• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEORI ORGANISASI KLASIK Disusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TEORI ORGANISASI KLASIK Disusun"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEORI ORGANISASI KLASIK

Disusun Oleh :

1. AQIDAHTUL RIZKY M.P

171131005

2. GITA SETIA PERTIWI

171131009

3. INNE YULITA PRATIDINA

171131025

4. NOR AZIZAH

171131022

5. NORLATIFAH

171131006

S1 ILMU GIZI

STIKES SURABAYA

(2)

DAFTAR ISI

Halaman judul ...i

Daftar isi...ii

Kata pengantar...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Penulisan...1

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Sejarah Teori Organisasi Klasik...3

2.2 Dasar-dasar Teori Menurut Teori Klasik...10

2.3 Teori menegemen ilmiah...11

BAB III PENUTUP...12

3.1 Simpulan...12

3.2 Saran...13

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema “Teori Organisasi Klasik”. Makalah ini berisikan tentang pengertian teori organisasi klasik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Manajemen. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusun makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa teori organisasi prespektif dan sekelompok prinsip-prinsip pengorganisasian telah dikemukakan oleh ilmuan dari berbagai negara pada permulaan separuh abad ini. Toeri-teori yang direkomendasikan oleh masing-masing teoritis organisasi tersebut agak berdeda, tetapi terdapat persamaan pandangan yang luas dalam bahasan-bahasan yang sangat umum.

Organisasi ideal yang dirumuskan oleh teori-teori klasik sangatlah Birokrastik dengan tingkat spesialisasi peran yang tinggi serta penyederhanaan kerja, sentralisasi kekuasaan, dan informasi yang tinggi. Karena kecilnya rentang pengendalian yang direkomendasikan, maka pasti terjadi hinarki kekuasaan yang panjang dengan relative besarnya jenjang kekuasaan. Pengendalian harus dicapai melalui peraturan-peraturan formal, perumusan peran, dan penyederhanaan kerja yang disertai jaminan pengawasan yang ketat serta suatu sistem yang insentif dan saksi.

Konsep mengenai teori organisasi sebenarnya mulai berkembang sejak tahun 1800-an, dimana konsep tersebut dikenal dengan nama ‘Teori Organisasi Klasik’ atau Classical Theory. Namun, dalam dunia keilmuan, terkadang ilmuwan menyebutnya dengan sebutan ‘Teori Tradisional’. Karena teori ini menjelaskan tentang konsep dan pemahaman tentang organisasi di era kuno, yang konsepnya lebih menitikberatkan pada tugas-tugas khusus disetiap anggota dalam organisasinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah teori organisasi klasik ?

2. Bagaimana dasar-dasar organisasi menurut teori klasik ? 3. Bagaimana teori managemen ilmiah ?

(5)

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami isi tentang sejarah teori organisasi klasik.

2. Mahasiswa mampu menyimpulkan dasar-dasar organisasi menurut teori klasik.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Teori Organisasi Klasik

2.1.1 Teori Organisasi Klasik 1900 – 1930

Pelopornya adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I. Banard. Manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik. Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan, asalkan prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan.

2.1.2 Henry Fayol (1841-1925)

Fayol adalah seorang Industrialis yang lahir di Istanbul kemudian pindah ke Prancis. Dia hidup satu zaman dengan Taylor, namun karena perbedaan konsep yang ditawarkan mengenai hal produktifitas dalam organisasi akhirnya dia dipisahkan dengan para pemikir manajemen ilmiah. Perbedaannya adalah Taylor berfokus terhadap manajemen pada tingkatan terendah yakni individu dan menggunakan metode ilmiah sedangkan Fayol memiliki perhatian terhadap kegiatan ke semua level manajemen (departemen). Menurut pengalaman Fayol, manajemen sangat memerlukan proses pengarahan yang diperlakukan secara sistematis diantara para pekerja

dan manajer bukan individu saja.

(7)

memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi yang kompleks, sehingga dia mampu menampilkan satu ajaran manajemen yang lebih utuh sebagai satu bentuk cetak biru. Fayol memiliki kenyakinan bahwa keberhasilan para manajer tidak ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi oleh karena adanya peramalan yang ilmiah dan penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol adalah pandangannya yang menyatakan bahwa manajemen itu bukanlah keterampilan pribadi, tetapi merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan segera setelah dipahami prinsip-prinsip pokoknya dan teori umumnya yang sudah dirumuskan. Dalam mengembangkan ilmu manajemen, Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam enam macam yaitu :

1. Technical (teknis), perusahaan menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.

2. Commercial (perdagangan), perusahaan membeli bahan mentah dan menjual hasil produksi.

3. Financial (keuangan), perusahaan mencari dan menggunakan dana (modal) secara optimum.

4. Security (keamanan), perusahaan menjaga keselamatan dan kekayaan perusahaan.

5. Accounting (akuntansi termasuk statistik), perusahaan mencatat dan melaporkan biaya, laba, hutang, dan penyusunan neraca serta berbagai data statistik.

(8)

2.1.3 James D. Mooney (1884 – 1957)

James D. Money seorang eksekutif General Motor ini, mengkategorikan prinsip-prinsip dasar manajemen tertentu. Empat kaidah dasar yang perlu diperhatikan untuk merancang organisasi :

1. Kerja sama harus saling menguntungkan kedua belah pihak antara manajemen dan pekerja

2. Seleksi ilmiah kerja

3. Sistem bonus untuk merangsang pekerja

4. Instruksi-instruksi kerja yang detail harus digunakan

2.1.4 Mary Parker Follett (1868–1933)

Mary Parker Follett adalah seorang pekerja sosial untuk Amerika Serikat, konsultan dan pengarang berbagi buku dalam bidang demokrasi, hubungan antar manusia dan manajemen. Ia bekerja sebagai seorang ahli teori manajemen dan politik, yang kemudian dikenal memperkenalkan berbagai istilah seperti “pemecahan konflik,” “authority and power,” and “tanggung jawab kepemimpinan.” Follett lahir dan besar dalam sebuah keluarga Quaker di Massachusetts. Pada tahun 1898 ia lulus dari Radcliffe College. Selama tiga puluh tahunn berikutnya, ia menerbitkan berbagai buku, termasuk: The Speaker of the House of Representatives (1896), The New State (1918) Creative Experience (1924), Dynamic Administration (1941) (berisi koleksi pidato dan artikel).

(9)

prisip integrasi, “pembagian kekuasaan.” berbagai pendapatnya atas negosiasi, kekuasaan, dan partisipasi karyawan sangat berpengaruh dalam perlembangan pembelajaran organisasional. Ia adalah perintis community center.

2.1.5 Herbert Simon (1916 – 2001)

Herbert Alexander Simon (15 Juni 1916 – 9 Februari 2001) adalah peneliti di bidang psikologi kognitif, ilmu komputer, administrasi umum, ekonomi dan filsafat. Pada tahun 1975, Simon mendapat penghargaan Turing Award dari ACM, bersama Allen Newell atas jasanya dalam memberikan kontribusi yang besar di bidang kecerdasan buatan, psikologi manusia dan pengolahan senarai. Pada tahun 1978 Simon juga mendapat penghargaan Nobel di bidang Ekonomi, atas penelitiannya di bidang pengambilan keputusan pada organisasi ekonomi. Salah satu konsep temuannya antara lain adalah istilah rasionalitas terbatas dan keterpuasan (satisficing).

Herbert Simon lahir di Milwaukee, Wisconsin pada tahun 1916. Ia meraih gelar sarjananya pada tahun 1936 dari University of Chicago. Kemudian ia meraih gelar Ph.D. di bidang Ilmu Politik dari universitas yang sama pada tahun 1942, dengan disertasinya mengenai administrasi umum. Disertasinya ini kemudian diterbitkan dengan judul Administrative Behavior, dan konsep-konsep yang dikembangkan dalam buku inilah yang akhirnya membuat Simon menerima penghargaan Nobel. Simon sempat bekerja di Berkeley dan di Illinois Institute of Technology. Sejak tahun 1949, Simon bekerja di Carnegie Mellon University – Pitsburg hingga wafat. Ia melakukan riset terhadap proses pengambilan keputusan. Herbert Simon dan Serangan Terhadap Prinsip-Prinsip Klasik.

(10)

1950 dan 1960- an, cenderung masih didominasi oleh prinsip-prinsip yang simplisistik baik dalam keragaman mekanistik maupun aspek humanistisnya. Diperlukan kurang lebih dua puluh tahun bagi para teoritikus organisasi untuk memberikan tanggapan yang efektif terhadap tantangan Simon. Pandangan-pandangan Simon berdasarkan hasil risetnya terhadap proses pengambilan keputusan ditemukan bahwa ada kesamaan pandangan antara proses pengambilan keputusan dengan proses manajemen, “management is equivalent to decision making “ Simon merumuskan tiga tahap dalam proses pengambilan keputusan sebagai tahap aktivitas pemikiran (intelligence), aktivitas desain, dan aktivitas memilih. Dalam proses pengambilan keputusan menurut Simon ada batasan atau konstrain yang diidentifikasikan olehnya sebagai administrative man versus economic man. Ada keputusan-keputusan yang sifatnya terprogram versus tak terprogram, dan ada jenjang hirarki pada pencapaian tujuan-tujuan.

(11)

mengetahui apa yang mereka perbuat, mereka menyadari hanya memiliki sedikit alternatif dalam membuat keputusan, dan berharap akan mendapatkan penyelesaian yang optimal. Simon membedakan antara keputusan-keputusan yang dibuat seseorang yang memasuki atau keluar dari organisasi dan keputusan yang mereka buat sebagai partisipan organisasi, dengan cara menyederhanakan keputusan dan dukungan partisipan dalam keputusan yang diambil oleh partisipan. Partisipan dalam posisi yang tinggi memutuskan dengan komponen bernilai tinggi, sementara orang berposisi rendah membuat keputusan dengan komponen yang ada saja. Top manajemen membuat keputusan tentang ‘what’, sedangkan bawahan membuat keputusan tentang ‘how’. Secara keseluruhan Simon menolong kita memahami bagaimana ratusan atau ribuan tujuan individu disatukan dan organisasi dapat mengendalikannya lewat tujuan organisasi.Kontribusi Simon yang lain adalah dalam bidang tehnologi manajemen. Pemikirannya didasarkan atas studi terhadap perusahaan di South Essex, yang melibatkan lebih dari 100 orang karyawan. Dalam analisis terhadap penilitian tersebut ditemukan tidak adanya pola yang paling baik atau menentukan, apakah itu pola lini, staf, mekanistik atau organis, dalam manajemen kecuali organisasi memisahkan fungsi tersebut kepada kelompok kecil (batch), kelompok besar (large batch) atau masal, atau kelompok proses produksi. Temuan Simon tentang impilikasi-implikasi kompleksitas teknologi dalam batch kecil adalah tentang adanya pengurangan biaya tenaga kerja ketika tehnologi makin baik, kapasitas produksi dan rentang kendali yang semakin luas, proses produksi semakin organis, intensitas komunikasi verbal yang semakin jelas, dan spesialisasi manajemen yang berbasis pada metode know-how. Sementara temuan Simon tentang pengembangan teknologi manajemen pada batch besar atau masal, menunjukkan adanya hubungan tentang hal yang menyenangkan antara keteraturan dalam manajemen dengan bisnis yang sukses.

2.1.6 Chester Barnard (1886-1961)

(12)
(13)

akhirnya pensiun dari AT&T setelah hampir 40 tahun bekerja dan di tahun 1948 dia jadi presiden yayasan Rockefeller. Dia meninggal tahun 1961.

2.2 Dasar-Dasar Organisasi Menurut Teori Klasik

Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” (unity of action) itu mungkin terjadi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kekuasaan, 2) Saling melayani, 3) Doktrin, dan 4) Disiplin.

2.2.1 Tiang dasar teori organisasi formal

1. Pembagian kerja : pembagian kerja sebagai tiang dasar yang paling penting di antara empat tiang dasar teori organisasi klasik. Pertimbangan pembagian kerja (spesialisasi) adalah bahwa dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan teknis organisasi akan dicapai hasil kerja. Pendekatan untuk pembagaian kerja dalam teori organisasi klasik ini sering juga disebut

departementalisasi, atau evolusi dan devolusi fungsional. Pembagian kerja merupakan dasar utama teori organisasi klasik dam koordinasi. Tiang-tiang dasar lainnya dikembangkan dengan mengambil manfaat dari adanya pembagian kerja.

2. Proses skalar dan fungsional : Proses-proses ini adalah proses pertumbuhan vertikal dan horizontal organisasi. Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang menghasilkan pertambahan tinkat-tingkat pada struktur organisasi. Proses skalar dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Proses fungsional adalah cara organisasi untuk berkembang horizontal. Dinamika proses fungsional adalah pembagian kerja.

(14)

4. Rentang kendali : konsep rentang kendali berhubungan dengan berapa banyak seorang atasan dapat “mengendalikan” bawahan secara efektif. Rentang kendali ini dapat bersifat lebih mendatar, yaitu struktur flat atau melunjang yaitu struktur tall. Para penulis klasik menyatakan bahwa perlu untuk membatasi rentang kendali para manajer, karena tidaklah mungkin seorang manajer melaksanakan banyak fungsi dan mencuranhkan dirinya secara sama bagi tiap-tiap fungsi. Maka perlu pembagian kerja dan rentang kendali yang efektif.

2.3 Teori Manajemen Ilmiah

Bagaian ketiga dari teori klasik adalah manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah dikembangkan mulai sekitar tahun 1990 oleh Frederick Winslow Taylor, telah dipergunakan cukup luas. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasai. Bagai kita yang penting adalah memandang manajemen ilmiah sebagai teknik-teknik manajerial yang sangat berharga. Empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :

1. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengethuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.

2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sabaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.

3. Pengembangan ilmu tentang kerja seleksi, latihan dan pengenbangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekankan biaya produksi menjadi rendah.

(15)

BAB III PENUTUP 3.1 SIMPULAN

Teori organisasi klasik pelopornya adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I. Banard. Fayol adalah seorang Industrialis yang lahir di Istanbul kemudian pindah ke Prancis. James D. Money seorang eksekutif General Motor ini, mengkategorikan prinsip-prinsip dasar manajemen tertentu. Mary Parker Follett adalah seorang pekerja sosial untuk Amerika Serikat, konsultan dan pengarang berbagi buku dalam bidang demokrasi, hubungan antar manusia dan manajemen. Herbert Alexander Simon adalah peneliti di bidang psikologi kognitif, ilmu komputer, administrasi umum, ekonomi dan filsafat. Chester I. Barnard berhasil menyelesaikan studinya namun tidak mendapat gelar. Meskipun begitu di tahun 1909 dia dapat pekerjaan sebagai petugas statisik di American Telephone & Telegraph (AT&T).

(16)

hirarki kekuasaan dengan pengawasan yan angat ketat untuk menjamin agar peraturan-peratura dan prosedur dipatuh.

3.2 SARAN

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anggakusumah.com/sejarah-manajemen-teori-organisasi-klasik-1900-1930/

Referensi

Dokumen terkait