• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi 4G LTE Regulasi dan Implementa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teknologi 4G LTE Regulasi dan Implementa"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 |

R o b e r t u s . b r i a @ g m a i l . c o m

TEKNOLOGI 4G LTE: REGULASI DAN

IMPLEMENTASI DI INDONESIA

Robertus Bria (55416110006)

Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana

Mata kuliah Regulasi dan hukum ICT

Dosen: DR Ir IWAN KRISNADI MBA

Abstrak --- Pada saat ini perkembangan

teknologi jaringan nirkabel di Indonesia

sudah berkembang dengan pesat.

Teknologi 4G LTE juga sudah mulai

dikembangkan dan diimplementasikan

di Indonesia. Tetapi jaringan 4G ini tidak

bisa diimplementasikan dengan

sempurna. Hal ini disebabkan karena

infrastruktur yang belum memadai

termasuk hardware dan softwarenya,

dan juga regulasi atau dasar hukum

yang mengatur penerapan 4G LTE ini

juga masih perlu dikaji lebih jauh agar

memudahkan pihak swasta dalam

memanfaatkan dan menerapkan

teknologi ini di Indonesia. Hal ini dapat

membantu pemerintah dalam menjawab

tantangan perkembangan teknologi 4G

di Indonesia.

Kata kunci --- Teknologi 4G, spektrum

Frekuensi, lebar pita, Regulasi, LTE,

dasar hukum

I. Latar Belakang

Teknologi wireless generasi ke-4 meliputi seluruh teknologi broadband wireless yang memiliki kemampuan di atas kemampuan teknologi 3G yang dapat memberikan layanan-layanan IP-based voice, data and streaming multimedia dengan kecepatan dan quality of

experience (QoE) / quality of service (QoS) yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi 3G, yang bisa diberikan secara unik kepada masing-masing pelanggan. Tetapi hal ini tidak ditunjang dengan penyebaran jaringan 4G di Indonesia yang masih terkendala. Pengguna koneksi 4G LTE di Indonesia baru 15 persen saja alias paling rendah daripada empat negara lain yang menjadi sampel. Fakta ini membuktikan bahwa tugas operator telekomunikasi untuk mengonversi pengguna 3G ke 4G di NKRI masih jauh dari tuntas.

II. Tujuan

(2)

2 |

R o b e r t u s . b r i a @ g m a i l . c o m

berkembangnya ICT menjadi general technology sebagai bagian integral dari Infrastruktur Nasional, maka penataan frekuensi yang tepat harus dilakukan sesegera mungkin. Tujuan Penelitian ini adalah penulis mencoba mengkaji lebih jauh tentang regulasi spektrum dan implementasi 4G di Indonesia. Berkaitan dengan implementasi penulis juga melakukan identifikasi pengalokasian pita frekuensi 1800 MHz dan kesiapan operator jaringan bergerak yang telah mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan bergerak seluler generasi keempat (4G).

III. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka untuk mengkaji regulasi yang ada di Indonesia dan alokasi pita frekuensi 4G LTE pada operator serta penyebaran jaringan 4G LTE.

IV. Pembahasan

A. Regulasi Spektrum Frekuensi

Sistem telekomunikasi nirkabel yang dikenal, ditemukan, ataupun digunakan seluruhnya membutuhkan apa yang disebut sebagai Spektrum Frekuensi. Penggunaan spektrum frekuensi radio secara global diatur oleh badan khusus PBB di bidang telekomunikasi, yaitu International Telecommunication Union (ITU). Dan, penggunaan spektrum radio tersebut diatur oleh suatu hukum internasional yang bersifat mengikat (treaty) dalam bentuk Radio Regulation ITU, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari konstitusi dan konvensi ITU.

Di Indonesia aturan global di atas dijabarkan ke

dalam undang-undang telekomunikasi

sebagaimana tercantum dalam undang-undang (UU) No. 36 Tahun 1999 tentang spektrum frekuensi radio. Regulasi ini kemudian diturunkan ke dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52/2000 dan PP Nomor 53/2000.

Berdasarkan hasil penelitian (Fandi Ali Mustika, 2015) terdapat berbagai permasalah dari

regulasi tersebut di atas sehingga perlu dilakukan perubahan yang disusun kembali oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Permasalahan tersebut antara lain:

1. Belum ada pemanfaatan spektrum frekuensi yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat seperti yang diamanatkan dalam undang-undang.

2. Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan alokasi spektrum frekuensi radio sangat mahal.

Permasalahan di atas berdampak juga terhadap penggunaan Spektrum Frekuensi 4G LTE di Indonesia. Berdasarkan penelitian (Fadhli Fauzi, 2012) dijelaskan adanya permasalahan pada regulasi dan hardware serta software yang digunakan untuk mengakses jaringan 4G ini. Selain kedua regulasi di atas terdapat juga permasalahan pada Kepmenhub No. 20 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.

Selain aturan UU yang sudah dijelaskan di atas terdapat pula tata cara proses permohonan izin penggunaan frekuensi seperti pada gambar di bawah ini :

B. Alokasi Pita Frekuensi 4G di Indonesia

(3)

3 |

R o b e r t u s . b r i a @ g m a i l . c o m

disajikan pada tabel berikut :

Dari data di atas dapat dilihat hanya empat operator yang layak memanfaatkan teknologi 4G yaitu Indosat, Telkomsel dan XL-Axiata serta HCPT.

C. Penyebaran Jaringan 4G

Berdasarkan laporan OpenSignal bertajuk the state of LTE dapat dilihat posisi Indonesia dibandingkan dengan negara lain terhadap kecepatan dan ketersediaan jaringan 4G. Dalam hal ketersediaan, Indonesia ditempatkan di urutan ke-51 dunia dengan jangkauan 58,84 persen. Ini artinya, rata-rata pengguna 4G LTE di Indonesia menemukan sinyal 4G sebesar 58,8 persen dari jumlah waktunya online. Sementara dari segi kecepatan download, OpenSignal menempatkan Indonesia di urutan ke-74. Rata-rata kecepatan download sinyal 4G di Indonesia menurut OpenSignal adalah 8,79 Mbps.

V. Kesimpulan

Implementasi spektrum frekuensi 4G di Indonesia masih mengalami banyak kendala dalam hal regulasi maka perlu dilakukan revisi terhadap regulasi yang sudah ada oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Komunikasi dan Informatika. Ketersediaan jaringan 4G di Indonesia masih sangat terbatas maka perlu untuk diberi kelonggaran kepada operator-operator untuk membangun lebih banyak jaringan 4G di Indonesia.

VI. Daftar Pustaka

[1] Fandi Ali Mustika. (2015), Masalah Hukum dalam Penggunaan Spektrum Frekuensi di Indonesia.

[2] Sri Aryanti, Doan Perdana. (2015). Analisis kelayakan Implementasi LTE 1.8 GHz bagi operator seluler di Indonesia.

[3] Alfin Hikmaturokhman. (2015). 4G Handbook Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2

[4] Ilham Gumiharto (2015), Teknologi 4G -LTE dan Tantangan Konvergensi Media di Indonesia.

[5] Ni Made Erma Pratiwi, Ida Ayu laksmini, Dewi Wirasti. (2013), Implementasi Teknologi 4G di Indonesia

[6] Opensignal.com (November 2016). the state of LTE report.

(4)

4 |

R o b e r t u s . b r i a @ g m a i l . c o m

Spektrum Frekuensi Radio.

[8] sdppi.kominfo.go.id (2016). Revisi PP Nomor 52/2000 dan PP Nomor 53/2000 Sudah Melalui Prosedur Yang Benar.

[9] Postel.go.id. Regulasi SDPPI > Regulasi Frekuensi dan Standardisasi

[10] Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 1999 Tentang

telekomunikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mempertimbangkan dana yang di dapat akhirnya produksi difokuskan pada pembuatan souvenir boneka kaktus dengan merk dagang Botashi (Boneka Tanaman Sukulen Hias Mini)

Penerapan model pembelajaran think pair share dapat lebih efektif dengan memanfaatkan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat mempermudah penyampaian materi, merangsang

Kain campuran poliester-kapas (T/C), yaitu untuk poliester 65 % dan kapas 35 % adalah balian tekstil yang berupa kam yang dibuat dari campuran dua macam serat, yaitu dari serat

%agian in9estigasi fraud dari program pencegahan fraud yang komprehensif diperlukan meskipun perusahaan memiliki pengendalian atas fraud yang benar0benar efektif diterapkan

Sehingga sangat penting menjaga keberlangsungan hidup bayi baru lahir dengan cara mencegah kehilangan panas, karena hipotermia dapat terjadi pada kelahiran dimana

Menggunakan ungkapan-ungkapan untuk menyatakan harapan atau doa sesuai situasi yang diberikan dengan benar..

Arif Nugroho ( 2002 ) dengan penelitian “Pengaruh carburizing arang kayu jati dan arang cangkang kelapa dengan austempering pada mild steel (baja lunak) produk