• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness terhadap rasio kolesterol total/HDL - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness terhadap rasio kolesterol total/HDL - USD Repository"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh : Ridho Prayogie NIM : 078114103

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS SKINFOLD THICKNESS TERHADAP RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL/HDL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh : Ridho Prayogie NIM : 078114103

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

Kupersembahkan buat : Tuhan Yesus Kristus atas berkat, hikmah, serta perlindungan yang telah diberikan Ibu-Bapakku, sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku Adik-adikku, Teman-temanku dan Almamaterku

(6)
(7)
(8)

viii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa atas berkat, rahmat dan bimbingan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Rasio Kolesterol Total/HDLini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa materil, moral maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ipang Djunarko M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

2. dr. Fenty, M.Kes., SpPK selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, saran, serta dukungannya yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini. 3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji atas masukan-masukan

dan saran yang berharga.

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran yang berharga.

5. Laboratorium Pramita Utama/Prahita Utama yang telah membantu peneliti dalam pengukuran profil lipid dalam darah.

(9)

ix

7. Dosen dan Karyawan yang telah ikut berpartisipasi dan membantu peneliti dalam penelitian ini

8. Ayahanda Rachmat Soebagio dan Ibunda Ester Muhu yang telah membesarkan serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, doa, dan selalu memberikan dukungan kepada penulis.

9. Paulus Febrianto Silor, Putu Dyana Christasani, Fetri Anastasia, Margareta Sisca G., Eka Yulianti, Paulina, Eric Fran, dan Elisabeth Eskaria merupakan rekan peneliti dalam penelitian ini yang telah membantu peneliti dalam penelitian serta bersama-sama dalam suka dan duka menjalankan penelitian.

10.Teman-teman FKK-B 2007, Farmasi 2007, serta teman-teman yang memberikan semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.

11.Teman-teman Kost Wisma Putra Yubi

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di kemudiaan hari.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

(11)

xi

(12)

xii

I. Tata Cara Penelitian... 23

1. Observasi Awal ... 23

2. Permohonan Izin Kerja Sama... 23

3. Pembuatan inform concern, leaflet, dan data calon subyek penelitian ... 23

B. Komperatif Body Mass Index Normal dan Body Mass Index Tidak Normal terhadap kadar HDL, Kolesterol Total, dan Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL dalam Darah ... 33 1. Komperatif Body Mass Index Normal dan

(13)

xiii

dalam Darah ... 33 2. Komperatif Body Mass Index Normal dan

Body Mass Index Tidak Normal terhadap

Kadar Kolesterol Total dalam Darah ... 34

3. Body Mass Index Normal dan

Body Mass Index Tidak Normal terhadap

Rasio Kadar Kolesterol total/HDL dalam Darah ... 35 C. Korelasi Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness

dengan Kadar HDL, Kolesterol Total dan

Rasio Kolesterol Total/HDL dalam Darah ... 35 1. Korelasi Body Mass Index terhadap Kadar HDL

dalam Darah ... 36 2. Korelasi Body Mass Index terhadap Kadar Kolesterol Total

dalam Darah ... 38 3. Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar HDL

dalam darah ... 39 4. Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Kadar Kolesterol Total dalam Darah ... 40 5. Korelasi Body Mass Index terhadap

Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL dalam Darah ... 42 6. Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

(14)

xiv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 51

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I Tingkat Rasio Kolesterol Total/HDL ... 9

Tabel II Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan Body Mass Index ... 10

Tabel III Standar Pengukuran Triceps Skinfold Thickness... 12

Tabel IV Data Karakteristik Subyek Penelitian ... 28

Tabel V Perbandingan Kadar HDL dalam Darah pada BMI Normal dan Tidak Normal ... 33

Tabel VI Perbandingan Kadar Kolesterol Total dalam Darah pada BMI Normal, dan Tidak Normal ... 34

Tabel VII Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL pada BMI Normal dan Tidak Normal ... 35

Tabel VIII Data Korelasi BMI terhadap Kadar HDL dalam Darah ... 36

Tabel IX Data Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total/HDL ... 38

Tabel X Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar HDL dalam Darah ... 40

Tabel XI Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar Kolesterol Total dalam Darah ... 41

Tabel XII Data Korelasi BMI terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL ... 42

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengukuran Berat Badan ... 11

Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan ... 11

Gambar 3 Posisi Rahang Skinfold Caliper yang Benar ... 12

Gambar 4 Skinfold Calipper ... 12

Gambar 5 Pengukuran Skinfold Thickness pada Bagian Triceps ... 13

Gambar 6 Bagan Pengambilan Subyek Penelitian ... 18

Gambar 7 Histogram Distribusi Umur ... 30

Gambar 8 Histogram Distribusi BMI... 30

Gambar 9 Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness ... 31

Gambar 10 Histogram Distribusi HDL ... 32

Gambar 11 Histogram Distribusi Kolesterol Total ... 32

Gambar 12 Histogram Distribusi Kolesterol Total/HDL ... 33

Gambar 13 Diagram Sebar Hubungan BMI dan Kadar HDL ... 37

Gambar 14 Diagram Sebar Hubungan BMI dan Kadar Kolesterol Total .... 38

Gambar 15 Diagram Sebar Hubungan Triceps Skinfold Thickness dan Kadar HDL ... 40

Gambar 16 Diagram Sebar Hubungan Triceps Skinfold Thickness dan Kadar Kolesterol Total ... 41

Gambar 17 Diagram Sebar Hubungan BMI dan Rasio Kolesterol Total/HDL ... 43

(17)

xvii

Gambar 19 Alat Skinfold Caliper... 60

Gambar 20 Kalibrasi Skinfold Caliper ... 60

Gambar 21 Alat Timbangan Berat Badan merek Tanita ... 61

Gambar 22 Pengukuran Triceps Skinfold Thickness ... 68

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Clearence ... 52

Lampiran 2 Informed Consent ... 53

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian (Dekan) ... 54

Lampiran 4 Surat Penelitian (WR I Universitas Sanata Dharma) ... 55

Lampiran 5 Surat Peminjaman Ruang ... 56

Lampiran 6 Kartu Pencatatan Hasil Pemeriksaan ... 58

Lampiran 7 Leaflet ... 59

Lampiran 8 Foto Skinfold Caliper ... 60

Lampiran 9 Foto Timbangan Berat Badan ... 61

Lampiran 10 Data Validasi Alat ... 62

Lampiran 11 Data Statistika ... 63

(19)

xix INTISARI

Obesitas berhubungan dengan penimbunan lemak berlebihan dalam jaringan tubuh dan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kadar HDL (high density lipoprotein) dan kolesterol total dalam darah dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui obesitas. Obesitas juga dapat diketahui dengan menggunakan metode antropometri, yaitu body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness dengan rasio kolesterol total/HDL sehingga dapat menjadi deteksi dini penyakit kardiovaskular. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross sectional (potong lintang) dan pengambilan sampel secara non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Penelitian ini menggunakan subyek uji 70 orang yaitu dosen dan karyawan pria Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma, rentang umur 30-50 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang diperoleh dari penelitian diolah terlebih dahulu dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Kemudian dilanjutkan analisis Pearson (data terdistribusi normal) atau analisis Spearman (data tidak terdistribusi normal). Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %. Pada penelitian ini didapatkan hasil korelasi positif yang bermakna antara body mass index terhadap rasio kolesterol total/HDL p=0,000 (p<0,050) dengan kekuatan korelasi yang sedang dan korelasi positif yang bermakna antara trisceps skinfold thickness terhadap rasio kolesterol total p=0,001 (p<0,050) dengan kekuatan korelasi yang lemah.

(20)

xx ABSTRACT

Obesity is associated to excessive accumulation of fat in the body tissue and may increase the risk of cardiovascular disease. High density lipoprotein rate and total cholesterol can be used as parameter to determine obesity. Obesity also can be identified by using anthropometry method, such as is body mass index (BMI) and triceps skin fold thickness.This study aims to know the correlation between body mass index (BMI) and triceps skin fold thickness with the ratio of total cholesterol/ HDL so that it can be an early detection of cardiovascular disease.

This was an analytic observational study with cross sectional design approach and non–random sampling with purposive sampling type was used. This study used 70 subjects, who were male staff in Sanata Dharma University, with the age range is 30–50 years old who meet inclusion and exclusion criteria. The data obtained from the study were processed first by using Kolmogorov–Smirnov normality test, and then followed by using Pearson analysis (normally distributed data) or Spearman (the data is not normally distributed). The confidence level is 95%.

In this study, the correlation between body mass index and the ratio of total cholesterol/HDL was significantly p=0.000 (p<0.050) and the correlation between triceps skin fold thickness and the ratio of total cholesterol was significantly p=0.001 (p<0.050).

(21)

1

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang harus segera diatasi karena dari tahun ke tahun prevalensi obesitas baik di negara maju maupun negara berkembang semakin meningkat, sehingga menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), obesitas merupakan suatu epidemi global (WHO, 2000). World Health Organization (WHO) memperkirakan, di dunia ada sekitar 1,6 miliar orang yang

berumur ≥15 tahun mengalami kelebihan berat badan (overweight), pada tahun

2005 sebanyak 400 juta orang dewasa mengalami obesitas, dan diperkirakan pada tahun 2015 lebih dari 700 juta orang dewasa akan mengalami obesitas (WHO, 2000).

(22)

2

kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta memiliki prevalensi paling tinggi yaitu sebesar 24,0% (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2008).

Terjadinya obesitas merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori yang dibakar pada proses metabolisme di dalam tubuh. Obesitas dapat disebabkan oleh faktor genetik, faktor aktivitas, dan faktor pola makan (Wahyu, 2009).

Obesitas didefinisikan sebagai penimbunan lemak berlebihan dalam jaringan tubuh. Penimbunan ini dapat terjadi di seluruh tubuh atau di tempat-tempat tertentu misalnya di daerah perut yang lebih sering disebut sebagai obesitas sentral atau obesitas abdominal (Welborn, Dhaliwal, and Bennett, 2003). Salah satu cara untuk mengukur distribusi lemak dalam tubuh adalah dengan metode antropometri, yaitu dengan mengukur body mass index (BMI) (Lipoeto, Yerizel, Zulkarnaen, dan Widuri, 2007).

Body mass index dapat digunakan sebagai penanda terjadinya obesitas dan dapat sebagai prediktor penyakit kardiovaskuler. Keuntungan dari body mass index yaitu mudah dilakukan dan tidak mahal (Lai and Ng, 2004). Selain itu juga

obesitas dapat diukur dengan menggunakan alat berupa skinfold caliper. Skinfold caliper digunakan untuk mengukur tebal lipatan kulit (skinfold thickness) (Lipoeto

et al., 2007). Skinfold thickness merupakan prediktor yang baik pada peningkatan lemak tubuh (Nooyens et al., 2006).

(23)

menguntungkan (penurunan kadar HDL-kolesterol) yang merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskuler. The National Heart, Lung, and Blood Institute

America menyatakan adanya hubungan yang sangat erat antara penyakit

kardiovaskuler dengan obesitas (Gibney, 2008).

Penurunan HDL-kolesterol dianggap meningatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena penurunan HDL dinilai dapat mencegah terjadinya atherogenesis, rendahnya kadar HDL menggambarkan adanya peningkatan lipoprotein yang mengandung apoB yang bersifat atherogenic, dan rendahnya HDL umumnya berkaitan dengan faktor risiko non-lipid dari sindroma metabolik (Achmad, 2009).

Obesitas akan meningkatkan risiko terhadap penyakit kardiovaskular. Hubungan ini dapat terbentuk diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan metabolisme yang terjadi. Obesitas akan mempengaruhi metabolisme lipid dan glukosa, serta pengaturan tekanan darah (Achmad, 2009).

(24)

4

dan korelasi positif yang bermakna antara obesitas dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,070; p<0,010).

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, permasalahan pada penelitian ini adalah apakah terdapat korelasi positif yang bermakna antara body mass index dan triceps skinfold thickness dengan rasio kolesterol total/HDL pada

pria dewasa sehat ?. 2. Keaslian penelitian

Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan body mass index, triceps skinfold thickness, kadar HDL dalam darah, kadar kolesterol dalam darah,

dan rasio kolesterol total/HDL yang dapat digunakan sebagai indikator obesitas dan sebagai deteksi dini penyakit kardiovaskular, antara lain :

a. Overweight and Obesity in Relation to Cardiovascular Disease Risk Factors among Medical Students in Crete, Grece (Bertsias, Mammas, Linardakis, and

Kafatos, 2003).

(25)

b. Relationship Between Body Mass Index, Lipids and Homocysteine Levels in University Students (Sanlier and Yabanci, 2007).

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran antropometri, analisis kadar lipid dalam darah, dan homosistein. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya korelasi negatif yang bermakna antara obesitas dengan kadar HDL dalam darah (r=-0,330; p<0,010), korelasi positif yang bermakna antara obesitas dengan kolesterol total (r=0,160; p<0,010), dan korelasi positif yang bermakna antara obesitas dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,070; p<0,010).

3. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness diharapkan mampu memberikan gambaran awal rasio

kolesterol total/HDL dalam darah. Pengukuran body mass index dan triceps skinfold thickness merupakan salah satu pengukuran antropometri yang murah dan

praktis serta dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus.

B. Tujuan Penelitian

(26)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obesitas 1. Definisi Obesitas

Menurut WHO, obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000). Obesitas juga dapat didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (IMT) >30 kg/m2 (Davey, 2006).

2. Klasifikasi Obesitas

Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper body obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity) (Tchernof, 2007).

Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominasi penimbunan lemak tubuh di bagian truncal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada truncal, yaitu truncal subcutaneus yang merupakan kompartemen paling umum,

intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal (Tchernof, 2007).

(27)

Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita dan sering disebut gynoid obesity. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita (Bergman et al., 2001).

3. Tanda dan Gejala Obesitas

Salah satu tanda dari obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada yang bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasaan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Biasanya gangguan pernapasan itu terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara (tidur apnea), sehingga pada siang hari penderita sering merasa mudah mengantuk (Waspadji, 2003).

(28)

8

4. Penyebab Obesitas

a) Kelebihan asupan energi terutama dari makanan berlemak tinggi, alkohol, dan konsumsi buah, sayur, serta makanan berserat tinggi yang sangat terbatas,

b) Penurunan aktivitas fisik terutama yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan kegiatan yang tidak melibatkan gerakan atau kurang berolahraga (IUFoST, 2007).

B. HDL dan Kolesterol Total

The National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III

(2001) menetapkan klasifikasi kolesterol total dan HDL yang merupakan pedoman untuk interpretasi klinik hasil tes lipid darah sebagai berikut :

Kolesterol Total :

Kurang dari 200 mg/dl, dikategorikan level kolesterol yang diinginkan, Antara 200 - 239 mg/dl, dikategorikan batas level kolesterol tinggi,

Lebih besar atau sama dengan 240 mg/dl, dikategorikan level kolesterol tinggi.

HDL kolesterol :

Kurang dari 40 mg/dl, dikategorikan level kolesterol HDL rendah

Lebih besar atau sama dengan 60 mg/dl, dikategorikan level kolesterol tinggi.

High density lipoprotein (HDL) merupakan salah satu dari tiga

(29)

tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah (Soeharto, 2001).

Kadar HDL yang semakin tinggi maka akan menurunkan risiko terhadap penyakit jantung, hal ini disebabkan karena HDL membawa kolesterol dari aliran darah menuju ke hati. Di dalam hati kolesterol tersebut akan dipecah menjadi asam empedu dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui tinja. High density lipoprotein disebut juga lemak baik, karena HDL membantu dalam mengurangi

penimbunan plak atau endapan pada dinding pembuluh darah (Soeharto, 2001). Tingkat rasio kolesterol total/HDL pada laki-laki ditunjukan pada tabel I.

Tabel I. Rasio Kolesterol Total/HDL (Soeharto, 2001) Umur Rasio Kolesterol Total/HDL (mg/dl) Laki-laki

< 30 4,1

39 -39 4,5

40-49 4,8

50-59 4,8

(30)

10

C. Metode Antropometri, Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness 1. Metode Antropometri

Antropometri adalah studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot, dan adiposa (lemak) jaringan. Kata antropometri berasal dari kata Yunani anthropo yang berarti manusia dan metron yang berarti ukuran. Bidang antropometri meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia. Berat badan, tinggi badan, ketebalan lemak (skinfold), keliling (pinggang kepala, tungkai), panjang tungkai, dan breadths (bahu, pergelangan tangan) adalah contoh dari pengukuran antropometri (Cahyono, 2008).

2. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index diperoleh berdasarkan perhitungan berat badan dalam

kilogram dibagi tinggi badan dalam meter persegi (Cahyono, 2008). Rumus untuk menghitung body mass index

(Cahyono, 2008).

Tabel II. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan Body Mass Index (WHO, 2000)

Body Mass Index

Kategori

< 18,5 Berat badan kurang (underweight) 18,5 – 24,9 Berat badan normal

25 - 29,9 Berat badan lebih (overweighi)

30 - 34,9 Obesitas I

35 – 39,9 Obesitas II

(31)

Gambar 1. Pengukuran Berat Badan (Gazette, 2007)

Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan (Health Risk Monitoring Project, 2002) 3. Skinfold Thickness (Tebal Lipatan Kulit)

Pengukuran skinfold thickness (tebal lipatan kulit) menggunakan alat skinfold caliper, bentuknya mirip jangka sorong dengan cara pengukuran yang

(32)

12

belakang (trisep), dan bagian bawah bahu (subscapular), dan pinggang bagian depan (supralium) (Ramayulis dan Lesmana, 2008).

Triceps skinfold thickness merupakan indeks yang mampu

menggambarkan total lemak tubuh karena hampir setengah penyimpanan lemak tubuh berada di lapisan bawah kulit. Triceps skinfold thickness diukur pada lengan atas posterior pada titik tengah antara akromion dan olekranon. Triceps skinfold thickness diukur dalam posisi pasien duduk atau berdiri (Mitsumoto, 2009).

Tabel III. Standar Pengukuran Triceps Skinfold Thickness (Williams and Wilkins, 2008)

Pengukuran Standar 90 %

Triceps Skinfold Thickness 12,5 mm 11,3

Gambar 3. Posisi Rahang Skinfold Caliper yang Benar (NHANES, 2007)

(33)

Gambar 5. Pengukuran Skinfold Thickness pada Bagian Triceps

(Goldberg, 2008)

D. Landasan Teori

Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan yang disebabkan karena kelebihan asupan makanan. Kelebihan asupan makanan juga mengakibatkan meningkatnya kadar lipid darah yang tidak diinginkan (kolesterol total, LDL dan trigliserida) serta menurunkan kadar HDL.

Metode antropometri dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah lemak tubuh dan sebagai indikator obesitas. Metode antropometri yang digunakan adalah body mass index (BMI), triceps skinfold thickness (tebal lipatan kulit bagian trisep). Gambaran mengenai profil lipid (rasio kolesterol total/HDL) dalam darah dapat diketahui dengan pengukuran body mass index dan triceps skinfold thickness dengan cara melihat ada atau tidaknya korelasi antara body

mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness dengan rasio kolesterol total/HDL.

(34)

14

obesitas dengan kolesterol total (r=0,160; p<0,010), dan korelasi positif bermakna antara obesitas dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,070; p<0,010).

E. Hipotesis

(35)

15

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menganalisis korelasi antara body mass index dan triceps skinfold thickness sebagai faktor risiko terhadap rasio kolesterol total/HDL sebagai faktor

efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data penelitian tersebut. Studi cross-sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

(36)

16

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali : umur, jenis kelamin

b. Variabel pengacau tak terkendali : patologi, aktivitas, dan gaya hidup subyek penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi pada penelitian ini adalah umur dari subyek penelitian. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar high density lipoprotein (HDL), kolesterol total, dan rasio kolesterol total/HDL.

2. Pengukuran body mass index (BMI) adalah perhitungan berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m2).

3. Pengukuran skinfold thickness adalah mengukur tebal lipatan kulit (mm) terutama pada bagian triceps dengan menggunakan alat skinfold caliper. 4. Rasio kolesterol total/HDL adalah perbandingan kadar kolesterol total hasil

(37)

5. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Rasio Kolesterol Total/HDL

Menurut Soeharto (2001), rentang kadar normal rasio kolesterol total/HDL pada pria yang berumur 30-60 tahun yaitu 4,10-4,70 mg/dl kolesterol tinggi.

b. Body mass Index (BMI)

Body Mass Index Kategori

< 18,5 Berat badan kurang (underweight) 18,5 – 24,9 Berat badan normal

25,0 - 29,9 Berat badan lebih (overweighi)

30,0 - 34,9 Obesitas I

35,0 – 39,9 Obesitas II

>39,9 Sangat Obesitas

c. Triceps skinfold thickness

Menurut Williams and Wilkins (2008) nilai normal untuk triceps skinfold thickness adalah 12,5 mm.

D. Subyek Penelitian

(38)

18

maupun kronis, sedang mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah. Jumlah subyek penelitian yang ditetapkan sebesar 70 orang.

Jumlah subyek penelitian awal dalam penelitian ini adalah 45 orang untuk Kampus I dan II Universitas Sanata Dharma, Mrican dan 62 orang untuk Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan. Jumlah minimum sampel untuk penelitian korelasi sebesar 30 subyek (Gay cit Sevilla, Ochave, Punsalon, Regala, and Uriarte, 2006). Kelebihan jumlah subyek penelitian dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek penelitian yang tidak dapat hadir pada saat pengambilan data maupun subyek penelitian yang diketahui tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu tidak berpuasa pada saat pengambilan darah. Pada saat pengambilan data berlangsung 24 orang subyek penelitian tidak hadir, 13 orang subyek penelitian dieksklusi karena tidak berpuasa, dan 70 orang subyek penelitian menjalani pengukuran tinggi, berat badan, triceps skilfold thickness pemeriksaan profil lipid (HDL, kolesterol total) (gambar 6).

(39)

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kampus I dan II Universitas Sanata Dharma terletak di Mrican, Kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, dan Kampus IV terletak di Pringwulung. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai Agustus 2010. Pengambilan data antropometri dan uji laboratorium tahap pertama dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan dan tahap kedua di Kampus II Universitas Sanata Dharma Mrican.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dikerjakan secara berkelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji adanya korelasi antar pengukuran antropometri yang meliputi lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), body mass index (BMI), dan triceps skinfold thickness terhadap profil lipid dan kadar hs-CRP dalam darah.

Kajian dari penelitian ini meliputi :

1. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, RLPP, terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah.

2. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, RLPP, terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL dalam Darah.

(40)

20

4. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang, RLPP, terhadap Kadar hs-CRP dalam Darah

5. Korelasi Pengukuran Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness, terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah

6. Korelasi Pengukuran Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness, terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL dalam Darah

7. Korelasi Pengukuran Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness, terhadap Rasio Kadar LDL/HDL dalam Darah

8. Korelasi Pengukuran Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness, terhadap Kadar hs-CRP dalam Darah

Penelitian ini memiliki fokus pada korelasi pengukuran body mass index dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dalam darah.

G. Teknik Sampling

Pengambilan sampel (teknik sampling) pada penelitian ini adalah secara non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis

purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling adalah

(41)

sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi peneliti, yaitu :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakter tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi,

b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects),

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dalam studi pendahuluan.

/

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa meteran dengan merek Butterfly®, timbangan berat badan merek Tanita®, alat pengukur tinggi badan merek merek ONDA measuring tape MT01®, skinfold caliper dengan merek pi zhi hou du ji®. Timbangan berat badan Tanita® dan alat pengukur tinggi badan ONDA measuring tape MT01® berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Skinfold caliper pi zhi hou du ji®, untuk mengukur tebal lipat kulit

pada bagian triceps. Pemeriksaan darah dilakukan oleh Laboratorium Pramita Utama/Prahita Utama. Alat yang digunakan dalam pengukuran kadar HDL dan kolesterol total dalam darah bermerek Aechitect c Systems™ dan Aeroset

(42)

22

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Salah satu parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan realibilitas instrumen penelitian adalah presisi. Presisi dinilai berdasarkan coefficient of variation (CV) yang dihitung dari simpangan baku dibagi dengan nilai rata-rata dikalikan 100% . Jika CV kurang dari 2% maka alat memiliki presisi yang baik (Mulja dan Hanwar cit Wulandari, Friamita, dan Patramurti, 2006).

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini telah divalidasi berupa, timbangan berat badan Tanita® dengan nilai CV hasil validasi adalah 0,000%, alat pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® dengan nilai CV 0,063%, dan skinfold caliper merek pi zhi hou du ji® dengan nilai validasi 0,000%. Hasil validasi alat secara keseluruhan memenuhi syarat validitas yang kurang dari 2%, dengan perhitungan validasi terlampir dalam lampiran.

(43)

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan informasi tentang jumlah karyawan dan dosen pria di Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma dengan rentang umur 30-50 tahun serta tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan subyek penelitian pada saat pengukuran parameter.

2. Permohonan izin kerja sama

Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin yang kedua ditujukan ke WR I Universitas Sanata Dharma, Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan, Kepala Urusan Rumah Tangga Paingan, Kepala BAPSI, Para Dekan Fakultas Kampus I, II, III dan IV Universitas Sanata Dharma. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian berupa surat persetujuan (informed concent) dan Laboratorium Pramita Utama.

3. Pembuatan surat persetujuan (informed concent), leaflet, dan data calon

subyek penelitian

a. Leaflet

Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan

(44)

24

suatu hal atau peristiwa. Leaflet digunakan untuk membantu peneliti menjelaskan kepada calon subyek penelitian tentang gangguan kesehatan yang dapat muncul sebagai akibat dari obesitas dan kadar kolesterol darah yang berada di atas atau di bawah kadar normal atau optimal, pengukuran antropometri (body mass index dan triceps skinfold thickness) sebagai metode praktis deteksi dini kesehatan, dan

macam-macam tes laboratorium kolesterol darah. b. Surat persetujuan (Informed concent)

Surat persetujuan (informed concent) merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed concent pada penelitian ini sesuai standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Subyek penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk ikut dalam penelitian diminta untuk mengisi data nama, usia, alamat, dan menandatangangani informed concent.

c. Data calon subyek penelitian

(45)

d. Pencarian subyek penelitian

Pencarian subyek penelitian dilakukan dengan memohon ijin secara tertulis kepada WR I Universitas Sanata Dharma maupun Para Dekan Fakultas, Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan, Kepala Urusan Rumah Tangga Paingan, Kepala BAPSI, untuk terlebih dahulu memohon ijin melibatkan dosen maupun karyawan dalam penelitian ini. Setelah memperoleh ijin untuk melibatkan dosen dan karyawan dalam penelitian ini, kemudian dilakukan presentasi untuk kelompok maupun dengan cara mendatangi langsung calon subyek secara perseorangan dan menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari penelitian ini. Calon subyek penelitian yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini di data nama, usia, nomor telepon, alamat rumah, dan diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed concent) yang berisi pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.

4. Pengukuran parameter

(46)

26

5. Pengolahan data

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun data dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian dilakukan interpretasi.

6. Analisis data penelitian

Data penelitian dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi suatu data. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson atau analisis Spearman.

J. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,050. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95 %.

K. Kesulitan Penelitian

(47)
(48)

28 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian korelasi body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL merupakan bagian dari penelitian payung yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan judul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid dan Kadar hs-CRP dalam Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular”.

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 70 subyek penelitian yang telah memenuhi kriteria penelitian baik kriteria inklusi maupun eksklusi. Karakteristik subyek penelitian meliputi umur, body mass index, triceps skinfold thickness, kadar HDL dalam darah, kadar kolesterol total dalam darah, dan rasio kadar kolesterol total/HDL. Data dari karakteristik subyek penelitian dapat ditunjukan pada tabel IV :

Tabel IV. Data Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Pria (n = 70)

Mean ± SD

P

Umur (tahun) 39,6 ± 5,2 0,198

BMI (kg/m2) 25,5 ± 3,7 0,200

Triceps Skinfold Thickness (mm) 16,0 (5,0–59,0)* 0,000

HDL (mg/dl) 41,00 (26,00–67,00)* 0,020

(49)

1. Umur

Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah dosen dan karyawan pria Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma dengan rentang umur 30-50 tahun. Hasil penelitian ini diperoleh rata-rata subyek penelitian berusia 39,6 tahun.

Umur merupakan faktor risiko obesitas sentral yang tidak dapat diubah. Seiring dengan bertambahnya umur, prevalensi obesitas sentral mengalami peningkatan (Erem et al., 2004). Peningkatan umur akan meningkatkan kandungan lemak total tubuh, terutama distribusi lemak pusat (Chang et al., 2000). Menurut Aekplakorn et al. (2007), menemukan bahwa prevalensi obesitas sentral meningkat sampai dengan umur 44 tahun.

(50)

30

Gambar 7. Histogram Distribusi Umur 2. Body Mass Index

Pada penelitian ini diperoleh hasil rata-rata body mass index subyek penelitian yaitu sebesar 25,5±3,7, dengan ukuran body mass index terbesar 35,1 kg/m2 dan terkecil 17,4 kg/m2. Berdasarkan rata-rata body mass index subyek penelitian menunjukkan subyek penelitian termasuk dalam kategori normal dan overweight. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci (2007),

menunjukkan bahwa peningkatan body mass index merupakan faktor risiko penting atau sebagai prediktor dalam penyakit kardiovaskular pada orang dewasa.

(51)

3. Triceps skinfold thickness

Rata-rata triceps skinfold thickness subyek penelitian, yaitu sebesar 18,8 mm, dengan ukuran terbesar 48,5 mm dan terkecil 6,0 mm. Menurut Williams and Wilkins (2008), standar triceps skinfold thickness 12,5 mm. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata subyek penelitian memiliki nilai triceps skinfold thickness di atas nilai standar (>12,5 mm).

Gambar 9. Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness

4. High Density Lipoprotein (HDL)

(52)

32

Gambar 10. Histogram Distribusi HDL 5. Kolesterol Total

Hasil analisis terhadap kadar kolesterol total subyek penelitian diperoleh rata-rata kadar kadar kolesterol total sebesar 199,61±32,39. Menurut National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (2001), maka subyek

penelitian dikategorikan berada pada level kolesterol yang diinginkan, tetapi ada juga subyek penelitian yang berada pada batas level tinggi kolesterol.

(53)

6. Rasio Kolesterol Total/HDL

Hasil analisis terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL subyek penelitian diperoleh rata-rata rasio kadar kolesterol total/HDL sebesar 4,88±1,17. Menurut Soeharto (2001), rentang kadar normal rasio kolesterol total/HDL pada pria yang berumur 30-60 tahun yaitu 4,10-4,70 mg/dl, maka dalam penelitian ini rasio kolesterol total/HDL dari subyek penelitian melebihi batas normal.

Gambar 12. Histogram Distribusi Kolesterol Total/HDL

B. Komparatif Body Mass Index Normal dan Body Mass Index Tidak Normal terhadap kadar HDL, Kolesterol Total, dan Rasio Kadar

Kolesterol Total/HDL dalam Darah

1. Komparatif body mass index normal dan body mass index tidak normal terhadap kadar HDL dalam darah

Tabel V. Perbandingan Kadar HDL dalam Darah pada BMI Normal dan Tidak Normal HDL 46,50 (32,00-67,00) 38,50 (26,00-59,00) 0,000 *p < 0,050 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna

(54)

34

berbeda bermakna terhadap kadar HDL dalam darah pada body mass index tidak normal. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Bertsias et al., 2003), hasil dari penelitian tersebut yaitu antara kadar HDL pada body mass index normal berbeda bermakna terhadap kadar HDL pada body mass

index tidak normal (p=0,010).

2. Komparatif body mass index normal dan body mass index tidak normal terhadap kadar kolesterol total dalam darah

Tabel VI. Perbandingan Kadar Kolesterol Total dalam Darah pada BMI Normal dan Tidak Normal *p < 0,050 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna

Pada tabel VI menunjukkan nilai p=0,938, karena nilai p>0,050; maka dapat disimpulkan antara kolesterol total pada body mass index normal berbeda tidak bermakna terhadap kolesterol total pada body mass index tidak normal. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci (2007), hasil dari penelitian tersebut yaitu antara kadar kolesterol total pada body mass index normal berbeda tidak bermakna terhadap kadar kolesterol total pada body mass index tidak normal (p=0,090).

3. Komparatif body mass index normal dan body mass index tidak normal terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dalam darah Tabel VII. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL pada BMI Normal dan

(55)

Pada tabel VII menunjukkan nilai p=0,200; karena nilai p>0,050 maka dapat disimpulkan antara rasio kolesterol total/HDL pada body mass index normal berbeda tidak bermakna terhadap rasio kolesterol total/HDL pada body mass index tidak normal. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Bilgili, Kucukerdonmez, Koksal, and Ayaz (2009). Hasil dari penelitian tersebut yaitu antara rasio kolesterol total/HDL pada body mass index normal berbeda tidak bermakna terhadap rasio kolesterol total/HDL pada body mass index tidak normal (p=0,057).

C. Korelasi Body Mass Index, Triceps skinfold thickness dengan kadar HDL, Kolesterol Total, dan Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL dalam Darah

Pada pengolahan data untuk menentukan sebaran data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji statistik normalitas Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai p lebih besar dari 0,050 dan sebaliknya data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai p kurang dari 0,050.

(56)

36

(p>0,050), dan untuk data rasio kolesterol total/HDL nilai p=0,200 yang menunjukkan bahwa data rasio kolesterol total/HDL berdistribusi normal (p>0,050).

1. Korelasi body mass index terhadap kadar HDL dalam darah

Korelasi body mass index terhadap kadar HDL dalam darah diuji secara statistik menggunakan analisis Spearman, karena data body mass index berdistribusi normal sedangkan data kadar HDL berdistribusi tidak normal.

Tabel VIII. Data Korelasi BMI terhadap Kadar HDL dalam Darah

p Korelasi Spearman

(r) Korelasi BMI terhadap Kadar HDL 0,000 -0,479

(57)

Gambar 13. Diagram Sebar Hubungan BMI dan Kadar HDL

Diagram sebar (gambar 13) menunjukkan bahwa hubungan linear antara body mass index dan kadar HDL dalam darah. Titik-titik menyebar secara acak

dan cenderung ke kiri, dengan demikian pola hubungannya linear negatif, artinya bahwa dengan semakin bertambah nilai body mass index maka kadar HDL di dalam darah semakin berkurang. Pada diagram tersebut juga dapat dilihat bahwa sebaran datanya tidak seluruhnya merata, hal ini menunjukkan kekuatan korelasinya sedang.

(58)

38

Tabel IX. Data Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total dalam Darah

P Korelasi Pearson

(r) Korelasi BMI terhadap Kadar

Kolesterol Total

0,007 0,318

Dari tabel IX, diperoleh nilai p=0,007 yang menunjukkan bahwa korelasi antara body mass index dengan kadar kolesterol total dalam darah adalah bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,318 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah. Hasil dari penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci (2007), yaitu adanya korelasi yang bermakna antara body mass index dengan kadar kolesterol total di dalam darah dengan arah korelasi positif (r=0,210; p<0,050).

Gambar 14. Diagram Sebar Hubungan BMI dan Kadar Kolesterol Total

Diagram sebar (gambar 14) menggambarkan hubungan linear antara body mass index dan kadar kolesterol total dalam darah. Titik-titik menyebar

(59)

meningkat juga kadar kolesterol total di dalam darah. Pada diagram tersebut juga dapat dilihat bahwa sebaran datanya tidak merata, hal ini menunjukkan kekuatan korelasinya semakin lemah.

3. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar HDL dalam darah Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar HDL dalam darah diuji secara statistik menggunakan analisis Spearman, hal ini dikarenakan distribusi data dari triceps skinfold thickness tidak berdistribusi normal sedangkan data kadar HDL dalam darah tidak berdistribusi normal.

Tabel X. Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar HDL dalam Darah

(60)

40

Gambar 15. Diagram Sebar Hubungan Triceps Skinfold Thickness dan Kadar HDL

Diagram sebar (gambar 15) menunjukkan hubungan linear antara triceps skinfold thickness dan kadar HDL dalam darah. Titik-titik menyebar secara acak

dan cenderung ke kiri, dengan demikian pola hubungannya linear negatif, artinya bahwa semakin bertambah nilai triceps skinfold thickness maka kadar HDL di dalam darah berkurang. Pada diagram tersebut juga dapat dilihat bahwa sebaran datanya tidak merata, hal ini menunjukkan korelasinya semakin lemah.

4. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar kolesterol total dalam darah

(61)

Tabel XI. Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar Kolesterol Total dalam Darah

P Korelasi Spearman

(r) Korelasi Triceps Skinfold Thickness

terhadap Kadar Kolesterol Total

0,107 0,195

Dari tabel XI, diperoleh nilai p=0,107 yang menunjukkan bahwa korelasi antara triceps skinfold thickness dengan kadar kolesterol total dalam darah adalah tidak bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,195 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sangat lemah. Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci (2007), yang menunjukkan bahwa adanya korelasi yang tidak bermakna (p>0,050) antara triceps skinfold thickness dengan kadar kolesterol total dengan arah korelasi

positif (r=0,160).

(62)

42

Diagram sebar (gambar 16) menggambarkan hubungan linear antara triceps skinfold thickness dan kadar kolesterol total dalam darah. Titik-titik

menyebar secara acak dan cenderung ke arah kanan, dengan demikian pola hubungannya linear positif, artinya bahwa semakin bertambah nilai triceps skinfold thickness maka semakin meningkat juga kadar kolesterol total di dalam

darah. Pada diagram tersebut juga dapat dilihat bahwa sebaran datanya tidak merata, hal ini menunjukkan korelasinya semakin lemah.

5. Korelasi body mass index terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dalam darah

Korelasi body mass index terhadap rasio kolesterol total/HDL diuji secara statistik menggunakan analisis Pearson, hal ini dikarenakan distribusi data dari body mass index dan rasio kolesterol total/HDL sama-sama berdistribusi normal.

Tabel XII. Data Korelasi BMI terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL

p Korelasi Pearson

(r) Korelasi BMI terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL

0,000 0,557

(63)

yang dilakukan oleh Hu et al. (2000) didapatkan hasil adanya korelasi bermakna antara body mass index dengan rasio kolesterol total/HDL, dengan nilai p=0,020 (p<0.050).

Gambar 17. Diagram Sebar Hubungan BMI dan Rasio Kolesterol Total/HDL

Diagram sebar (gambar 17) menggambarkan hubungan linear antara body mass index dan rasio kolesterol total/HDL. Titik-titik menyebar secara acak

dan cenderung ke kanan, dengan demikian pola hubungannya linear positif, artinya bahwa semakin bertambah body mass index maka semakin meningkat juga rasio kolesterol total/HDL. Pada diagram tersebut juga dapat dilihat bahwa sebaran datanya tidak seluruhnya merata, hal ini menunjukkan korelasinya sedang.

6. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dalam darah

(64)

44

distribusi data dari triceps skinfold thickness tidak berdistribusi normal sedangkan rasio kolesterol total/HDL berdistribusi normal.

Tabel XIII. Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL

Dari tabel XIII, diperoleh nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa korelasi antara triceps skinfold thickness dengan rasio kolesterol total/HDL adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,396 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci (2007), yang menunjukkan bahwa adanya korelasi bermakna antara antara triceps skinfold thickness dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, dengan arah korelasi positif

(r=0,070; p<0,050).

(65)

Diagram sebar (gambar 18) menggambarkan hubungan linear antara triceps skinfold thickness dan rasio kolesterol total/HDL. Titik-titik menyebar

(66)

46 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah adanya korelasi positif yang bermakna antara body mass index terhadap kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi yang sedang. Korelasi positif yang bermakna antara triceps skinfold thickness dengan rasio kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi yang lemah.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan subyek penelitian yang lebih banyak dan menambahkan wanita sebagai subyek penelitian.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan beberapa parameter skinfold thickness, sehingga diperoleh data yang lebih lengkap untuk

(67)

47 Bandung.

Aekplakorn, W., Hogan, M.C., Chongsuvivatwong, V., Tatsanavivat, P., Chariyalertsak, S., Boonthum, A., et al., 2007, Trends in Obesity and Associations with Education and Urban or Rural Residence in Thailand, Obesity, 15, 3113-3121.

Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2007, Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. xi.

Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2008, Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi D.I Yogyakarta 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 55.

Bergman, R.N., Van Citters, G.W., Mittelman, S.D., Dea, M.K., Hamilton, Wessler, M., et al., 2001, Central Role of Adipocytes in Metabolic Syndrome, J Investig Med, 49, 119-126.

Bertsias, G., Mammas, I., Linardakis, M., and Kafatos, A., 2003, Overweight and Obesity in Relation to Cardiovascular Disease Risk Factors Among Medical Students in Crete, Grece, BioMed Central, 1-9.

Bilgili, N., Kucukerdonmez, O., Koksal, E., and Ayaz, A., 2009, Assesment of Body Composition and Serum Lipid Profile in School Childreen, Pak J Med Sci., 468-473.

Boivin, A., Brochu, G., Marceau, S., Marceau P., Hould, F., and Tchernof, A., 2007, Regional Differences in Adipose Tissue Metabolism in Obese Men, PubMed Gov., 56, 533-540.

Bray, G., and Bouchard, C., 2004, Handbook of Obesity : Clinical Applications, Second Edition, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 115-147.

Cahyono, 2008, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, pp. 68-69.

(68)

48

Davey, 2006, At A Glance Medicine, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 7.

Erem, C., Arslan, C., Hacihasanoglu, A., Deger, O., Topbas, M., Ukinc, K., et al., 2004, Prevalence of Obesity and Associated Risk Factors in a Turkish Population, Obesity., 12, 1117-1127.

Gazette, 2007, Body Mass Index does not Measure Up, http://www.canada.com/topics/bodyandhealth/story.html?id=a4ad8e0f-04f2-48d4-84f7-c9b305170d7b, diakses tanggal 2 Desember 2010. Gibney, 2008, Gizi Kesehatan Masyarakat, Penerbit EGC, Jakarta, pp. 210. Goldberg, 2008, Baseline Skinfold Calliper, Fabrication Enterprises Inc., New

York, pp. 1-3.

Health Risk Monitoring Project, 2002, Recommendation for Indicators, International Collaboration, Protocol, and Manual of Operations for

Chronic Disease Risk Factor Surveys,

http://www.ktl.fi/publications/ehrm/product2/part_iii5.htm, diakses tanggal 2 Desember 2010.

Hu, F., Wang, B., Chen, C., Jin, Y., Yang, J., Stampfer, M., et al., 2000, Body Mass Index and Cardiovascular Risk Factors in Rural Chinese Population, American Journal of Epidemiology, Volume 15, 88-97.

International Union of Food Science and Technology, 2007, IUFoST Scientific Information Bulletin-Obesity, The International Union of Food Science and Technology (IUFoST), Canada, pp. 1-5.

Kamso, S., Purwantiastuti, dan Juwita, R., 2002, Dislipidemia Pada Lanjut Usia di Kota Padang, Makara Kesehatan, 6, 55-56.

Kantachuvessiri, A., Sirivichayakul, C., Kaewkungwal, J., Tungtrongchitr, R., and Lotrakul, M., 2005, Factors Associated with Obesity among Workers in a Metropolitan Waterworks Authority, Southeast Asian J. Trop. Med. Public Health, 36, 1057-1065.

Lai, S.W., and Ng, K.C., 2004, Which Antropometric Indices Best Predict Metabolic Disorders in Taiwan ?, The Southern Medical Association, 578-582.

(69)

Martins, I.S., and Marinho S.P., 2003, The Potential of Central Obesity Antropometric Indicators as Diagnostic Tools, Rev Saude Publica, 37(6). Mitsumoto, H., 2009, Amyotrophic Lateral Sclerosis: A Guide for Patients and

Families, Demos Medical Publishing, New York, pp. 428.

Nakanishi, N., Nakamura, K., Suzuki, K., Matsuo, and Y., Tatara, K., 2000, Associations of Body Mass Index and Percentage Body Fat by Bioelectrical Impedance Analysis with Cardiovascular Risk Factor in Japanese Male Office Worker, Industrial Health, 273-279.

National Health and Nutition Examination Survey (NHANES), 2007, Anthropometry Procedures Manual, Westat Inc., Washington DC, pp. 1-1.

National Heart, Lung, and Blood Institute, 2001, Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III) Final Report, NIH Publication, pp. II-7-27.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 145.

Nooyens, A., Koppes, L., Visscher, T., Twisk, J., Kemper, H., Schuit, A., et al., 2007, Adolescent Skinfold Thickness is a Better Predictor of High Body Fatness in Adults than is Body Mass Index : The Amsterdam Growth and Health Longitudinal Study, American Journal Clinical Nutr., 1533-1539. Ramayulis, R., dan Lesmana, L., 2008, 17 Alternatif Untuk Langsing, Penerbit

Jakarta Plus+, Jakarta, pp. 8.

Sanlier, N., and Yabanci, N., 2007, Relationship Between Body Mass Index, Lipids and Homocystein Leves in University Students, J Pak Med Assoc, 491-494.

Sevilla, C.G., Ochave. J.A., Punsalon, T.G., Regala, B.P., and Uriarte, G.G., 2006, Pengantar Metode Penelitian, UI-Press, Jakarta, pp. 163.

Soeharto, I., 2001, Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak Baik, dan Proses Terjadinya Serangan dan Stroke, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 164.

(70)

50

Tchernof, A., 2007, Visceral Adipocytes and The Metabolic Syndrome, Nutrition Reviews, 24, 29-6.

Wahyu, G.G., 2009, Obesitas pada Anak, Benteng Pustaka, Yogyakarta ,pp.1 Waspadji, S., 2004, Pengkajian Status Gizi, RSCM, Jakarta, pp. 8.

Welborn, T.A., Dhaliwal, S.S., and Bennett S.A., 2003, Waist-hip Ratio is The Dominant Risk Factor Predicting Cardiovascular Death in Australia, The Medical Journal of Australia¸ 179, 580-585.

Williams and Wilkins, 2008, All Thing Nursing, Wolters Kluwer Health, Norristown, pp.328.

World Health Organization, 2000, Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic, WHO Technical Report Series, Geneva, pp. 894.

Wulandari, D., Friamita, R., dan Patramurti,C., 2006, Penetapan Kadar Kafein dalam Campuran Parasetamol, Salisilamida, dan Kafein Secara

Spektrofotometri Derivatif, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(71)

51

(72)

52

(73)

Lampiran 2. Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRIK TERHADAP

PROFIL LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULAR

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan

tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi :

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.

Yogyakarta,……….

Saksi Yang membuat pernyataan

(……….) (………..)

(74)

54

(75)
(76)

56

(77)
(78)

58

(79)
(80)

60

Lampiran 8. Foto Skinfold Caliper

Gambar 19. Alat Skinfold Caliper

(81)

Lampiran 9. Foto Timbangan Berat Badan

(82)

62

Lampiran 10. Data Validasi Alat

Validasi Alat Pengukuran Tinggi Badan (Onda Measuring Tape MT01)

Tinggi Badan Mean SD CV (%)

Validasi Alat Pengukuran Berat Badan (Tanita-HA-622)

Berat Badan Mean SD CV (%)

Validasi Alat Pengukuran Tebal Lemak Kulit

(83)

Lampiran 11. Data Statistika

Lower Bound 2.465871E1 Upper Bound 2.640319E1

5% Trimmed Mean 2.548865E1

Median 2.563735E1

Variance 13.382

Std. Deviation 3.6580890E0

Minimum 17.4191

Maximum 35.1027

Range 17.6836

Interquartile Range 4.7331

Skewness .052 .287

Kurtosis -.127 .566

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BMI .056 70 .200* .991 70 .888

(84)

64

Interquartile Range 11.50

Skewness 1.409 .287

(85)

Data Normalitas Rasio Kolesterol-HDL

Mean 4.879223E0 .1397321

95% Confidence

5% Trimmed Mean 4.849240E0

Median 4.988350E0

Variance 1.367

Std. Deviation 1.1690822E0

Minimum 2.8163

Maximum 7.4063

Range 4.5900

Interquartile Range 1.7999

Skewness .256 .287

Kurtosis -.725 .566

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

KolesterolTotal/HDL .082 70 .200* .971 70 .104

(86)

66

Korelasi BMI dan Rasio Kolesterol Total-HDL

BMI

Kolesterol Total/HDL

BMI Pearson Correlation 1 .557**

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

Kolesterol Total/HDL

Pearson Correlation .557** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari data diatas, diperoleh nilai Significancy 0,000 yang menunjukan bahwa korelasi antara BMI dengan Rasio Kolesterol Total adalah bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,557 menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang.

(87)

Korelasi Triseps dan Rasio Kolesterol Total-HDL

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed).

Dari data diatas, diperoleh nilai Significancy 0,001 yang menunjukan bahwa korelasi antara triseps dengan Rasio Kolesterol Total adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,396 menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.

(88)

68

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Gambar 22. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness

(89)

69

Gambar

Tabel I. Rasio Kolesterol Total/HDL (Soeharto, 2001)
Tabel II. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan Body Mass Index  (WHO, 2000)
Gambar 1. Pengukuran  Berat Badan
Gambar 3. Posisi Rahang Skinfold Caliper yang Benar (NHANES, 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh metode tipe jigsaw terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan

Agar tidak keluar dari permasalahan yang diteliti penulis membatasi permasalahannya hanya pada jenis- jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa bahasa Jepang,

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDOARJO Jumlah  rumah tangga usaha  pertanian di Kabupaten Sidoarjo  Tahun 2013 sebanyak 41.287 rumah  tangga   

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data curah hujan yang diperlukan kemudian mencari hujan maksimum setiap tahunnya, melakukan analisis

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini

Mahasiswa yang tidak melakukan proses pembayaran kuliah/registrasi Semester Genap 2014/2015 sampai dengan tanggal 2 Maret 2015 dan tidak melakukan cuti akademik sampai

[r]

TqERMOMDTER DICITAL DENCAN OUTPUT SUAiA.. BERRASTS