• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survey Kemudahan Berusaha 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Survey Kemudahan Berusaha 2018"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Pembaruan Peradilan dalam

Survey Kemudahan Berusaha 2018

Enforcing Contract dan Resolving Insolvency

Pokja Koordinasi Kemudahan Berusaha Mahkamah Agung RI

(2)

Survei Kemudahan Berusaha

Mengenai Survey

• Dilaksanakan sejak Tahun 2001

• Dilakukan oleh tim Global International Finance Corporation/ World Bank

Group

• Survei Global yang meliputi sampel dari > 180 negara, Tahun 2017 Survei

Meliputi 190 negara, pada intinya adalah survey komparasi peraturan

• Meliputi 10 parameter terkait dengan proses usaha yang dilakukan mulai

dari dimulainya usaha dan penutupan usaha.

• Survey tidak bicara tentang kemudahan berusaha bagi korporasi skala

besar, namun lebih fokus kepada kemudhaan berusaha bagi UMKM.

(3)

Survei Kemudahan Berusaha

Metodologi Umum

Akhir Maret – Juli Setiap Tahunnya

Pengumuman Hasil Survei Serentak 30 Oktober 2017

Studi Literatur (Peraturan

perundang-undangan / Prosedur )

Kunjungan Lapangan / Interview ke Lokasi yang menjadi Obyek Studi

Dilakukan di 2 Pusat Kegiatan Ekonomi Terbesar

(Jakarta dan Surabaya)

Penyebaran Kuesioner / Interview kepada

Kontributor (Hakim / Praktisi)

(4)

Trading Across Borders Enforcing Contracts Resolving Insolvency 151 116 118 49 104 62 70 108 166 76 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Peringkat Kemudahan Berusaha Indonesia

91

2017

4

PERINGKAT EODB PER INDIKATOR

2016

Rekalkulasi1 167 113 123 61 115 70 69 113 171 74

106

1Faktor Rekalkulasi :

(1) Adanya penambahan komponen gender pada indikator Starting a Business, Registering Property, dan Enforcing Contract; (2) Perubahan metodologi melalui penambahan proses postfilling dalam indikator Paying Taxes;

(3) Adanya koreksi data untuk indikator Construction Permits, Getting Electricity, Registering Property, Protecting Minority Investors, dan Trading Across Borders.

Starting a Business Dealing with Construction Permits Registering Property Getting Electricity Paying Taxes Getting Credit Protecting Minority Investors

Perlu upaya reformasi yang signifikan

1. Modal minimum disetor sesuai kesepakatan para pihak

2. Mengurangi waktu dan biaya mendapatkan sambungan listrik

3. Digitalisasi data kadastral dan pemanfaatan sistem GIS

4. Mempermudah akses perkreditan melalui pendaftaran agunan modern

5. Pembayaran pajak secara online

6. Mempermudah ekspor dan Impor melalui peningkatan pelayanan kepabeanan dam pengajuan dokumen (PEB dan PIB)

7. Adanya prosedur gugatan sederhana di pengadilan tingkat Pertama

TOP REFORMER

EODB 2017

(5)

Prioritas Pemerintah

• Paket Reformasi Kebijakan Ekonomi XII tahun 2016

• Pemerintah menginginkan peringkat kemudahan berusaha RI naik ke

peringkat 40.

• Koordinasi melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Badan

Koordinasi Penanaman Modal

• Indonesia tahun 2017 pada posisi 91 dari 190 negara

• Singapura posisi 2 (2016 : 1)

• Malaysia posisi 23 (2016: 18)

• Thailand posisi 46 (2016 : 49)

• Brunei Darussalam posisi 72 (2016: 84)

• Vietnam posisi 82 (2016: 90)

(6)

Sejarah Kinerja Hasil Survey Kemudahan Berusaha RI

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ranking Keseluruhan 130 128 120 114 106 91

Memulai Usaha 161 166 175 155 167 151

Mengurus Ijin Pembangunan

(konstruksi) 72 75 88 153 113 116

Instalasi Listrik 158 147 121 78 61 49

Mendaftarkan Tanah 99 98 101 117 123 118

Memperoleh Kredit 127 129 86 71 70 62

Perlindungan terhadap Investor Kecil 46 49 52 43 69 70

Membayar Pajak 129 131 137 160 115 104

Perdagangan Lintas Batas 40 37 54 62 113 108

Penegakan Kontrak 145 144 147 172 171 166

(7)

Masalah yang Dihadapi Dalam Survey Kemudahan

Berusaha

• Responden banyak yang tidak mengetahui inisiatif pembaruan yang

telah dilakukan oleh Pemerintah

• Responden dari kalangan pemerintah mengetahui namun tidak

mampu menunjukkan implementasi reformasi tersebut

• Pemangku kepentingan (Advokat/ Kurator) tidak mengetahui

pembaruan yang dilakukan pemerintah/ pengadilan untuk

memperbaiki pelayanan dan kemudahan berusaha.

• Pembaruan yang dilakukan Mahkamah Agung tidak berhasil tercatat

dalam survei tim Doing Business, karena ; terlambat memasukkan

data, data ditolak, karena dianggap tidak terverifikasi di lapangan, dll

(8)

Ringkasan Pembaruan Peradilan Dalam Rangka

Kemudahan Berusaha

• SK KMA Nomor 043 KMA/SK/II/2017 Pembentukan Kelompok Kerja Dalam Rangka Koordinasi

Peningkatan Kemudahan Berusaha

• Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana

• Penyelesaian gugatan Perkara Perdata sederhana dengan nilai dibawah Rp. 200 juta mulai dari 25 hari • Hakim Tunggal

• Banding ke Majelis di Pengadilan yang langsung BHT • Opsi untuk beracara sendiri

• Perma Nomor 2/2016 Tentang Mediasi

• Pengaturan yang lebih Baik tentang Court Connected Mediation

• SEMA Nomor 2 Tahun 2016 Peningkatan Efisiensi dan Transparansi Penanganan Perkara Kepailitan

dan PKPU di Pengadilan

• Kewajiban untuk Memperoleh Persetujuan dari Kreditur dalam Penunjukan Kurator • Penjelasan kembali jangka waktu penyelesaian kepailitan ( ±290 hari)

• Kreditor bisa memperoleh informasi dari Kurator setiap saat. • Kewajiban pelaporan yang lebih baik

(9)

Hal lain yang Telah dilakukan

Mahkamah Agung dalam

(10)

Ringkasan Pembaruan Peradilan Dalam Rangka

Kemudahan Berusaha

• SK KMA Nomor 043 KMA/SK/II/2017 Pembentukan Kelompok Kerja Dalam Rangka Koordinasi

Peningkatan Kemudahan Berusaha

• Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana

• Penyelesaian gugatan Perkara Perdata sederhana dengan nilai dibawah Rp. 200 juta selesai paling cepat 25 hari sampai eksekusi max 71 hari.

• Hakim Tunggal

• Banding ke Majelis di Pengadilan yang langsung BHT • Opsi untuk beracara sendiri

• Perma Nomor 2/2016 Tentang Mediasi

• Pengaturan yang lebih Baik tentang Court Connected Mediation

• SEMA Nomor 2 Tahun 2016 Peningkatan Efisiensi dan Transparansi Penanganan Perkara Kepailitan

dan PKPU di Pengadilan

• Kewajiban untuk Memperoleh Persetujuan dari Kreditur dalam Penunjukan Kurator • Penjelasan kembali jangka waktu penyelesaian kepailitan ( ±290 hari)

• Kreditor bisa memperoleh informasi dari Kurator setiap saat. • Kewajiban pelaporan yang lebih baik

(11)

Pembaruan Lain yang Terkait dengan Kemudahan

Berusaha (1)

1. SK KMA 43/2017 Pembentukan Pokja Kemudahan Berusaha

Membentuk wadah koordinasi dan pembentukan kebijakan untuk merencanakan kegiatan pembaruan dan melaksanakan kegiatan pembaruan terkait dengan kemudahan berusaha.

2. Perma 7/2016 Penegakan Disiplin Kerja Hakim Pada Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Yang Berada Dibawahnya

Sebagai mekanisme Quality Control terhadap aturan terkait jangka waktu penanganan perkara yang telah ditentukan.

3. Perma 8/2016 Pengawasan Dan Pembinaan Atasan Langsung Di Lingkungan Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Di Bawahnya

Sebagai mekanisme Quality Control terhadap aturan terkait jangka waktu penanganan perkara yang telah ditentukan.

4. Perma 14 /2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah

Mengatur bahwa sengketa perkara Ekonomi Syariah dengan nilai dibawah Rp. 200 juta akan diselesaikan berdasarkan dengan prosedur berdasarkan Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Penyelesaian Gugatan Sederhana

5. SEMA No. 2 Tahun 2014 Penyelesaian Perkara di Pengadilan tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada Empat Lingkungan Peradilan

Memotong standar waktu penanganan perkara di pengadilan tingkat pertama dan banding, dari 6 bulan menjadi 5 bulan bagi pengadilan tingkat pertama dan 3 bulan bagi perkara pada tingkat banding.

6. SK KMA No. 119 Tahun 2014 tentang Penetapan Hari Musyawarah dan Ucapan pada Mahkamah Agung RI

Mengubah sistem pembacaan berkas dari berurutan menjadi serentak, jangka waktu pemutusan perkara menadi maksimal 3 bulan dari sebelumnya 6 bulan.

(12)

Pembaruan Lain yang Terkait dengan Kemudahan

Berusaha (2)

7. SK KMA No. 214 Tahun 2014 tentang Jangka Waktu Penanganan perkara di Mahkamah Agung

Memotong jangka waktu penanganan perkara menjadi hanya 250 hari atau 8 bulan terhitung dari perkara masuk sampai dengan keluar dari Mahkamah Agung.

8. SEMA No. 6 Tahun 2014 tentang Penanganan Bantuan Panggilan/ Pemberitahuan

Memanfaatkan teknologi informasi untuk delegasi panggilan/ pemberitahuan (service civil process), sistem sistem informasi dalam pengiriman, dan monitoring bantuan panggilan.

9. SEMA No. 1 Tahun 2014 tentang Dokumen Elektronik yang memberlakukan sistem e-filing bagi perkara kasasi / PK.

10. SK KMA No. 178/KMA/SK/XII/2015 yang memberlakukan sistem secure printing untuk mengganti proses

yang ada menjadi proses otomatis sehingga mengehmat puluhan hingga ratusan jam kerja penggandaan dan otentikasi berkas.

11. Sistem Informasi Penelurusan Perkara (SIPP) di seluruh 4 lingkungan peradilan di Indonesia yang

memungkinkan semua orang dapat mengakses informasi tentang perkembangan penanganan perkara, penundaan persidangan, serta amar putusan secara online.

12. Platform database putusan nasional yang menampilkan hasil putusan yang dapat ditelusuri berdasarkan

(13)

Sistem Informasi Perkara

(14)

SISTEM INFORMASI PELACAKAN PERKARA

Pengadilan Tingkat Pertama dan Banding

SIPP Pengadilan Tingkat Pertama SIPP Pengadilan Banding Executive Information System Pelacakan untuk Akses Publik

Sinkronisasi ke Database Putusan

Template Putusan untuk Percepatan Minutasi

Template untuk Berita Acara Persidangan memastikan tersimpannya semua BA Lain-lain

Server Pusat Mahkamah Agung

(15)

Inisiatif Pembaruan Kebijakan dalam Penguatan Sistem

Kemudahan Berusaha (1)

1. Sosialisasi dan Koordinasi

• Sosialisasi Kemudahan Berusaha bagi Aparatur Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan

Pengadilan Negeri Surabaya

• Koordinasi Kemajuan Implementasi Kemudahan Berusaha

• Peningkatan efektivitas SEMA Nomor 2/2016

• Sosialisasi SEMA 2/2016 tentang Peningkatan Efektivitas Proses Kepailitan dan PKPU • Peninjauan SEMA Nomor 2/2016 tentang Penyelesaian Perkara Sederhana.

2. Pengembangan Sistem & Kebijakan

• Pengembangan dan Implementasi Kebijakan Sistem E-Filing, E-Summon dan E-Payment

• Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Proses Pengurusan dan Pemberesan pada

Pengadilan Niaga bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM meningkatkan sistem

pelaporan Kurator dan Pengurus.

• Penyempurnaan Kebijakan Promosi-Mutasi Hakim Niaga

(16)

Inisiatif Pembaruan Kebijakan dalam Penguatan

Sistem Kemudahan Berusaha (2)

3. Studi dan Pengembangan Kebijakan

• Kertas kerja Penyempurnaan Sistem Eksekusi Sengketa Perdata pada

Pengadilan

• Kertas Kerja Pengembangan Kewenangan Pengadilan Niaga

• Termasuk Draft RUU Pengadilan Niaga

4. Pendidikan dan Peningkatan Kapasitas Aparatur

• Peningkatan sertifikasi dan kapasitas Hakim Niaga

• Finalisasi Handbook Hakim Pengawas.

(17)

PARAMETER EODB 2017 SIMULASI APABILA PEMBARUAN JANGKA PENDEK TERPENUHI SIMULASI APABILA PEMBARUAN TAHAP 2 TERPENUHI

Quality of Judicial Proses Index (1-18)

Struktur Peradilan dan Hukum Acara (0-5) -> [3] Manajemen Perkara (0-6) [2] Otomasi Pengadilan (0-4) [0.5] ADR (0-3) [2,5] Total [8]

Struktur Peradilan dan Hukum Acara (0-5) [3] Manajemen Perkara (0-6) [3] Otomasi Pengadilan (0-4) [1] ADR (0-3) [2,5] Total [9.5]

Struktur Peradilan dan Hukum Acara (0-5) [4] Manajemen Perkara (0-6) [4] Otomasi Pengadilan (0-4) [4] ADR (0-3) [2,5] Total [13.5]

Time (days) 471 hari 91 91

Cost (% of Claim of IDR 80 million)

115,7 % 26.32 % 26.32 %

Skor Ease of Enforcing Contract

38.5 71.65 81.84

Ranking Enforcing Contract

166 dari 190 negara 24 dari 190 negara 3 dari 190 negara

Tahap 2 :

Struktur Peradilan :

Perluasan Kewenangan Pengadilan Niaga

Manajemen Perkara :

Sistem Manajemen Perkara bagi Advokat

Otomasi :

E Filing, E Summon, E Payment

Tahap 1 :

Struktur Peradilan :

Manajemen Perkara : Klarifikasi tentang

Sistem Manajemen Perkara bagi Hakim

Otomasi :

1. Klarifikasi ttg Database Putusan PN & PT

2. Biaya & Waktu :Klarifikasi Total Hari dan Biaya sesuai dengan scenario EODB

(18)

Catatan (1)

Biaya Penegakan Kontrak

Kalkulasi Biaya Gugatan Total (asumsi sengketa adalah senilai Rp.80

juta)

Tahun Lalu Estimasi Saat ini

Biaya Advokat 90% dari total Gugatan 15% dari Total Gugatan

Biaya Pendaftaran Perkara 3.1% dari total Gugatan 1,28% dari Total Gugatan

Biaya Eksekusi 25% dari total Gugatan 10.4% dari Total Gugatan

(19)

Catatan (2)

Waktu Penegakan Kontrak (sesuai skenario)

Survey Tahun Lalu Estimasi Saat ini

Fase Penerimaan Gugatan & Pemanggilan

60 hari 5 hari (Perma 2/2015)

Sidang dan Putusan 220 hari 25 hari (Perma 2/2015)

Pelaksanaan Putusan 180 hari • Permohonan aanmaning : 18 hari • Waktu Tunggu aanmaning : 8 hari • Permohonan Sita Eksekusi : 9-14 hari • Permohonan Eksekusi lelang : 6 hari • Pelaksanaan Lelang pada Kantor Lelang : 10 hari

Total Hari: 51 hari

(20)

• Catatan:

• Ekspektasi capaian mengasumsikan bahwa langkah perbaikan telah terlaksana dengan

efektif di lapangan sebagaimana dikonfirmasikan oleh responden Doing Business di

Indonesia dan memenuhi syarat untuk dicatat oleh Tim Doing Business

• Simulasi peringkat Ease of Enforcing Contracts merupakan angka perkiraan dengan

asumsi bahwa pembaruan tersebut telah terselenggara selama masa periode survei

Doing Business 2017 (Juni 2015 – Juni 2016).

Oleh karenanya, posisi hasil simulasi merupakan perkiraan kedudukan Indonesia pada

laporan Doing Business 2017 yang lalu dan bukan perkiraan kedudukan Indonesia di

laporan Doing Business yang akan datang. Hal ini disebabkan peringkat suatu negara

dalam Laporan Doing Business mengindikasikan kedudukan relatif negara tersebut

diantara 190 perekonomian yang disurvei. Dengan demikian, setiap tahunnya kedudukan

suatu negara rentan bergerak naik atau turun bergantung pada laju reformasi dan

keberhasilan pemerintah negara lain dalam melakukan peningkatan kemudahan berusaha

di negara mereka

(21)

Resolving Insolvency

Indikator Skor 2017 Simulasi apabila Perbaikan

Jangka Pendek Terpenuhi

Recovery Rate (sen/ 1 USD) 29.9 50

(target perbaikan recovery rate setelah proses perbaikan

struktural terpenuhi) Rerata Waktu Penyelesaian Kepailitan 2.0 0.816 tahun

(sesuai skenario-295 hari) Biaya Penyelesaian Kepailitan (% dari budel) 22 15

(asumsi penurunan biaya kepailitan pasca perbaikan)

Hasil Penjualan (0 sebagai penjualan per-aset dan 1 sebagai penjualan unit usaha aktif)

0 1

Indeks Kekuatan Kerangka Insolvensi 9,5 12.5

Penambahan Pasca Perbaikan 3 aspek , Penunjukan Kurator/

Keterbukaan Informasi dan jangka waktu)

(22)

Yang Dapat Dilakukan oleh Pengadilan Negeri

Surabaya sebagai Responden

• Menyiapkan diri untuk uji coba E-Filing dan E-Summon yang akan

dikoordinasikan oleh Mahkamah Agung dalam waktu dekat

• Menyediakan mesin Electronic Data Capture (EDC) Bank pada loket

pendaftaran perkara

• Apabila memungkinan Bekerjasama dengan Bank untuk membuat

mekanisme pembayaran uang perkara melalui virtual payment,

sehingga pembayaran uang perkara bisa dilakukan melalui transfer

bank/ ataupun pembayaran elektronik lainnya.

(23)

• Referensi tentang Survei Kemudahan berusaha

http://eodb.ekon.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Penyetoran biaya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Kas Negara dan pengadministrasiannya dilakukan secara tertib, penyetorannya sesuai dengan Pasal 3 PP.No,53 Tahun

04 Masyarakat Penerima Layanan Hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara 8640 Jam Layanan Output Program 01 Putusan Perkara Pada Pengadilan Tingkat Pertama dan Banding Tepat Waktu

Penanganan Perkara Pidana; Penanganan Perkara Perdata pada Tingkat Pertama, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali; Pembuktian dalam Perkara Perdata; Analisis

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa menurut (Herry, 2015) diantaranya 1) Persepsi siswa terhadap pelajaran, 2) Kondisi fisik dan psikis siswa, 3)

Program yang diusung oleh tim KKN-T Desa Sumbung diantaranya yaitu pemasangan plastik pelindung droplet atau screen guard untuk toko atau warung di sekitar Desa

a) Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra satelit Pleiades 1A, citra satelit SPOT6, DEM Astrium Terra SAR-X, data titik koordinat GCP dan ICP

Menyampaikan bukti setor pembayaran iuran tetap dan iuran produksi (royalti) sampai dengan tahun terakhir dan rekomendasi hasil evaluasi teknis dan

[r]