• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN E-WOM KUALITAS INFORMASI, KREDIBILITAS INFORMASI, KEGUNAAN INFORMASI, DAN ADOPSI INFORMASI ANTARA MEDIA SOSIAL DAN SITUS BELANJA PADA NIAT PEMBELIAN PRODUK FASHION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN E-WOM KUALITAS INFORMASI, KREDIBILITAS INFORMASI, KEGUNAAN INFORMASI, DAN ADOPSI INFORMASI ANTARA MEDIA SOSIAL DAN SITUS BELANJA PADA NIAT PEMBELIAN PRODUK FASHION"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

47

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JInoMan

PERBEDAAN E-WOM KUALITAS INFORMASI,

KREDIBILITAS INFORMASI, KEGUNAAN

INFORMASI, DAN ADOPSI INFORMASI

ANTARA MEDIA SOSIAL DAN SITUS

BELANJA PADA NIAT PEMBELIAN PRODUK

FASHION

FARID, SE, MM1, IRMA YANTI, SE2

1,2 Faculty of Economics and Business, Syiah Kuala University

Corresponding author: [email protected]

Abstract This research aims to know the difference e-WOM quality of information, the credibility of the information, usefulness of information and the adoption of information between social media and shopping website on the purchase intention of the products fashion in the city of Banda Aceh. The sample used in this research is as much as 150 respondents who use social media platforms and shopping website on the purchase intention of the products fashion. Sampling techniques using purposive sampling. A method the data used to test the difference is test different paired sample t-test. The results of this research showed that there was a difference in the quality of the information, the credibility of the information, usefulness of information and the adoption of information between social media and shopping website on the purchase intention of the products fashion in the city of Banda Aceh. This research also offers insights for social media users and shopping website in the search for information about the fashion products to get the best quality of information and make the customers satisfied with the decisions that have been selected.

Keywords: WOM, e-WOM, Information Quality, Information Credibility, Information Usefulness, Information Adoption, Purchase Intentions, Social Media, Shopping Website

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dan internet pada era globalisasi telah merubah paradigma masyarakat untuk menjaddi lebih praktis sehingga pertumbuhan dan pengguna internet meningkat dalam setiap tahunnya. Saat ini, para pemimpin bisnis berfokus pada dampak petensial dari internet terhadap pasar dan terhadap perilaku bisnis di masa depan. Banyaknya ritel online

menjadi bukti bahwa semakin banyak konsumen yang telah terbiasa menggunakan internet dalam kegiatan sehari-hari seperti pemasaran onlineyang disebut dengan e-marketing.

Dengan semakin

(2)

Mereka dapat membangun jaringan untuk menciptakan electronic word-of-mouth (eWOM) yang baik mengenai penawaran pasar mereka.

Pada masa kini informasi datang dengan sangat cepat. Tidaklah heran jika orang-orang sangat selektif dalam menerima informasi dan konsumen terlebih dahulu mencari review dan pendapat yang dituliskan pada

kolom komentar untuk

meminimalisirkan risiko terhadap pembelian yang tidak diinginkan, biasanya sebelum melakukan pembelian. Dalam penelitian ini juga ditemukan baik pada media sosial maupun situs belanja.

KAJIAN PUSTAKA Niat Beli

Niat beli adalah suatu kekuatan psikologis yang ada di dalam individu, yang berdampak pada melakukan sebuah tindakan (Schiffman & Kanuk, 2007).Selain itu, pengertian niat beli menurut Tariq et al. (2013) merupakan tindakan utama konsumen untuk membeli produk ketika membuat perjalanan ke pasar.Ini merupakan langkah pertama konsumen dalam mengumpulkan informasi tentang merek yang diinginkan. Dari proses mengumpulkan informasi ini konsumen akan memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk. Jika konsumen merasa puas terhadap merek tertentu, mereka akan berfikir kembali untuk menunjukkan niat dalam melakukan pembelian (Tariq et al., 2013).Niat beli merupakan sebuah pengambilan keputusan untuk membeli suatu merek diantara berbagai merek lainnya (Kotler, 2004).

Electronic Word Of Mouth (e-WOM)

Electronic word of mouth (e-WOM) menurut Thurau et al (2004) merupakan pernyataan yang dibuat oleh konsumen aktual, potensial,

atau konsumen sebelumnya mengenai produk atau perusahaan dimana informasi ini tersedia bagi orang-orang atau institusi melalui media internet. Electronic word of mouth (e-WOM) adalah komunikasi antar konsumen melalui internet (Goldsmith dan Horowitz, 2006).Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), electronic word of mouth (e-WOM) adalah bentuk word of mouth (WOM) yang terjadi di media online. Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa electronic word of mouth (e-WOM) merupakan percakapan atau perbincangan yang terjadi antar konsumen mengenai isu-isu tertentu dimana perbincangan tersebut terjadi melalui media internet.

Electronic word of mouth (e-WOM) mengacu pada komunikasi interpersonal mengenai evaluasi produk atau jasa yang menarik (Nashiruddin & Hashim, 2015). Electronic word of mouth (e-WOM) menjadi sebuah nilai atau sebuah tempat yang sangat penting untuk konsumen memberikan opininya dan dianggap lebih efektif dibandingkan word of mouth (WOM) karena tingkat aksesibilitas dan jangkauannya yang lebih luas dari pada word of mouth (WOM) tradisional yang bermedia offline (Jalilvand, 2012).

Kualitas Informasi

(3)

49 (Andreassen dan Lindestad, 2000) berpendapat ketika pelayanan yang diberikan mampu memenuhi pengharapan pelanggan, maka pelanggan yang bersangkutan akan merasa puas.

Kualitas informasi adalah “tingkat dimana informasi memiliki karakteristik isi, bentuk dan waktu yang memberikannya nilai buat

para pemakai akhir

tertentu.Informasi yang berkualitas tinggi, yaitu memiliki karakteristik, atribut, atau kualitas yang membuat informasi lebih bernilai (Brien, 2011).DeLone dan McLean (2010) mengukur kualitas informasi dengan accuracy, timeliness, completeness, relevance, dan consistency.

Kredibilitas Informasi

Konsep kredibilitas menurut Kiousis (dalam jurnal Mass Communicationand Society, 2001) secara umum terbagi menjadi dua, yaitu; kredibilitas sumber dan kredibilitas media. Kredibiltas sumber (source credibility) meliputi kontek-kontek antarpribadi, organisasi, dan media massa, telah terlibat dalam pengkajian mengenai bagaimana ciri-ciri komunikator yang berbeda-beda dapat mempengaruhi pemrosesan pesan (Keefe, 1990).

Literatur yang ada mengenai sumber informasi telah menunjukkan bahwa kredibilitas sumber menentukan efektivitas suatu komunikasi.kredibilitas sumber didefinisikan sebagai hal pengidentifikasian suatu sumber informasi agar dianggap kredibel oleh pembaca (Metzger and Flanagin, 2013).Sedangkan menurut Cambridge Dictionary, kredibilitas sumber diartikan sebagai sejauh mana orang percaya dan kepercayaan pada orang-orang dan organisasi-organisasi lain yang memberitahu mereka menegenai produk atau jasa tertentu.Adapunindikator kredibilitas informasi menurut

Prendergast, Ko and Yuen 2010; Smith and Vogh 1995, yaitu kredibilitas informasi yang meyakinkan (convincing), kredibilitas informasi yang kuat (strong), kredibilitas informasi yang dipercaya (credible), dan kredibilitas informasi yang akurat (accurate).

Kegunaan Informasi

Kegunaan Informasi didefinisikan sebagai sejauh mana pembaca memahami informasi yang diterima berharga sehingga dapat membantu mereka membuat keputusan pembelian yang lebih baik (Cheung, et al. 2008).Kegunaan Informasi adalah penentu penting dari Adopsi Informasi.Menurut Zheng, Youn, and Kincaid (2009) 55% dari pembaca tinjauan online mencari komentar dari para penulis untuk dijadikan manfaat dan membawa informasi tersebut untuk dijadikan pertimbangan ketika membuat keputusan pembelian.Bailey and Pearson, 1983; Cheung, Lee and Rabjohn, 2008 menyebutkan indikator dari kegunaan informasi yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bagi pengguna informasi, informasi yang disampaikan informatif, dapat mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan, dan menggambarkan keadaan sesuatu hal ataupun peristiwa yang terjadi.

Adopsi Informasi

Definisi Adopsi Informasi dikemukan oleh Zhang and Watts dalam (2008) Adopsi informasi didefinisikan sebagai sejauh mana orang menerima isi pesan dan percaya suatu informasi bermakna, setelah menilai validitas. Nonaka (1994) menggambarkan proses adopsi informasi merupakan fase

pemerosesan transfer

(4)

adopsi informasi pada dasarnya salah satu kegiatan utama pengguna mencari di komunitas online.

Adopsi informasi dianggap sebagai faktor lain yang mungkin mempengaruhi niat pembelian konsumen (Cheung dan Thadani, 2012). Konsumen yang terlibat dan mengadopsi informasi eWOM lebih mungkin untuk memiliki niat pembelian.Adapun indikator-indikator dari adopsi informasi menurut Cheung et al. 2009 yaitu, berguna untuk menambah pengetahuan mengenai produk, membuat keputusan pembelian

menjadi lebih mudah,

meningkatkan efektivitas dalam keputusan pembelian, dan memotivasi untuk membuat keputusan pembelian.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang menggunakan atau pernah menggunakan media sosial dan situs belanja untuk mengetahui niat pembelian mengenai produk fashiondan dapat membandingkan pada kedua objek tersebut.

Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling, dengan jenis purposive sampling. Ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 150 responden. Karena menurut Roscoe (sekaran, 2006), ukuran sampel yang baik adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500. Namun, jika sampel dipecah kedalam subsampel: (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel yang baik adalah minimum 30 untuk tiap kategori, dan dalam penelitian yang menggunakan metode multivariat ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan hasil dari seperangkat set indikator dari hasil pembagian kuesioner sehingga data yang dihasilkan tersebut perlu dilakukan uji kebenaran atau validitas. Metode yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah variabel dikenal dengan analisis faktor.

(5)

51

Tabel 1. Hasil Pengujian Kaiser

Mayer Olkin (KMO) dan

Bartlett’s Test of Sphericity

Untuk Variabel Kualitas Informasi

No. Indikator

Muatan Faktor

Situs Belanja

Media Sosial

1. Saya merasa

informasi produk yang saya cari

telah akurat

seperti yang

saya harapkan

0,763 0,685

2. Saya merasa

informasi produk yang saya cari

langsung saya

dapatkan ketika saya butuhkan

0,811 0,744

3. Saya merasa

informasi produk yang saya cari

lengkap dan

jelas seperti

yang saya

harapkan

0,774 0,784

4. Saya merasa

informasi produk

yang saya

dapatkan telah

sesuai seperti

keinginan saya

0,733 0,704

5. Saya merasa

informasi produk yang saya cari

selalu sesuai

dengan yang

saya harapkan

0,724 0,751

Nilai Eigen 2,899 2,697

Varian yang dapat

dijelaskan %

57,983% 53,933%

Sumber: DataPrimer (diolah), 2017

Berdasarkan tabel 1menunjukkan bahwa semua item yang terlibat dalam penelitian menunjukkan korelasi yang baik sehingga dapat menjadi suatu pengukuran yang tepat. Dapat dilihat pada situs belanja dengan nilai eigen sebesar 2,899 dengan loading factor yang memiliki interval 0,724 hingga 0,811. Varian yang dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 57,983%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency pada variabel kualitas informasi sebesar 0,747 dan hasil uji

Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan signifikan yaitu 0,000 (p<0,01). Selanjutnya pada media sosial menunjukkan nilai eigen sebesar 2,697 dengan loading faktor yang memiliki interval 0,685 hingga 0,784. Varians yang dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 53,933%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency pada variabel kualitas informasi sebesar 0,744 dan hasil uji Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan signifikan yaitu 0,000 (p<0,01).

Tabel 2. Hasil Pengujian Kaiser

Mayer Olkin (KMO) dan

Bartlett’s Test of Sphericity

Untuk Variabel Kredibilitas Informasi

No. Indikator

Muatan Faktor

Situs Belanja Media Sosial 1. Saya merasa dijelaskan %

(6)

korelasi yang baik sehingga dapat menjadi suatu pengukuran yang tepat. Dapat dilihat pada situs belanja dengan nilai eigen sebesar 3,035 dengan loading factor yang memiliki interval 0,813 hingga 0,913. Varian yang dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 75,822%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency pada variabel kualitas informasi sebesar 0,829 dan hasil uji Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan signifikan yaitu 0,000 (p<0,01).Selanjutnya pada media sosial menunjukkan nilai eigen sebesar 2,575 dengan loading faktor yang memiliki interval 0,740 hingga 0,857. Varians yang dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 64,364%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency pada variabel kredibilitas informasi sebesar 0,670 dan hasil uji Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan signifikan yaitu 0,000 (p<0,01).

Tabel 3. Hasil Pengujian Kaiser

Mayer Olkin (KMO) dan

Bartlett’s Test of Sphericity

Untuk Variabel Kegunaan Informasi

No. Indikator

Muatan Faktor

Situs Belanja Media Sosial

1. Saya saya dalam mengambil dijelaskan %

75,977 % 69,603%

(7)

53

Tabel 4. Hasil Pengujian Kaiser

Mayer Olkin (KMO) dan

Bartlett’s Test of Sphericity

Untuk Variabel Adopsi Informasi

No. Indikator

Muatan Faktor

Situs Belanja Media

Sosial

1. Informasi

yang telah saya dapat membuat saya mampu menilai produk yang saya cari

0,857 0,736

2. Saya

merasa inforrmasi yang saya dapatkan menjadika

n saya

lebih mudah untuk membuat keputusan pembelian

0,901 0,848

3. Informasi

yang saya dapat sangat meningkat kan keyakinan saya dalam membuat keputusan pembelian

0,896 0,802

4. Saya

merasa informasi yang telah saya dapatkan sangat memotivas

i saya

dalam membuat keputusan pembelian

0,908 0,866

Nilai Eigen 3,173 2,655

Varian yang dapat dijelaskan %

79,337 % 66,367%

Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy

0,851 0,784

Barlett’s Test of Sphericity

0,000 0,000

Sumber: Data Primer 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa semua item yang terlibat dalam penelitian menunjukkan korelasi yang baik sehingga dapat menjadi suatu pengukuran yang tepat. Dapat dilihat pada situs belanja dengan nilai eigen sebesar 3,173 dengan loading factor yang memiliki interval 0,857 hingga 0,908. Varian yang dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 79,337%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency pada variabel kualitas informasi sebesar 0,851 dan hasil uji Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan signifikan yaitu 0,000 (p<0,01).Selanjutnya pada media sosial menunjukkan nilai eigen sebesar 2,655 dengan loading faktor yang memiliki interval 0,736 hingga 0,866. Varians yang dapat dijelaskan (variance explained) pada faktor sebesar 66,367%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency pada variabel adopsi informasi sebesar 0,784 dan hasil uji Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan signifikan yaitu 0,000 (p<0,01).

Uji Reliabilitas

(8)

Tabel 5. Reliabilitas Variabel

Sumber: Data Primer 2017 (diolah)

Dengan demikian

pengukuran reliabilitas terhadap variabel penelitian menunjukkan bahwa pengukuran kehandalan memenuhi kredibilitas Cronbach Alpha dimana nilai alphanya lebih besar dari Alpha 0.60 persen.

Pengujian Hipotesis

Tabel 6. Uji-t Perbedaan Kualitas Informasi Berdasarkan

Media Sosial dan Situs Belanja

No. Variabel Mean N Korelasi

Informasi - Situs

Paired Differences

Mean 0,666

Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil uji beda (t-test) memperlihatkan bahwa rata-rata nilai kualitas informasi berdasarkan situs belanja diperoleh nilai sebesar 20,886 dan nilai rata-rata kualitas informasi berdasarkan media sosial diperoleh nilai sebesar 20,220. Hal ini memperlihatkan bahwa kualitas informasi yang berasal dari situs belanja

mempunyai nilai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan kualitas informasi dari media sosial.

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa nilai thitung

diperoleh nilai sebesar 2,579 dan nilai ttabel sebesar 1,976 (2,579 >

1,976) yang berarti penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho yang menunjukkan adanya perbedaan antara kualitas informasi yang diterima melalui situs belanja dengan kualitas informasi yang diterima dari media sosial, pada taraf signifikansi sebesar 0,011.

Tabel 7. Uji-t Perbedaan Kredibilitas Informasi

Berdasarkan

Media Sosial dan Situs Belanja

Std. Deviasi 3,2

55

Std. Error Mean 0,2

65

95% Confidence

Interval of the

Sig. (2-tailed) 0,0

09

(9)

55 Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil uji beda (t-test) memperlihatkan bahwa rata-rata nilai kredibilitas informasi berdasarkan situs belanja diperoleh nilai sebesar 16,933 dan nilai rata-rata kredibilitas informasi berdasarkan media sosial diperoleh nilai sebesar 16,226. Hal ini memperlihatkan bahwa kredibilitas informasi yang berasal dari situs belanja mempunyai nilai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan kredibilitas informasi dari media sosial. Hal ini mengindikasikan bahwa bahwa kredibilitas informasi dari situs belanja lebih dipercaya oleh konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk fashion di Kota Banda Aceh.

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa nilai thitung

diperoleh nilai sebesar 2,659 dan nilai ttabel sebesar 1,976 (2,659 >

1,976) yang berarti penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho yang menunjukkan adanya perbedaan antara kredibilitas informasi yang diterima melalui situs belanja dengan kredibilitas informasi yang diterima dari media sosial, pada taraf signifikansi sebesar 0,009.

Tabel 8. Uji-t Perbedaan Kegunaan Informasi

Berdasarkan

Media Sosial dan Situs Belanja

No.

95% Confidence Interval of the Difference o

w

Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil uji beda (t-test) memperlihatkan bahwa rata-rata nilai kegunaan informasi berdasarkan situs belanja diperoleh nilai sebesar 17,300 dan nilai rata-rata kegunaan informasi berdasarkan media sosial diperoleh nilai sebesar 16,780. Hal ini memperlihatkan bahwa kegunaan informasi yang berasal dari situs belanja mempunyai nilai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan kegunaan informasi dari media sosial. Hal ini mengindikasikan bahwa bahwa kegunaan informasi dari situs belanja lebih berguna bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk fashion di Kota Banda Aceh, dibandingkan dengan kegunaan informasi dari media sosial.

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa nilai thitung

diperoleh nilai sebesar 1,990 dan nilai ttabel sebesar 1,976 (1,990 >

(10)

Tabel 9. Uji-t PerbedaanAdopsi Informasi Berdasarkan Media Sosial dan Situs Belanja

No

Std. Deviasi 2,92

3

Std. Error Mean ,238

95% Confidence Interval of the Difference

Lo

Sig. (2-tailed) 0,00

0 Sumber :Output SPSS 20 diolah,

2017

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil uji beda (t-test) memperlihatkan bahwa rata-rata nilai adopsi informasi berdasarkan situs belanja diperoleh nilai sebesar 17,473 dan nilai rata-rata adopsi informasi berdasarkan media sosial diperoleh nilai sebesar 16,373. Hal ini memperlihatkan bahwa adopsi informasi yang berasal dari situs belanja mempunyai nilai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan adopsi informasi dari media sosial. Hal ini mengindikasikan bahwa bahwa adopsi informasi dari situs belanja lebih berguna bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk fashion di Kota Banda Aceh, dibandingkan dengan adopsi Informasi dari media sosial.

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa nilai thitung

diperoleh nilai sebesar 4,608 dan nilai ttabel sebesar 1,976 (4,608 >

1,976) yang berarti penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho yang menunjukkan adanya perbedaan antara adopsi Informasi yang diterima melalui situs belanja dengan adopsi Informasi yang diterima oleh konsumen dari media sosial, pada taraf signifikansi sebesar 0,000.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Uji beda variabel kualitas informasi menunjukkan terdapat perbedaan antara kualitas informasi yang diperoleh dari situs belanja dengan kualitas informasi dari media sosial pada niat pembelian produk fashion di Kota Banda Aceh.

2. Sedangkan untuk variabel kredibilitas informasijuga menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, antara kredibilitas dari situs belanja dengan kredibilitas informasi dari media sosial pada niat pembelian produk fashion di Kota Banda Aceh. 3. Hasil penelitian terhadap

variabel kegunaan informasijuga menunjukkan adanya perbedaan nyata antara kegunaan informasi yang diperoleh dari situs belanja maupun kegunaan informasi dari media sosial pada niat pembelian produk fashion di Kota Banda Aceh. 4. Sedangkan variabel adopsi

informasi juga menunjukkan adanya perbedaan nyata yaitu antara adopsi informasi dari situs belanja dengan adopsi informasi dari media sosial pada niat pembelian produk fashion di Kota Banda Aceh.

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka dapat dirangkum beberapa saran sebagai berikut:

(11)

57 membeli produk fashion sejenis, sehingga konsumen

dapat membuat

perbandingan produk yang akan dibeli secara langsung. 2. Kredibilitas informasi yang berasal dari situs belanja dan media sosial bagi konsumen yang mempunyai keinginan untuk membeli produk fashion hendaknya harus dicek kebenarannya sehingga konsumen tidak dirugikan setelah terjadinya transaksi pembelian.

3. Diharapkan kepada calon konsumen yang ingin membeli produk fashion melalui pembelian online

hendaknya selalu

mempertimbangkan

variabel kegunaan informasi, agar informasi yang diperoleh melalui situs belanja dan media sosial benar-benar memberikan nilai guna bagi konsumen yang ingin membeli produk fashion secara online.

4. Sedangkan berkaitan dengan adopsi informasi, hendaknya calon konsumen juga harus mampu mengadopsi beberapa informasi yang dianggap penting tidak harus melalui situs belanja maupun media sosial, tapi juga melalui informasi dari penjualan langsung baik di Mall maupun di pasar biasa.

DAFTAR PUSTAKA

Birn J, Robin.2000.“The international Hand Book Of Market Research Techniques” In Association With The Market Research Society, (Kogan Page) London.

Cooper, Donal R dan William

Emory. 1996.Metode

Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Cooper, Donald R., dan PamelaS. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis, Volume 1. PT Media Global Edukasi. Jakarta. Dharmmesta, Basu Swastha dan

Irawan, 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Disa S. M. 2017. Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Terhadap Niat Pembelian Konsumen Di Portal E-Commerce Zalora. Co. Id. Skripsi. FEB Universitas Syiah Kuala. Erkan I, dan Evans C. 2016.Social

Media or Shopping Website? The Influence of Ewom on Consumers’ Online Purchase Intention. Journal of Marketing Communications. Erkan I, dan Evans C. 2016. The

Influence of eWOM in Social Media on Consumers’ Purchase Intention: An Extended Approach to Information Adoption. Computers In Human Behavior Journal.

Fazli mohd danTahir H. 2009. Website Quality and Consumers Online Purchase Intention of Air Ticket. International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS Vol:09 No:10.

Ganguly, Boudhayan, SatyaBhusan Dash, Dianne Cyr dan Milena Head. 2010. The Effects of Website Design on Purchase Intention in Online Shopping: The Mediating Role of Trust and The Moderating Role of Culture. International Journal of Electronic Business, Vol. 8, No. 4/5.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

(12)

in Online Auctions: Brand,

Word-of-Mouth, and

Customized Information. Journal of Computer-Mediated Communication.

Jalilvand M. Reza. 2012. The Effect of Electronic Word of Mouth on Brand Image and Purchase Intention AnEmpirical Study in The Automobile Industry in Iran. Journal Marketing Intelligence & Planning Vol.30 No.4.

Jarvenpaa, Sirkka L., Noam Tractinsky dan Lauri Saarinen. 1999. Consumer Trust in an Internet Store: A Cross-Cultural Validation. Journal of Computer-Mediated Communication.

Khalisa Nanda. 2016. Pengaruh Electronic Word of Mouth

(e-WOM) AkunInstagram

“Kulineratjeh”

terhdapNiatBelidengan Brand Image sebagai Variable

Mediasi (Studipada

PenggunaAkunInstagram “Kulineratjeh” di Kota Banda Aceh). Skripsi.FEB Universitas Syiah Kuala.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Lim, Yi Jin, Abdullah Osman, Shahrul Nizam Salahuddin, Abdul Rahim Romledan Safizal Abdullah. 2016. Factors Influencing Online Shopping Behavior: The Mediating Role of Purchase Intention. Procedia Economics and Finance. Vol. 35.

Mandilas, A., Karasavvoglou, A., Nikolaidis, M., dan Tsourgiannis, L. 2013. Predicting Consumer's Perceptions in On-line

Shopping. Procedia

Technology, Vol. 8.

Monsuwe,T.P., B.G.C. Dellaert, K.d Ruyter. 2004. What drives consumers to shop online? A

literature review.

International Journal of

Service Industry

Management, Vol. 15.

Nazar, Rafki dan Syahran. 2008. Pengaruh Privasi, Keamanan, Kepercayaan dan Pengalaman terhadap Niat untuk Bertransaksi Secara Online. SNA XI.

Sarboini., Adam, M dan Mahdani. 2015. Penilaian prestasi kerja dan promosi terhadap motivasi kerja serta dampaknya pada kinerja karyawan Universitas Serambi Mekkah (USM) Aceh. Jurnal Manajemen.

Sari V. Mustika. 2012. Pengaruh Electronic Word of Mouth (eWOM) di Sosial Media Twitter terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada Restoran Holy cow steak). Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Universitas Indonesia.

Sarjono, H,. Julianita, W. 2011.SPSS vs LISREL. Jakarta: Salemba Empat.

Shaouf, Abubaker, Kevin Lu dan Xiaoying Li. 2016. The Effect of Web Advertising Visual Design on Online Purchase Intention: An Examination Across Gender. Computers in Human Behavior.

(13)

59 Utomo, Pudji, Endang Leingsih dan

Yohanes Suhari. 2011. Kepercayaan Terhadap Internet Serta Pengaruhnya Pada Pencarian Informasi dan Keinginan Membeli Secara Online. Jurnal Dinamika Informatika, Vol. 3, No. 1. Wahyuningtyas, Yunita Fitri dan

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengujian Kaiser
tabel 3menunjukkan bahwa semua item
Tabel 5. Reliabilitas Variabel
Tabel 8. Uji-t Perbedaan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Uji Beda Pengaruh Dimensi Keyakinan (Conviction) Terhadap Niat Beli Berdasarkan Jumlah Rata-rata Nilai Transaksi Tiap Kali Belanja di Zalora.co.id Yang Berbeda-beda.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kualitas Informasi dan Kredibilitas Sumber terhadap Keguanaan Informasi dan Dampaknya pada Adopsi Informasi

Hal ini menunjukan bahwa semakjn tinggi kepercayaan konsumen terhadap Situs online Lazada maka akan semakjn tinggi keputusan pembelian produk fashion pada Situs Lazada;

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel independent yaitu kegunaan (X1), kualitas informasi (X2), dan kualitas interaksi

Dari hasil uji f dalam regresi linear berganda diketahui bahwa seluruh variabel bebas (kepercayaan, kemudahan dan kualitas informasi) secara simultan

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel independent yaitu kegunaan (X1), kualitas informasi (X2), dan kualitas interaksi

Data dari hasil penelitian menunjukan bahwa Kepercayaan X1 dan Kualitas Informasi X2 secara bersama-sama mempengaruhi Keputusan Pembelian Y secara online pada situs Traveloka.com

817 Pengaruh Reputasi, Kualitas Informasi, Dan E-Wom Terhadap Minat Beli Pada Situs Jual Beli Online Tokopedia Dengan Kepercayaan Pelanggan Sebagai Variabel Mediasi Durotun Nasikah1,