• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KAUM IBU SEBAGAI TIANG NEGARA DAL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFIL KAUM IBU SEBAGAI TIANG NEGARA DAL (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROFIL KAUM IBU SEBAGAI TIANG NEGARA

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

1

Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag/HP.085361075856 Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pascasarjana UIN SU

Pendahuluan

Bila menelaah dalam ajaran Islam, terutama pada sumber utamanya, yakni Alquran dan as-Sunnah, maka Islam tidak mengenal diskriminatif antara posisi laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan di hadapan Tuhan sama, yang berbeda adalah seberapa patuhnya dia dengan Tuhan. Berdasarkan ini, maka kualitas kepatuhannya kepada Tuhanlah yang membedakannya antara satu dengan lainnya. Dalam Islam semua orang dapat berperan dan berkarier sesuai dengan kualitas yang dimilikinya, tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal karier dan kepemimpinan, misalnya, siapapun yang memiliki kualitas sesuai dengan standar yang diakui, maka dia dibenarkan untuk memasukinya. Jika ditelaah lebih lanjut, maka dalam kehidupan keluarga peranan suami istri memiliki andil yang sama untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Dengan catatan, mereka harus saling bekerjasama, saling memahami dan saling mendukung amanah yang diemban.

Dalam sejarah Islam, sebagian Ulama memberikan nasehat bahwa wanita sebagai ibu rumah tangga dalam suatu keluarga itu bagaikan pelita, jika sebuah rumah tangga tidak ada wanita (istri), maka itu bagaikan rumah yang kehilangan pelita, dia akan gelap. Berdasarkan ini, jika nasehat ulama di atas diikuti, maka sebagai ibu rumah tangga mestinya jangan jauh-jauh dari keluarganya. Sebab, rumah tangganya boleh jadi akan gelap.

Profil kaum ibu dalam pandangan Islam adalah istimewa, salah satu peranannya yang istimewa adalah melalui kaum ibu, manusia dapat berkem bang biak hingga saat ini. Jika dihubungkan dengan tiang negara, maka kaum ibu menurut Islam akan berfungsi secara signifikan sebagai tiang negara, bila kaum ibunya memiliki kualitas yang prima, jika tidak maka boleh jadi negara akan roboh, karena tidak disokong dengan tiang yang kuat dan kokoh. Inilah pentingnya pembahasan profil kaum ibu sebagai tiang negara dalam perspektif Islam.

1Disampaikan dalam acara Kegiatan Dharmawanita UIN SU, dengan Tema: “Peringatan

Hari Kartini”, Medan, Selasa/41 April 4345, di kantor Dharmawanita Birto Rektor UIN

(2)

2

Profil Kaum Ibu dalam Alquran dan As-Sunnah

Adalah sesuatu yang tidak dapat dinafikan bahwa mengabaikan perempuan berarti mengabaikan setengah dari potensi masyarakat dan melecehkan mereka berarti melecehkan seluruh manusia, karena tidak seorang manusiapun, kecuali Nabi Adam as dan Hawa, yang tidak lahir melalui seorang perempuan. Berdasarkan ini, maka jelaslah pentingnya perempuan dalam kehidupan manusia.

Bahkan, Allah swt memberikan nama surat an-Nisa’ (kaum perempuan/ kaum ibu) merupakan surat ke-4 dari urutan Alquran, sebagai penghormatan kepada kaum perempuan . Surat ini membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan perempuan. Ayat pertama dalam surat an-Nisa’ menjelaskan bahwa Allah swt menciptakan manusia dari diri yang satu, yakni dari Nabi Adam, kemudian Allah meenciptakan dari diri yang satu pasangannya, ini mengandung makna menurut M.Quraish Shihab; pasangan suami istri hendaknya menyatu, yakni menyatu dalam perasaan dan pikirannya, dalam cita dan harapannya, dalam gerak dan langkahnya.2 Jika ini terwujud, maka akan terasa mudah untuk meraih berbagai cita dan harapan yang sama-sama didambakan oleh suami istri tersebut.

Dalam suatu hadis, Rasul saw memberikan pesan kepada sahabatnya agar berbakti kepada Ibunya, bahkan pesan itu diulanginya sampai 3 kali, dan hanya sekali untuk ayahnya. Perhatikan hadis berikut ini;

يراخبلا حيحص

(al-Bukhari-5514): Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Jarir dari 'Umarah bin Al Qa'qa' bin Syubrumah dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah ra. dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasul saw. sambil berkata; "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "kemudian siapa lagi?" beliau

2M.Quraish Shihah, Tafsir al-Misbah, volume 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2010, cet.ke-3) h.400. 3Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Al-Jami’ as-Sahih, al-Musnad min Hadis

(3)

3

menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" dia menjawab: "Kemudian ayahmu." H.R.al-Bukhari.

Jelas hadis di atas memberikan pelajaran kepada manusia agar berbakti kepada ibunya. Pertanyaannya mengapa sedemikian istimewa diberikan oleh Rasul kepada seorang ibu? Jawabannya, perhatikan Alquran Q.S.Luqman/31: 14:

ْا اَْ يصَسَس

ِإ َكْيَدِلاَوِلَس ِِ ْرُكْشا ِنَأ َِْْماَع ِِ ُ ُلاَصَِس ٍنْهَس ىَلَع اًْهَس ُ مُأ ُ ْتَلَََ ِ ْيَدِلاَوِب َناَسْنِإ

َِ

ُيِصَمْلا

ُ

41

َ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua (ibu-bapanya); ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada Allah dan kepada kedua orang (ibu bapakmu), hanya kepada-Kulah kembali mu.

Ayat ini memberikan gambaran betapa berat amanah yang diberikan kepada seorang ibu. Penderitaan seorang ibu demikian berat tatkala mengandung anaknya selama 9 bulan, setelah itu menyusuhi selama 2 tahun. Jadi, wajarlah Allah swt dan Rasul-Nya memberikan keistimewaan tersendiri bagi seorang ibu.

Selanjutnya, dalam suatu rumah tangga yang berkualitas dan bahagia, menurut hadis Rasul saw salah satu syaratnya adalah adanya istri (ibu rumah tangga) yang salihah. Ini memberikan pelajaran yang sangat berharga, rumah tangga akan sulit meraih kebahagiaan jika eksistensi ibu rumah tangga tidak ada. Jadi, peranan kaum ibu sangat signifikan dalam tatanan rumah tangga yang merupakan unit terkecil dari suatu negara. Perhatikan hadis berikut ini.

ابح نبا حيحص

ن

ُ

9

/

013

َ

ايندلا ِ ءرما ةداعس نم يه ِلا ءايشأا نع رابخإا ركذ

1304

ِنْب ِزيِزَعلا ِدْبَع ُنْب ٌدمَُُ اََ ثدَح :َ اَق ْيِقَث ََْوَم ْ يِهاَرْ بِإ ِنْب قاَحْسِإ ُنْب ٌدمَُُ اَنَرَ بْخَأ

ىَسْوَم ُنْب ُلْضَفلا اََ ثدَح :َ اَق ةَمْزَر َِِأ

ِنْب ِلْيِعاَِْْإ ْنَع دِْه َِِأ ِنْب ٍدْيِعَس ِنْب ِلا ِدْبَع ْنَع

ِلا ُ ْوُسَر َ اَق :َ اَق ِّدَج ْنَع ِ ْيِبَأ ْنَع صاقَس َِِأ ِنْب ٍدْيِعَس ِنْب ٍدمَُُ

-: لسس يلع لا ىلص

(4)

4 Abdul ‘Aziz bin Abi Zarmah menceritakan kepada kami, dia berkata, Al-Fadl bin Musa menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Sa’id bin Abi Hind, dari Isma’il bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Waqqas, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, Rasul saw. bersabda, “Ada empat kebahagiaan (dalam rumah tangga): istri yang salihah, rumah yang luas, tetangga yang salih, dan kenderaan yang nyaman. Ada empat kesengsaraan: tetangga yang buruk, istri yang buruk (perangainya), rumah yang sempit (hatinya), dan kenderaan yang buruk (tidak bertakwa).”H.R.Ibn Hibban, dalam Sahihnya. Al-Albani mencantumkan hadis ini dalam bukunya: Silsilah as-Sahihah.

Hadis di atas memberikan pelajaran bahwa kebahagiaan suatu rumah tangga itu di antara syaratnya setidaknya ada 4, yaitu:

1. Istri yang salihah (memiliki iman, ilmu, dan amal salih) 2. Rumah yang luas, (hati luas atau berjiwa besar)

3. Tetangga yang baik (salih), (tidak jahat)

4. kenderaan yang nyaman, (memiliki kenderaan takwa)

Adapun kesengsaraan dalam suatu rumah tangga di antaranya juga ada 4, yaitu:

1. Tetangga yang buruk, (perangainya) 2. Istri yang buruk (perangainya)

3. Rumah yang sempit (hati/jiwanya), dan 4. Kenderaan yang buruk (tidak bertakwa).

Berkenaan dengan kaum wanita (ibu), dalam suatu hadis ditegaskan oleh Rasul saw bahwa dunia ini merupakan perhiasan, sebaik-baik perhia san adalah wanita yang salihah:

لسم حيحص

4Al-Amir ‘Ala ad-Din ‘Aliy bin Balban al-Faris, Sahih Ibn Hibban bi Tartib Ibn Balban, Jilid 9,

(5)

5

(Muslim-1469): Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ab dullah bin Numair Al-Hamdani telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ya zid telah menceritakan kepada kami Haiwah telah mengabarkan kepadaku Syurahbil bin Syarik bahwa dia pernah men dengar Abu Abdurrahman Al-Hubuli telah bercerita dari Abdullah bin 'Amru bahwasannya Rasul saw. bersabda: "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salihah."H.R.Muslim.5

Alquran memberikan dorongan kepada, baik lelaki (kaum bapak) maupun perempuan (kaum ibu), jika mau mendapat kehidupan yang baik (berkualitas) dalam kehidupan di dunia ini, maka harus memiliki keimanan dan amal kebaikan (salih). Perhatikan Q.S.an-Nahl/16: 97-100:

ْنَم

اًِِاَص َلِمَع

َوُهَس ىَثْ نُأ ْسَأ ٍرَكَذ ْنِم

ٌنِمْؤُم

َ

ًةَبّيَط ًةاَيَح ُ َ يِيْحَُل

اَم ِنَسْحَأِب ْ ُهَرْجَأ ْ ُه َ يِزْجََلَس

َنوُلَمْعَ ي اوُناَك

ُ

97

َ

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki mau pun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya pasti Kami (Allah) berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Pandangan Islam terhadap Kaum Ibu sebagai Tiang Negara

Kata tiang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan di antaranya; tonggak panjang untuk menyokong atau menyangga (atap, lantai, jembatan dan sebagainya); sesuatu yang menjadi pokok kekuatan, penghidupan dan sebagainya.6 Dari pengertian ini, yang langsung berkaitan dengan makalah, maka dapat diambil pengertian bahwa tiang merupakan sesuatu yang menjadi pokok kekuatan dan penghidupan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kaum ibu sebagai tiang negara, maknanya kaum ibu adalah salah satu yang menjadi pokok kekuatan dan penghidupan suatu negara. Dapat diartikan pula jika kaum ibunya lemah maka akan lemahlah negara tersebut, demikian sebaliknya, jika kaum ibunya kuat dan berkualitas, maka negara

5Al-Imam Abi al-Husain Muslim al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairiy an-Naisaburiy, al-Jami’ as

-Sahih, juz 4 (T.TP: TP, TT), h.178. atau lihat juga pada : Fadilah asy-Syaikh Salih bin ‘Abd al-‘Aziz bin Muhammad bin Ibrahim, Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif Kutub as-Sittah, ar-Riyad: Dar as-Salam, 1421H/2000, h. 926.

6Departemen Pendidikan Nasional, Kamu Besar Bahasa Indonesia , Edisi Keempat (Jakarta :

(6)

6

tersebut akan kuat dan berrkualitas. Ini menunjukkan penting peranan kaum ibu sebagai tiang dalam suatu negara.

Oleh karenanya, Islam memberikan dorongan kepada kaum ibu dan yang menjadi mitranya, yakni kaum bapa (laki-laki) agar senantiasa meningkatkan kualitas kaum ibu dalam kehidupannya. Usaha meningkatkan kualitas kaum ibu dalam suatu negara dimulai dari unit terkecilnya, yaitu keluarga.

Dalam Islam gambaran profil kaum ibu agar berfungsi maksimal sebagai tiang negara, mestilah berkualitas baik lahir maupun batin. Kualitas lahir tentunya badannya sehat dengan memberikan makanan yang halal dan bergizi, sedangkan kulitas batin atau jiwa adalah diisi dengan iman, ilmu dan amal salih. Jika ini terpenuhi, maka terpenuhilah kaum ibu sebagai tiang negara. Kualitas lahir dan batin ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain harus menyatu. Jadi, profil kaum ibu bisa menjadi tiang negara yang kokoh, kalau mereka mampu mewujudkan dalam keluarga sakinah, mawadddah, warahmah. Jika tidak maka negara kehilangan tiangnya. Sebab keluarga adalah unit terkecil dalam suatu negara.

Penjelasan tentang sakinah, mawadddah, warahmah sebagai berikut:

Sakinah: ialah sifat khusus yang menunjukkan bahwa orang yang memili kinya mampu menguasai gejolak hati dan perasaannya serta mampu me ngendalikannya. Iman merupakan faktor utama yang dapat membuat se seorang mencapai kebahagiaan. Hal inilah yang akan dirasakan di dalam jiwanya semua ini dampak dorongan iman.7 Ayat tentang istilah sakinah

dalam Alquran terdapat dalam Q.S.al-Fath/48:4:

إ

َ َزْ نَأ يِذلا َوُه

َةَنيِكَسلا

َمسلا ُدوُُج ِ لِلَس ْ ِِِاَمِإ َعَم اًناَمِإ اسُداَدْزَ يِل َِِْمْؤُمْلا ِبوُلُ ق ِِ

ِتاَسا

ُلا َناَكَس ِضْرَأاَس

اًميِكَح اًميِلَع

ُ

1

َ

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Mawaddah ialah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (dapat dikatakan mawaddah ini ialah cinta yang didukung oleh kekuatan nafsu seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu,

7Lihat, Tim Penulis Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah Edisi Revisi

(7)

7

setiap makhluk Allah diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada material seperti cinta karena kecantikan, ketampanan, jasmani yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang.8

Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada belaian kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala niatan pertama saat melangsungkan pernikahan ialah karena mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasul-Nya serta bertujuan hanya untuk mendapatkan rida Allah swt.9 ayat tentang gambaran mawaddah warahmah, disebutkan

dalam Q.S.ar-Rum/30:21:

ْ ُكَْ يَ ب َلَعَجَس اَهْ يَلِإ اوُُكْسَتِل اًجاَسْزَأ ْ ُكِسُفْ نَأ ْنِم ْ ُكَل َقَلَخ ْنَأ ِ ِتاَيآ ْنِمَس

ًةَََْرَس ًةدَوَم

ِِ نِإ

َنسُركَفَ تَ ي ٍمْوَقِل ٍتاَيآ َكِلَذ

ُ

44

َ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesung guhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi ka um yang berpikir.

Penutup

Unit terkecil suatu bangsa adalah keluarga. Karena, bangsa dalam suatu negara adalah kumpulan dari berbagai masyarakat yang ada dalam negara tersebut, sedangkan masyarakat adalah kumpulan dari berbagai keluargai dalam suatu lingkungan masyarakat. Dalam suatu keluarga, peranan istri (sebagai ibu rumah tangga) adalah sangat signifikan. Berdasarkan ini, maka peranan kaum ibu sebagai tiang negara sangat signifikan dalam mewujudkan kualitas bangsa dalam suatu negara.

Jadi, profil kaum ibu bisa menjadi tiang negara yang kokoh, Islam memberikan gambarannya kalau mereka (kaum ibunya) mampu mewujud kan dalam keluarga sakinah, mawadddah, warahmah. Jika tidak maka negara kehilangan tiangnya. Kalau negara kehilangan tiangnya tunggulah keruntuhannya. Sebab keluarga adalah unit terkecil dalam suatu negara.

8 Lihat: Tim Penulis Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah Edisi Revisi

(Yogyakarta : Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, 2014), h. 9- 18.

(8)

8 Bibliografi

Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Al-Jami’ as-Sahih, al-Musnad min Hadis Rasulillah saw wa Sunanihi wa Ayyamihi, Qahirah : al-Maktabah as-Salafiyah,1400 H, juz 4.

Al-Amir ‘Ala ad-Din ‘Aliy bin Balban al-Faris, Sahih Ibn Hibban bi Tartib Ibn Balban, Jilid 9, Beirut: Muassasah ar-Risalah,1414 H/1993 M. Departemen Pendidikan Nasional, Kamu Besar Bahasa Indonesia, Edisi

Keempat, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Fadilah asy-Syaikh Salih bin ‘Abd al-‘Aziz bin Muhammad bin Ibrahim, Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif Kutub as-Sittah, ar-Riyad: Dar as-Salam, 1421H/2000.

M.Quraish Shihah, Tafsir al-Misbah,volume, 2, Jakarta: Lentera Hati, 2010, cet.ke-3.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah penelitian ini adalah: (1) apakah karya sastra Ayu Utami mempunyai nilai khusus terhadap minat baca mahasiswa sastra Indonesia UNAIR (2) apakah karya

· Virus, pada aglaonema ditandai dengan daun yang berubah menjadi kekuningan atau menjadi keriting, perubahan tersebut karena virus dapat menghancurkan klorofil dan

bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh pada kepuasan pengguna atau. hipotesis

Di berbagai jenis produksi, tenaga kerja merupakan asset bagi keberhasilan suatu perusahaan. Kesuksesan suatu produksi terletak pada kinerja sumber daya manusia yang

Kemudian, secara parsial dengan melihat nilai Prob(t-Statistic) yang lebih kecil dari taraf nyata sebesar 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa FDI, PMTB, dan angkatan

PENCAIRAN GAJI SAMPAI DENGAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOEDIRAN MANGUN SUMARSO3.

keduanya merupakan ahli fihq mazhab Hanafi yakni mendefinisikan wakaf adalah menahan tindakan hukum orang yang berwakaf terhadap hartanya yang telah diwakafkan dengan

Pada penelitian ini peneliti mengusulkan sistem yang baru, yaitu Aplikasi Multimedia Pembelajaran Simulasi Instalasi Sistem Operasi Pada Mata Kuliah Praktek Sistem