RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
BAB II
2.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah
Secara Astronomi, Kabupaten Merangin terletak pada titik
koordinat antara 101o 32’11” – 102o 50’00” Bujur Timur dan antara 1o 28’23” – 1o 52’00” Lintang Selatan, dengan luas sebesar 7.679 km2.
Perbandingan luasan berdasarkan pada letak datarannya, dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pada dataran rendah seluas 4.607 Km2 (60%) dan
dataran tinggi seluas 3.072 Km2 (40%). Dalam mendukung jalannya roda
pemerintahan, Pusat Pemerintahan Kabupaten Merangin berada di Kota
Bangko.
Berdasarkan Undang-Undang No. 54 Tahun 1999 tentang
pembentukan dan pemekaran wilayah di lingkup Propinsi Jambi. Secara
administrasi wilayah Kabupaten Merangin berbatasan dengan :
Sebelah Timur : Kabupaten Sarolangun
Sebelah Barat : Kabupaten Kerinci
Sebelah Utara : Kabupaten Bungo
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
2.2. Topografi
Kabupaten Merangin terletak pada ketinggian antara 50 sampai 2900
meter dari permukaan laut (dpl). Persentase ketinggian dihitung dari luas
Kabupaten Merangin adalah sebagai berikut:
a. Antara 50-200 meter dpl yaitu terdiri dari Kecamatan Bangko, bangko
Barat, Nalo Tantan, Batang Masumai, Tabir, Tabir Ilir, Tabir Timur, Tabir
Lintas, Margo Tabir, Tabir Selatan, Pemenang, Pamenang Barat, Renah
Pamenang dan Pamenang Selatan.
b. Antara 200-7500 meter dpl yaitu terdiri dari Kecamatan Muara Siau, Tiang
Pumpung, Lembah Masurai, Sungai Manau Pangkalan Jambu, Renah
Pembarap, Tabir Ulu dan Tabir Barat.
c. Ketinggian antara lebih besar 750 meter dpl yaitu Kecamatan Jangkat,
Sungai Tenang dan Sebagian terdapat di Kecamatan Lembah Masurai.
Variasi bahan induk, iklim, Topografi dan vegetasi menimbulkan berbagai
jenis tanah. Secara umum jenis tanah di Kabupaten Merangin dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Padsolik, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian
antara 50-700 meter dpl, bersolum dalam, tekstur halus. Daerah ini masih
berupa hutan, tanaman perkebunan, pertanian lahan kering, semak, kebun
campuran serta sudah ada yang dijadikan lahan persawahan. Jenis tanah ini
sebagian besar terdapat di Kecamatan Tabir, Tabir Ilir, Tabir Timur, Margo
Tabir, Tabir Lintas, Tabir Ulu, Tabir Barat, Tabir Selatan, Muara Siau, Tiang
Pumpung, Pemenang, Pamenang Barat, Renah Pamenang dan Pamenang
Selatan dengan persentase luas sebesar 11,525 % dari luas kabupaten.
b. Latosol, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian
200-900 meter dari permukaan laut dengan bahan induk dari batuan beku
tanah bersolum dalam, tekstur remah dan konsirtensi gembur. Daerah ini
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
perkebunan, pertanian lahan kering serta budidaya lainnya. Mayoritas jenis
tanah latosol terdapat di seluruh Kabupaten Merangin dengan luas
persentase penyebaran sebesar 59,75% dari luas wilayah Kabupaten
Merangin.
c. Andosol, bentuk wilayah sebagian besar bergelombang sampai berbukit
dengan ketinggian 600-2000 meter diatas permukaan laut. Bahan induk
bantuan beku bersolum dalam (>90 cm), tekstur sedang , struktur remah
dan konsistensi gembur. Jenis tanah ini paling subur, selain masih hutan,
sudah banyak dijadikan tegalan, kebun dan perkebunan kulit manis.
Persentase luas persebaran jenis tanah ini sebesar 23,06% dari luas
kabupaten yang tersebar di Kecamatan Muara Siau, Lembah Masurai,
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Tabel II.1.1
Wilayah Administrasi Kabupaten Merangin, Tahun 2008
Persentase %
1 Bangko Barat Pulau Rengas 5 203,57 2,65 2 Nalo Tatan Sungai Ulak 7 206,58 2,69 3 Batang Masumai Lubuk Gaung 7 103,34 1,35
4 Bangko Bangko 8 167,5 2,18
5 Pamenang Barat Simp. Limbur Merangin 7 189,55 2,47 6 Pamenang Pamenang 12 240,49 3,13 7 Renah Pamenang Meranti 4 110,2 1,43 8 Pamenang Selatan Tambang Emas 4 172,9 2,25 9 Tabir Ilir Rantau Limau Manis 6 160,92 2,10 10 Tabir Timur Sungai Bulian 4 108,25 1,41 11 Tabir Rantau Panjang 11 355,57 4,63 12 Margo Tabir Tanjung Rejo 5 102,24 1,33 13 Tabir Lintas Mensango 4 110,7 1,44 14 Renah Pembarap Simpang Parit 8 281,7 3,67 15 Pangkalan Jambu Sungai Bujur 8 431,36 5,62
16 Sungai Manau Sungai Manau 10 282,5 3,68 17 Sungai Tenang Rantau Suli 12 678,73 8,84 18 Jangkat Muara Madras 10 967,23 12,59 19 Muara Siau Muara Siau 14 682,59 8,89 20 Tiang Pumpung Sekancing Ilir 5 295,69 3,85 21 Lembah Masurai Pasar Masurai 9 688,95 8,97 22 Tabir Ulu Muara Jernih 4 346,02 4,51 23 Tabir Barat Muara Kibul 9 613,12 7,98 24 Tabir Selatan Rawa Jaya 6 180,26 2,35
179 7.679,96 100,00
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
2.3. Iklim
Musim hujan di Kabupaten Merangin berkisar antara bulan Oktober
sampai Desember. Musim Kemarau berkisar antara bulan Februari sampai
dengan Mei. Di bagian timur dan utara kabupaten merupakan daratan
rendah dengan temperatur 30 oC. Sedangkan bagian barat adalah
termasuk dalam deretan pegunungan Bukit Barisan yang
temperaturnya maksimum 28 oC. Iklim Kabupaten Merangin bertipe A
( Smitch Ferguson ) dengan curah hujan pada daratan rendah berkisar
antara 2.200 mm sampai 3.200 mm, sedangkan pada daerah perbukitan
curah hujan antara 1.600 mm sampai 3.600 mm per tahun.
2.4. Geologi
Berdasarkan analisis geologis Penekoek ( 1969 ), Kabupaten
Merangin termasuk dalam kategori cekungan semangko. Karena itu,
kabupaten Merangin banyak terdapat deposit endapan bahan tambang,
baik yang berupa golongan A, B, maupun C. Jenis bahan tambang tersebut
adalah minyak bumi, air raksa, emas, bentonit, marmer, dan
sebagainya. Bahan-bahan tambang tersebut sampai saat ini belum
semuanya dieksplorasi, namun berdasarkan hasil sementara sudah
sebagian besar terindikasi.
Khusus bahan tambang emas, secara umum telah dilakukan
pengolahan sejak berabad-abad yang lalu secara tradisional oleh penduduk.
Kegiatan ini dilakukan melalui proses pendulangan, baik pada kawasan
sungai maupun melalui penggalian yang dianggap mempunyai sediment
bahan tersebut. Hal ini dapat dilihat disepanjang sungai yang mengalir di
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
pendulangan secara tradisionil. Melalui kegiatan ini dapat berdampak pada
penambahan pandapatan penduduk dan merupakan lapangan pekerjaan
baru yang bersifat musiman dalam menambahpendapatan keluarga.
2.5. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Merangin, banyak mengalir sejumlah sungai
kecil, sedang dan besar di berbagai penjuru. Namun demikian, secara
umum arah alirannya rata-rata menuju ke sebelah Timur. Sedangkan
daerah hulu sungai biasanya berada di bagian ( pegunungan ) ke arah
Barat ( daerah rendah ) yang merupakan daerah hilir, akhirnya bermuara
ke Sungai Batang Hari. Karena itu, sungai Batanghari merupakan muara
dari sungai-sungai diwilayah bagian barat yang merupakan hulu sungai
sekaligus sebagai daerah pegunungan atau dataran tinggi.
Sungai Besar antara lain sungai Tabir, Batang Merangin, Batang
Mesumai, Batang Telentam dan sejumlah besar terbagi dalam anak-anak
sungai kecil dan sedang. Disamping sungai terdapat pula Danau dan Rawa
yang memiliki kekayaan hayati, seperti Danau Pauh dan Danau Depati
Empat yang terdapat di Kecamatan Jangkat, sedangkan rawa-rawa banyak
tersebar di dataran rendah seperti Kecamatan Tabir, Pamenang dan
sebagainya.
Adapun danau-danau yang banyak dikenal di Kabupaten Merangin
antara lain Danau Depati Empat, Danau Kecil dan Danau Pauh ( Kec.
Jangkat ), selain itu juga terdapat Danau Lebak, yang secara etimologis
terjadi akibat adanya meadering ( Pengelokan ) sungai yang mengalami
perpindahan pada waktu tertentu. Danau Lebak ini banyak di jumpai di
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Sedangkan berdasarkan sistim sungai yang mengalir di Kab.
Merangin dapat diklasifikasikan atas dua kelompok, yaitu :
Sistim sungai yang merupakan bagian hulu dari sungai utama, seperti
DAS Air Liki dan DAS Batang Tabir.
Sistim sungai yang merupakan Sistim DAS utama seperti DAS Merangin.
Sebagian daerah yang dilalui oleh beberapa sungai besar, maka
Kabupaten Merangin memiliki potensi air permukaan yang cukup melimpah.
Kondisi ini dicerminkan oleh sebagian besar sungai-sungai yang ada
disepanjang tahun dapat dikatakan tidak mengalami kekeringan, sehingga
potensi air permukaan sangat besar. Disamping potensi sungai yang sangat
besar, dibeberapa wilayah kondisi air sungai dan air permukaan banyak
terjadi over land flow. Maka banyak dibeberapa wilayah sering dijumpai
terjadinya banjir dan genangan.
2.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi Daerah
2.5.1. Kondisi Sosial
Gambaran terhadap kondisi sosial masyarakat Kabupaten
Merangin, diwujudkan melalui berbagai aspek yang menyertainya.
Aspek-aspek yang mendukung eksistensi bidang sosial ini mencakup
sumberdaya kependudukan, pendidikan, kesehatan dan
organisasi-organisasi sosial yang menyertainya. Aspek-aspek ini secara timbal balik,
menjadi manifestasi cerminan penggambaran sosial masyarakat.
Kondisi pendudukan Kabupaten Merangin sampai akhir
Desember 2007, be rjumlah 279.296 jiwa, yang tersebar pada 9
Kecamatan yang ada di Kabupaten Merangin. Dari jumlah tersebut,
terbagi dalam 146.636 jiwa penduduk laki-laki dan 142.660 jiwa
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
jumlah tersebut, apabila diklasifikasi menurut kelompok umur, maka
distribusi penduduk berbentuk piramid. Artinya dari penduduk yang ada di
Kabupaten Merangin, rata-rata masih didominasi oleh kelompok usia
muda. Dari distribusi ini, berdasarkan range kelompok umur penduduk 4
tahunan, tergambar bahwa kelompok umur dibawah 35 tahun rata-rata
diatas 29.000 jiwa.
K
ondisi sosial masyarakat Kabupaten Merangin, dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Hal ini sebagai akibat penyediaan
prasarana dan sarana sosial yang makin memadai. Prasarana san sarana
sosial, yang disediakan dalam rangka meningkatkan eksistensi
masyarakat, dilakukan dengan penyediaan prasarana dan sarana bidang
kesehatan dan pendidikan yang memadai. Kedua bidang tersebut pada
hakekatnya merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan
masyarakat. Dengan prasarana dan sarana kesehatan, masyarakat
diharapkan mampu hidup sehat. Tanpa adanya hidup yang sehat, maka
akselerasi terhadap kegiatan lainnya juga semakin menurun. Sedangkan
dengan meratanya distribusi pendidikan, secara bertahap dan
berkesinambungan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya dalam mendayagunakan sumberdaya setempat untuk
mewujudkan kesejahteraannya.
G
ambaran terhadap kondisi sosial ini, secara makrodigambarkan oleh dua bidang penting dalam mewujudkan keberhasilan
pembangunan. Kedua bidang tersebut adalah bidang kesehatan dan
pendidikan. Pembangunan bidang kesehatan yang dimanifestasikan
melalui penyediaan prasarana dan sarana kesehatan, sampai akhir tahun
2007 telah dilakukan secara optimal, khususnya dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang terjangkau dan mudah didapatkan oleh
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Merangin, sampai saat ini berupa 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah Tipe
C dengan kapasitas rawat inap 150 tempat tidur dan 9 tempat tidur VIP,
serta 1 unit Rumah Sakit swasta (DKT) dengan kapasitas rawat inap 50
buah tempat tidur. Disamping itu, dalam mendukung pelayanan kepada
masyarakat juga telah dilakukan melalui penyediaan Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD), terdiri dari 12 unit Puskesmas dengan 78 unit
Puskesmas Pembantu (PUSTU) dan 78 Bidan Desa. Jumlah tenaga
kesehatan dalam Kabupaten Merangin tahun 2002 sebanyak 42 orang
dokter umum, 5 orang dokter spesialis, 16 orang dokter gigi, dibantu 4
orang apoteker, 169 orang paramedis / perawat.
J
ika dilihat dari rasio sarana pelayanan dengan jumlahpenduduk, sebenarnya termasuk dalam kategori mencukupi apabila
dibandingkan dengan rasio nasional. Akan tetapi, untuk rasio bidan desa
masih di bawah rasio nasional. Permasalahan yang dihadapi selama ini,
terletak pada sebaran penduduk yang tidak merata, dimana satu dengan
desa lainnya dihubungkan oleh prasarana jalan yang cukup jauh,
kondisinya buruk dan sarana transportasi yang tidak memadai sehingga
sarana pelayanan kesehatan yang ada tidak dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat.
D
isamping prasarana dan sarana kesehatan, prasarana dansarana pendidikan di Kabupaten Merangin ini juga sangat penting dalam
meningkatkan kondisi sosial masyarakat. Distribusi prasarana dan sarana
pendidikan ini, sampai saat ini juga masih belum merata. Terlebih-lebih
dengan rentang kendali antar desa yang cukup jauh, khususnya di
pedesaan, mengakibatkan pendistribusian prasarana dan sarana
pendidikan amat sulit dilakukan. Apabila penempatan prasarana dan
sarana didasarkan pada indikator nasional yang lebih mengacu pada
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
penyediaan prasarana pendidikan ini tentu saja tidak akan mampu
dijangkau anan-anak usia sekolah. Oleh karena itu, dalam penempatan
prasarana dan sarana pendidikan, cenderung mendasarkan pada
distribusi penyebaran permukiman, khususnya untuk pendidikan dasar (
SD ). Sedangkan penyebarannya disesuaikan dengan penyebaran
permukiman, sehingga hampir tiap desa terdapat sekolah dasar walaupun
jumlah muridnya kurang memenuhi standar per kelasnya.
P
enyebaran prasarana dan sarana Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan ( SMA/K ),
pendistribusiannya juga tidak merata. Bahkan terdapat penumpukan
sekolah di daerah perkotaan seperti Kecamatan Bangko, sedangkan
daerah lainnya seperti Kecamatan Jangkat hanya tedapat 2 buah
SLTP/MTSN dan 1 buah SLTA, sementara jumlah jumlah anak usia
sekolah jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan daya tampung
sekolah tersebut. Sebagai akibatnya, dimungkinkan banyak terjadi putus
sekolah. Gambaran terhadap kondisi prasarana pendidikan secara
umum adalah sebagai berikut :
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 - SDLB
2 SLTP
- SLTP Negeri 39 331 2.715 714
- SLTP Swasta 12 28 2.715 126
- MTs Negeri 5 1.335 99
- MTs Swasta 23 2.353 271
3 SLTA
- SMU Negeri 12 100 1.549 280
- SMU Swasta 3 3 156 37
- SMK Negeri 5 38 1.301 87
- SMK Swasta 2 15 307 38
- MAN 1 496 29
- MA Swasta 8 706 97
A
pabila dibandingkan dengan jumlah penduduk, khususnya usiasekolah maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan dasar,
dirasakan sudah mencukupi. Akan tetapi apabila dilihat dari rasio antara
jumlah sekolah dasar dengan SLTP dan SLTA, masih dirasakan belum
memadai. Oleh karena itu, dalam upaya pemerataan pendidikan wajib
belajar 9 ( sembilan ) tahun, maka upaya penyediaan prasarana dan
sarana pendidikan ini terus akan dilaksanakan. Karena dengan semakin
meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, secara langsung ataupun
tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidupnya. Muara
yang diharapkan dari menigkatnya pola pikir masyarakat, maka upaya
pendayagunaan potensi sumberdaya alam akan dapat dilakukan secara
optimal dan proporsional. Selanjutnya, dari aktualisasinya secara
berkelanjutan, akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
S
alah satu penanganan bidang sosial lainnya yang cukuppenting dalam menunjang pembangunan adalah Pelaksanaan Keluarga
Berencana ( KB ). Penanganan Keluarga Berencana ( KB ) yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Merangin sampai akhir tahun 2003 menunjukkan
bahwa jumlah akseptor selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2007, jumlah akseptor di Kabupaten Merangin
berjumlah 45.245 akseptor dari tahun sebelumnya yang berjumlah 43.476
akseptor. Peningkatan ini pada dasarnya merupakan dampak atas
pentingnya Keluarga Berencana dalam mewujudkan keluarga yang kecil,
bahagia dan sejahtera. Dari jumlah akseptor tersebut, yang merupakan
akseptor KB aktif, sampai akhir Desember 2003 sebanyak 45.245
akseptor. Sedangkan pola KB yang digunakan, mayoritas menggunakan
pola suntikan dan pil.
2.5.2. Kondisi Ekonomi Daerah
Kondisi perekonomian Kabupaten Merangin tidak terlepas dari
pelaksanaan pembangunan yang dilakukan masing-masing bidang yang
menjadi kewenangan daerah. Akumulasi dari dampak pelaksanaan
pembangunan secara langsung maupun tidak langsung, dicerminkan oleh
laju pertumbuhannya setiap tahunnnya. Laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Merangin untuk tahun 2007 sebesar 5,19 persen dan
dimungkinkan pada tahun 2007 juga akan mengalami peningkatan
sebesar 10 persen lebih atau kurang lebih mencapai sebesar 6,15 persen.
Besarnya capaian ini merupakan dampak langsung dari peningkatan PDRB
yang dicapai tahun 2007.
Dari pertumbuhan ekonomi tersebut, secara nyata juga tidak
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
pada masing-masing sektor pembangunan yang didukung sektor
usahanya, memberikan peran yang sangat penting dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor-sektor usaha yang mendukung
keberhasilan sektor pembangunan antara lain, sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor pertamabangan dan
penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan serta sektor jasa-jass. Dari sektor-sektor usaha ini, secara
akumulatif yang memberikan gambaran terhadap pencapaian Produk
Domestik Regional Bruto ( PDRB ) kabupaten Merangin selama ini.
Faktor pertumbuhan ekonomi, merupakan faktor yang sangat
penting dalam mewujudkan sukses atau berhasil tidaknya pelaksanaan
pembangunan. Karena dengan kondisi perekonomian kondusif, secara
langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh besar dalam
perwujudan kualitas pembangunan. Dengan kata lain, pelaksanaan
pembangunan yang mengalokasikan pendanaan yang cukup besar yang
didukung kondisi ekonomi yang kondusif, akan terwujud efektifitas dan
efisiensi alokasi pendanaan. Demikian demikian hasil pembangunan yang
dikerjakan pun akan berkualitas dan memenuhi umur ekonomi
perencanaan. Disisi lain, dari pelaksanaan pembangunan juga mampu
bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan
membangkitkan kegairahan pasar. Akan tetapi, jika dengan investasi
pembangunan yang begitu besar, tidak didukung kondisi perekonomian
yang kondusif, tidak akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan
tidak mampu menumbuhkan kegairahan pasar di masyarakat.
Investasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah,
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
serta fisik prasarana pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pertama, pembangunan yang secara langsung menyentuh masyarakat
dan mampu berpengaruh langsung terhadap tumbuh dan bekembangnya
ekonomi masyarakat. Pembangunan yang demikian, pada umumnya
merupakan kegiatan yang secara langsung melibatkan masyarakat dalam
proses dan pelaksanaan pembangunan. Masyarakat diikutsertakan secara
langsung dalam kegiatan pembangunan. Kegiatan ini biasanya
menyangkut kegiatan produksi dan pendayagunaan masyarakat. Oleh
karena itu hasil dan manfaatnya secara langsung dapat dinikmati oleh
masyarakat. Kedua, pembangunan yang diarahkan pada kegiatan yang
mampu merangsang, mendorong dan memacu kegiatan ekonomi dan
sosial masyarakat. Kegiatan ini secara nyata dilakukan sebagai upaya
menggairahkan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Kegiatannya
biasanya dalam bentuk pembangunan prasarana dan sarana fisik yang
mendukung tumbuh dan berkembangnya kegiatan masyarakat, menjadi
yang lebih produktif dan ekonomis, termasuk kegiatan pendayagunaan
potensi sumberdaya lokal menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Merangin Tahun 2005,
2007, dan 2007, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin
menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Peningkatan ini
dicerminkan dari peningkatan PDRB sebesar menjadi 5,12 persen pada
tahun 2005 dan meningkat menjadi 5,19 persen pada tahun 2007.
Peningkatan PDRB ini juga diiringi dengan peningkatan pendapatan per
kapita per tahunnya. Pendapatan perkapita per tahun, dari Rp. 4.852
juta,- pada tahun 2005 dan menjadi Rp. 4.658 juta persen pada tahun
2007.
Dari peningkatan PDRB dan pendapatan per kapita tersebut,
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
usaha. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan, secara umum
merupakan sektor yang menguasai hajat hidup masyarakat. Diantara
sektor-sektor yang selalu mengalami petumbuhan antara lain : pertanian
secara luas, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih,
bangunan dan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor
jasa-jasa. Akan tetapi dari pertumbuhan sektor-sektor tersebut, sektor
pertanian merupakan sektor utama yang mampu menyumbang
pertumbuhan ekonomi daerah.
Besarnya kontribusi sektor ini meliputi, sektor pertanian secara
luas sebesar 48,77 persen, perdagangan sebesar 13,44 persen
( pertumbuhannya menurun ), jasa-jasa sebesar 12,42 persen, bangunan
sebesar 8,12 persen dan sektor lainnya yang semakin kecil. Besarnya
konstribusi sektor pertanian, disebabkan oleh mayoritas masyarakat
Kabupaten Merangin masih menggantungkan kehidupannya pada sektor
pertanian, kemudian bermuara pada kegiatan perdagangan dan
bangunan. Sedangkan sektor lain yang mempunyai kontribusi cukup
besar dalam mendukung mobilitas adalah sektor transportasi dan
komunikasi, yaitu sebesar 3,85 persen. Rendahnya sektor transportasi ini
merupakan akibat dari rendahnya penyediaan sarana angkutan di daerah
ini. Oleh karena itu, dengan penyediaan angkutan ( Bus ), secara
berkesinabungan akan mampu merangsang tumbuh dan berkembangnya
sektor transnportasi.
2.6. Prasarana Perhubungan
Pembangunan prasarana perhubungan, merupakan unsur yang
sangat penting dalam menunjang kehidupan ekonomi dan masyarakat.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
berpengaruh besar terhadap pendayagunaan potensi sumberdaya alam
yang ada. Oleh karena itu, dengan pembangunan prasarana perhubungan
secara berkesinambungan selain mampu merangsang pertumbuhan
ekonomi, juga diharapkan mampu merangsang tumbuh dan
berkembangnya kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Disampiang tujuan sebagaimana tersebut di atas, harapan yang
lebih jauh diharapkan mampu merangsang tumbuh dan berkembangnya
pusat-pusat perekonomian baru secara lebih menyebar. Apabila mampu
tumbuh dan berkembangnya moda-moda perekonomian secara menyebar,
sekaligus meningkatnya peran dan fungsi prasarana perhubungan, secara
langsung akan berpengaruh pada peningkatan pendayagunaan potensi
sumberdaya alam secara ekonomis. Apabila pendayagunaan potensi
sumberdaya alam juga dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka
akan bermuara pada peningkatan pendapatan masyarakat, yang
selanjutnya mampu meningkatkan kesejahteraannya.
Pembangunan prasarana perhubungan, khususnya jalan yang
dilakukan Pemerintah Kabupaten Merangin, pada dasarnya dibagi dalam 3
( tiga ) jenis pekerjaan, yaitu :
a. Pembangunan jalan baru,
b. Peningkatan jalan
c. Pemeliharaan jalan
Dari ketiga jenis ini, pada dasarnya secara berkesinambungan akan
dilakukan oleh Pemerintah daerah secara bertahapd an berkesinambungan.
Hal ini mengingat Kabupaten Merangin dengan rentang kendali yang begitu
besar, secara nyata membutuhkan prasarana jalan yang cukup panjang.
Terlebih-lebih dengan distribusi permukiman yang menyebar dengan range
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
dilaksanakan dengan berbagai kelas jalan, sehingga antar desa, kecamatan
dan Kota Kabupaten dapat dihubungkan dengan mudah dan lancar oleh
kendaraan.
Dalam mendukung kelancaran transportasi di wilayah Kabupaten
Merangin, sampai akhir tahun 2003 telah dibangun jalan sepanjang
1.055,55 km. Dari panjang jalan tersebut, secara umum terdiri atas :
a. Jalan Aspal sepanjang 516,88 km
b. Jalan Kerikil sepanjang 379,48 km
c. Jalan tanah sepanjang 159,19 km
Dari panjang jalan tersebut, apabila dilihat berdasarkan kondisinya, juga
dapat diklasifikasikan dalam 5 ( lima ) kelompok, yaitu :
a. Jalan dengan kondisi baik sepanjang 338,57 km
b. Jalan dengan kondisi sedang sepanjang 277,15 km
c. Jalan dengan kondisi sedang rusak sepanjang 308,68 km
d. Jalan dengan kondisi rusak sepanjang 131,150 km
e. Jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 00,00 km
Sedangkan apabila dibagi menurut kelas jalan, maka klasifikasi jalan yang
ada di Kabupaten Merangin, hanya masuk dalam 2 ( dua ) jenis klasifikasi
jalan, yaitu :
a. Kelas III C sepanjang 840,79 km dan
b. Tidak dirinci sepanjang 214,76 km
Dengan kondisi jalan sebagaimana tersebut di atas, secara nyata
dalam mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat masih
membuthkan investasi yang cukup besar dalam pembangunan prasarana
perhubungan. Kebutuhan dana ini merupakan muara dari upaya
mewujudkan kondisi jalan yang betul-betul mampu berdayaguna dalam
mendukung perekonomian masyarakat. Investasi yang diperlukan,
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
bentuk pemeliharaan rutin maupun dalam bentuk pemeliharaan periodik.
Apabila ini dapat diwujudkan, maka upaya pendayagunaan potensi daerah
untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara
bertahap dan berkesinambungan akan dapat diwujudkan. Namun demikian
apabila upaya ini juga tidak mampu dilakukan, maka upaya ekploitasi
secara optimal potensi sumberdaya alam yang ada tidak akan dapat
diaktualisasikan.
2.7. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Merangin sampai akhir Tahun
2007 telah banyak mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini
disebabkan banyaknya terjadi alih fungsi lahan dan terjadinya okupasi pada
kawasan-kawasan yang mempunyai hak pengusahaan. Jenis penggunaan
lahan yang ada, dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, diantaranya
permukiman, sawah, semak, hutan, ladang/tegalan/huma, perkebunan dan
sebagainya. Dari jenis-jenis ini pada hakekatnya dibedakan atas :
a. Lahan Yang Diusahakan dan
b. Lahan Yang Belum Diusahakan
Dari kedua kelompok tersebut, secara rinci dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Lahan Yang Diusahakan
Kelompok lahan yang diusahakan, merupakan kawasan tempat
aktifitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis-jenis
yang termasuk dalam kelompok ini meliputi persawahan, permukiman,
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
lahan ini, apabila dibandingkan dengan luas Kabupaten Merangin
mencapai luasan kurang lebih 46 persen atau 311.076 Ha.
Penyebarannya berada pada 7 Kecamatan yang ada di kabupaten
Merangin. Rincian per jenis penggunaan lahan ini adalah sebagai berikut
:
- Permukiman
Penggunaan lahan untuk permukiman di Wilayah Kabupaten
Merangin, mencapai luas 6.769 Ha atau 0,97 persen dari luas
Kabupaten. Luasa pemanfaatan yang relatif masih kecil ini selaras
dengan jumlah atau kepadatan penduduk yang ada di Kabupaten
Merangin. Karena itu, yang menjadi pusat untuk kawasan
permukiman ini rata-rata di kawasan perkotaan dan kota-kota
kecamatan, seperti Bangko, Rantau panjang, Pamenang, Sungai
manau dan sebagainya. Sedangkan untuk kawasan pedesaan yang
sampai saat ini masih terpencar, rata-rata hanya membutuhkan
luasan yang relatif kecil, dengan asumsi saru rumah untuk satu
rumah tangga dengan anggota keluarga berjumlah 5 orang.
- Persawahan
Lahan yang dipergunakan untuk areal persawahan di Kabupaten
Merangin, mencakup areal seluas 9.214 Ha atau 1,68 persen dari
luas kabupaten. Kawasan persawahan ini, rata-rata ada pada
masing-masing kecamatan, akan tetapi luasannya kurang begitu
berarti. Kawasan yang mempunyai luasan cukup banyak terdapat di
Kecamatan Sungai manau, Jangkat dan Tabir. Dari luasan
persawahan ini mayoritas masih diupayakan melalui irigasi
sederhana. Namun demikian, juga terdapat persawahan yang
mempunyai sisteim irigasi teknis dan semi teknis, seperti di
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
luasan tersebut, sesungguhnya masih terdapat potensi yang cukup
memadai, namun demikian sampai saat ini belum mampu
didayagunakan, sehingga hanya menjadi lahan yang marginal.
Namun diwaktu mendatang diharapkan lahan-lahan tidur ini mampu
menjadi lahan potensi yang produktif.
- Tegalan/Ladang
Penggunaan lahan Tegalan/Ladang mayoritas dimanfaatkan untuk
berbagai jenis keperluan masyarakat. Pada kawasan transmigrasi,
pada umumnya ditanami dengan berbagai jenis tanaman semusim
seperti padi, tanaman hortikultura dan berbagai jenis sayur-sayuran.
Sedangkan lahan tegalan/ladang pada kawasan penduduk asli,
biasanya hanya ditanami dengan tanaman keras seperti kulit manis,
karet dan sebagainya, jarang ditanami jenis sayur-sayuran dan
tanaman hortikultura, sedangkan untuk tanaman semusim seperti
padi, bisasanya dilakukan melalui pembukaan lahan-lahan baru
secara berpindah-pindah. Secara eksisting, luasa lahan
tegalan/ladang ini sekutar 8.973 Ha atau 1,76 persen dari luas
kabupaten.
- Kebun Campuran
Penggunaan lahan untuk Kebun campuran, umumnya terdapat di
sekitar perumahan atau permukiman penduduk. Bahkan lahan jenis
ini juga banyak ditanam masyarakat di tepi-tepi jalan dan
sungai-sungai besar yang biasanya berupa buah-buahan seperti rambutan,
duku, durian, pisang, kelapa dan sebagainya. Luas areal kebun
campuran ini sebesar 23.240 Ha atau 3,45 persen dari luas
kabupaten.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
Penggunaan lahan perkebunan, merupakan areal yang paling luas
diupayakan oleh masyarakat. Berbagai jenis komoditi yang
berorientasi eksport telah dinaman oleh masyarakat dengan luasan
yang cukup berarti. Jenis tanaman tersebut seperti karet, kelapa
sawit, kopi, kulit manis dan coklat. Dari jenis komoditi ini, secara
umum merupakan perkebunan rakyat dan perkebunan swasta
nasional. Tanaman perkebunan rakyat, umumnya masih merupakan
perkebunan campuran dengan tanaman hutan maupun
semak-semak akibat kurangnya pemeliharaan. Sedangkan perkebunan
milik swasta, rata-rata merupakan jenis perkebunan monokultur
yang didukung perusahaan pengolahan hasil komoditi perkebunan.
Jenis komoditi yang telah diupayakan berupa kebun kelapa sawit,
berikut dengan kebun inti dan kebun plasmanya. Luas kawasan
perkebunan ini sebesar 262.560 Ha atau 38,98 persen dari luas
Kabupaten.
b. Lahan Yang Belum Diusahakan
Lahan yang belum diusahakan pada hakekatnya merupakan
kawasan pencadangan dan kawasan perlindungan. Jenis-jenis kawasan
yang ada dalam kelompok ini termasuk dalam kawasan hutan, belukar,
semak, padang alang-alang dan sebagainya. Luasan kawasan yang
belum diusahakan ini sampai saat ini mencapai 362.734 Ha atau 54 Ha
dari luas kabupaten. Rincian terhadap kawasan-kawasan ini adalah
sebagai berikut :
- Kawasan hutan
Kawasan hutan yang ada di Kabupaten Merangin, pada dasarnya
merupakan kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan lindung
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
hutan yang demikian termasuk dalam kategori hutan hujan tropis.
Berdasarkan hasil telaahan peta tata guna lahan pemaduserasian
TGHK dan RTRW dan berdasarkan SK menteri kehutanan Nomor :
173/Kpts-II/1986, maka kawasan hutan yang ada di Kabupaten
Merangin dapat diklasifikasikan kedalam :
• Hutan Lindung dengan luasan 27.875 Ha • Hutan Alam dengan luasan 68.378,5 Ha
• Hutan produksi terbatas dengan luasan 30.659 Ha • Hutan Produksi dengan luasan 126.347,5 Ha
• Hutan Produksi tetap dengan luasan 99.826 Ha dan • Areal penggunaan Lain dengan luasan 414.810. Ha
Berdasarkan uraian di atas, secara jelan menunjukkan bahwa
Kabupaten Merangin ini secara umum untuk penggunaan lahan, pada
hakekatnya dapat diprosentasekan kedalam 2 ( dua ) jenis penggunaan,
yaitu :
- Areal kawasan kehutanan dengan luasan mencapai 45,98 persen
dan
- Areal kawasan non kehutanan dengan luasan mencapai 54,02