• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 DAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 DAYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 DAYA OKSIDASI REALTIF DARI HALOGEN

14 OKTOBER 2014 SEPTIA MARISA

1113016200027

ABSTRAK

Unsur golongan VII A, yaitu fluor, klor, brom, dan iod, tidak terdapat bebas di alam, tetapi bersenyawa dengan unsur lain karena reaktif. Karena kereaktifannya yang begitu besar, halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya di alam . Percobaan kali ini menggunakan larutan NaI 0,1 M, larutan NaBr 0,1 M, dan larutan NaCl 0,1 M untuk menguji

kekuatan oksidasi dari unsur halogen (Cl, Br, dan I). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodine sifat oksidator/ pengoksidasi halogen makin

berkurang Urutan daya pengoksidasi ion halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2> I2. Kata Kunci : Halogen, Reaktif, Oksidasi, Klor, Brom, Iod

PENDAHULUAN

Unsur golongan VII A, yaitu fluor, klor, brom, dan iod, tidak terdapat bebas di alam, tetapi

bersenyawa dengan unsur lain karena reaktif. Unsur golongan ini disebut halogen (Yunani: halo

= garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Halogen dalam bentuk

bebas selalu berupa diatomik, karen tiap atom memerlukan satu elektron untuk membentuk

ikatan kovalen. (Syukri, 1999 : 598)

Karena kereaktifannya yang begitu besar, halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk

unsur bebasnya di alam. (anggota terakhir golongan VIIA adalah astatin, suatu unsur radioaktif.

Sifat-sifat yang diketahui hanya sedikit). Fluorin sangat reaktif sehingga unsur ini dapat

menyerang air menghasilkan oksigen. (Chang, 2005 : 251)

Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi pengionan dan keelektronegatifan yang

paling tinggi dari keluarga unsur yang lain. Dari unsur grup VIIA, fluor lah yang paling erat

memegang elektron-elektronnya, dan iod yang paling lemah. (Keenan, 1984 : 228)

Karena keelektronegatifan halogen relatif besar dibandingkan unsur lain, maka halogen

(2)

atas ke bawah. Akibatnya unsur yang di atas dapat mengoksidasi unsur di bawahnya, tetapi tidak

dapat sebaliknya. (Syukri, 1999 : 599)

Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari

dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidanya berubah ke

harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan

dalam proses itu zat itu direduksi (Svehla, 1985). Proses oksidasi memang sering terjadi pada

benda logam yang disimpan terlalu lama. Selain itu proses oksidasi ini juga sedikit banyak

dipengaruhi oleh air dan sinar matahari sehingga benda logam akan cepat mengalami oksidasi.

Oksidasi juga dipengaruhi oleh udara sekitar. Apabila udara disekitar benda lembab, maka proses

oksidasi juga semakin cepat terjadi. (anneahira)

METODOLOGI Alat dan Bahan :

Pada percobaan ini dibutuhkan alat yang menunjang berlangsungnya praktikum, seperti :

2 buah tabung reaksi, 1 buah rak tabung reaksi, 5 buah pipet tetes. Adapun bahan yang

digunakan adalah : 1 mL Larutan NaI 0,1 M , 1 mL Larutan NaBr 0,1 M, 1 mL Larutan NaCl 0,1

M, 1 mL larutan FeSO4, dan 1 mL larutan KSCN.

Langkah kerja :

Memasukkan larutan NaI 0,1 M, larutan NaBr 0,1 M, dan larutan NaCl 0,1 M ke dalam 3

tabung reaksi yang berbeda, masing-masing sebanyak tetes. Menambahkan 5 tetes larutan FeSO4

0,1 M pada masing-masing tabung. Kemudian menambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada

masing-masing tabung, mengocok dan mengamati perubahan yang terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan kali ini menggunakan larutan NaI 0,1 M, larutan NaBr 0,1 M, dan larutan

NaCl 0,1 M untuk menguji kekuatan oksidasi dari unsur halogen (Cl, Br, dan I).Berdasarkan

hasil percobaan, perubahan yang terjadi pada larutan NaI 0,1 M setelah penambahan larutan

FeSO4 0,1 M adalah dari bening menjadi berwarna kuning transparan,, larutan NaBr 0,1 M

(3)

pada NaI dan larutan NaCl 0,1 M setelah penambahan larutan FeSO4 0,1 M adalah menjadi

berwarna kuning pekat.

Perubahan yang terjadi pada larutan NaI 0,1 M, larutan NaBr 0,1 M, dan larutan NaCl 0,1

M setelah penambahan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M berturut-turut adalah jingga dengan sedikit

endapan, berwarna jingga dengan endapan jingga yang semakin bertambah, dan berwarna jingga

pekat dengan endapan jingga yang lebih banyak dari NaI dan NaBr. Penambahan larutan KSCN

berfungsi untuk menguji adanya ion Fe3+ . Jika ada ion Fe3+ makan ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi merah.

Dari hasil pengamatan, tidak ada yang mengalami perubahan warna menjadi merah. Hal

tersebut menandakan tidak adanya ion Fe3+. Tetapi hasil dari larutan NaCl 0,1 M dan NaBr 0,1

M yang telah diberi penambahan larutan FeSO4 0,1 M dan larutan KSCN 0,1 M, adalah yang

paling pekat. Diperkirakan hal ini menandakan bahwa halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+

adalah Cl2 dan Br2 karena memiliki warna yang paling tua, sehingga urutan daya pengoksidasi

halogen menurut percobaan yaitu Cl2 > Br2>I2.

Harga potensial (E° reduksi) dari fluorin sampai iodine makin berkurang.

a. F2 (g) + 2e-→ 2F-(aq) E° = + 2,87 Volt

b. Cl2 (g) + 2e-→ 2Cl-(aq) E° = + 1,36 Volt

c. Br2 (g) + 2e-→ 2Br-(aq) E° = + 1,07 Volt

d. I2 (g) + 2e-→ 2I-(aq) E° = + 0,51 Volt

Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodine sifat

oksidator/ pengoksidasi halogen makin berkurang (Petrucci,1993).

Dari persamaan reaksi tersebut, ternyata reaksi yang menghasilkan potensial elektroda

(E0) positif hanya Cl2 dan Br2, sedangkan I2 menghasilkan E0 negatif sehingga halogen yang

diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ hanya Cl2 dan Br2. Urutan daya pengoksidasi ion

halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2> I2. Ini sesuai dengan teori yang ada dan menunjukkan

(4)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut ::

1.Pada golongan halogen dalam 1 periode berdasarkan kenaikan nomor atom nilai

keelektronegatifanya semakin kecil.

2.Unsur halogen yang letaknya lebih atas dapat mengoksidasi unsur halogen yang terletak

di bawahnya dan tidak berlaku sebaliknya

3.Tidak ada ion Fe3+ dalam larutan NaI 0,1 M, larutan NaBr 0,1 M, maupun larutan NaCl

0,1 M.

4.Halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ adalah Cl2 dan Br2 karena memiliki warna

yang paling tua.

5.Urutan daya pengoksidasi ion halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2> I2.

DAFTAR PUSTAKA

Anneahira. Oksidasi. http://www.anneahira.com/oksidasi-adalah.htm

Diakses pada tanggal 15 Oktober 2014 pukul 09.09 WIB

Chang, Raimond. 2000. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Keenan, Charles W, Donal C. Kleinfelter, dan Jesse H. Wood. 1984. Ilmu Kimia untuk

Universitas Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1993. Kimia Dasar Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB.

Svehla, G. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.

Kalman Media Pusaka. 1985

LAMPIRAN

(5)

FeSO4

(5 tetes)

KSCN

(1 tetes)

1 NaCl (Cl2) Kuning sangat Pekat

Menjadi jingga sangat pekat

dan terbentuk endapan yang

sangat banyak

2 NaBr (Br2) Kuning pekat

Menjadi jingga, namun

kurang pekat dari NaCl dan

terbentuk juga endapan

Persamaan reaksi antara halogen dengan ion besi (II) sebagai berikut:

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Skin traksi adalah menarik bagian tulang yang patah dengan menempelkan pleter langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk, membentuk menimbulkan spasme otot pada

Dalam makalah ini, analisis sensitivitas trayektori digunakan sebagai ukuran stabilitas sistem untuk menentukan besarnya pergeseran daya antar pembangkit berdasarkan

Selain berdasarkan hasil wawancara, peneliti juga menemukan fakta serupa dari hasil dokumentasi, yaitu tujuan dilakukannya relokasi ini berdasarkan Surat Keputusan

Dengan dikembangkan pembelajaran fisika dengan metode yang bervariasi dan menarik serta disesuaikan dengan kecerdasan yang dimiliki, siswa merasa dihargai kemampuannya

Perlindungan pernapasan Jika ventilasi tidak memadai, kenakan peralatan pernapasan yang sesuai. Perlindungan Tangan Sarung tangan

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Untuk memilih titik yang sudah ada dalam internal memori tekan panah kiri kanan pada PtID , bila ingin mencari dalam memori masukkan nama titik yang akan di stake out pada Search,

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA