Kriteria
Kriteria Perhitungan
Perhitungan Alokasi
Alokasi DAK
DAK
dalam
dalam mendukung
mendukung Pencapaian
Pencapaian Sasaran
Sasaran
Prioritas
Prioritas Nasional
Nasional
oleh:
Direktur Otonomi Daerah
Direktur Otonomi Daerah
Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Bappenas
latar
latar belakang
belakang
• Tujuan Dana Perimbangan
(untuk memperbaiki keseimbanganhorizontal dan vertikal melalui transfer fiskal antar pemerintahan)
:
Ò Mengatasi g kesenjangan fiskalj g secara vertikal antar jenjang j j g
pemerintahan.
Ò Menyamakan kapasitas fiskal daerah untuk memberi pelayanan
publik dan pelayanan infrastruktur dasar sesuai dengan standar
i i l
minimalnya.
Ò Mendorong atau menstimulan pengeluaran daerah dalam
mendukung prioritas pembangunan nasional.
Ò Kompensasi terhadap manfaat/biaya dari efek limpahan (spillovers
batasan
batasan DAK
DAK -- spesifik
spesifik
• UU 33/2004 dan PP 55/2005
Ò DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai
k i t kh i d j di i it
kegiatan khusus sesuai dengan program yang menjadi prioritas nasional yang telah menjadi urusan daerah.
Ò Daerah tertentu adalah daerah yang berdasarkan y g kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Ò Kegiatan khusus mengutamakan kegiatan
pembangunan/pengadaan/peningkatan dan perbaikan sarana
pembangunan/pengadaan/peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat dengan umur
Sekilas
Sekilas analisa
analisa ::
• Penggunaan data analisa
:
¾ APBD 2006
¾ Penduduk 2004
¾ Penduduk 2004
¾ PDRB 2004
¾ Jumlah kabupaten/kota sample: 353-390
• Alokasi DAK ditentukan berdasarkan kriteria
Umum, Khusus, dan Teknis
,
,
.
Î Secara logis seharusnya DAK tidak berkorelasi positif dengan
H
Hubungan alokasi DAK d
ubungan alokasi DAK deng
engan PAD
an PAD?
?
0e + 1 1 6.00 e+ 11
→
Kalau kita lihat bahwahubungannya menunjukkan 2 .00 e+ 11 4.0 hubungannya menunjukkan
korelasi negatif walaupun tidak
kuat. -2 .0 0e + 1 1 0
0 5.00e+10 1.00e+11 1.50e+11 Dana Alokasi Khusus
→
Artinya semakin kecil PADsemakin besar DAK (walupun tidak signifikan)
Fitted values PAD
H
Hubungan alokasi DAK d
ubungan alokasi DAK deng
engan PAD
an PAD per
per kapita
kapita?
?
80 00 00 40 00 00 60 00 00
→
Tetapi jika dengan per kapita,maka hubungannya menjadi
positif. 0 20 00 00 0 200000 400000 600000 800000 1000000 p
→
artinya DAK per kapita yangtinggi justru diberikan pada
dakcap
Fitted values padcap
tinggi justru diberikan pada
daerah dengan PAD per kapita yang tinggi.
hubungan alokasi DAK d
hubungan alokasi DAK deng
engan
an DAU?
DAU?
12
1.50
e+
1
2
→
Sedangkan bila kita plotdata DAK (sumbu X) dengan DAU (sumbu Y).
0 0e + 1 1 1. 00 e+ 1 05 .0
0 1.00e+11 2.00e+11 3.00e+11 4.00e+11 Dana Alokasi Khusus
→
Terlihat bahwa tidak adapola, daerah dengan DAU
Fitted values Dana Alokasi Umum
p g
tinggi mendapat DAK rendah atau sebaliknya.
hubungan alokasi DAK d
hubungan alokasi DAK deng
engan
an DAU per
DAU per kapita
kapita?
?
60
00
00
0
→
Jika menggunakan angka0 00 40 00 00 0 gg g
DAK per kapita vs. DAU per kapita, maka
hubungannya menjadi 0 20 00 0 0 200000 400000 600000 800000 1000000 linier
→
Artinya semakin daerahdengan DAU tinggi
0 200000 400000 600000 800000 1000000 dakcap
Fitted values DAUcap
dengan DAU tinggi
mendapat DAK yang tinggi pula atau sebaliknya.
hubungan alokasi DAK
hubungan alokasi DAK d
deng
engan
an Total Transfer per
Total Transfer per
kapita
kapita?
?
3.00 e+ 0 7→
hubungannya menunjukkan korelasi positip e +0 7 2. 00 e+ 07→
Artinya daerah dengankorelasi positip. 0 1. 00 e 0 200000 400000 600000 800000 1000000
transfer per kapita yang lebih tinggi cenderung menerima DAK/kapita yang lebih tinggi
0 00000 00000 600000 800000 000000 dakcap
Fitted values translesdakcap pula. (transfer = DAU +
hubungan alokasi DAK d
hubungan alokasi DAK deng
engan
an PDRB per
PDRB per kapita
kapita?
?
0
50
→
DAK per kapita tidakj kk k l i 20 30 4 0 menunjukkan korelasi negatif walaupun hampir merata dengan pola PDRB per kapita (sebagai proksi
0
10
0 200000 400000 600000 800000 1000000
per kapita (sebagai proksi income per capita daerah)
0 200000 400000 600000 800000 1000000 dakcap
permasalahan
permasalahan penentuan
penentuan Alokasi
Alokasi DAK
DAK
• Gambaran di atas menunjukkan bahwa alokasi DAK masih belum
ideal dari tujuan yang dirumuskan, daerah-daerah yang kaya dan mendapatkan alokasi transfer per kapita yang cukup tinggi, justru mendapatkan jumlah alokasi DAK per kapita yang tinggi pula
‘mismatch’.
– kriteria umumkriteria umum masih belum optimal sebagai ‘screen’ aspek fiskal’,masih belum optimal sebagai screen aspek fiskal ,
dan kriteria khusus yang lentur sekali interpretasinya.
– Penentuan masih didominasi kompromi politik, diantaranya dengan
adanya intervensi hold-harmless provision sehingga pada tahun 2008
adanya intervensi hold-harmless provision sehingga pada tahun 2008,
hanya 28% dari pagu total DAK yg mengikuti formula peraturan, yaitu berdasarkan kriteria umum, khusus, dan teknis, sedangkan 72%-nya dialokasikan dengan mengikuti alokasi DAK tahun 2007.g g
f
permasalahan
permasalahan Lainnya
Lainnya
• Lemahnya
ketersediaan
Data dan Informasi yang merupakan
indikator dalam penentuan alokasi DAK
• Masih rendahnya
disiplin
daerah dalam menyampaikan
laporan
• Regulasi DAK saat ini tidak dapat menampung kegiatan
non
fisik
, hal ini akan memberi kendala dalam proses pengalihan
dana ‘dekonsentrasi dan TP’ yang masih membiayai urusan
daerah ke DAK.
• Belum adanya
y
target/sasaran
g
yang ingin dicapai dalam kurun
y g g
p
waktu tertentu.
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (1)
(1)
Penentuan Bidang DAK:
Î
Perlu dilakukan
prioritas bidang
dan
Kegiatan
yang
menjadi tujuan utama DAK dalam mendukung pencapaian
menjadi tujuan utama DAK dalam mendukung pencapaian
prioritas nasional, terlalu banyak bidang dan kegiatan yang
dibiayai DAK akan menjadi tidak fokus dalam pencapaian
sasaran.
Î
Jumlah alokasi DAK yang tidak terlalu signifikan ini akan
sulit dalam mencapai sasaran yang ingin dicapai. Misalnya
penyelesaian rehabilitasi gedung SD sampai akhir tahun
2008
2008.
Î
Tetapi pembatasan bidang DAK ini akan berlawanan dengan
pengalihan dana ‘
dekon2an dan TP2an’,(
psl 108 UU33/2004
d
RANDF
)
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (2)
(2)
Penajaman Kriteria:
Î Penentuan alokasi DAK menggunakan pendekatan kewilayahan,
yaitu menentukan daerah tertentu (LOCUS) terlebih dahulu
b l dit t k l k i k b t h kh (FOCUS) d
sebelum ditentukan alokasi kebutuhan khususnya (FOCUS) pada daerah yang bersangkutan.
Î Penentuan daerah tertentu ini harus sudah jelas dan faktor politis
selayaknya diminimalisir untuk menjaga efektivitas dan efisiensi y y j g
alokasi DAK.
Î Dalam menentukan daerah tertentu (locus) sebaiknya sudah
ditentukan terlebih dahulu besaran PAD, DBH dan DAU, sehingga
dapat dilihat secara total jumlah Dana Perimbangan yang diterima
dapat dilihat secara total jumlah Dana Perimbangan yang diterima
oleh daerah yang bersangkutan yang dapat disandingkan dan
diperbandingkan terhadap daerah lainnya Î kriteria umum dan
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (3)
(3)
Kriteria Umum (1):
– kemampuan fiskal, mungkin sebaiknya tidak menggunakan data
rata-rata nasional sebagai acuan karena tingginya variasi antar rata rata nasional sebagai acuan, karena tingginya variasi antar daerah.
• Sebagai contoh, dari data APBD realisasi 2006, didapat angka pendekatan kemampuan fiskal (belum dikurangi DBHDR) sbb:
Kemampuan fiskal 2006 Milyar Rp
Max 4,100
• Cv sebesar 0.999, mengindikasikan bahwa distribusi kemampuan fiskal ini tidak normal melainkan exponential.
Min 8.9
Avg 278
Std 277
tidak normal melainkan exponential. • Jika menggunakan satu angka
rata-rata nasional sebagai referensi, maka angka tersebut mungkin tidak
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (4)
(4)
K it i U
(2)
Kriteria Umum (2):
– sebaiknya membagi dalam 3 kelompok, berdasarkan kemampuan
fiskalnya, dan mendapatkan rata-rata dari kelompok yang di tengah. Hal ini bisa dianggap mengeluarkan data daerah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari referensi.
• Sebagai ilustrasi, untuk data APBD realisasi 2006 sebagai berikut:
Kategori Maks Min Rata-rata CV Jml drh dg indeks fiskal < 1
Kemampuan fiskal tinggip gg 4.10E+12 2.64E+11 4.89E+11 0.83
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (5)
(5)
K it i U
(3)
Kriteria Umum (3):
– Alternatif lain membagi kelompok kemampuan fiskal dalam 3
kelompok seperti di atas: tinggi, sedang, rendah; kemudian
menjadikan batas bawah setiap kelompok sebagai threshold untuk
masing-masing kelompok.
• Pengelompokan ini akan menghasilkan batasan sbb:.
Kategori Threshold (Rp) Jumlah Daerah (kurang lebih) Kemampuan fiskal > e a pua s a 264 M 136
tinggi
6 36
Kemampuan fiskal sedang
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (6)
(6)
K it i Kh
Kriteria Khusus:
– Ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang mengatur
ke-khusus-an
suatu daerah
undangan yang mengatur ke khusus an
suatu daerah
(seperti: NAD dan Papua).
– Berdasarkan karateristik daerah sebagai
daerah
tertentu
(locus), baik karena ketertinggalannya atau hal
lainnya yang dipandang perlu mendapat perhatian
secara nasional
secara nasional.
– Sebaiknya kriteria khusus ini
tidak dihitung
atau
sebagai indeks dalam pengalokasian DAK,
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (7)
(7)
Kriteria Teknis (penentuan kinerja daerah/tingkat
pelayanan)
Î
Memang agak sulit mendapatkan data teknis yang
terperinci untuk setiap kabupaten. Disamping itu juga
SPM sebagai dasar penentuan kinerja daerah/tingkat
SPM sebagai dasar penentuan kinerja daerah/tingkat
pelayanan belum disusun.
Î
Tetapi perlu dipertimbangkan dan merupakan
etap pe u d pe t ba g a da
e upa a
terobosan pertama dalam upaya penerapan sistem
reward dan
punishment, yaitu perlu membangun model
penilaian sederhana sebagai pendekatan penilaian
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (8)
(8)
K it i T k i (
t
ki
j d
h/ti k t
Kriteria Teknis (penentuan kinerja daerah/tingkat
pelayanan)
Î
Model penilaian ini akan terus disempurnakan dengan
p
p
g
semakin aktif terlibatnya para pihak yang berkepentingan
(Pemda, K/L, DDN, dan Dep.Keuangan) untuk memberikan
masukan dan menyediakan data.
Î
Usulan sederhana untuk penilaian kinerja:
• Menggunakan data sasaran/targeting dalam RPJMD dan RKPD. Untuk tahap awal fokus pada 3 sektor utama:
didik k h t i f t kt
pendidikan, kesehatan, infrastruktur.
• Memang pemilihan 3 sektor ini tidak mewakili kinerja semua bidang, tetapi ketiga sektor ini adalah sektor dasar yang
TANTANGAN PENYEMPURNAAN KONSEPSI
TANTANGAN PENYEMPURNAAN KONSEPSI
DAK (9)
DAK (9)
Tingkat pelayananDAK (9)
DAK (9)
g y Sektor tertentu KUADRAN ‘B’ Prioritas II (I tif/R d) KUADRAN ‘C’ Prioritas III Kemampuan keuangan daerah (Insentif/Reward) KUADRAN ‘A’ Prioritas I KUADRAN ‘D’ Prioritas IV (Disinsentif/funishment)tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (10)
(10)
P t Al k i DAK Penentuan Alokasi DAK :
– Berdasarkan ketiga Kriteria di atas, maka DAK dialokasikan kepada daerah dengan urutan prioritas sebagai berikut:
• prioritas pertamap p , dialokasikan kepada daerah yang memiliki , p y g kemampuan p
fiskal rendah atau sedang, dengan kinerja pencapaian pelayanan rendah atau di bawah yang ditetapkan.
Ò Tujuannya adalah membantu daerah yang APBDnya belum mampu menutup
kebutuhan fiskalnya demi memastikan penduduk miskin mendapatkan akses yang memadai terhadap kebutuhan dasar
yang memadai terhadap kebutuhan dasar.
• prioritas kedua, dialokasikan kepada daerah yang memiliki kemampuan fiskal rendah atau sedang, dengan kinerja pencapaian pelayanan di atas yang ditetapkan sebagai bentuk “reward”.
Ò Tujuannya adalah mendorong daerah yang masih memiliki kekurangan j y g y g g
pembiayaan tetapi telah berusaha meningkatkan pelayanan masyarakat.
– Kategori atau peta kemampuan fiskal ditetapkan oleh Departemen
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan ((11
11))
Lebih mendekatkan pada kebutuhan daerah dengan
menyusun ‘
sector financial scheme
’ DAK
Ò Idealnya, Pemerintah memilikiy , Rencana Kebutuhan DAK dalam
kurun waktu tertentu untuk masing-masing bidang/sektor, dengan
sasaran dan indikator kinerja yang terukur
Ò Dengan rencana jangka waktu tertentu ini akan memberi
kejelasan dan kepastian bagi kita semua (Pusat dan Daerah) kejelasan dan kepastian bagi kita semua (Pusat dan Daerah)
dan akan meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas terhadap sasaran, indikator kinerja, besaran kebutuhan dana.
Ò Idealnya setiap pemerintah daerah dapat merumuskan juga di
Ò Idealnya setiap pemerintah daerah dapat merumuskan juga di
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Renstra/Renja
tantangan
tantangan penyempurnaan
penyempurnaan DAK
DAK ke
ke depan
depan (12)
(12)
Memetakan daerah menurut
kemampuan fiskal
dan
kinerja pelayanan
setiap tahun anggaran.
Ò meningkatkan transparansi antara pemerintah dan pemerintahan g p p p
daerah. Setiap kita akan mengetahui kinerja pemerintah daerah dilihat dari fiskal dan kinerja pelayanan. Sebaiknya peta fiskal dan kinerja pelayanan ini diterbitkan pada minggu I bulan
Agustus. Agustus.
Ò Indeks Kapasitas fiskal dan indeks kinerja pelayanan ini
digunakan untuk kebutuhan perencanaan di pusat dan daerah.
Ò Informasi ini juga akan sangat membantu untuk melihat
Ò Informasi ini juga akan sangat membantu untuk melihat