• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Dalam perkembangan zaman yang mengalami kemajuan dan keemasan ini terlihat potensi masyarakat akan budaya sendiri mulai menghilang. Tergesernya oleh budaya asing yang tak terbendung dalam menangganinya. Bahkan masyarakat kini cenderung mengikuti budaya barat yang ngetrend.

Indonesia merupakan laboratorium sosial yang sangat kaya karena pluralitasnya, baik dari aspek ras dan etnis, bahasa, agama dan lainnya. Itu pun ditambah status geografis sebagai negara maritim yang terdiri dari setidaknya 13.000 pulau. Bahwa pluralitas di satu pihak adalah aset bangsa jika dikelola secara tepat, di pihak lain pluralitas juga membawa bibit ancaman

disintegrasi. Karakter pluralistik itu hanya suatu pressing factor dalam realitas ikatan negara. Di tengah situasi bangsa Indonesia yang seperti itu, nasionalisme sangat di butuhkan untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar bagi negara indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat. Dengan ditempatkannya Pancasila sebagai dasar negara dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka Pancasila mempunyai kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental bagi negara Indonesia. Disamping faktor utama Pancasila di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia terdapat faktor Undang-Undang 1945. Faktor Pancasila dan UUD 1945 tidak dapat dipisahkan satu sama lain baik dalam teori maupun praktek ketatanegaraan. Di satu pihak Pancasila sebagai sistem dasar dan merupakan landasan ideal maka di pihak lain UUD 1945 adalah sub sistem dari Pancasila yang merupakan landasan struktural dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Sehingga Pancasila merupakan sumbar dari dari segala sumber hukum, merupakan pedoman tertinggi dan kaidah dasar Hukum Nasional. Pancasila juga mempunyai kedudukan sebagai ideologi negara dan falsafah bangsa.

(3)

maka perlu dimulai upaya-upaya untuk kembali mengangkat tema tentang pembangunan nasionalisme dan patriotisme. Apalagi di sisi lain, pembahasan atau diskusi tentang nasionalisme dan patriotisme di Indonesia justru kurang berkembang (atau mungkin memang kurang dikembangkan).

Pemahaman akan persatuan dan kesatuan sering kali menjadi kesalahan dalam ide dan prakteknya sehingga ketika kita berbicara tentang nilai tersebut. Persatuan dan kesatuan memiliki arti independen organik, atau sosial liberal dalam konteks manifestasinya. Independen organik ini berarti sebuah penyatuan sosial secara individual dan kolektif. Ketika kita sebagai manusia tersadarkan melalui nalar, perasaan, dan gerakan kemanusiaan untuk suatu keadilan, kemakmuran, dan kemajuan. Dari sumber kekuatan nasionalisme ini kita akan bergerak ke arah revolusi nasional sebagai gerakan perlawanan terhadap kejahatan dan ketidakadilan sistem yang mengatur manusia untuk kepentingan nafsu dan syahwat. Namun, dalam memaknai revolusi, kita harus menyadari juga bahwa revolusi nasionalisme yang dimaksud di sini bukanlah revolusi berdarah yang menghadirkan konflik dan perpecahan nasional, karena kembali pada sumber ide nasionalisme itu sendiri yaitu "persatuan dan kesatuan".

Pancasila telah terbukti sebagai fundamen atau dasar yang kokoh dan kuat bagi tegaknya pembangunan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu belajar dari pengalaman sejarah tekad pemerintah Orde Baru untuk mempertahankan Pancasila dan melaksanakannya dalam seluruh kehidupan ketatanegaraan merupakan kemauan politik yang sangat positif demi tegak dan utuhnya negara Republik Indonesia.

2. Rumusan

(4)

BAB II PEMBAHASAN 3. Pancasila dan Nasionalisme

Di Indonesia, nasionalisme melahirkan Pancasila sebagai ideologi negara. Perumusan Pancasila sebagai ideologi negara terjadi dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Di dalam badan inilah Soekarno mencetuskan ide yang merupakan perkembangan dari pemikirannya tentang persatuan tiga aliran besar: Nasionalisme, Islam, dan Marxis. Pemahamannya tentang tiga hal ini berbeda dengan pemahaman orang lain yang mengkaitkan ketiganya tidak dapat disatukan. Dalam sebuah artikel yang ditulisnya dia menyatakan, “Saya tetap nasionalis, tetap Islam, tetap Marxis, sintese dari tiga hal inilah memenuhi saya punya dada. Satu sintese yang menurut anggapan saya sendiri adalah sintese

yang geweldig (Soekarno dalam Yatim, 2001:155).

Dalam artikel itu, dia juga menjelaskan bahwa Islam telah menebalkan rasa dan haluan nasionalisme. Cita-cita Islam untuk mewujudkan persaudaraan umat manusia dinilai Soekarno tidak bertentangan dengan konsep nasionalismenya. Pemisahan itu tidak berarti menghilangkan kemungkinan untuk memberlakukan hukum-hukum Islam dalam negara, karena bila anggota parlemen sebagian besar orang-orang yang berjiwa Islam, mereka dapat mengusulkan dan memasukkan peraturan agama dalam undang-undang negara. Itulah cita ideal negara Islam menurut Soekarno (ibid, 2001:156). Dengan dasar pemikiran itulah, Soekarno mengusulkan lima asas untuk negara Indonesia merdeka. Kelima asas itu adalah:

1) Kebangsaan Indonesia

2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan, 3) Mufakat atau demokrasi

4) Kesejahteraan sosial, 5) Ketuhanan.

(5)

mendorong pembentukan sub panitia yang terdiri dari empat orang wakil nasionalis sekuler dan empat orang wakil nasionalis Islam serta Soekarno sebagai ketua sekaligus penengah.

Sikap Nasionlaisme merupakan wujud dalam upaya kita untuk menyintai apa yang menjadi bagian dari kita. Dalam Pancasila kita juga mengetahui akan sikap-sikap Nasionalisne. Pancasila merupakan wujud dari sikap Nasionalisme terbaik untuk bangsa Indonesia.

Dalam pertemuan sub panitia yang terjadi kurang lebih 72 tahun yang lalu kita pernah mendengar dan kita pernah membaca sejarah bangsa Indonesia. Pertemuan yang dihadari para pejuang bangsa telah menghasilkan rumusan yang kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta.

Usulan Soekarno menjadi inti dari Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan: urutan kelima sila dan penambahan anak kalimat pada sila ketuhanan. Akhirnya anak kalimat yang tercantum dalam Piagam Jakarta diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang kemudian menjadi bentuk akhir Pancasila dasar bagi nasionalisme Indonesia yang sekuler religius.

Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia pada nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:

1) Menempatkan persatuan-kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan

2) Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

3) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri

4) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa

(6)

12) Menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Dalam konteks secara luas Pancasila mempunyai pandangan masa depan yang cerah bagi Indonesia. Secara tidak langsung gambaran akan menuju pada sang Pencipta. Kita pasti tahu bahwa kandungan nilai-nilai sudah dibenarkan dalam ajaran agama baik islam maupun agama lainnya. Secara kontinu hal ini akan memberikan energi dalam semesta untuk menghadirkan nilai-nilai kebenaran hakiki. Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti :

1) Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa.

3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dll.

Dalam kajian filsafat hukum temuan Notonagoro, menerangkan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Sekalipun nyata bobot dan latar belakang yang bersifat politis, Pancasila telah dinyatakan dalam GBHN 1983 sebagai "satu-satunya azas" dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Dalam nilai-nilai Pancasila selain unsur-unsur lokal ("milik dan ciri khas bangsa Indonesia") diakui adanya unsur universal dalam setiap agama. Perbedaan dalam agama yang berbeda menjadi rasa cinta tanah air menjadi benteng kuat dalam menjaga keutuhan Indonesia. Maka tanpa Pancasila, masyarakat nasional, kita tidak akan pernah mencapai kekukuhan seperti yang kita miliki sekarang ini.

(7)

terjadinya konflik dan perpecahan, dan adanya kesenjangan sosial saat ini, kalau diruntut lebih disebabkan belum dipahaminya, dihayati, dan diamalkannya Pancasila.

Pemahanan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila akan membendung diri kita pada hal yang bersifat negatif. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan perundangan.

Selain bersifat yuridis konstitusional, Pancasila juga bersifat yuridis ketatanegaraan yang artinya Pancasila sebagai dasar negara. Pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada Pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila memiliki sifat obyektif dan subyektif. Sifat subyektif maksudnya Pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai Pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa-bangsa beradab. Oleh karena memiliki nilai obyektif universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka Pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara. Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita para pendiri bangsa Indonesia dapat terwujud.

Wujud-wujud dalam Pancasila merupakan dasar nagara yang harus kita hayati dan pahami. Dalam mencapai rasa Nasionalisme yang tinggi kita harus memegang teguh janji dan kepastian Pancasila.

Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk agar dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain.

(8)

dapat merdeka. Kemerdekaan yang didapat dengan susah payah. Nasib dan Nyawa demi rasa kebebasan mutlak bagi rakyat Indonesia. kebebasan mutlak suatu kebebasan yang mendapat pengakuan dari negara-negara tetangga.

BAB III PENUTUP 5. Kesimpulan

Di Indonesia, nasionalisme melahirkan Pancasila sebagai ideologi negara. Perumusan Pancasila sebagai ideologi negara terjadi dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Di dalam badan inilah Soekarno mencetuskan ide yang merupakan perkembangan dari pemikirannya tentang persatuan tiga aliran besar: Nasionalisme, Islam, dan Marxis. Pemahamannya tentang tiga hal ini berbeda dengan pemahaman orang lain yang mengkitaikan ketiganya tidak dapat disatukan. Dalam sebuah artikel yang ditulisnya dia menyatakan, “Saya tetap nasionalis, tetap Islam, tetap Marxis, sintese dari tiga hal inilah memenuhi saya punya dada. Satu sintese yang menurut anggapan saya sendiri adalah sintese

yang geweldig (Soekarno dalam Yatim, 2001:155).

Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Dalam konteks secara luas Pancasila mempunyai pandangan masa depan yang cerah bagi Indonesia. Secara tidak langsung gambaran akan menuju pada sang Pencipta. Kita pasti tahu bahwa kandungan nilai-nilai sudah dibenarkan dalam ajaran agama baik islam maupun agama lainnya. Secara kontinu hal ini akan memberikan energi dalam semesta untuk menghadirkan nilai-nilai kebenaran hakiki. Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti :

1) Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa.

3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dll.

(9)

obyektif universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka Pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara. Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa yang memiliki peranan sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita para pendiri bangsa Indonesia dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010 Pembangunan Karakter bangsa 2010-2025 Pemerintah Republik Indonesia.

Gautama,Sudargo. Prof.Mr.Dr. 1973 , Pengertian Tentang Negara Hukum, Alumni, Bandung.

Thaib, Dahlan. 1994. Pancasila Yuridis Ketatanegaraan, Yogyakarta.

Fahd Reza Abdullah’s Blog. Landasan Teori Tentang Nasionalisme Makalah tentang “Nasiionalisme Dan Patriotisme”. 2011. Jakarta.

Febi’s Blog. Manfaat Sikap Patriotisme dalam Pendidikan. Internet: Public Jurnal redaksi, diakses pada tanggal 13 Juni 2017 jam 17.00 WITA.

Jamli, Edison dkk. Kewarganegaraan. 2005. Jakarta: Bumi Akasara

Krsna@Yahoo.com. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang. 2005. Internet:Public Jurnal Redaksi 18 Agustus 2010 diakses pada tanggal 17 Juni 2017 jam 16.45 WITA.

Referensi

Dokumen terkait

segala sesuatu yang telah diberi kekuatan gaib, sering berupa tumbuh- tumbuhan yang berbau kuat dan berwarna tua. Pola Pengobatan Kesurupan. Pola kesurupan dikenal oleh suku bangsa di

Hal yang perlu diperhatikan untuk pembelajaran selan- jutnya adalah memaksimalkan dan mem- pertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses

PANJANG LINTASAN 200 M DENGAN SPASI 20 M DAN n=5. Target kedalaman

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidikipengaruhpenggunaan turbo elektrik diam dan berputar terhadap kadar emisi gas buang CO dan HC pada sepeda motor Honda

Penyakit wasir atau ambeien memiliki beberapa bahaya yang mungkin dapat terjadi apabila wasir tidak segera di obati atau di tangani.. Memicu sel kanker anus = Pendarahan

Panggilan Margin (Margin Call) ialah amaran awal apabila ekuiti kurang dari margin (Ekuiti < Margin) dan panggilan margin (MC) berlaku dengan nilai boleh guna menjadi

Apakah struktur organisasi BBWS/BWS Ditjen SDA di Daerah sudah sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan Pusat di Daerah saat ini.. Sudah sesuai, tidak perlu penyempurnaan

Puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang oleh karena penyertaanNya, kasihNya dan hikmatNya, kertas kerja penulis yang berjudul “Hubungan Rasio