• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Quantum Teaching dalam Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Todanan 01 Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Quantum Teaching dalam Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Todanan 01 Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II Tahun 2014/2015"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Todanan 01 yang terletak pada jalan

raya Todanan kecamatan Todanan, kabupaten Blora, propinsi Jawa Tengah.

Dengan luas wilayah 800 m2 dan jumlah kelas 12. Jumlah dari keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Todanan 01 kecamatan Todanan kabupaten Blora yaitu 56

siswa. Siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen berjumlah 28 siswa, sedangkan

siswa kelas VB dengan jumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol.

Tabel 4.1

Data Subjek Penelitian SD Negeri Todanan 01 kecamatan Todanan kabupaten Blora Tahun 2014/2015

Kelas Kelompok Jumlah Siswa

Kelas VA Eksperimen 28

Kelas VB Kontrol 28

Jumlah 56

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan membandingkan

kelas eksperimen yang diberi perlakuan atau treatment menggunakan strategi

pembelajaran quantum teaching, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan

pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan pada bulan April 2015. Sebelum

melakukan penelitian terhadap masing-masing kelas eksperimen dan kelas

kontrol, dilakukan observasi terhadap kedua kelas tersebut. Observasi digunakan

untuk memperoleh data siswa masing-masing kelas. Sebelum dilakukan penelitian

pada kedua kelas dilakukan uji coba tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilakukan

di kelas VI SD Negeri Todanan 01 kecamatan Todanan kabupaten Blora dengan

responden 27 siswa. Uji coba dilakukan untuk memperoleh data tes hasil belajar

(2)

coba soal pretest yang berjumlah 40 butir soal diperoleh 30 soal valid dan 6 soal

tidak valid dengan ketentuan corrected item total correlation > 0,04 dan

reliabilitas 0,932 yang artinya reliabilitas memuaskan. Sedangkan hasil uji coba

tes hasil belajar postest yang berjumlah 40 butir soal, diperoleh 30 soal valid dan

6 soal tidak valid dengan ketentuan corrected item total correlation > 0,04 dan

reliabilitas 0,943 yang artinya reliabilitas memuaskan. Soal yang dinyatakan valid

baik soal preteset maupun postest tersebut digunakan sebagai soal evaluasi

sebelum dan sesuah pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun

jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dapat dipaparkan pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen

Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Selasa, 14 April 2015

Pertemuan pertama pada kelas eksperimen

dengan materi jenis batuan berdasarkan cara

pembentukannya.

Kamis, 16 April 2015

Pertemuan kedua pada kelas eksperimen

pada kelas eksperimen dengan materi

jenis-jenis tanah

Jumat, 17 April 2015

Mengulang kembali materi dan melakukan

tes evaluasi

Pelaksanaan penelitian pertama dilakukan bertahap selama tiga kali

pertemuan, yaitu dilaksanakan pada hari selasa, 14 April 2014; kamis, 16 April

2015; dan 17 April 2015. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas V

yang pembelajarannya sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Pelaksanaan tindakan pertama dilakukan pada hari selasa, 14 April 2015

dimana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul

(3)

materi tentang jenis batuan berdasarkan cara pembentukannya. Guru

mempersiapkan media pembelajaran dan ruang kelas dibentuk bangku U.

Sebelum memasuki materi guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Guru mulai menyampaikan materi dengan

bantuan media gambar macam-macam batuan di lingkungan sekitar, melalui

media gambar tersebut guru merangsang pengetahuan siswa dengan melakukan

tanya jawab. Guru menayangkan video mengenai pelapukan batuan menjadi

tanah. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok diskusi dengan

pemberian nama. Masing-masing kelompok diskusi dibimbing guru untuk

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Refleksi dilakukan dengan

membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas kemudian

ditulis kembali di buku catatan masing-masing. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran.

Pelaksanaan tindakan kedua dilakukan pada hari kamis, 16 April 2015

dimana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul

07.15 – 08.25 WIB. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen membahas materi

komposisi jeni-jenis tanah. Guru mempersiapkan media pembelajaran dan ruang

kelas dibentuk bangku U. Sebelum memasuki materi guru memberikan motivasi

dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mulai

menyampaikan materi dengan bantuan media replika susunan lapisan tanah,

melalui media replika tersebut guru merangsang pengetahuan siswa dengan

melakukan tanya jawab. Guru memberikan contoh jenis-jenis tanah dan

menjelaskan masing-masing komposisinya. Guru mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok diskusi dengan pemberian nama. Masing-masing kelompok

diskusi dibimbing guru untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Refleksi dilakukan dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang

telah dibahas kemudian ditulis kembali di buku catatan masing-masing. Pada

akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam

mengikuti pelajaran.

Pelaksanaan tindakan ketiga dilakukan pada hari jumat, 17 April 2015

(4)

07.15 – 08.25 WIB. Di pertemuan ketiga ini guru memulai pembelajaran dengan

mengulang kembali materi sebelumnya yang telah disampaikan. Guru

memberikan tes evaluasi kepada siswa yang dikerjakan secara individu, tes

evaluasi tersebut berupa tes pilihan ganda.

Selama proses pembelajaran siswa terlibat secara langsung dalam materi

jenis-jenis tanah berdasarkan komposisinya. Dengan pengaturan bangku

berbentuk U dapat mempengaruhi cara perhatian siswa pada guru maupun media

pembelajaran yang terletak di sentral kelas. Pemberian motivasi dan penyampaian

tujuan pembelajaran perlu disampaikan agar siswa dapat mengetahui

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Dengan kelompok

diskusi diberi nama dan mempresntasikan hasil diskusi dapat melatih siswa dalam

kerjasama, kedisiplinan dan tanggungjawab. Melalui refleksi dan pemberian

penghargaan terhadap siswa yang aktif merupakan salah satu penyemangat agar

siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran IPA. Adapun jadwal pelaksanaan

penelitian pada kelas kontrol dapat dipaparkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol

Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Selasa, 14 April 2015

Pertemuan pertama pada kelas eksperimen

dengan materi jenis batuan berdasarkan cara

pembentukannya.

Kamis, 16 April 2015

Pertemuan kedua pada kelas eksperimen

pada kelas eksperimen dengan materi

jenis-jenis tanah

Jumat, 17 April 2015

Mengulang kembali materi dan melakukan

tes evaluasi

Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan dalam tiga kali

(5)

2015; dan jumat, 17 April 2015. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru

kelas V dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dimana pembelajaran

ini cenderung terfokus pada guru.

Pada pertemuan pertama hari selasa, 14 April 2015 dimana pembelajaran

dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul 09.30 – 11.00 WB. Pada

pertemuan pertama di kelas kontrol membahas materi tentang jenis batuan

berdasarkan cara pembentukannya. Pertemuan kedua hari kamis, 16 April 2015

dilakukan pada pukul 09.30 – 11.00 WIB dengan membahas materi komposisi

jenis-jenis tanah. Pada pertemuan ketiga hari jumat, 17 April 2015 mengulang

kembali materi yang telah disampaikan dan melakukan tes evaluasiyang berupa

soal pilihan ganda.

4.3 Deskripsi Hasil Penenlitian

4.3.1 Pembelajaran Quantum Teaching

Deskripsi pembelajaran quantum teaching dapat dilihat dari hasil

observasi. Obsevasi dilakukan pada saat guru menerapkan perlakuan

pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran

quantum teaching. Lembar observasi yang dibuat tersebut disesuaikan dengan

ketentuan-ketentuan atau langkah-langkah pembelajaran quantum teaching.

Tabel 4.4

Tindakan Pembelajaran

Quantum Teaching di Kelas Eksperimen

Kegiatan Aspek yang dinilai Pertemuan

1 2

Awal

Guru bersama siswa mempersiapkan diri

Guru melakukan apersepsi dengan memberi

pertanyaan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru memberikan motivasi kepada siswa

(6)

Guru melakukan demonstrasi

Guru membentuk siswa dalam kelompok

Guru memberikan nama pada masing-masing

kelompok

Guru membimbing siswa melakukan diskusi

kelompok

Guru menunjuk masing-masing kelompok

untuk presentasi

Guru meminta kelompok lain menanggapi hasil

diskusi

Guru bersama siswa mengoreksi jawaban

Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan hasil

kegiatan

Guru memberikan penghargaan pada siswa

yang aktif

Guru melakukan refleksi

Guru memberikan pesan moral

Evaluasi

4.3.2 Data Hasil Belajar

Hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua yaitu nilai pretest dan nilai

postest. Nilai pretest diperoleh dari nilai siswa sebelum diberikan perlakuan,

sedangkan nilai postest diperoleh dari nilai siswa setelah mendapatkan perlakuan.

Hasil belajar ini dibedakan dari kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan

strategi pembelajaran quantum teaching, sedangkan kelas kontrol mendapatkan

pembelajaran konvensional. Nilai batas KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal)

adalah 65.

Berikut ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar dari

hasil postest pada kelas eksperimen. Menurut Sugiyono (2014: 36) untuk

(7)

menentukan berapa banyaknya kelas (K) setelah itu menghitung jangkauannya

(Range) dan panjang interval (I) dengan rumus berikut.

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 28

= 1 + 3,3 . 1,45

= 1 + 4,78

= 5,785 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) + 1

Setelah diketahui banyaknya kelas (K) menentukan berapa jangkauannya

(R) dan panjang interval kelas (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya

seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5

Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Postest Siswa Kelas Eksperimen

No Interval Frekuensi Presentase (%)

(8)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui skor hasil belajar IPA kelas

eksperimen dari ke seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 01 Kecataman Todanan

Kabupaten Blora siswa yang mendapat skor 100 sampai dengan 95 terdiri dari 4

anak dengan presentase 14,3%. Siswa yang mendapat skor 89 sampai dengan 94

terdiri dari 2 anak dengan presentase 7,14%. Siswa yang mendapat skor 83 sampai

dengan 88 terdiri dari 5 anak dengan presentase 17,86%. Siswa yang mendapat

skor 77 sampai dengan 82 terdiri dari 7 anak dengan presentase 25%. Siswa yang

mendapat skor 71 sampai dengan 76 terdiri dari 4 anak dengan presentase 14,3%.

Dan siswa yang mendapat skor 65 sampai dengan 70 terdiri dari 6 anak dengan

presentase 21,4% dari jumlah siswa kelas eksperimen SD Negeri 01 Kecataman

Todanan Kabupaten Blora.

Selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar dari

hasil postest pada kelas kontrol. Sebelum membuat tabel distribusi frekuensi

pertama menghitung banyaknya kelas (K), menentukan berapa jangkauannya atau

range (R) dan menghitung panjang interval kelas (I) dengan rumus sebagai

berikut.

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 28

= 1 + 3,3 . 1,45

= 1 + 4,78

= 5,785 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) + 1

= (90 – 57) + 1

= 34

Interval (I) = n e

n kn el

=

(9)

Setelah diketahui banyaknya kelas (K) menentukan berapa jangkauannya

(R) dan panjang interval kelas (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya

seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Destribusi Frekuensi Skor Hasil BelajarPostest Siswa Kelas Kontrol

No Interval Frekuensi Presentase (%)

1

Kabupaten Blora siswa yang mendapat skor 100 sampai dengan 95 terdiri dari 4

anak dengan presentase 14,3%. Siswa yang mendapat skor 89 sampai dengan 94

terdiri dari 2 anak dengan presentase 7,14%. Siswa yang mendapat skor 83 sampai

dengan 88 terdiri dari 5 anak dengan presentase 17,86%. Siswa yang mendapat

skor 77 sampai dengan 82 terdiri dari 7 anak dengan presentase 25%. Siswa yang

mendapat skor 71 sampai dengan 76 terdiri dari 4 anak dengan presentase 14,3%.

Dan siswa yang mendapat skor 65 sampai dengan 70 terdiri dari 6 anak dengan

presentase 21,4% dari jumlah siswa kelas eksperimen SD Negeri 01 Kecataman

Todanan Kabupaten Blora.

4.4 Hasil Uji Prasyarat

4.4.1 Uji Normalitas Hasil Belajar

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperoleh dari hasil pretest dari

(10)

jika signifikan > 0,05. Uji normaliatas dilakukan dengan menggunakan uji

kolmogrov smirnov menggunakan program SPSS 22.0 for windows.

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

N 28 28

Normal Parametersa,b Mean 70.0714 61.0714

Std. Deviation 10.79070 8.88164

Most Extreme Differences Absolute .140 .141

Positive .110 .090

Negative -.140 -.141

Test Statistic .140 .141

Asymp. Sig. (2-tailed) .168c .165c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel 4.7 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data

kelas eksperimen pretest dari hasil evaluasi dengan teknik one sample. Dari data

terlihat bahwa pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa skor

signifikasi untuk hasil belajar IPA kelas eksperimen sebesar 0,168 dan kelas

kontrol 0,165. Jika nilai Sig > 0,05 nilai taraf signifikasi, maka berdestribusi

normal. Nilai dari Sig adalah 0,168 > 0,05 dan 0,165 > 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan nilai kelas kontrol

(11)

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen dan Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

N 28 28

Normal Parametersa,b Mean 80.7857 71.6786

Std. Deviation 10.43980 9.83965

Most Extreme Differences Absolute .142 .125

Positive .142 .125

Negative -.093 -.083

Test Statistic .142 .125

Asymp. Sig. (2-tailed) .159c .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 4.8 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data

kelas eksperimen posttest dari hasil evaluasi dengan teknik one sample. Dari data

terlihat bahwa pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa skor

signifikasi untuk hasil belajar IPA kelas eksperimen sebesar 0,159 dan kelas

kontrol 0,200. Jika nilai Sig > 0,05 nilai taraf signifikasi, maka berdestribusi

normal. Nilai dari Sig adalah 0,168 > 0,05 dan 0,200 > 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan nilai kelas kontrol

berdestribusi normal.

4.4.2 Uji Homogenitas Hasil Belajar

Uji homogentitas dilakukan untuk menentukan apakah varians kelas

eksperimen dan kelas kontrol homogen atau tidak. Uji homogentitas diambil dari

nialai pretest dari kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Syarat homogentitas

adalah jika Sig > 0,05 maka sampel dinyatakan homogen, sedangkan jika Sig <

0.05 maka sampel dinyatakan tidak homogen. Pengukuran uji homogentitas

(12)

Tabel 4.9

Uji Homogenitas Hasil Belajar Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.374 1 54 .543

Nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa taraf

signifikansi 0,543. Jika nilai Sig > 0,05 maka sampel dinyatakan homogen bahwa

0,543> 0,05 maka sampel diambil kesimpulan nilai posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol dinyatakan homogen.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan mengambil nilai postest siswa dari kelas

kontrol yang dalam pembelajaran diberikan perlakuan konvensional dan

kelompok eksperimen diberikan perlakuan strategi pembelajaran quantum

teaching.

Tabel 4.10

Uji T Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

VAR0000

1

Equal

variances

assumed

.374 .543 3.359 54 .001

Equal

variances not

assumed

(13)

Berdasarkan tabel 4.11diperoleh F tabel sebesar 0,374, nilai Sig 0,543, t

hitung sebesar 3,359, df sebesar 54 dan nilai Sig 0,001, dimana signifikan 0,001 <

0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak H1 diterima, menunjukkan strategi

pembelajaran quantum teaching berpengaruh terhadap hasil belajar IPA.

4.5.1Analisis Deskriptif

Deskripsi ini merupakan hasil dari data ketuntasan hasil belajar siswa baik

dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang kemudian dianalis. Data

deskriptif statistik skor hasil belajar IPA dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

SD Negeri Todanan 01 Kecamatan Todanan Kabupaten Blora yang akan disajikan

berdasarkan jumlah siswa, nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimal dan nilai

maksimal.

Tabel 4.11

Analisis Deskriptif Hasil

Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kelas Eksperimen 28 80.7857 10.43980 67.00 100.00

Kelas Kontrol 28 71.6786 9.83965 57.00 90.00

Berdasarkan tabel 4. Diketahui bahwa hasil belajar IPA kelas eksperimen

dengan jumlah data (N) sebanyak 28 mempunyai nilai rata-rata 80,7857 dengan

nilai minimum 67,00 dan nilai maksimal 100,00 dan standar deviasi sebesar

10,43980. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelas kontrol dengan jumlah data (N)

sebanyak 28 mempunyai nilai rata-rata 71,6786 dengan nilai minimum 57,00 dan

nilai maksimal 90,00 dan standar deviasi sebesar 9,83965. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh dari perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA.

4.5.2 Pengaruh Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar

Pengaruh pembelajaran quantum teaching terhadap hasil belajar

merupakan perlakuan strategi pembelajaran quantum teachingyang dilakukan di

(14)

yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil belajar yang diperoleh dari

nilai evaluasi postest siswa. Adapun hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut.

H0 : Diduga tidak ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran quantum teaching terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Todanan 01

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora semester II tahun 2014/2015.

H1 : Diduga ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran quantum

teaching terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Todanan 01

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora semester II tahun 2014/2015.

Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol (H0), dimana diduga tidak

diperoleh perubahan pada data. Kebenaran hipotesis dibuktikan melalui data

kedua kelas yang terkumpul. Jika data dinyatakan berdistribusi normal dan

diketahui kedua memiliki varian yang sama kemudian dilanjutkan dengan uji t

atau Independent Samples T-Test. Dalam pengujian hipotesis ini berlaku

ketentuan untuk kedua kelas bahwa jika jumlah t hitung terletak pada daerah

penerimaan H0 atau terletak diantara jumlah tabel, maka H0 diterima dan H1

ditolak. Dengan demikian jika jumlah t hitung lebih kecil t u m den n (≤)

dari jumlah tabel maka H0 diterima. Sedangkan ketentuan berdasarkan signifikasi

yaitu jika signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan jika signifikasi < 0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini untuk memaknai hasil analisis data dan uji

hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya. Terdapat dua kelas yang digunakan

dalam penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

merupakan kelas yang diberikan tindakan strategi pembelajaran quantum

teaching, sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang pembelajarannya

menggunakan metode ceramah atau konvensional. Berdasarkan perbandingan

analisis penilitan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Nelly Maghfiroh, Indah

Sri Murni dkk dan Nurul Azizah terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini. Persamaan yang terletak pada penggunaan pembelajaran quantum

(15)

eb i “ tr te i” ed n k n ketiga penelitian sebelumnya berfungsi sebagai “model” pembelajaran. Muncul perbedaan pada mata pelajaran yang terletak pada variabel hasil belajar IPA, hasil belajar yang dibahas oleh ketiga peneliti

sebelumnya yaitu hasil belajar PKN, matematika dan IPS. Dari penenlitian Nelly

Maghfiroh dan Indah Sri Murni dkk terdapat persamaan pada kedua variabel,

sedangkan dalam penelitian Nurul Azizah muncul perbedaan yang terletak pada

penambahan variabel dalam penggunaan media pembelajaran. Namun

berdasarkan perbedaan dan persamaan dari penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya terdapat persamaan yang telah diyakini dapat meningkatkan hasil

belajar melalui strategi pembelajaran quantum teaching pada mata pelajaran IPA,

dimana dalam strategi ini dapat menimbulkan antusias belajar siswa yang tinggi

sehingga siswa mampu terlibat secara aktif dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan.

Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan terlihat pengaruh nilai

rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar IPA pada kelas

eksperimen dengan jumlah siswa 28 terdapat nilai terendah 67,00 dan nilai

tertinggi 100,00, sedangkan hasil belajar pada kelas kontrol terdapat nilai terendah

57,00 dan nilai tertinggi 90,00. Nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas

eksperimen adalah 80,79 dan nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas kontrol

adalah 71,68. Berdasarkan hasil postest yang diperoleh dari kedua kelas bahwa

nilai rata-rata skor hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai

rata-rata skor hasil belajar IPA kelas kontrol. Perbedaan rata-rata terlihat pada

mean defernce sebesar 9,10714 dan perbedaan berkisar antara 3,67163 sampai

dengan 14,54266 terlihat pada lower dan upper.Berdasarkan perbedaan tersebut

dapat diketahui t hitung sebesar 3,359 dan signifikasi sebesar 0,001. Hal ini

menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel (3,359 > 2,004) dan

signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Maka dinyatakan bahwa terdapat

pengaruh penggunaan pembelajaran quantum teaching terhadap hasil belajar IPA.

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas eksperimen yang telah diberikan perlakuan atau treatment

(16)

menjadi tuntas atau memperoleh skor hasil belajar diatas KKM yang telah

ditentukan. Dari beberapa siswa yang tidak tuntas tersebut mempunyai metode

dalam belajar yang berbeda-beda, dengan diberikan perlakuan atau

treatmentmelalui penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan karakteristik siswa dalam belajardapat mempermudah siswa untuk

memahami materi yang telah disampaikan dengan alami. Sehingga siswa tersebut

memiliki antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, melibatkan siswa secara

aktif, mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah dalam berdiskusi dan

mempengaruhi hasil belajar IPA mencapai ketuntasan. Dengan pemberian

perlakuan strategi quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA bahwa

seluruh siswa dapat mencapai ketuntasan di atas KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yaitu 65.

Hernawan (2008: 6) mengemukakan bahwa quantum teaching merupakan

model pembelajaran yang melejitkan kemampuan guru dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa. Quantum teaching menawarkan tentang cara-cara baru

untuk memaksimalkan dampak dari usaha pembelajaran melalui penciptaan

lingkungan belajar yang efektif untuk memudahkan semangat belajar. Dimana

kegiatan belajar ini digunakan untuk mengetahui karakteristik siswa dan potensi

siswa dalam berprestasi melalui memaksimalkan momen belajar, memadukan

berbagai berebagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat

mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat

menimbulkan motivasi pada diri siswa, melalui penerapan teknik peta pikiran

dapat meningkatkan potensi akademis atau prestasi belajar maupun potensi kreatif

dari dalam diri siswa. Quantum teaching memodelkan filosofi pengajaran dan tr te in den n “M e tro” p d m r in, men in t p d komponen kerangka rancangan saat membeca keseluruhan bab, De Porter (2014, 39). Dari konsep

Quantum Teaching di t dijel k n b hw pert m “Tumbuhk n”, rtin

membuat siswa tertarik dengan materi yang akan diajarkan yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. edu “ Al mi”,

maksudnya berikan pengalaman nyata kepada siswa untuk mencoba. Tindakan

(17)

dengan pengalaman nyata siswa dari lingkungan sosial. eti “N m i”, iswa

merencanakan untuk membuat laporan hasil diskusi secara lengkap. Keempat “Demon tr ik n”, hasil alami dan namai kemudian dipresentasikan di depan kelas untk dipertanggung jawabkan kepada setiap anggota kelompok.Kelima “Ul n i”, m k udn beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan

akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kami memang bisa. Sedangkan keen m “ k n”, bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, bernyanyi bersama.

4.7 Implikasi

Pembelajaran quantum teaching membentuk siswa lebih aktif dan antusias

dalam mengikuti pelajaran IPA karena dalam penelitian ini dilakukan strategi

dalam penataan ruang kelas, penggunaan media belajar yang sesuai dengan

kebutuhan siswa dan pemberian penghargaan terhadap siswa yang aktif mengikuti

pelajaran. Dari pembahasan penelitian dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa

dalam kelas eksperimen yang diberi tindakan strategi pembelajaran quantum

teaching lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran

konvensional, sehingga perlakuan atau tindakan yang diberikan dalam

pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa.

4.7.1 Implikasi Teoritis

Strategi pembelajaran quantum teaching menekankan pada pembelajaran

yang bersifat konkrit yang membawa suasana belajar siswa menjadi menarik dan

menyenangkan di kelas. Setelah membandingkan hasil penelitian dan

pembelajaran yang disesuaikan dengan standar proses maka pembelajaran

menjadi lebih fleksibel atau mudah diaplikasikan dalam kegiatan proses belajar

mengajar dan mengalami perubahan dari konsep awal yang hasilnya terbukti

(18)

4.7.2 Impilkasi Praktis

Penggunaan strategi quantum teaching berpengaruh terhadap hasil belajar,

hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mendapatkan perlakuan atau treatment

strategi pembelajaran quantum teaching mengalami peningkatan atau mencapai

ketuntasan diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) daripada sebelum

diberikan perlakuan atau treatment. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui

karakter siswa yang berbeda-beda, dimana siswa yang kurang memiliki

kemampuan dalam akademis mampu berkreativitas lebih tinggi dari sebelumnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Nelly yang menjelaskan bahwa strategi

Gambar

Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian SD Negeri Todanan 01
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.4 Tindakan Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Radar Bandung lahir dari kalangan muda berbakat di bidang surat kabar, berkibar bersama bendera Grup Jawa Pos, harian pagi ini bukan hanya memberi saluran aspirasi komunitas

A Lorentz telah menurunkan persamaan transformasi dengan menganggap bahwa kecepatan cahaya tetap sama di semua kerangka acuan inersial dan koordinat waktu (t) juga

Whenever a purpose is regarded as the basis of a liking, it always carries with it an interest, as the basis that determines the judgment about the object of the

Untuk melihat respon mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media poster berbasis pendidikan karakter, peneliti memberikan angket kepada

B Strong Islamic fnancial institutions and markets Islamic banking Islamic banking Zakat institution Zakat institution Takaaul Takaaul Micro fnance Micro fnance Islamic

Dengan dukungan kuat dan aliansi strategis antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan PT Tunas Ridean Tbk serta hadirnya brand baru &#34;Mandiri Tunas

But the experience and the quality of the website a significant effect on trust, and trust a significant effect on repurchase intention. Keywords : Experience,

Karena keterbatasan teks di internet untuk berkomunikasi maka dikembangkanlah VoIP (Voice over Internet Protokol) yang artinya suara melalui media internet karena bukan hanya