• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran Model Learning Cycle 7E adalah model Dick & Carey. Model ini berorientasi pada hasil dan sistem. Dengan menerapkan model ini, maka akan menghasilkan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model Dick & Carey dimulai dengan mengenali tujuan pembelajaran (identifying an instructional goal), melakukan analisis pembelajaran (conducting an instructional analysis), mengenali tingkah laku masukan dan karakteristik pebelajar (identifying entry behaviours and characteristic), merumuskan tujuan performansi (writing performance objectives), pengembangan tes acuan patokan (developing criterion referenced test), mengembangkan strategi pembelajaran (developing an instructional strategy), mengembangkan dan memilih materi pembelajaran (developing instructional materials), mendesain melakukan penilaian formatif (designing and conducting formative evaluation), dan memperbaiki atau merevisi pembelajaran (instructional revitions). Kemudian langkah terakhir ialah dan merancang evaluasi sumatif (design and conduct summative evaluation).

Urutan perencanaan dan pengembangan sebagaimana yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey yang dikutip dalam bukunya The Systematic Design of Instruction adalah sebagaimana dalam gambar di bawah ini :

(2)
(3)

21 3.2 Prosedur Penelitian

Berdasarkan acuan model pengembangan yang digunakan yaitu model Dick & Carey, maka peneliti membagi prosedur penelitian dalam pengembangan perangkat Learning Cycle 7E ini melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang meliputi empat tahap awal model Dick & Carey, tahap kedua adalah tahap penyusunan produk yang meliputi tiga tahap model Dick & Carey setelah empat tahap pertama, tahap ketiga adalah tahap validasi produk yang merupakan tahap kedelapan dari model Dick & Carey, dan tahap kelima adalah tahap revisi produk yang merupakan tahap kesembilan dari model Dick & Carey. Pada penelitian ini, tidak dilakukan tahap kesepuluh dari model Dick & Carey, karena keterbatasan yang ada pada peneliti.

Langkah-langkah dalam penelitian ini yang telah dijelaskan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan

Dalam tahap awal ini dilakukan identifikasi tujuan, mengidentifikasi karakteristik siswa dan manganalisis pembelajaran serta merumuskan tujuan khusus. Identifikasi tujuan dilakukan dengan menentukan mata pelajaran serta kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan. Untuk mendukung penetapan mata pelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara dengan guru fisika SMA Tridharma Gorontalo. Penetapan mata pelajaran fisika ini, didasari pertimbangan bahwa, penelitian ini bertujuan membuat suatu perangkat pembelajarn fisika. Hal ini dilakukan berlandaskan pada berbagai analisis permasalahan terkait dengan

(4)

22 pembelajaran fisika di SMA . Selain itu juga didukung dengan berbagai kajian teori dan hasil penelitian yang mendukung pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran fisika untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran fisika pada SMA selama ini. Setelah menetapkan mata pelajaran yang akan dikembangkan yaitu fisika, selanjutnya adalah mempelajari silabus SMA Tridharma Gorontalo. Hasil kajian tersebut untuk mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan, sehingga diharapkan para siswa dapat memperoleh berbagai kompetensi dari hasil pengembangan ini.

Berdasarkan analisis silabus SMA Tridharma Gorontalo, maka dari sekian banyak Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran fisika sehingga bisa ditentukan standar kompetensi yang akan dikembangkan yaitu menganalisis dan menerapkan Hukum Termodinamika dengan kompetensi dasar menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan Hukum Termodinamika.

Setelah mengetahui tujuan umum pembelajaran mata pelajaran fisika, selanjutnya dilakukan identifikasi karaketristik siswa dan menganalisis pembelajaran fisika di SMA Tridharma Gorontalo. Identifikasi karakteristik siswa sangat penting dilakukan pada awal perencanaan. identifikasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa, baik sebagai kelompok maupun individu. Analisis pembelajaran dilakukan dengan mengobservasi praktik pembelajaran dan perangkat pembelajaran fisika di sekolah untuk mengetahui kondisi pembelajaran yang telah dan biasa berlangsung di sekolah saat ini.

(5)

23 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak sekolah khususnya guru fisika kelas XI IPA SMA Tridharma Gorontalo, menunjukan hal-hal yang berkaitan dengan siswa dan pembelajaran sebagai berikut:

1) Siswa kelas XI IPA di sekolah tersebut memiliki kemampuan akademis yang tergolong tinggi jika dibandingkan dengan siswa-siswa di kelas lain.

2) Keterbatasan alat peraga fisika yang dimiliki sekolah.

3) peserta didik kurang bersemangat dalam belajar fisika terlihat dari aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajaran fisika

.

4) Peserta didik merasa pembelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan rumit sehingga terkadang membosankan.

5) Keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran masih sangat rendah sehingga peserta didik cenderung pasif dan mudah jenuh.

6) metode pembelajaran yang digunakan masih didominasi dengan metode ceramah sehingga pemahaman konsep dan hasil belajar yang dicapai peserta didik masih rendah.

Setelah mengetahui karakteristik siswa dan pembelajaran yang dilakukan di sekolah, langkah selanjutnnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus. Perumusan tujuan pembelajaran khusus didasarkan pada identifikasi tujuan pembelajaran umum, sehingga dapat menjadi lebih operasional dan dinyatakan dengan tingkah laku yang dapat diamati. Pada identifikasi tujuan umum pembelajaran terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang aka dijadikan sebagai dasar penyusunan tujuan pembelajaran. Dengan menuliskan

(6)

24 tujuan pembelajaran, peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan dalam perangkat pembelajaran, peneliti dapat menentukan kisi-kisi soal evaluasi, dan akhirnya peneliti juga dapat menentukan seberapa besar tujuan pembelajaran yang tercapai. Berikut perumusan tujuan pembelajaran yang dapat diidentifikasi:

1. Menjelaskan usaha yang dilakukan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan piston yang dapat bergerak bebas.

2. Menjelaskan proses-proses yang terjadi dalam termodinamika berdasarkan grafik P-V.

3. Membedakan proses-proses yang terjadi dalam termodinamika.

4. Menggunakan persamaan usaha pada proses termodinamika untuk menyelesaikan masalah.

5. Menyebutkan bunyi Hukum I Termodinamika.

6. Menerapkan Hukum I Termodinamika pada beberapa proses termodinamika. 7. Menentukan kapasitas kalor pada tekanan tetap dan kapasitas kalor pada

volume tetap

8. Menyebutkan pengertian siklus dalam termodinamika 9. Menjelaskan proses siklus Carnot.

10.Menentukan efisiensi mesin Carnot.

11.Menyebutkan bunyi hukum II termodinamika.

12.Menjelaskan penerapan hukum II Termodinamika pada mesin pendingin. 13.Menentukan koefisien perfomansi mesin pendingin.

(7)

25 2. Tahap penyusunan produk

Adapun format yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini meliputi :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan RPP dilakukan dengan mengacu pada KTSP, pembelajaranfisika dan Model Learning Cycle 7E.

b. Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar dilakukan dengan mengadopsi text book, buku fisika SMA serta sumber-sumber dari internet.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Penyusunan LKS dilakukan dengan mengadaptasi buku fisika SMA. d. Media Pembelajaran

Pembuatan media pembelajaran menggunakan program macromedia flash 8 dan materi yang terdapat dalam media pembelajaran adalah ringkasan materi dari bahan ajar

e. Tes hasil belajar

Penyusunan tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran tyang telah dirumuskan.

3. Tahap Validasi Produk.

Setelah penyusunan produk selesai, langkah selanjutnya adalah memvalidasi produk. Validasi produk bertujuan untuk mendapatkan penilaian kelayakan, saran, dan masukan dari validator. Validasi produk pengembangan dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga orang dosen ahli pembelajaran fisika yang berada di

(8)

26 lingkungan Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo. Masing-masing validator memberikan penilaian dan masukan sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam lembar validasi.

4. Tahap Revisi Produk Pengembangan.

Tahap revisi produk pengembangan dilakukan berdasarkan hasil validasi. Setelah revisi dan penyempurnaan dilakukan maka akan diperoleh perangkat

Learning cycle 7E pada materi termodinamika kelas XI IPA SMA yang siap untuk diujicobakan.

Untuk lebih jelasnya dapatlah dibuatkan gambar tahap-tahap prosedur pengembangan kurikulum sebagaimana di bawah ini :

Gambar: 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan (Kamahi, 2010:134) PROSEDUR PENELITIAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBEAJARAN

TAHAP PERTAMA

Mengenali tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengenali tingkah laku dan karakteristik

siswa, merumuskan tujuan perfomansi

TAHAP KEDUA

Penyusunan produk berupa RPP, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan tes hasil belajar

TAHAP KETIGA

Melakukan validasi atau evaluasi produk pengembangan oleh dosen ahli pembelajaran fisika

TAHAP KEEMPAT

Melakukan revisi sesuai dengan hasil validasi

PRODUK AKHIR

Rencana pelaksanaan pembelajaran, Bahan Ajar, LKS, Media Pembelajaran, dan Tes Hasil Pembelajaran

(9)

27 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil validasi produk pengembangan oleh tiga orang dosen ahli pembelajaran fisika. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penilaian kelayakan perangkat pembelajaran. Aspek yang dinilai untuk tiap perangkat pembelajaran meliputi aspek kelayakan content, kontruksi, dan bahasa. Setiap aspek terdiri beberapa kriteria yang dapat dilihat pada lampiran.

1.4 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan teknik statistika dalam bentuk persentase. Rumus yang digunakan untuk menghintung persentase dari hasil validasi tiga orang dosen ahli pembelajaran adalah sebagai berikut:

% 100 maksimal skor kriteria jumlah ) kriteria tiap rata rata skor ( (%) Persentase

Berdasarkan hasil analisis kemudian dilakukan revisi perangkat pembelajaran yang dikembangkan sehingga diperoleh perangkat pembelajaran yang layak sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu valid. Dalam melakukan revisi produk, digunakan kualifikasi tingkatan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 Konversi tingkat pencapaian dengan level 4

Skala Penilaian Kualifikasi Keterangan

81%-100% Sangat baik/sangat layak Tidak perlu direvisi

66%-80% Baik/layak Tidak perlu direvisi

46%-65% Kurang baik/kurang layak Perlu direvisi 20%-45% Tidak baik/tidak layak Perlu direvisi

Gambar

Tabel 3.1  Konversi tingkat pencapaian dengan level 4

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH UNTUK MEMPEROLEH KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM NASIONAL AGRARIA

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan bubur pepaya dan bubur terung belanda berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut selai yang

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

4.2.1.1 Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, harus dihitung melalui persamaan:. OTTV = α [(U W

Hal ini terlihat hasil survey, dari 57 negara di dunia Indonesia hanya menduduki urutan ke-37 (The World Economic Forum Swedia Report, 2000). Predikat Indonesia pun hanya

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

disampaikan guru, dan diskusi, siswa dapat mempraktikkan gerak spesifik menahan (menggunakan kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar) pada permainan sepak bola

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret