• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berarti harus dapat dipercaya kebenarannya (Narbuko, 2007: 3).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berarti harus dapat dipercaya kebenarannya (Narbuko, 2007: 3)."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan jalan yang ditempuh untuk mencapai pemahaman. Jalan untuk mencapai pemahaman tersebut ditetapkan secara bertanggung jawab secara ilmiah dan data yang dicari untuk membangun atau memperoleh pemahaman yang luas melalui syarat ketelitian, ini berarti harus dapat dipercaya kebenarannya (Narbuko, 2007: 3).

1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang sifatnya hanya untuk mencari kesimpulan bedasarkan persoalan penelitian melalui hasil data deskriptif yang berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2001:3). Menurut Silalahi (2010:285) data kualitatif merupakan serangkaian data hasil observasi dimana tiap observasi yang terdapat dalam sampel (populasi) tergolong pada salah satu dari kategori. Menurut Creswell (2003:18), pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun pernyataan berdasarkan perspektif–konstruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalan individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya.

(2)

32 b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan ekplanatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan obyek yang diselidiki sebagai mana adanya berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang (Nawawi, 1992: 67). Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui indikator-indikator intrusik, atau sifat-sifat sewajarnya suatu gejala sosial tertentu (Nordholt, 1973: 88). Sedangkan penelitian eksplanatif bermaksud tidak hanya sekedar memberi gambaran mengenai suatu gejala sosial tertentu yang menjadi fokus perhatian yang ingin dijelaskan, tetapi juga bagaimana hubungannya fokus perhatian yang ingin dijelaskan tersebut dengan gejala sosial yang lain, serta mengapa hubungannya seperti itu (Malo, 1986: 38).

Penelitian eksplanatoris menurut Silalahi (2010: 31) memiliki dua tipe utama yaitu: penelitian asosiasi dan penelitian kasual. Penelitian Asosiasi bukan menjelaskan sebab- akibat. Artinya meskipun dua atau lebih variabel menunjukan asosiasi tidak dengan sendirinya bahwa antara dua variabel tersebut menunjukan hubungan sebab akibat karena perubahan nilai dalam satu variabel tidak menyebabkan perubahan nilai dalam variabel lain. Penelitian Kasual meneliti hubungan sebab- akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian eksplanatif bermaksud tidak hanya sekedar memberi gambaran mengenai suatu gejala sosial tertentu yang menjadi fokus perhatian yang ingin dijelaskan, tetapi juga bagaimana hubungannya fokus perhatian yang ingin dijelaskan tersebut dengan gejala sosial yang lain, serta mengapa hubungannya seperti itu (Malo, 1986: 38). Penelitian ini akan mendiskripsikan dan menjelaskan Peran LSM

(3)

33

dalam mewujudkan hutan desa di Desa Sungai Pelang Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Pelang, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Alasan memilih lokasi ini karena masyarakat di Desa Sungai Pelang sangat responsif dan memiliki hutan desa serta LSM Flora dan Fauna Internasional itu bergerak di desa ini.

1.3 Unit Amatan dan Unit Analisa a. Unit Analisis

Satuan analisis adalah hakikat dari populasi yang tentangnya hasil penelitian berlaku (Abell,1971 : 10). Menurut Babbie (2001 : 95 – 96) satuan analisis adalah sesuatu yang peneliti berupaya untuk menggambarkan (describe) atau menjelaskan (explain) karakteristik- karakteristiknya.

Sekaran, 1992 :372 (dalam Ihalauw, 2003 : 174) menyatakan bahwa satuan analisis adalah aras agresi dari data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan- persoalan penelitian.Unit analisis dalam penelitian ini adalah peran LSM FFI dalam mewujudkan hutan desa .

b. Unit Amatan

Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw, 2003:178).

(4)

34

Unit amatan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terkait dengan pembentukan hutan desa di Desa Sungai Pelang dengan key informan yaitu:

1. LSM Flora dan Fauna Internasional

2. Masyarakat Desa Sungai Pelang

3. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat

4. Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang

1.4 Metode Pengambilan Data 1.4.1 Jenis Data

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber utama yakni para pihak yang menjadi obyek dari penelitian ini. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dihasilkan melalui wawancara secara langsung dengan informan yang terdiri dari LSM Flora dan Fauna Internasional, masyarakat Desa Sungai Pelang, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, dan Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh dari lembaga atau institusi tertentu seperti biro statistik, departemen pendidikan dan lain-lain (Suyanto, 2007). Data untuk penelitian ini berasal dari LSM Flora dan Fauna Indonesia, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat serta Kabupaten Ketaapang, dan Badan Pusat Statistik.

(5)

35 1) Observasi

Observasi adalah pengamatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Usman 2003 : 54). Teknik ini dilakukan untuk memperoleh lebih banyak keterangan dari masalah yang akan diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dari permasalahan yang diteliti.

Observasi yang akan dilakukan adalah mengamati apa yang dikerjakan baik LSM Flora dan Fauna Internasional maupun masyarakat Desa Sungai Pelang. Serta mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh subjek yang diamati.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan atau tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Menurut Usman (2003 :58), wawancara berguna untuk :

a) Mendapatkan data-data dari tangan pertama.

b) Pelengkap teknik pengumpulan data lainnya.

c) Menguji hasil pengumpulan data lainnya.

Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara langsung, dimana peneliti akan berinteraksi secara langsung dengan responden. Wawancara akan dilakukan kepada Ketua LSM Flora dan Fauna Internasional, masyarakat Desa Sungai Pelang yang melakukan program pembentukan hutan desa, pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat serta Kebupaten Ketapang yang menangani program hutan desa.

(6)

36

Wawancara yang akan dilakukan berkaitan dengan proses terbentuknya hutan desa, hambatan dan dorongan yang dialami LSM Flora dan Fauna Internasional, bentuk- bentuk partisipasi masyarakat desa dalam melaksanakan program pembentukan hutan desa yang dikembangkan oleh LSM Flora dan Fauna Internasional, dan apa sajakah bentuk hutan desa yang telah terjadi di Desa Sungai Pelang.

Dalam melaksanakan wawancara penulis melaksanakan wawancara tidak terstruktur tetapi tetap fokus kepada masalah penelitian yang akan digali, alat bantu yang digunakan oleh peneliti adalah alat bantu perekam. Sesudah wawancara penulis melakukan pencatatan kembali hasil wawancara tersebut dengan memutar rekaman agar tidak ada yang terlupakan atau hilang. Pertanyaan yang diajukan berkisar pada; (1). Peran LSM FFI terhadap terbentuknya hutan desa, (2). Faktor yang mempengaruhi terbentuknya hutan desa, (3). Respon masyarakat desa terhadap program hutan desa.

Penelitian ini di mulai pada bulan Agustus 2013 di Kabupaten Ketapang, Kecamatan Matan Hilir Selatan Kalimantan Barat.

Pada tanggal 10 agustus 2013, peneliti mengambil data sekunder dari BPS, bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang berhubungan dengan gambaran umum tentang Kabupaten Ketapang Kecamatan Matan Hilir Selatan Kalimantan Barat, yang terdiri dari data tentang kondisi wilayah dan gambaran umum.

Pada tanggal 27 Agustus 2013, peneliti melakukan wawancara pertama dengan responden yang bernama Ibu Sri Mulyati. Beliau merupakan responden dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, beliau bekerja sebagai seksi

(7)

37

sumber daya masyarakat hutan di Dinas Kehutanan dan fasilitator untuk pembentukan hutan desa. Wawancara di lakukan di Kantor Dinas Kehutanan pada pagi hari, hal ini dilakukan karena beliau hanya ingin ditemui pada jam kerja. Setelah semua data yang diperlukan telah didapatkan oleh peneliti, maka peneliti menulis ulang semua hasil wawancara yang telah disesuaikan dengan hasil rekaman.

Pada tanggal 9 September 2013, pada wawancara kedua ini penulis berhasil menemui Bapak A. Syamyudin, setelah beberapa janji hendak bertemu dan gagal karena beliau sibuk dengan beberapa tugas kantor maka disela-sela kesibukan beliau disiang hari sesudah makan siang, penulis berhasil mewawancarai beliau. Wawancara dilakukan di Kantor Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang. Beliau merupakan kepala seksi pembinaan dan pengembangan hutan, beliau yang menangani segala urusan birokrasi hutan desa. Setelah semua informasi didapat tidak lupa penulis menulis kembali semua informasi hasil wawancara tersebut supaya tidak lupa.

Pada tanggal 10 September 2013, pada wawancara yang ketiga ini penulis mewawancarai Ibu Rahmawati. Wawancara di lakukan di Kantor FFI di ketapang pada waktu siang hari sesudah waktu istirahat makan siang. Beliau merupakan staf FFI yang bertugas mendampingi masyarakat desa dalam proses pembentukan hutan desa, serta menjadi penghubung antara masyarakat desa dengan pemerintah. Wawancara diawali dengan cerita-cerita kemudian penulis mengarahkan pembicaraan kepada pokok permasalahan penelitian. Wawancara berjalan dengan

(8)

38

baik dan penulis mendapatkan respon yang positif dari beliau. Sesudah selesai wawancara penulis menulis ulang hasil wawancara tersebut.

wawancara keempat ini dilaksanakan pada tanggal 11 September 2013, penulis mewawancarai Bapak Suwardi. Beliau merupakan Kepala Desa Sungai Pelang dan berperan sebagai pemberi ijin terbentuknya hutan desa dan penanggung jawab LKHD. Wawancara dilaksanakan dirumah beliau pada waktu malam hari ketika beliau sudah pulang dari kantor. Wawancara berjalan dengan baik dan respon yang diberikan juga positif sehingga penulis bisa mendapatkan data-data yang diperlukan mengenai permasalahan penelitian. Setelah wawancara selesai maka penulis kembali kerumah untuk menulis ulang hasil rekaman wawancara tersebut.

3) Dokumentasi

Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung berupa data sekunder, yang telah diperoleh peneliti dari kantor BPS, dinas kependudukan dan catatan sipil, internet, foto-foto yang diambil pada saat sosialisasi, pelatihan hutan desa, serta seminar dan bahan-bahan pustaka yang sesuai dengan keperluan peneliti menyangkut fokus penelitian.

1.4.3 Sumber Informasi

(9)

39

Dalam penelitian ini informannya adalah LSM dan Masyarakat Desa yang melakukan program hutan desa, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Ketapang.

2) Informan Kunci

Informan kuncinya adalah Staff LSM dan tokoh masyarakat di Desa Sungai Pelang.

3) Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini meliputi data dari LSM Flora dan Fauna Internasional, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Ketapang, serta Badan Pusat Statistik

1.5 Teknik dan Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman (Silalahi,2010: 339-341), kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan melakukan reduksi data dilakukan secara terus menerus selama masa pengumpulan data.

(10)

40

Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai jenis seperti matrik data, grafik, jaringan dan bagan.

3. Menarik Kesimpulan Dan Verifikasi

Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dapat dilakukan berdasarkan catatan laporan di lapangan, setelah kesimpulan didapat maka yang akan dilakukan kemudian adalah verifikasi. Verifikasi adalah makna-makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekukuhannya dan kecocokannya.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas wilayah yang ada, banyaknya PUS yang menikah terhadap tingkat kepadatan penduduk, maka data yang diperoleh penulis

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Metode yang digunakan untuk steganografi dalam penelitian adalah Low Bit Encoding dengan enkripsi

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK untuk menjual dan/atau mengalihkan sebagian atau seluruh hak tagih BANK, baik pokok maupun bunga,

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

Maka hipotesa yang menyatakan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun