• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI MINYAK HASIL PIROLISIS SAMPAH PLASTIK DI GEDUNG GEOSTECH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI MINYAK HASIL PIROLISIS SAMPAH PLASTIK DI GEDUNG GEOSTECH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JRL Vol.9 No.1 Hal. 47 - 54 Jakarta, Juni 2016

ISSN : 2085.3866 No.376/AU1/P2MBI/07/2011

POTENSI MINYAK HASIL PIROLISIS SAMPAH

PLASTIK DI GEDUNG GEOSTECH

I Putu Angga Kristyawan

Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Email : putu.angga@bppt.go.id

Abstrak

Sampah perkantoran dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan di area kantor. Pada area kantor Geostech, 18.05 % komposisi sampahnya adalah sampah plastik. Jumlah sampah plastik di Geostech adalah 17.1 kg/minggu. Jenis sampah plastik yang tertinggi adalah jenis sampah plastik PP (Polypropylene). Dari jumlah sampah plastik ini diketahui bahwa potensi minyak yang dihasilkan melalui pirolisis adalah 11,6 kg/minggu atau 13,7 L per minggu. Minyak pirolisis dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar solar karena nilai kalor yang dimiliki menyamai nilai kalor bahan bakar jenis solar. Selain minyak, pirolisis sampah plastik kantor Geostech juga berpotensi memberikan 5.45 kg/minggu produk gas.

Kata kunci : sampah, kantor, pirolisis, minyak

POTENTIAL PRODUCTION OF OIL FROM

WASTE PLASTIC

PYROLIYSIS IN

GEOSTECH

BUILDING

Abstract

Office waste is produced from activity that carried in the office area. In Geostech office area, 18.05 % composition of the waste is plastic waste. Plastic waste total in Geostech is 17.1 kg/week. The highest of plastic waste type is PP (Polypropylene). plastic waste. From the waste total is known that that the potential of oil produced through pyrolysis is 11.6 kg/week or 13.7 L/week. Pirolysis oil can be used as substitute for diesel fuel because of the calorific value equal with the calorific value of diesel fuel. Besides oil, pirolysis of Geostech office plastic waste is also potential to give 5.45 kg/week gas product.

(2)

I. PENDAHULUAN

Kom posisi sam pah sangat bergantung pada kegiatan sehari – hari dari m anusia m aupun keadaan alam sekit arnya. Kegiatan – kegiatan yang ada m em pengaruhi jum lah sampah organik m aupun non-organik yang dihasilk an. Tid ak hanya itu, lokasi juga akan m empengaruhi kom posisi sam pah. Di Padang, tercatat bahwa s aran a pendidikan m em iliki total s am pah plastik m encapai 20.19%, berbeda dengan sarana kesehatan dengan 13.70% dan perkantor an m encapai 10.86% (Ruslinda, 2012). Kom posisi sam pah plastik akan lebih tinggi jika didata pada l okas i yang m elibatkan akti vitas m anusia yang lebih padat, seperti m isalnya di Denpasar. Penel itian yang dilakukan di W ism a W erdhapura Village C enter, Denpasar m enunjukkan bahwa sam pah botol plastik m encapai 15.36% dari total jum lah berat sam pah (W ardiha, 2013).

Penelitian tentang komposisi sam pah (Ruslinda, 2012 dan W ardiha, 2013) m enunjukkan salah satu sum ber sam pah plastik adalah akti vitas di perkantor an. Aktivitas perkantor an berlangsung selam a 8 jam setiap harinya selam a 5 hari dalam satu m inggu. Pada beberapa kantor, jum lah hari kerj a juga bertam bah m enjadi 6 hari ker j a dalam satu m inggunya. H al in i m enyebabkan perk antoran m em ilik i potensi yang tinggi untuk m enghasilkan sam pah. Pada k aji an ini m em bahas m engenai contoh area perkantoran yaitu Gedung Geostech.

Gedung Geostech terlet ak di kawas an Puspiptek Serpong, Tangerang Selat an. Kawasan in i m em iliki luas 1,8 Ha. Pada kawas an perkantoran ini dihuni oleh pegawai dil ingkungan

Kedeputian Teknol ogi Pengolahan Sum berdaya Alam . Aktivit as pekerjaan yang dil akukan dalam area gedung Geostech yaitu untuk kantor, labor ator ium , dan pabrikasi. Jum lah pegawai nya diperkir akan m encapai 301 orang (Shochib, 2014).

Kajian sebelum nya m engenai kom posisi sam pah m enunjukkan bahwa sebagian besar sam pah perkantoran terdiri at as sam pah organik. 41,78 % kom posisi sam pah geostek adalah sam pah organik, 30,44 % m erupakan kertas, sam pah plastik sebanyak 18,05 % dan lainnya sebes ar 9.73 % (Yuliani, 2015).

Salah satu pengol ahan sam pah plastik adalah m enggunakan teknologi pirolisis. Teknol ogi pirol isis m erupakan teknologi pem bakar an sam pah tanpa adanya oksig en. Produk yang dihasilkan oleh pir olisis adal ah gas, m inyak dan abu. Persentase pr oduk berdasarkan bahan baku berbeda untuk jenis plastik yang berbeda. Produk gas pirolis is berkisar antar a 4 – 16 %, m inyak berada pada kisar an 82 – 95 % dan abu hasil pirol isis hanya berkis ar 1 – 4 % (Gao, 2010). Dengan jum lah kom posisi m encapai 18.05 % m enunjukkan bahwa sam pah plastik dari perkantor an m asih dapat diolah lagi dengan proses pirolisis.

Jenis plastik dapat diketahui dengan m emperhatikan tanda pada plastik atau kem asan yang berbahan dasar plastik. Ada tujuh tanda yang diidentifikasik an untuk m engenali jenis plastik, yaitu 1 untuk PET (Polyethylene

terephthalate), 2 untuk HDPE (High

density polyethylene), 3 untuk PVC

(Polyvinyl chloride), 4 untuk LDPE (Low

– density polyethylene), 5 untuk PP

(Polypropylene) , 6 untuk PS

(Polysterene), dan 7 untuk Lainnya PE

(Polyethylene).

Kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk m engetahui potensi m asing – m asing jenis sam pah plastik Geostech jika di olah m enggunakan teknologi pirolisis. Produk yang dikaji dilihat

(3)

berdasark an jenis sam pah plastik. Potensi produk m encakup m inyak, gas dan abu yang dihasilkan. Selain itu juga bertujuan untuk m engetahui m anfaat dan tantangan dalam pem anfaatan m inyak pirolisis.

II. POTENSI PENGOLAHAN

SAM PAH PLASTIK

PERKANT ORAN DENGAN PIROLISIS

Penggambaran potensi pengolahan sampah perkantoran dengan proses pirolisis menggunakan data sekunder dari penelitian sebelumnya. Data tersebut kemudian diolah berdasarkan persentase produk yang dihasilkan menurut literatur.

2.1 Komposisi Sampah

Gedung Geostech

Gedung Geostech dengan luas m encapai 1,8 Hektar juga m em iliki area tam an yang luas. Area ini m em iliki tanam an yang beraneka ragam . Gedung Geostech digunakan untuk aktivitas – akti vitas s eperti adm inistrasi, pengujian di laborator ium , kegiatan teknik seperti per angkaian kom ponen elektronika, m ekanikal, perpipaan dan l ain sebagainya. Aktivitas yang tergol ong rutin dilakukan yaitu kegiatan adm inistrasi, seperti m isalnya pengurusan surat m enyurat, penulisan m akalah dan r apat – rapat m engenai progr am yang berlangsung. Kegiatan yang tidak rutin dilakukan m isalnya pengujian di laboratorium , kegiatan teknik seperti perangkaian k om ponen elektr onika, m ekanikal dan perpipaan. Kegiatan pengujian di labor ator ium ataupun kegiatan kerek ayas aan tidak m endom inasi kegiatan atau akti vitas di dalam

gedung. Kegiatan – kegiatan ini akan berjal an bila m em ang ada perm intaan.

Gambar 1. Diagram blok komposisi sampah gedung Geostech (Yuliani, 2015)

Seperti ter lihat pada Gam bar 1, kom posisi utam a sam pah perkantoran di gedung Geostech adalah dari sam pah organik. Kom posisi sam pah organik m encapai 41,78 % dari tot al jum lah sam pah. Kom posisi kedua terbanyak adalah sam pah kert as dengan 30,44 % dan kom posisi ketiga tertinggi adalah sam pah plastik dengan 18.05 % dari jum lah sampah. Kom posisi sampah logam juga terdapat di gedung Geostech. Logam banyak digunakan dalam kegiatan k erek ayas aan s ehingga sam pah logam dapat bersum ber dari kegiatan – k egiatan t ersebut. Sam pah kertas bersum ber dari kegiatan – kegiatan rutin dal am gedung m isalnya saja k egiatan adm inistrasi m aupun kegiatan r apat yang m em erlukan bahan rapat yaitu m akal ah at au hardcopy lapor an. Sam pah plastik yang terdapat dalam gedung bersum ber dari pem bungkus, baik itu m akanan, m inum an m aupun keperluan lainnya.

2.2 Komposisi Sampah Plastik

Gedung Geostech

Aktivitas perkantor an di Gedung Geostech tiap har inya ber langsung dari jam 07:30 WIB hingga pukul 16:00 WIB. Dalam r entan waktu ters ebut terdapat

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Organik Kertas Plastik Logam Karet Kain Kaca B3 Residu %

(4)

satu kali j eda istir ahat antara j am 12:00 – 13:00 WIB. Di dalam gedung hanya terdapat satu buah koperas i dan gedung perkantoran Geostech tidak m em iliki kantin. Koperasi s endiri m enjual berbagai

m akanan ringan yang m enggunakan pem bungkus plastik.

Menurut penelitian yang tel ah dilakukan sebelum nya, jenis plasti k yang paling banyak ada di gedung Geostech adal ah plastik bening yang biasa digunakan m embungkus m akanan dengan persentas e sebesar 26% dari total jum lah berat sam pel. Kem udian persentas e terbanyak kedua adalah botol plastik tem pat m inum an dengan jum lah 18.9% seperti ditunjukkan pada Tab el 1.

Tabel 1. Kom posisi sam pah plastik gedung Geostech (Yuliani, 2015) Kategori Persentase Jenis

Sam pah PE 15% Plastik kresek PS 4% Styrofoam PP 53% Plastik bening, m ika, gelas , kem asan, tem pat puding, bungkus m ie instan, tali rafia PET 25% Botol plastik, em ber, tem pat agar PVC 2% Paral on

Berdasark an data yang ada, terlihat b ahwa k om posisi sam pah plastik di gedung Geostech didom inasi oleh beberapa kat egor i jenis sam pah. Jenis sam pah tersebut adal ah PP, PET PE, dan PS. Jenis sam pah PP

(Polypropylene) m erupakan kom posisi

terbanyak dengan jum lah total 52.75 % dari ber at total s am pah plastik. Pem bungkus m akanan, gelas plastik hingga tali r afia t erm asuk dalam PP. Kom posisi tertinggi kedua adalah jenis sam pah PET (Polyethylene

terephthalate) dengan jum lah total

m encapai 25.46 %. Jenis plastik ini ditem ukan dalam bentuk botol m inum an, tem pat agar dan em ber.

2.3 Potensi Produksi Minyak dari

Sampah Plastik Geostech

Jum lah sampah keseluruhan yang dihasilkan di Geostech adalah 94.6 kg/m inggu. Dim ana 17.1 kg/m inggu adalah jum lah sam pah plastik yang dihasilkan di gedung geostek. Beberap a jenis sam pah plastik m erupakan jenis plastik yang sam a. Bila dikelom pokkan berdasark an jenis dan persentase sam pah plastik m aka akan didapatkan data seperti di table 2.

Tabel 2. Berat Sam pah berdasarkan Jenis (kg/m inggu)

PE PS PP PET PVC Total 2.5 0.8 9.0 4.3 0.4 17.1

Jum lah sam pah plastik tertinggi adalah sam pah jenis PP, dim ana jum lahnya m encapai 9.0 kg/m inggu. Jenis kedua tertinggi adalah PET dengan jum lah 4.3 kg/m inggu. Jenis sam pah terendah adalah PVC dengan jum lah 0.4 kg/m inggu.

Untuk m engetahui potensi produk yang dapat dihasilk an, m aka ber at sam pah berdasarkan jenis digunakan sebagai das ar perhitungan. Perbandingan produk pirolisis yang dihasilkan m engacu pada hasil penelitian – penel itian s ebelum nya.

Range produk yang dihasilkan berbeda

untuk tiap jenis sam pah seperti pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3. Persentase berdas arkan berat bahan baku (%) dar i Produk Pirolisis J enis Sam pah Plastik

Jenis

Plastik Gas Minyak Abu PE 11.56 88.24 2 PS 4 93 3 PP 15.7 84.2 2.5 HDPE 16 83.5 1 PET 76.9 23.1 0 PVC 87.7 12.3 0

Jenis plastik yang m enghasilkan m inyak t erban yak adalah jenis s am pah plastik PS. 93% m inyak dapat dihasilk an dar i bahan baku jenis plastik PS. Jenis plastik lainnya seperti PE, PP dan HDPE juga m enghasilkan m inyak diatas 80% dari jum lah bahan baku sam pah yang ada. Pers entase in i digunakan untuk m ensimulasikan jum lah produk yang dihasilkan jik a m engolah sam pah plastik di Geostech.

Gam bar 2. Berat produk yang dihasilkan dari pirolisis sam pah plastik Gedung Geostech

Berat produk m inyak pirolisi s sam pah plastik m encapai 11,6 kg/m inggu. Jenis plastik yang m endom inasi adalah jenis sam pah plastik PP sesuai dengan

kom posisi sam pah plastik gedung Geostech. Dari jum lah berat produk m inyak pirolis is, dikonversi m enjadi volum e. Massa jenis yang digunakan didapatkan dari review peneliti an sebelum nya.

Tabel 4. Volum e produk m inyak pirolisis sam pah (mL/m inggu)

Jenis Plastik Berat (kg/ m inggu) Massa Jenis (g/cm3) (Sharuddin , 2016) Volum e (m l/ Minggu) PE 2.3 0.78 2,899.88 PS 0.7 0.85 830.93 PP 7.6 0.86 8,814.04 PET 1.0 0.9 1,115.24 PVC 0.1 0.84 61.73 Total 11.6 13.721,80

Dari hasil kon versi, potensi m inyak yang dihasilk an m encapai 13.721,80 m l/m inggu untuk seluruh jenis plastiknya.

2.4 Pemanfaatan Minyak Pirolisis

Sampah Plastik Perkantoran

Potensi yang dihasilkan dari pengolahan sam pah plastik di geost ek m encapai 13.721,80 m l perm inggunya atau 13,7 liter perm inggunya. Min yak ini dapat dim anfaatkan sebagai pengganti bahan bakar sol ar. Tabel 5 m enunjukkan perbandingan properties bahan bakar s ol ar dengan berbagai m inyak pirolisis dari beber apa hasi l penelitian.

Nilai kalor dari m inyak pirolis is plastik m em iliki nilai kal or yang ham pir setar a dengan sol ar. N ilai kalor solar berada pad a nil ai 46500 kJ/kg sedangkan m inyak pir olisis m em iliki nilai k al or hingga m encapai 46199.12 kJ/kg. Minyak pir olis is juga berpot ensi m enjadi bahan bakar yang lebih rendah polusi Karena kandungan sulfurnya 0 1 2 3 4 5

Gas Minyak Abu

kg

(6)

lebih rendah bil a dibandingkan dengan solar.

Tabel 5. Perb andingan Karakteristik m inyak pirolisi s dengan bahan bakar solar

Karakteristik Solar Minyak Pirolisis (Surono, 2013) Minyak pirolisis (Sharm a, 2013) Nilai Kalor (kJ/kg) 46500 41858 46199.12 Viskositas (cp) 5 2,149 2.49 Densitas (g/cc) 0,83 – 0,88 0,793 0,8147 Flash Point (oC) 50 40 100 Kandungan Sulfur < 0,035 < 0,002 NA 2.5 Tantangan Pengolahan

Sampah Plastik Dengan Teknologi Pirolisis

Pengolahan sam pah plastik dengan teknologi pirolisis perlu m emperhatikan kes etim bangan m assa proses. Hal ini disebabkan karena untuk m enghasilkan bahan bakar m inyak, m em erlukan bahan bakar l ainnya. (Kadir,2012) m elaporkan bah wa dal am pem bakaran kantong kresek (PP) sebanyak 500 gram , m em erlukan bahan baku sebanyak 424 m l. Proses pirol isis itu m enghasilkan 484 m l m inyak pirolisis. Pirolisi s botol oli (HDPE) seban yak 500 gram juga dilakukan, dal am proses m em erlukan 548 m l bahan bakar dan m enghasilkan 403 m l m inyak. Untuk pembakaran 500 gram botol aqua (PET) m em butuhkan 495 m l bahan bakar dan m enghasilkan 447 m l m inyak pirol isis.

Penelitian l ainnya yang dilakukan ol eh (Pras etyo, 2015) m elaporkan bah wa untuk pirolisis 1 kg botol plastik, pada suhu 200oC

m embutuhkan 500 gram bahan bakar m enghasilkan 0,5 liter m inyak pirol isis. Plastik kres ek 1 kg, dibakar dengan bahan bakar 500 gram dalam waktu 30 m enit pada suhu 300 C m enghasilkan 0.5 l m inyak pirolisis. Data – data ini m enunjukkan bahwa per lu kaji an yang m endalam , apakah penggunaan bahan bakar untuk pirolisis ak an m enghasilkan bahan bakar yang nilain ya set ara atau m em iliki nilai tam bah proses tersebut.

Hal lain yang m enjadi tantangan adalah pengel olaan sam pah plastik di Indonesia. Pengelolaan sam pah plastik di Indonesia m elalui berbagai tahapan. Tahapan – tahapan tersebut m elibatkan pem ulung, pelapak hingga pabrik sebagai konsum en sampah plastik untuk didaur ulang. Sampah plastik yang diam bil oleh pem ulung, berasal dari pertokoan, perum ahan, pasar m aupun TPS. Pem ulung kem udian m embawa sam pah plastik yang telah terkum pul ke pel apak k ecil. L apak adalah salah satu kom ponen dalam jaringan tatani aga pengolahan s am pah plastik. Lapak m em iliki fungsi untuk m engumpulkan sam pah plastik yang dikumpulkan.

Gam bar 3. Diagram tataniaga sam pah plastik (Firm an, 2005)

Terdapat dua jenis l apak, yaitu lapak kec il dan besar. Lapak keci l m engumpulkan sam pah plastik dari pem ulung. Sedangkan lapak besar m engumpulkan sampah plastik langsung dari sumber – sumber sam pah dalam jum lah besar. Sum ber – sum ber

(7)

tersebut antar a l ainnya adal ah sis a proyek. Lapak besar juga dapat m enerim a pasokan s am pah dari lapak k ecil. S am pah plastik dar i lapak besar, kem udian dialirkan k e bandar atau pem asok. Bandar atau pem asok, m erupakan pengumpul sam pah plastik namun dengan jenis tertentu saja. Bias anya satu jenis sam pah plastik, han ya dikumpulkan oleh satu bandar. Tahapan selanjutnya, sam pah plastik ak an dibawa k e penggilingan. Di dalam usah a penggilingan akan dilakukan proses pengolahan sam pah plastik m enjadi serpihan plastik. Serpihan plastik inilah yang dikirim ke pabrik biji plastik.

Hadirnya teknol ogi pirolisi s akan m em bawa perubahan atas keseim bangan tataniaga yang telah ada sel am a ini di Indonesia. Minyak pirolisis s am pah plastik perlu dikaji pengaruhnya terhadap keseim bangan tataniaga ini. Contoh pengaruh yang akan dibawa adalah pendapatan kepad a pem ulung. Pem asukan rata – rata pem ulung di Bantar Gebang pada tahun 2014 tercatat hingga USD 216 per bulan (Sasak i, 2014). Jika m enggunakan kurs 1 USD = 13.154 rupiah m aka nilai pem asukan r at a – rata pem ulung di Bantar Gebang adalah Rp. 2.841.264,00 per bulannya. Hal ini ber art i pem anfaat an potensi pengol ahan sam pah dengan m inyak pirolisi s harus m em berikan m anfaat yang nilainya m inim al sam a dengan pendampatan rata – rata per bulan yaitu Rp. 2.841.264,00 atau lebih. Ketika nilai m anfaat yang diperol eh lebih rendah, m aka tentunya ak an terjadi penol akan terutam a dar i pelaku tatani aga pengol ahan sam pah plastik di Indonesia.

III. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian maka dapat disimpulkan

• Potensi minyak yang dapat dihasilkan oleh pirolisis plastik di gedung Geostech adalah mencapai 13.721,80 ml perminggunya atau 13,7 liter perminggu

• Potensi produk lain yang dihasilkan dari pirolisis plastik gedung Geostech adalah 5,45 kg per minggu gas dan 0,30 kg per minggu produk abu

• Minyak pirolisis berpotensi menjadi bahan bakar alternatif. Nilai kalor minyak pirolisis adalah 46199.12 kJ/kg yang setara dengan nilai kalor solar yaitu 46500 kJ/kg.

Tantangan pirolisis plastik antara lain adalah penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan bahan bakar dari plastik. Hal ini perlu dikaji secara mendalam, untuk nilai tambah dari potensi minyak pirolisis sampah plastik layak diterapkan. Tantangan lainnya adalah posisi teknologi dalam tataniaga pengelolaan sampah plastik di Indonesia saat ini. Minyak pirolisis perlu mendapatkan posisi yang jelas, dimana nantinya akan dapat menambah atau tidaknya pendapatan dari pelaku tataniaga.

DAFTAR PUSTAKA

Wardiha, Made W., Pradwi S.A. Putri, Lya M. Setyawati, and Muhajirin. 2013.Timbulan dan komposisi sampah di kawasan perkantoran dan wisma (Studi kasus : Werdhapura Village Center, kota Denpasar, Provinsi Bali). Jurnal Presipitasi.

Shochib, Rosita. 2014.Technical Report Pengkajian Sistem Pengelolaan

Sampah Gedung Geostech, BPPT.

Yuliani, Manis. 2015. Potensi pencemaran

udara oleh gas hasil pirolisis plastik.

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional. Serpong. BPPT.

Gao, Feng. 2010. Pyrolysis of Waste Plastiks

into Fuels. PhD Thesis, University of

Canterbury.

Sharuddin, Shafferina D. A., Faisal Abnisa, and Wan M.A.W. Daud. 2016. A review on pyrolysis of plastik wastes. Energy

(8)

conversion and management. Surono, Untoro Budi. 2013. Berbagai

metode konversi sampah plastik

menjadi bahan bakar minyak.

Jurnal Teknik.

Sharma, Manish Chand, and Neelesh Soni. 2013. Production of alternative diesel fuel from waste oils and comparison with fresh

diesel : - A Review. The

international journal of engineering and science.

Kadir. 2012. Kajian pemanfaatan sampah plastik sebagai sumber

bahan bakar cair. Dinamika jurnal

ilmiah teknik mesin.

Prasetyo, Hendra, Rudhiyanto, and Ilham Eka Fitriyanto. 2015. Mesin pengolah limbah sampah plastik

menjadi bahan bakar alternatif.

Laporan pelaksanaan program Litabmas DIKTI, Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sahwan, Firman L., Djoko Heru Martono,

Sri Wahyono, and A. Lies Wisoyodharmo. 2005. Sistem pengelolan limbah plastik di Indonesia. Jurnal Teknologi

Lingkungan.

Sasaki, Shunsuke, Tetsuya Araki, Armansyah Halomoan Tambunan, and Heru Prasadja. 2014. Household income, living and working conditions of dumpsite waste pickers in Bantar Gebang : Toward integrated waste management in Indonesia.

Resources, conservation and

Gambar

Gambar 1. Diagram blok komposisi sampah  gedung Geostech (Yuliani, 2015)
Tabel  3. Persentase berdas arkan   berat bahan baku (%) dar i Produk   Pirolisis J enis Sam pah Plastik

Referensi

Dokumen terkait

Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan atas Objek Pajak yang terkena bencana alam,hama tanaman dan sebab lain yang luar biasa dan bersifat massal,diajukan secara tertulis

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: Secara umum profil tingkat kebugaran jasmani mahasiswa penjaskesrek

Manajemen keuangan ( financial management ) adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunkan dana, dan mengelola aset

Pemilik kos di satu sisi membutuhkan makelar untuk memasarkan tempat kosnya, namun di sisi lain pemilik kos juga harus memberikan imbalan yang telah di sepakati

Penggunaan Lembar Kerja Siswa Di Kelas III MIN 6 Balangan Ditinjau Berdasarkan Kecerdasan Logis Matematis Tahun

1) Pasien datang mengambil nomor antrian. 2) Petugas pendaftaran memanggil pasien berdasarkan nomer antrian. 3) Petugas menyapa pasien dengan 3S (Senyum, Salam, Sapa). 4)

Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Efektivitas Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Kontribusinya