• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 12 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 12 TAHUN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi : perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional,dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental. Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukanuntuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancanganpembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswasehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Santrock, 2003). Masa remaja juga merupakan suatu masa perkembangan yang penuh dengan berbagai tantangan baik itu dari segi fisik maupun segi psikis. Dari kesimpulan diatas dapat kita lihat bahwa masa remaja sangat rentan akan berbagai masalah, baik dalam perkembangan fisik, perkembangan psikis, perkembangan bahasa dan perkembangan sosialnya. Permasalahan yang terjadi pada remaja sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perubahan dari dalam diri dan sosialnya.

Perkembangan sosial remaja sangat penting bagi kehidupan remaja selanjutnya. Perkembangan sosial mempengaruhi remaja dalam hubungan sosialnya dengan teman sebaya dan orang tua dan yang paling essensial dari perkembangan sosial remaja adalah pencarian identitas atau jati diri. Apabila perkembangan sosial tidak mengalami kesuksesan maka remaja tidak akan dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sosialnya dengan baik, sehingga pada masa dewasa akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya.

B. RUMUSAN MASALAH

(2)

1) Aspek-aspek apa saja yang terdapat dalam perkembangan remaja? 2) Apa ciri khas remaja awal ?

3) Apa saja tugas dan perkembangan remaja? 4) Bagaimana pendidikan anak usia remaja awaL

C. TUJUAN

Dalam penulisan makalah ini tentunya kami mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut : 1) Mengetahui dan memahami aspek-aspek perkembangan pada remaja?

2) Mengetahui ciri khas remaja awal?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN REMAJA

Perkembangan (Development) adalah pola perubahan yang dimulai sejak masa pembuahan dan terus berlangsung selama masa hidup. Sebagian masa perkembangan melibatkan proses pertumbuhan, pola perkembangan bersifat kompleks karena pola perkembangan melibatkan sebuah proses. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihanan pada masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.

Masa Remaja (Adolescence) sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa,yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,kognitif dan sosio-emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa. Sebetulnya , masa depan dari seluruh budaya tergantung pada seberapa efektifnya pengasuhan itu (Larson dkk,2002).

Menurut monopka (pikunas, 1976) merasa remaja ini meliputi : a) remaja awal : 12-15 tahun;

b) remaja madya: 15-18tahun, c) remaja akhir : 19-22tahun.

(4)

memahami lebih lanjut tentang remaja, pada uraian berikut dapat dipaparkan mengenai karakteristik aspek-aspek perkembangannya.

1. Aspek fisik

Sejak manusia lahir sebenarnya sudah hormon tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan (Monk dkk, 1982 : 222). Pertumbuhan organ –organ itu tidaklah sama. Pertumbuhan tinggi atau panjang tubuh pria dan wanita hingga umur 9 tahun dapat dikatakan berjalan sama. Sesudah itu mulai permulaan percepatan pertumbuhan pada wanita, sedangkan percepatan pada anak pria lebih kemudian. menurut Nicolsen dan hanley , yang ditulis Dadang Sulaiman (1995 : 27) , pertumbuhan maksimum yang dicapai anak wanita terjadi pada usia rata- rata 11,5 dan 13,8 tahun, pada anak pria artinya pada anak pria artinya pada usia kronologis terjadi penambahan ukuran tinggi badan yang paling besar.

Secara fisik, masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual. Remaja pria mengalami pertumbuhan pada organ testis, penis pembuluh mani, dan kelenjar prostat. Matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja pria mengalami mimpi basah. Sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium. Ovarium menghasilkan ova (telur) dan mengeluarkan hormon-hormon yang diperlukan untuk kehamilan, dan perkembangan seks sekunder. Matangnya organ-organ seksual memungkinkan wanita remaja untuk mengalami menstruasi. Fase remaja ini merupakan masa terjadinya banjir hormon, yaitu zat-zat kimia yang sangat kuat, yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar endoktrin dan dibawa keseluruh tubuh olehaliran darah. Konsentrasi hormon-hormon tertentu meningkat secara dramatis selama masa remaja, seperti hormon testosteron dan estradiol.

2. Aspek Intelektual (kognitif)

(5)

3. Aspek Emosi

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumnbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-persaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti: rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim denagn lawan jenis. Dalam budaya Amerika, periode ini dipandang sebagai masa Strom & Stress, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan terealisasi dan kehidupan sosial budaya orang dewasa. (Pinukas,1976).

4. Aspek Sosial

Pada masa ini perkembangan sosial cognition, yaitu keampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap confomity (konformitas), yaitu kecenderungan untuk meniru, mengikuti, opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby) atau keinginan orang lain. Perkembangan konfomitas ini dapat berdampak positif atau negatif bagi remaja sendiri, tergantung kepada siapa atau kelompok mana dia melakukan konformitasnya.Terkait dengan hali ini, Luskin Pikunas(1976;257-259) mengemukskan pendapat McCandlesdan Evans yang berpendapat bahwa masa remaja akhir ditandai oleh keinginannya untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar diterima oleh teman sebaya, orang dewasa dan budaya.

5. Aspek Kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembangnya self-identity (kesadaran akan identitas atau jati dirinya). Remaja dihadapkan kepada berbagai pertanyaan: ”who am i, siapa saya?” (keberadaan diriya), akan menjadi apa saya? Apa peran saya dan mengapa saya harus beragama?.

(6)

6. Kesadaran Beragama

Pikunas(1976) mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas utama perkembangan remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara unversal. Pendapat ini menunjukkan tentang pentingnya remaja memilki landasarn hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang bersumber dari agama. Terkait dengan kehidupan beragama remaja, ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan. Proses kesadaran beragama remaja itu dipaparkan pada uraian berikut:

a. Masa Remaja Awal (usia 13-16 tahun )

Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, yaitu dengan mulai tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang terkait dengan matangnya organ-organ seks, yaitu: ciri primer (menstruasi pada anak wanita dan mimpi pertama pada remaja pria) dan ciri sekunder (tumbuh kumis, jakun, dan bulu-buli disekitar kemaluan pada remaja pria dan membesarnya buah dada/payudara, membesarnya pinggul dan tumbuhnya bulu-bulu disekitar kemaluan pada remaja wanita). Kegoncangan dalam keagamaan ini mungkin muncul karena disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

1) Faktor Internal,

Matangnya organ-organ seks yang mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun disisi lain dia tahu perbuatan itu dilarang oleh agama. Berkembangnya sikap independen, keinginan untuk hidup bebas, tidak mau terikat dengan norma-norma keluarga, sekolah atau agama.

2) Faktor Ekternal

(7)

b. Masa Remaja Akhir (usia 17-21 tahun )

Secara psikologis, pada masa ini emosi remaja sudah mulai stabil dan pemikirannya mulai matang. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah melibatkan diri kedalam kegiatan keagamaan. Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya.

Masa remaja awal disebut juga dengan periode PUERAL (prapubertas atau pubertas awal). Pada periode ini berbagai macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat “tersimpan”, belum mekar atau belum terpakai. Masa Pueral atau pra pubertas ini ditandai dengan berkembangnya tenaga fisik yang melimpah-limpah. Kondisi ini menyebabkan tingkah laku anak nampaknya kasar, canggung, brandal, kurang sopan, liar dan lain sebagainya.

Pada masa ini pula pertumbuhan jasmani berkembang sangat pesat. Anak jadi cepat besar, bobot badannya cepat naik dengan pesat dan tubuhnya bertambah panjang dengan cepat pula. Makanya, banyak sekali, terutama anak laki-laki dan aktifitasnya mekin meningkat. Bersamaan dengan pertumbuhan jasmani yang cepat inilah, berlangsung pula proses perkembangan intelektuanya yang intensif, sehingga minat anak untuk mengetahui dunia luar sangat besar. Perkembangan intelektual ini, akan membangun berbagai macam fungsi psikis dan rasa ingin tahu rokhaniyah (Psychological Curiousity), sehingga tumbuh motivasi yang kuat untuk mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman baru. Minat anak puer sering mengarah kepada hal-hal yang kongkrit dan menguasai teori-teori yang abstrak.

B. Ciri-Cira Khas Remaja Awal (PUER)

Remaja awal (Puer) selain mengalami perkembangan jasmani dan psikisnya, mempunyai ciri-ciri kahs sebagai berikut :

1. Anak puer menganggap dirinya “ Anak besar ” dan tidak mau disebut “ kanak-kanak dan kecil ”, walaupun ia belum bisa meninggalkan sifat dan krakter kekanak-kanakannya. Sikapnya realistis dan sadar “nuchter”. Ia belum memperdalam isi kejiwaan sendiri, tetapi lebih aktif menengok ke dunia luar.

(8)

periode ini. Energi yang keluar melimpah dan memanifestasikan diri dalam bentuk keberanian, keriangan, kericuhan, perkelahian dan mengolok-olok atau saling mengganggu antar sesamanya. Juga mempunyai sifat ketus, cerewet bahkan keinginan yang menggebu-gebu untuk menarik perhatian orang lain (dipuji orang lain).

3. Anak Puer juga mempunyai khas suka bermulut besar, ”ngibul”, menyombongkan diri, beraksi dan sesumbar, pamer atas kekuatan dirinya. Kalau gadis, ia ingin menonjolkan kecantikan dirinya, cerewet, eksklusif, ketus dan lain-lain yang pada akhirnya sering muncul rasa EGO-nya.

C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA

a)Perkembangan Fisik Pada Remaja

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya. Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.

(9)

sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.

Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut : Perempuan

1) Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)

2) Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun) 3) Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)

4) Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn) 5) Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)

6) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak) Laki-laki

1) Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)

2) Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun) 3) Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)

4) Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)

5) Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis) 6) Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)

7) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

b) Perkembangan sosial pada remaja

(10)

Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur, Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja, juga terselip pemikiran pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

(11)

Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota kelompok belajar berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi kelompok. Penyesuaian dalam kelompok kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan remaja berbeda jenis sekalipun, tetap menjadi permasalahan yang cukup berat. Di dalam proses penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan emosiaonal mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian akan kekuarngan masing-masing dan upaya menahan sikap menonjolakn diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya, diperlukan tindakan intelektual yang tepat dan kemapuan menyeimbangkan pengendalian emosional. Dalam hubungan sosial yang lebih khusus, yang mengarah kepemilihan pasangan hidup, pertimbangan faktor agama dan suku ini bukan saja menjadi kepentingan masing-masing individu yang bersangkutan, tetapi dapat menyangkut kepentingan keluarga dan kelompok yang besar (sesame agama atau sesame suku).

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilik teman hidup.

4. Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

(12)

jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.

6. Pergaulan remaja banyak diwujudk/an dalam bentuk kelompok – kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.

7. Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya : keluarga,kematangan anak,status sosial ekonomi keluarga,tingkat pendidikan,dan kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.

D. TUGAS DAN PERKEMBANGAN REMAJA

Tugas-tugas perkembangan masa remaja merupakan suatu peralihan dari masaa kanak- kanak menuju dewasa. Adapun ciri-ciri dari masa remaja antara lain pertumbuhan fisik yang cepat, emosi yang tidak stabil, perkembangan seksual sangat menonjol, cara berpikir kausalitas ( hukum sebab akibat) dan terikat pada kelompoknya (Kriswandaru, 2003).

Adapun tugas perkembangan yang harus dilalui para remaja, antara lain mampu menerima keadaan fisiknya, mencapai kemandirian secara emosi, memperluas hubungan dengan tingkah laku sosial yang lebih dewasa, mengetahui serta menerima kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki, membentuk nilai moral sebagai dasar untuk berperilaku (Soetjiningsih, 2004)

Tugas perkembangan menurut Havighurs dalam Gunarsa (1991) antara lain:

1) Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan

2) Memperoleh peranan sosial

3) Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan evektif

4) Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya 5) Mencapai kepastian dan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri

(13)

Pada umunya masa remaja dapat dibedakan 2 periode,yaitu: 1) Periode masa puber usia 12-18 tahun

a) Masa Pra pubertas : peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:

(1) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi. (2) Anak mulai bersikap kritis

b) Masa pubertas usia 14-16 tahun : masa remaja awal Cirinya :

(1) Mulai cemas dan bingung dengan perubahan fisiknya (2) Mulai memperhatikan penampilan

(3) Sikapnya tidak menentu / plin-plan

(4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c) Masa akhir pubertas 17-18 tahun :peralihan darimasa pubertas ke masa adolesen Ciinya :

(1) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi keadaan psikologinya belum tercapai sepenuhnya

(2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dibandingkan laki-laki

2) Periode Remaja Adolesen usia 19-21tahun Cirinya :

a) Perhatiannya tertutup pada hal-hal realitis b) Mulai menyadari akan realitas

c) Sikapnya mulai jelas tentang hidup d) Mulai nampak bakat dan minat

E. PENDIDIKAN ANAK USIA REMAJA AWAL

(14)

yang harus dimiliki. Hal ini lah yang membimbing remaja menentukan pilihan jenis pendidikan yang diikuti.

Remaja usia 13-14 tahun atau pada usia awal dimana jenjang pendidikan berada pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) mereka mulai mengenal sistem baru dalam sekolah. Hal ini menunjukkan perlunya kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi beragam. Begitu pula anak mulai mengenal beragam berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari dengan berbagai karakteristiknya. Di SLTP belum ada masalah pemilihan jurusan tetapi untuk SLTA yaitu saat anak berusia sekitar 15-18 tahun. Oleh karena itu, remaja seperti “ditantang” untuk mampu mengatasi problem keanekaragaman tersebut dan mampu menempatkan dirinya denagan tepat dan harmonis.

1) Lingkungna Pendidikan di Keluarga

(15)

2) Lingkungan Pendidikan di Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan alami kedua yang dikenal anak-anak. Anak remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai norma dan keragamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan dan diikuti oleh anggota masyarakat, dan dengan demikian para remaja perlu memahami hal itu. Sehubungan dengan itu, maka tidak jarang para remaja memiliki perbedaan pandangan dengan para orang tua, sehingga norma dan perilaku remaja dianggap tidak sesuai dengan norma masyarakat yang sedang berlaku. Hal ini tentu sajaakan berdampak pada pembentukan pribadi remaja. Perbedaan ini dapat mendorong pararemaja untuk membentuk kelompok-kelompok sebaya yang memiliki kesamaan pandangan. Di balik itu di dalam masyarakat terdapat tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh kuat terhadap pola hidup masyarakatnya. Namun hal itu terkadang tidak mampu mempengaruhi kehidupan remaja, akibatnya para remaja kadang-kadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan masyarakat, atau para remaja dengan sengaja menghindar dari aturan dan ketentuan masyarakat.

Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyarakat banyak membentuk ataumendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban-paguyuban atau kursus-kursus yang secara sengaja disediakan untuk anak remaja dalam upaya mempersiapkan hidupnya dikemudian hari. Kursus-kursus yang dimaksud pada umumnya berorientasi kepada dunia kerja. Namun, banyak kelompok kegiatan atau kursus-kursus yang dibangun masyarakat tersebut kurang menarik perhatian remaja; oleh para remaja apa yang disediakan itu dinilainya tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Kondisi semacam itu banyak merangsang pemikiran remaja yang responnya belum tentu positif. Banyak kelompok remaja yang membayangkan masa depannya suram dan mereka membentuk kelompok

yang diberi nama “Madesu”. 3) Lingkungan Pendidikan di Sekolah

(16)
(17)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihanan pada masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja.Pada saat perkembangan remaja meliputi aspek fisik, sosial, bahasa, emosi dan karir. Remaja juga masih butuh bimbingan dari orang tua, guru, teman dan masyarakat agara mampu menjalankan tugas-tugas perkembangannya dengan baik.

B. SARAN

(18)

DAFTAR PUSTAKA

King, A. Laura . 2007 . Psikologi Umum. Jakarta : Salemba Humanika. Santrock, W. John . 2007. Remaja. Jakarta : Erlangga.

http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-bahasa-masa-remaja.html http://kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-psikologi-remaja/

http://remajasampit.blogspot.com/2012/02/karakteristik-perkembangan-remaja-ppd.html http://edwinmunip.blogspot.com/2013/10/aspek-aspek-perkembangan-remaja.html

Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipt. Andi Mappiare. 1982. Psikologi Remaja.Surabaya:Usaha Nasional.

Dadang Sulaiman. 1995. Psikologi Remaja Dimensi – Dimensi Perkembangan. Bandung : Mandar Maju.

Elida Prayitna. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud.

Gunarsa, D. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BK Gunung Mulia.

Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan Edisi ke lima. Jakarta : Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

mengapa pada beberapa anak-anak dan anak remaja lebih bersikap agresif dibanding yang lain:. (1) norma-norma dan nilai-nilai yang dipakai oleh masyarakat dan cabang

Pra-remaja merupakan masa di mana anak akan mengalami berbagai macam perubahan pada dirinya. Salah satu peristiwa yang dialami oleh perempuan pada usia pra-remaja

1) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik anak berdasarkan berjenis kelamin sebagian besar anak berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 anak. Pada

Lingkungan yang menjadi eks lokalisasi terdapat tidak sedikit anak-anak didalamnya oleh karenanya banyak anak-anak yang terkena imbas dari berlangsungnya kegiatan

Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah

Tahapan kemampuan membilang anak berdasarkan tugas perkembangan meliputi berbagai karakteristik perilaku pada setiap aspek perkembangannya. Anak usia 4-5 tahun pada

untuk anak usia dini, masih banyak anak di desa Simarhompa khususnya anak usia dini yang memiliki kemampuan sosial emosional kurang baik di mata masyarakat, dimana anak

Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenal benda dengan mengelom- pokkan berbagai benda di lingkungan- nya berdasar- kan ukuran, pola, fungsi, sifat, suara,