• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sisa Struktur Bangunan Di Samudera Pasai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sisa Struktur Bangunan Di Samudera Pasai"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KERAJAAN SAMUDERA PASAI Latar Belakang

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M sebagai hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari kerajaan Pase dan Peurlak.

Kehidupan Politik

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat pada masa pemerintahan raja-raja berikut ini:

Sultan Malik al Saleh

Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai. Dalam menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di Kerajaan Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai dan menjadikan masyarakatnya sebagai umat Islam. Setelah beliau mangkat pada tahun 1297, jabatan beliau diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta kerajaan dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.

Malik al Mahmud dan Malik al Mansur

Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud dan Malik al Mansur pernah memindahkan ibu kota kerajaan ke LhokSeumawe dengan dibantu oleh kedua perdana menterinya.

Sultan Ahmad Perumadal Perumal

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah, Kerajaan Samudera Pasai pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan lain, yakni Kesultanan Delhi (India).

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi masyarakat Samudera Pasai dititik beratkan pada kegiatan perdagangan dan pelayaran . Mereka yang datang dari berbagai Negara seperti Persia, Arab, dan Gujarat melakukan perdagangan dengan masyarakat setempat. D ikarenakan banyaknya pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah Samudera Pasai, yakni Pelabuhan Malaka , ekonomi di Kerajaan Samudera Pasai menjadi lebih maju. Selain itu, k arena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk :

 Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya  Mengurus soal – soal atau masalah – masalah perkapalan

(2)

 Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia

Kehidupan Sosial Budaya

Kemajuan dalam bidang ekonomi membawa dampak pada kehidupan sosial, masyarakat Samudra Pasai menjadi makmur. Dan di samping itu juga kehidupan masyarakatnya diwarnai dengan semangat kebersamaan dan hidup saling menghormati sesuai dengan syariat Islam. Hubungan antara Sultan dengan rakyat terjalin baik.Sultan biasa melakukan musyawarah dan bertukar pikiran dengan para ulama, dan Sultan juga sangat hormat pada para tamu yang datang, bahkan tidak jarang memberikan tanda mata kepada para tamu. Samudra Pasai mengembangkan sikap keterbukaan dan kebersamaan. Salah satu bukti dari hasil peninggalan budayanya, berupa batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan jirat Putri Pasai.

Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Samudera Pasai

Raja-raja kerajaan Samudera Pasai memiliki iman yang kuat, lemah lembut, dan kasih sayang kepada masyarakatnya.

Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai

Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan politik ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai dan Delhi yang membahayakan kedudukannya, maka p ada tahun 1350 M segera menyerang Samudera Pasai. Akibatnya, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Pusat perdagangan Samudera Pasai pindah ke pulau Bintan dan Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh ditaklukkan Aceh.

KERAJAAN ACEH Latar Belakang

Pada akhir abad ke-12 M, emporium Sriwijaya mengalami kemerosotan yang mengakibatkan kekuasaannya berpencar, ada yang berpusat di Piddie dan Samudra Pasai. Abad berikutnya muncul pusat-pusat kekuasaan baru sepanjang pantai timur Sumatra seperti kerajaan Aceh, Lamuri, Arkat, Rupat, Siak, Kampar Tongkal dan Indragiri. Pelabuhan-pelabuhan dan kerajaan-kerajaan itu saling berkompetisi. Akhirnya factor ekonomi dan politik yang menentukan. Pada abad ke-14dan 15 M, Malaka menjadi kota pelabuhan terpenting di Asia tenggara. Letak kota pelabuhan Malaka memang sangat menguntungkan bagi lalu lintas dagang. Namun, sejak Malaka direbut Portugis pada tahun 1511 M, Kerajaan Samudra Pasai menjadi kaya dan makmur dengan banyak pedagang. Berdasarkan pernyataan Tome Pires dalam Lombard disamping Pasai dan Piddie juga menyebut adanya kekuatan muda yaitu “O Regno Dachei”.

(3)

tetapi belum begitu muncul karena larut dalam hegemoni Malaka. Pada awal abad ke-18 M, untuk beberapa waktu lamanya, Aceh muncul sebagai Negara yang paling kuat, makmur dan beradap.

Kehidupan politik

Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan atas dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh adalah Mudzaffar Syah. Raja yang pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah, Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar Muda, Sultan Iskandar Thani.

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi masyarakat Aceh adalah dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Pada masa kejayaannya, perekonomian berkembang pesat. Penguasaan Aceh atas daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatra banyak menghasilkan lada. Sementara itu, Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada dan timah. Hasil bumi dan alam menjadi bahan ekspor yang penting bagi Aceh, sehingga perekonomian Aceh maju dengan pesat.

Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin bertambah makmur. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mencapai puncak kejayaan. Dari daerah yang ditaklukkan didatangkan lada dan emas sehingga Aceh merupakan sumber komoditas lada dan emas.

Kehidupan sosial

Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada.

Kehidupan budaya

(4)

Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Aceh

Raja kerajaan Aceh khususnya Sultan Iskandar Muda memiliki sikap kepahlawanan, cinta tanah air, kerja keras, anti penjajahan, beriman, dan berani.

Kemunduran Kerajaan Aceh

Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah : 1.

Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629). 2.

Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap. 3.

Permushan antara kaum muda. 4.

Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.

KERAJAAN ISLAM DI RIAU A. KERAJAAN SIAK

Latar Belakang

Siak merupakan kawasan yang berada antara Arcat dan Indragiri yang disebutnya sebagai kawasan pelabuhan raja Minangkabau , kemudian menjadi vasal Malaka sebelum ditaklukan oleh Portugal . Sejak jatuhnya Malaka ke tangan VOC , Kesultanan Johor telah mengklaim Siak sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. Hal ini berlangsung hingga kedatangan Raja Kecil yang kemudian mendirikan Kesultanan Siak.

Dalam Syair Perang Siak, Raja Kecil didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis. Hal ini bertujuan untuk melepaskan Siak dari pengaruh Kesultanan Johor. Sementara dalam Hikayat Siak, Raja Kecil disebut juga dengan sang pengelana pewaris Sultan Johor yang kalah dalam perebutan kekuasaan. Berdasarkan korespondensi Sultan Indermasyah Yang Dipertuan Pagaruyung dengan Gubernur Jenderal Belanda di Melaka waktu itu, menyebutkan bahwa Sultan Abdul Jalil merupakan saudaranya yang diutus untuk urusan dagang dengan pihak VOC. Kemudian Sultan Abdul Jalil dalam suratnya tersendiri yang ditujukan kepada pihak Belanda, menyebut dirinya sebagai Raja Kecil dari Pagaruyung, akan menuntut balas atas kematian Sultan Johor.

Kehidupan Politik

Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.

adalah yang mendirikan Kerajaan Siak yang berdaulat

Pada masa pemerintaha n Sultan Said Ali, Ia berhasil mempersatukan kembali wilayah-wilayah yang memisahkan diri.

Pada masa pemerintahan Tengku Ibrahim, Siak mengalami kemunduran dan semakin banyak dipengaruhi politik penjajahan Hindia- Belanda.

Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim Siak mengalami kemajuan .

Kehidupan Ekonomi

(5)

diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk oleh Raja Johor untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.Pada tahun 1641, Belanda berhasil menguasai Malaka. Dengan demikian, Kerajaan Siak terikat politik ekonomi perdagangan VOC. Semua timah yang dihasilkan Siak harus dijual ke VOC. • Namun pada masa pemerintahan Raja Kecik, rakyat Siak hidup makmur karena tidak harus menyerahkan hasil alamnya kepada Malaka maupun VOC. Bahkan pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Sultan Syarif Hasyim mulai menjalin hubungan dengan luar negri.

Kehidupan Sosial Budaya

Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Inderapura yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin Melayu dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri Inderapura.Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada kawasan timur pulau Sumatera.

Kemunduran Kerajaan Siak

Pada masa Dinasti Sayid Belanda menyerang Siak untuk kedua kalinya, tahun 1751. Pada tahun 1784, yang memegang kekuasaan adalah Sultan Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin. Pada masa inilah, Siak mencapai kejayaannya. Hampir semua daerah Sumatera bagian timur dapat dikuasai. Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin memerintah hingga tahun 1811. Sepeninggalnya Jalil Saefuddin, Siak mengalami kemunduran karena para penerusnya kesulitan dalam menghadapi Belanda.

Pada tahun 1858, akhirnya terjadi kesepakatan antara Siak dan Belanda. Kedua pihak menandatangani Traktat Siak. Isi dari traktat ini adalah: otonomi Kerajaan Siak tetap diakui Belanda namun beberapa daerah milik Siak harus diserahkan kepada Belanda. Keduabelas kekuasaan Siak itu antara lain: Kota Pinang, Pagarawan, Batu Bara, Badagai, Kualiluh, Panai, Bilah, Asahan, Serdang, Langkat, Temiang, serta Deli. Akibat dari Traktat Siak inilah Siak mengalami kemunduran yang drastis.

B. KERAJAAN KAMPAR

kesultanan Kuntu Kampar terletak di Minangkabau Timur, daerah hulu dari aliran Kampar Kiri dan Kanan. Kesultanan Kuntu atau juga disebut dengan Kuntu Darussalam di masa lalu adalah daerah yang kaya penghasil lada dan menjadi rebutan Kerajaan lain, hingga akhirnya Kesultanan Kuntu dikuasai oleh Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit . Kini wilayah Kesultanan Kuntu hanya menjadi sebuah cerita tanpa meninggalkan sedikitpun sisa masa kejayaan, Kesultanan Kuntu kini berada di wilayah Kecamatan Kampar Kiri (Lipat Kain) Kabupaten kampar.

(6)

C. KERAJAAN INDRAGIRI Latar Belakang

berdiri tahun 1298 oleh Raja Kecik Mambang atau Raja Merlang • Kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan bercorak islam pada abad ke 15. Menurut Berita Tome Pires, Kerajaan Siak menghasilkan padi, madu, timah, dan emas. Pada awalnya, kerajaan Siak merupakan kerajaan bawahan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah.

Kehidupan Politik

sebagai suatu kerajaan, keritang memiliki beberapa orang raja yang memerintah selama lebih kurang 213 tahun (1298-1508). Raja-raja tersebut adalah raja kecik mambang di sebut juga gelar raja merlang I (1298-1337), raja iskandar atau nara singa (1337-1400), raja merlang II (1400-1437) dan raja nara singa. Pada masa pemerintahaan raja merlang II, kerajaan keritang menjadi daerah jajahan melaka. Sebagai hadiah perkawinan puteri majapahit dengan sultan mansyursahdan melaka. Kerajaan keritang dalam di bawah kekuasaan melaka .

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi kerajaan Indragiri terpusat pada perdagangan dan perkebunannya. Indragiri menghasilkan barang dagangan seperti lilin, madu, biji-bijian, kayu gaharu, serta emas yang dibeli dari perdagangan minangkabau.

Kehidupan Sosial Budaya

kehidupan sosialnya, masyarakat telah mengenal peraturan (seperti undang") yang diabuat oleh sultan . Kehidupan budayanya yaitu Peradilan Adat Kesultanan Indragiri yang mengurusi hukum pidana maupun perdata. Peradilan Adat Kesultanan Indragiri meliputi dua mahkamah .

Kemunduran Kerajaan Indragiri

Pada masa pemerintahan Sultan Mahmudsyah, s e t e l a h b e rh a s i l membe b askan diri d a r i belanda dia ber ucap “Kerajaan Indragiri sudah berakhir dan kini sudah pemerintahan Indonesia, jadi apa-apa yang tuan-tuan perbuat saya sangat mendukung" dan berakhirlah kerajaan indragiri .

Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Islam di Riau

Raja kerajaan di Riau memiliki watak yang tangguh, tekun, bijaksana, dan sikap kepahlawanan.

KERAJAAN ISLAM DI JAMBI A. KERAJAAN JAMBI

(7)

Kesultanan Jambi adalah kerajaan Islam yang berkedudukan di provinsi Jambi sekarang. Kerajaan ini berbatasan dengan Kerajaan Indragiri dan kerajaan-kerajaanMinangkabau seperti Siguntur dan Lima Kota di utara. Wilayah Jambi dulunya merupakan wilayah Kerajaan Malayu, dan kemudian menjadi bagian dari Sriwijaya. Pada akhir abad ke-14 Jambi merupakan vassal Majapahit dan pengaruh Jawa masih terus mewarnai kesultanan Jambi selama abad ke-17 dan ke-18.

Berdirinya kesultanan Jambi bersamaan dengan bangkitnya Islam di wilayah itu. Pada 1616 Jambi merupakan pelabuhan terkaya kedua di Sumatera setelah Aceh,dan pada 1670 kerajaan ini sebanding dengan tetangga-tetangganya seperti Johor dan Palembang.

Kehidupan Politik

Kesultanan Jambi dipimpin oleh raja yang bergelar sultan. Raja ini dipilih dari perwakilan empat keluarga bangsawan (suku): suku Kraton, Kedipan, Perban dan Raja Empat Puluh. Selain memilih raja keempat suku tersebut juga memilih pangeran ratu , yang mengendalikan jalan pemerintahan sehari-hari . Dalam menjalankan pemerintahan pangeran ratu dibantu oleh para menteri dan dewan penasihat yang anggotanya berasal dari keluarga bangsawan. Sultan berfungsi sebagai pemersatu dan mewakili negara bagi dunia luar.

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi kerajaan Jambi adalah dalam pertanian dan melakukan perdagangan, terutama perdagangan lada.

Kehidupan Sosial-Budaya

Kehidupan sosial Kerajaan Jambi dapat dilihat dari hubungan perdagangan mereka yang dimulai dari perdagangan internasional sampai dengan perdagangan modern. Kehidupan budayanya berupa seni ukir, seni tari, dan seni kriya.

Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Jambi

Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Kahar, kesultanan Jambi berkembang pesat. Hal yang dapat diteladani dari raja tersebut adalah kebijaksanaan, keimanan, dan tanggungjawab.

Kemunduran K

ejayaan Jambi tidak berumur panjang. Tahun 1680-an Jambi kehilangan kedudukan sebagai pelabuhan lada utama, setelah perang dengan Johor dan konflik internal. Tahun 1903 Pangeran Ratu Martaningrat, keturunan Sultan Thaha, sultan yang terakhir, menyerah Belanda. Jambi digabungkan dengan keresidenan Palembang. Tahun 1906 kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA SELATAN A. KERAJAAN PALEMBANG

Latar Belakang

(8)

Damar. Beliau adalah seorang putera dari raja Majapahit terakhir, yang dikirim Prabu Brawijaya V untuk menjadi yang dipertuan Palembang, mewakili Kerajaan Majapahit bergelar Ario Damar yang berkuasa antara tahun 1455-1486 M di Palembang Lamo yang sekarang ini letaknya di kawasan I ilir. Pada saat kedatangan Ario Damar, penduduk dan rakyat Palembang sudah banyak memeluk agama Islam dan Adipati Ario Dillah pun kemudian memeluk agama Islam konon namanya berubah menjadi Ario Abdillah atau Ario Dillah.

Setelah Ario Dillah wafat (makamnya di sebelah barat taman makam pahlawan, palembang tepatnya sekarang berada di jalan Ariodillah). Pada tahun 1528 M Kerajaan Demak mengirim anak Pati Unus yaitu Pangeran Sido Ing Lautan sebagai wakil kesultanan Demak, untuk menggantikan Ariodillah. Setelah Pangeran Sido Ing Lautan wafat, ia kemudian diganti oleh anaknya bernama Kiai Gede Ing Sura Tua yang datang dari Demak. Palembang wakut itu masih dibawah pengaruh Kesultanan Demak.

Awal Palembang merdeka dan berdaulat masa Kesultanan Ki Mas Hindi (Endi) karena memproklamasikan putusnya huubngan dengan Mataram pada 1659 M. Islam di Palembang baru berkembang secara medalam pada masa pemerintahan Kyai Mas Endi yang juga dikenal dengan Pangeran Ario Kusuma Abdurrahim.

Kesultanan Palembang Darussalam secara resmi diproklamirkan oleh Pangeran Ratu Kimas Hindi Sri Susuhunan Abdurrahman Candiwalang Khalifatul Mukminin Sayidul Imam (lebih dikenal Kimas Hindi/Kimas Cinde) sebagai penguasa yang pertama kali menggunakan gelar Sultan/Sultan pertama (1643-1651 M) / abad 16.Corak pemerintahannya dirubah condong ke arah Melayu dan lebih disesuaikan dengan ajaran Islam.

Kehidupan Ekonomi

Perekonomian kesultanan Palembang, sesuai dengan letaknya, sangat dipengaruhi oleh perdagangan luar dan dalam negeri.Perdagangan diadakan dengan pulau Jawa, Riau, Malaka, negri Siam dan negri Cina.Disamping itu, datang pula dari pulau-pulau lainnya perahu-perahu yang membawa dan mengambil barang dagangan.Komoditi yang terpenting adalah hasil pertambangan timah.

Kesultanan Palembang berada kawasan yang strategis dalam melakukan hubungan dagang terutama hasil rempah-rempah dengan pihak luar. Kesultanan Palembang juga berkuasa atas wilayah kepulauan Bangka Belitung yang memiliki tambang timah dan telah diperdagangankan sejak abad ke-18.

Kehidupan Politik

Politik yang dijalankan di kesultanan selama berdirinya +/- 50 tahun, membuktikan telah berhasilnya menciptakan pemerintahan vang stabil, dimana ketentraman dan keamanan penduduk dan perdagangan terpelihara dengan baik. Demikian juga hubungan dengan negara-negara tetangga umumnya terjalin dengan baik, hanya ada satu kali perang saja sewaktu pra-kesultanan pada tahun 1596 dengan Banten yang berlatar belakang pertikaian ekonomi untuk memperebutkan pangkalan perdagangan di selat Malaka.

(9)

Struktur penduduk dalam pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam terbagi ke dalam dua golongan, yaitu:

1. Priyayi. Golongan ini merupakan turunan raja-raja (sultan-sultan) atau kaum ningrat. Kedudukan ini biasanya diperoleh atas dasar keturunan atau atas perkenan dari sultan sendiri.

2. Rakyat. Golongan ini terbagi dalam dua kelompok. Pertama, kelompok “miji” atau di daerah pedalaman disebut dengan istilah “mata-gawe”, yang mencakup seperti petani dan sebagainya. Kelompok ini biasanya menggalang orang-orang yang mau berperang bersama sultan atau melakukan pekerjaan tangan dan karya-karya seni. Setiap miji mempunyai sejumlah “alingan” (keluarga), yang tugasnya adalah membantu pekerjaan miji. Kedua, kelompok “senan”, yaitu golongan rakyat yang lebih rendah dari miji, namun memiliki keistimewaan tersendiri. Maksudnya, kelompok ini tidak boleh dipekerjakan oleh siapapun kecuali hanya untuk sultan, misalnya membuat atau memperbaiki perahu-perahu dan rumah-rumah sultan atau mendayung perahu untuknya. Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Palembang

Sultan Mahmud Badaruddin memp unyai kepribadian yang kuat, berbakat serta terampil dalam diplomasi atau strategi perang. Juga perhatian luas dalam berbagai bidang diantaranya pada bidang sastra.

Kemunduran

Awal runtuhnya Kesultanan adalah pada saat terjadinya konflik memperebutkan pulau Bangka yang menjadi incaran Bangsa Eropa (Belanda dan Inggris). Namun Sultan tak membiarkan hal itu terjadi hingga terjadi perang dan menyebabkan Sultan Mahmud Badaruddin II kalah dan Palembang jatuh ke tangan Belanda dan Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan ke Ternate.

KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA BARAT A. KERAJAAN PAGARUYUNG

Latar Belakang

Munculnya nama Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan Melayu tidak dapat diketahui dengan pasti, dari Tambo yang diterima oleh masyarakat Minangkabau tidak ada yang memberikan penanggalan dari setiap peristiwa-peristiwa yang diceritakan, bahkan jika menganggap Adityawarman sebagai pendiri dari kerajaan ini, Tambo sendiri juga tidak jelas menyebutkannya. Namun dari beberapa prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman, menunjukan bahwa Adityawarman memang pernah menjadi raja di negeri tersebut, tepatnya menjadi Tuhan Surawasa , sebagaimana penafsiran dari Prasasti Batusangkar .

Kehidupan Politik

(10)

Kehidupan Ekonomi

Kegiatan ekonomi yang paling sering dilakukan adalah berdagang. Kehidupan Sosial-Budaya

Kesenian yang dihasilkan oleh Kerajaan ini adalah Tambo Minangkabau.Tambo Minangkabau adalah karya sastra sejarah yang merekam kisah-kisah legenda-legenda yang berkaitan dengan asal usul suku bangsa, negeri dan tradisi dan alam Minangkabau.Tambo Minangkabau ditulis dalam bahasa Melayu yang berbentuk prosa.Tambo berasal dari bahasa Sanskerta, tambay yang artinya bermula .

Gambaran kehidupan sosial di Kerajaan Pagaruyung salah satunya ditunjukkan dalam sebuah prasasti yang bernama Prasasti Bandar Bapahat. Prasasti ini dipahat pada sebuah batu karang di Bandar Bapahat dekat Saruaso (Pitono Hardjowardojo, 1966:21). Di dalam prasasti tersebut terdapat beberapa tulisan, yaitu Aksara Sumatera-Kuno yang mirip dengan Aksara Jawa-Kuno dan tulisan Granta yang lazim digunakan oleh orang-orang Tamil di India Selatan (M.D. Mansoer et.al., 1970:62).Menurut Prof. N.J. Krom dalam buku Sedjarah Minangkabau (1970), penduduk Kerajaan Pagaruyung saat itu juga terdiri atas para pendatang dari India Selatan. Kemungkinan para pendatang dari India Selatan tersebut menetap di daerah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang jauh masuk ke pedalaman karena ketertarikan mereka akan lada sebagai komoditi perdagangan .

Kemunduran

Referensi

Dokumen terkait