• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA AREA YOGYAKARTA - UMBY repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA AREA YOGYAKARTA - UMBY repository"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya (Tjiptono, 2007).

Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada pola dasar seperti : Mengarahkan para bawahannya atas tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya, mendukung kerja bawahannya dan menggunakan saran para bawahannya (Rivai, 2007).

Menurut Ralph dan Ronald yang dikutip oleh Winardi (2007) gaya kepemimpinan dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

a. Gaya Kepemimpinan Otokratis

(2)

pelaksanaan pekerjaan dengan maksud meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.

Kepemimpinan seperti ini cenderung memberikan perhatian individual ketika memberikan pujian dan kritik, tetapi berusaha untuk lebih bersikap impersonal dan berkawan dibandingkan dengan bermusuhan secara terbuka. Ciri-cirinya :

1) Pimpinan mendikte teknik dan langkah kegiatan bawahan dalam bekerja setiap hari.

2) Pimpinan mengabaikan pendapat sekalipun bawahannya (kelompok). 3) Pimpinan mengambil keputusan sendiri.

4) Pimpinan kurang memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bawahan (kelompok).

5) Menggunakan pendekatan ancaman apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

(3)

menerima masukan-masukan dari para bawahannya, meskipun wewenang terakhir dalam keputusan terletak pada pimpinan. Ciri-cirinya :

1) Pemimpin memberikan kesempatan pada bawahan untuk menentukan cara penyelesaian pekerjaan.

2) Pemimpin mendengar pendapat, ide dan saran dari bawahan.

3) Pemimpin mengajak bawahan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

4) Pemimpin sangat memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bawahan. 5) Menindak para bawahan yang melanggar disiplin organisasi dan etika

kerja, pendekatan bersifat korektif dan edukatif. c. Gaya kepemimpinan Laissez Faire (bebas)

Gaya kepemimpinan Leissez Faire (bebas) yaitu gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan keputusan kelompok. Pimpinan akan menyerahkan kepetusan kepada keinginan kelompok serta dalam bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahan. Pimpinan tidak membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hanya sedikit melakukan kontak atau hubungan dengan para bawahan sehingga bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang tinggi. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan yang mutlak kepada kelompok. Ciri-cirinya :

1) Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan.

2) Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengemukakan ide, saran dan pendapat.

(4)

4) Pemimpin percaya bahwa bawahannya mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik.

5) Pemimpin membiarkan bawahannya memilih cara-cara yang dikehendakinya dalam melaksanakan tugas.

Dari ketiga gaya kepemimpinan di atas, masing-masing mempunyai tugas, wewenang dan ciri-ciri yang berbeda, yang nantinya bisa membedakan dalam penilaian para bawahannya. Menurut Rivai (2003:64) menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan dasar mengklarifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu, yang mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, dan meningkatkan hasil yang dapat dicapai.

2. Disiplin Kerja

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Fathoni, 2006:126).

Disiplin adalah pelatihan, khususnya pelatihan pikiran dan sikap untuk menghasilkan pengendalian diri, kebiasaan-kebiasaan untuk mentaati peraturan yang berlaku (Siagin, 2006:304).

Menurut Hasibuan (2004) kedidiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

(5)

tertulis maupun tidak tertulis dan bila melanggar akan ada sanksi atas pelanggarannya.

Setiyawan dan Waridin (2006) dalam Mohammad (2005), ada lima faktor dalam penilaian disiplin kerja terhadap pemberian layanan pada masyarakat, yaitu:

a. Kualitas kedisiplinan kerja, meliputi datang dan pulang yang tepat waktu, pemanfaatan waktu pelaksanaan tugas dan kemampuan mengembangkan potensi diri berdasarkan motivasi yang positif.

b. Kuantitas pekerjaan meliputi volume keluaran dan kontribusi.

c. Kompensasi yang diperlukan meliputi : saran, arahan atau perbaikan. d. Lokasi tempat kerja atau tempat tinggal.

e. Konservasi meliputi penghormatan terhadap aturan dengan keberanian untuk selalu melakukan pencegahan terjadinya tindakan yang bertentangan dengan aturan.

Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja menurut Rivai (2004) :

a. Disiplin retributif (retributive discipline) yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.

b. Disiplin korektif (corrective discipline) yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang tidak tepat.

c. Perspektif hak-hak individu (individual right perspective) yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner. d. Perspektif utilitarian (utilitarian perspective) yaitu berfokus kepada

(6)

Rivai (2004) juga menyebutkan ada tiga konsep dalam pelaksanaan tindakan disipliner, yaitu :

a. Aturan tungku panas yaitu pendekatan untuk melaksanakan tindakan disipliner.

b. Tindakan disiplin progresif yaitu untuk memastikan bahwa terdapat hokum minimal yang tepat terhadap setiap pelanggaran.

c. Tindakan disiplin positif yaitu banyak situasi, hukuman tindakan memotivasi karyawan mengubah suatu perilaku.

3. Kinerja Karyawan

(7)

melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.

Menurut Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar trtntu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan Waridin, 2004).

Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu :

a. Kemampuan. b. Keinginan. c. Lingkungan.

Rivai dan Basri (2005) juga menyebutkan empat aspek kinerja:

a. Kemampuan.

(8)

c. Tingkat tujuan yang dicapai.

d. Interaksi antara tujuan dan kemampuan para karyawan dalam perusahaan.

Kemudian tujuan kinerja menurut Rivai dan Basri (2005):

a. Kemahiran dari kemampuan tugas baru diperuntukan untuk perbaikan hasil kinerja dan kegiatannya.

b. Kemahiran dari pengetahuan baru dimana akan membantu karyawan dengan pemecahan masalah yang kompleks atas aktivitas membuat keputusan pada tugas.

c. Kemahiran atau perbaikan pada sikap terhadap teman kerjanya dengan satu aktivitas kinerja.

d. Target aktivitas perbaikan kinerja. e. Perbaikan dalam kualitas atau produksi. f. Perbaikan dalam waktu atau pengiriman.

Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrument yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum kemudian diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi:

a. Kuantitas kerja. b. Kualitas kerja.

c. Pengetahuan tentang pekerjaan.

d. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan. e. Perencanaan kegiatan.

B. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

(9)

actual akan melampaui harapan kinerja mereka. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Guritno, 2005). Tampubolon (2007) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan pengaruh antara faktor kepemimpinan dan faktor kinerja karyawan.

H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Hubungan antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan

(10)

membuktikan bila kedisiplinan karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

H2: Disiplin kerja karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Gaya kepemimpinan dan Disiplin kerja diindikasikan memiliki pengaruh yang secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja dari karyawan. Tingkat ketidakhadiran karyawan yang cukup tinggi dan sikap pemimpin yang kurang tegas dalam memberi sanksi kepada karyawan yang tidak disiplin menyebabkan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak dapat selesai tepat pada waktunya. Hal ini juga menimbulkan kecemburuan sosial antar karyawan. Hal ini mengintimidasikan bahwa disiplin kerja dan kepemimpinan, kedua variabel tersebut berdampak atau menimbulkan pengaruh terhadap menurunnya kinerja karyawan.

(11)

optimalnya kinerja karyawan akan membawa perusahaan mencapai visi yang telah ditetapkan.

H3 : Gaya kepemimpinan dan Disiplin Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian yang menyangkut Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan sebagai berikut:

1. Pengaruh Disiplin Kerja, Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada PT Kertas Kraft Aceh (Persero), yang ditulis oleh Yakub (2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Gaya kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Pada Percetakan Sadha Jaya di Denpasar yang ditulis oleh Dwipayana (2013). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

(12)

4. Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT Pustaka Rizki Putra Semarang, yang ditulis oleh Meta (2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja dan kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan).

A. Kerangka Konsep

Variabel Independent X Variabel Dependent Y

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gaya Kepemimpinan

(X1)

Disiplin Kerja (X2)

(13)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Survival rate 10 tahun penderita pasca operasi ganti katup aorta adalah sekitar 60% dan rata rata 30% katup artifisial bioprotese mengalami gangguan setelah 10 tahun dan

Hubungan antara limit satu sisi dan dua sisi juga berlaku untuk turunan, yakni sebuah fungsi memiliki turunan pada suatu titik jika dan hanya jika fungsi

Berdasarkan hasil pengamatan saya dan yang saya alami terhadap keadaan yang saat ini sudah dipengaruhi oleh kecanggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penggunaan

Jadi, menggunakan asumsi-asumsi di atas, didapatkan bahwa untuk memproduksi satu liter metanol nuklir dari air laut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.359, atau kita bulatkan saja jadi

Hasil analisis menunjukkan bahwa galur terung yang memiliki potensi hasil yang paling tinggi adalah galur ‘Bandung’, kandungan vitamin C buah tertinggi pada galur

Copyright (c) by Foxit Software Company, 2004 - 2007 Edited by Foxit

Dalam Penulisan ilmiah ini dapat di ketahui bahwa laba yang diterima perusahaan terus berubah, karena biaya yang di keluarkan perusahaan terjadi karena biaya produksi meningkat,

(3) Apabila  dalam  jangka  waktu  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  Menteri  tidak  memberikan keputusan  terhadap  permohonan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat