• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN DAERAH UNGGULAN PENGHASIL KOMODITAS MANGGA GEDONG GINCU (Mangifera Indica L) DI PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN DAERAH UNGGULAN PENGHASIL KOMODITAS MANGGA GEDONG GINCU (Mangifera Indica L) DI PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

44 PENENTUAN DAERAH UNGGULAN PENGHASIL KOMODITAS MANGGA

GEDONG GINCU (Mangifera Indica L) DI PROVINSI JAWA BARAT DETERMINATION OF PRODUCING LEADING AREAS OF GEDONG GINCU

MANGO COMMODITIES (Mangifera Indica L) IN WEST JAVA PROVINCE

SUHAENI

Dosen Tetap Program Studi Agribisnis Universitas Singaperbangsa Karawang e-mail: suhaeni@faperta.unsika.ac.id

ABSTRACT

The objective of this research was to find the leading regions of gedong gincu mangoes’ producers in West Java Province. The type of data used was primary and secondary data. Primary data was collected through questionnaires from respondents. Secondary data was obtained from the Agriculture Service of West Java Province, the Central Bureau of Statistics and other related agencies. The analysis was done by using Local Quotient (LQ) analysis. The results showed that Majalengka Regency had the highest position of gedong mango producer among the other gedong gincu mango centers in West Java Province. The LQ value of Majalengka Regency is 2,979 (LQ> 1), the highest among other gedong gincu mango centers. The value of LQ> 1 is called the base sector, meaning that the mango gedong gincu commodity in Majalengka Regency has a comparative advantage, the results can not only meet the needs in Majalengka Regency but also can be exported outside the Majalengka region.

Key words: mango gedong gincu, superior area, location quotient (LQ)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daerah unggulan penghasil komoditas mangga gedong gincu di Provinsi Jawa Barat. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dari responden. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik dan dinas terkait lainnya. Analisis yang digunakan adalah analisis Local Quotient (LQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka memiliki posisi penghasil mangga gedong gincu tertinggi diantara Kabupaten sentra mangga gedong gincu lainnya di Provinsi Jawa Barat. Nilai LQ yang dimiliki Kabupaten Majalengka sebesar 2,979 (LQ>1) paling tinggi diantara kabupaten sentra mangga gedong gincu lainnya. Nilai LQ>1 disebut sebagai sektor basis, artinya komoditi mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah Kabupaten Majalengka tetapi juga dapat diekspor keluar wilayah Majalengka.

(2)

45 PENDAHULUAN

Mangga (Mangifera indica L) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting yang berperan sebagai sumber vitamin dan mineral, sumber pendapatan dan lapangan kerja serta salah satu penghasil devisa bagi negara. Mangga di Indonesia mempunyai peluang untuk mengisi pasar luar negeri. Mangga dari Indonesia memiliki kekhasan tersendiri, khususnya jenis mangga gedong gincu. Pangsa pasar utama komoditas ini adalah negara-negara Timur-Tengah, Asia Timur dan Eropa Barat (Ditjen Hortikultura, 2013a).

Sentra mangga di Indonesia yang sudah dikenal selama ini yaitu Jawa Timur (Kabupaten Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Magetan, dan Sampang), Jawa Tengah (Kabupaten Sragen, Blora, Rembang dan Pemalang) dan Jawa Barat (Kabupaten Cirebon, Majalengka, Indramayu, Sumedang dan Kuningan) (Ditjen Hortikultura, 2013b). Provinsi Jawa Barat memberikan kontribusi untuk komoditas mangga di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 344.205 ton sedangkan produksi mangga di Indonesia sebesar 2.376.339 ton atau setara dengan 14,48% kontribusi produksi mangga Jawa Barat terhadap Nasional (BPS, 2013b). Data tersebut menunjukkan kontribusi Jawa Barat cukup tinggi dalam memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan komoditas mangga di Indonesia. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa barat (2012) menyatakan bahwa sentra produksi mangga di Provinsi Jawa Barat tersebar di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Majalengka, Indramayu dan Cirebon dengan empat jenis mangga utama yaitu Arumanis, Gedong, Dermayu dan Golek.

Mangga gedong gincu (Mangifera indica L) merupakan salah satu jenis mangga gedong yang memiliki nilai jual yang tinggi. Komoditas ini diharapkan sebagai sumber pendapatan dan sumber gizi masyarakat, terutama sebagai sumber vitamin A dan C. Daerah sentra komoditas mangga gedong gincu di Provinsi Jawa Barat tersebar di lima Kabupaten, yaitu Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Pengembangan usahatani mangga gedong gincu di Provinsi Jawa Barat dapat menunjang

program ketahanan pangan dan agribisnis (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provisnsi Jawa Barat, 2012)

Keadaan iklim dan tanah serta letak geografis Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Kuningan sangat sesuai untuk tanaman mangga gedong gincu, sehingga tanaman mangga gedong gincu tumbuh dan berbuah sangat baik dengan aroma dan cita rasa yang khas. Pada saat ini mangga gedong gincu secara kualitas memiliki peluang pasar yang sangat menjanjikan bahkan dilihat dari segi pendapatan petani mangga gedong gincu sangat menunjang perekonomian Masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, analisis penetuan daerah unggulan penghasil komoditas mangga gedong gincu di provinsi Jawa Barat diperlukan agar dapat menentukan daerah mana yang sangat berpotensi dan unggul dalam mengembangan komoditas mangga gedong gincu di Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian, daerah terpilih tersebut mampu mengembangkan dan menjadikan komoditas mangga gedong gincu sebagai ciri khas komoditas unggulan di daerah tersebut. Selain itu, bisa meningkatkan kesejahteraan petani mangga gedong gincu dan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan nasional.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dari responden. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik dan dinas terkait lainnya. Penelitian ini dilakukan di Provisni Jawa Barat, tepatnya di lima Kabupaten penghasil komoditas Mangga Gedong Gincu. Sampel ditentukan dengan cara purposive sampling. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya tentang penelitian komoditas unggulan, analisis yang digunakan adalah analisis Local Quotient (LQ). Data yang digunakan adalah data jumlah produksi komoditas mangga secara makro dan komoditas mangga gedong gincu di tingkat kabupaten dan tingkat provinsi. Sesuai dengan pendapat Hendayana (2003), analisis LQ dapat ditentukan dengan penggunaan data produksi komoditi selama 5

(3)

46 (lima) tahun untuk tingkat kabupaten dan

tingkat provinsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Produksi Mangga di Provinsi Jawa Barat Tanaman mangga secara umum tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat. Jumlah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat terdapat 17 kabupaten dan 9 kota (BPS, 2013b). Produksi mangga tertinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir

(2008-2012) adalah Kabupaten Indramayu yaitu sebesar 4.343.741 kuintal. Urutan ke dua adalah Kabupaten Cirebon sebesar 2.290.901 kuintal. Kabupaten Majalengka menduduki peringkat ketiga penghasil mangga secara makro sebesar 2.016.292 kuintal. Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Sumedang menduduki urutan ke empat dan kelima masing masing berjumlah 1.435.591 kuintal dan 1.306.038 kuintal (Tabel 1).

Tabel 1. Produksi Komoditi Mangga di Provisnsi Jawa Barat

Kabupaten / Kota Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah --- Kuintal --- Bogor 20.047 19.011 16.514 136.558 39.380 231.510 Sukabumi 222.564 418.578 26.593 77.695 62.054 807.484 Cianjur 67.859 93.920 15.181 125.576 81.126 383.662 Bandung 15.837 17.122 7.912 26.971 33.507 101.349 Garut 269.518 260.851 137.792 197.638 175.281 1.041.080 Tasikmalalaya 27.954 37.658 8.255 46.581 45.539 165.987 Ciamis 368.982 58.913 12.873 28.984 50.475 520.227 Kuningan 447.391 90.472 55.281 448.682 393.765 1.435.591 Cirebon 609.229 370.545 130.776 559.818 620.533 2.290.901 Majalengka 452.235 481.727 164.310 432.807 485.213 2.016.292 Sumedang 225.642 403.270 175.344 211.698 290.084 1.306.038 Indramayu 1.537.999 1.131.837 358.269 630.577 685.059 4.343.741 Subang 314.616 297.180 82.758 267.920 159.705 1.122.179 Purwakarta 18.673 19.122 21.177 16.420 23.425 98.817 Karawang 33.587 150.124 69.308 194.511 138.066 585.596 Bekasi 43.519 63.365 38.832 68.457 31.028 245.201 Bandung Barat 2.640 22.729 12.005 24.927 64.073 126.374 Kota Bogor - 1.474 1.367 1.991 832 5.664 Kota Sukabumi 3.125 1.952 1.654 1.550 1.252 9.533 Kota Bogor 727 254 2.552 29.157 9.876 42.566 Kota Cirebon 27.943 7.288 7.399 4.369 17.341 64.340 Kota Bekasi 931 2.420 6.916 8.833 7.584 26.684 Kota Depok 2.842 2.691 7.341 5.363 8.502 26.739 Kota Cimahi 422 570 9.315 13.684 2.205 26.196 Kota Tasik 2.497 20.045 416 1.684 5.129 29.771 Kota Banjar 31.586 8.495 902 9.417 11.012 61.412 Jumlah 4.748.365 3.981.613 1.371.042 3.571.868 3.442.046 17.114.934 Sumber: BPS (2013b)

2. Produksi Mangga Gedong Gincu di Provinsi Jawa Barat

Produksi mangga gedong gincu di Provinsi Jawa Barat tersebar di wilayah sentra mangga yaitu Kabupaten Indramayu, Kabuapaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Sumedang. Produksi mangga gedong gincu

tertinggi selama kurun waktu lima tahun (2008-2012) adalah Kabupaten Majalengka sebesar 731.270 kuintal. Posisi kedua adalah Kabupaten Cirebon dengan jumlah produksi mangga gedong gincu sebesar 572.725 kuintal. Kabupaten Indramayu sebesar 477.812 kuintal berada pada posisi ketiga penghasil mangga gedong gincu di Provinsi

(4)

47 Jawa Barat. Posisi keempat dan kelima adalah

Kabupaten Kuningan sebesar 157.915 kuintal dan Kabupaten Kuningan sebanyak 143.664 kuintal (Tabel 2).

Mangga gedong gincu sebagian besar terdapat di Provinsi Jawa Barat bagian timur. Komoditi ini menjadi pilihan hidup masyarakat di provinsi Jawa Barat khususnya

bagian timur. Di Kabupaten/Kota lain di provinsi Jawa Barat jumlahnya hanya sedikit dan bahkan tidak ada sama sekali. Data mangga gedong gincu di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat hanya tersebar di 5 wilayah sentra, yaitu Kabupaten Majalengka, Cirebon, Idramayu, Kuningan dna Sumedang.

Tabel 2. Produksi Mangga Gedong Gincu di Provinsi Jawa Barat

Kabupaten / Kota Tahun Jumlah

2008 2009 2010 2011 2012 ---Kuintal--- Bogor - - - - Sukabumi - - - - Cianjur - - - - Bandung - - - - Garut - - - - Tasikmalalaya - - - - Ciamis - - - - Kuningan 49.213 9.952 6.081 49.355 43.314 157.915 Cirebon 152.307 92.636 32.694 139.955 155.133 572.725 Majalengka 135.670 163.130 69.010 176.810 186.650 731.270 Sumedang 24.821 44.360 19.288 23.287 31.909 143.664 Indramayu 169.180 124.502 39.410 69.363 75.356 477.812 Subang - - - - Purwakarta - - - - Karawang - - - - Bekasi - - - - Bandung Barat - - - - Kota Bogor - - - - Kota Sukabumi - - - - Kota Bogor - - - - Kota Cirebon - - - - Kota Bekasi - - - - Kota Depok - - - - Kota Cimahi - - - - Kota Tasik - - - - Kota Banjar - - - - Jumlah 531.191 434.580 166.482 458.770 492.363 2.083.386

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, 2012.

3. Analisis Location Quotient (LQ)

Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) menunjukkan terdapat 2 Kabupaten

yang memiliki nilai LQ >1 yaitu Kabupaten Majalengka (2,979) dan Kabupaten Cirebon (2,054) (Tabel 4.9).

(5)

48 Tabel 3. Hasil Perhitungan Local Quotient Potensi Kabupaten Majalengka Sebagai Sentra

Produksi Mangga Gedong Gincu di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2012

Kabupaten/ Kota Produksi Mangga Gedong Gincu Produksi

Mangga pi/pt Pi/Pt LQ

Kri

teria Keterangan ---Kuintal---

Bogor 0 231.510 0,000 0,014 0,000 < 1 Sektor non basis Sukabumi 0 807.484 0,000 0,047 0,000 < 1 Sektor non basis Cianjur 0 383.662 0,000 0,022 0,000 < 1 Sektor non basis Bandung 0 101.349 0,000 0,006 0,000 < 1 Sektor non basis Garut 0 1.041.080 0,000 0,061 0,000 < 1 Sektor non basis Tasikmalalaya 0 165.987 0,000 0,010 0,000 < 1 Sektor non basis Ciamis 0 520.227 0,000 0,030 0,000 < 1 Sektor non basis Kuningan 157.915 1.435.591 0,076 0,084 0,904 < 1 Sektor non basis Cirebon 572.725 2.290.901 0,275 0,134 2,054 > 1 Sektor basis Majalengka 731.270 2.016.292 0,351 0,118 2,979 > 1 Sektor basis Sumedang 143.664 1.306.038 0,069 0,076 0,904 < 1 Sektor non basis Indramayu 477.812 4.343.741 0,229 0,254 0,904 < 1 Sektor non basis Subang 0 1.122.179 0,000 0,066 0,000 < 1 Sektor non basis Purwakarta 0 98.817 0,000 0,006 0,000 < 1 Sektor non basis Karawang 0 585.596 0,000 0,034 0,000 < 1 Sektor non basis Bekasi 0 245.201 0,000 0,014 0,000 < 1 Sektor non basis Bandung Barat 0 126.374 0,000 0,007 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Bogor 0 5.664 0,000 0,000 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Sukabumi 0 9.533 0,000 0,001 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Bogor 0 42.566 0,000 0,002 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Cirebon 0 64.340 0,000 0,004 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Bekasi 0 26.684 0,000 0,002 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Depok 0 26.739 0,000 0,002 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Cimahi 0 26.196 0,000 0,002 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Tasik 0 29.771 0,000 0,002 0,000 < 1 Sektor non basis Kota Banjar 0 61.412 0,000 0,004 0,000 < 1 Sektor non basis

Jumlah 2.083.386 17.114.934

Sumber : Data Primer, diolah.

Menurut Hendayana (2003), jika nilai LQ>1 disebut sebagai sektor basis, artinya komoditas mangga gedong gincu di suatu daerah memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di daerah bersangkutan, tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. Nilai LQ<1 disebut sektor non-basis, artinya komoditas mangga gedong gincu di wilayah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri hingga diperlukan pasokan dari luar. Kabupaten yang memiliki Nilai LQ<1 adalah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Kuningan. Sementara Kabupaten di luar lima kabupaten tersebut

tidak terdapat data produksi mangga gedong gincu sehingga dianggap Kabupaten tersebut masih memerlukan pasokan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan data produksi mangga secara makro di provinsi Jawa Barat 5 Tahun terakhir (Tabel 1), Kabupaten Majalengka berada diposisi ketiga setelah Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon, berdasarkan perhitungan analisis LQ ternyata Kabupaten Majalengka memiliki nilai LQ tertinggi, hal tersebut disebabkan Produksi mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka 36% nya adalah varietas jenis mangga gedong gincu, sementara di

(6)

49 Kabupaten Indramayu meskipun penghasil

mangga terbesar di Provinsi Jawa barat tetapi hanya 11% saja produksi mangga gedong gincunya, varietas yang mendominasi adalah varietas jenis mangga dermayu (cengkir) sebesar 50%. Nilai LQ Kabupaten Cirebon di bawah nilai LQ Kabupaten Majalengka dikarenakan produksi jenis varietas mangga gedong gincu kalah dibandingkan produksi mangga gedong gincu dari Kabupaten Majalengka.

Potensi Kabupaten Majalengka berdasarkan perhitungan LQ mendapatkan nilai LQ sebesar 2.979, nilai ini menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka berada pada posisi tertinggi diantara kabupaten sentra mangga gedong gincu lainnya. Nilai LQ>1 disebut sebagai sektor basis, artinya mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak hanya memenuhi kebutuhan di wilayah sendiri tetapi juga dapat di ekspor ke luar wilayah.

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya produksi mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka: 1) Jumlah Pohon

Menurut Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka (2012), areal penanaman buah mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2011 luasnya mencapai 3.210 ha atau meliputi 30,6% dari luas lahan mangga secara keseluruhan di Kabupaten Majalengka. Pohon jenis mangga gedong gincu cukup mendominasi dibandingkan pohon mangga jenis lain yaitu sekitar 48,38%. Mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka tersebar di 5 kecamatan yaitu kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Kertajati, Ligung dan Jatitujuh. Berdasarkan jumlah pohon mangga gedong gincu, maka jumlah pohon mangga gedong gincu yang paling banyak secara berurutan adalah Kertajati (119.904 pohon), Panyingkiran (90.600 pohon), Majalengka (58.656 pohon), Jatitujuh (35.232 pohon) dan Ligung (16.650 pohon) ( Tabel 4) Tabel 4. Jumlah Pohon Mangga Gedong Gincu di Tiap Kecamatan Sentra Kabupaten

Majalengka Tahun 2011

No Kecamatan Gedong Gincu (Pohon)

Mangga Lainnya (Arumanis, Cengkir, Kidang, dll) Jumlah Keseluruhan (Pohon) --- pohon --- 1 Majalengka 58.656 63.544 122.200 2 Panyingkiran 90.600 90.600 181.200 3 Kertajati 119.904 129.866 249.770 4 Ligung 16.650 20.350 37.000 5 Jatitujuh 35.232 38.168 73.400 Jumlah 321.042 342.528 663.570

Sumber: Diperta Kabupaten Majalengka (diolah, 2012)

2). Potensi Pengembangan

Tanaman mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka yang diusahakan oleh perkebunan rakyat sesungguhnya memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar untuk dikembangkan dimasa mendatang, hal

tersebut dikarenakan terdapat potensi areal untuk pengembangan tanaman mangga gedong gincu yang cukup luas meliputi 910 Ha dari luas wilayah administrasi 5.597 Ha dan luas tanam mangga 4.687 Ha (Tabel 5).

(7)

50 Tabel 5. Potensi Pengembangan Tanaman Mangga Gedong Gincu di Sentra Produksi

Kecamatan Desa Luas Wilayah

Administrasi

Luas Tanam

Mangga Luas Potensi Pengembangan ---Ha--- Majalengka Sidamukti 642 567 75 Babakanjawa 700 625 75 Panyingkiran Pasirmuncang 363 293 70 Cijurey 226 191 35 Jatiserang 237 207 30 Panyingkiran 242 167 75 Kertajati Mekarjaya 325 225 100 Sukamulya 750 675 75 Kertasari 700 600 100 Pasir ipis 675 525 150 Ligung Ampel 285 210 75

Jatitujuh Pangkalan pari 452 402 50

Jumlah 5.597 4.687 910

Sumber: Diperta Kabupaten Majalengka (diolah, 2012)

3). Tingkat Produksi dan Perkembangan Produksi Tanaman Buah Mangga Gedong Gincu

Produksi mangga gedong gincu di kabupaten Majalengka dalam kurun waktu lima tahun terakhir paling tinggi pada tahan 2009 yaitu sebesar 16.313,08 Ha. Mangga varietas arumanis memiliki produksi tertinggi pada tahun 2008 dan 2009, akan tetapi pada tahun berikutnya kalah oleh produksi mangga gedong gincu (Tabel 6), hal ini dikarenakan mulai berproduksinya tanaman mangga gedong gincu yang telah ditanam dan petani mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka mulai serius untuk mengembangkan mangga gedong gincu. Pada

Tahun 2010, secara keseluruhan produksi mangga mengalami penurunan hal tersebut diakibat oleh faktor cuaca.

Dewasa ini pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Dinas Pertaniannya sedang menggalakan upaya lebih mengintensifkan penanaman varietas gedong gincu, mengingat faktor permintaan pasar yang tinggi serta perkembangan tanaman yang dinilai produktif. Berbagai upaya penyuluhan dan bimbingan serta paket bantuan yang telah diberikan kepada petani buah mangga gedong gincu sudah dilakukan dan diharapkan agar gairah untuk lebih mengintensifkan usaha tanaman mangga gedong gincu semakin terpacu.

Tabl 6. Perkembangan Tingkat Produksi Mangga Gedong Gincu Dibandingkan dengan Varites Mangga Lain Tahun 2008-2012

No Jenis Varietas Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 --- Ton --- 1 Gedong Gincu 13.567,25 16.313,08 6.901 17.681 18.665 2 Arumanis 20.350,15 18.643,52 6.244 15.998 16.147 3 Lain-Lain 11.306,12 11.652,20 3.286 8.420 8.688 Jumlah 45.223,52 46.608,80 16.431 42.099 43.500 Sumber: Diperta Kabupaten Majalengka (diolah, 2012)

4). Kondisi Fisik

Kondisi fisik Kabupaten Majalengka terutama di daerah sentra mangga gedung gincu yaitu Kecamatan Majalengka,

Panyingkiran dan Kertajati, Ligung dan Jatitujuh sangat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mangga gedong gincu. Daerah sentra mangga gedong gincu tersebut

(8)

51 memiliki jenis tanah aluvial dan lempung

berdebu dengan pH berkisar antara 5-7. Tekstur tanah liat berpasir dan lempung berdebu. Struktur tanah cukup remah/gembur. Topografi antara 2-15%. Tingkat kesuburan tanah cukup subur sampai dengan subur. Solum tanah 50-200 cm. Ketinggian tempat 100-700 m dpl. Suhu udara rata-rata 30oC dengan RH 70%. Curah hujan rata-rata 2000-2500 m/tahun dan tipe iklim menurut Oldeman adalah tipe iklim C. Kondisi angin yang bertiup cukup kencang sampai dengan kencang. Kesesuaian kondisi lahan dan agroklimat ini menjadikan Kabupaten Majalengka sebagai salah satu sentra mangga gedong gincu di Provinsi Jawa Barat (BPS, 2013a).

5). Sumber Daya Manusia

Masyarakat di Kabupaten Majalengka secara umum sudah mengenal tanaman mangga sejak ratusan tahun yang lalu. Komoditas ini sudah diusahakan secara turun temurun. Petani mangga di Kabupaten Majalengka umumnya memiliki keterampilan dalam budidaya mangga yang diwariskan secara turun temurun dari orang tua mereka. Hasil dari mangga hanya sebagai sampingan saja dimana pemeliharaan pun masih bersifat tradisional bahkan tidak maksimal. Kebun yang dirawat adalah kebun warisan yang merupakan kebun tradisonal yang bercampur dengan tanaman lainnya atau disebut hutan mangga. Seiring dengan waktu yang berkembang, dimana buah mangga terutama mangga gedong gincu semakin digemari juga sudah mulai dikenal dan banyak permintaan yang tiap tahunnya meningkat, dengan alasan tersebut maka para petani sudah mulai membudidayakan dengan baik dan benar dengan bimbingan dari instansi terkait. Terbukti dengan adanya kebun mangga gedong gincu yang teregistrasi, meskipun fakta dilapangan masih saja terdapat beberapa petani yang melakukan budidaya mangga gedong gincu yang tidak maksimal, tapi ini sudah merupakan modal dasar bagi Kabupaten Majalengka untuk terus mengembangkan agribisnis mangga gedong gincu ini.

6). Teknologi

Petani mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka sudah dibantu

teknologi dalam penyiraman dan pengendalian hama. Beberapa petani sudah menggunakan sprayer untuk melakukan penyemprotan dalam pengendalian hama dan peyakit tanaman. Tekonologi yang digunakan dalam pengendalain hama lalat buah, petani sudah mempunyai alat perangkap lalat buah yang bisa digantungkan di tanaman mangga gedong gincu. Alat ini merupakan bantuan yang diberikan oleh Dinas Pertanian setempat. Teknologi yang sudah digunakan dalam peningkatan produksi adalah dengan penyemprotan zat perangsang bunga, sehingga tanaman mangga gedong gincu dapat berproduksi secara maksimal. Pada kebun mangga gedong gincu sedang dilakukan penerapan teknologi “off season” agar tidak bersaing dengan petani mangga pada saat panen raya. Penggunaan ZPT ini harus sesuai dengan anjuran dari Dinas Pertanian.

Dalam rangka peningkatan mutu buah telah disusun Standar Operasional Prsedur (SOP) manga gedong gincu yang sudah difasilitasi oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. Sebagian petani dalam berusahatani mangga gedong gincu sudah sesuai dengan SOP dan sudah berbasis GAP. Adanya teknologi Top Working yaitu teknik penyambungan pohon induk dewasa sebagai batang bawah dengan tunas pucuk/entres dari varietas unggul yang sudah dilepas sesuai selera konsumen, hal ini dimaksudkan usia 3-4 tahun tanaman mangga gedong gincu sudah mulai produksi. Produk buah mangga gedong gincu yang dihasilkan oleh kelompok “Tani Mukti” desa Mekarjaya sudah sesuai dengan prima 3 dan bebas dar OPT lalat buah dan setelah dilakukan pengujian di Laboratorium hasilnya buah mangga gedong gincu tidak mengandung residu pestisida (Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, 2012). KESIMPULAN

Berdasarkan analisis Local Quotient (LQ), potensi Kabupaten Majalengka memiliki posisi penghasil mangga gedong gincu tertinggi diantara Kabupaten sentra mangga gedong gincu lainnya di Provinsi Jawa Barat. Nilai LQ yang dimiliki Kabupaten Majalengka sebesar 2,979 (LQ>1) paling tinggi diantara kabupaten sentra mangga gedong gincu lainnya. Nilai LQ>1 disebut sebagai sektor basis, artinya komoditi

(9)

52 mangga gedong gincu di Kabupaten

Majalengka memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah Kabupaten Majalengka tetapi juga dapat diekspor keluar wilayah Majalengka.

DAFTAR PUSTAKA

BADAN PUSAT STATISTIK. 2013a. Kabupaten Majalengka dalam angka 2013. BPS Kabupaten Majalengka. BADAN PUSAT STATISTIKA. 2013b.

Statistik Indonesia 2013. BPS Republik Indonesia. Jakarta.

DINAS PERTANIAN TANAMAN

PANGAN PROVINSI JAWA BARAT. 2012. Majalengka Penghasil Mangga Gedong Gincu Terbesar. Dinas pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAJALENGKA. 2012. Buku Laporan Tahunan. Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka.

DIREKTORAT JENDERAL

HORTIKULTURA. 2013a. Tanaman Buah di Indonesia Periode 2011-2013. Kementrian Pertanian. Jakarta.

DIREKTORAT JENDERAL

HORTIKULTURA. 2013b. Nilai Impor dan Ekspor Buah Tahun 2012. Kementrian Pertanian. Jakarta.

HENDAYANA, R. 2003. Aplikasi metode Location Quotient (LQ) dalam penentuan komoditas unggulan nasional. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Informatika Pertanian.(12): 1-21

Gambar

Tabel 1. Produksi Komoditi Mangga di Provisnsi Jawa Barat
Tabel 2. Produksi Mangga Gedong Gincu di Provinsi Jawa Barat
Tabl 6.  Perkembangan  Tingkat  Produksi  Mangga  Gedong  Gincu  Dibandingkan  dengan  Varites  Mangga Lain Tahun 2008-2012

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menujukan bahwa secara simultan variabel bebas dalam konsep Relationship Marketing (Pemasaran Hubungan) yang meliputi Variabel Keuntungan Bersama,

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MA NW

Pemasangan spanduk, baliho dan pembagian brosur sudah dilakukan hampir semua perguruan tinggi swasta yang ada dengan desain yang menarik.. Namun dalam perkembangan saat

Hal ini akan menimbul- kan ketidakseimbangan dalam busana yang dipakai oleh pengantin, sehingga unsur tra- disional yang mestinya diangkat menjadi lenyap tertutupi oleh unsur

Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan oleh peneliti maka kelas X IIS 2 menjadi pilihan peneliti untuk melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Jika tujuan komiter tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang berkesinambungan, dalam rangka penggunaan sumber daya komputer perusahaan maka komite

Getah pohon pisang yang merupakan obat tradisional yang dapat menyembuhkan luka luar yang sudah di kemas dalam bentuk obat tetes, sehingga mempermudah masyarakat

Penelitian ini dilaksanakan di Makassar dengan metode sosiolegal research, penulis memperoleh data dengan melakukan beberapa wawancara dengan narasumber dari Lembaga