• Tidak ada hasil yang ditemukan

Garuda Tak Bersayap 2.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Garuda Tak Bersayap 2.docx"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Garuda Tak Bersayap

(Versi update)

Dibumi Kadiri ditahun 2013, 68 tahun setelah Indonesia Merdeka, Seribu Tahun setelah Prabu Jayabaya menjamin kesejahteraan Rakyat Kadiri. Dimana Alokasi APBN dan APBD 20% untuk sektor Pendidikan. Namun kenyataaanya pendidikan sangatlah mahal dan tidak terjangkau untuk masyarakat kalangan bawah dan membuatnya semakin terbelenggu kemiskinan.

Mereka anak-anak dari kalangan bawah yang penuh dengan kekurangan, Penuh ketakberdayaan dan Penuh dengan bayang bayang ketidak adilan. Namun dalam hati mereka terbubuh semangat baja, asa yang melambung tinggi ke langit biru.

Adegan 1

Seorang anak SD Pulang sekolah. Dia tidak langsung pulang tetapi malah bermain, Mereka berniat main Petak Umpet.

Keluar dengan bernyanyi: Balonku ada Lima

1. Anak 1 : (menoleh ke arah penonton, mencari teman temannya) Teman-teman ... main yuk... yuk Kita Main...

2. Os. Anak 2: (dari arah penonton) Main Apa..., 3. Os. Anak 3: (dari arah penonton) Iya Mau main apa? 4. Anak 1: Main Petak umpet Yuk...

5. Os. Anak 3: Males ah, Perutku lapar. Aku dari pagi belum sarapan

6. Anak 2: (menuju ke panggung) Paling di rumah juga gak ada makanan. Daripada Nahan lapar sendirian mending kita Main bareng bareng.

7. Anak 3: (Keluar dari penonton) Oke Aku Setuju. Tapi mainnya jangan petak umpet ya...

8. Anak 1: kalau begitu main apa dong.

9. Anak 2: Gimana kalau Main Pidato-Pidatoan saja. 10. Anak 1 dan 3: aku setuju... ya aku juga setuju.

Mereka mengundi siapa yang akan pidato duluan.

11.Koor: Hom Pim Pah Alaihum Gambreng... gaambreng... Gaaaaammmmmbreeeeng...

12.Anak 2: (menang, berteriak girang) asik ... Aku jadi Pak SBY...

13.Anak 1 dan 3: (suit) Suiiiit... Jleeng... (diulang) Jleeeeng... 14.Anak 1: (menang) Ihuui... Aku Jadi Bu Mega

15.Anak 3: (berfikir) apa .... ya. Aku Pak... Pak Karno.

16.Anak 1: (memandang ke anak 3) kamu yang kalah jadi kamu yang duluan Mereka menirukan gaya pidato tokoh nasional idola mereka.

Mereka masing-masing berpidato 4-5 baris.

Adegan 2

Muncul Para remaja, Mereka berangkat bekerja, sebagian ada yang masih memakai seragam sekolah mereka, untuk menghidupi masa depan mereka dan juga masa depan Adik-adiknya, Ada yang Menjual Koran, Jamu, Ngamen, dll. Mereka akan menjual apa saja asal mereka bisa terbebas dari Kebodohan dan kemiskinan. Namun mereka tidak akan pernah menjual harga diri mereka. Walau demi apapun juga.

17. Remaja: (keluar menenteng dagangannya, sambil asik ngobrol, melihat kearah anak-anak yang sedang asik berpidato dan ikut mendengarkan, setelah selesai mereka bertepuk tangan memuji mereka) Wah hebat sekali kalian.... he’eh Hebat... Ya Luar biasa. Sangat luar biasa.

18. Remaja 1: Tapi kok Kalian kok belum pulang

19. Remaja 2: Dari pada buat main main mendingan buat Belajar.

20. Remaja 3: Biar cepat pinter... dan kalau Pinter... kalian akan dapat pekerjaan yang layak .... dan kalau sudah kerja kantoran gak akan miskin lagi.

21. Remaja 4: Betul Itu. ngomong-ngomong cita-cita kalian apa? 22. Anak-anak: (menjawab penuh semangat berapi api)

23. Anak 1: Tapi .... ( semua terdiam) tapi kita kan gak punya uang untuk kuliah, kak.... Jangankan kuliah SMA aja biayanya mahalnya gak Ketulungan. Emangnya boleh ya kak kalau bayar pakai daun (polos)

24. Anak-anak: (sedih) Benar kak, kita kan orang miskin

(2)

Kalau Allah Sudah ngomong KUN FAYYAKUN. Jangankan kalian Pengemis aja Bisa jadi Presiden (tertawa, mereka semua tertawa penuh semangat)

26. Remaja 2: Ya sudah mulai sekarang kalian harus Rajin belajar, Ulet dan pantang menyerah supaya mimpi kalian bisa jadi kenyataan. Kakak Mau Kerja dulu. 27. Anak-anak; iya Kak, semoga dapat uang banyak ya.

Remaja menuju ketempat keramaian menjajakan dagangan (ilustrasi ; Pasti Bisa) Anak-anak bergegas ke tempat lain untuk menikmati masa kanak kanaknya. Di akhir lagu remaja menghilang ditengah keramaian

Adegan 3.

Seorang ibu mencari Anaknya yang sejak siang belum pulang, Sudah kebiasaan anak-anak

menghabiskan waktunya untuk main-main diluar rumah. Dia mencari diantara penonton, belum juga ketemu datang seorang perempuan Paruh Baya di kawal Beberapa perempuan

berperawakan tegap dan menakutkan. 28.Rentenir: Selamat sore

29.Ibu: (kebingungan) So.... sore

30.Rentenir: saya tidak mau dengar alasan. Kamu tidak bisa bayar utangmu lagi.

31.Ibu: Ma... maaf. Pasti kami bayar. Tapi tidak sekarang karena kami tidak punya uang. Biaya sekolah anak anak saja sudah nunggak 7 bulan.

32.Rentenir: Dasar Orang miskin tidak tau diri. Tidak tau di untung. Kamu harus ingat yang peduli dan mau meminjami uang pada kalian itu hanya Rentenir seperti kami ini. Apakah kamu pikir Pihak Bank

dan Pemerintah yang kamu bangga banggakan itu mau meminjami kalian uang. (tertawa) karena apa!... karena kalian tidak punya Jaminan. Saya tidak mau tau. Apapun yang terjadi Kalian harus Membayarnya kalau perlu dengan nyawa kalian. (mendorong ibu sampai tersungkur)

Dari kejauhan muncul dua remaja dan seorang anak SD dia adalah. 33.Koor: Hentikan!!!

Jangan sakiti ibu.

jangan siksa ibuku. Hentikan.

Tolong hentikan. (terjadi pergumulan dengan tensi tinggi menandai Klimak mulai dibangun)

34.Rentenir: Saya akan menghentikan jika Ibu kalian bisa mengembalikan uang saya. Minimal bunganya.

35.Remaja1: (bangun, berdiri mendekat, dengan kesal memberikan hasil daganganya pada rentenir ) kalau itu maumu Makan uang ini dan tinggalkan kami.

36.Remaja 2: Makan uang ini juga.

37.Rentenir: (Tertawa terbahak) uang recehan seperti ini untuk apa (mereka terbahak lagi) Ini untuk membayar bunganya saja tidak cukup.

(Terdiam sejenak) Baiklah kali ini aku maafkan tapi Bulan depan kami akan datang lagi, dan jika kami tidak bisa mendapatkan uang kami maka rumah kalian akan kami Bakar. ( tertawa keras meninggalkan Panggung)

38.Remaja dan anak: (mendekati dan merangkul ibunya, tangis histeripun pecah, Tensi makin tinggi)

Adegan Klimak

39.Ibu: (masih menangis) Maafkan aku anak-anakku, ibu tidak mampu membahagiakanmu. Ibu memang orang tua tidak berguna.

40.Anak 1: (terisak) Tidak bu, ibu adalah ibu yang terbaik. Yang diberikan tuhan untuk kami.

41.Ibu; Ibu telah gagal. Gagal memberikan pendidikan untuk kalian, gagal membekali kalian dengan masa depan. Sekali lagi maafkan ibumu ini.

42.Remaja 2: Tidak ibu, Ibu sudah berhasil. Berhasil membawa kami ke Gerbang impian. 43.Remaja 1: benar bu, Ibu telah melakukan semuanya untuk kami.

(Terisak emosional) ini semua bukan kesalahan ibu, tetapi karena ada yang salah di republik ini, padahal Negara telah berjanji untuk membiayai

pendidikan warga negaranya, Bahkan 20% APBN dan APBD sudah dialokasikan untuk sektor pendidikan, dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa supaya dikemudian hari mereka mampu membawa GARUDA ini terbang ke angkasa biru.

(Lantang) uang 336,8 Treliun rupiah yang diberikan negara tidaklah sedikit, Belum lagi alokasi dari APBD propindi dan Kabupaten,

(Marah) Tapi kenapa, Kenapa biaya pendidikan sangatlah mahal dan tidak terjangkau. Sehingga kami harus jatuh bangun untuk memenuhinya, orang tua kami harus terbelit hutang tanpa ujung hanya untuk membayar biaya sekolah. Ya Allah,

(meratap) apa sesungguhnya yang terjadi pada negara kami. Kenapa yang orang bilang ini adalah kolam susu

(3)

Ya Allah,

Jika Negara tidak mampu mengurus kami,

Karena para pejabat dan anjing-anjing piaraanya itu telah berhianat pada ibu pertiwi.

Karena mereka Egois. Hanya mementingkan diri mereka sendiri. Sehingga kami dibiarkan terjerembap dalam lumpur kebodohan dan kemiskinan dengan seribu alasan.

Aku mohon oh.. Tuhan,

Bantulah kami melakukannya untuk diri kami dan untuk adik-adik kami.

Jika memang karena Biaya Pendidikan yang tidak mampu kita bayar. Aku rela, Aku rela Tuhan kalau harus menggantungkan seragamku. (melepas Seragam, dan merobek-robeknya)

Asal, asal adik-adikku dapat menggapai mimpinya. Dan hanya kepada merekalah kami menggantungkan mimpi.

Untuk itu (membuka kancing baju, terus melepas dan merobik) Selamat tinggal, selamat tinggal Kebodohan)

Remaja 1 Melemparkan seragam. Tanpa di duganya Adikny, Remaja 2 ikut melepas seragamnya. Diapun melarang adinya tersebut.

44.Remaja 2: Benar Kak, aku juga sudah capek dengan semua ini. 45.Remaja 1: (Mendekati Adiknya) Apa yang kamu lakukan!!!!

46.Remaja 2: Tapi Kak, aku sudah capek... lelah ... lelah ,Kak. 47.Anak 1: (menangis bersungut) Kakak... aku takut kak. 48.Remaja 1: (menahan air mata dan mencoba untuk bijak)

Sudah, cukup adikku...

Kamu Harus tetap melanjutkan sekolahmu. Karena diantara kita harus ada yang bertahan. Supaya kelak Kalian berdua mampu mengankat nama baik keluarga, Karena Negara sudah menantikannya, dimana kalian akan ikut menerbangkan Garuda ini.

Soekarno pernah berkata. Seribu orang tua hanya bisa bermimpi tetapi satu pemuna bisa mengubah dunia. Dan aku yakin kalian berdua mampu

melakukannya untuk kakak.

(lantang) Indonesia butuh pemuda pemuda hebat. Untuk membangun negara dan membangun peradaban.

Dan Aku tidak akan rela Garudaku Kehilangan sayap.

Jika kami gagal Terbang maka Anak-anak kami lah yang akan menerbangkan Garuda Ku.

Lampu padam Selesai

Karya Iswahyudi

Referensi

Dokumen terkait