• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEKNIK RETORIKA PUISI KARYA LI BAI DALAM BUKU KUMPULAN 300 PUISI DINASTI TANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TEKNIK RETORIKA PUISI KARYA LI BAI DALAM BUKU KUMPULAN 300 PUISI DINASTI TANG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TEKNIK RETORIKA PUISI KARYA LI BAI

DALAM BUKU KUMPULAN 300 PUISI DINASTI TANG

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata 1

Jurusan Sastra China

Oleh

Monica Maria – 1100043511 Reny Afriani – 1100032464

   

Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University

Jakarta 2011

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi 

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat, penyertaan dan karunia yang diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Teknik Retorika Libai pada buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moral maupun materiil, secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan skripsi ini. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM, selaku Rektor Binus University yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di Binus University.

2. Bapak Drs. Johannes A. A. Rumeser, M. Psi.,Psi. selaku Dekan Fakultas Budaya dan Bahasa Binus University yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, selaku Ketua Jurusan Sastra China Binus University yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan kepercayaan kepada kami untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ma Feng, BA, M. Lit, selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta telah sabar membimbing kami, memberikan saran dan kritik serta ide dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi kami selesai tepat waktu.

(7)

 

5. Ibu Yiying, SS, M.Lit, M.Pd, selaku Dosen bimbingan seminar progress yang telah senantiasa membimbing kami selama proses perkuliahan serta memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Sastra China yang telah membantu kami baik dalam memberikan pengalaman, saran maupun kritik sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Orangtua dan seluruh keluarga yang telah senantiasa mendukung dalam setiap kegiatan penulis selama kuliah di Binus University.

8. Seluruh teman kuliah kami yang telah memberikan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi kami dapat selesai tepat pada waktunya. Kami juga berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Juli 2011

Penulis

(8)

ix 

Daftar isi

Ucapan terima kasih ... vi

Abstraksi... vii

Ringkasan... 1

Riwayat Hidup...15

(9)

Ringkasan Isi

Bahasa China adalah salah satu bahasa yang kuno di dunia. Cara penyampaian bahasa sangat beraneka ragam, tidak hanya penyampaian bahasa prosa, namun penyampaian bahasa puisi juga demikian. Keanekaragaman penyampaian bahasa juga memunculkan kekayaan bentuk teknik retorika. Teknik retorika adalah cara yang tepat untuk mengutarakan pemikiran. Retorika adalah suatu yang berdasarkan pemikiran sebagai proses untuk menyampaikan bahasa secara pasti.

Selama beribu-ribu tahun, China memiliki penyair unggul yang tak terhitung. Mereka menghasilkan puisi yang indah dan menyentuh. Dinasti Tang adalah masa kejayaan puisi klasik China yang memunculkan beberapa penyair yang agung, salah satunya adalah Li Bai. Li Bai (701-762), nama asli Zi Tai Bai adalah penyair aliran romantisme yang berasal dari zaman Dinasti Tang. Li Bai juga disebut sebagai Dewa Puisi, hasil karya dia merupakan perwakilan dari masa kejayaan Dinasti Tang. Kebanyakan puisi yang ditulis Li Bai, fokus pada pemandangan alam seperti gunung, air, dan mengutarakan perasaan yang mendalam. Oleh karena itu, puisi Li Bai indah alamiah.

Dalam buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, terdapat 23 puisi karya Li Bai. Teknik retorika dalam puisi terdiri dari analogi, metonomi, hiperbola, personifikasi, antithesis, retoris dan lainnya. Tetapi teknik retorika yang sering digunakan oleh Li Bai dalam 23 puisi karyanya adalah analogi, metonomi, dan hiperbola. Oleh karena itu, penulis memlilih 3 teknik retorika tersebut untuk dibahas.

(10)

perbandingan yang menggunakan kemiripan benda untuk menjelaskan benda yang lain. Teknik retorika ini disebut analogi. Analogi adalah teknik perbandingan yang menggunakan pencitraan benda yang spesifik atau argumen umum yang mudah dimengerti, untuk mengambarkan benda satu dengan benda lain yang berbeda dan asing, atau pengungkapan argumen yang lebih dalam.

1.1 Jenis Analogi Dalam Puisi Li Bai

Analogi pada umumnya terdiri dari 4 bagian, yaitu objek yang dibandingkan , objek yang digunakan untuk membandingkan, kata-kata yang menghubungkan dua objek tersebut, serta kemiripan benda antara dua objek yang akan dibandingkan. Hal lain yang perlu diperhatikan selain 4 bagian diatas adalah analogi dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.

Berdasarkan kata-kata penghubung antara dua objek yang dibandingkan dan yang membandingkan, analogi Li Bai dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Perbandingan dengan menggunakan kata penghubung: seperti, bagaikan dan lain-lainnya.

Contoh : Dalam puisi Chang Xiangsi-Qiyi, Li Bai menggambarkan seorang wanita cantik bagaikan indahnya bunga.

b. Perbandingan dengan menggunakan kata penghubung: adalah, menjadi dan lain-lainnya.

Contoh : Dalam puisi Yuexia Duzhuo, Li Bai menggambarkan bulan, bayangan, dan diri sendiri menjadi tiga orang.

(11)

c. Perbandingan tanpa kata penghubung.

Dalam perbandingan ini Li Bai menggunakan kata atau ungkapan yang berlainan dengan arti sebenarnya untuk menunjukkan persamaan dengan sesuatu yang lain.

Contoh : Dalam puisi Xinglu Nan, Li Bai menggambarkan perjalanan naik turun gunung yang tidak nyaman, berliku dan banyak pilihan jalan untuk mengungkapkan keadaan pemerintahan saat itu yang sedang kacau.

Dari ketiga jenis analogi, Li Bai lebih sering menggunakan perbandingan tanpa kata penghubung. Perbandingan menggunakan kata penghubung lebih mudah di mengerti dan lebih jelas, sedangkan perbandingan tanpa kata penghubung, lebih rumit dan perlu pemahaman yang dalam.

1.2 Keberhasilan Libai Dalam Penggunaan Analogi

Analogi digunakan untuk menggambarkan suatu benda dapat membuat pembaca merasa seolah-olah hidup, tidak kaku, dan menarik. Dalam buku Penggunaan Retorika Dalam Bahasa Mandarin, kegunaan teknik retorika analogi Li Bai dapat diketahui dari 3 aspek, yaitu :

a. Pencitraan benda

Analogi dalam puisi, yang paling khas adalah pencitraan benda, penyair meningkatkan imajinasi pembaca melalui pencitraan benda dalam analogi, sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang indah dan kesan yang dalam kepada pembaca. Pencitraan adalah salah satu ciri khas dalam puisi Li Bai, dia dapat menggunakan pencitraan yang tepat sehingga memberikan kesan kepada pembaca.

(12)

Penyair menggambarkan paras istri cantik seperti bunga untuk menunjukan kerinduan suami terhadap istri yang terpisah jauh. Kalimat di atas membandingkan kecantikan wanita dengan keindahan bunga.

b. Menjelaskan penggambaran benda

Analogi dapat berupa pencitraan hal/benda yang menarik dan khas, menggambarkan fenomena kemasyarakatan, menjelaskan pemikiran yang dalam sehingga mudah dimengerti. Pemahaman pembaca terhadap hal/benda yang dibandingkan akan memudahkan pembaca, untuk mengerti dan menguasai arti yang ingin diungkapkan penyair. Puisi Li Bai termasuk puisi yang bersejarah, untuk mengenal beberapa analoginya, lebih baik melalui pengenalan sejarah untuk memudahkan pembaca memahami maksud yang ingin disampaikan penyair.

Contoh: “Bulan tiga berawan bunga di Yangzhou.”

(Song Meng Haoran zhi Guangling, baris 1, hal 363)

Kalimat di atas, Li Bai menjelaskan keadaan di negara Yang zhou. Dia menggunakan kata “bulan tiga berawan bunga” untuk menggambarkan suasana musim semi. Musim semi adalah salah satu musim yang digemari masyarakat China. Pada musim ini tumbuhan tumbuh subur dan beranekaragam bunga bermekaran. Li Bai mengagumi keindahan musim semi, sehingga dia menggunakan perumpamaan bulan tiga berawan bunga untuk menciptakan gambaran musim semi yang indah.

(13)

c. Menggungkapkan perasaan

Kegunaan analogi selain pencitraan, juga untuk menjelaskan sikap dan perasaan penyair. Keanekaragaman pencitraan tidak hanya menciptakan suatu konsep, tetapi juga menambah emosi pembaca. Perasaan dalam analogi puisi Li Bai sangat dalam. Perasaan ini dapat diketahui melalui objek yang digunakan untuk membandingkan.

Contoh : “Wanita cantik menggulung tirai, duduk dan mengerutkan dahi.”

(Yuan Qing, baris 1, hal 317)

Penyair ingin menyampaikan kesedihan seorang wanita, dengan melukiskan mimik wajah wanita tersebut. Wanita itu digambarkan sedang duduk dan mengerutkan dahi.

Dari keberhasilan penggunaan analogi, kita dapat merasakan penggambaran keindahan alamiah yang digunakan Li Bai. Dalam buku

Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, analogi yang digunakan Li Bai sangat

menarik, pemilihan kata penghubung yang tepat, sehingga pembaca dapat merasakan perasaan yang tidak dibuat-buat dan dapat merasakan perasaan yang romantis. Walaupun puisi Li Bai ada juga yang membahas tentang kegelapan dalam kehidupan masyarakat, seperti puisi Xinglu Nan dan Deng Jinling Fenghuangtai, tetapi dia tetap saja menggunakan fenomena alam untuk dijadikan objek pembanding, untuk menjelaskan perasaan yang tidak puas dan keluhan terhadap ketidakpuasannya. Sikap Li Bai seperti ini, membuat karya dia sangat bernilai dan memunculkan perasaan yang mendalam yang membuat puisi dia tetap populer dari tahun ke tahun. Selain itu, Li Bai juga mengenal baik objek yang akan dibandingkan, sehingga dapat memilih

(14)

6  tersebut.

2. Teknik Retorika Puisi Li Bai - Metonimia

Dalam karya sastra China klasik, metonimia sudah digunakan sejak lama dan bersifat umum. Orang China dalam bertutur kata atau menulis karya sastra sering menggunakan teknik metonimia untuk mengutarakan perasaannya. Metonimia sebagai suatu teknik retorika merupakan suatu cara yang memiliki teknik pengungkapan perasaan dan keindahan makna. Metonimia adalah suatu teknik penggantian nama, dengan menggunakan nama suatu benda untuk mewakili benda lain atau nama suatu benda yang memiliki hubungan dengan benda tersebut. Teknik ini tidak secara langsung menyebutkan nama orang/ benda melainkan menggunakan ciri khas dari benda tersebut untuk menggantikan benda yang dimaksud.

2.1 Jenis Metonimia Puisi Libai

Pada dasarnya metonimia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Topik yang dibicarakan

Topik yang dibicarakan adalah objek atau benda yang digantikan dengan objek/benda lain.

b. Pengganti kata

Pengganti kata adalah objek/benda yang dipinjam untuk mewakili topik yang dibicarakan.

c. Titik yang berhubungan

Titik yang berhubungan adalah hubungan antara topik yang dibicarakan dengan pengganti kata.

(15)

Dalam buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, puisi Li Bai memiliki beberapa jenis metonimia, ada juga yang menggunakan dua jenis metonimia secara bersama. Pada buku Bahasa China Modern, ada 5 jenis metonimia yang paling utama, yaitu:

a. Ciri khas atau simbol suatu benda menggantikan topik yang dibicarakan.

b. Menggunakan sebutan khas pada orang atau benda untuk menggantikan sebutan pada topik yang dibicarakan.

c. Menggunakan benda yang spesifik untuk menggantikan benda yang digambarkan.

d. Menyebutkan salah satu bagian dari suatu benda untuk menggantikan keseluruhan benda tersebut.

e. Efek yang muncul dari masalah tertentu untuk menggantikan topik yang dibicarakan.

Dari kelima jenis metonimia di atas, Li Bai paling banyak menggunakan jenis metonimia yang kedua, yaitu menggunakan sebuatan khas pada orang atau benda untuk menggantikan sebutan pada topik yang dibicarakan. Sedangkan metonimia jenis kelima pada buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, tidak ditemukan.

2.2 Makna dan Ciri Khas Metonimia Li Bai

Dilihat dari sejarah, metonimia dalam bahasa mandarin adalah teknik retorika yang turun temurun yang telah melewati perkembangan sejarah yang panjang. Dalam penggunaan metonimia harus memperhatikan dua prinsip yang mendasar, yaitu harus memperhatikan sejarah dan realita, dan juga harus memperhatikan ciri khas benda dalam menciptakan benda yang hidup dan kalimat yang mudah dimengerti. Semua metonimia pada umumnya, harus mempunyai

(16)

bersamaan. Metonimia sebagai seni penggantian nama dalam penggunaan bahasa, sehingga bahasa dalam puisi semakin kaya dan jelas.

a. Metonimia memunculkan ciri khas/simbol suatu objek.

Metonimia dapat memunculkan koneksi pemikiran pada setiap orang. Dalam penggunaan metonimia dapat memunculkan ciri khas/simbol suatu objek sehingga memberikan kesan yang jelas pada pembaca. Pada umumnya teknik retorika metonimia adalah penggunaan benda yang kecil untuk menjelaskan kondisi atau situasi yang besar.

Contoh : “Rambut istri mulai menutupi dahi.”

(Changgan Xing, baris 1, hal 51)

Dalam puisi ini, Li Bai menggunakan model rambut anak perempuan zaman duhulu untuk dijadikan sebagai suatu ciri khas, yang sengaja digunakan untuk menggambarkan masa kanak-kanak. Li Bai menggunakan metonimia dengan tepat, sehingga membantu pembaca untuk memahami maksud yang ingin di sampaikannya.

b. Penggantian sebutan, metonimia yang menarik.

Teknik metonimia sering ditemukan dalam karya sastra kuno. Orang zaman dahulu terutama penyair suka menggunakan metonimia untuk menyampaikan makna puisi sehingga kalimat dalam puisi lebih alami, mengandung keindahan, dan menarik perhatian pembaca. Biasanya penyair lebih suka menggunakan kalimat yang umum dalam

(17)

penulisan puisi, menggunakan bahasa yang paling sederhana dalam mengutarakan maksud penyair. Metonimia penggantian sebutan sering dijumpai. Li Bai menggunakan metonimia ini dalam beberapa puisinya.

Contoh : “Kasihan Fei Yan harus mengganti penampilan baru.”

(Qingpingdiao Sanshou, baris 4, hal 435)

Puisi Qingpingdiao Sanshou adalah puisi yang menceritakan tentang Raja Ming Huang dengan Yang Gui Fei yang sedang mengamati keindahan bunga Mudan di taman Istana. Fei Yan adalah seorang permaisuri di Istana, Li Bai meminjam nama “Fei Yan” untuk menggantikan arti cantik seorang wanita. “Fei Yan harus mengganti penampilan baru” menunjukkan bahwa tidak ada yang menandingi kecantikan Yang Gui Fei.

c. Bagian dari benda untuk menggantikan keseluruhan benda, menambah kemampuan penyair untuk menyatakan perasaan. Penggunaan metonimia ini dapat merangsang imajinasi pembaca, menambah kemampuan penyair untuk menyampaikan perasaan dan mendapatkan kesan yang menarik.

Contoh : “Angin musim semi tidak saling mengenal, mengapa menghembus tirai sutra.”

(Chunsi, baris 3, hal 6)

Penyair menggunakan tirai sutra untuk menggantikan arti kamar, menggungkapkan kesendirian seorang wanita.

(18)

10  penggambaran suatu objek/benda.

Contoh: “ Warna merah melepas topi dan kereta, putih tinggal di pedalaman.”

(Zeng Meng Haoran, baris 2, hal 126)

Dalam puisi ini, Li Bai menggabungkan dua jenis metonimia dalam 1 kalimat, dia menggunakan “warna merah” sebagai ciri khas, untuk menggambarkan masa muda, menggunakan kata “putih” menggambarkan rambut beruban, untuk menggantikan arti masa tua. Li Bai juga menggunakan gambaran spesifik seperti “topi” dan “kereta” untuk menyatakan jabatan pejabat. Arti kalimat di atas adalah, masa muda tidak tertarik menjadi pejabat, masa tua hanya bisa tinggal di tempat terpencil.

Penggunaan metonimia Libai sangat tepat dan menarik. Asalkan kita mengerti penggunaan metonomia dan memahami makna puisi Li Bai, maka dapat membantu kita memahami perasaan Li Bai pada saat itu.

3. Teknik Retorika Puisi Libai --- Hiperbola

Seiring dengan perkembangan teknik retorika banyak orang yang menggunakan hiperbola untuk menyampaikan suatu efek, misalnya iklan di TV dan karya sastra. Mereka menggunakan hiperbola untuk menarik perhatian penonton dan pembaca . Ketepatan dalam menggunakan hiperbola dapat menghasilkan efek yang baik. Hiperbola sebagai salah satu teknik retorika dan juga sebagai suatu karya seni. Agar merangsang rasa indah pada pembaca dan meningkatkan

(19)

perasaan tertentu pada penyair, penyair sering menggunakan teknik hiperbola untuk mengungkapkan perasaannya. Sehingga dalam karya sastra china klasik, hiperbola sering dijumpai.

3.1 Jenis Hiperbola Dalam Puisi Li Bai

Hiperbola adalah sesuatu yang sengaja dilebih-lebihkan. Namun, apabila terlalu berlebihan akan menghasilkan suatu efek yang kurang baik. Hiperbola melalui suatu gambaran yang abstrak untuk memunculkan pemikiran atau perasaan yang konkret, jadi hiperbola tidak bisa lepas dari kenyataan. Puisi Li Bai dari dulu sampai sekarang mempunyai imajinasi yang luar biasa, hiperbola yang berani sehingga menarik perhatian pembaca, memberikan kesan yang indah. Demi mengutarakan perasaan sendiri, hiperbola dalam beberapa puisi unggul Li Bai selama ini tidak lepas dari kenyataan hidup, dia selalu mengutamakan kehidupan nyata sebagai dasar hiperbolanya.

Pembagian jenis hiperbola berdasarkan 2 cara, yaitu :

a. Hiperbola yang berdasarkan cara penyampaiannya, terbagi menjadi dua, yaitu hiperbola pada umumnya dan hiperbola yang meminjam teknik retorika yang lain.

b. Hiperbola berdasarkan kualitas,terbagi menjadi tiga: hiperbola yang membesar-besarkan objek dari kenyataan yang ada, hiperbola yang mempersempit objek dari kenyataan yang ada , dan hiperbola yang sangat berlebihan.

Menurut penulis dalam buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, Li Bai tidak menggunakan hiperbola yang mempersempit objek dari kenyataan yang ada dan hiperbola yang sangat berlebihan.

(20)

12 

secara bersamaan kegunaan hiperbola juga dapat memunculkan suatu karakteristik suatu benda atau gambaran tertentu, sehingga memberikan gambaran yang jelas dan kesan kepada pembaca. Dalam membaca puisi Li Bai, harus memahami imajinasi dalam puisi dan teknik retorika hiperbola. Dengan demikian dapat memahami perasaan penyair dalam puisi tersebut.

a. Kegunaan hiperbola sebagai emosi penyair.

Semua pengungkapan dalam hiperbola adalah perasaan penyair. Penyair menyampaikan perasaan melalui hiperbola untuk menambah keindahan dan memperkaya bahasa.

Contoh : “Ketika prajurit rindu untuk kembali, adalah saat usus istri putus.”

(Chunsi, baris 2, hal 6)

Li Bai menggunakan kata “saat usus putus” untuk menggambarkan kerinduan istri yang mendalam. Penggunaan hiperbola Li Bai tersebut, memperhatikan kenyataan yang ada, memberikan pembaca perasaan nyata yang mengandung suatu kejujuran, sehingga pembaca dapat langsung mengetahui imajinasi, pemikiran dan perasaan yang ingin disampaikan Li Bai.

b. Hiperbola secara langsung menyentuh perasaan seseorang

Dalam penggunaan hiperbola, tidak langsung menyampaikan maksud hati, namun secara langsung menyentuh perasaan pembaca. Hiperbola tidak hanya memperkaya bahasa, tetapi juga memberikan

(21)

kesan tertentu kepada pembaca, guna memberikan inspirasi kepada pembaca.

Contoh : “Tangisan monyet sampai ke langit.”

(Changgan Xing, baris 9, hal 51)

Li Bai menggunakan kata “tangisan monyet sampai ke langit”, untuk menyatakan suatu kesedihan yang tak tertahankan.

Bahasa dalam puisi terkadang tidak masuk akal tetapi harus dapat dimengerti pembaca, juga dapat dikatakan bahwa puisi dapat memberikan berbagai macam perasaan. Penyair dapat dengan bebas menyampaikan perasaan dan imajinasinya. Semua yang diungkapkan oleh Li Bai dalam hiperbola, dapat memunculkan suatu perasaan yang sama antar pembaca. Li Bai menciptakan suatu gambaran tidak secara langsung menyampaikan maksud hati untuk merangsang perasaan pembaca.

4. Simpulan

Setiap penyair menggunakan teknik retorika dengan gaya masing-masing. Teknik retorika juga sebagai alat untuk menyampaikan perasaan Li Bai dan menambah kekayaan dalam puisinya. Menurut penulis, puisi karya Li Bai dilihat dari 3 teknik retorika tersebut, sudah mencapai keberhasilan yang tinggi. Setiap puisinya kaya akan imajinasi dan menyentuh perasaan banyak orang. Analogi Li Bai sangat unik dan menarik sehingga memberikan kesan yang mendalam kepada pembaca, metonomia yang digunakan sangat alamiah sehingga pembaca merasakan suatu kesan yang indah, sedangkan hiperbola yang digunakannya sangat berani, indah, dan alamiah dalam mengutarakan perasaan , menimbulkan perasaan tertentu kepada pembaca. Li Bai

(22)

14 

metonomi, atau analogi dan metonomi dan gabungan teknik retorika lainnya. Penggunaan seperti ini membuat kita semakin merasakan bahwa Li Bai adalah seorang penyair yang mempunyai kemampuan dan memberikan kepuasan kepada pembaca. Banyak orang menyebut dia sebagai seorang penyair yang mulia dan romantis, sebutan ini sangat tepat, karena saat menulis puisi, Li Bai menggunakan perasaan yang dalam dan menggambarkan pemandangan secara alamiah. Li Bai juga menguasai teknik retorika sehingga menambah efek perasaan dalam puisi, membuat pembaca terharu.

                         

(23)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Monica Maria

Tanggal lahir : Bangka, 12 Maret 1989

Alamat : Jln. Kusam No. 95 A, Belinyu-Bangka Email : monique_yen89@yahoo.com

¾ Pendidikan Formal

• 2007 – 2011 : Sastra China Binus University, Jakarta • 2004 – 2007 : SMA Santa Agnes, Bangka

• 2001 – 2004 : SMP Santo Yoseph, Bangka • 1995 – 2001 : SD Santa Agnes, Bangka ¾ Pelatihan dan seminar

• Mengikuti seminar “Tiga Pilar Kesuksesan”, 2008. • Mengikuti study tour Himanda Radio Cakrawala dan

Kampung China, 2008.

• Mengikuti seminar “Good Communication Skill, Awal Penentu Keberhasilan”, 2010.

(24)

16 

Nama : Reny Afriani

Tanggal lahir : Jambi, 21 Maret 1989

Alamat : Jln. Nusa Indah Raya Blok A3 No.6 Tangerang

Email : ping_renz_89@yahoo.com

¾ Pendidikan Formal

• 2007 – 2011 : Sastra China Binus University, Jakarta • 2004 – 2007 : SMA Strada St. Thomas Aquino, Tangerang • 2001 – 2004 : SMP Jaya Suti Abadi, Bekasi

• 1995 – 2001 : SD Attaufiq, Jambi ¾ Pelatihan dan seminar

• Mengikuti seminar “Tiga Pilar Kesuksesan”, 2008. • Mengikuti seminar “Good Communication Skill, Awal

Penentu Keberhasilan”, 2010.

• Mengikuti seminar “Penulisan CV dan Wawancara”, 2010. ¾ Pengalaman Organisasi :

• Koordinator Drama Waisak Puja KMBD oleh Binus University

• Anggota Koordinator Among Sangha Magha Puja KMBD oleh Binus University

(25)

• Anggota Koordinator Penerima Tamu Kathina Puja KMBD oleh Binus University

• Panitia acara penyambutan anggota baru KMBD oleh Binus University

• Aktifis BNMC oleh Binus University

• Anggota mandarin’s day BNMC oleh Binus University • Anggota Penerima Tamu Kaligrafi Himanda oleh Binus

University

Pengalaman Bekerja :

Referensi

Dokumen terkait

dikalangan suatu masyarakat. Tampaknya hal ini sangat berkait dengan banyak hal, seperti keyakinan agama, aliran falsafat yang dianut. Dengan kata lain, sanksi ini

ketidaktepatan waktu pengiriman barang, ketidakamanan transaksi mulai dari pembayaran menggunakan kartu kredit milik orang lain (pembajakan), akses ilegal ke sistem informasi

Seluruh variabel bebas komunikasi personal, periklanan, publisitas dan hubungan masyarakat, ma- teri pembelajaran, rancangan korporat dan kepuasan pasien memiliki pengaruh

Hasil penelitian menyatakan (1) kesulitan aspek memahami masalah yaitu siswa tidak biasa mengerjakan soal cerita dengan langkah pemecahan masalah polya, siswa salah dalam

Jadi fenomena yang akan dibahas adalah bagaimana peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

Pada gambar diatas, tahun 2014 hingga tahun 2017, PAD yang dihasilkan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Barat semakin meningkat. Pada tahun 2018, hanya Kabupaten Majene

Objek penelitian terbatas hanya pada guru di SMA Negeri 8 Surabaya, serta dengan lingkup penelitian dari hubungan enam variabel berikut: Performance Expectancy,

“Bagaimanakah meningkatkan hasil prestasi belajar mata pelajaran matematika materi pembagian dengan metode team quiz untuk siswa kelas II Semeter II SDN Cebolek