UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
· · · · · 1.
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Indonesia Farma Tbk, disingkat dengan PT. Indofarma (Persero) Tbk dan selanjutnya disebut “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No. 1 tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan akta No. 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya dari Notaris Sutjipto, SH. Akta pendirian ini telah disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-2122.HT.01.01.TH.96 tanggal 13 Pebruari 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 43 tanggal 28 Mei 1996, Tambahan No. 4886. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 81 tanggal 23 Juni 2008 dari Notaris Imas Fatimah, SH untuk disesuaikan dengan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-59223.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 05 September 2008. Pada awalnya, Perusahaan merupakan sebuah pabrik obat yang didirikan pada tahun 1918 dengan nama Pabrik Obat Manggarai. Pada tahun 1950, Pabrik Obat Manggarai ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kesehatan. Pada tahun 1979, nama pabrik obat ini diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 20 tahun 1981, Pemerintah menetapkan Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). Selanjutnya pada tahun 1996, status badan hukum Perum Indofarma diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan PP No. 34 tahun 1995.Pada tahun 2001, Perusahaan menjadi perusahaan terbuka sebagaimana dijelaskan dalam poin "b".
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan pendirian Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang farmasi, diagnostik, alat kesehatan, serta industri produk makanan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
Memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi serta bahan kimia termasuk agrokimia, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah;
Memproduksi obat jadi seperti obat-obatan esensial, obat generik, obat nama dagang, obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan, diagnostik, kontrasepsi serta produk makanan baik yang ada hubungannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan maupun yang bersifat umum termasuk untuk hewan, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah; Memproduksi pengemasan maupun bahan pengemas, mesin dan peralatan serta sarana pendukung lainnya, baik yang terkait dengan industri farmasi maupun industri lainnya;
Pemasaran, perdagangan dan distribusi dari produk di atas, baik hasil produksi maupun hasil produksi pihak ketiga, termasuk barang umum, baik di dalam maupun di luar negeri, serta kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha Perusahaan;
Jasa baik yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha Perusahaan maupun jasa pemeliharaan kesehatan pada umumnya termasuk jasa konsultasi kesehatan.
UMUM (Lanjutan)
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Komisaris Utama (merangkap Komisaris Independen) : Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH
Komisaris : Drs. Mochammad Ichsani, MM
Komisaris : Dr. H.Chalik Masulili, MSc
Komisaris : Dr. Nizar Yamanie Sp.S(K)
Komisaris : Drs. Marzuki Abdulah Apt, MBA
Direktur Utama : Djakfarudin Junus
Direktur Keuangan dan SDM : John Guntar Sebayang
Direktur Operasi dan Pengembangan : Bambang Solihin Irianto
Direktur Riset dan Pemasaran : Elfiano Rizaldi
Direktur Produksi : Kosasih
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian 1.
Kantor dan lokasi pabrik Perusahaan terletak di jalan Indofarma No.1, Cibitung, Bekasi. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial tahun 1983. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke Myanmar, Singapura, Irak, Afganistan dan lain-lain.
Pada tanggal 30 Maret 2001, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-660/PM/2001, untuk melakukan Penawaran umum saham sebanyak 596.875.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp.100 per saham. Pada tanggal 17 April 2001 Saham tersebut telah dicatat pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 30 September 2011 ; 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 , jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia masing-masing sebanyak 3.099.267.500 saham.
Berdasarkan RUPS pada tanggal 9 Juni 2011 susunan komisaris dan direksi pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut:
Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebanyak 1.634 dan 1.352 orang.
2. a.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan Pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Depkeu RI No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten/ Perusahaan Publik.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) b. Prinsip Konsolidasi
c. Penggunaan Estimasi
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Kurs konversi yang digunakan pada tanggal 30 September 2011 , 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 adalah sebagai berikut:
1 USD Amerika 1 USD Singapore 1 Euro
1 GBP
Transaksi Hubungan Istimewa
1.
2. 3. 2.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
d.
Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun bersangkutan.
30 September 2011 1 Januari 2010
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk
keuntungan/kerugian belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk
mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Selisih lebih antara biaya perolehan atas nilai wajar aset dan kewajiban anak perusahaan di amortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun.
Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas pada anak perusahaan disajikan sebagai "Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan" di dalam neraca konsolidasian.
11.956,06 13.509,69 13.764,33 15.114,27 8.823,00 9.400,00 6.796,35 6.698,52 e.
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No.7 mengenai "Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Pihak -pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara mengendalikan,atau dikendalikan oleh, atau
berada di bawah pengendalian bersama dengan perusahaan (termasuk holding
company,subsidiaries, dan fellow sudsidiaries). Perusahaan asosiasi;
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor;
31 Desember 2010 8.991,00 6.980,61 11.955,79 13.893,80
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan)
4.
5.
6.
Kas dan setara kas
Aset Keuangan
a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi g.
2. e.
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang -orang tersebut; dan
Transaksi signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan harga dan syarat transaksi usaha normal maupun tidak, disajikan pada laporan keuangan konsolidasian dan diungkapkan dalam catatan terkait.
f.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, simpanan giro dan simpanan berjangka di bank yang jatuh temponya tidak lebih dari tiga bulan dari tanggal neraca dan tidak berstatus dijaminkan kepada pihak ketiga serta tidak dibatasi penggunaannya
Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori: 1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, 2) pinjaman yang diberikan dan piutang,
3) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan 4) aset keuangan tersedia untuk dijual.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Kategori ini terdiri dari dua sub kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/ (kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
Perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Hal ini juga mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh dewan komisaris, direksi atu pemegang saham utama dari perusahaan pelapor, dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) Aset Keuangan (lanjutan)
a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
b.Piutang dan Pinjaman
-2.
yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilai dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk mengurangi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan, opsi nilai wajar digunakan untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tertentu yang di-lindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, pinjaman yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured instrument termasuk derivatif melekat.
Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui sebagai “Keuntungan bersih atas perubahan nilai wajar instrument
Piutang dan pinjaman adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
g.
- aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perusahaan pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55, opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan - penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul, atau
- aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar, atau
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) Aset Keuangan (lanjutan)
b.Piutang dan Pinjaman (lanjutan)
1) Tunggakan pembayaran melebihi 120 hari; 2) Kesulitan keuangan signifikan pihak customer;
3) Terdapat keumungkinan bahwa pihak Customer dinyatakan pailit
c. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
-d. Aset keuangan tersedia untuk dijual 2.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai ‘Pendapatan bunga’.
Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai ’Pendapatan bunga’. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan sebagai ’Cadangan Kerugian Penurunan Nilai’.
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) Aset Keuangan (lanjutan)
d. Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)
h. Kewajiban keuangan
a. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 2.
g.
Perusahaan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan dikeluarkan ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi.
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.
Entitas menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (regular). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam neraca sebagai "Aset yang dijaminkan", jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai
“Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika Perusahaan pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55, instrumen hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) h. Kewajiban keuangan (Lanjutan)
a. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
b. Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Penentuan Nilai Wajar
Penghentian Pengakuan 2.
Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca. Termasuk di dalamnya adalah nilai pasar dari IDMA (Interdealer Market Association) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pelaporan neraca.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Nilai wajar dari kewajiban kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan sesuai dengan nilai tercatatnya.
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan rugi laba diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrument keuangan.
Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) h. Kewajiban keuangan (Lanjutan)
Reklasifikasi Aset Keuangan
1)
2)
3)
Klasifikasi atas Instrumen Keuangan
Saling Hapus Aset Keuangan
Pinjaman yang diterima 2.
Agunan (saham dan obligasi) yang diserahkan oleh Bank di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksisecurities lending and borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena Bank secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi. Hal ini juga berlaku untuk transaksisecuritisation tertentu dimana Bank masih memiliki sebagian dari risiko.
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
terjadi setelah Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Perusahaan telah memperoleh pelunasan
terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.
Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang
mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan
Aset dan kewajiban keuangan saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) h. Kewajiban keuangan (Lanjutan)
Sewa Guna Usaha
Persediaan
Aset tetap
Bangunan dan prasarana
Instalasi, mesin, peralatan dan perlengkapan pabrik Kendaraan, perlengkapan dan peralatan kantor 2.
Tarif
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima.
i.
Sewa di mana sebagian besar dari risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap di tangan lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari pihak yang menyewakan) dibebankan pada laporan laba rugi berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa.
Kelompok sewa aktiva tertentu, pabrik, dan peralatan dimana kelompok telah secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa Keuangan dikapitalisasi pada awal masa sewa lebih rendah dari nilai wajar aset sewaan dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Setiap pembayaran angsuran dialokasi sebagai pelunasan hutang dan keuangan sedemikian rupa sehingga mencapai tingkat yang konstan atas saldo pembiayaan. Kewajiban sewa, setelah dikurangi beban pembiayaan, termasuk dalam hutang jangka panjang lainnya. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban untuk setiap periode. Properti, pabrik, dan peralatan yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama lebih pendek antara umur biasa aset dan masa sewa.
j.
Persediaan bahan baku, penolong dan pengemas dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dengan metode FIFO (First In First Out) dengan mempertimbangkan expired date.
Penyisihan penurunan nilai sediaan ditentukan berdasarkan hasil penelahaan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun. Nilai persediaan yang rusak atau kadaluwarsa dan tidak dapat dijual, dibebankan pada tahun berjalan, dan dicatat dalam "Cadangan penyisihan penurunan nilai persediaan". k.
Dengan penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) "Aset Tetap" yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008 memperbolehkan entitas untuk memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan harus diterapkan secara konsisten terhadap semua Aset tetap dalam kelompok yang sama. Saat ini Perusahaan menggunakan model harga perolehan.
Penyusutan 5% 12,50% 25% - 50%
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. aset tetap, kecuali bangunan dan prasarana, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun, sedangkan bangunan dan prasarana disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan tarif penyusutan sebagai berikut:
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) Aset tetap (Lanjutan)
l. Aset Takberwujud
Beban ditangguhkan Hak atas tanah
Merek Dagang.
Biaya Emisi Saham
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Beban Bunga dan Keuangan 2.
k.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual netto dan nilai pakai.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kerja dikapitalisasi. aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Pos-pos yang yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam asset tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam asset lancar , investasi/penyertaan maupuan asset tak berujud, seperti : Biaya ditanggunhkan; dimasukkan dalam kelompok Aset takberwujud.
Biaya biaya tertentu seperti biaya legal, biaya notaris dan lainnya sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Merek dagang disajikan sebesar biaya perolehan dan diamortisasi selama 5 tahun dengan menggunakan metode garis lurus.
m.
Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang atas hasil penerimaan penawaran umum saham Perusahaan, dan disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
n.
Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (FOB Shipping Point). Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya.
o.
Beban pinjaman meliputi bunga dan provisi atas pinjaman bank dibebankan dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN )
Manfaat Karyawan
Program Opsi Saham Karyawan
Pajak Penghasilan 2.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Tarif yang dipergunakan adalah 25% untuk tahun 2011 dan 2010.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasian, kecuali Aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian Aset dan kewajiban pajak kini.
p.
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kontribusi perusahaan dan karyawan masing-masing sebesar 11% dan 2% dihitung dari penghasilan dasar pensiun per bulan karyawan. Beban kontribusi Perusahaan dibukukan sebagai beban tahun berjalan.
Perusahaan dan anak perusahaan menghitung kewajiban imbalan karyawan pasca-kerja dengan menggunakan perhitungan aktuaria berdasarkan laporan aktuaria independen. Perhitungan aktuaria tersebut menggunakan metode“Projected Unit of Credit”. Laba atau rugi aktuaria yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuaria yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui sebagai pendapatan atau beban selama sisa rata-rata masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa masa lalu diamortisasi selama sisa masa kerja masing-masing karyawan. Selain itu, biaya jasa masa kini dibebankan langsung ke operasional tahun berjalan.
Manfaat pekerja atas pemutusan hubungan kerja diakui sebagai kewajiban dan beban pada saat terjadi. q.
Perusahaan menyelenggarakan program opsi saham untuk karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan. Nilai wajar opsi ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model penentuan harga opsi. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting.
r.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku, yaitu 25% .
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer dan rugi fiskal yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ( LANJUTAN ) s. Laba Bersih per Saham
t. Informasi Segmen.
-2.
Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang Asing
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa bersifat dilutive.
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa ( baik produk ata jasa individu maupun kelompok produk atau jasa terkait ) dan komponon itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan ( wilayah ) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan ( wilayah ) ekonomi lain.
Risiko Perekonomian
Sampai saat ini, ketergantungan industri farmasi Indonesia pada bahan baku impor masih sangat besar. Karena itu, fluktuasi nilai tukar mata uang asing sangat berpengaruh kepada nilai pembelian bahan baku yang pada akhirnya harga pokok penjualan menjadi tinggi.
Indofarma mengurangi risiko ini dengan mencari pemasok yang memungkinkan Perseroan mendapat harga yang lebih baik, serta mengupayakan menggunakan kontrak dengan menetapkan kurs yang disepakati. Langkah antisipatif lainnya adalah mengupayakan kontrak jangka panjang pembelian bahan baku tertentu yang harganya sangat fluktuatif, termasuk amoxicillin.
Guna memitigasi risiko ini, Indofarma terus melakukan upaya untuk meningkatkan penjualan ke pasar reguler yang menjanjikan permintaan yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil.
3. MANAJEMEN RISIKO
Kebijakan Manajemen Risiko adalah pedoman yang terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan dan mengembangkan alternatif penanganan risiko, serta dalam memantau dan mengandalkan penerapan penanganan risiko. Tujuan Manajemen Risiko adalah untuk meningkatkan jaminan pencapaian target perusahaan.
Risiko External
Bisnis Indofarma di pasar institusi sangat dipengaruhi oleh besarnya belanja pemerintah di bidang kesehatan. Sedangkan bisnis Indofarma di pasar non institusi (reguler) secara langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat sehingga inflasi memiliki dampak kepada pertumbuhan penjualan. Sebagai perusahaan farmasi dengan produk utama obat generik berlogo (OGB), Indofarma beroperasi pada bisnis yang berisiko cukup tinggi. Secara ringkas, risiko yang dihadapi Perseroan dan langkah-langkah mitigasinya adalah sebagai berikut :
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (LANJUTAN)
-Domisili Aktivitas Utama
Jakarta Distribusi dan Perdagangan Farmasi
4.
Risiko Likuiditas
Perusahaan memiliki saham anak perusahaan yaitu: ANAK PERUSAHAAN
Besarnya proporsi penjualan kepada Pemerintah yang biasanya terjadi menjelang akhir tahun, sementara proses produksi harus dilakukan sejak awal, menyebabkan terjadinya risiko temporer kekurangan likuiditas.
Risiko gagal bayar (bad debt) oleh pelanggan akan sangat mempengaruhi arus kas Perseroan. Untuk memitigasi risiko ini dilakukan pengaturan term of payment yang sangat ketat serta upaya penagihan yang intensif kepada pelanggan.
30 September 2011 dan 31 Desember 2010
Anak Perusahaan Persentase
Kepemilikan
PT Indofarma Global 99,99917%
Medika
Anak Perusahaan tersebut mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 4 Januari 2000 .Total aset anak perusahaan per 30 September 2011 sebesar Rp 632.138.911.683
Guna mengatasi masalah ini, pada 2010 Indofarma berupaya mempertahankan komitmen pinjaman modal kerja kepada Bank Mandiri. Pada 2009, Perseroan telah menandatangani komitmen pinjaman modal kerja tersebut dengan menjaminkan lebih dari 50% aset. Di masa yang akan datang, Perseroan masih harus mendanai kebutuhan modal kerjanya dengan fasilitas bank.
Dengan pengelolaan rantai pasok yang lebih baik, Perseroan berhasil meningkatkan efisiensi mengelola modal kerja sehingga menekan biaya bunga.
Risiko Kredit
Harga Obat Generik Berlogo (OGB) di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dengan cara menetapkan Harga Neto Apotik (HNA, harga di tingkat apotik) yang berlaku untuk seluruh produsen OGB. Untuk memitigasi risiko ini, Indofarma terus berupaya menyeimbangkan portofolio penjualan produknya dengan, antara lain meluncurkan sejumlah produk Obat dengan Nama Dagang (OND), termasuk obat-obat non-resep dokter (OTC).
Risiko Internal
Risiko Harga Obat Generik 3.
Akun ini terdiri dari:
Kas
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
: 30 Sept 2011,
US$ 6,661.93 : 31 Desember 2010 dan
US$ 419.79 : 1 Januari 2010 Sub jumlah Kas
Bank
Simpanan Giro
Rekening Rupiah
Bank Mandiri (Persero) Tbk PT BPTN
PT Bank Central Asia Tbk Bank Pembangunan Daerah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Bukopin
PT Bank Danamon Tbk PT Bank Syariah Mandiri
Sub jumlah rekening rupiah Rekening Dollar AS
Bank Mandiri
: 30 Sept 2011 US$ 412.315,32 : 31 Desember 2010 US$ 93.280,57 : 1 Januari 2010
Sub Jumlah bank
Simpanan Berjangka
Rekening Rupiah Bank Mandiri Bank Mega Bank UOB Buana Bank Bukopin
Jumlah deposito Jumlah
Suku bunga rata - rata simpanan berjangka 1.786.742,02
USD
5. KAS DAN SETARA KAS
59.897.374 3.946.011 24.904,13 USD 2.021.852.398 733.390.310 219.729.140 1.640.905.727 2.081.749.772 737.336.321 1.421.176.587
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
15.198.035.072 15.897.474.047 62.387.906.193 588.240.806 27.027.616.438 -1.889.314.411 4.472.457.204 45.529.931 798.888.830 8.717.557.251 15.120.919.501 194.823.274 1.881.005.849 1.228.995.253 254.968.372 253.579.251 240.329.633 85.767.987 15.038.098.667 237.379.348 757.391.361 793.569.563 -19.767.430.113 74.081.358.270 79.261.059.859 15.764.424.772 - 3.707.127.039 - 876.837.358 35.531.854.885 77.788.485.309 80.137.897.217 16.047.675.000 10.000.000.000 15.000.000.000 - 30.000.000.000 41.047.675.000 30.000.000.000 37.172.760.612 120.917.910.081 110.875.233.538 5,75 % - 7,50% p.a
Perusahaan tidak memiliki simpanan giro dan berjangka pada bank yang memiliki hubungan istimewa kepada perusahaan.
PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut: PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) PT. Sawah Besar
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. PT MENSA Bina Sukses
Bendahara Pengguna RSUP Dr Cipto M Bendahara Pengguna RS. Kanker Dharmais. PT Barito Budi Pharmindo
RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Dinkes Kab Bengkulu Utara PT Enseval Putera Megatrading Tbk.
Ditjen Bina Kefarmasian & Alkes Kemenkes RI. CV. Kabilla Inter Medika
Dinkes Konawe
Dinkes Kab Parigi Moutong. PT Mega Utama Medica PT. Tri Buana Husada Lestari. Dinkes Kab. Ogan Ilir. Dinkes Kab Berau.
PT Parazelsus Indonesia (Tahun 2011&2010 dibawah 1 miliar)
PT Antrama (Tahun 2011 dan 2010 dibawah 1 miliar)
PT Sang Naga Berlian (Tahun 2011 dan 2010 dibawah 1 miliar) PT Aji Agung Langgeng Pribadi (Tahun 2011 dan 2010 dibawah 1 miliar)
Dinas kesehatan DATI II Bone (Tahun 2011 dan 2010 dibawah 1 miliar)
APT SAE (Tahun 2011 dan 2010 dibawah 1 miliar)
Dinkes Kab. Luwu Utara Dinkes Kab. Pinrang Dinkes Kab. Gowa Dinkes Kab Bone RSUD Dr Slamet Dinkes Kab Kupang BP RS Dadi Makasar PT Madison Utama Jumlah dipindahkan : 8.843.359.878 158.551.200.440 73.586.769.582 76.230.680.744 1.321.244.861 - 7.454.312.910 -82.747.290.317 3.018.216.540 1.513.226.170 1.417.087.629 1.408.816.079 1.395.783.199 -6.
Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan:
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
36.354.723.393 32.387.743.151 7.687.520.029 4.391.424.345 10.895.959.200 49.094.443.431 1.372.210.295 - -5.315.924.907 2.258.612.254 3.391.707.000 -2.814.286.294 2.814.286.294 2.814.286.294 2.094.557.090 2.098.758.050 1.888.399.989 1.041.381.438 1.295.823.453 1.184.577.449 1.051.860.204 - 4.397.084.974 - 2.649.129.601 - 1.763.202.287 - 1.682.603.021 - 1.681.954.546 - 1.399.990.865 2.034.966.921 - 1.172.065.707 1.433.817.355 - -2.229.355.008 -1.990.480.665 - 1.469.181.667 - -1.014.911.297 - -1.019.638.322 - -1.062.446.387
-PIUTANG USAHA ( Lanjutan )
Jumlah Pindahan : Dinkes Kab Karang Asem Dinkes Kab Selayar Dinkes Kab Wajo Dinkes Serdang Bedagai Dinas kesehatan Kab Batu Bara Din Kes Kab Pesisir Selatam Dinkes Kab. Musi Rawas Din Kes Kab Kerinci DinKes Bak Malinau RSUD Dr Kariadi ( APBN ) Dinkes Kota Binjai Dinkes Kota Sungaipenuh Dinkes Kab Cilacap RSUD Natuna DinKes Tana Toraja RSUD Jayapura
Dinkes Kab Tapanuli Selatan Dinkes Pekalongan
Dinkes Kab Bengkulu Selatan RSUD Bontang
RSUD Dr Kariadi ( BLU ) Dinkes Kab Lampung Utara RS Paru Dr Ario Wirawan Dinkes Kab Sampang Dinkes Kota Palembang Dinkes Kab Gresik Dinkes Kab Garut Dinkes Kab Banyumas Dinkes Provinsi Riau
PT Mega Utama Medica (2011&2010 di bawah 1 M)
BLU RS. Dr Wahidin Sudiro Husodo Lain-lain dibawah Rp. 1 milyar
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah piutang - bersih
Piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
US$ 157.735.34 : 30 Sept 2011 US$ 159.730,57 : 31 Desember 2010 US$ 224.891,00 : 1 Januari 2010
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah piutang - bersih
2.312.882.298 - -2.680.454.544 - -3.101.092.721 - -3.210.771.908 1.439.242.597 1.145.506.108 - -1.159.569.273 - -1.258.858.938 - -6. 4.970.069.980 - - 1.063.572.511 1.259.236.972 - 158.551.200.440 73.586.769.582 76.230.680.744 1.421.920.529 - -1.128.976.664 -1.860.922.933 - -1.948.812.963 - -2.115.025.000 - -2.164.544.937 -1.414.965.395 - -1.419.141.223 - -1.419.411.200 - -1.084.910.094 - -1.072.419.327 - -4.293.948.836 - -4.348.920.481 - -115.800.612.566 80.504.540.039 120.707.341.874 1.513.601.104 - -1.531.743.479 - -1.550.568.115 - -1.646.369.925 - -1.691.906.412 -3.470.128.232 - -3.953.324.328 - -337.941.059.522 154.091.309.621 198.001.595.129 (27.789.258.733) (26.817.369.066) (25.391.060.571) 310.151.800.789 127.273.940.555 172.610.534.558
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
336.549.360.651 152.655.172.065 195.887.619.729 1.391.698.871 1.436.137.555 2.113.975.400 337.941.059.522 154.091.309.620 198.001.595.129 (27.789.258.733) (26.817.369.066) (25.391.060.571) 310.151.800.789 127.273.940.554 172.610.534.558
PIUTANG USAHA ( Lanjutan )
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penambahan Pemulihan
Saldo akhir
PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: Yayasan Abdi Karya
Piutang atas klaim supplier (2011 di bawah 1 M) Lain-lain ( rincian dibawah Rp. 1 Milyar )
Jumlah
Akumulasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha telah memadai.
PERSEDIAAN
Barang jadi: Obat jadi
Alat kesehatan & diagnostik Lain-lain
sub jumlah barang jadi Barang dalam proses Bahan baku dan pembantu Suku cadang
Jumlah Penyisihan penurunan nilai sediaan
Jumlah Bersih
Saldo awal 1 Januari Penyisihan yang dibentuk Penghapusan/Pemulihan
Jumlah
6.
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
(26.817.369.066) (25.391.060.571) (23.616.755.663) (984.116.367) (2.806.693.821) (1.837.894.440) 12.226.700 1.380.385.326 63.589.532 (27.789.258.733) (26.817.369.066) (25.391.060.571) Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha telah memadai. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki transaksi dengan pihak hubungan istimewa.
7.
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
1.722.426.250 1.722.426.250 1.722.426.250 1.178.858.899 3.609.922.731 2.825.555.193 2.772.801.894 2.408.195.819 4.547.981.443 5.674.087.043 7.740.544.800 (961.070.233) (478.240.959) -3.586.911.210 5.195.846.084 7.740.544.800 8.
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
91.587.768.304 81.010.719.517 80.729.626.980 40.874.882.724 26.125.085.194 21.905.274.763 3.776.329.240 13.043.614.074 4.167.830.405 136.238.980.268 120.179.418.785 106.802.732.148 50.810.060.512 21.433.301.689 21.315.585.208 53.561.865.377 29.880.615.090 25.230.262.218 2.641.341.319 2.641.341.319 2.725.826.622 243.252.247.476 174.134.676.883 156.074.406.196 (17.783.346.875) (14.881.633.479) (14.121.013.048) 225.468.900.601 159.253.043.404 141.953.393.148
Manajemen yakin bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan telah mencukupi kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan. Mutasi penyisihan persediaan adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
14.881.633.479 14.121.013.048 13.333.694.258 5.924.824.934 3.339.256.828 3.432.060.740 (3.023.111.538) (2.578.636.397) (2.644.741.950) 17.783.346.875 14.881.633.479 14.121.013.048
PERSEDIAAN ( Lanjutan )
Rincian mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:
Obat jadi Alat kesehatan
Bahan baku tidak dapat dipakai Work in Proces Anak Perusahaan Obat jadi Alat kesehatan Jumlah Perusahaan Obat jadi Alat kesehatan
Bahan baku tidak dapat dipakai WIP Jumlah dipindahkan Jumlah pindahan Anak Perusahaan Obat jadi Alat kesehatan Jumlah Penurunan Nilai Realisasi Bersih Penurunan Nilai Realisasi Bersih 8. 2.578.636.396 (201.763.850) 2010 Penyisihan Dibentuk 4.558.109.885 2011 Penyisihan Dibentuk 1 Januari Expired Penurunan Nilai Pemusnahan/ Pemulihan 30 September Realisasi Bersih Perusahaan 4.283.285.834 3.086.332.898 - 2.339.846.170 5.029.772.562 - - - - 471.192.104 1.827.381.702 - 196.610.021 2.101.963.785 215.658.753 - - 215.658.753 4.970.136.691 4.913.714.600 - 2.536.456.191 7.347.395.100 6.395.475.244 1.011.110.334 - 486.655.347 6.919.930.231 3.516.021.544 - - - 3.516.021.544 9.911.496.788 1.011.110.334 - 486.655.347 10.435.951.775 14.881.633.479 5.924.824.934 - 3.023.111.538 17.783.346.875 2010 Penyisihan Dibentuk
1 Januari Expired Pemusnahan/ pemulihan 31 Desember
4.040.957.019 1.404.364.118 (201.763.850) 960.271.453 4.283.285.834 - - - - 512.906.386 282.965.388 324.679.670 471.192.104 211.412.273 - 215.658.753 4.246.480 4.558.109.885 1.898.741.779 (201.763.850) 1.284.951.123 4.970.136.691 3.598.160.397 1.211.546.420 - 1.293.685.273 3.516.021.544 5.964.742.766 430.732.478 - 6.395.475.244 1.898.741.779 (201.763.850) 1.284.951.123 4.970.136.691
1 Januari Expired Pemusnahan/ pemulihan 31 Desember
9.562.903.163
1.642.278.898 - 1.293.685.273 9.911.496.788
PERSEDIAAN ( Lanjutan )
Obat jadi Alat kesehatan
Bahan baku tidak dapat dipakai Work in Proces
Anak Perusahaan
Obat jadi Alat kesehatan
Jumlah
PAJAK DIBAYAR DIMUKA
a. Perusahaan PPN
PPN Lebih Bayar Tahun 2011 PPN Lebih Bayar Tahun 2010
Dipindahkan PPh PPh Badan Tahun 2011 PPh Badan Tahun 2009 PPh Badan Tahun 2008 Subjumlah a. 4.144.777.962 2.740.170.333 8. 14.121.013.049 981.846.986 - 30 September 2011 1.769.168.655 2.740.170.333 2.738.899.013 2.375.609.307 - -1.769.168.657 1.769.168.655 1.769.168.655 1.769.168.657 5.964.742.766 969.730.356 512.906.385 582.836.508 - 1.095.742.893 4.246.480 - - - 4.246.480 2.375.609.307 3.598.160.397 405.186.029 - 598.428.776 3.404.917.650 9.562.903.163 405.186.029 - 598.428.776 9.369.660.416 971.001.678 31 Desember 2010 664.720.362 14.444.315.224
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 , persediaan Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Bosowa Periscot, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Tri Pakarta dan PT Bumi Putera Muda Syariah terhadap risiko yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, dan pencurian dengan total pertanggungan asuransi masing-masing sebesar 477,99 Milyar dan Rp252 Milyar. Menurut pendapat Manajemen pertanggungan asuransi telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut.
969.730.356 66.291.586 3.974.665.435 2010 Penyisihan Dibentuk Expired Penurunan Nilai Pemusnahan 30 September Realisasi Bersih 9.
Rincian pajak dibayar dimuka sebagai berikut:
Perusahaan 4.040.957.021 - - 1 Januari 2010 - 4.558.109.886 582.836.508 - 66.291.586 5.074.654.808 5.964.742.766 - - - 1 Januari
PAJAK DIBAYAR DIMUKA ( lanjutan )
b. Anak Perusahaan PPN
PPN lebih bayar Tahun 2007 PPN lebih bayar Tahun 2008 PPN lebih bayar Tahun 2009 PPN lebih bayar Tahun 2010 PPN lebih bayar Tahun 2011
PPh PPh Badan Tahun 2008 PPh Badan Tahun 2009 PPh Badan Tahun 2010 PPh Badan Tahun 2011 Subjumlah b. Jumlah Pajak Dimuka
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Uang muka operasional
Uang muka pembelian Uang muka Pemasaran Uang muka Bank Garansi Sewa gedung dan rumah dinas Provisi
Perlengkapan dan alat tulis Asuransi
Lainnya
Jumlah
9.
Nilai PPh Badan Lebih Bayar anak perusahaan tahun fiskal 2008 sebesar Rp7.646.207.470 merupakan selisih nilai tercatat sebesar Rp14.236.261.928 dengan PPh badan lebih bayar berdasarkan SKPLB Nomor 00040/406/08/051/10 tanggal 14 Mei 2010 nilai PPh Lebih Bayar sebesar Rp6.589.966.521 yang masih dalam proses keberatan.
Nilai PPN Lebih Bayar anak perusahaan tahun fiskal 2007 merupakan nilai pengajuan keberatan berdasarkan Surat Keberatan nomor 2258/DIR/3/2009 tanggal 28 September 2009 yang sampai dengan saat ini masih dalam proses banding.
- 33.947.946.414 34.341.686.224 54.198.218.216 142.245.595.044 142.045.097.951 124.713.873.372 144.984.494.057 146.189.875.913 127.454.043.705 100.329.437.453 9.831.454.466 9.831.454.466 -2.410.873.323 - -23.807.156.574 26.608.319.964 24.384.435.919 4.663.666.500 3.107.799.907 118.438.438.470 7.646.207.470 14.236.173.991 3.918.621.315 9.130.658.028 -115.436.777.987 10.148.261.928 7.646.207.470 5.010.686.025 5.535.117.816 5.535.117.816 60.846.373.223 55.703.441.955 55.703.441.955 -23.382.624.266 2.803.991.217 1.865.330.566 1.481.266.438 44.216.471.350 24.137.579.268 268.709.292 2.421.474.313 3.077.196.556 2.307.329.960 1.250.000.000 1.125.000.000 498.106.550 658.612.925 465.949.222 285.332.091 10.
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
9.591.162.066 4.872.507.149 596.544.795 725.991.464 725.991.464 13.600.895.148 2.245.536.268 4.151.444.036 16.859.889.164 5.094.139.575 4.173.205.317
Provisi pinjaman merupakan pengeluaran biaya provisi atas penarikan pinjaman sebesar 1% dari plafon pinjaman yang memiliki jangka waktu pinjaman dari Juli 2010 sampai dengan Juni 2011. Total plafon pinjaman perusahaan dan anak perusahaan sebesar Rp 300.000.000.000 (Catatan 17), sehingga dikenakan biaya provisi sebesar 1% atau Rp 3.000.000.000.
20.563.021.365
Pada tahun 2010 Anak perusahaan menerima restitusi pajak sebesar Rp 45.908.140.171 sedangkan pada perode Januari - September 2011 sebesar Rp. 25.068.568.703
ASET KEUANGAN YANG DINILAI DENGAN NILAI WAJAR
Pos ini merupakan investasi berupa dana kelolaan pada PT Bhakti Capital .
Saldo awal
Kenaikan ( penurunan ) atas investasi Saldo akhir
ASET TERSEDIA UNTUK DIJUAL
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Saldo awal
Cadangan kerugian Penurunan Nilai Saldo akhir
ASET TETAP
Biaya perolehan Tanah
Bangunan & prasarana Instalasi
Mesin Peralatan Pabrik Perlengkapan Kantor Kendaraan
Bangunan Dalam Pelaksanaan Jumlah 12 (9.750.000) 20.750.000 5.500.000 30.500.000 30 September 2011 (144.750.002) -245.522.902.981 2.958.856.850 28.884.125.684 180.922.000 - 29.065.047.684 144.750.002
Aset tersedia untuk dijual tidak lancar adalah berupa penyertaan Saham kepada PT Promosindo Global Medika sejak tahun 2007 dengan persentase kepemilikan sebesar 19 %, PT Promosindo Global Medika bergerak di bidang Jasa Pemasaran yang berdiri pada tanggal 22 Januari 2007 berdasarkan akta No. 8 tanggal 22 Januari 2007 dengan notaris Amsal Sulaiman SH. Saldo Penyertaan saham pada posisi 30 September 2011 senilai Rp. 105.000,00
Pada tahun 2000, Perusahaan menempatkan invetasi sebesar Rp 1 Milyar sebagai penyertaan saham kepada PT Asindo Husada Bhakti (AHB). Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa AHB tanggal 15 Agustus 2003 dan dihadiri oleh seluruh pemegang saham termasuk wakil dari Perusahaan telah sepakat untuk mempertahankan kelangsungan hidup PT Asindo Husada Bhakti. Namun saat ini PT Asindo Husada Bhakti telah berhenti beroperasi.
31 Desember 2010 25.000.000 11. 98.858.001 98.466.424 85.598.734.929 85.401.410.504 (46.283.578) 248.435.476.256 1.568.712.210 83.307.500 27.752.839.399 7.642.909.371 - - 7.642.909.371 14 2011
1 Januari Penambahan Reklasifikasi
791.027.336 791.027.336 791.027.336 (791.027.336) - 791.027.336 13
Pos ini merupakan reklasifikasi dari Aset Lain-lain atas investasi pada perusahaan PT Asindo Husada Bhakti (AHB).
1 Januari 2010 30.500.000
25.000.000 25.000.000
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
30 September 8.451.912.911 - -20.320.861.711 131.033.619 (53.991.702) 20.397.903.628 791.027.336 68.576.113.109 979.331.020 (29.315.798) 69.526.128.331 26.100.819.689 8.451.912.911
ASET TETAP ( lanjutan )
Akumulasi penyusutan Bangunan & prasarana Instalasi Mesin Peralatan Pabrik Perlengkapan Kantor Kendaraan Jumlah Nilai Buku Biaya perolehan Tanah
Bangunan & prasarana Instalasi
Mesin Peralatan Pabrik Perlengkapan Kantor Kendaraan
Bangunan Dalam Pelaksanaan Jumlah
Akumulasi penyusutan Bangunan & prasarana Instalasi Mesin Peralatan Pabrik Perlengkapan Kantor Kendaraan Jumlah Nilai Buku Biaya perolehan Tanah
Bangunan & prasarana Instalasi
Mesin Peralatan Pabrik Perlengkapan Kantor Kendaraan
Bangunan Dalam Pelaksanaan Jumlah
14
2011
1 Januari Penambahan Reklasifikasi 30 September
3.019.255.760 8.991.564 25.562.343.616 Pengurangan 30 September 8.951.787.321 - 1.308.877.950 2010 3.156.619.169 25.857.147 39.060.855.930 5.925.660.605 148.585.438.828 8.454.033.547 35.930.093.908 7.172.786.000 181.625.948 236.349.413.548 45.601.334.171 20.732.861.711 57.585.552.343 27.579.568.163 -16.277.777.636 1.193.053.913 20.070.560.711 662.301.000 37.099.448.360 3.281.512.126 35.646.578.846 25.857.147 157.013.615.228 17.470.831.549 54.081.177.255 1.366.105.695 55.447.282.950 16.526.508.559 376.957.966 16.903.466.525 20.444.029.409 1.761.488.260 22.205.517.669 5.325.852.061 599.808.544 96.937.464.153 91.421.861.028 2010
1 Januari Penambahan Pengurangan 31 Desember
8.951.787.321 - 1.308.877.950 7.642.909.371 57.585.552.343 27.815.858.161 - 85.401.410.504 18.893.841.975 9.990.283.709 - 28.884.125.684 68.576.113.109 - - 68.576.113.109 20.062.608.802 258.252.909 - 20.320.861.711 22.552.079.419 3.548.740.269 - 26.100.819.688 7.180.737.910 1.271.175.001 - 8.451.912.911 32.546.692.669 3.281.512.126 35.683.454.793 144.750.002 236.349.413.548 46.165.822.177 36.992.332.743 245.522.902.981 32.229.380.435 3.700.713.473 - 35.930.093.908 14.105.149.484 2.172.628.151 - 16.277.777.635 51.255.071.423 2.826.105.832 - 54.081.177.255 7.642.909.371 15.627.925.144 898.583.417 - 16.526.508.561 17.752.909.237 2.691.120.172 - 20.444.029.409 4.388.220.596 935.077.863 (2.553.602) 5.325.852.060 135.358.656.319 13.224.228.908 (2.553.602) 148.585.438.828 100.990.757.229 96.937.464.153 1.414.126.911 32.546.692.668 1 Januari Penambahan 85.165.120.506 18.893.841.976 9.644.570.209 135.000.000 8.451.912.911 28.538.412.185 68.576.113.109 - 68.576.113.109 244.851.299.357 22.552.079.420
ASET TETAP ( lanjutan )
Akumulasi penyusutan Bangunan & prasarana Instalasi Mesin Peralatan Pabrik Perlengkapan Kantor Kendaraan Jumlah Nilai Buku
Beban pokok penjualan (Catatan 29) Beban usaha
Penjualan (Catatan 30)
Umum dan Administrasi (Catatan 31) Beban lain-lain
Jumlah
ASET TIDAK LANCAR YANG AKAN DITINGGALKAN
Aset MP-ASI
Agunan yang diambil alih
Barang dalam proses penerimaan Jumlah
14
2010
1 Januari Penambahan Pengurangan 30 September
9.907.178.475 9.844.138.263 9.844.138.263 895.277.197 9.844.138.263 9.844.138.263 9.844.138.263 31.750.534.444 3.028.854.157 34.779.388.601 100.990.759.556 100.807.069.550 8.685.575.815 - 144.044.229.807 675.468.722 5.063.794.499 684.484.802 Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
5.278.066.199
6.140.653.102
6.140.653.102 6.140.653.102 Rincian aset tidak lancar yang akan ditinggalkan adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
1.852.174.850
3.342.347.112
1.949.788.064
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 dan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan 2030. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah Tanah seluas 164.768 m2 berikut bangunan pabrik serta mesin dan peralatan pabrik digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 17).
421.397.215 16.159.818.742 17.800.552.446 51.296.367.315 1.619.976.168 52.916.343.483 15.738.421.527 63.040.212 -14.384.452.483 1.087.704.703 15.472.157.186 15 8.454.033.547 13.224.228.905 10.063.182.151 19.652.727.296 4.388.325.777 7.444.646.830 7.218.116.890 2.237.788.652
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan kepada PT Bosowa Periscot, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Tri Pakarta dan PT Bumi Putera Muda Syariah terhadap kerugian karena kebakaran, banjir, gempa bumi, kerusakan dan kecurian dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp552 Milyar dan Rp766 Milyar. Manajemen berpendapat, nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas asset tetap dipertanggungkan. 938.178.696 1.752.750.161 135.358.653.992 3.703.485.161 3.703.485.161 3.703.485.161
ASET TIDAK LANCAR YANG AKAN DITINGGALKAN ( lanjutan ) 15
Aset MP-ASI terdiri dari tanah dan bangunan yang memproduksi produk MP ASI yang terletak di Bekasi.
Appraisal tahun 2011 Appraisal tahun 2011 Appraisal tahun 2011 Appraisal tahun 2011 Appraisal tahun 2011 Appraisal tahun 2011 297.125.000 898.223.000 Keterangan 240.000.000 434.000.000 6.140.653.102 10.197.283.000 Aset MP ASI Jumlah 9.844.138.263 23.287.982.000
Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan merupakan asset tidak lancar yang akan digunakan sampai dengan akhir umur ekonomisnya serta asset tidak lancar yang akan ditutup daripada dijual.
Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan antara lain terdiri dari Aset Tetap terbengkalai dan agunan yang diambil alih.
Rumah di Tangerang Tanah 150 M2 (Jaka Permai, Bekasi
Tanah 616 M2 (Kedaton
Tangerang)
Tanah Dibogor
Agunan yang diambil alih
202.375.000
Tanah dan Bangunan (DIY) Uraian
Tanah MP ASI
Nilai tercatat dalam Laporan Bangunan MP ASI
Mesin dan Peralatan MP ASI
Tanah dan Bangunan
(Lampung)
Tanah dan Bangunan
(Batam) Tanah di palembang 1.308.877.950 327.850.000 Appraisal tahun 2011 Appraisal tahun 2011 Appraisal tahun 2011 1.433.000.000 595.385.161 1.768.014.024 3.063.761.128
Agunan yang diambil alih merupakan Aset berupa tanah dan bangunan dari hasil sita jaminan atas piutang tak tertagih yang terletak di Tangerang, Yogyakarta, Bekasi, Lampung, dan Batam.
Berdasarkan hasil penilaian appraisal atas Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan memiliki nilai wajar lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tercatat dalam laporan keuangan dengan rincian sebagai berikut :
Appraisal tahun 2011
Tidak terdapat rencana penjualan atas aset tersebut dan pada saat ini aset-aset tersebut diatas juga tidak digunakan oleh perusahaan untuk operasi normal perusahaan.
4.898.000.000 13.090.699.000 3.703.485.161 Nilai Pasar 1.638.517.000 3.952.515.000 5.041.753.000 3.405.530.000 1.750.000.000 555.144.000 474.300.000 450.000.000 246.750.000 151.000.000 Appraisal tahun 2011
ASET TAKBERWUJUD
Biaya perolehan Beban Ditangguhkan
Biaya Proyek Kerjasama RSCM Biaya Proyek Kerjasama RS Adam Malik Biaya Dossir Dotaksel
Sewa Kantor Induk Sewa Kantor Infinia Biaya Renovasi Kantor Infinia Lisensi
Jumlah
Biaya perolehan Beban Ditangguhkan
Biaya Proyek Kerjasama RSCM Biaya Proyek Kerjasama RS Adam Malik
Sewa Kantor Induk Sewa Kantor Infinia Biaya Renovasi Kantor Infinia Lisensi Jumlah HUTANG BANK Induk Perusahaan Anak Perusahaan Jumlah 30 September 2.172.298.541 951.347.703 1.380.000.000 31 Desember -2.172.298.541 5.390.787.501 150.626.151 1.335.000.000 1.380.000.000 16
Rincian aset takberwujud sebagai berikut:
833.281.940 2011 Penambahan 1 Januari 5.579.787.501 2.814.492.938 16.687.698.055 844.907.694 - 131.106.366 713.801.328 16.239.234.317 3.320.097.051 1.308.877.950 -495.855.989 50.217.048 4.090.095.634 Penambahan Pengurangan Beban Amortisasi 109.070.910.619 53.592.806.227 77.837.077.328 137.500.000.000 25.000.000.000 844.907.694 2.219.365.489 3.256.813.695 2.973.020.093 4.090.095.634 -203.782.500 203.782.500 2.172.144.947 11.555.631.211
Biaya Kerja Sama Proyek Rumah Sakit Adam Malik merupakan biaya rehabilitasi laboratorium RS. Adam Malik dalam rangka kerja sama penyediaan peralatan laboratorium dan barang medis habis pakai dengan pihak Rumah Sakit Adam Malik. Kerjasama ini didasarkan pada kontrak tertanggal 27 Juli 2009, dengan jangka waku perjanjian selama 7 (tujuh) tahun dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2016.
Beban Kerja Sama Proyek Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan biaya rehabilitasi laboratorium RSCM dalam rangka kerja sama penyediaan peralatan laboratorium dan barang medis habis pakai dengan pihak Rumah Sakit Pusat Cipto Mangunkusumo.
17
Akun ini merupakan Kredit Modal Kerja dari Bank Mandiri pada tanggal 30 Septemebr 2011, 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 dengan rincian sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
47.220.542 78.592.806.227 77.837.077.328 97.437.590 16.239.234.317 4.585.951.623 -1.430.217.048 45.000.000 5.579.787.501 - 189.000.000 2.172.144.947 733.100.000 90.752.009 1.888.230.203 1.439.766.466 246.570.910.619 2010 1 Januari