• Tidak ada hasil yang ditemukan

AREOPAGUS p ISSN : Jurnal Pendidikan Kristen, Teologi, Pastoral Konseling Dan Musik Gereja Volume 16, Nomor 1 Maret 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AREOPAGUS p ISSN : Jurnal Pendidikan Kristen, Teologi, Pastoral Konseling Dan Musik Gereja Volume 16, Nomor 1 Maret 2018"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

44

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PORSEA Asnija Malau *)

Abstract,

This Research aim to to know the Skill Teach The Teacher of Christian Education With The Result Learn The Student of Class of VIII SMP Country 1 Porsea. With the hypothesizing [of] there are [relation/link] which are positive and signifikan [of] [among/between] Skill Teach The Teacher of Christian Education With The Result Learn The Student of Class of VIII SMP Country 1 Porsea. Research Population amount to 218 people and sampel taken [by] 20% amounting to 38 people. Data collected with the enquette closed [by] as much 25 item. And have diujicoba with the test of validity and reliabitasnya. Result of data analysis indicate that there are [relation/link] which are positive and signifikan [of] [among/between] Skill Teach The Teacher of Christian Education With The Result Learn The Student of Class of VIII SMP Country 1 Porsea of Regency of Toba Samosir of Study Year 2017 / 2018 with the correlation coefficient [of] r count > r tables of or 0,507> 0,320 and test the signifikan relation obtained [by] t count >t tables of equal to 3,533 > 2,029, inferential thereby Ho refused and [Is] ha accepted

Keyword : Skill Teach the, Result Learn

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, maka kebutuhan manusia yang berkualitas semakin meningkat. Ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai kecakapan, keterampilan, berbudi pekerti luhur dan semangat pembangunan yang dapat membangun diri sendiri serta bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Tuntutan ini mendorong diadakannya pembaharuan dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, sesuai dengan profesinya, dari seorang guru dituntut dengan adanya keahlian. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dikenal dengan istilah keterampilan mengajar.

Keterampilan mengajar merupakan kemampuan yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Menurut Rusman (2011:80) Keterampilan mengajar guru adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional.

Demikian juga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, guru harus menguasai keterampilan mengajarnya agar terwujud siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi. Keterampilan yang dimiliki oleh guru tidak terlepas dari peningkatan kualitas pendidikan yang lebih bermutu. Melalui keterampilan

mengajarnya guru perlu meningkatkan dirinya menjadikan pribadi yang handal dihadapan Tuhan.

Guru PAK yang memiliki keterampilan mengajar berhubungan dengan hasil belajar siswa dimana jika seorang guru PAK memiliki keterampilan maka guru PAK tersebut akan lebih menguasai bahan ajarnya, pengelolaan program belajar mengajar yang baik, penggunaan metode pengajaran yang sesuai, mengelola kelas secara baik, mengevaluasi hasil belajar sehingga melalui pelaksanaan keterampilan guru PAK yang optimal akan dapat menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan sehingga akan terjalin interaksi yang positif antara guru PAK dengan siswa dalam belajar mengajar di kelas, sehingga apa yang diharapkan oleh setiap guru termasuk guru PAK yaitu menghasilkan anak didik yang berkualitas akan tercapai. Namun berdasarkan nilai yang diperoleh siswa di SMP Negeri 1 Porsea khusunya kelas VIII masih belum sesuai dengan harapan yaitu memiliki hasil belajar yang baik. Hal ini dapat diperoleh nilai Pendidikan Agama Kristen dari sebagian siswa masih dibawah nilai ketuntasan minimal yang diterapkan oleh SMP Negeri 1 Porsea adalah 70. Pencapaian hasil belajar yang tidak tercapai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen menjadi permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti. Berdasarkan masalah-masalah tersebut penulis mengangkat judul penelitian: “Hubungan Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Kristen Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea

(2)

Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2017/2018”.

Sanjaya (2006:33) menguraikan bahwa: Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang akan dibahas. Menurut Rusman (2011:80) Keterampilan mengajar guru adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugastugas pembelajarannya secara terencana dan profesional. Selanjutnya Nainggolan (2007:57) mengemukakan sebagai pengajar, guru PAK dituntut untuk memiliki dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan di bidang mengajar.

Menurut Nainggolan (2010:23), “Guru Pendidikan Agama Kristen adalah guru yang percaya kepada Yesus Kristus, yang mengenal akan pribadi Yesus serta memiliki pribadi yang meneladani Yesus sebagai guru besarnya”. Selanjutnya menurut Homrighausen dan Enklaar (2009:26) “Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang guru yang berusaha untuk mendidik watak dan pribadi para murid, supaya akhirnya mereka sendiri berani bertanggungjawab di depan Tuhan tentang kepercayan mereka”. Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang besar terhadap siswa karena dialah yang harus menuntun mereka dengan penuh kasih ke arah jalan yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan, mengajarkan Firman Tuhan, serta mengasuh dan membina anak-anak supaya menjadi anak-anak yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain sebab anak itu adalah anak yang berharga di hadapan Tuhan. Dalam menyampaikan pengajaran kepada anak didik menguasai bahan pelajaran saja tidak cukup untuk membentuk pribadi yang baik dan berhasil dalam belajar, tetapi guru Pendidikan Agama Kristen harus menguasai berbagai keterampilan untuk menolong anak didik mengenal kasih Allah benar-benar tercapai. Guru Pendidikan Agama Kristen dipanggil untuk bertumbuh ke arah pengenalan yang semakin mendalam mengenai pribadi Yesus sebagai Guru Agung yang harus ia teladani dalam kehidupannya sehari-hari. Nainggolan (2007:20-25) mengidentifikasikan keteladanan yang diterapkan Yesus sebagai guru

Agung, yaitu: 1). Yesus memiliki tujuan dalam mengajar, 2). Yesus memiliki kedekatan kepada murid-murid-Nya, 3). Yesus menggunakan metode yang kreatif dan konstektual, 4). Yesus mengajar dengan menjawab kebutuhan, 5). Yesus konsisten dengan kebenaran, 6). Yesus sabar dalam menghadapi keanekaragama murid-murid-Nya, 7). Yesus mengajar secara dinamis, 8). Komitmen Yesus di dalam menjalani panggilan-Nya sebagai pengajar, 9). Yesus paham akan Firman Allah, 10). Yesus rela membayar harga. Dan tidak ada satu orang pun di dunia ini seperti Dia. Yesus adalah teladan yang baik bagi guru Pendidikan Agama Kristen. Guru Pendidikan Agama Kristen harus senantiasa memandang Yesus sebagai sumber pengajaran Kristen karena Yesus telah memberi teladan melalui seluruh kehidupanNya.

Menurut Nainggolan (2007:57-62), ada beberapa keterampilan yang perlu dikuasai dan dikembangkan oleh guru PAK dalam mengemban profesinya, antara lain: 1). Mampu memahami isi alkitab dengan baik dan benar, 2). Mampu menjembatani persoalan sehari-hari dengan berita alkitab, 3). Menguasai bahan ajar, 4). Mampu mengelola kelas, 5). Mampu menggunakan beragam media dan sumber belajar, 6). Mampu membangun interaksi positif dengan peserta didik, 7). Mampu membimbing dan mendampingi peserta didik dalam proses mencapai transformasi nilai kehidupan sebagai murid Yesus, 8). Terampil dalam menyajikan pelajaran, 9). Mampu memilih metode mengajar yang cocok, 10). Mampu memahami dan menetapkan tujuan pembelajaran. Selanjutnya Kent L. Johnson yang dikutip Sidjabat (2009:83) mengemukakan bahwa sedikitnya ada enam segi keterampilan yang harus dikembangkan guru dalam mengemban tugas mengajar. Keenam keterampilan yang dimaksud itu meliputi: 1). Masalah penetapan tujuan pengajaran, 2). Pengelolaan kelas, 3). Pemilihan metode, 4). Penyajian pelajaran, 5). Penciptaan suasana belajar yang baik, serta 6). Perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pengajaran.

Untuk menyatakan bahwa proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, maka setiap guru memiliki pandangan masing-masing dan cara yang berbeda sejalan dengan filsafatnya namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan yang disempurnakan suatu proses belajar mengajar tentu suatu pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khususnya dapat tercapai. Menurut Sudjana (2010:2) “Hasil belajar adalah suatu tindakan atau

(3)

kegiatan untuk melihat sejauhmana tujuantujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa”. Senada dengan hal di atas, Mulyasa (2012:189) “Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya”. Selanjutnya menurut Istarani dan Pulungan (2015:36) bahwa Prestasi belajar adalah hasil perubahan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan ke arah yang lebih baik (positif). Dimana dari malas menjadi rajin, dari bandel menjadi jujur, dan pemalu menjadi peramah. Namun dalam bentuk kuantitas, maka prestasi belajar anak sering digunakan simbol-simbol nilai seperti 7,8,9, dan lain-lain, semakin tinggi nilai siswa maka semakin baik pula prestasi belajar yang dicapainya.

Dari pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang dimiliki siswa ke arah yang lebih baik. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi dalam individu akibat dari usaha yang dilakukan atau interaksi individu dengan lingkungannya. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan secara bertahap selama proses belajar mengajar itu berlangsung. Dengan demikian, hasil penilaian dari evaluasi merupakan umpan balik untuk mengukur sampai dimana keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan nilai-nilai yang diperoleh siswa akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Selain siswa, guru pun akan mengetahui sejauh mana keberhasilannya dalam mengajar, hal itu dapat digunakan untuk perbaikan dalam pengajaran berikutnya. Dalam kegiatan belajar mengajar, hasil belajar itu sering dijadikan acuan terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Sukses tidaknya mengajar dapat terlihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar ini dapat dilihat dari perilaku yang dimilikinya, baik dalam aspek pengetahuan, aspek keterampilan maupun aspek sikap dan nilai yang baik yang ada pada siswa.

Djamarah (2006:106) mengatakan: untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes hasil belajar yang digolongkan kepada jenis penilaian sebagai berikut: 1). Tes Formatif. Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan

tersebut, 2). Tes Subsumatif. Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuan tes ini adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, 3). Tes Sumatif. Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahanbahan pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Penulis menyimpulkan bahwa untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang diperolehnya maka guru harus aktif mengadakan tes-tes agar daya serap siswa akan pelajaran itu dapat diketahui guru.

Nainggolan (2007:56) menyatakan bahwa seorang guru perlu memiliki keterampilan mengajar yang sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan tugasnya demi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Karena guru merupakan faktor yang penting dalam menyukseskan kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya Sanjaya (2006:32) menyatakan bahwa keterampilan mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien guna mencapai keberhasilan peserta didik. Dalam pemahaman itu, guru dipanggil untuk membagikan harta abadi (keselamatan) kepada peserta didik. Karena itu guru dituntut untuk memiliki keterampilan dibidang mengajar. Keterampilan yang dimiliki oleh guru harus sangat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran disekolah, karena dengan menerapkan keterampilan mengajarnya guru menciptakan interaksi yang baik akan membantu siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Jika guru PAK dapat melaksanakan keterampilan mengajarnya dengan baik maka akan menghasilkan proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baik dan optimal. Dengan optimalnya proses belajar mengajar siswa akan lebih mudah mencapai tujuan dari pembelajaran sehingga akan dapat mewujudkan siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh guru dan siswa sendiri

(4)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang keterampilan mengajar guru PAK dengan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Porsea. Dalam mengadakan penelitian maka dilakukan pengumpulan data, analisa data, dan mengelolah data tersebut sampai tercapai suatu kumpulan data yang akurat. Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir, yang dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2017, dengan populasi keseluruhan siswa yang beragama Kristen Protestan kelas VIII di SMP Negeri 1 Porsea, yang berjumlah 151 orang dan sampel 25% berjumlah 38 orang. Dalam penelitian terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu keterampilan mengajar guru PAK sebagai variabel X dengan indikator 1). Menguasai bahan ajar, 2). Mengelola kelas, 3). Terampil menyajikan pelajaran, 4). Pemilihan metode, 5). Membangun interaksi positif dengan peserta didik, 6). Membimbing dan mendampingi peserta didik 7). Merencanakan pelaksanaan dan evaluasi pengajaran, dan hasil belajar sebagai variabel Y dengan indikator hasil belajar dari nilai Mid Semester mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea T.P 2017/2018 yang menjadi responden penelitian. Instrumen penelitian adalah Angket (quessioner) tertutup. Sebelum instrumen digunakan sebagai instrumen penelitian diujicobakan dengan uji validitas untuk mengetahui tingkat ketepatan instrumen yang digunakan dengan rumus korelasi Product Moment, dan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan dengan rumus Formula Alpha Cronbach. Untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan apakah diterima atau ditolak, maka dilakukan pengolahan dan analisis data jawaban reponden dengan uji korelasional

HASIL

a. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga rhitung yaitu sebesar 0,507 kemudian harga rhitung dikonsultasikan terhadap rtabel n=38 = 0,320 Dari hasil konsultasi tersebut maka diketahui bahwa rhitung > rtabel atau 0,507> 0,320. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara variabel X dengan variabel Y yaitu hubungan yang positif antara

Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Kristen dengan Hasil Belajar Siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun

Pembelajaran 2017/2018.

b. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 3.533, kemudian harga thitung dikonsultasikan terhadap ttabel(n-2)=(38-2)=(36) = 2.029 Ternyata nilai thitung > ttabel yaitu 3,533 > 2,029. Dari hasil uji signifikan hubungan dapat disimpulkan bahwa terdapat Hubungan yang signifikan antara Keterampilan Mengajar

Guru Pendidikan Agama Kristen Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea, maka pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Dari uji hubungan diketahui nilai rhitung > rtabel atau 0,507 > 0,320 dan nilai thitung > ttabel yaitu 3,533 > 2,029, sehingga diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Kristen Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2017/2018. Hal ini berarti Hasil Belajar siswa akan meningkat seiring dengan Keterampilan Mengajar Guru PAK di dalam proses belajar mengajar, yang mana dengan Keterampilan Mengajar maka guru PAK tersebut akan: 1). Menguasai bahan ajar, 2). Mengelola kelas, 3). Terampil menyajikan pelajaran, 4). Pemilihan metode, 5). Membangun interaksi positif dengan peserta didik, 6). Membimbing dan mendampingi peserta didik 7). Merencanakan pelaksanaan dan evaluasi pengajaran. Keterampilan Mengajar guru PAK yang optimal akan dapat menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan sehingga akan terjalin interaksi yang positif antara guru PAK dengan siswa dalam belajar mengajar di kelas, sehingga apa yang diharapkan oleh setiap guru termasuk guru PAK yaitu menghasilkan anak didik yang berkualitas akan tercapai. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Keterampilan mengajar guru PAK adalah kemampuan untuk mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta interaksi yang menyenangkan antara guru dan anak didik.

(5)

b. Keterampilan mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien guna mencapai keberhasilan peserta didik yaitu dengan: 1). Menguasai bahan ajar, 2). Mengelola kelas, 3). Terampil menyajikan pelajaran, 4). Pemilihan metode, 5). Membangun interaksi positif dengan peserta didik, 6). Membimbing dan mendampingi peserta didik 7). Merencanakan pelaksanaan dan evaluasi pengajaran

c. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran disekolah yang dinyatakan di dalam bentuk nilai atau skor yang diperoleh dari hasil proses belajar d. Terdapat hubungan yang positif antara

Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Kristen Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun

Pembelajaran 2017/2018 karena rhitung > rtabel (0,507 > 0,320).

e. Terdapat hubungan yang signifikan antara Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Kristen Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun

Pembelajaran 2017/2018 karena thitung > ttabel (3,533 > 2,029).

f. Berdasarkan teoritis dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian diterima yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Kristen Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Pembelajaran 2017/2018 yang artinya semakin baik Keterampilan Mengajar Guru PAK maka akan semakin meningkat Hasil Belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan: 1. Kepada guru PAK agar mempertahankan keterampilan mengajarnya, sebab keterampilan mengajar yang dimiliki guru PAK akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yaitu agar siswa memiliki hasil belajar yang tinggi

2. Kepada siswa disarankan agar lebih meningkatkan cara belajarnya dengan baik sehingga akan mampu mengikuti proses

pembelajaran yang disampaikan guru yang dengan sendirinya akan membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. 3. Kepada pihak sekolah disarankan agar

menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik misalnya dengan menyediakan peralatan yang dibutuhkan guru dalam penyampain pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Belandina Janse. 2009. Profesionalisme Guru Dan Bingkai Materi. Bandung: Bina Media Informasi

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful dan Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Hasibuan J.J. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Homrighausen, E.G dan Enklaar, I.H. 2009. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Hutabarat, Oditha. 2006. Pedoman Untuk Guru Pendidikan Agama Kristen SD-SMA Dalam Melaksanakan Kurikulum Baru. Bandung: Bina Media Informasi

Istarani dan Pulungan. 2015. Ensiklopedi Pendidikan. Medan: Media Persada Kristanto, Paulus Lilik. 2006. Prinsip dan

Praktik Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta : ANDI

Mulyasa E. 2008. Menjadi Guru Profesionalisme,

Menciptakan Pembelajaran Dan Menyenangkan. Bandung :Remaja Rosdakarya

_____. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nainggolan Jhon M. 2007. Menjadi Guru Agama Kristen. Bandung: Generasi Info Media

_____. 2010. Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi. Bandung: Bina Media Informasi

PLPG PAK. 2008. Pedoman Teknis Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru

(6)

(PLPG) Pendidikan Agama Kristen(PAK). LPTK Induk: STT Jakarta

Purwanto Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta

Rusman 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Roestiyah. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sabri Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Padang: Quantum Teaching Sanjaya Wina. 2006. Pembelajaran Dalam

Implementasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Jakarta: kencana Prenada Media Group.

Sijabat, B.S. 2000. Menjadi Guru Profesional Sebuah Perspektif Kristiani. Bandung: Kalam Hidup

_____. 2009. Mengajar Secara Profesional. Bandung: Yayasan Kalam Hidup _____. 2011. Membangun Pribadi Unggul. Yogyakarta: Andi Silitonga, Sam. 2000. Nilai-nilai Kependidikan

dari Yesus dan Sistem Pendidikan Nasional. Medan: Manora

Sujana Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta _____. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukarman Timotius. 2012. Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang.

Yogyakarta: ANDI

Sutikno Sobry M, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Prospect Tim Diklat Sertifikasi Guru PAK di Indonesia. 2010. Buku Panduan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Indonesia. Jakarta: STT Jakarta LPTK

(7)

Referensi

Dokumen terkait

 Berdasarkan hasil kegiatan pesertas didik melakukan pengamatan serta dari hasil diskusi kelompok, peserta didik membuat kesimpulan (creative thinking) mengenai

terkandung didalam cerita.. Keterangan : Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang hadir berjumlah 21 orang siswa, maka persentase yang didapat dari banyaknya

Dari aspek lainnya, untuk sinkronisasi perencanaan dan pembangunan, baik nasional maupun provinsi, penyusunan RPJMD 2014- 2018 juga mengacu pada rencana pembangunan

Limbah marmer merupakan salah satu material yang memiliki kandungan CaO tinggi yaitu 98,63%, sehingga subtitusi limbah marmer pada fly ash diasumsikan bisa meningkatkan nilai

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Pada saat melakukan pengamatan yang diamati adalah sikap peserta didik dalam menerima materi pelajaran

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 259/KMK.05/2008 tentang Penetapan Universitas Diponegoro pada Depdiknas sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan

Penelitian ini dilakukan dalam rangka menemukan agent pengendalian hayati penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani. Tujuan penelitian adalah

Berdasarkan hasil uji SPSS versi 16, diperoleh hasil t hitung 1,917 dan t tabel 1,981 sehingga t hitung < t tabel dan nilai signifikan 0,058>0,05 maka H a ditolak dan H 0