• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA USAHA KELOMPOK WANITA TANI DI KABUPATEN KEDIRI Analysis of Business Performance of Women Farmers Group (KWT) In Kediri Regency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KINERJA USAHA KELOMPOK WANITA TANI DI KABUPATEN KEDIRI Analysis of Business Performance of Women Farmers Group (KWT) In Kediri Regency"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

108 ANALISIS KINERJA USAHA KELOMPOK WANITA TANI DI

KABUPATEN KEDIRI

Analysis of Business Performance of Women Farmers Group (KWT) In Kediri Regency

Endah Rahayu Lestari1*, Linda Citra Amelia1

1

Jurusan Teknologi Industri Pertanian,- FakultasTeknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl Veteran Malang

*Email: endahlestari24@yahoo.com

Abstrak

Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan salah satu bentuk kelembagaan petani. Kabupaten Kediri memiliki KWT yang telah mempunyai usaha produktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kebijakan pemerintah, pasar kompetitif, dan kualitas sumberdaya kinerja usaha yang dilakukan oleh KWT. Penelitian menggunakan kuesioner yang diisi oleh pengelola KWT. Total kuesioner 30 buah. Persaman model struktural dirancang untuk menguji hubungan dalam model. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pemerintah berupa bantuan mesin dan permodalan, serta pelatihan yang diberikan kepada KWT di Kabupaten Kediri dan kualitas SDM terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha, akan tetapi pasar kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan daya saing.

Kata kunci: Kebijakan pemerintah, kinerja usaha, kualitas sdm, KWT, pasar kompetitif.

Abstract

Group of Women Farmers, also known as Kelompok Wanita Tani (KWT), is one of the farmer institutions. Kediri Regency has KWT with productive business. The aim of this study was to examine the influence of government policies, competitive market, and the quality of human resource on the performance of the business managed by KWT. This study used questionnaire distributed to and filled out by the KWT leaders, with total of 30 questionaires. A structural equation model was designed to examine the relationship in the model. The research results showed that the government policies (such as machine and funding support, training given to the KWTs in Kediri Regency) and the quality of human resource have significant impacts on the KWT’s business performance. While, competitive market has no significant impacts on the competitiveness improvement.

Keywords: Government policies, business performance, the quality of human resource, group of women farmers (KWT), competitive market.

PENDAHULUAN

Pengembangan agroindustri pada dasarnya diharapkan untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi, juga sekaligus diarahkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani dalam memberikan nilai tambah suatu produk pertanian terutama di pedesaan yang memiliki perekonomian rendah. Agroindustri merupakan suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian (Udayana, 2011).

(2)

109 mempunyai suatu usaha produktif dalam skala rumah tangga yang memanfaatkan atau mengolah hasil-hasil pertanian, sehingga dapat menambah penghasilan keluarga (Anonymous, 2013).

Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Kediri pada umumnya sudah memiliki produk unggulan seperti permen susu jagung, kerupuk singkong, keripik ubi jalar, tortila, dodol jagung, mie aneka sayur, keripik pisang dan sebagainya, sehingga Kelompok Wanita Tani ini perlu dikembangkan agar dapat bersaing dengan agroindustri lainnya, sehingga memiliki kinerja usaha yang unggul.

Keunggulan kompetitif diperoleh jika suatu perusahaan dapat memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia dengan lebih cepat dan menerapkan pengetahuannya dengan lebih efektif daripada pesaingnya (Hamel dan Prahalad, 1989). Untuk itu, perusahaan perlu menerapkan strategi yang fleksibel terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi sehingga kapabilitas manufaktur dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang terbatas menjadi syarat mutlak bagi perusahaan untuk tetap bertahan hidup dan mencapai kompetitif. Sejumlah peneliti telah mengevaluasi karakteristik organisasi yang dipertimbangkan sebagai penentu dari inovasi dikategorikan sebagai kompetensi dasar (Tidd, 2000), yang meliputi kompetensi teknologi, yang umumnya diukur dengan intensitas kegiatan R&D; kompetensi sumber daya manusia, yang meliputi pengetahuan dan keterampilan yang merupakan akumulasi dari hasil pelatihan tenaga kerja, dan kompetensi organisasi

Keberadaan pasar yang kompetitif menjadi kendala yang dihadapi oleh KWT, karena mengakibatkan adanya persaingan ketat diantara usaha agroindustri. Banyak cara dapat dilakukan perusahaan dalam bersaing untuk peningkatan kinerja usaha, yang disebut strategi kompetitif, merupakan strategi yang mendorong perusahaan untuk menghadapi lawan (pesaing) dalam segmen industri untuk pemenuhan kepuasan atas kebutuhan pelanggan saat ini maupun dimasa mendatang. Strategi kompetitif juga dapat dikatakan sebagai pendekatan bisnis dan inisiatif yang diambil perusahaan untuk menarik perhatian pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, menguatkan posisi di pasar seta bertahan untuk menghadapi tekanan-tekanan dalam bersaing.

Selain itu, kebijakan pemerintah juga mempengaruhi kinerja usaha KWT. Selama ini kebijakan pemerintah terkait dengan pelatihan, bantuan modal maupun mesin yang tidak merata, mengakibatkan perkembangan agroindustri kurang maksimal. Kualitas SDM dalam mengelola usaha juga mempengaruhi kemampuan inovasi atau pengembangan produk yang berpengaruh terhadap daya saing. Oleh karena perlu mengevaluasi kinerja usaha KWT dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas, sehingga hasilnya dapat menjadi masukan untuk peningkatan kinerja usaha dan perbaikan kebijakan pemerintah.

METODE PENELITIAN

Pengembangan model penelitian dan hipotesis

(3)

110 dengan lingkungan dan merespon setiap hambatan yang muncul, dan bahkan individu dapat memanfaatkan hambatan yang muncul sebagai suatu tantangan untuk membangun pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Penguasaan pengetahuan saja tidaklah cukup dan memerlukan penguasaan keterampilan bahkan lebih dari satu keterampilan (multiskill). Di samping itu sumber daya yang ada dalam perusahaan saling mendukung tercapainya tujuan dan perusahaan tersebut selalu mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan secara lebih proaktif (Haribowo, 1994). Untuk dapat menjadi kompetitif di pasar global, maka agroindustri perlu terus didukung oleh kemampuan pengembangan teknologi yang bersifat dinamis dan mampu melakukan inovasi terus-menerus (Lakitan, 2011)

Menurut Fatih (2010), kelompok usaha agrondustri merupakan motor penggerak pengembangan suatu agroindustri. Dalam pengembangannya perlu didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dukungan pemerintah yang diharapkan untuk pengembangan agroindustri meliputi: (1) Dukungan kebijakan, hal ini sangat penting terutama terkait dengan pengembangan jasa pendukung dalam pengembangan kawasan. Transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hal penting bagi pelaku usaha untuk pengembangan usahanya. Bantuan pemerintah baik modal usaha maupun subsidi terutama sarana akan dapat memberikan rangsangan bagi berkembangnya kelompok usaha agroindustri antara lain, pemberian kredit, (2) Bimbingan dan Pembinaan yang berupa penyuluhan maupun pelatihan bagi anggota kelompok agroindustri sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang lebih luas agar terjadi peningkatan efisiensi dan produktivitas suatu usaha.

Kondisi pasar yang kompetitif seringkali menyertai lingkungan usaha, hal ini dapat menyebabkan persaingan yang ketat sehingga diperlukan upaya yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja usaha agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif. Menurut Tavani et al. (2016) situasi pasar yang makin kompetitif dan penuh dengan ketidakpastian, diperlukan pengelolaan secara seksama. Strategi kompetitif merupakan hasil dari upaya-upaya untuk memposisikan perusahaan secara unik dalam lingkungan industri. Dengan keunikan tersebut, perusahaan dapat meraih keberhasilan keunggulan bersaing dan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata sehingga berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.

Jabeen et al. (2013) menyatakan bahwa inovasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Li et al. (2010) juga mengungkapkan bahwa inovasi produk yang dikreasi melalui peningkatkan variasi produk, kualitas, berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Teece (1986) mencatat bahwa lebih dari 70 % hasil kajian empiris menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara inovasi produk dan kinerja perusahaan. Thomhill (2006) mengemukakan bahwa inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan pendapatan. Oleh karena itu, inovasi merupakan pendorong keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang, khususnya dalam kondisi pasar yang dinamis (Baker and Sinkula, 2005).

(4)

111

Gambar 1. Model Struktural Penelitian.

Hipotesis:

H1: Kebijakan pemerintah berpengaruh positif terhadap kinerja usaha H2: Pasar kompetitif berpengaruh positif terhadap kinerja usaha

H3: Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh positif terhadap kinerja usaha

Populasi dan Sampel, Pengumpulan dan Pengolahan Data

Populasi target penelitian adalah semua pengelola Kelompok Tani Wanita di Kabupaten Kediri sebanyak 30 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Model persamaan struktural dirancang untuk menguji hubungan dalam model. Teknik analisis data menggunakan statistik inferensial dengan software PLS (Partial Least Square)

Variabel dan indikator penelitian

Tabel 1. Identifikasi Variabel dan Indikator Penelitian.

Variabel Definisi Operasional Indikator

Kebijakan pemerintah (X1)

Bantuan sarana yang diberikan oleh pemerintah kepada KWT

Pelatihan (X1.1) Bantuan modal (X1.2) Bantuan mesin (X1.3) Pasar kompetitif

(X2)

Atribut-atribut yang mencirikan kondisi persaingan usaha

Harga (X2.1) Keunikan (X2.2) Jumlah pesaing (X2.3) Kualitas SDM (X3) Karakteristik yang melekat pada sdm

dari KWT

Pendidikan (X3.1) Keterampilan (X3.2) Pengalaman bisnis (X3.3) Kinerja usaha (Y) Representasi dari keberhasilan usaha Peningkatan penjualan (Y1)

(5)

112 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Goodness of fit Model

Hasil analisis dengan PLS memperlihatkan bahwa nilai R2 adalah 0,832. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa model yang digunakan dalam penelitian sangat sesuai atau sudah baik karena mendekati 1.

Evaluasi Model Pengukuran

Tabel 2. Nilai Outer Loading dan Rata-Rata.

Variabel Indikator Outer

Tabel 2 memperlihatkan bahwa indikator paling penting pada variabel kebijakan pemerintah (x1) adalah bantuan modal. Hal ini terlihat dari nilai loading sebesar 0,963, akan tetapi dalam kenyataannya pemberian bantuan modal di KWT masih belum baik, sehingga perlu ditingkatkan. Hal ini mungkin disebabkan dana dari pemerintah terbatas, sehingga pemberian bantuan tidak merata, hanya diberikan kepada beberapa KWT saja sebagai unit binaan.

Selanjutnya variabel pasar kompetitif (x2) ditandai dengan indikator yang paling penting adalah banyaknya pesaing, dimana dalam kondisi nyata bahwa terjadi persaingan yang cukup tinggi, sehingga untuk bisa bersaing dalam pasar yang kompetitif KWT harus mempertimbangkan harga produk dan pengembangan (inovasi) serta kualitas produk.

Pengalaman bisnis diantara responden KWT juga masih belum baik, padahal indikator ini sangat penting dalam mengukur kualitas sumberdaya manusia. Hal ini disebabkan KWT belum memiliki pengalaman usaha, serta usaha ini hanya merupakan usaha yang dikelola bersama oleh wanita tani, sehingga perlu ditingkatkan dengan cara mengikutsertakan mereka dalam pelatihan2 kewirausahaan dll.

(6)

113 Evaluasi Model Struktural

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Hasil Uji Hipotesis.

Hipotesis

Statistik Outer Loading t-Statistics t-tabel Keterangan

H1 0,296 2,323* 1,96 Signifikan

H2 0,198 1,065 1,96 Tidak Signifikan

H3 0,464 3,914* 1,96 Signifikan

H1: Pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kinerja usaha

(7)

114 H2: Pengaruh pasar kompetitif terhadap kinerja usaha

Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel pasar kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Hal ini menunjukkan bahwa pasar kompetitif yang diukur dengan harga jual produk, keunikan, dan banyaknya pesaing tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Hal tersebut dikarenakan produk yang diproduksi oleh KWT tidak mempunyai keunikan, dan juga kurang inovatif baik kualitas maupun kemasan sehingga kurang menarik konsumen, akibatnya tidak mampu meningkatkan penjualan maupun keuntungan.. Selain itu juga dikarenakan adanya beberapa KWT yang hanya melakukan pemanfaatan hasil lahan pekarangan yang menyebabkan daya saing yang rendah. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Varis dan Littunen (2010) di Finlandia yang membuktikan bahwa pertumbuhan usaha industri kecil dan menengah dapat diasosiasikan dengan introduksi inovasi produk, proses, serta pasar. Demikian pula beberapa penelitian yang dilakukan oleh Calantone

et al. (2002); Li et al. (2010) Rhee et al. (2010); Ar dan Baki (2011); Jimenez-Jimenez dan Sanz-Valle (2011); Lopez-Nicolas dan Merono-Cerdan (2011); Rosenbusch et al. (2011) menyatakan bahwa inovasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Pada saat ini KWT juga dihadapkan masalah sulitnya memasarkan produk dikarenakan adanya pesaing dengan produk skala industri yang memiliki kualitas tinggi. Adanya persaingan bisnis yang makin ketat dapat memacu dunia usaha untuk lebih memperhatikan strategi yang dijalankan. Persaingan tersebut akan membuat pelaku usaha kesulitan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Agar dapat bertahan di lingkungan bisnis, maka pelaku bisnis melakukan berbagai cara seperti inovasi produk, memperluas pasar, meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki proses produksinya, perbaikan sistem organisasi, dan melakukan penghematan biaya. Inovasi menjadi sangat penting, karena perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar dan memenuhi permintaan baru. Inovasi juga membantu organisasi untuk merespon lingkungan dengan lebih baik (Garcia-Morales et al., 2007).

H3: Pengaruh kualitas sumberdaya manusia terhadap kinerja usaha

Tabel 3 memperlihatkan bahwa variabel kualitas sumberdaya manusia berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas SDM yang diukur dengan pendidikan, keterampilan, serta pengalaman bisnis berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha.

Kualitas SDM sangat penting dalam suatu usaha, karena kualitas SDM dapat meningkatkan kinerja usaha. SDM yang berkualitas dapat diperoleh dengan menggali potensi dari para anggota KWT antara lain dengan cara mengikuti pelatihan serta pembinaan dll. Menurut Widayanti (2007), SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensi dalam suatu usaha, karena kompetisi yang dimiliki berupa intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain. Hal tersebut membuat pelaku usaha harus melakukan pengembangan secara berkesinambungan. Sumber daya manusia harus mempunyai kemampuan teknis, interpersonal, maupun manajerial agar kinerja produksi makin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Abereijo et al. (2007) bahwa keterampilan tenaga kerja berpengaruh terhadap kinerja.

(8)

115 yang terdiri dari: kompetensi teknologi, kompetensi sumberdaya manusia, dan kompetensi organisasi. Schroeder et al. (2002) menambahkan bahwa pengembangan proses dan kepemilikan peralatan berdampak pada keunggulan kompetitif melalui pencapaian kinerja perusahaan yang baik. Dengan demikian, hasil penelitian ini mempunyai kontribusi pada teori RBV dengan memberikan bukti yang mendukung pengaruh positif dari kapabilitas dan sumberdaya terhadap kinerja perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan pemerintah berupa bantuan mesin dan permodalan, serta pelatihan yang diberikan kepada KWT di Kabupaten Kediri dan kualitas SDM terbukti dapat meningkatkan kinerja usaha. Akan tetapi kondisi pasar kompetitif tidak mampu meningkatkan daya saing.

DAFTAR PUSTAKA

Abereijo, Oluwajoba, I., Oluwagbemiga, M., Taiwo., Kehinde, A., Adegbite., Akinade, S. 2007. Assessment of the capabilities for innovation by small and medium industry in Nigeria. African Journal of Business. Vol. 1 (8), 209 – 217.

Anonymous. 2013. Kelompok Wanita Tani (KWT) Mendukung Kegiatan Pertanian di Banjarnegara. Diakses tanggal 30 September 2014

Ar, IM dan Baki, B. 2011. Antecedents and performance impacts of product versus process innovation. Empirical evidence from SMEs located in Turkish science and technology parks. European Journal of Innovatioan Management. Vol 14 (2), 172 – 206.

Baker, WE dan Sinkula, JM. 2005. Environmental Marketing strategy and Firm

performance: Effect on New Product Performance and Market Share. Journal of

the Academy on Marketing Science. Vol. 33 (4), 461 - 475.

Calantone, RJ., Cavusgil, ST., Zhao, Y. 2002. Learning orientation, firm innovation capability ang firm performance. Industrial Marketing Management. Vol. 31 (6), 515 – 524.

Ellitan, L. 2011. Peran Proses Pembelajaran dalam Pengembangan Kapabilitas Manufaktur Skala Menengah dan Besar di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Vol. 4 (1), 50 - 72.

Fatih, C. 2010. Strategi Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut. Jurnal J-SEP. Vol 4(3), 77-88.

Garcia-Morales, VJ., Liorens-Montes, FJ., Verdu-Jover, AJ. 2007. Influence of personal mastery on organizational performance through organizational learning and innovation in large firms and SMEs. Technovation. Vol. 27 (9), 547- 568. Jabeen, R., Alekam, JME., Aldaoud, KAM., Mat, NKN., Zureigat, BNI., Nahi, AK.,

Junaidi, AMF., Hassan. 2013. Antecedents of Firm’s Performance. Empirical Evidence from Yemeni SME’s. American Journal of Economics. Vol. 3 (1), 18 – 22.

(9)

116 Kusuma, FSD dan Devie. 2013. Analisa Pengaruh Knowledge Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Business Accounting Review 1(2): 161-171.

Lakitan, B. 2011.Membangun Agroindustri dan Mewujudkan Sistem Inovasi: Agar teknologi berkontribusi pada kesejahteraan rakyat. Seminar dan Lokakarya Nasional Pengembangan Agroindustri Kalimantan Selatan: tanggal 23 Juni 2011.

Lestari dan Wiyani. 2016. Pengaruh sumberdaya dan kapabilitas terhadap pengembangan usaha. Study Kasus di UKM Kampung Pia Pasuruan. Makalah seminar Nasional APTA, Oktober 2016. Jember.

Li, Y., Su, Z., Liu, Y. 2010. Can Strategic flexibility help firm profit from produk innovation ? Technovation. Vol. 30 (5/6), 300 - 309.

Lopez-Nicolas, C dan Merono-Cerdan, AL. 2011. Strategic knowledge management, innovation and performance. International Journal of Information Management. Vol. 31 (6), 502 – 509.

Prahalad, C dan Hamel, G. 1990. The core competence of the corporation. Harvard Business Review. Vol. 68 (3), 79 – 91.

Rhee, J.. Park, T., Lee, DH. 2010. Drivers of innovativeness and performance for innovative SMEs in South Korea: Mediation of learning orientation.

Technovation. Vol. 30 (1), 65 - 75.

Rosenbusch, N., Brinckmann, J., Bausch, A. 2011. Is innovation always beneficial ? A meta-analysis of the relationship between innovation and performance in SMEs.

Journal of Business Venturing. Vol. 26 (4), 441 - 457.

Schroeder,R.G., Bates, K.A., dan Junttila, M.A. 2002. A-Resource Based View Of Manufacturing Strategy And The Relationship To Manufacturing Performance.

Strategic Management Journal,Vol. 23, 105-117.

Tavani, SN., Sharifi, H and Tavani, ZN. 2016. Market Orientation, Marketing Capability, and New Product Development: The Moderating Role of Absorptive Capacity. Journal of Business Research. Vol. 69, 5059 – 5074.

Teece, D., Pisano, G., Shuen, A. 1997. Dynamic Capabilities and strategic management. Strategic Management Journal. Vol. 18 (7), 509 - 533.

Thomhill, S. 2006. Knowledge, innovation and firm performance in high-and low-technology regimes. Journal of Business Venturing. Vol. 21 (5), 687 – 703. Tidd, J. 2000. From Knowledge Management to Strategic Competence Measuring

Technological, Market and Organisational Innovation, Series on Technology Management, Vol. 3. Imperial College Press, London,

Tsai, KH. 2004. The impact of technological capability on firm performance in Taiwan”s electronics industry. Journal of High Technology Management Research. Vol. 15 (2), 183 - 195.

Udayana, I. G. B. 2011. Peran AgroindustridalamPembangunan Pertanian. Edisi 44. Singhadwala. Jakarta.

Varis, M dan Littunen, H. 2010. Types of innovation, sources of information and performance in entrepreneurial SMEs. European Journal of Innovation Management. Vol. 13 (2), 128 - 154.

Gambar

Tabel 1. Identifikasi Variabel dan Indikator Penelitian.
Tabel 2. Nilai Outer Loading dan Rata-Rata.
Tabel 3.Hasil Uji Hipotesis.

Referensi

Dokumen terkait

Struktur pasar di tingkat eksportir adalah monopsoni yang menunjukkan adanya kekuasaan tunggal ekportir dalam mempengaruhi pasar; (3) perilaku pasar ditunjukkan

Selain itu, hal yang menarik di Desa Papanloe adalah lembaga yang dibangun oleh kaum perempuan seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) yaitu KWT Lestari dan KWT

Kesalahan konsep yang dialami siswa: (a) persamaan reaksi setara adalah reaksi yang jumlah koefisiennya pada reaktan sama dengan jumlah koefisien pada produk,

Angket ini digunakan untuk penelitian pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V sd Negeri

Mahasiswa dapat membuat usulan perencanaan lanskap sederhana berdasarkan peta keseluruhan lanskap kampus Fakultas Pertanian serta hasil inventarisasi tapak pada minggu

Setiap tim peserta harus membuat sebuah payload, yaitu muatan roket berbentuk tabung silinder berisi rangkaian elektronik dan sistem aktuator robotik yang berfungsi sebagai

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari-hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat telah datang sendiri

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kota Bogor berperan penting dalam praktik pertanian perkotaan. Akan tetapi, jumlah KWT mengalami penurunan dan salah satu penyebabnya