggarkan dalam kelompok belanja langsung

yang

diformulasikan kedalam program

dan

kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja bantuan sosial barang berkenaan yang akan diserahkan kepada

pihak

ketiga,

dan

rincian

obyek

belanja bantuan

sosial

barang

yang

akan diserahkan pihak ketiga pada SKPD.

(3) Dalam rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicantumkan nama penerima dan besaran bantuan sosial.

'Bagian Ketiga

Pelaksanaan dan Penatausahaan Pasal 10

Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa uang berdasarkan DPA-PPKD Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa barang berdasarkan DPA-SKPD

Pasal 11

(1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima dan besaran bantuan sosial dengan keputusan kepala

daerah

berdasarkan

peraturan daerah tentang APBD

dan

peraturan kepala daerah

tentang penjabaran APBD.

(2) Penyaluran/penyerahan bantuan sosial didasarkan pada daftar penerima bantuan yang tercantum dalam keputusan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Realisasi bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS).

Penyaluran dana bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial dilengkapi dengan kuitansi bukti penerimaan uang bantuan sosial.

,

p

"

r

"

p o r" nBols,l

T'fHffil

sj awa ba n

Pasal 12

Penerima bantuan sosial berupa uang menyampaikan laporan penggunaan bantuan sosial kepada (1) (2) (3) (1) (2) (3) (4) (1)

(6)

Pasal 13

Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan sosial meliputi:

a.

usulan daricalon penerima bantuan sosial kepada kepala daerah;

b.

keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar penerima bantuan sosial;

c.

pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan; dan

d.

bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian bantuan sosial berupa uang atau bukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa barang.

BAB III

MONITORING DAN EVALUASI Pasal 14

(1) SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian bantuan sosial.

(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada kepala daerah dengan tembusan kepada

sKpD

yang mempunyai tugas dan'fungsi pengawasan.

Pasal 15

Dalam

hal hasil

monitoring

dan

evaluasi sebagaimana dimaksud dalam

pasal

14

ayat

(2)

terdapat penggunaan bantuan sosial yang tidak sesuai dengan usulan yang telah disetujui, penerima bantuan sosial yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP pasa! 16

Peraturan Bupati

ini

mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang

Oapt

mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten pakpak Bharat.

Ditetapkan di Salak

pada

tanggal

'il

ruognnlaec 2011

Diundangkan di Salak

pada

tanggal

A!

ruofauabrr 2011

SEKRET RIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT,

A DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2011 6

BUPATI PAKPAK BHARAT,

REMIGO YOLANDO BERUTU

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir ini berjudul &#34;Model Matematika Dinamika Penyebaran Aedes aegypti Berdasarkan Angin dan Sayap&#34; disusun untuk memenuhi persyaratan Sidang Sarjana Program

OS memberikan lingkungan yang ramah pengguna untuk operasi file seperti membuat file baru, mengganti nama file, menghapus file yang ada dll kita semua perlu beberapa ruang pada

Hasil penelitian yang diperoleh peneliti sesuai dengan Tabel 6 mulai dari kognitif yaitu dari pre-test yang memiliki rata-rata 66,8, nilai tersebut masih

limpahan nikmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Seleksi

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Sedangkan hasil uji R 2 dan Adjusted R 2 pada bank umum syariah yang dapat diinterpretasikan, yaitu pada regresi persamaan tersebut didapat nilai adjsuted R 2

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri