LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN AIR
“ PENGUKURAN PERMEABILITAS ATAU KONDUKTIFITAS
HIDRAULIK TANAH”
Disusun Oleh :
AGUSTIAN C1011141080
RIPAWATI C1011141070
ABSAH C1011141088
MEGA ANDRIA C1011141082 SONA APRIANSYAH C1011141061 TIODORUS WANDI C1011141062
LICUNG C1011141063
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penetapan konduktifitas hidraulik tanah baik vertikal maupun horizontal sangat penting peranannya dalam pengelolaan tanah dan air. Tanah-tanah yang memiliki konduktifitas hidraulik lambat, diinginkan untuk persawahan yang membutuhkan banyak air.
Perkiraan kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman memerlukan pertimbangan kehilangan air dari tanah melalui rembesan ke bawah dan ke samping. Selain itu bagi daerah yang berdrainase buruk atau tergenang memerlukan data konduktifitas hidraulik tanah agar perencanaan fasilitas drainase dapat dibuat untuk dapat menyediakan jumlah air dan udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Konduktifitas hidraulik jenuh secara kuantitatif diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada suatu media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media berpori adalah tanah.
Penetapan konduktifitas hidraulik dalam keadaan jenuh dilakukan mengikuti cara yang dikemukakan oleh De Boodt (1967) berdasarkan hokum Darcy.
B. TUJUAN
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemebilitas Tanah
Permeabilitas menujukan kemampuan tanah untuk meloloskan air struktur, sturktur dan tekstur serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian dalam menaikan laju inflasi dan menurukan laju air. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan permeabilitas (Rohmat, 2009).
Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan tanah.Permeabilitas berbeda dengan drainase yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja, permeabilitas dapat mencakup bagaimana air, bahan organik, bahan mineral, udara dan partikel – partikel lainya yang terbawa bersama air yang akan diserap masuk kedalam tanah (Rohmat, 2009).
Faktor – faktor yang mempengaruhi permebilitas menurut Hanafiah, (2007). antara lain sebagai berikut:
a. Tekstur
Tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dalam tanah. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorptive, yang semakin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan airnya, hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah.
b. Struktur
Struktur juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng akan sulit di tembus oleh air dari pada berstruktur remah.
c. Porositas
Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.
Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut.
e. Gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi.
B. Faktor – Faktor Yang Dipengaruhi Permeabilitas
Adapun beberapa faktor – faktor yang dipengaruhi permebilitas tanah menurut Soepardi, (1975) antara lain sebagai berikut:
a. Infiltrasi
Infiltrasi yaitu kecepatan air auk melalui tanah. Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori besar, akan akan memiliki daya infiltrasi yang cepat dan permeabilitasnya sangat tinggi. Namun pada tekstur pada tekstur liat akan berbeda, tekstur liat memiliki kemampuan yang baik menyimpan air, maka akan mengakibatkan daya infiltrasi menjadi lambat, yang menyebabkan permeabilitas akan juga lambat. b. Aliran Drainas
Drainase merupakan aliran air, drainase pada masing – masing tekstur tanah tidak sama. Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori yang besar maka drainasenya akan tinggi sehingga permeabilitasnya pun akan semakin cepat namun tekstur tanah liat memiliki aliran drainase yang kurang baik, yang menyebabkan permeabilitasnya melambat.
c. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses penguapan. Pada tanah jenuh, akan memiliki kadar air yang tinggi atau banyak maka evaporasinya akan tinggi sehingga permebilitasnya pun akan tinggi. Namun tidak akan tanah tak jenuh yang memiiki kadar air yang rendah sehingga evaporasi pun akan rendah dan permebilitasnya rendah pula
BAB III
4. Permeameter (alat pengukuran permeabilitas tanah) 5. Jepitan
6. Ember plastik 2 buah
B. Bahan
1. Sampel tanah utuh yang diambil dengan ring silinder dari lapangan 2. Air bersih
C. Cara Kerja
1. Contoh tanah utuh diambil dari lapangan dengan tabung silinder.
2. Bungkus bagian bawah ring yang tumpul dengan kain berpori (kain kasa)
3. Contoh tanah dengan tabung silinder direndam dalam air pada bak perendam setinggi 3 cm dari dasar bak selama 24 jam. Maksud perendaman adalah untuk mengeluarkan semua udara dalam pori-pori tanah, sebab permeabilitas ini ditetapkan dalam keadaan jenuh.
4. Setelah perendaman selesai, contoh tanah beserta ring dimasukkan ke tabung perendam permeameter.
5. Isilah tabung meter/buret dan tabung perendam dengan air hingga penuh sampai air keluar dari pipa kecil, kemudian tutup tabung perendam.
7. Catat waktu yang dibutuhkan untuk penurunan air dalam buret dari ketinggian/head awal (h1) yang telah ditentukan (12 cm) hingga ketinggian/head akhir (h2) (11 cm) dengan stop watch. Pekerjaan ini diulang 3 kalli dan hasilnya direratakan.
8. Keluarkan contoh tanah dan bersihkan ring
BAB III
HASIL, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Praktikum
No Kode Sampel A2 = Alluvial (5-10 cm)
Rumus K = ((a x i) / A) x (2,3 / t) x log (h1 / h2)
2) G2 = ((1,76 x 7) / 19,625) x (2,3 / 10,72) x log (7 / 5) = (0,251428571 / 19,625) x (0,214552238) x log 1,4 = 0,012811646 x 0,214552238 x 0,146128035 = 0,000401672
3) A1 = ((1,76 x 7) / 19,625) x (2,3 / 18,63) x log (7 / 5) = (0,251428571 / 19,625) x (0,12345679) x log 1,4
= 0,012811646 x 0,12345679 x 0,146128035 = 0,000231128
4) A2 = ((1,76 x 7) / 19,625) x (2,3 / 12,62) x log (7 / 5) = (0,251428571 / 19,625) x (0,182250396) x log 1,4 = 0,012811646 x 0,182250396 x 0,146128035 = 0,000341198
C. PEMBAHASAN Interprestasi data :
Untuk interprestasi data dapat menggunakan klasifikasi konduktifitas hidraulik menurut Uhland O’neal (1951) pada tabel. 2
Tabel 2. Klasifikasi Konduktifitas Hidraulik
Klas Konduktifitas Hidraulik (cm/jam)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa permeabilitas pada tanah gambut dengan kedalaman 0-5 cm permeabilitasnya jauh lebih tinggi dibandingkan permeabilitas pada tanah gambut dengan kedalaman 5-10 cm, sedangkan permeabilitas pada tanah alluvial pada kedalaman 0-5 cm tidak berbeda jauh dibandingkan permeabilitas pada tanah alluvial dengan kedalaman 5-10 cm.
Berdasarkan hasil perhitungan permeabilitas hidraulik di atas maka, hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa permeabilitas masing-masing tanah tergolong Sangat Lambat, karena hasil perhitungan rata-rata berada kurang dari 0,125 cm/jam. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh pori-pori tanah yang tersumbat, tidak terdapat rongga yang bisa menyerap air dengan cepat, dan keadaan tanah yang tidak terdapat oksigen (O2).
Pada keadaan tanah yang seperti ini sepertinya sangat cocok untuk areal persawahan yang membutuhkan air dalam jumlah yang banyak, tetapi keadaan ini harus diubah dengan cara pembuatan drainase yang baik agar tersedia jumlah air dan udara (O2) yang baik bagi tanaman, sehingga memenuhi syarat tumbuh yang diinginka tanaman persawahan.
Kondisi tanah yang baik merupakan kondisi yang diinginkan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik agar pertumbuhan tanaman maksimal dan tanaman dapat menghasilkan produksi yang maksimal / memuaskan, hal ini juga berdampak pada penghasilan ekonomi petani yaitu penghasilan petani dapat meningkat, karena keuntungan yang didapat akan lebih besar.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan permeabilitas atau konduktifitas hidraulik tanah di atas dapat disimpulkan :
Permeabilitas tanah gambut dan alluvial yang di hitung dengan kedalaman
masing-masing 0-5 dan 5-10 cm, hasil permeabilitasnya tergolong sangat lambat, sehingga tanah tersebut sebaiknya digunakan untuk area persawahan yang membutuhkan banyak air, tetapi harus dibuat sistem drainase yang baik agar syarat tumbuh tanaman dapat terpenuhi.
Permeabilitas tanah yang sangat rendah ini kemungkinan dipengaruhi oleh
kandungan oksigen (O2) yang dihilangkan, pori-pori tanah yang tersumbat, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyerap air.