BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, karakteristik subjek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian, dan cara pengumpulan datanya, indicator keberhasilan, teknik analisis data dan validitas data.
3.1 Setting dan Karakteristik subjek penelitian
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai dua hal pokok, yakni setting penelitian dan karakteristik penelitan.
3.1.1 Setting Penelitian
Setting penelitian ini akan membantu bagaimana cara kita melaksanakan penelitian tersebut, dalam setting penelitian ini akan dibahas tentang waktu penelitian dan tempat penelitian.
3.1.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan januari sampai april 2015. Bulan januari-februari peneliti mulai mengadakan persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian dan instrumennya. Pada bulan april awal peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I. Pada bulan april pertengahan peneliti melakukan tindakan kelas siklus II. Setelah itu bulan mei awal peneliti mulai membuat hasil penelitian.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian Januari Februa ri
Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Proposal PTK Siklus I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Siklus II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan
Penelitian dilakukan pada bulan januari sampai april semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, peneliti mengambil mata pelajaran IPS pokok bahasan perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dan masalah sosial sesuai dengan SK dan KD yang bertepatan dengan alokasi waktu semester 2 yang disesuaikan dengan program semester (promes) yang terdapat di SD Negeri PLUMBON 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
3.1.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dikelas 4 SD Negeri PLUMBON 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Penelitian yang dilakukan pada mata pelajaran IPS semester 2 dengan pokok bahasan perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dan masalah sosial.
Sedangkan alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan, sekolah tersebut mudah dijangkau peneliti peneliti pernah bertugas disekolah tersebut, relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneliti.
3.1.2Karakteristik Subjek Penelitian.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas 4 SD Negeri PLUMBON 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa sebanyak 19 siswa terdiri dari 7 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
Latar belakang subjek penelitian juga dapat dilihat dari lingkungan dan orang tua. Sebagian besar siswa yang bersekolah di SD Negeri PLUMBON 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tersebut adalah anak petani dan pendidikan orang tuanya hanya tamat SD, sehingga pola asuh mereka sangat kurang. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas banyak siswa yang jarang mengerjakan pekerjaan rumah karena orang tua kurang dalam membimbing anaknya belajar dirumah. Sehungga tidak dipungkiri siswa tidak belajar dirumah selain belajar disekolah. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Karakteristik siswa kelas 4 juga berbeda-beda. Darisegi kognitif, menurut penuturan guru kelas 4 tercatat siswa yang taraf kognitifnya tergolong baik dan kurang seimbang. Jadi peningkatan proses pembelajaran yang berkualitas masih perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.
3.2 Variabel Penelitian
Ada tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu 1 variabel bebas atau independen dan 2 variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (X)
Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode picture and picture. Model pembelajaran picture and picture pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat menjawab persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisik, maupun social.
b. Variabel terikat (Y)
Merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar IPS. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang disengaja melalui proses belajar dengan usaha yang maksimal untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah diketahui melalui evaluasi pembelajaran. Perubahan tersebut dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan motivasi adalah rangsangan atau dorongan yang muncul pada dalam diri manusia untuk bekerjasama secara optimaluntuk mencapai tujuan.
3.3 Prosedur Penelitian
Rencana tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral dengan siklus yang berisi tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi menurut Arikunto 2009:16. Gambar 3.1 Prosedur PTK Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan Refleksi
?
Pelaksanaan Perencanaan Siklus II Pelaksanaan Refleksi3.3.1 Siklus 1
a. Perencanaan
Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi serta wawancara dengan guru kelas 4 maupun kepala sekolah. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode picture and picture pada materi Perkembangan Teknologi produksi,komunikasi, transportasi dan Masalah Sosial.
b. Tindakan/Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus I dan II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Dalam setiap kali pertemuan siklus pertama dan suklus kedua akan dilaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan apersepsi, yaitu mengajak siswa bernyanyi mengenai materi yang akan dibahas dan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang akan disampaikan.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Menjelaskan materi pelajaran melalui pengamatan terhadap gambar
4) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
5) Guru membagi siswa kedalam beberapakelompok
6) Guru membimbing siswa pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok
7) Guru memanggil atau menunjuk siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
8) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
9) Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
10)Kesimpulan atau rangkuman 11)Revisi.
c. Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas 5) dengan mengamati kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi. Observasi pada penelitian ini
dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan metode picture and picture.
d. Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahapan implementasi / tindakan dan observer selesai.semua data yang diperoleh akan akan dipaparkan baik data evaluasi siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
3.3.2 Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan pokok bahasan masalah sosial dengan menerapkan metode picture and picture.
2) Menyiapkan metode pembelajaran picture and picture dengan materi masalah sosial.
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung
4) Menyiapkan evaluasi dengan pokok bahasan masalah sosial b. Tindakan/Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan. Dalam setiap kali pertemuan siklus pertama dan siklus kedua akan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yangakan dicapai
2) Melakukan apersepsi, yaitu mengajak siswa bernyanyi mengenai materi yang akan dibahas dan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang akan disampaikan.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Menjelaskan materi pelajaran melalui pengamatan terhadap gambar
5) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
7) Guru membimbing siswa pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok 8) Guru memanggil atau menunjuk siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
9) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 10)Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep
atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 11)Kesimpulan atau rangkuman
12)Melakukan evaluasi. c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas 5) dengan mengamati kegiatan pembelajaran kegiatan guru dan siswa sebelum, selama dan sesudah proses tindakan siklus II dengan lembar observasi.
d. Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan tes. Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahapan implementasi / tindakan dan observer selesai.semua data yang diperoleh akan akan dipaparkan baik data evaluasi siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi siklus II diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan, ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri PLUMBON 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
3.4 Jenis Data Dan Cara Pengumpulan
Data dan cara pengumpulan data sangat penting dilakukan dalam penelitian, karena dengan adanya data kita bisa mengetahui apa saja yang kita rencanakan dalam penelitian. Pada bagian ini akan dibahas dua hal pokok, yakni jenis data dan pengumpulan data. Untuk lebih rinci akan dipaparkan dibawah ini :
3.4.1 jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Data kualitatif yaitu hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan metode picture and picture yang dilakukan guru.
2) Data kuantitatif hasil belajar siswa kelas 4 melalui tes tertulis pada setiap akhir pertemuan pra siklus, siklus I dan siklus II.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasi belajar siswa kelas 4 SD Negeri PLUMBON 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dalam mata pelajaran IPS setelah memperoleh tindakan :
3.4.2.1 Observasi
Poerwanto (Heri Jauhari, 2010:48) mengatakan observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan dikelas 4 SD Negeri PLUMBON 1 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang oleh peneliti. Dalam penelitian ini dapat dilihat dilampiran.
3.4.2.2.Dokumentasi
Berdasarkan Sukmadinata (2005), studi documenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen-dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama siswa, nomor induk, nilai hasil ulangan siswa kelas 4 SD khususnya pada mata pelajaran IPS semester 2 tahun 2014/2015.
3.4.2.3 Tes
Menurut sudjana (2009:35) tes adalah sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (ter tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa.
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) oleh peneliti, dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal tes yang sesuai materi.
3.4.2.4. Angket
Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap motivasi belajar subjek, dirancang berdasarkan aspek-aspek. Enam aspek ini termuat dalam item pertanyaan 18 positif dan 18 negatif.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS
No. Indikator Motivasi Belajar
Nomor Pernyataan Positif Nomor Pernyataan Negatif 1. Adanya hasrat dan keinginan
berhasil.
1,3,6 2,4,5
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
9,11,12 7,8,10
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
13,14,15 16,17,18
4. Adanya penghargaan dalam belajar.
19,21,23 20,22,24
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
28,29,30 25,26,27
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
31,33,34 32,35,36
Tabel 3.3
Skor Butir Pernyataan Dalam Skala Likert
Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju 4 4 Setuju 3 3 Tidak Setuju 2 2
Tabel 3.4
Kategori Motivasi Belajar IPS Jarak Interval = Skor maksimal – Skor minimal
Jumlah kelas interval Jarak Interval = 144 − 36
4 =
108 4 = 27
No. Skor Kategori Motivasi
Belajar
1. Lebih dari 116 Sangat Tinggi
2. 90 sampai 116 Tinggi
3. 63 sampai 89 Rendah
4. 36 sampai 62 Sangat Rendah
3.4.3 Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas 4 SD dalam mata pelajaran IPS kelas 4 di SD Negeri Plumbon 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan menggunakan metode picture and picture adalah :
a. Lembar Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam domain objek yang diamati. Dengan menggunakan metode ini, data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penggunaan metode picture and picture serta perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode picture and picture.
Tabel 3.4
Kisi-kisi pengembangan instrumen penilaian pembelajaran melalui metode picture and picture.
Aspek Indikator No Item
Kegiatan awal
1. Memberikan salam dilanjutkan berdoa 2. Mengkondisikan kelas
3. Mengabsen kehadiran siswa
4. Menyiapkan alat peraga, alat bantu serta buku pelajaran yang akan digunakan 5. Melakukan apersepsi 1 2 3 4 5 Kegiatan inti
1. Menjelaskan materi teknologi produksi
2. Menunjukkan dan menjelaskan gambar-gambar pembagian kelompok 3. Memberi arahan kepada siswa apa yang akan dikerjakan.
4. Membagikan LKS
5. Mengamati jenis-jenis teknologi
6. Mengurutkan gambar teknologi produksi sesuai dengan alat peraga 7. Menunjuk siswa secara bergantian untuk memasangka/mengurutkan
gambar
8. Meminta siswa yang belum mengerti untuk bertanya 9. Membuat rangkuman
10.Membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kegiatan akhir 1. Melakukan refleksi 2. Memberikan evaluasi 3. Melakukan pemantapan 4. Melakukan tindak lanjut
1 2 3 4
Tabel 3.5
Kategori Lembar Observasi
Implementasi Model Pembelajaran Picture and Picture Jarak Interval = Skor maksimal – Skor minimal
Jumlah kelas interval
Jarak Interval = 76 − 19 4 =
57 4= 14
Skor Kategori
Lebih dari 61 Sangat baik
48 sampai 61 Baik
34 sampai 47 Cukup
b. Soal Tes
Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan setelah pembelajaran. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 3.3. dibawah ini:
Tabel 3.6
Kisi-kisi soal evaluasi IPS Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator No item Ju mlah item Mengenal sumber daya alam kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten/kot a dan provinsi Siklus I Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakanny a Siklus II Mengenal permasalahan sosial daerahnya. 1.Membandingkan persamaan dan perbedaan jenis-jenis teknologi produksi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini 1,2 ,3,4,5,6 ,7, 7 2.Membandingkan persamaan dan perbedaan jenis-jenis teknologi produksi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini 8,9 ,10,11, 12,13,1 4, 7 3. Membandingkan persamaan dan perbedaan jenis-jenis teknologi produksi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini 15, 16,17,1 8,19,20 6 4. Mendefinisikan pengertian masalah sosial yang terjadi didaerahnya.
1,2 ,3,4,5,6 ,7
7
5. Mengenali ciri-ciri masalah sosial
8,9 ,10,11, 12,13,1 4 7 6. Menentukan jenis masalah sosial dilingkungan setempat. 15, 16,17,1 8,19,20 6 Jumlah 40
c. Lembar Angket
Lembar angket dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berisi beberapa butir pernyataan dengan menggunakan Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor untuk butir pernyataan yang sifatnya positif yaitu sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif yaitu sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak setuju (4). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak menyusun butir-butir instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
3.5 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan metode picture and picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD. Dalam penelitian ini peneliti mempunyai indikator sebagai berikut :
1. Indikator yang dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan dengan perolehan nilai formatif 62 atau lebih (sesuai KKM) dengan ketuntasan klasikal 90% dari jumlah siswa.
Untuk menghitung prosentase belajar digunakan rumus sebagai berikut:
𝐏 =
∑ 𝐒𝐢𝐬𝐰𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐮𝐧𝐭𝐚𝐬 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫∑𝐒𝐢𝐬𝐰𝐚 x 100%
Keterangan:
P : Prosentase ketuntasan belajar ∑ : Jumlah siswa
2. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan motivasi belajar siswa adalah :
No. Skor Kategori Minat Belajar
1. Lebih dari 116 Sangat Tinggi
2. 90 sampai 116 Tinggi
3. 63 sampai 89 Rendah
4. 36 sampai 62 Sangat Rendah
Skor motivasi siswa memperoleh nilai minimal (90 – 116) 90 % dari angket motivasi belajar dan siswa termotivasi dalam pembelajaran sehingga siswa diharapkan dapat memahami materi yang diajarkan.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi.
3.6.1 Analisis Data Lembar Observasi
Data hasil observasi dalam penelitian ini berupa hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran picture and picture. Observasi dilaksanakan oleh observer selama pembelajaran siklus I dan siklus II berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengukur apakah guru mampu melaksanakan pembelajaran picture and picture dengan baik.
Lembar observasi implementasi metode picture and picture pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Plumbon 01 terdiri dari 19 pernyataan yang dibagi dalam 3 tahap pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dalam lembar observasi, observer mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan guru dan harus melingkari salah satu dari 4 angka yang terdapat dalam setiap pernyataan. Angka 1 jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori kurang, angka 2 jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori cukup, angka 3 jika dilakukan guru dalam kategori baik, dan angka 4 jika dilakukan guru dalam kategori sangat baik. Setelah pernyataan diisi semua, akan dihitung jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh guru serta rata-ratanya. Peneliti membuat 4 kategori untuk menyimpulkan skor total yang diperoleh dari aktivitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran picture and picture yaitu kurang, cukup, baik, dan sangat baik dengan rentang interval skor pada setiap kategori sebagai berikut:
Jarak Interval = Skor maksimal – Skor minimal Jumlah kelas interval Jarak Interval = 76 − 19
4 = 57
4= 14
Berdasarkan hasil perhitungan interval di atas, maka kategori untuk rentang skor adalah sebagai berikut:
Kurang = 19 sampai 33
Cukup = 34 sampai 47
Baik = 48 sampai 61
Sangat baik = lebih dari 61
Dari jumlah skor yang diperoleh dari observasi yang dilakukan observer, kemudian disimpulkan apakah guru dapat melaksanakan penerapan metode pembelajaran picture and picture dengan kategori kurang, cukup, baik, atau sangat baik. Peneliti menetapkan bahwa guru dikatakan berhasil menerapkan metode pembelajaran picture and picture jika dalam kategori baik atau sangat baik dengan melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran picture and pivture dan tidak ada catatan dari observer.
3.6.2 Analisis Data Lembar Angket Motivasi
Setiap peserta didik mengisi lembar angket motivasi belajar IPS yang dibagikan guru. Dalam lembar angket tersebut terdapat 36 penyataan yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam setiap pernyataan terdapat 4 pilihan yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju. Tugas peserta didik adalah mengisi salah satu dari 4 pilihan jawaban tersebut dengan memberikan tanda centang (√). Perhitungan skor yang dilakukan dengan memberikan skor 1, 2, 3, atau 4 berdasarkan pernyataan positif dan negatif yang dijawab oleh peserta didik. Untuk pernyataan positif, skor 1 jika menjawab sangat tidak setuju, skor 2 jika menjawab tidak setuju, skor 3 jika menjawab setuju, skor 4 jika menjawab sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pernyataan negatif berlaku
kebalikannya, skor 1 jika menjawab sangat setuju, skor 2 jika menjawab setuju, skor 3 jika menjawab tidak setuju, skor 4 jika menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya hasil jawaban peserta didik dijumlahkan untuk disimpulkan dalam kategori motivasi belajar IPS yang telah ditentukan oleh peneliti. Ada 4 kategori motivasi belajar yaitu rendah, sangat rendah, tinggi, sangat tinggi dengan rentang interval skor pada setiap kategori sebagai berikut:
Jarak Interval = Skor maksimal – Skor minimal Jumlah kelas interval Jarak Interval = 144 − 36
4 =
108 4 = 27
Berdasarkan hasil perhitungan interval di atas, maka kategori untuk motivasi belajar IPS peserta didik kelas IV SDN 01 Plumbon adalah sebagai berikut: Sangat rendah = 36 sampai 62
Rendah = 63 sampai 89 Tinggi = 90 sampai 116 Sangat tinggi = lebih dari 116
Dari hasil perhitungan di atas akan dapat disimpulkan kategori motivasi belajar IPS setiap peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil jika 90% dari jumlah seluruh peserta didik meliliki kategori motivasi belajar IPS tinggi dan sangat tinggi.
3.6.3 Analisis Data Butir Soal Tes
Data mengenai hasil belajar IPS peserta didik diperoleh dari tes tertulis siklus I, dan siklus II. Ter tertulis berupa soal pilihan ganda. 20 soal untuk siklus I, dan 20 soal untuk siklus II. Skor yang diperoleh adalah 1 jika peserta didik menjawab butir soal dengan jawaban benar dan 0 jika peserta didik menjawab butir soal dengan jawaban salah. Untuk menentukan nilai peserta didik dilakukan penjumlahan seluruh jawaban benar yang berhasil dijawab oleh peserta didik dengan rumus sebagai berikut:
Nilai = Jumlah jawaban benar Jumlah soal x 100
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, maka akan diperoleh nilai setiap peserta didik. Peneliti menetapkan ketentuan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil jika 100% dari jumlah peserta didik kelas IV SDN
Plumbon 01 mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan KKM (KKM=62) dalam mata pelajaran IPS.
3.7Uji Validitas
Validitas instrumen digunakan untuk mengukur suatu instrumen tertentu valid atau tidak. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2009:188) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,4. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,4 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid.
Validitas instrumen yang berupa butir soal dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan butir soal sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Untuk mendapatkan data yang akan dimasukkan untuk mengukur validitas melalui program SPSS 16,0.
Untuk mengetahui soal yang diuji itu valid atau tidak dengan melihat hasil output dari pengolahan data tersebut yaitu dilihat dari corrected item-total correlation. Berdasarkan hasil soal uji validitas siklus I dan siklus II yang masing-masing berjumlah 25 soal didapatkan bahwa antara siklus I dan siklus II jumlah soal yang valid sama-sama berjumlah 20 soal sedangkan yang tidak valid siklus I berjumlah 5 soal dan siklus II berjumlah 5 soal dengan kriteria tabel rendah 0,457 Perinciannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Uji Validitas Soal No Siklus Kriteria No. Soal
1 I Valid 1,2,4,5,6,7,9,10,11,12,13,14,15,17,19,20,22,23 ,24,25 Tidak valid 7,9,11,14,16 2 II Valid 2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,16,17,18,20,21,23 ,24,25 Tidak valid 4,13,14,16,24 3.8Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009:190) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,809.
Butir item soal tersebut dengan syarat bahwa untuk setiap jawaban yang benar diberi skor 1, sedangkan untuk setiap butir yang salah diberi skor 0. Apabila diperoleh koefisien tes lebih besar dari 0,809 maka hasil belajar siswa dapat dikatakan dengan reliabilitas tinggi, sebaliknya jika diperoleh koefisien tes kurang dari 0,809 maka hasil belajar siswa dapat dikatakan reliabilitas rendah.
Untuk menghitung koefisisen reliabilitas menggunakan spss 16.0 dengan langkah-langkah sama seperti uji validitas. Bedasarkan uji reliabilitas yang telah diolah menggunakan spss 16.0 dapat dilihat dari output cronbach`s alpha dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas No Keterangan Nilai hitung r
1 Siklus I 0,908
2 Siklus II 0,897
3.9Tingkat Kesulitan Instrumen
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reabilitas juga harus mempertimbangkan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Menurut Sudjana (1989:137) cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal.
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal.
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
I=
𝐵
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soaal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai tersebut:
a. 0,0 – 0,30 = soal kategori sukar. b. O,31 – 0,70 = soal kategori sedang. c. 0,71 – 0,100 = soal kategori mudah.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
Hasil analisis didapatkan pada 25 soal pada siklus 1 yang telah diuji didapatkan: Tabel 3.7
Uji Tingkat Kesulitan
No Keterangan Jumlah soal
1 Sukar 2
2 Sedang 14
3 Mudah 9
Pada siklus II taraf kesukaran soal dari 25 soal didapatkan :
No Keterangan Jumlah soal
1 Sukar 3
2 Sedang 11