ffim
lufa;.c,
STKIP
Garut
?;.)CII!jT
ls5
oFrofciionaHEm.r.JJJi'iilfi
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
PROFESIONALISME
SEBAGAIKEKUATAN
KUALITAS
1PENDIDIKAN
Prof.
Dr.
H. IdrusAffandi,
SH. (Guru BesarLIP|
PROFESIONALISME
GLT.UMENUJU
GURUQALBU
9Dr.
H. Abdul Hasinq M.Pd. (STKIP Garut)KETERLIBATAN
MANUSIA
DALAM
PEMBELAJARAN
20BERBASIS
INOVASI
PENDIDIKAN
Dr.
Sar Joni Herri, M.Pd. (Universitas Al-Washliyah Medan)PENGEMBANGAN GIIRU
PROFESIONAL
34Dr.
Asep Priatna,M
Pd (STKIP Subang)PEMBELAJARAN
PKN
BERBASIS
KONTEKSTUAL
BAGI
49PENGUATAN KARAKTER BANGSA
H. EndangDimyati
(STKIP Garut)PENDIDIKAN
KARAKTEP.
BANGSA
MEI.ALI]I
62INTERN_ALISASI NILAI-N]L AI
KARAKTER
PANCA
IIWA
DI
PONPESMODERN
H. Maskur, SH., M,Pd. (STKIP Garut)
KONSEP
GERAKAN MORAL MAHASISWA
BAGI
74PENINGKATAN
PEMA"T{AMANBERDEMOKRASI
HJ.
Jamilab
SFI., M.Pd. (STKIP Garut)I
.
PENGEMBAI.{GAI'{
KEBAJIKAN KEWARGAAN
(CTWC
92WRruD
DALAM
MASYARAKAT
MTILTIKULTI.JRAL
INDONESIA:
PERAIT{PKN
Dikdik
BaehaqiArif
(Universitas Ahmad Dahlan Yogjakarta)KONTRIBUSIPOSITIFBUDAYAKONTEMPORERSAGI
IO8PENGUATAN
KARAKTER
BANGSA
Odang Hermanto dan Tetep
(S'ffIP
Garut)PENGEMBA}IGA}I
MODEL
WARI-ING
KEruJURAN
131DALAM
MENANAMKAN
NILAI-NILAI ANTI
KORUPSISISWA
DI
SEKOLA}I
Efi Miftah Faridli
(Universitas Muhamadiyyah Purwokerto)PENDIDIKAN
KA,R,AKTERBERBASIS
KEARIFAN
LOKAL
144\IELALTII
PENCAK SILAT
.{rik
Darojat, S.IP., M.Pd. (STzuP Garut)T.{NTANGAN
PROFESIONAUSME
PEMBELAJARAN
164PK}I
DI ABAD
21Tetep ( STKIP Garut)
LRGENSI
PENDIDIKAN
IV{ULTIKULTUR
DATAM
191PE\{BELAJARAN
PISJB udiono (Universitas Mui,hamadi yy ah Mal ang)
\SSESSMEN
PEMBELAJARAN
PKN
PADA
204P
E\AELAJARAN
JARAK JATII]
Sri Sumiyati dan Syaeful
Mikdar
( Universitas Terbuka Jakarta)KONTRIBUSI
BAHA}{
AJAR PKN
BERBASIS
KEARIFAN
228LOKAL DALAM MENiNGKATK,{N
PEMAHAMAN
\ASIONALISME
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NPE
TALKING'-.
251SNCK DALAM
MENINGKATKAN
KEBERANIAN
MENGEMT]KAKAN
PENDAPAT
PESERTADIDIK
Pipit
Pitria Patimah (Mahasiswa STKIP Garut)EFEKTIVITASPENGGLTNAANMODELPEMBELAJARAN
266FOTONELA
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR
PKnElit
An-an Ristiani (Mahasiswa STKIP Garut)SUSUNAN
PANITIA
SEMILOKA
NASIONAL
283PENGEMBANGAN KEBAJTKAN KEWARGAAN (CIWC
WRT\AN
DALAM MASYARAKAT MULTIKT]LTURAL
INDONESTE.
PNNIX
PEI{DIDIKAN KEWARGAI\-EGARAAN
Dikdik
BaehaqiArifi
(Universitas Ahmad Dahlan)Abstrak
Pendidilron Kewarganegaraan
di
persekolahan
(school
civic
education) berperan
penting dalam
mengembanglnn
budaya kewargaan (civic cttlture) yang diperlukon dalam rangka membangunsirtem
politik
demolcrasi. Sebagaiprogram
kurikuler
pada
tingkatpendidikan
dasar
dqn
menengah,
msta
pelajaran
pendidikankew arganegaraan berori entasi untu
k
m emper siapkan
warga
negara
muda agar memiliki kemampuan untuk terlibat dan berpartisipasi
aktif
dslon
mosyorakot
politik.
Pada
masyarakat Indonesia
yqngmultikultural,
budaya kanargaan
perlu
dbangn
di
atasfondasi
kebajikan
kewargaandan
komttmen kewargaan berdasarkannilai
dqsqr
Pancasila.
Tulism
ini
memhahas
peran
pendidikankewargonegcraan
dalom
mengembangkrmkebaiikan
kewargaansebagai
komponenpenting
budolta kewsrqasn
dolqm
maryarakatmu lti ku
lnral
Indone si a.Kata
Kunci:
budaya
kewargaan, masyarakat
multikultural
Indonesia, pendidikan
kewarganegaraan, kebajikan kewargaan, komitmen kewargaanPendahuluan
Realitas
masyarakat
multikultural
(multicainral
society)Indonesia tergambar
dalam
masukan(inout)
siswa dalam
lingkup pendidrkan.Har,rpir
di
setiap ieinbaga pendidikan,baik dari
rnulaitingkat
ciasar, menengah, maupun pendiciikantiirggi,
dapat kita temulI Dosen pada kogram Studi PPKn FKIP Uruversitas Ahmad Dahlan Yoryakarta Jl.
peserta
didik
yangmemiliki
karakteristik yang berbeda. kenyataanitu
dilatarbelakangioleh
perbedaankelompok
suku bangsa" ras, budaya, agama, gender, maupun bahasa asal mereka. Bukan saja di lingkungan sekolah, merekajuga
akan berhadapan dengan berbagai perbedaanlainnya di.lingkungan
sosial atau budaya mereka sehari-hari.Inilah
kekayaan bangsa" sekaligus
juga
tantangan bagi para pendidik dalammerancang program pemb elaj aran yang mengakomodir keberagaman
itu
dengan tetap tidak melupakan fungsi dan tujuan pendidikan.Menghadapi
kondisi
kemajemukanitu,
para pendidik
perluberpikir
ulang tentang bagaimana menjalankan peran dan fungsinyadalam proses pembelajaran di kelas yang siswanya berbeda dalam suku
bangsa,
ras, budaya,
agama, gender, maupun bahasa asal mereka. Sebuah penelitian yang dilakukantim
TheLIFE
center dan centerfor
\Iulticultural
Educationdi university of
washingthon"
seatleusA,
merumuskan pentingnya pemahaman
kembali
prinsip-prinsip pembelajaran(lear'ing princiles) untuk
siswa
yang
multicultural.L ap oran itu'mengidentifikasi empat prin s i p perrrbel ajaran kontemporer
1'ang perlu dipahami oleh penyelenggara pendidikan.
L
Learning
is
situatec
in
broad
socio-economicand historical
contextsand
is
mediated
by local
cultural practices
ard
perspectives.
2.
Learning takes place not only in schoor but arsoin
the murtiplecontexts and valued practices
of
everyday lives across thelife
span.
3.
All
lettrners need multiple sources o-f swpportfrom
a varietyof
institutions
to
promcte
their
personal
and
inteliechial
cievelopme;tt.
4.
Learning
isfacilitated
when leanrersare
encouragedto
useexpanding
their
lingristic
repertoires. (TheLIFE
Center andCenter
for Multicultural
Educatiorg 2007)Keempat prinsip pembelajaran di atas terasa tepat dipraktikkan dalam konteks masyarakat
multikultural
Indonesia' Para siswa perlu diajak unhrk memahami lingkungan belajar yang cukup lua3, dimediasioleh pralctik dan perspektifbudaya lokal, yairu budaya yang merupakan
hasil
cipt4
karsa" dan karya, genuine manusia Indonesia' Demikianpula bahwa pembetajaran tidak hanya dilakukan
di
dalam ruang kelas sekolah yang terbatas, tetapi juga dalam kontes dannilai
yang banyakdi
luar sekolah.Hal
demikian karena setiap pembelajar membutuhkan sumber untuk pengembangandiri
dan intelektual mereka.Pada
masyarakatyang multikultural,
proses
pembelajaran diharapkanmampu memfasilitasi
pesertadiciik dari
berbagai latar belakanguntuk
dapat mengembangkandirinya
sebagai warga negarayang
mampu
menghargai, menghormatidan
bekerjasama denganorang/keiompok
dari
berbagai
latar
belakang;
berperilakumengutamakan kepentingan
umum;
mempromosikanhak
individu,keanekaragaman dan kesetaraan; menjunjung kebenaran, cinta tanah
air; tidak iarut
dalam pengkultusan tokoh, kelompok dan partai, rasetnik,
bahasa dan agama./keyakinan; mau mengakui kekurangan dankesalahaq mau belajar
dari
kekurangan dan kesalahan,tidak
mudahdihegemoni dan mudah mencari
kambing hitam
atau memanipulasi sezuatu yang rnerugit<an orang lain, tidak mudah berprasangk-a burukkepada
individu
atau kelompoklain;
dankritis
sesuai konteks ruangsistem
politik
demokrasi konstitusional,yang ditandai oleh
adanyakebebasan (berpendapat, berkelompok, berpartisipasi), menghonnati
oranglkelompok
lain,
kesetaraan,
kerjasam4
persaingan,
dan kepercayaan (Chamim, 2003).Dalam pada
itu,
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan disekolah memerankan peran strategis dalam memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan
niiai
dan sikap yang menghargai perbedaan,baik
di
lingkungan
sekolatg maupun padalingkungan
luar
sekolah yang lebih luas untuk terwujudnya kehidupan demokratis berkeadaban berdasarkan Pancasila.Upaya
di
atastidaklah hadir
dengan sendirinya"tetapi
mestidirancang dan dikembangkan dengan
baik
agartidak
terjebak padaformalitas belaka. Siswa
tidak
hanya
difasilitasi untuk
rnemahamikeberagaman,
tetapi
siswa
juga
harus memiliki
kebajikanrakhlak kervarsaan(civic virtue)
yang
terdiri
ataswatak
kewargaan(civic
;iispositir,trt)dan
komiimen
kewargaan(civic
commitmenf) sebagaiJasar
mereka
untuk
berpartisipasi secara
aktif
dalam
urusan pemerintahandemi
terbentuknya budaya kewargaan(civic
calture) :erdasarkannilai-nilai
Pancasila.Perspektif Budaya Kewargaan
Pemahaman tentang budaya kewargaan (.civic
calture)
tidar<:isa
dilepaskan
dari
studi-studi rentang
demokrasi.
Konsep
ini
;iperkenalkan pertamakali
oleh GabrielAlmond
Can Sydney Verbar 1963).
civic
culture
dipaharni sebagai orientasi psikorogis terhadapsebagai seorang
aktor
politik (Mujani, 2007;
Orientasiini
termasuk pengetahuan atau kepercayaan, perasaan atau afeksi, dan evaluasi ataupenilaian
terhadapsistem
politik
secaraumum,
input
dan
outputpolitik,
dan
peran seseorang dalam sistempolitik. Diyakini
bahwa variasi rti dalarn orientasi dan sikapini
mempengaruhi partisipasi dandan
penerimaan terhadap sistem demokrasi,yang pada
gilirannyamempengaruhi stabilitas demokrasi
(Mujani,
2007)'Dalam
pembahasannya tentang orientasipolitik
inr'
Almonddan Verba meyakini
bahwa adatiga jenis
budayapolitik
budayapolitik
parokial (parochiat), budayapolitik
subjek, dan budayapolitik
partisipan.
Budaya
politik
parokial ditandai oleh
tidak
terdapatnyaperanan
politik
yang bersifat khas danberdiri
sendiri.Hel
itu
terjadi karena terbatasnya diferensiasi dalam masyarakat. Pada kebudayaanini,
masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objekpolitik
yang iuas, kecuali dalam batas-batas tertenhL
yaitu
terha'iap ternpat Cimanaia terikat
secara sempit(lfuntaprawiia,
1988), atau bahkan orang-orang bersikap apatis terhadap atau terasing dari sistempolitik
yang ada(Mujani,
2007)'Budaya
politik
subjek cenderung menjadikan orang bersikapaktif
terhadap sistempolitik
yang
secarastruktural
terdiferensiasi,khususnya terhailap sisi output
tlari
sistemini,
namun bersikappasif
terhadap
sisi input dari
sistem tersebut.
Artinya,
masyarakatmenganggap bahwa
dirinya tidak
memiliki
pelan (tiacianya oriet'tasipolitik diri)
dalam berbagai kebijakan yang disusun oleh suafu sistemsedangkan budaya
politik
partisipan
ditandai oleh
adanyaorientasi tidak hanyr.terhadap sistem
poltik
yang terdiferensiasi secara strulrtural, atau terhadap sisi output sistemini,
tetapi juga terhadap sisiinput dari
sistem bersangkutan dan terhadapdiri
sebagai partisipan aktif.Perpaduan
budaya
politik
partisipasn,subjelg dan
parokraldiyakini memiliki
pengarush
positif bagi
stabilitas
demokrasi.Demikianlah
dapat
dihapami bahwa budaya kewargaan
yangdikembangkan
itu
bukanlah
sekadar
budaya
politik
partisipaq
melainkan budaya
politik
partisipan "plus yanglain",
kombinasi antaraaktivisme dan pasifisme
(Mujani,
zooT). Dan kombinasiitulah
yangmelahirkan
perilaku
politik
moderat, bukan
radikal.
orientasinyabuka-niah kepada perubahan
yang bersifat revolusioneq
melainkan kepada perubahan secaragradual.
Itulah
kultur politik
demokrasir
\fujani.
2007)Buda,va
dan
tingkah
laku
demckratis
dipahami
sebagaikompleks
gabungan beberapaunsur,
yaitu:
keterlibatan kewargaan'.'ang L'ersifat secular
(seular
civic
engagement), sikap saring percayasesame
rvarga
(interpersonal
trust).
toleransi, keterlibatan politis
':'oitrtcql
engongemeirl). dukungan terhadap system demokrasi, dan:anisipasi
politik
Qtoli tica Iparticipation) (Mujani,
ZOAT)Elemen
budaya
kewargaanyang paling sentral dan
perluthe citizen to set aside
private
interests and personal concernsfor
thesake of the common good) (Quigley
&
Bahmueller, 1991). Tentang halini
Quigley
danBahmueller meyakini
bahwa kebajikan kewargaanmerupakan
dornain psikososial
individu yang
secara
substantifmemiliki
dua unsur,yaitu watak
kewargaan(civic
disposition)
dankomitmen kewargaan (civic c ommitment).
Watak kewargaan adalah sikap dan kebiasaan
berpikir
warga negara yang menopang berkembangnyafungsi
sosial yang sehat danjaminan kepentingan umum
dari
sistem demokrasi (...those attitudesand
habit of
mind
of
the citizen that
are
conduciveto
the
healthyfitncnoning
and common gootlof
the democratic system). Sedangkancivic
commirment adalah atau komitmen warga negara yang bernalardan
direrima dengan
sadar terhadapnilai
dan prinsip
demokrasil.:onstirLrsional (.. .thefreety-gtven, reasoned conrmilmenls of the cilizen
lc
the rurtdannenta! values andprinciples
o/ constitutional democracy)r Quigley
&
Bahmueller, 1991,p.
1 1).)Iaryaakat
Muitikultural
Indonesialndonesia dikonsepsikan dan dibangun sebagai
rnvlticalturql
nstion-state dalam konteks
negara-kebangsaanindonesia
modern, bukan sebagai monocultural nation-state.Hal itu
dapat dicermati daridinamika praksis
kehidupan bernegara Indonesia sejak Proklamasibernegara
dan
bermasyarakatyang menjadi dampak
langsung dandampak
pengiring
dari
berlakunya setiap
konstitusi
serta
dampak perkembangan internasional pada setiap jamannya itu.cita-cita, nilai,
dan konsep demokrasi, yang secara substantifdan prosedural rnenghargai persamaan dalam perbedaan dan persatuan
dalam keberagamarL secara
formal
konstitusionaldianut
oleh ketiga konstitusi tersebut. Dalam PembukaantruD
i945
terdapat beberapa kata kunci yang mencerminkancita-cit4
nirai, dan konsep demokrasi,yakni
"...mengantarkan
rakyat
Indonesiake
depanpintu
gerbangkemerdekan Negara lndonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur" (aiinea
2);
"
maka
rakyat
Indonesia
menyatakandengan
ini
kemerdekaannya"
(alinea
3);
"...maka
disusunrah Kemerdekaan, Kebanesaan Indonesiaitu
dalam suatu undang-undangDasar Negara Indonesia. vang terbentuk daiam suatu susunan Negara
Republik
Indonesra.
t'ang
berkedaulatanrakyat
dengan
berdasarieiada dst
keraklaran )'angdipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan:a,am
permusva\\'-u,uniperwakilan.
.''(alinea4),
Kemudian
dalam\I'-rkadimah Ko;rstitusi
RIS,
"Maka
demi
ini
kami
menyusun.-:nerciei:aan
kami
itu
daiam suatu Piagam negarayang
herbentuk:::alik-federasi.
berdasarkan .
dst.
. keraicyatan..."
(alinea
3);\esara-hukum
lrrdonesia Merciekayang
berdaulat
sempurna". >..a:.;utn1,a dalamMukadimah
LfLIDSRI
1950, ...dengan selamat::Iausa
mengantarkanrakyat
Indonesia
. . . dst. ..
yang
merdeka,:r:satu,
berdaulat,adil
dan makmur".
(aiinea2),,,...yang
berbenfuk iepublik-kesafuan, berciasarkan .dst. . . kerakyatan.. . dalam masyarakat,
!:i
dan
Negara hukum Indonesia
merdekayang
berdaulat sefitpurna"(alinea
4). Kata
rakyat yang selalu disebut dalam konstitusi tersebutp.asti menunjuk pada masyarakat Indonesia yang
multikultural
dengan seioka bhinneka tunggal ika itu.Pada tatararr ideal semua konstitusi tersebut sungguh-sungguh menganut paham demolrrasi dalam dan untuk rnasyarakat yang
lersifat
multikultural.
Hal
ini
mengandungarti
bahawa paham demokrasikonstitusional sejak awal berdirinya Negara Republik Indonesia tahun
1945 sampai saat
ini
merupakan landasandan
orientasi kehidupanbermasyarakat, berbangsa"
dan
bernegara Indonesiayang
bersifatmultikultural. Untuk
mewadahimultikulturalisme yang ada
secarainstrumental
dalam ketiga konstitusi
tersebutjuga
telah
digariskanadanya sejumlah perangkat demokrasi
seperti
lembaga perwakilanrakvat,
pernilihanumum yang
bersifatumum,
langsung, bebas dan rahasiauntuk
mengisi lembaga perwakilan rakyat; partisipasi.politik
rakyat melalui
partaipolitik;
kepemimpinan nasional dengan'sistem presidentil atau parlementer, perlindungan terhadap hak azasi manusia;sisrem desentralisasi dalam wadah negara kesatuan
GfLID
1945 danIIJDS
50)
atau sistem negara federal
(KRIS
a9);
pembagian kekuasaanlegislatif, eksekuti{
danyudikatif;
orientasi pada keadilandan kesejahteraan
rakyat;
dan demokrasi yang ber-Ketuhanan YangMaha Esa.
Konsep rnasyarakat multikultur al (,multi cul n
ral
s o ci ety) perhtdibedakan dengan konsep masyarakat majemuk Qtlural societv) yang
bangsa.
Multikulturalisme
dikembangkan
dari
konsep
pluralismebudaya dengan menekankan pada keiederajatan kebudayaan yang ada
dalam sebuah masyarakat (Suparlan, 2005:9g).
Multikulturalisme
ini
mengusung semangat
untuk hidup
berdampingan secara
damaiQteaceful coexi.stence) dalam perbedaan
kultur
yang adabaik
secaraindividual
maupun
secarakelompok
dan
masyarakat(A.n4
2006, Suparlan,2005).
Individu
dalamhal
ini
dilihat
sebagairefleksi
darikesatuan sosial dan budaya dimana mereka menjadi bagian darinya.
Dengan
demikian,
corak
masyarakat Indonesia
bukan
lagikeanekaragaman
suku
bangsa
dan
kebudayaannya
tetapikeanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Tabel
i
rransformasi
Masyarakat Indonesia Bhinneka Tunggallka
Masyarakat
Majemuk
Masyarakat
Multikultural
terdiri
dari dua atau lebih elemen atau tatanan sosial,,'ang hidup berdampingan,
rramun tanpa rnembaur cialam sar.r
unit
politik
yang tunggalSumber:
(Ari{
2008)sebuah pemahamarl penghargaan dan
p.ttitui*
atas budaya seseorang, serta sebuah penghormatan danbudaya etnis orang lairr.
Perubahan cara
berpikir
pitrralismeke
multikulturalisme yangmelandasi
realitas
multikultural
Indonesia
adalah
perubahankebudayaan
yang
menyangkutnilai-nilai
dasaryang
ticak
mudah :i'.r''-rjudka.n.oleh
karenaitu
diperlukan pemahaman yang mendalamMasyarakat baru yang merupakan pergeseran dari masyarakat
majemuk
ke
masyarakatmultikultural
Indonesia yang dicita-citakanadalah masyarakat yang menjadikan
nilai-nilai
Pancasila sebagainilai
yang
mengatur kehidupannya sebagaiwalga
suahr bangsa. Sebagaidasar kehidupan
bernegara,Pancasila
memiliki nilai-nilai
yangmenjadi
pedoman kehidupan berbangsadan
bernegarabagi
setiapwarga negara.
Pada sita Ketuhanan Yang Maha Esa diakui bahwa agama yang
dianut oleh
bangsa Lndonesia merupakan sumberetika dan
moral.Manusia Indonesia yang bermoral adalah manusia yang menjalankan
nilai-nilai
agamayang
dianutnya.Di
dalam
sila
kedua
Pancasilamengandung
nilai-rulai
demokrasi
dan
HAM.
Seorang
manusia Indonesia hanyalahmempunyai
arti
di
dalam
kehidupan bersamamanusia Indonesia
lainnya
untuk
mewujudkan
cita-cita
yangdiinginkan.
Hal ini
berarti manusia dan masyarakat Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang humanis dan mengakui akan hak asasimanusia.
Di
dalarn
sila
kelima
Pancasila,
yang
penting
ialah penguasaan dan pemanfaatanilmu
pengetahuan danteknologi
bagi kesejahteraan sosial sebagaimana yang dikemukakan oleh Soekarno didalam salah satu pidatonya.
Di
dalam sila keempat mengandungnilai-nilai
demokasi
dan
pandangan
populis.
Kehidupan
bersama masyarakat Indonesia berpihak kepada kepentingan rakyat dan bukankepada
kepentingal
penguasa atau kepada segolongan masyarakatyangbetter ofl.Di.cialam sila ketiga, Persatuan Indonesia, seperti yang
dalam
kehidupan
bersama masyarakatIndonesia.
oleh
sebab itu
berbagai kebijakan
yang
memaksamenghilangkan
kebhinnekaanmasyarakat Indonesia adalah
bertentangandengan
sila
persatuan Indonesia.Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang bhinneka, dan
oleh
sebab
itu,
merupakan
hak
dari
setiap suku
bangsa untuk
mengembangkan masyarakat dan budayanya,yang
pada gilirannyamenyumbangkan yang terbaik kepada masyarakat Indonesia. Inilah
inti
yang dikemukakan
di
dalam
TAp
MpR
No.
v/IrdpR/2000
tentangPemantapan
Persatuan
dan
Kesatuan Indonesia.
profil
marrusia Indonesia baruitu
digambarkan dalam tabel berikut:Tabel
I
Prot-rl]Ianusia
i
Pancasila
iKeruhanan
\-anq
\{aha
E-^
L-\d
Keria:iusiaan '''ang
{dil
danBeracatr
Persafuan
iidonesia
Indonesia Baru
Nilai-nilai
yang Disandango
Nilai-nilai
etikao
Nilai
moralo
FIAMr
Toleransi.
Kerukunan hidup antarwarga/antara agamaSaling menghargai perbedaan
Kemauan untuk bersatu
Menghormati simbol-simbol
negara persatuan Rasa bangga
Sumher
Nilai/Sarana
.
Agama yangdihayati di dalam masyarakat
Kesadaran hukum/negara hukum
Keda sama internasional
Bahasa Indonesia Sistem pendidikan
dan persekolahan
Interaksi
arrtzrwarga/ antarzuku Pendidikan
Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
sebagai orang Indonesia
Kerakyatan o Berfungsinya
lembaga-lembaga demokrasi
o
IPTEK
o
Rasa solidaritas sosial sebagai satubangsa
Sumber. (Tilaar,
.
Kerja sama dalam menanggulangi masalah nasional (gotong royong)2004)
Tabel
ci
atas menunjukkanprofil
manusia Indonesia, yaitumanusia Pancasila
yang
sedang menjadi.Profil
tersebur merupakan suatu proses perwujudannilai-nilai
Pancasila yang terus berkembang. Selainitu,
nilai-niiai
Pancasila yang tercantumdi
dalamkelima
silaPancasila
tersebut melupakan stratu
kesatuan
yang
terinteglasisehingga
tidak
dapat dipisah-pisahkan. K-eutuhannilai-nilai
tersebutrnenjiwai
seluruh proses humanisasi nianusiaIndonesia'
Di
dalamproses humarisasi
protil
manusia Indonesia tersebut tentunya adanilai-nilai
yang mendapatkan prioritas karena tuntutan keadaan'Lembaga-lembaga sosial tradisional
yang masih
fungsionai di
daerah
c
Nilai-nilai
demokrasi
o
Populis (memihak kepada kepentingan ralcyat)o
Teknologt yang memajukanPendidikan
Kewargan egaraan
d an Kebajikan Kewargaan
Bagaimana membangun
kebajikan
kewargsan
di
sekolah,terlebih
pada
masyarakatmulticultural
lndonesia? Tantangan gurupendidikan
kewarganegaraansekarang
adalah-menjadikan
mata pelajaranitu
berkhidmat kepada, dan mendorong penguatannilai-nilai
kemanusiaan karena beragam persoalan sosial budaya yang muncul
karena
keanekaragaman
yang ada.
Proses
pendidikankewarganegarmn
harus
bersandar secara
kukuh
kepada
budayaIndonesia
untuk
melahirkan
pandanganduni4
nilai-benilai,
dankomitmen
terhadapnilai-nilai
dan keluruhan martabat manusia yangbertumpu pada
kejujuran
dan pertanggungjawaban. Sekolah menurut Banks sedapat mungkin mempersiapkan para siswa dari berbagai ras,etnis, budaya dan kelompok bahasa ke arah warga negara yang
efektif
dan merefleksikan buday'a dan komunitas kewargaan @anks, 2007). Keburuhan
untuk
mernbina generasi yang akan datang dengan kemampuan menlusun kerangka moralimajinatif
kian penting bukan -.aiaunruk
menrelesaikan perscalan dengan cara-cara yang rasional:.3
saline
menehargai, tetapijuga
pentinguntuk
menjaga keutuhan:.:-ii'r.atat
inConesia
yang multikultural.
perlu
ciisadari, bahwa:: r-i varal:ar multiku
lturai
Indone si a tidakl ah selalu berdampak positiI
:::lainkan
tersimpan
beragarnpotensi
kcn{lik
yang
sewaktu-waktu:
'lcul
Karena itu, ernpati dan toleransi menjadi nilai dasar yang perlu:3:i.rs dikembangkan
baik
dalam proses
maupun
sebagai ourputspeklrum'ruang kelas pendidikan kewarganegaraan yang luas dirasa
tepat, karena sebagaimana dalam
kajian
Sosiologi, tindakan manusiatidak
pernah
terjadi dalam "pulau kosong". Dalam konteks
ini, pembinaannilai-nilai
kebajikan kewargaantidak
bisa dilepaskan dari pembentukaniklim
sosial yang kondusif bagi munculnya sikap toleran,egaliter, dan
partisipatif. Menurut
Amin
Abdullah, guru
besarUIN
SunanKalijaga
Yogyakarta(Abdullah,
2005), upaya meminimalisirkonflik yang
terpenting (termasuk
dalam
masyarakat
yangmultikultural) adalah
melalui
penanaman kesadaran
kepadamasyarakat
akan
keragaman
Qtlurality),
kesetaraan
(equality),kemanusiaan (lrumanity), keadilan (iust i
ce)
dannilai-nilai
dernokrasi(democration
values,\.Dan
kesemuaitu,
dapat dilakukan
melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah.Daitar
PustakaAbdullatu
A.
(2005).
KesadaranMultikultural.
Sebuah Gerakan "InlerestMinimalization"
dalam MereCakanKonflik
Sosial.In
M. A.
YaqirL Pendidikan
Multikultural:
Cross-Culnra!
Understanding
untuk
Demolcrasidan Keadilan (pp.
xi-xx).
Yogyakarta: Pilar Media.
Arif, D.
B.
(200S),Pengembangnt Warga Negara
Multikulrural
Implikasinya
terhadap
Kompetensi
Kewarganegaraan.Sekolah
Pascasarjana,
Program
Studi
PendidikanKewarganegaraan.
Bandung. Universitas
Pendidikan Indonesia.A-zra,
A.
(2006). Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia: PerspektifBanks, J.
A.
(2007). Educationg Citizenin
aMulticultaral
Society (2 ed.). NewYork:
Teachers College Press.Chamim, A.
I.
(2003). Civic Education diPerguruan Tinggi:Beberapa Catatan Pengalaman.In
S. Malian,
&
S.
Mararki
(Eds.), Pendidikan Kewarganegarcnn danHak
AsasiMarusia
(pp.5-16). Yogyakarta.
UII
Press.KantaprawirE
R.
(1988)
SistemPolitik
Indonesia: Suatu Model
Pengantar. Bandung: Sinar Baru.Mujani,
S. (2007).Muslim
Demol<rat: Islam,Budrya
Demolo'asi, danPartisipasi
Politik
di
hulonesia
Pasca-OrdeBull
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Quigley, C.
N.,
&
Bahmueller, C. F. (1991). Civitas: AFrameworkfor
Civic Education. Calabasas: Centerfor Civic
Education. Suparlan,P.
(2005)
Sukubangsa dan HubunganAntar
Sulatbangsa.Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian
Ilmu
Kepolisian.The
LIFE
Center and Center
for
Multicultural
Education.
(2007).Learning
in
andout of
Schoolin
Diverse Environment:Life-Long,
Life-I{ide,
Life-Deep.
Seatle: CenterFor
Multicultual
Education.
Tiiaar,
H.
(2004).
Multikultttralisme;
Tontangan-tantanganGlobal
Masa Depan
dalam
Transforntasi
Pendidikon
Nasionol. Jakarta. Grasindo.:,:,