• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Air Kolam Renang Terhadap Keluhan Kesehatan Pengguna pada Kolam Renang Tirta Lontara Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Kualitas Air Kolam Renang Terhadap Keluhan Kesehatan Pengguna pada Kolam Renang Tirta Lontara Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PENGARUH KUALITAS AIR KOLAM RENANG TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA PADA KOLAM

RENANG TIRTA LONTARA MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

Oleh :

EMMA WIDIATMY ISMAIL NIM : 70200106074

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

▸ Baca selengkapnya: bagaimana cara mengambil koin di dalam air kolam renang

(2)

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar hasil karya penulis sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat dan dibantu orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

Makassar, 2 Desember 2010 Penulis,

(3)

iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Air Kolam Renang terhadap Keluhan Kesehatan Pengguna pada Kolam Renang Tirta Lontara Makassar yang disusun oleh Emma Widiatmy Ismail, Nim: 70200106074, Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang skripsi yang diselenggarakan pada hari Kamis, 2 Desember 2010 M. Bertepatan dengan 25 Zulhijjah 1431 H. dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat (dengan beberapa perbaikan).

Makassar, 2 Desember 2010 M. 25 Zulhijjah 1431 H. DEWAN PENGUJI

Ketua : Andi Susilawaty, S.Si., M.Kes ( ……… ) Sekretaris : Hasbi Ibrahim, S.KM., M.Kes ( ……… ) Penguji I : dr. Muchlis Manguluang, M.Kes ( ……… )

Penguji II : DR. Zulfahmi Alwi, M.Ag ( ……… )

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas limpahan berkah dan nikmat tak terhingga yang diberikan-Nya sehingga proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Air Kolam Renang terhadap Keluhan Kesehatan Pengguna pada Kolam Renang Tirta Lontara Makassar” telah dapat diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. sebagai uswah hasanah, yang telah berjuang untuk menyempurnakan akhlak manusia di atas bumi ini

Penulis menyadari sepenuhnya selama mengikuti perkuliahan di UIN Alauddin Makassar sampai penyusunan proposal skripsi ini, diperoleh banyak bimbingan, bantuan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis merasa patut menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang berjasa, khususnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, MA., selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar

2. Bapak dr. H. M. Furqaan Naiem, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin yang telah banyak memberikan nasehat, petunjuk, bimbingan serta dorongan dalam penyelesaian skripsi ini

(5)

v

dalam memberikan arahan, bimbingan serta kesempatan yang sangat berharga bagi penulis.

4. Kedua Orang Tuaku: Bapak H. Ismail Said dan Hj. Junaedah Ismail, suamiku ( Rusli. Spi ) dan anak tercinta ( Fayyadh Gaozhani Rusli ) serta seluruh keluarga yang memberikan kasih sayang, motivasi, materi, doa, dan dukungan yang tak ternilai harganya.

5. Kepada seluruh teman seperjuangan telah banyak memberikan perhatian, cinta, kasih, dan persaudaraan selama ini.

Tiada imbalan yang dapat penulis berikan, hanya kepada Allah swt. penulis menyerahkan segalanya dengan penuh keikhlasan dan semoga segala amal bakti yang diberikan oleh semua pihak yang terkait dalam penyelesaian studi ini bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, 12 Agustus 2010

(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... A. Pandangan Islam tentang Air,Kebersihan dan Kesehatan….. B. Tinjauan Umum tentang Kolam Renang ... C. Tinjauan Umum tentang Keluhan Kesehatan Pengguna ...

BAB III. KERANGKA KONSEP ...………. A. Kerangka Konsep Penelitian ....………..

(7)

vii

B. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ... ………. C. Hipotesis ...

BAB IV. METODE PENELITIAN ...………. A. Jenis Penelitian ...………... B. Populasi dan Sampel ... C. Pengumpulan Data ... D. Pengolahan dan Analisis Data ... E. Penyajian Data ...

(8)

viii

Distribusi frekuensi dan persentase responden

berdasarkan tingkat umur ... Distribusi Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan ... Distribusi Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin ... Distribusi frekuensi dan persentase kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar ... Hasil uji laboratorium air kolam renang Tirta Lontara

Makassar tentang kandungan kadar sisa chlor... Distribusi frekuensi dan persentase keluhan kesehatan

pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar ... Hasil analisis varians untuk pengaruh pengaruh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar ... Uji-t, Uji Signifikansi kualitas air kolam renang (X)

terhadap keluhan kesehatan pengguna (Y) pada kolam renang Tirta Lontara Makassar ... R Square (r2), Besarnya tingkat pengaruh kualitas air kolam renang (X) terhadap keluhan kesehatan pengguna (Y)

pada kolam renang Tirta Lontara Makassar ... Konversi Kualitatif Nilai IKH ...

(9)

ix ABSTRAK

NAMA : EMMA WIDIATMY ISMAIL NIM : 70200106074

JUDUL : PENGARUH KUALITAS AIR KOLAM RENANG TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA PADA KOLAM

RENANG TIRTA LONTARA MAKASSAR

Renang adalah olahraga yang meningkatkan kulitas hidup dan kesehatan manusia. Tanpa disadari, sebaliknya aktifitas di kolam renang atau tempat rekreasi lainnya tersebut ternyata dapat menyebabkan penyakit,seperti: gejala demam, batuk, pilek. Selain itu berbagai infeksi lain seperti infeksi mata, infeksi saluran cerna, infeksi telinga bahkan infeksi otak dapat juga ditularkan lewat air. Bahkan dalam beberapa penelitian terungkap pengaruh klorin dalam kadar tertentu dan jangka panjang beresiko mengakibatkan gangguan berbagai organ tubuh, sebagai pemicu asma dan meningkatkan resiko kanker. Selanjutnya, diketahui bahwa hampir semua kolam renang umum yang terdapat di kota Makassar, seperti: kolam renang Mattoangin, kolam renang UNHAS, kolam renang Banta- bantaeng, kolam renang Bukit Baruga dan lain-lain dilihat dari lokasinya, hanya kolam renang Tirta Lontara yang bersebelahan dengan jalan umum, dan dekat dengan PLTU. Dimana hal ini lebih besar kemungkinan untuk terkena dampak dari polusi. Berangkat dari fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar. Berdasarkan bentuk permasalahannya, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung/pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar yang terdiri dari berbagai kelompok umur, seperti anak-anak, remaja, dan dewasa. Sampel penelitian ini menggunakan teknik exidental sample/insidental sample, dengan memilih pengguna/pengunjung kolam renang Tirta Lontara sebanyak 50 orang total sampel dalam beberapa kali pemberian angket/wawancara dalam bulan September 2010. Teknik pengumpulan data primer dengan observasi, angket, dan wawancara; serta data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, literature, dan skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan komputer program SPSS versi 15,0.

(10)

x

keluhan kesehatan) (56%); 3) Kualitas air kolam renang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar (nilai signifikansi α = 0,00 < 0,05).

(11)
(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kolam renang adalah satu usaha umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi serta jasa pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah sesuai Permenkes Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 yang menyatakan bahwa syarat air kolam renang meliputi syarat fisik, kimia dan mikrobiologis (Wiridiyaty, 2009).

(13)

2

adalah sejenis zat kimia untuk disinfeksi atau bahan membunuh kuman di kolam renang. Idealnya, kolam renang dibuat terbuka, supaya cahaya matahari mudah masuk ke dalam air sehingga klorin dapat menguap , udara di atas permukaan air dapat mengurangi konsentrasi kloramin. Sebagian kloramin larut dalam air. Selain itu ada juga yang dilepaskan ke udara (trikloramin), dan membuat area sekitar kolam renang beraroma khas kaporit. Selain itu, jumlah pengunjung juga sangat mempengaruhi, karena klorin akan terlepas ke kulit serta ke rambut pengguna kolam renang. Itu sebabnya pengguna kolam renang dianjurkan untuk mandi sebelum dan setelah berenang, agar rambut dan kulit tidak terpapar oleh klorin tersebut (Cita, 2010).

Beberapa tahun yang lalu Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Badan pengawasan dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat pernah menutup lebih dari 1.800 kolam renang umum. Tindakan itu dilakukan karena ditemukan bahaya infeksi yang terjadi pada perenang. Pada awalnya didapatkan beberapa kasus diare selanjutnya terjadi peningkatan besar menjadi wabah di tahun 1990-an dengan kasus sebanyak 16.800 yang berhubungan dengan kolam renang dan spa. Juga dilaporkan wabah yang terjadi di negara bagian Georgia, AS, dimana banyak anak menderita sakit akibat kuman E. Coli yang berasal dari kotoran penderita saat berenang (Azizah, 2004).

(14)

3

kolam renang. CDC juga mengungkapkan terjadi peningkatan kasus yang besar atau outbreaks dari penyakit yang disebabkan rekreasi air dalam tahun 2000 didapatkan 228% lebih banyak dibandingkan 2 tahun sebelumnya (Cita, 2010).

Di Indonesia permasalahan ini belum banyak diperhatikan, karena belum ada data penelitiannya. Melihat kondisi sarana dan sistem pengawasan yang ada di Indonesia, mungkin saja permasalahan yang dapat ditimbulkan lebih harus diwaspadai. Klorin memang sering digunakan sebagai zat pembasmi kuman di kolam renang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Centre of Research in Environmental Epidemiology and Research Institute Hospital del Mar, Spanyol, diketahui bahwa kolam renang indoor yang diberi klorin bisa menyebabkan mutasi DNA secara permanen (Kristonimala,2010).

(15)

4

Selanjutnya, berdasarkan pengamatan langsung (observasi) awal penulis diketahui bahwa hampir semua kolam renang umum yang terdapat di Makassar, seperti: kolam renang Mattoangin, kolam renang UNHAS, kolam renang Banta- bantaeng, kolam renang Bukit Baruga dan lain-lain dilihat dari lokasinya, hanya kolam renang Tirta Lontara yang bersebelahan dengan jalan umum, dan dekat dengan PLTU. Dimana hal ini lebih besar kemungkinan untuk terkena dampak dari polusi. Kemudian ditemukan pula yang terjadi di kolam renang Tirta Lontara Makassar, bahwa kualitas air kolam renang berdasarkan parameter fisika yang dapat diamati oleh peneliti adalah air kolam renang tidak berbau, tidak kotor/jernih, dan tidak bercampur dengan benda-benda terapung seperti daun-daun, dan sebagainya, serta belum ditemukan adanya keluhan kesehatan yang berarti bagi para pengguna kolam renang.

Berangkat dari fenomena inilah dan didasarkan kepada hasil pengamatan penulis serta teori-teori yang telah diuraikan terdahulu, sehingga timbullah keinginan yang sangat kuat dalam benak penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada kolam renang Tirta Lontara Makassar, dengan mengambil judul penelitian: “Pengaruh Kualitas Air Kolam Renang Terhadap

(16)

5

langsung, dan parameter kimia khususnya sisa khlor air kolam renang Tirta Lontara Makassar, yang merupakan parameter paling utama karena khlorin yang terkandung di dalam kaporit berfungsi untuk mematikan berbagai bakteri pathogen yang ada dalam air sehingga parameter mikrobiologisnya tidak perlu untuk diteliti lebih lanjut apabila sisa khlornya tidak melewati ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan pertimbangan inilah maka dianggap dapat mewakili parameter lain yang tidak diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel airnya dengan cara, pengambilan sampel air sebanyak 3 kali dalam 1 minggu yakni setelah pemberian obat, pada saat ramai pengunjung dan sepi pengunjung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis membuat suatu rumusan permasalahan, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar?

2. Bagaimanakah gambaran keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar?

(17)

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar.

b. Untuk mengetahui gambaran keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar.

c. Untuk menganalisis pengaruh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan pemikiran ilmiah dan mampu memperkaya ilmu pengetahuan mengenai pengolahan air kolam renang.

2. Manfaat bagi Institusi

(18)

7

dan keluhan kesehatan pengguna kolam renang Tirta Lontara Makassar.

b. Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan yang diharapkan bermanfaat dalam menambah khazanah pengetahuan mahasiswa UIN Alauddin Makassar.

3. Manfaat bagi Peneliti

(19)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pandangan Islam tentang Air, Kebersihan dan Kesehatan

Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini. Segala makhluk yang bernyawa tentunya memerlukan air untuk dapat hidup baik itu manusia, hewan, maupun tumbu-tumbuhan. Perlu kita ketahui bersama bahwa dua pertiga dari isi dunia ini terdiri atas air. Jika volume air di dunia ini terganggu maka keseimbangan kehidupan pun secara otomatis akan ikut berubah.

(20)

9

Terjemahnya:

(21)

10

dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (QS. al-An’am/6: 99).

Dengan adanya angin berupa gelembung udara maka terciptalah hujan dan dengan hujan itu maka ditumbuhkanlah berkah di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah Swt. berikut ini:



renang yang banyak dilakukan di kota-kota besar seperti halnya dengan kolam renang Tirta Lontara Makassar. Agar kualitas kolam renang ini tetap terjaga maka tentunya perlu dilakukan pengelolaan yang baik terutama pengolahan air kolam renang, konstruksi bangunan, maupun kesadaran para pengguna kolam renang.

(22)

11

terpisahkan dari ajaran ibadah dan puasa, bahkan Islam menjadikannya sebagai bagian dari iman.

Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa salah satu indikator keberimanan seorang muslim adalah menjaga kebersihan. Islam merupakan agama yang membawa manusia pada hakekat kesucian. Baik kesucian yang bersifat lahiriah seperti wudhu dan mandi, ataupun kesucian yang sifatnya batiniah, seperti kesucian hati dan jiwa. Dengan demikian, maka seorang muslim tidak diperbolehkan menghadap Allah dalam shalatnya melainkan setelah bersih dari najis dan kotoran yang melekat pada badan, pakaian, dan tempat shalatnya. Dalam al-Qur’an, Allah Swt berfirman:



“...Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. al-Baqarah/2: 222).

Pada surah dan ayat lain juga Allah Swt berfirman:

“...dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allah-lah kembali(mu)” (QS. Faathir/35: 18).

(23)

12

prinsip kebersihan. Segala sesuatu harus dimulai dari kesucian, baik kesucian niat maupun kesucian fisik dan pakaian, seperti ketika hendak shalat dan membaca al- Quran dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa zat yang kita gunakan untuk membersihkan diri adalah air.

Selain memperhatikan nilai-nilai kebersihan yang perlu kita lakukan adalah pemeliharaan agar kolam renang tersebut tetap dalam keadaan yang sehat. Kita tidak boleh melakukan tindakan dan perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan. Manusia telah diperingatkan Allah Swt dan Rasul-Nya agar jangan melakukan kerusakan di muka bumi, akan tetapi manusia

Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan (QS. al-Baqarah/2: 11).

(24)

13 perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah) (QS. Ar-Ruum/30: 41-42).

Selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakan sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya, khususnya umat manusia. Allah melarang manusia membuat kerusakan di muka bumi. Perhatikan firman Allah Swt.



(25)

14

bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (QS. al-Baqarah/2: 30).

Pada surah dan ayat lain Allah Swt berfirman:



Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat

Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (QS. al-A’raf/7: 56).

Semua dalil al-Qur’an (baik surah maupun ayatnya) yang digunakan penulis dalam tulisan ini bersumber dari kitab suci al-Qur’an dan Terjemahnya, Penerbit: Departemen Agama RI.

B. Tinjauan Umum tentang Kolam Renang

1. Kualitas Air Kolam Renang

(26)

15

penduduk juga sudah dilengkapi dengan fasilitas kolam renang yang berkelas.

Timbul pertanyaan dalam benak kita. Apakah orang-orang paham tentang kolam renang, dalam hal ini lebih spesifik dalam bagian terpenting dari kolam renang yaitu air kolam renang? Jawaban pertanyaan ini masih samar karena kebanyakan orang hanya berpendapat bahwa jika kolam renang tersebut bersih dan jernih, maka kolam aman untuk digunakan. Pemahaman yang begitu dangkal tersebut membuat masyarakat tidak begitu peduli terhadap kualitas air kolam yang mereka gunakan. Padahal seharusnya kita sebagai masyarakat harus mengerti tentang kualitas air kolam renang yang baik sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan.

Menurut Permenkes Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 yang dimaksud dengan air kolam renang adalah air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Dari pengertian tersebut jelas disebutkan bahwa kualitas air kolam harus memenuhi syarat kesehatan, dan inilah yang sering diabaikan oleh pihak pemilik ataupun pengelola kolam renang.

(27)

16

terhadap pemakainya. Penyakit yang umumnya terjadi adalah iritasi pada mata dan timbulnya penyakit kulit.

Pemerintah menaruh perhatian pada keberadaan kolam renang terutama terhadap kualitas air yang digunakan dalam kolam. Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai persyaratan air kolam renang sebagaimana persyaratan air bersih. Peraturan itu berisi parameter-parameter yang harus dipenuhi meliputi parameter fisika, parameter kimiawi, dan parameter mikrobiologik.

(28)

17

Misalnya, bila air berbau menunjukkan adanya H2S dalam air berarti sedang terjadi proses pembusukan air tercemari oleh sumber kotoran. Bila didapatkan Co2 agresif CO2 Agresif akan berpotensi mengakibatkan karatan pada pipa atau benda besi yang ada di kolam renang.

Bagi air kolam renang, parameter yang paling penting untuk diperhatikan adalah pH air, kadar CO2 agresif, kesadahan, zat organik, dan kadar H2S. Parameter-parameter tersebut punya fungsi tersendiri yang saling berkorelasi dalam menjaga kualitas air kolam. Misal kadar pH yang mempengaruhi proses koagulasi, CO2 yang menjaga pipa agar tidak menimbulkan karat yang dapat mencemari air kolam, dan kadar H2S yang mempengaruhi proses pembusukan air oleh kotoran.

(29)

18

Proses-proses di atas dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan air kolam renang agar diperoleh kualitas air yang terjamin. Tidak hanya itu, kesadaran dari pengelola kolam renang untuk senantiasa menjaga kualitas air kolam sangat dibutuhkan. Dalam melakukan pengelolaan hendaknya memperhatikan aturan pemakaian dan kadar bahan kimia yang ditambahkan. Hal itu perlu dilakukan agar pemakai terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemakaian zat-zat kimia dalam pengelolaan air kolam renang.

Masyarakat sebagai pemakai kolam renang hendaknya memperhatikan kualitas dari air kolam renang yang akan digunakan. Kita sebagai konsumen juga harus belajar dan mempunyai pengetahuan yang memadai tentang kualitas air kolam renang agar kita tidak dirugikan di kemudian hari (terkena penyakit).

2. Pembagian Kolam Renang

Kolam renang merupakan penunjang pelayanan pariwisata di suatu daerah. Biasanya terdapat di hotel dan tempat objek wisata khusus kolam renang.

a. Menurut pembuatannya, kolam renang dapat dibedakan atas: 1) Pemandian alam (natural bathing place)

Misalnya, pemandian pantai laut laut, sungai, danau, dan sebagainya.

(30)

19

Misalnya, pemandian umum yang terdapat di kabupaten/-kota/kotamadya, di hotel, dan sebagainya.

b. Berdasarkan cara pengisian air kolam, dapat dibedakan atas: 1) Fiil and draw pool

Pada jenis ini kolam diisi penuh dengan air, setelah itu digunakan, dan apabila airnya kotor, maka dibuang/dikuras.

Kolam seperti ini biasanya masa penggunaannya tidak lama, tergantung dari seberapa banyak jumlah perenang/pengunjung yang menggunakan dan tingkat pengotoran air kolam.

2) Flow trough pool

Pada kolam jenis ini, air di dalam kolam akan terus-menerus bergantian dengan yang baru. Kolam tipe seperti ini dianggap yang terbaik, hanya saja membutuhkan banyak air berasal dari satu mata air di alam.

3) Rucyculatory pool

Berdasarkan pandangan masyarakat, kolam seperti ini merupakan kolam renang yang paling tepat. Hal ini disebabkan karena kolam renang tersebut mempunyai peralatan untuk penyaringan sehingga air kolam dapat dipertahankan kualitasnya (ada pemantauan secara terus-menerus/berkala).

c. Berdasarkan pemakaiannya, kolam renang dapat dikelompokkan menjadi:

(31)

20

Yaitu kolam renang yang terletak di rumah perseorangan dan diawasi oleh pemiliknya sendiri. Penggunaannya hanya terbatas pada anggota keluarga atau tamu yang diundang.

2) Kolam renang untuk umum (public swimming pool)

Yaitu kolam renang yang digunakan untuk renang atau mandi secara kolektif oleh sejumlah orang dan dioperasikan oleh seorang pemilik atau perusahaan dengan dikenakan biaya setiap kali menggunakannya.

d. Menurut letaknya, kolam renang dapat dibedakan menjadi:

1) Kolam renang yang terletak di tempat terbuka (out door swimming pool)

a) Kolam renang umum/perorangan yang terletak di tempat terbuka.

b) Kolam renang alam/pemandian alam

2) Kolam renang yang terletak di tempat tertutup (in door swimming pool)

Misalnya: public swimming pool yang terletak dalam bangunan tertutup, dan sebagainya.

3. Prinsip-prinsip Kolam Renang

(32)

21

a. Pengendalian terhadap kotoran atau bahan infektif yang termasuk ke dalam kolam, dengan jalan:

1) Kebersihan dengan hygiene perorangan dari perenang perlu diperhatikan.

2) Desain konstruksi dari kolam renang yang tepat dan dapat menghalangi pencemaran air kolam dari air kotor, debu, sampah, dan daun-daunan yang ada di sekitar kolam renang.

b. Menghilangkan secepatnya setiap kotoran dan bahan infektif yang masuk ke dalam, dengan jalan:

1) Desinfeksi terus menerus untuk membantu dan memelihara kondisi air kolam renang yang memenuhi syarat.

2) Resirkulasi dan penyaringan yang tepat akan menjaga kondisi air kolam yang memenuhi syarat.

c. Konstruksi dan cara pengoperasian kolam renang yang benar dapat dilakukan bila:

1) Peralatan dan perlengkapan kolam renang terjamin. 2) Perenang setiap saat selalu diawasi.

3) Jumlah perenang dibatasi (terkontrol).

4. Syarat Pembangunan Kolam Renang

(33)

22

a. Letak kolam renang

1) Terletak di tempat yang strategis, yaitu mudah dicapai dengan jalan kaki, ataupun kendaraan umum/pribadi.

2) Bangunan kolam harus dapat melindungi kolam/air kolam dari tiupan angin kencang yang membawa debu atau daun-daunan. 3) Wilayah dari kolam renang harus dipagari setinggi minimal 180

cm dan tidak mudah dipanjat.

4) Kolam renang harus bebas dari daun-daunan yang menggelantung di atasnya.

b. Ukuran kolam renang

Ukuran kolam renang erat kaitannya dengan perkiraan daya tampung kolam renang terhadap pengunjung.

1) Untuk pemandian umum yang besar, data untuk experted loading mungkin dapat diperoleh dari kolam renang lain pada area yang sama, atau melakukan survey khusus. Diperkirakan untuk kota berpenduduk di bawah 30.000 orang jumlah pengunjung maksimal setiap harinya di kolam renang antara 5 – 10% dari populasi. 2) Batas jumlah perenang menurut APHA

a) Diving area (daerah penyelaman)

Batas maksimum2 perenang untuk radius 10 ft dari masing-masing papan loncat.

(34)

23

Mempunyai kedalaman lebih dari 5 ft dan terletak di luar dari daerah penyelaman.

c) Non swimming area (bukan daerah untuk berenang)

Untuk kolam renang yang besar 60 – 80, dari luas kolam digunakan untuk non swimming area.

c. Penyediaan air kolam renang

1) Kualitas air kolam harus memenuhi syarat fisika, kimia, dan mikrobiologis sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 tanggal 3 September 1990.

2) Jumlah air di dalam mencukupi.

3) Sistem penyediaan air dalam kolam dilakukan secara saniter yang terlindung dari bahaya kontaminasi.

4) Air penambah (make up water) harus dialirkan lewat “vacuum breaker” untuk mencegah backsiphonage.

d. Konstruksi kolam

1) Kolam harus dibuat dari bahan yang kuat, rapat air, keras dan licin, baik untuk lantai ataupun dinding.

(35)

24

3) Setiap pertemuan dua dinding atau sudut membentuk bulatan agar mudah dibersihkan.

e. Bentuk kolam dan dasar kolam

1) Lubang pengurasan harus terletak di tempat terdalam.

2) Kemiringan dari lantai kolam tidak boleh lebih dari 1 inch per ft, jika kedalaman air kurang 51/2 ft dan tidak boleh ada perubahan kemiringan lantai yang tiba-tiba. Pada kolam renang dengan panjang kurang dari 50 ft, rata-rata kemiringan akan menurun menjadi 11/2 inch per ft.

3) Dinding kolam harus benar-benar vertikal dan melengkung dengan pertemuan dengan lantai dasar.

f. Tempat berjalan perenang

1) Sekeliling kolam tersebut harus ada tempat berjalan (pool deck area) yang lebarnya minimum 1,5 meter.

2) Tempat berjalan tersebut harus punya kemiringan sebesar ¼ inch per foot dan dilengkapi dengan lubang pengering lantai satu buah untuk setiap 100 ft2 luas permukaan.

g. Pemasukan air (return water inlets)

1) Air masuk harus diatur disesuaikan dengan luas kolam sehingga dapat didistribusikan secara merata.

(36)

25

a) Semua lubang inlets terletak pada kedalaman 10 – 15 inch di bawah saluran kelebihan untuk mencegah hilangnya desinfektan.

b) Rata-rata aliran air yang melewati berbagai ukuran inlets tidak boleh lebih dari ukuran yang dibawah ini:

(1) Ukuran pipa inlets (inch) 1” 1 ¼ 11/2 dan 2 “ (2) Rata-rata aliran (gpm)

h. Pipa pengeluaran air (water outlets)

1) Pipa pembuangan umumnya dihubungkan dengan pompa, penyedot agar air cepat keluar.

2) Diusahakan air kolam dalam waktu 6 jam telah berkuras habis. 3) Apabila lebar kolam lebih dari 7 meter perlu penambahan saluran

pipa pengeluaran air.

4) Diusahakan agar jangan terjadi vortex (pusaran) pada saat pembuangan air keluar, dengan jalan pada ujung pipa pembuangan ditutup dengan terali besi untuk menghindari kecelakaan.

5) Dilarang pipa pembuangan saluran ini langsung dihubungkan air kotor kabupaten/kota/kotamadya.

6) Letak outlet minimal 25 cm dari dinding kolam renang.

7) Jarak antara satu outlet dengan yang lainnya tidak boleh lebih dari 50 cm.

(37)

26

Untuk kolam renang digunakan cahaya dari alam (natural lighting) dan cahaya buatan (artificial lighting) dengan syarat sbb:

1) Pencahayaan alam, untuk indoor pool tidak boleh ada jendela tapi cukup lubang angin /ventilasi dengan ketinggian 7 ft diatas lantai ruangan agar dapat mengurangi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan air kolam. Pencahayaan yang baik dengan menggunakan sinar difus berasal ari ata karena sedikit sekali menimbulkan pantulan pada permukaan air kolam.

2) Pencahayaan buatan, kuat penerangannya tergantng dari penggunaannya.

j. Saluran pembuangan keliling kolam (scum gutters)

1) Saluran ini berguna untuk menbersihkan permukaan air dan sirkulasi.

2) Saluran buangan harus dibangun mengelilingi kolam renang dengan ketinggian yang sama.

3) Kedalaman dari saluran ini sekitar 2-3 inch agar dapat dimanfaatkan untuk pegangan perenang.

4) Lubang pemutusan saluran keliling (gutter drain) di anjurkan berbentuk tegak lurus untuk mencegah penyumbatan.

(38)

27

1) Sambungan pipa penyiraman dengan ukuran sambungan ¾ inch pada tempat berjalan perenang (pool deck area) digunakanuntuk penyiraman dan pembersihan.

2) Tekanan air untuk pipa penyiraman minimal 20 lb/psi.

3) Pipa penyiraman sebaiknya dihubungkan dengan vacuum breaker untuk mencegah terjadinya air tercemar kedalam air bersih). l. Tangga kolam

1) Tangga kolam di pasang tegak lurus dengan jarak dari dinding kolam antara 3-6 inch dan dilengkapi dengan pegangan tangan (hand rail).

2) Penempatan tangga pada divig area dekat papan loncat dan di ujung kolam dari swimming.

m. Papan peloncat

1) Tinggi papan loncat haruslah disesuaikan dengan dalamnya kolam, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Tingginya papan peloncat di atas permukaan air. b) Dalamnya kolam renang:

1 – 4 ft 10 ft 4 – 10 ft 12 ft

(39)

28

c) Dasar kolam haruslah miring dan bukan datar karena untuk keperluan….

2) Jarak papan peloncat satu dengan yang lain diantaranya minimal 12 ft (3,5 m).

3) Ukuran papan peloncat adalah panjang 16 ft (+- 5 m) dan lebar (+-50 cm).

n. Panjang kolam

Untuk satu lifeguard dapat memelihara kawasan seluas +_ 2000 ft2 luas permukaan kolam. Jika kolam renang mempunyai lebih dari satu lifeguard, lmaka tempat mereka bertugas saling berlawanan.

o. Peralatan disinfeksi 1) Bahan disinfeksi:

a) Gas cholr dengan konsentrasi 100%.

b) Calcium hypochlorite dengan konsentrasi 70 % beberntuk tepung (powder).

c) Kalium hypochlorite dengan konsentrasi 4-12 % berbetuk cairan.

2) Peralatan disinfeksi: a) Chlorinator.

b) Ruangan untuk meletakkan chlorine terpisah dengan jendela yang cukup untuk memudahkan observasi dari luar oleh petugas tanpa harus masuk kedalamnya.

(40)

29

Bila menggunakan gas chlorine (berbentuk cair dalam tabung) mempunyai kekuatan 100 % chlor bebas, untuk sebuah chlorinator dengan kemampuan 1 lb gas chlor setiap hari digunakan pada indoor pool dengan volume air 10.000 gallon. Sedangkan untuk outdoor pool 5000 gallon air kolam.

4) Harus ada operator khusus untuk desinfeksi ini. p. Pemandian (bathhouse)

Pemandian (bathhouse) adalah tempat pemandian yang di dalamnya terdapat sarana yang dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan serta administrasi kolam. Di dalam bathhouse ini terdapat: ruangan untuk berpakaian, tempat showers, pusat pengendali kolam, ruangan gawat darurat dan ruang untuk penjaga (guard room) dan sebagainya. Persyaratan umum:

1) Bathhouse melindungi kolam dari tiupan angin yang kencang. 2) Harus terletak sedemikian rupa sehingga pintu masuk ke kolam

dekat dengan bagian terdangkan dari kolam. Persyaratan khusus:

1) Ruang berpakaian

a) Ukuran umum untuk ruangan ini adalah 1/5 dari luas kawasan kolam renang.

(41)

30

c) Desain ruangan sederhana, dengan konstrusi kedap air dan bahan yang halus dan ada sanbungan pipa untuk pencucian, dinding pemisah ruangan terletak diatas 6 inc diatas lantai ruangan.

d) Ventilasi alam atau buatan memenuhi syarat minimal 10 % dari lantai agar dapat meningkatkan kondisi ruangan pakaian. e) Penerangan minimum 10 fc pada titik 3 meter dari lantai

ruangan dan tetap menyala siang dan malam hari. 2) Tempat penyimpanan pakaian

a) Bisa digunakan penyimpanan dengan menggunakan tas yang digunakan pada rak.

b) Untuk pakaian anak-anak disarankan menggunakan keranjang untuk seriap anak.

3) Shower (mandi dengan penyiraman) a) Satu shower untuk 40 perenang.

b) Bila dalam ruangan maka dinding ruangan shower harus kedap air dan mudah dibersihkan pada harus ketinggian 1,5 – 2 meter. c) Lantai shower dibuat dari bahan kedap air. Tidak licin dengan

kemiringan 3/8 inch per ft. 4) Toilet

a) 1 jamban dan 1 uranoir untuk 60 pria.

(42)

31

c) Dalam ruang lavatories tersedia sabun, tempat cuci tangan dan tissue.

d) Konstruki toilet sama dengan konstruksi shower dengan tambahan konstruksi permanen untuk ruang jamban.

5) Ruangan pertolongan pertama/PPPK

a) Harus ada peralatan PPPK seperti obat-obatan, tempat tidur, tempat cuci tangn juga locker untuk menyimpan pakaian/beda-benda pribadi baik penderita atau petugas jaga.

b) Ada petugas khusus yang terampil PPPK. 6) Hygiene perorangan

a) Semua orang yang akan berenang membersihkan badannya di shower, di samping untuk penyesuaian suhu tubuh.

b) Mereka yang berpenyakit kulit, pilek, mata atau penyakit menular lainnya tidak boleh berenang.

c) Dilarang untuk meludah, berkumur dan kencing sewaktu berada di dalam kolam renang.

d) Dilarang membawa makanan di dalam area kolam renang. 7) Sarana pelayanan makanan/kantin

a) Persyaratan pada restoran berlaku di sini.

b) Makanan yang dijual hendaknya “ready for eat” (siap untuk dimakan) sehingga tidak banyak mengotori pemandian.

(43)

32

Meliputi:

Jamban, urinoir, tempat cuci tangan dan tempat sampah.

8) Cara menghitung maksimal kapasitas kolam (maximum bathing load)

5. Aspek Kesehatan Kolam Renang

Secara epidemiologis menunjukkan bahwa walaupun konstruksi dan pengoperasian kolam renang/pemandian umum telah dilakukan dengan baik bukan merupakan jaminan untuk tidak menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Keadaan ini mendorong kita perlu melakukan pengawasan sanitasi kolam renang/pemandian agar jangan sampai timbul masalah kesehatan masyarakat.

Beberapa penyakit/gangguan kesehatan yang erat hubungannya dengan kolam renang antara lain seperti: gangguan pencernaan, gangguan pernapasan, infeksi pada kulit, mata, dan sebagainya.

Di samping itu, kecelakaan dan kematian merupakan masalah besar di kolam renang, penyebab utama adalah dari kurangnya pengawasan pada konstruksi, cara penggunaan dan pemeliharaan peralatan di kolam renang.

Masalah kecelakaan yang sering terjadi di kolam renang adalah disebabkan antara lain:

1) Patahnya papan loncat.

(44)

33

3) Salahnya pemasangan atau pemeliharaan perawatan listrik.

4) Kurang tepatnya pemasangan atau pemeliharaan perawatan listrik. 5) Adanya pecahan gelas ataupun kacamata di dalam kolam.

Dari semua penyakit/kecelakaan tersebut yang paling umum terjadi pada perenang, adalah:

1) Iritasi mata akibat dosis khlor yang tinggi. 2) Ph yang terlalu asam.

3) Penyakit rangen (swimming itch)

C. Tinjauan Umum tentang Keluhan Kesehatan Pengguna

Renang adalah salah satu olah raga yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan kita. Pada umumnya orang melakukan renang sebagai sarana olah raga, rekreasi, wisata, melepaskan strees, dan sebagainya. Kegiatan ini digemari mulai dari tingkat anak-anak, remaja, dan dewasa, bahkan ada pula yang sudah manula masih aktif berenang.

Kebersihan itu sangat penting dalam diri kita. Bahkan kebersihan itu adalah sebagaian dari iman. Untuk itu Allah Swt sangat menyukai kebersihan dan orang-orang yang bersih. Hal ini dapat dilihat di dalam al-Qur’an surah at-Taubah (9) ayat 108 sebagai berikut:

...

 

 

Terjemahnya:

(45)

34

Namun demikian, banyak orang tidak menyadari bahwa kolam renang merupakan media dalam penularan penyakit melalui perantaraan air kolam renang. Terlebih lagi jika kolam renang tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu.

Yang dimaksud dengan air kolam renang adalah air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Parameter yang dipakai adalah penilaian fisika, kimiawi dan mikrobiologis.

Penilaian fisika meliputi bau, benda terapung dan kejernihan. Penilaian kimiawi yang dilihat adalah kandungan zat tertentu dengan jumlah yang ditoleransi. Penilaian mikrobiologis adalah tidak ada koliform per 100 ml atau jumlah kuman ditoeransi antara 0-200 jumlah koloni per 1 ml.

Berdasarkan penjelasan di atas, bila kolam renang tersebut tidak memenuhi standar air baku yang dimaksud, maka dimungkinkan akan membuat para pengguna kolam renang mengalami gangguan kesehatan. Beberapa contoh gangguan/keluhan kesehatan pengguna yang mungkin dialami antara lain, seperti: iritasi pada mata, gatal-gatal, asma, batuk/bersin, dan gangguan kesehatan lainnya (selama berenang).

(46)

35

1. Kelompok penyakit pencernaan/perut (intestinal diseases), seperti: thypus, parathypus, dysentri amuba, leptospira, dysentri basilair. Hal ini bisa ditimbulkan melalui air kolam renang yang tercemar oleh limbah rumah tangga atau kotoran binatang.

2. Kelompok penyakit pernapasan (respiratory diseases), seperti: pilek, sinusitis, radang tenggorokan.

(47)

36

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kualitas air kolam renang merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh para pengguna kolam renang sebelum mereka menggunakannya. Karena banyak orang yang tidak menyadari bahwa kolam renang merupakan media dalam penularan penyakit melalui perantaraan air kolam renang. Pengelola kolam renang harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan melalui Permenkes Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang kualitas air kolam renang. Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan kita semua agar terhindar dari berbagai penyakit yang bisa ditimbulkan oleh kolam renang yang tidak memenuhi syarat.

(48)

37

Air kolam renang yang tidak memenuhi persyaratan Menteri Kesehatan di atas akan menimbulkan berbagai penyakit/keluhan kesehatan para pengguna kolam renang. Penyakit-penyakit tersebut menular melalui perantaraan air kolam renang, di antaranya adalah penyakit perut (intestinal diseases), seperti: thypus, parathypus, dysentri amuba, leptospira, dan dysentri basilair; penyakit pernapasan (respiratory diseases), seperti: pilek, sinusitis, dan radang tenggorokan; dan penyakit infeksi pada mata, telinga, hidung, kerongkongan, dan kulit (gatal-gatal).

Dengan demikian, kualitas air kolam renang mempunyai pengaruh terhadap keluhan kesehatan bagi para pengguna kolam renang.

Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Keterangan:

= Independent variable (variabel terikat/X)

= Dependent variable (variabel bebas/Y)

(49)

38

B. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi operasional variabel perlu dikemukakan dan dijelaskan di sini didasarkan pada pertimbangan bahwa sangat dimungkinkan akan terjadi perbedaan pemahaman (penafsiran) dalam konteks yang berbeda antara variabel, baik dalam dunia teori maupun praktek. Dengan adanya definisi operasional variabel dimaksudkan untuk menyatukan pendapat dan menyamakan persepsi.

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan, sebagai berikut:

1. Kualitas air kolam renang

Yang dimaksud dengan kualitas air kolam renang di sini adalah kualitas air yang digunaan pada kolam renang Tirta Lontara Makassar. Penilaian kualitas air kolam renang selalu di dasarkan pada parameter fisika, kimiawi dan mikrobiologis.

Namun pada penelitian ini, kualitas air kolam renang lebih difokuskan pada penilaian parameter fisika, yang meliputi bau, benda terapung dan kejernihan air kolam renang Tirta Lontara Makassar dan penilaian parameter kimia, dalam hal ini untuk menguji kadar sisa khlor air kolam renang Tirta Lontara Makassar.

Kriteria objektif:

a. Kualitas air kolam renang berdasarkan parameter fisika:

(50)

39

2) Tidak memenuhi syarat: jika berbau, tidak jernih, dan ada benda terapung (berdasarkan PERMENKES).

b. Kualitas air kolam renang berdasarkan sisa chlor:

1) Memenuhi syarat: jika kadar sisa klor pada air kolam renang ≤ 0,5 mg/l (berdasarkan PERMENKES).

2) Tidak memenuhi syarat: jika kadar sisa klor pada air kolam renang > 0,5 mg/l (berdasarkan PERMENKES).

c. Kualitas air kolam renang berdasarkan penilaian responden:

1) Kategori rendah, jika total skor jawaban responden 7-10 (tidak memenuhi persyaratan kesehatan)

2) Kategori sedang, jika total skor jawaban responden 11-14 (kurang memenuhi persyaratan kesehatan)

3) Kategori tinggi, jika total skor jawaban responden 15-18 (sudah memenuhi persyaratan kesehatan)

2. Keluhan kesehatan pengguna

Keluhan kesehatan pengguna yang dimaksud pada penelitian ini adalah keluhan/gangguan kesehatan yang dirasakan oleh responden selama atau setelah menggunakan kolam renang Tirta Lontara Makassar sebagai berikut:

a. Gangguan pencernaan/perut, seperti: Thypus, parathypus, dysentri amuba, leptospira, dan dysentri basilair.

(51)

40

Kriteria objektif:

a. Kategori rendah, jika total skor penilaian /persepsi responden 7-10 berarti ada keluhan kesehatan/gangguan yang dirasakan pengguna selama dan setelah menggunakan kolam renang

b. Kategori sedang, jika total skor penilaian/persepsi responden 11-14 berarti kadang-kadang ada keluhan kesehatan/gangguan yang dirasakan pengguna selama dan setelah menggunakan kolam renang. c. Kategori tinggi, jia total skor penilaian/persepsi responden 15-18

berarti tidak ada keluhan kesehatan/gangguan yang dirasakan pengguna selama dan setelah menggunakan kolam renang.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis dan empiris, serta kerangka pikir yang diajukan, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini, adalah:

1. Hipotesis Nol (H0)

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas air kolam renang dengan keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar.

2. Hipotesis Alternatif (H1)

(52)

41

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan bentuk data yang diamati, maka penelitian ini termasuk jenis survey analitik. Bahwa data survey dirancang untuk informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilaksanakan dengan harapan penelitian tersebut dapat melukiskan variabel atau kondisi yang ada dalam satu situasi.

Berdasarkan bentuk permasalahannya, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional, sebab semua variabel yang akan diamati dideskriptifkan, selanjutnya dikorelasikan antar variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable).

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh yang timbulkan oleh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(53)

42

dapat merupakan sekelompok penduduk, rumah tangga, petakan sawah, empang, keluarga petani, catatan, produksi, dan lain-lain. (Ilyas, 2002:209-210). Dengan kata lain, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002:55).

Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung/pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar yang terdiri dari berbagai kelompok umur, seperti anak-anak, remaja, dan dewasa serta air kolam renang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap representatif terhadap populasi penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2002:56). Demikian pula halnya menurut Notoatmodjo (2001: 79), sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

(54)

43

C. Pengumpulan Data

1. Data primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara, sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian (kolam renang Tirta Lontara Makassar) untuk memperoleh gambaran awal tentang situasi dan kondisi kolam dan para pengunjungnya (pengguna).

b. Angket, yaitu peneliti memberikan sejumlah daftar pertanyaan kepada para pengunjung/pengguna yang menjadi sampel penelitian pada kolam Tirta Lontara Makassar untuk memperoleh data mengenai pengaruh kualitas air kolam terhadap keluhan kesehatan pengguna kolam renang.

c. Uji laboratorium, yaitu peneliti melakukan pengambilan sampel air untuk menguji kualitas air kolam renang berdasarkan parameter kimia khususnya sisa khlor.

d. Wawancara, yaitu peneliti melakukan wawancara kepada pengunjung yang terpilih dan pengelola untuk mendapatkan informasi langsung mengenai pengaruh kualitas air kolam terhadap keluhan kesehatan pengguna kolam renang.

2. Data sekunder

(55)

44

D. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan masing-masing variabel dengan menggunakan tabel frekuensi, mean, median, modus, standar deviasi, dan skor maksimum dan minimum.

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) digunakan metode analisis uji regresi sederhana. Untuk menentukan ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji statistik koefisien regresi.

Selanjutnya analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk pengujian hipotesis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi sederhana, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2000:244) dengan formula sebagai berikut:

Ŷ = a + bX di mana:

Ŷ = Keluhan kesehatan pengguna kolam renang X = Kualitas air kolam renang

(56)

45

Untuk pengelolaan dan analisis data digunakan komputer dengan program SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 15.00. dengan tingkat kemaknaan = 0.05 untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Dasar pengujian hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai P), yaitu:

Jika nilai P > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak Jika nilai P ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima

E. Penyajian Data

(57)

46

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

- Kolam renang Tirta Lontara Makassar, awalnya direncanakan oleh bapak Mayjen TNI Amirul Isnaini pada tanggal september 2002 yang kemudian diserahkan ke bagian SIDAM (seni kodam) untuk membangun kolam renang tersebut. Pada tanggal Agustus 2003 diresmikan oleh bapak Jend. TNI Ryamizal Riyakudu, kemudian di kelola oleh Yayasan Kartika VII Wirabuana hingga tahun 2006. Selanjutnya, dari tahun 2006 – sekarang diambil alih oleh Kodam VII Wirabuana.

- Kolam renang Tirta Lontara Makassar terletak di jalan Urip sumoharjo km. 7 komplek Kodam VII Wirabuana Makassar. Kolam renang Tirta Lontara berada di sebelah selatan SPN Batua, sebelah utara Gedung balai pertemuan wirabuana, sebelah timur PLTU Tello, dan sebelah barat Markas Kodam.

(58)

47

sebesar ± 75 kubik sedangkan debit air pada kolam renang dewasa sebesar ± 3500 kubik. Selain itu, terdapat fasilitas lain seperti: tempat fitness, kios makanan, dan tempat bermain anak yang diperuntukkan untuk pengguna kolam renang tersebut.

- Jumlah pengelola yang diberdayakan oleh kolam renang Tirta Lonara sebanyak 15 orang yang terdiri atas penanggung jawab, ketua, sekretaris, bendahara, teknisi air, teknisi bangunan, dan karyawan yang mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan kolam renang tersebut.

- Pada kolam renang Tirta Lontara Makassar dilakukan pembersihan setiap harinya, pemberian kaporit dengan konsentrasi 90% dan soda ash sebanyak 50 kg yang berbentuk kristal tiap 3 hari atau tergantung jumlah pengunjung dan cahaya matahari. Pada kolam renang dewasa sedangkan pada kolam renang anak, pemberian kaporit sebanyak 1 kg per 2 hari ditaburkan diseluruh kolam renang pada waktu sore hari. Pengetesan kadar klor dan ph dilakukan setiap hari menggunakan TES KIT untuk memastikan kualitas air kolam renang tersebut aman untuk digunakan oleh pengunjung kolam tenang Tirta Lontara Makassar. Semua proses yang berkaitan dengan kolam renang Tirta lontara Makassar mengacu

(59)

48

- Data pengunjung diketahui berdasarkan karcis yang terjual. Rata-rata penjualan karcis pada kolam renang Tirta Lontara Makassar sebanyak 2000 per bulan.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data karakter sampel berdasarkan tingkat umur, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Berikut ini dipaparkan data yang dikumpulkan dari kolam renang Tirta Lontara Makassar dalam bentuk naskah dan tabel distribusi.

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan tingkat umur

Tingkat Umur Frekuensi Persentase (%)

Anak-anak (< 12 tahun) Remaja (13 – 21 tahun) Dewasa (22 – 45 tahun)

10 25 15

20 50 30

Jumlah 50 100

(60)

49

Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat umur, untuk kelompok umur anak-anak (< 12 tahun) sebanyak 10 orang (20%), untuk kelompok umur remaja (13 – 21 tahun) sebanyak 25 orang (50%), dan untuk kelompok umur dewasa (22 – 45 tahun) sebanyak 15 orang (30%), Jadi dari data karakter sampel berdasarkan tingkat umur yang terbanyak adalah kelompok umur remaja(13 - 21 tahun) sebanyak 25 orang (50%).

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Taman Kanak-kanak

(61)

50

(20%), untuk S2 sebanyak 3 orang (6%), dan untuk S3 sebanyak 2 orang (4%). Jadi dari data karakter sampel berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa yang terbanyak adalah tingkat pendidikan SMP/MTs sebanyak 15 orang (30%).

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki Perempuan

28 22

56 44

Jumlah 50 100

Sumber: data primer, 2010

Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, untuk laki-laki sebanyak 28 orang (56%), dan untuk perempuan sebanyak 22 orang (44%). Jadi dari data karakter sampel berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 28 orang (56%).

2. Analisis Statistik Deskriptif

(62)

51

menggunakan metode statistik deskriptif, yaitu nilai rata-rata, simpangan baku, modus, median, varians, distribusi frekuensi, dan histogram.

Berdasarkan variabel dan merujuk kepada masalah penelitian, maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu (1) data kualitas air kolam renang, dan (2) data keluhan kesehatan pengguna kolam renang .

Hasil perhitungan data statistik deskriptif masing-masing variabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Uraian singkat hasil analisis statistik deskriptif, dikemukakan sebagai berikut:

a. 1 Gambaran Kualitas Air Kolam Renang Tirta Lontara Makassar Berdasarkan Angket

Sehubungan dengan data kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar, maka dikemukakan hasil analisis data, sebagai berikut:

(63)

52

Selanjutnya, dari hasil analisis statistik deskriptif diperoleh ukuran penyebaran, yaitu skor tertinggi sebesar 18 dan skor terendah sebesar 7, dan varians sebesar 7,86163. Berdasarkan perolehan ukuran-ukuran tersebut yang relatif besar, maka dapat dikatakan bahwa penyebaran data variabel kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar, cenderung bervariasi, yang berarti data yang diperoleh dalam penelitian tersebar pada tiga kategori, yaitu, rendah (tidak memenuhi syarat kesehatan), sedang (kurang memenuhi syarat kesehatan), dan tinggi (memenuhi syarat kesehatan).

Adapun distribusi frekuensi dan persentase variabel kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi dan persentase kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar

Interval Kategori Frekuensi Persentase (%) 07 – 10

(64)

53

bawah nilai rata-rata sebanyak 5 responden, yang berada pada nilai rata-rata sebanyak 10 responden, dan yang berada di atas nilai rata-rata sebanyak 35 responden.

Hal ini dapat pula berarti bahwa dari 50 responden yang diteliti, terdapat 35 responden atau 70% yang menunjukkan kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar berada pada kategori tinggi. Selanjutnya, ada 10 responden atau 20% yang menunjukkan kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar berada pada kategori sedang, dan ada 5 responden atau 10% yang menunjukkan kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar termasuk kategori rendah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar termasuk dalam kategori tinggi (artinya, memenuhi syarat kesehatan).

Untuk lebih jelasnya, gambaran tentang kualitas air kolam renang Tirta Lontara Makassar dapat dilihat pada histogram berikut ini.

(65)

54

a. 2 Kualitas Air Kolam Renang Tirta Lontara Makassar Berdarkan Uji Laboratorium

Tabel 5.5

Hasil uji laboratorium air kolam renang Tirta Lontara Makassar tentang kandungan kadar sisa chlor

Hari Sampel - Air diambil di tengah kolam

Tidak - Air diambil di tengah kolam

Memenuhi - Air diambil di tengah kolam

Memenuhi syarat kesehatan

(66)

55

yang dipersyaratkan. Hal ini disebabkan karena pada saat itu air kolam renang baru saja diberi obat, sehingga kandungan kaporitnya masih tinggi, dan kolam renang belum digunakan (hasil wawancara dengan pengelola). Akan tetapi lambat laun kadar sisa khlornya akan menurun karena menguap setelah terkena cahaya matahari dan terlepas pada air, tubuh pengunjung dan ke udara.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar grafik histogram di bawah ini.

Gambar 3. Grafik histogram tentang kandungan sisa kadar chlor

Demikian pula halnya dengan hasil observasi peneliti, diperoleh keterangan bahwa berdasarkan parameter fisika yang diajukan menunjukkan sudah sesuai dengan persyaratan kesehatan, di

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

ke-5 ke-6 ke-8

Kadar sisa chlor

Kadar sisa chlor

(67)

56

mana air kolam renang dalam keadaan bersih, tidak keruh, tidak berbau, tidak bersampur dengan benda terapung seperti daun-daun, dan sebagainya.

b. Gambaran Keluhan Kesehatan Pengguna pada Kolam Renang Tirta Lontara Makassar

Sehubungan dengan data keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar, maka dikemukakan hasil analisis data, sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh ukuran pemusatan tentang keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar, yaitu skor rata-rata (mean) = 14,2000; median = 15,0000; dan modus = 16,00. Hasil ini bersesuaian dengan distribusi frekuensi dan persentase yang menunjukkan bahwa keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar berkisar 56%. Dengan demikian secara kualitatif, keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar termasuk kategori tinggi (=tidak ada keluhan kesehatan).

(68)

57

kolam renang Tirta Lontara Makassar, cenderung bervariasi, yang berarti data yang diperoleh dalam penelitian tersebar pada tiga kategori, yaitu, rendah (ada keluhan), sedang (kadang-kadang), dan tinggi (tidak ada keluhan).

Adapun distribusi frekuensi dan persentase variabel keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut.

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi dan persentase keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar

Interval Kategori Frekuensi Persentase (%) 07 – 10

Sumber: data primer, tahun 2010

Bertolak dari data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar yang berada di bawah nilai rata-rata sebanyak 7 responden, yang berada pada nilai rata-rata sebanyak 15 responden, dan yang berada di atas nilai rata-rata sebanyak 28 responden.

(69)

58

keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar berada pada kategori tinggi (=artinya, tidak ada keluhan kesehatan pengguna). Selanjutnya, ada 15 responden atau 30% yang menunjukkan keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar berada pada kategori sedang (=kadang-kadang terasa keluhan), dan ada 7 responden atau 14% yang menunjukkan keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar termasuk dalam kategori rendah (=ada keluhan kesehatan pengguna walaupun ringan).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar termasuk dalam kategori tinggi (=artinya, tidak ada keluhan kesehatan pengguna).

(70)

59

Keluhan kesehatan pengguna (Y)

18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0

Keluhan kesehatan pengguna (Y) 20

10

0

Std. Dev = 2,93 Mean = 14,2 N = 50,00

Gambar 4. Histogram keluhan kesehatan pengguna pada Kolam renang Tirta Lontara Makassar

3. Analisis Statistik Inferensial

Pengaruh Kualitas Air Kolam terhadap Keluhan Kesehatan Pengguna pada Kolam Renang Tirta Lontara Makassar

Dalam mendeskripsikan temuan dari hasil jawaban responden, sebagaimana telah dideskripsikan di depan, diketahui bahwa keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar dipengaruhi oleh kualitas air kolam renang.

(71)

60

Oleh karena itu, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh atau korelasi dan arah hubungan antara kualitas air kolam renang dengan keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar, diperlukan analisis lebih lanjut tentang arah hubungan dari masing-masing variabel tersebut. Sehingga, untuk menjawab persoalan tersebut dipergunakan analisis regresi linier sederhana.

Dalam melakukan perhitungan analisis regresi tersebut, dengan alasan pertimbangan praktis, maka semua data diolah dengan menggunakan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 15,0.

Hipotesis alternatif (H1) penelitian ini berbunyi: “Ada pengaruh yang signifikan kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar.”

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik uji regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, pasangan data kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar, diketahui bahwa nilai koefisien regresi b yang diperoleh adalah sebesar 0,871, dan nilai konstanta sebesar 1,436. Dari uraian tersebut, maka dapat dijelaskan persamaan regresi antara variabel kualitas air kolam renang dengan keluhan kesehatan pengguna adalah Y = 1,436 + 0,871X

(72)

61

garis regresi yang telah diperoleh linier atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis varians (uji-F). Kriteria penilaiannya adalah Fhitung > Ftabel. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai Fhitung sebesar 107,843 yang signifikan pada taraf 5%, karena nilai Ftabel = 4,03 < Fhitung = 107,843. Dengan demikian, model persamaan regresi yang diperoleh dapat dinyatakan signifikan, sehingga persamaan regresi Y = 6,904 + 0,823X dapat dipakai untuk menjelaskan pengaruh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar.

Untuk lebih jelasnya, hasil analisis varians untuk regresi sederhana pengaruh pengaruh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar, dapat dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini.

Tabel 5.7

Hasil analisis varians untuk pengaruh pengaruh kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang

Tirta Lontara Makassar

(73)

62

Untuk menyelidiki pengaruh dari variabel kualitas air kolam renang dapat diketahui melalui penerapan uji-t. Ringkasan hasil uji-t selengkapnya disajikan berikut ini.

a. Uji Signifikansi (Uji-t)

Berdasarkan analisis uji-t diperoleh hasil penelitian, dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut.

Tabel 5.8

Uji-t, Uji Signifikansi kualitas air kolam renang (X) terhadap keluhan kesehatan pengguna (Y) pada kolam renang

Tirta Lontara Makassar

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan pengaruh dari variabel kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna pada kolam renang Tirta Lontara Makassar. Nilai thitung = 10,385 yang tampak pada tabel sehubungan dengan variabel kualitas air kolam renang terhadap keluhan kesehatan pengguna, sebab nilai tersebut mempunyai signifikansi α = 0,5% dari perbandingan thitung

Gambar

gambar berikut:
Tabel  5.1 Distribusi frekuensi dan persentase responden
Tabel  5.2 Distribusi frekuensi dan persentase responden
Tabel  5.3 Distribusi frekuensi dan persentase responden
+7

Referensi

Dokumen terkait